Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Bertambahnya massa
Nekrosis jar. otak
Aspirasi
sekresi
Obs.
KerusakanJalan
jar. Neuron
Gang.Suplai
Hipoksia
Obstruksi vena di otak
nafas ( Nyeri )
darah
jaringan
Mual, muntah,
Dispnea
papileodema,
pandangan
Henti nafas
Gang.Perfusi
Bradikardi progresif,
Gang.kesadaran
kabur, penurunan fungsi
PerubahanGang.Neurologis
Kejang
Gang.
Gang.Fungsi
Rasa
Oedema
jaringan
Peningkatan
Gang.Pertukaran
Defisit
Ancaman
Disorientasi
Perubahan
Bicara
Gang.Komunikasi
terganggu,
Hidrosefalus
Menisefalon
Hernialis
ulkus
sitemik,
pendengaran,
nyeri
(TIK
Suddart,
Brunner.
2010
)
fokal hipertensi
pola
nafas
nyaman
otak
verbal
Resti.Cidera
gas neurologis
kematia
proses pikir
afasia
tekanan
gang.pernafasan
kepala
Cemas
6. Penatalaksanaan
a. Terapi antibiotik. Kombinasi antibiotik dengan antibiotik spektrum luas.
Antibiotik yang dipakai: Penicilin, chlorampenicol (chloramyetin) dan nafacillen
(unipen). Bila telah diketahui bakteri anaerob, metrodiazelo (flagyl) juga dipakai.
b. Surgery : aspirasi atau eksisi lengkap untuk evaluasi abses.
7. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
a. CT Scan : Memberi informasi spesifik mengenal jumlah, ukuran, kepadatan, jejas
tumor, dan meluasnya edema serebral sekunder serta memberi informasi tentang
sistem vaskuler.
b. MRI : Membantu dalam mendeteksi jejas yang kecil dan tumor didalam batang
otak dan daerah hiposisis, dimana tulang menggangu dalam gambaran yang
menggunakan CT Scan
c. Biopsi stereotaktik : Dapat mendiagnosa kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberi dasar pengobatan seta informasi prognosi.
d. Angiografi : Memberi gambaran pembuluh darah serebal dan letak tumor
e. Elektroensefalografi (EEG) : Mendeteksi gelombang otak abnormal.
8. Asuhan Keperawatan
a. Data fokus pengkajian
1) Identitas klien : nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, tanggal masuk rumah sakit dan askes.
2) Keluhan utama : nyeri kepala disertai penurunan kesadaran.
3) Riwayat penyakit sekarang : demam, anoreksi dan malaise peninggian tekanan
intrakranial serta gejala nerologik fokal.
4) Riwayat penyakit dahulu : pernah, atau tidak menderita infeksi telinga (otitis
media, mastoiditis) atau infeksi paru paru (bronkiektaksis, abses paru,
empiema), jantung (endokarditis), organ pelvis, gigi dan kulit).
5) Aktivitas / istirahat
Gejala : malaise
Tanda : Ataksia, masalah berjalan, kelumpuhan, gerakan involunter.
6) Sirkulasi
Gejala : adanya riwayat kardiopatologi, seperti endokarditis
Tanda : TD : meningkat N : menurun (berhubungan dengan peningkatan TIK
dan pengaruh pada vasomotor).
7) Eliminasi
Gejala : Tanda : adanya inkonteninsia dan atau retensi.
8) Nutrisi
Gejala : kehilangan nafsu makan, disfagia (pada periode akut)
Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membran mukosa kering.
9) Hygiene
Gejala : Tanda : ketergantungan terhadap semua kebutuhan, perawatan diri (pada
periode akut).
10) Neurosensori
Gejala : sakit kepala, parestesia, timbul kejang, gangguan penglihatan.
Tanda : penurunan status mental dan kesadaran. Kehilangan memori, sulit
dalam keputusan, afasia, mata : pupil unisokor (peningkatan TIK), nistagmus,
kejang umum lokal.
11) Nyeri / kenyamanan
Gejala : sakit kepala mungkin akan diperburuk oleh ketegangan, leher /
pungung kaku.
