Sie sind auf Seite 1von 62

KASUS PORTOFOLIO

FRAKTUR TERBUKA 1/3 DISTAL FEMUR


DEXTRA
VULNUS EKSKORIASI REGIO ANTEBRACHII
DEXTRA
Disusun Oleh :
dr. Spica Adhara
Pendamping :
dr. Hj. Arrahmah Haroen
Pembimbing:
dr. Sumono Handoyo, SpBO

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PERIODE 12 FEBRUARI 2015 12 FEBUARI 2016
RUMAH SAKIT ISLAM PONDOK KOPI
JAKARTA TIMUR

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. A

Umur

: 24 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Status perkawinan : Belum menikah


Pekerjaan

: Swasta

Alamat
Timur

: Cibubur II RT02 RW03 Cibubur Cikeas. Jakarta

Suku bangsa

: Indonesia

Agama

: Islam

Pendidikan

: STM

Tanggal masuk RS : 21 Juni 2015


Jam masuk RS

: 23.12

ANAMNESIS

Diambil secara autoanamnesis pada hari Minggu, 21 Juni 2015 pukul


23.15

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD RS Islam Jakarta Pondok Kopi karena
terjatuh dari motor 30 menit SMRS. Pasien mengalami
kecelakaan lalu lintas saat melintasi tikungan, dengan kecepatan
motor yang dibawa oleh pasien 100km/jam. Saat terjatuh, kaki
kanan pasien menabrak trotoar. Pasien merasakan nyeri pada
kaki kanannya, dan tidak dapat digerakkan. Menurut pasien,
terlihat luka terbuka pada lutut kanan, dan tampak tulang patah
keluar dari luka tersebut. Darah terus mengalir, dan nyeri
dirasakan semakin hebat. Pasien juga mengeluh nyeri pada
pergelangan tangan kanan nya jika digerakkan.
Saat mengendarai motor, pasien menggunakan helm, dan
setelah terjadi kecelakaan pasien tidak pingsan ataupun muntah.
Kemudian pasien ditolong oleh warga sekitar, dan dibawa ke IGD
RS Islam Pondok Kopi dengan menggunakan taxi.

PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS

Keadaan umum

Kesadaran

: Compos Mentis

GCS

: E4V5M6

Tanda vital

Tekanan darah : 110/70mmHg

Nadi

: 80x/menit

Suhu

: 36,5oC

Pernapasan

: 20x/mnt

PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : normocephali, deformitas (-), rambut hitam tersebar merata, tidak
mudah dicabut
Mata
: CA -/-, SI -/-, oedem palpebra -/-, refleks cahaya langsung +/+, refleks
cahaya tidak langsung +/+
Telinga
: nyeri tekan tragus (-), liang telinga lapang +/+, refleks cahaya +/+
Hidung : deformitas (-), deviasi septum (-), secret (-), darah (-), konka hiperemis
dan hipertrofi -/Mulut
: bibir normal, tidak terdapat kelainan, tidak terdapat karies, trismus (-),
lidah kotor (-), sariawan (-), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1 tenang.
Leher
: KGB dan tiroid tidak teraba membesar
Thoraks :
Bentuk simetris kanan kiri, tidak ada rongga thoraks yang tertinggal gerak
napasnya, fokal fremitus +/+ sama kuat kanan dan kiri
Jantung
: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru
: suara napas vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/Abdomen : supel, datar, timpani, bising usus (+), nyeri tekan (-), nyeri lepas (-),
hepar lien tidak teraba membesar
Ekstremitas :
Akral hangat

Oedem -

STATUS GENERALIS

PEMERIKSAAN FISIK

STATUS LOKALIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium Tanggal 21 Juni 2015

