Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. A
Umur
: 24 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
: Swasta
Alamat
Timur
Suku bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: STM
: 23.12
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: E4V5M6
Tanda vital
Nadi
: 80x/menit
Suhu
: 36,5oC
Pernapasan
: 20x/mnt
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : normocephali, deformitas (-), rambut hitam tersebar merata, tidak
mudah dicabut
Mata
: CA -/-, SI -/-, oedem palpebra -/-, refleks cahaya langsung +/+, refleks
cahaya tidak langsung +/+
Telinga
: nyeri tekan tragus (-), liang telinga lapang +/+, refleks cahaya +/+
Hidung : deformitas (-), deviasi septum (-), secret (-), darah (-), konka hiperemis
dan hipertrofi -/Mulut
: bibir normal, tidak terdapat kelainan, tidak terdapat karies, trismus (-),
lidah kotor (-), sariawan (-), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1 tenang.
Leher
: KGB dan tiroid tidak teraba membesar
Thoraks :
Bentuk simetris kanan kiri, tidak ada rongga thoraks yang tertinggal gerak
napasnya, fokal fremitus +/+ sama kuat kanan dan kiri
Jantung
: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru
: suara napas vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/Abdomen : supel, datar, timpani, bising usus (+), nyeri tekan (-), nyeri lepas (-),
hepar lien tidak teraba membesar
Ekstremitas :
Akral hangat
Oedem -
STATUS GENERALIS
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS LOKALIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
Hemoglobin
14,3 mg/dl
Hematokrit
42%
40 - 50%
Leukosit
12500 /L
5000 10000 /L
Trombosit
368000 /L
150000
SGOT
12,2 U/L
/L
10,00 35,00 U/L
SGPT
9,8 U/L
Glucose Random
95 mg/dl
70 200 mg/dl
HBSAg Titer
0,459
<1,000
Non Reactive
400000
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
14,5 mg/dl
Hemoglobin
04.12)
Hemoglobin
06.25)
Bleeding Time
2,30 menit
Cloatting Time
4,30 menit
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen Femur
Dextra
KESAN:
Fraktur 1/3 distal femur
dextra dengan over riding
dislokasi fragmen fraktur
proximal ke arah dorsal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KESAN:
Masih dalam batas normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen Thorax
KESAN:
Masih dalam batas normal
RESUME
Pasien datang ke IGD RSIJPK pada tanggal 21 Juni 2015, pukul 23.12
karena terjatuh dari motor 30 menit SMRS. Pasien mengalami
kecelakaan lalu lintas saat melintasi tikungan, dengan kecepatan motor
yang dibawa oleh pasien 100km/jam. Saat terjatuh, kaki kanan pasien
menabrak trotoar. Pasien merasakan nyeri pada kaki kanannya, dan tidak
dapat digerakkan. Terlihat luka terbuka pada lutut kanan, dan tampak
tulang patah keluar dari luka tersebut. Darah terus mengalir, dan nyeri
dirasakan semakin hebat. Pasien juga mengeluh nyeri tangan kanan nya
jika digerakkan. Saat mengendarai motor, pasien menggunakan helm.
Pasien ditolong oleh warga sekitar, dan dibawa ke IGD RS Islam Pondok
Kopi dengan menggunakan taxi. Pasien tidak mempunyai riwayat batuk
lama, hipertensi, diabetes melitus, asma, sakit jantung, sakit paru, alergi
obat serta makanan, riwayat operasi, dan riwayat dirawat di rumah sakit
sebelumnya. Pada keluarga juga tidak mempunyai riwayat batuk lama,
hipertensi, diabetes melitus, asma, sakit jantung, sakit paru, alergi obat
serta makanan. Pasien mempunyai kebiasaan merokok. Pasien mengaku
jarang berolahraga, jarang mengkonsumsi sayur, buah-buahan, dan air
putih.