Tanda : tampak terus terjaga, menangis / mengeluh.
12) Pernapasan
Gejala : adanya riwayat infeksi sinus atau paru
Tanda : peningkatan kerja pernapasan (episode awal). Perubahan mental (letargi
sampai koma) dan gelisah
13) Keamanan
Gejala : adanya riwayat ISPA / infeksi lain meliputi : mastoiditis, telinga tengah,
sinus abses gigi, infeksi pelvis, abdomen atau kulit, fungsi lumbal, pembedahan,
fraktur pada tengkorak / cedera kepala.
b. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungn dengan kurangnya darah ke
jaringan otak.
2. Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan peningkatan TIK.
3. Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan kurang nutrisi.
4. Gangguan imobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kesadaran akibat
tekanan pada serebelum (otak kecil).
5. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan gangguan penglihatan.
c. Intervensi keperawatan
N
o
1
Diagnosa
Tujuan
keperawatan
Gangguan
Setelah dilakukan
Perencanaan
Intervensi
a) Memantau status
Rasional
a) Pengkajian
perfusi
perawatan selama
neurologis dengan
kecenderungan
jaringan
teratur dan
adanya perubahan
cerebral
perfusi jaringan
bandingkan
tingkat kesadaran
berhubungn
kembali normal
dengan keadaan
dengan
normalnya seperti
adalah sangat
GCS
berguna dalam
kurangnya
darah ke
jaringan
otak
menentukan lokasi,
pasien kembali
penyebaran, luas,dan
seperti sebelum
sakit
c) Gelisah hilang
d) Ingatanya
kembali seperti
b) Memantau
frekuensi dan
irama jantung
sebelum sakit
perkembangan dari
kerusakan
b) Perubahan pada
frekuensi dan
disritmia dapat
terjadi yang
mencerminkan
c) Memantau suhu
juga atur suhu
lingkungan sesuai
kebutuhan. Batasi
penggunaan
selimut dan
lakukan kompres
hangat jika terjadi
demam
d) Memantau
masukan dan
pengeluaran, catat
karakteristik urin,
meningkatkan
keadaan
membrane mukosa
e) Mengunakan
selimut hipotermia
f) Kolaborasi
pemberian obatse
suai indikasi
seperti steroid,
meningkatkan resiko
dehidrasi, terutama
jika tingkat
kesadaran menurun
e) Membantu dalam
mengontrol
peningkatan suhu
f) Dapat menurunkan
klorpomasin,
permebilitas kapiler
asetaminofen
untuk membatasi
pembentukan
edema, mengatasi
menggigil yang
dapat meningkatkan
TIK, menurunkan
metabolism seluler/
menurunkan
Gangguan
Setelah dilakukan
rasa nyeri
perawatan selama
lingkungan yang
terhadap stimulus
berhubung-
tenang
an dengan
hilang dengan
peningkatan
a)
TIK
b)
c)
kriteria hasil :
a. Nyeri hilang
b. Pasien tenang
c. Tidak terjadi mual
muntah
d) d. Pasien dapat
a) Memberikan
konsumsi oksigen
a) Menurunkan reaksi
meningkatkan
b) Meningkatkan
tirah baring, bantu
perawatan diri
pasien
c) Meletakkan
beristirahat dengan
kantung es pada
tenang
kepala, pakaian
dingin diatas mata
d) Mendukung pasien
untuk menemukan
posisi yang
nyaman
istirahat
b) Menurunkan
gerakan yang dapat
meningkatkan nyeri
c) Meningkatkan
vasokontriksi,
penumpukan resepsi
sensori yang akan
menurunkan nyeri
d) Menurun kaniritasi
meningeal dan
resultan
ketidaknyamanan
e) Memberikan ROM
aktif/pasif
lebih lanjut
e) Membantu
merelaksasi