Pemeriksaan

Hasil

Nilai normal

Hemoglobin

14,3 mg/dl

13,5 17,5 mg/dl

Hematokrit

42%

40 - 50%

Leukosit

12500 /L

5000 10000 /L

Trombosit

368000 /L

150000

SGOT

12,2 U/L

/L
10,00 35,00 U/L

SGPT

9,8 U/L

10,00 45,00 U/L

Glucose Random

95 mg/dl

70 200 mg/dl

HBSAg Titer

0,459

<1,000

Non Reactive

400000

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium Tanggal 22 Juni 2015

Pemeriksaan

Hasil

Nilai normal

Hemoglobin (jam 00.11)

14,5 mg/dl

13,5 17,5 mg/dl

Hemoglobin

(jam 11,2 mg/dl

13,5 17,5 mg/dl

04.12)
Hemoglobin

(jam 11,1 mg/dl

13,5 17,5 mg/dl

06.25)
Bleeding Time

2,30 menit

1,00 3,00 menit

Cloatting Time

4,30 menit

3,00 6,00 menit

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Radiologi tanggal 21 Juni 2015

Rontgen Femur
Dextra

KESAN:
Fraktur 1/3 distal femur
dextra dengan over riding
dislokasi fragmen fraktur
proximal ke arah dorsal

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Radiologi tanggal 21 Juni 2015

Wrist Joint Dextra

KESAN:
Masih dalam batas normal

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Radiologi tanggal 21 Juni 2015

Rontgen Thorax

KESAN:
Masih dalam batas normal

RESUME

Pasien datang ke IGD RSIJPK pada tanggal 21 Juni 2015, pukul 23.12
karena terjatuh dari motor 30 menit SMRS. Pasien mengalami
kecelakaan lalu lintas saat melintasi tikungan, dengan kecepatan motor
yang dibawa oleh pasien 100km/jam. Saat terjatuh, kaki kanan pasien
menabrak trotoar. Pasien merasakan nyeri pada kaki kanannya, dan tidak
dapat digerakkan. Terlihat luka terbuka pada lutut kanan, dan tampak
tulang patah keluar dari luka tersebut. Darah terus mengalir, dan nyeri
dirasakan semakin hebat. Pasien juga mengeluh nyeri tangan kanan nya
jika digerakkan. Saat mengendarai motor, pasien menggunakan helm.
Pasien ditolong oleh warga sekitar, dan dibawa ke IGD RS Islam Pondok
Kopi dengan menggunakan taxi. Pasien tidak mempunyai riwayat batuk
lama, hipertensi, diabetes melitus, asma, sakit jantung, sakit paru, alergi
obat serta makanan, riwayat operasi, dan riwayat dirawat di rumah sakit
sebelumnya. Pada keluarga juga tidak mempunyai riwayat batuk lama,
hipertensi, diabetes melitus, asma, sakit jantung, sakit paru, alergi obat
serta makanan. Pasien mempunyai kebiasaan merokok. Pasien mengaku
jarang berolahraga, jarang mengkonsumsi sayur, buah-buahan, dan air
putih.

RESUME

Pada pemeriksaan fisik, status generalis didapatkan masih dalam batas


normal. Pada status lokalis, regio antebrahii dextra, look : tampak luka
lecet dengan ukuran 1x1 cm dengan dasar kulit, tepi luka tampak kotor,
darah (+), oedem (-), deformitas (-), Feel : nyeri tekan (+), akral hangat
(+), CRT < 2, krepitasi (-), move : tidak terdapat keterbatasan gerak
aktif. Regio femur dextra, look : tampak luka terbuka dengan ukuran
5x3x2cm dengan dasar tulang, oedem(+), darah (+), deformitas (+),
tepi luka tampak kotor terkena aspal, feel: teraba hangat (+), nyeri
tekan (+), pulsasi a. Dorsalis pedis (+), CRT<2 akral hangat (+),
krepitasi (+), move: terdapat keterbatasan gerak aktif.