RESUME
DIAGNOSIS
KERJA
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
Ad Vitam
: Dubia ad Bonam
FOLLOW UP
Tanggal/ Hari
Perawatan
Lemas, nyeri
pada daerah
bekas operasi
TSS/CM
TTV:
TD: 100/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Status Generalis: dbn
Status Lokalis:
Regio cruris dextra: tampak
luka bekas operasi tertutup
verban, rembes (-)
Laboratorium (22/06/15):
Hb: 9,6 mg/dl
-IVFD Asering
-Petidin
50mg
(bila
kesakitan)
-Elpicef 2x1gr
-Fendex 3x500mg
-Transamin 3x1 ampul
Non Medikamentosa
-Pasang drain
-Bedrest 12 jam
-Boleh makan minum
-Cek Hb cito (bila Hb<10
transfusi)
FOLLOW UP
Tanggal/ Hari
Perawatan
Selasa, 23 Juni
2015/ Hari ke-2
Lemas, nyeri
pada daerah
bekas operasi
TSS/CM
Transfusi PRC
1000cc
Terapi lanjutkan
TTV:
TD: 110/90 mmHg
Nadi: 80x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Status Generalis: dbn
Status Lokalis:
Regio cruris dextra:
tampak luka bekas
operasi tertutup verban,
rembes (-), drain (+) 8cc
FOLLOW UP
Tanggal/ Hari
Perawatan
Rabu, 24 Juni
Nyeri pada
2015/ Hari ke-3 daerah bekas
operasi
TSS/CM
Terapi lanjutkan
Observasi perdarahan
TTV:
TD: 110/80 mmHg
Nadi: 80x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Status Generalis: dbn
Status Lokalis:
Regio cruris dextra: tampak luka bekas operasi
tertutup verban, rembes (-), drain (+) 10cc
Rontgen femur dextra (24 Juni 2015):
Kesan: Post ORIF os femur distal dextra,
kedudukan antar fragmen baik
Laboratorium (24/06/15):
Hb: 9,6 mg/dl
FOLLOW UP
Tanggal/ Hari
Perawatan
Kamis, 25 Juni
2015/ Hari ke-4
Nyeri saat
digerakkan pada
daerah bekas
operasi
TSS/CM
GV
Mobilisasi bertahap
Terapi lanjutkan
TTV:
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 82x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Status Generalis: dbn
Status Lokalis:
Regio cruris dextra: tampak
luka bekas operasi tertutup
verban, rembes (-), drain (+)
Laboratorium (25/06/15):
Hb: 10,4 mg/dl
FOLLOW UP
Tanggal/ Hari
Perawatan
Jumat, 26 Juni
2015/ Hari ke-5
Badan terasa
pegal pegal,
terasa gatal pada
daerah bekas
operasi
TSS/CM
IVFD Asering/8jam
TTV:
TD: 110/80 mmHg
Nadi: 80x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Status Generalis: dbn
Status Lokalis:
Regio cruris dextra: tampak
luka bekas operasi tertutup
verban, rembes (-), drain (+)
FOLLOW UP
Tanggal/ Hari
Perawatan
Sabtu, 27 Juni
2015/ Hari ke-6
Lemas, Nyeri
pada daerah
bekas operasi
TSS/CM
Mobilisasi bertahap
Terapi lanjutkan
TTV:
TD: 110/80 mmHg
Nadi: 80x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Status Generalis: dbn
Status Lokalis:
Regio cruris dextra: tampak
luka bekas operasi tertutup
verban, rembes (-), drain (+)
FOLLOW UP
Tanggal/ Hari
Perawatan
Minggu, 28 Juni
2015/ Hari ke-7
Nyeri pada
daerah bekas
operasi
berkurang
TSS/CM
Terapi lanjutkan
TTV:
TD: 110/80 mmHg
Nadi: 80x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Status Generalis: dbn
Status Lokalis:
Regio cruris dextra: tampak
luka bekas operasi tertutup
verban, rembes (-), drain (+)
35cc
FOLLOW UP
Tanggal/ Hari
Perawatan
TSS/CM
GV
TTV:
TD: 110/80 mmHg
Nadi: 80x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Status Generalis: dbn
Status Lokalis:
Regio cruris dextra: tampak
luka bekas operasi tertutup
verban, rembes (+), drain (+)
FOLLOW UP
Tanggal/ Hari
Perawatan
Selasa, 30 Juni
2015/ Hari ke-9
Lemas, Nyeri
pada daerah
bekas operasi
TSS/CM
Aff Drain
Anjuran fisioterapi,
lalu boleh pulang
pasien menolak
fisioterapi pasien
pulang (APS)
TTV:
TD: 110/80 mmHg
Nadi: 80x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Status Generalis: dbn
Status Lokalis:
Regio cruris dextra: tampak
luka bekas operasi tertutup
verban, rembes (-), drain (+)
FOLLOW UP
Tanggal/ Hari
Perawatan
Rabu, 1 Juli
Nyeri pada
2015/ Hari ke-10 daerah bekas
operasi
TSS/CM
TTV:
TD: 120/70 mmHg
Nadi: 78x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Status Generalis: dbn
Status Lokalis:
Regio cruris dextra:
tampak luka bekas
operasi tertutup verban,
rembes (-)
Obat pulang:
-Fixacef 2x200mg
-Nonflamin 2x1
-As. Mefenamat
2x500mg
-PCT 3x500mg (k/p)
Kontrol 1 minggu lagi
TINJAUAN
PUSTAKA
FRAKTUR
Etiologi
Prevalensi
Fraktur lebih sering terjadi pada orang laki-laki dari pada perempuan
dengan umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan
olahraga, pekerjaan atau kecelakaan.
