Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas laporan akhir praktek kerja lapangan dengan judul Laporan Hasil Akhir
Praktek Kerja Lapangan di RS Harapan Bunda. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi
tugas akhir praktek kerja lapangan di RS Harapan Bunda.
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh radiographer yang telah
membimbing dan membantu saya dalam menyelesaikan tugas laporan ini, serta teman-teman
yang telah membantu dalam memberikan informasi dan pengetahuan yang mereka miliki.
Dengan adanya laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi atau ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi para mahasiswa dan mahasiswi khususnya Jurusan Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II.
Laporan ini tidak luput dari sebuah kekurangan dan juga kesalahan. Oleh karena itu, saya
sangat membutuhkan saran dan kritik yang bersifat membangun laporan ini menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
....
BAB I : PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Latar Belakang
.
Priofil Rumah Sakit .
Durasi dan Lokasi PKL
.
Rumusan Masalah
.
Tujuan Penulisan
.
Manfaat Penulisan
.
3
3
4
4
5
5
Anatomi Fsiologi
.
Macam Macam Fraktur
.
Patofsiologi .
Teknik Pemeriksaan .
: HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Pasien
.
B. Prosedur Pemeriksaan
.
BAB IV
6
9
12
12
16
16
: PENUTUP
A. Kesimpulan ..
B. Saran ..
DAFTAR PUSTAKA
20
20
..
21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
Radiodiagnostik merupakan salah satu cabang dari radiologi yang bertujuan untuk
membantu pemeriksaan dalam bidang kesehatan, yaitu untuk menegakan diagnose suatu
penyakit melalui pembuatan gambar yang disebut dengan radiograf. Pemeriksaan dengan
memanfaatkan sinar-X mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak pertama kali
ditemukan pada tanggal 8 Nopember 1895 oleh Wilhelm Conrad Rontgen. penemuan ini
merupakan suatu refolusi dalam dunia kedokteran karena dengan hasil penemuan ini
dapat digunakan untuk pemeriksaan bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak
pernah tercapai. Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sekarang
di dunia radiologi sudah banyak perkembangan.
Pemeriksaan ossa antebrachi adalah salah satu pemeriksaan radiologi tanpa
menggunakan media kontras. Indikasi pada ossa yang sering terjadi adalah fraktur.
fraktur adalah discontinuitas dari jaringan tulang (patah tulang) yang biasanya disebabkan
oleh adanya kekerasan yang timbul secara mendadak. Fraktur antebrachi merupakan
suatu patahan pada lengan bawah yaitu pada tulang radius dan ulna dimnana kedua tulang
tersebut mengalami patahan. Dibagi atas tiga patahan yaitu bagian proksimal, medial
serta distal dari kedua corpus tulang tersebut.
Menurut Ballinger (2003), proyeksi dasar yang digunakan pada pemeriksaan
radiografi ossa antebrachi adalah proyeksi antero posterior (AP) dan Lateral.
B. Profil Rumah Sakit
Rumah Sakit Harapan Bunda diresmikan pada tgl. 29 Agustus 1984, dan kini RS.
Harapan Bunda sudah 30 tahun berkarya dan melayani masyarakat dari semua lapisan
ekonomi
Komitmen kami untuk melayani masyarakat menjadikan Rumah Sakit Harapan
Bunda Baru menjadi salah satu rumah sakit rujukan di Jakarta.
Pelayanan Terpadu Rumah Sakit Harapan Bunda merupakan unit pelaksana teknis
yang berada dibawah naungan RS Harapan Bundadengan memberikan pelayanan yang
Ramah Cepat Tepat Informatif dengan Hati dan Bertanggung jawab.
Dengan kapasitas poli spesialis dan didukung oleh dokter spesialis dan sub
spesialis berbagai multidisiplin ilmu Rumah Sakit Harapan Bunda mampu menangani
kasus yang semakin kompleks. Komitmen kami adalah memberikan tatalaksana terbaik
bagi pasien.
Layanan Terpadu Kami :
1. Pelayanan 24 Jam
2. Ragam Spesialis Klinik
3. Jakarta timur Eye Centre
4. Harapan Bunda Dental Centre
5. Radiologi
C. Durasi PKL
Waktu
: 17 November 2014 6 Desember 2014
Tempat: RS Harapan Bunda
D. Rumusan Masalah
Bagaimana prosedur pemeriksaan ossa antebrachi dengan indiksi fraktur di
Instalasi Radiologi RS Harapan Bunda ?