Dari hasil pemeriksaan foto rontgen femur dextra didapatkan kesan


Fraktur 1/3 distal femur dextra dengan over riding dislokasi fragmen
fraktur proximal ke arah dorsal. Pada pemeriksaan laboratorium tanggal
21 Juni 2015, didapatkan Hb, Ht, Trombosit, SGOT, SGPT, GDS, HBSAg
masih dalam batas normal, hanya terdapat peningkatan leukosit yaitu
12500//L. Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 22 Juni 2015
didapatkan bleeding time dan cloatting time masih dalam batas normal,
namun Hb pasien mengalami penurunan, dimana sebelumnya Hb pada
pukul 00.11 adalah 14,5mg/dl, turun menjadi 11,2 mg/dl (pukul 04.12),
dan 11,1 mg/dl (pukul 06.25).

DIAGNOSIS
KERJA

PENATALAKSANAAN

PROGNOSIS

Ad Vitam

: Dubia ad Bonam

Ad Sanationam : Dubia ad Bonam

Ad Fungtionam : Dubia ad Bonam

FOLLOW UP
Tanggal/ Hari
Perawatan

Senin, 22 Juni 2015/


Hari ke-1

Lemas, nyeri
pada daerah
bekas operasi

TSS/CM

Post ORIF atas


indikasi fraktur
terbuka 1/3 distal
femur dextra

Medikamentosa (Konsul dr.


Sumono Handoyo, SpBO)

TTV:
TD: 100/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Status Generalis: dbn
Status Lokalis:
Regio cruris dextra: tampak
luka bekas operasi tertutup
verban, rembes (-)
Laboratorium (22/06/15):
Hb: 9,6 mg/dl

-IVFD Asering
-Petidin
50mg
(bila
kesakitan)
-Elpicef 2x1gr
-Fendex 3x500mg
-Transamin 3x1 ampul
Non Medikamentosa
-Pasang drain
-Bedrest 12 jam
-Boleh makan minum
-Cek Hb cito (bila Hb<10
transfusi)

FOLLOW UP
Tanggal/ Hari
Perawatan

Selasa, 23 Juni
2015/ Hari ke-2

Lemas, nyeri
pada daerah
bekas operasi

TSS/CM

Post ORIF atas


indikasi fraktur
terbuka 1/3 distal
femur dextra

Transfusi PRC
1000cc

Terapi lanjutkan

Besok rontgen femur


ulang

TTV:
TD: 110/90 mmHg
Nadi: 80x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Status Generalis: dbn
Status Lokalis:
Regio cruris dextra:
tampak luka bekas
operasi tertutup verban,
rembes (-), drain (+) 8cc

FOLLOW UP
Tanggal/ Hari
Perawatan

Rabu, 24 Juni
Nyeri pada
2015/ Hari ke-3 daerah bekas
operasi

TSS/CM

Post ORIF atas


indikasi fraktur
terbuka 1/3 distal
femur dextra

Jika sudah masuk PRC 1000cc


extra Ca Gluconas 10% 1gr

Cek Hb ulang post transfusi

Terapi lanjutkan

Observasi perdarahan

TTV:
TD: 110/80 mmHg
Nadi: 80x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Status Generalis: dbn
Status Lokalis:
Regio cruris dextra: tampak luka bekas operasi
tertutup verban, rembes (-), drain (+) 10cc
Rontgen femur dextra (24 Juni 2015):
Kesan: Post ORIF os femur distal dextra,
kedudukan antar fragmen baik
Laboratorium (24/06/15):
Hb: 9,6 mg/dl

FOLLOW UP
Tanggal/ Hari
Perawatan

Kamis, 25 Juni
2015/ Hari ke-4

Nyeri saat
digerakkan pada
daerah bekas
operasi

TSS/CM

Post ORIF atas


indikasi fraktur
terbuka 1/3 distal
femur dextra

GV

Mobilisasi bertahap

Terapi lanjutkan

TTV:
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 82x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Status Generalis: dbn
Status Lokalis:
Regio cruris dextra: tampak
luka bekas operasi tertutup
verban, rembes (-), drain (+)
Laboratorium (25/06/15):
Hb: 10,4 mg/dl