Trauma langsung
Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan
terjadi fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya
bersifat kominutid dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan
Fraktur parsial
2.
3.)
Klasifikasi menurut
penyebabnya:
Klasifikasi radiologis
Klasifikasi radiologis
Deskripsi fraktur
Diagnosis fraktur
Penatalaksanaan
FIKSASI
Ekternal / OREF
(Open Reduction External
Fixation)
Gips ( plester cast)
Traksi
Jenis traksi :
Traksi Gravitasi : U- Slab pada fraktur humerus
Skin traksi
Tujuan menarik otot dari jaringan sekitar fraktur sehingga fragmen akan
kembali ke posisi semula. Beban maksimal 4-5 kg karena bila kelebihan kulit
akan lepas
Sekeletal traksi : K-wire, Steinmann pin atau Denham pin.
Indikasi OREF :
Fraktur Kominutif
Fraktur Pelvis
Non Union
Trauma multiple
Internal / ORIF
(Open Reduction Internal
Fixation)
Indikasi ORIF :
Fraktur yang tak bisa sembuh atau bahaya avasculair nekrosis tinggi,
misalnya fraktur talus dan fraktur collum femur.
Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup. Misalnya fraktur avulse dan
fraktur dislokasi.
Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan. Misalnya fraktur
Monteggia, fraktur Galeazzi, fraktur antebrachii, dan fraktur pergelangan
kaki.
Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik
dengan operasi, misalnya : fraktur femur.
Penyembuhan Fraktur
Distal radius
6 minggu
12 minggu
Humerus
10-12 minggu
Clavicula
6 minggu
Panggul
10-12 minggu
Femur
12-16 minggu
8-10 minggu
Tibia, fibula
12-16 minggu
10. Vertebra
12 minggu
Malunion
Malunion
Delayed union
Delayed union
Nonunion
DAFTAR PUSTAKA
Brinker. Review of Orthopaedic Trauma, Pennsylvania: Saunders Company, 2001.53-63.
Arif, et al. Kapita Selekta Kedokteran; 2000
Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, Patofisiogi "Konsep Klinis dan Proses-Proses Penyakit" Edisi 6
R.Sjamsuhidajat & Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2, EGC 879-881
Prof.Chairuddin Rasjad, MD, Ph D. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, PT. Yasif Watampoe, jakarta 2007. 395-399
Gottlieb JR. 2006. SOAP for orthopedics. Philadelphia : Williams and Wilkins Publisher. p. 82 83
Egol KA, Koval KJ, Zuckerman JD.2010. Hand Book of Fracture. Philadelphia : Lippincot Williams and Wilkins. p. 400 418
Bisono, Pusponegoro AD; Luka, Trauma, Syok dan Bencana. Dalam : Syamsuhidajat R, Jong WD ed Buku Ajar Ilmu Bedah, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
1997 : 81-91.
Website: http://emedicine.medscape.com/article/824856-overview Accesed on July 2015
Website: http://emedicine.medscape.com/article/825363-overview#showall Accesed on July 2015
Website: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2759588/ Accesed on July 2015
Website: http://orthopedics.about.com/od/brokenbones.htm Accesed on July 2015
Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta: PT. Yarsif Watampone. 2009.
Miller, M.D. Review of Orthopaedics. USA: Saunders. 2004.
Warwick, D.J, Solomon, L.Apley's System of Orthopaedics and Fractures. London: Arnold. 2001
Ganong, F. William. Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC. 2003