E. Tujuan Penulisan
a. Menambah pengetahuan tentang teknik pemeriksaan radiografi ossa antebrachi
dengan proyeksi AP dan Lateral pada kasus Fraktur yang dilakukan di RS
Harapan Bunda.
b. Dapat mengetahui dan melakukan teknik pemeriksaan radiografi ossa antebrachi
c. Dapat menerapkan kaidah proteksi radiasi dalam pemeriksaan ossa antebrachi
d. Memenuhi tugas laporan praktek kerja lapangan I di RS Harapan Bunda
F. Manfaat Penulisan
a. Terhadap Penulis
Untuk memenuhi tugas Laporan Kasus PKL serta menambah wawasan
pengetahuan bagi penulis terutama tentang teknik pemeriksaan Ossa Antebrachii.
b. Terhadap Rumah Sakit
Dengan hasil laporan kasus ini dapat memberi masukan dan saran yang berguna
bagi rumah sakit, dalam hal ini instalasi radiologi pada umumnya dan radiografer
pada khususnya mengenai teknik pemeriksaan Ossa Antebrachi dengan kasus
fraktur.
c. Terhadap Pembaca
Memberikan gambaran yang jelas tentang teknik pemeriksaan Ossa Antebrachii
dengan kasus fraktur.
BAB II
DASAR TEORI
A. Anatomi
Antebrachi terdiri dari dua tulang panjang yaitu radius dan ulna, namun kita harus
memperhatikan syarat pada setiap pemeriksaan tulang panjang, selain objek inti yang kita
foto, kedua persendian tulang harus tampak. Jadi pada pemeriksaan ossa antebrachi kita
juga perlu mengetahui tulang carpal yaitu sendi bawah pada pergelangan tangan dan juga
sedi siku yaitu 1/3 distal humerus.
a. Radius
Radius adalah tulang di sisi lateral lengan bawah. Merupakan tulang pipa dengan
sebuah batang dan dua ujung dan lebih pendek dari pada ulna.
bawah.
Batangnya
dan lebih panjang dari radius atau tulang pengumpil. Kepala ulna ada di sebelah
ujung bawah.
Ujung atas ulna
Kuat dan tebal, dan masuk dalam formasi
sendi siku. Prosesus olekranon menonjol ke
atas di sebelah belakang dan tepat masuk di
dalam fossa olekranon dari humerus. Prosesus
koronoideus dari ulna menonjol di depannya,
lebih kecil dari pada prosesus olekranon dan
tepat masuk di dalam fossa koronoid dari
humerus bila siku dibengkokan.
Batang ulna
Makin mendekati ujung bawah
makin
gerakan
dari
pergelangan
multipel
Keadaan ini dinamakan suatu multipel apabila terdapat lebih dari satu
fraktur complete pada satu tulang panjang.
e. Fraktur avulse
Fraktur avulsi memisahkan suatu fragmen tulang pada tempat insersi
tendon maupun ligamen. Biasanya tidak ada pengobatan spesifik yang
diperlukan. Namun, bila diduga akan terjadi ketidakstabilan sendi atau
hal-hal lain yang menyebabkan kecacatan, maka perlu dilakukan
pembedahan untuk membuang atau meletakkan kembali fragmen tulang
tersebut.
f. Chip Fracture
Fraktur ini sejenis dengan avultion fracture, tetapi hanya sedikit fragmen
dari sudut tulang yang terlepas, sering terjadi pada tulang-tulang pendek
pada phalanges.
2. Incomplete fracture
Dinamakan suatu fraktur inkomplet bila tidak semua struktur tulang terputus. Ini
hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan radiologis.
Ada beberapa golongan fraktur inkomplet :
a. Green stick fracture
Adalah fraktur tidak sempurna dan sering terjadi pada anak-anak. Korteks
tulangnya sebagian masih utuh, demikian juga periosteum. Fraktur-fraktur
ini akan segera sembuh dan segera mengalami re-modelling ke bentuk dan
fungsi normal.
b. Impacted fracture
Pada fraktur ini bagian fraktur dari tulang masuk ke bagian fragmen
lainnya. Garis fraktur terlihat sebagai garis dens dan disertai terjadinya
pemendekan tulang.
c. Fraktur kompresi
Fraktur kompresi terjadi ketika dua tulang menumbuk tulang ketiga yang
berada diantaranya, seperti satu vertebra dengan dua vertebra lainnya.
Fraktur pada korpus vertebra ini dapat didiagnosis dengan radiogram.