FOLLOW UP
Tanggal/ Hari
Perawatan

Jumat, 26 Juni
2015/ Hari ke-5

Badan terasa
pegal pegal,
terasa gatal pada
daerah bekas
operasi

TSS/CM

Post ORIF atas


indikasi fraktur
terbuka 1/3 distal
femur dextra

IVFD Asering/8jam

Terapi lain lanjutkan

TTV:
TD: 110/80 mmHg
Nadi: 80x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Status Generalis: dbn
Status Lokalis:
Regio cruris dextra: tampak
luka bekas operasi tertutup
verban, rembes (-), drain (+)

FOLLOW UP
Tanggal/ Hari
Perawatan

Sabtu, 27 Juni
2015/ Hari ke-6

Lemas, Nyeri
pada daerah
bekas operasi

TSS/CM

Post ORIF atas


indikasi fraktur
terbuka 1/3 distal
femur dextra

Mobilisasi bertahap

Terapi lanjutkan

PCT 3x500mg (k/p)

TTV:
TD: 110/80 mmHg
Nadi: 80x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Status Generalis: dbn
Status Lokalis:
Regio cruris dextra: tampak
luka bekas operasi tertutup
verban, rembes (-), drain (+)

FOLLOW UP
Tanggal/ Hari
Perawatan

Minggu, 28 Juni
2015/ Hari ke-7

Nyeri pada
daerah bekas
operasi
berkurang

TSS/CM

Post ORIF atas


indikasi fraktur
terbuka 1/3 distal
femur dextra

Terapi lanjutkan

TTV:
TD: 110/80 mmHg
Nadi: 80x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Status Generalis: dbn
Status Lokalis:
Regio cruris dextra: tampak
luka bekas operasi tertutup
verban, rembes (-), drain (+)
35cc

FOLLOW UP
Tanggal/ Hari
Perawatan

Senin, 29 Juni 2015/ Nyeri pada


Hari ke-8
daerah bekas
operasi

TSS/CM

Post ORIF atas


indikasi fraktur
terbuka 1/3 distal
femur dextra

GV

Aff Drain besok bila


drain <30cc

Terapi lain lanjutkan

TTV:
TD: 110/80 mmHg
Nadi: 80x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Status Generalis: dbn
Status Lokalis:
Regio cruris dextra: tampak
luka bekas operasi tertutup
verban, rembes (+), drain (+)

FOLLOW UP
Tanggal/ Hari
Perawatan

Selasa, 30 Juni
2015/ Hari ke-9

Lemas, Nyeri
pada daerah
bekas operasi

TSS/CM

Post ORIF atas


indikasi fraktur
terbuka 1/3 distal
femur dextra

Aff Drain

Anjuran fisioterapi,
lalu boleh pulang
pasien menolak
fisioterapi pasien
pulang (APS)

TTV:
TD: 110/80 mmHg
Nadi: 80x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Status Generalis: dbn
Status Lokalis:
Regio cruris dextra: tampak
luka bekas operasi tertutup
verban, rembes (-), drain (+)

FOLLOW UP
Tanggal/ Hari
Perawatan

Rabu, 1 Juli
Nyeri pada
2015/ Hari ke-10 daerah bekas
operasi

TSS/CM
TTV:
TD: 120/70 mmHg
Nadi: 78x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Status Generalis: dbn
Status Lokalis:
Regio cruris dextra:
tampak luka bekas
operasi tertutup verban,
rembes (-)

Post ORIF atas


indikasi fraktur
terbuka 1/3 distal
femur dextra

Obat pulang:
-Fixacef 2x200mg
-Nonflamin 2x1
-As. Mefenamat
2x500mg
-PCT 3x500mg (k/p)
Kontrol 1 minggu lagi

TINJAUAN
PUSTAKA

FRAKTUR

Etiologi

Prevalensi

Fraktur lebih sering terjadi pada orang laki-laki dari pada perempuan
dengan umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan
olahraga, pekerjaan atau kecelakaan.