Pada
orang
muda
fractur
kompresi
dapat
disertai
perdarahan
d. Fraktur patologik
Fraktur patologik terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi
lemah oleh karena tumor atau proses patologik lainnya. Tulang seringkali
menunjukkan penurunan densitas. Penyebab yang paling sering dari
fraktur-fraktur semacam ini adalah tumor baik primer atau tumor
metastasis.
e. Fraktur traumatis
Pada keadaan ini struktur tulang adalah normal akibat suatu benturan
menyebabkan suatu fraktur.
f. Fraktur beban lainnya
Fraktur beban terjadi pada orang-orang yang baru saja menambah tingkat
aktivitas mereka. Pada saat gejala timbul, radiogram mungkin tidak
menunjukkan adanya fraktur. Tetapi, biasanya setelah 2 minggu, timbul
garis-garis radio-opak linear tegak lurus terhadap sumbuh panjang tulang.
Fraktur semacam ini akan sembuh dengan baik jika tulang itu
diimobilisasi selama beberapa minggu. Tetapi jika tidak terdiagnosis,
tulang-tulang itu dapat bergeser dari tempat asalnya dan tidak menyembuh
dengan seharusnya. Penderita semacam ini harus dianjurkan untuk
memakai alat proteksi seperti tongkat, atau bidai gips yang tepat. Setelah 2
minggu, harus dilakukan pemeriksaan radiografi.
C. Patofisiologi
Apabila tulang hidup normal mendapat tekanan yang berlebihan, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan tersebut
mengakibatkan jaringan tidak mampu menahan kekuatan yang mengenainya. Maka
tulang menjadi patah sehingga tulang yang mengalami fraktur akan terjadi perubahan
posisi tulang, kerusakan hebat pada struktur jaringan lunak dan jaringan disekitarnya
yaitu ligament, otot, tendon, pembuluh darah dan persyarafan yang mengelilinginya
(Long, B.C, 1996).
Periosteum akan terkelupas dari tulang dan robek dari sisi yang berlawanan pada
tempat terjadinya trauma. Ruptur pembuluh darah didalam fraktur, maka akan timbul
nyeri. Tulang pada permukaan fraktur yang tidak mendapat persediaan darah akan mati
sepanjang satu atau dua millimeter.
11
posisi
supinase,
12
Tampilan Struktur :Sebuah proyeksi AP antebrachi menunjukkan elbow joint, radius dan
ulna, dan baris tulang karpal proksimal sedikit mengalami
pemendekan.
Kriteria Evaluasi :
13
14
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Permintaan
Klinis
: M. Bintang
: 14 Tahun
: Laki - laki
: Antebrachi
: Fraktur
B. Prosedur Pemeriksaan
1. Persiapan Pasien
15
16
Proyeksi
Lateral
(Lateromedial)
Posisi Pasien
Posisi objek
Tampilan Struktur
: Proyeksi lateral menunjukkan
antebrachi, elbow joint, dan baris proksimal tulang carpal.
Kriteria Evaluasi
:
Pergelangan tangan dan
tulang
dari
C. Analisa
Tampak terpasang fiksasi interna pada bagian distal radius sinistra
Kedudukan tampak baik
Reposisi eksterna
Fragmen fraktur tampak sudah menyatu dengan minimal pembentukan callus
Ulna sinistra tampak baik
Tak tampak lesi litik/blastik maupun dislokasi pada tulang-tulang
Tak tampak penyempitan sela sendi
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan kasus Ossa Antebrachi dengan indikasi Fraktur di Instalasi
Radiologi RS Harapan Bunda dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan pemeriksaan Antebrachi posisi AP (Antero-Posterior) dan Lateral telah
terjadi perbaikan pada distal radius sinistra.
2. Pemasakan fiksasi interna membuat fraktur sudah tampak menyatu dengan
minimal pembentukan callus
3. Foto proyeksi AP dan Lateral sudah cukup menegakan Diagnosa pada
pemeriksaan tersebut.
B. Saran
19
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan sehubungan dengan penulisan laporan kasus
ini adalah
1. Untuk petugas radiasi saat melakukan pemeriksaan selalu menjaga komunikasi
yang baik dengan pasien.
2. Proteksi radiasi bagi pasien, karena yang di rontgen hanyalah bagian tangan
sehingga pasien harus diberikan apron sebagai proteksi dari radiasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ballinger, Philip W. 2003. Merrills Atlas of Radiographic Position & Radiologic Prosedures
volume one. USA: Mosby.
http://fachri-rizal.blogspot.com/2011/10/prosedur-pemeriksaan-ossa-antebrachii.html
http://www.rsi.co.id/index.php/tentang-kami/sejarah
http://ubpreneur.com/pengertian-anatomi-antebrachii.php
20