Sedangkan pada usia prevalensi cenderung lebih banyak terjadi pada


wanita berhubungan dengan adanya osteoporosis yang terkait dengan
perubahan hormon

Proses Terjadinya Fraktur

Trauma langsung
Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan
terjadi fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya
bersifat kominutid dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan

Trauma tidak langsung


Trauma tidak langsung apabila trauma dihantarkan ke daerang yang
lebih jauh dari daerah fraktur dan jaringan lunak biasanya tetap utuh.

Proses Terjadinya Fraktur


Tekanan pada tulang dapat berupa:
Tekanan rotasi yang menyebabkan fraktur bersidat spiral atau oblik
Tekanan membengkok yang menyebabkan fraktur transversal
Tekanan sepanjang aksis tulang yang dapat menyebabkan fraktur
impaksi, dislokasi, atau fraktur dislokasi.
Kompresi vertikal dapat menyebabkan fraktur komunitif
Trauma langsung disertai dengan resistensi pada satu jarak tertentu
akan menyebabkan fraktur oblik atau fraktur Z
Trauma karena tarikan pada ligamen atau tendo yang menarik
sebagian tulang

Klasifikasi Fraktur secara klinis

Fraktur tertutup (closed), bila terdapat hubungan antara fragmen tulang


dengan dunia luar.

Fraktur terbuka (open, compound), terjadi bila terdapat hubungan antara


fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit.

Fraktur komplikata (complicated fracture)

Fraktur non komplikata (uncomplicated fracture)

Fraktur parsial

2.
3.)

Klasifikasi menurut
penyebabnya:

Klasifikasi radiologis

Klasifikasi radiologis

Deskripsi fraktur

Komplit atau tidak komplit

Bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma

Jumlah garis patah

Bergeser (displaced) atau tidak bergeser (undisplaced)

Terbuka atau tertutup

Diagnosis fraktur

Penatalaksanaan

FIKSASI

Ekternal / OREF
(Open Reduction External
Fixation)
Gips ( plester cast)

Traksi
Jenis traksi :
Traksi Gravitasi : U- Slab pada fraktur humerus
Skin traksi
Tujuan menarik otot dari jaringan sekitar fraktur sehingga fragmen akan
kembali ke posisi semula. Beban maksimal 4-5 kg karena bila kelebihan kulit
akan lepas
Sekeletal traksi : K-wire, Steinmann pin atau Denham pin.

Indikasi OREF :

Fraktur terbuka derajat III

Fraktur dengan kerusakan jaringan lunak yang luas

fraktur dengan gangguan neurovaskuler

Fraktur Kominutif

Fraktur Pelvis

Fraktur infeksi yang kontraindikasi dengan ORIF

Non Union

Trauma multiple

Internal / ORIF
(Open Reduction Internal
Fixation)
Indikasi ORIF :
Fraktur yang tak bisa sembuh atau bahaya avasculair nekrosis tinggi,
misalnya fraktur talus dan fraktur collum femur.
Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup. Misalnya fraktur avulse dan
fraktur dislokasi.
Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan. Misalnya fraktur
Monteggia, fraktur Galeazzi, fraktur antebrachii, dan fraktur pergelangan
kaki.
Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik
dengan operasi, misalnya : fraktur femur.

Penyembuhan Fraktur

Penyembuhan Fraktur pada


Tulang Kortikal

Penyembuhan Fraktur pada


Tulang Kanselosa
Penyembuhan fraktur kanselosa terjadi cepat karena:
Vaskularisasi yang cukup
Terdapat permukaan yang lebih luas
Kontak yang baik memberikan kemudahan vaskularisasi yang cepat
Hematoma memegang peranan dalam penyembuhan fraktur
Penyembuhan fraktur : pembentukan kalus interna dan endosteal Proses
osteogenik penyembuhan sel dari bagian endosteal yang menutupi trabekula,
berproliferasi untuk membentuk woven bone primer di dalam daerah fraktur
yang disertai hematoma Pembentukan kalus interna mengisi ruangan pada
daerah fraktur Penyembuhan fraktur pada tulang kanselosa terjadi pada
daerah dimana terjadi kontak langsung diantara kedua permukaan fraktur yang
berarti satu kalus endosteal Apabila terjadi kontak dari kedua fraktur maka
terjadi union secara klinis Selanjutnya woven bone diganti oleh tulang
lamelar dan tulang mengalami konsolidasi

Penyembuhan Fraktur pada


Tulang Rawan Persendian

Tulang rawan hialin permukaan sendi


sangat terbatas kemampuannya untuk
regenerasi

Pada fraktur intra-artikuler


penyembuhan tidak terjadi melalui
tulang rawan hialin, tetapi melalui
fibrokartilago.

Waktu Penyembuhan Fraktur

Penyembuhan fraktur berkisar antara tiga minggu sampai empat


bulan. Waktu penyembuhan pada anak secara kasar 1/2 waktu
penyembuhan orang dewasa.
No. Lokalisasi
Waktu Penyembuhan
Falang, metakarpal, metatarsal, costae 3-6 minggu
1
2

Distal radius

6 minggu

Diafisis ulna dan radius

12 minggu

Humerus

10-12 minggu

Clavicula

6 minggu

Panggul

10-12 minggu

Femur

12-16 minggu

Kondilus femur / tibia

8-10 minggu

Tibia, fibula

12-16 minggu

10. Vertebra

12 minggu

Penilaian Penyembuhan Fraktur

Penyembuhan Abnormal pada


Fraktur

Malunion

Malunion

Delayed union

Delayed union

Nonunion

apabila fraktur tidak menyembuh antara 6-8


bulan dan tidak didapatkan konsolidasi sehingga
terdapat pseudoartritis (sendi palsu).

Pseudoartritis dapat terjadi tanpa infeksi tetapi


juga terjadi bersama-sama infeksi disebut
infected pseudoartritis.

DAFTAR PUSTAKA
Brinker. Review of Orthopaedic Trauma, Pennsylvania: Saunders Company, 2001.53-63.
Arif, et al. Kapita Selekta Kedokteran; 2000
Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, Patofisiogi "Konsep Klinis dan Proses-Proses Penyakit" Edisi 6
R.Sjamsuhidajat & Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2, EGC 879-881
Prof.Chairuddin Rasjad, MD, Ph D. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, PT. Yasif Watampoe, jakarta 2007. 395-399
Gottlieb JR. 2006. SOAP for orthopedics. Philadelphia : Williams and Wilkins Publisher. p. 82 83
Egol KA, Koval KJ, Zuckerman JD.2010. Hand Book of Fracture. Philadelphia : Lippincot Williams and Wilkins. p. 400 418
Bisono, Pusponegoro AD; Luka, Trauma, Syok dan Bencana. Dalam : Syamsuhidajat R, Jong WD ed Buku Ajar Ilmu Bedah, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
1997 : 81-91.
Website: http://emedicine.medscape.com/article/824856-overview Accesed on July 2015
Website: http://emedicine.medscape.com/article/825363-overview#showall Accesed on July 2015
Website: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2759588/ Accesed on July 2015
Website: http://orthopedics.about.com/od/brokenbones.htm Accesed on July 2015
Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta: PT. Yarsif Watampone. 2009.
Miller, M.D. Review of Orthopaedics. USA: Saunders. 2004.
Warwick, D.J, Solomon, L.Apley's System of Orthopaedics and Fractures. London: Arnold. 2001
Ganong, F. William. Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC. 2003

Das könnte Ihnen auch gefallen