ketegangan otot
f) Mengunakan
pelembab yang
agak hangat pada
nyeri
yang meningkatkan
reduksi nyeri
f) Meningkatkan
relaksasi otot dan
leher/punggung
menurunkan rasa
sakit
demam
g) Kolaborasi
pemberian
g) Untuk
obat analgetik
menghilangkan
seperti
asetaminofen,
kodein sesuai
3
indikasi
a) Mengkaji
Gangguan
Setelah dilakukan
kebutuhan
perawatan selama 3
kemampuan
nutrisi
x 24 jam diharapkan
pasien
berhubunga
kebutuhan pasien
mengunyah,
sehingga pasien
n dengan
menjadi adekuat
menelan
terlindungi dari
kurang
dengan kriteria
nutrisi
hasil:
a) a. Mual muntah
hilang
b) b. Nafsu makan
a) Menentukan
pemilihan terhadap
untuk
b) Memberi makanan
dalam jumlah kecil
dan sering
aspirasi
b) Meningkatkan
proses pencernaan
dan kontraksi pasien
terhadap nutrisi
meningkat
c) c. BB kembali
seperti sebelum
sakit
jenis makanan
c) Menimbang berat
badan
kerjasama pasien
saat makan
c) Mengevaluasi
keefektifan/
d) Kolaborasi dengan
ahli gizi
kebutuhan
mengubah
pemberian nutris
d) Merupakan sumber
yang efektif untuk
mengidentifikasi
kebutuhan
Gangguan
Setelah dilakukan
a) Memeriksa
kalori/nutrisi
a) Mengidentifikasi
mobilitas
perawatan selama 2
kembali
kemungkinan
fisik
x 24 jam
kemampuan dan
kerusakan secara
berhubunga
diharapkan klien
keadaan secara
fungsional dan
n dengan
dapat menunjukkan
fungsional pada
mempengaruhi
penurunan
cara mobilisasi
kerusakan yang
pilihan intervensi
kesadaran
secara optimal.
terjadi.
yang akan
akibat
tekanan
pada
serebelum
(otak kecil).
Kriteria hasil :
a) Klien dapat
meningkatkan
b) Mengkaji derajat
imobilitas pasien.
dilakukan.
b) Seseorang dalam
semua kategori sama
kekuatan dan
sama mempunyai
risiko kecelakaan
sakit,
b)Mempertahankan
namun katagori 2
4 mempunyai resiko
terbesar untuk
c) Meletakkan pasien
pada posisi
tertentu, ubah
posisi pasien
terjadinya bahaya
tsb sehubungan
dengan imobilisasi.
c) Perubahan posisi
yang teratur
buat sedikit
menyebabkan
perubahan posisi
penyebaran terhadap
antara waktu
a) Memastikan atau
bagian tubuh.
a) Membantu pasien
Gangguan
Setelah dilakukan
persepsi
perawatan selama 3
validasi persepsi
untuk memisahkan
sensori
x 24 jam diharapkan
berhubunga
penglihatan pasien
umpan balik,
perubahan persepsi,
n dengan
kembali normal
orientasikan
gangguan fungsi
gangguan
dengan kriteria
kembali pasien
penglihatan
penurunan
lingkungan, dan
penglihatan dapat
tindakan yang
menjadi potensi
akan dilakukan
timbulnya
terutama jika
disorientasi dan
penglihatannya
ansietas
terganggu
b) Membuat jadwal
istirahat yang
adekuat/periode
tidur tanpa ada
gangguan
b) Mengurangi
kelelahan, mencegah
kejenuhan,
memberikan
kesempatan untuk
tidur REM
(ketidakadaan tidur
REM ini dapat
meningkatkan
c) Memberikan
kesempatan yang
lebih banyak untuk
berkomunikasi
dam melakikan
aktivitas
d) Merujuk pada ahli
fisioterapi
gangguan persepsi
sensori
c) Menurunkan fruktasi
yang berhubungan
dengan perubahan
kemampuan /pola
respon yang
memanjang
d) Pendekatan antar
disiplin dapat
menciptakan
rencana
penatalaksanaan
berintegrasi yang
didasarkan atas
kombinasi
kemampuan/
ketidakmampuan
secara individu yang
unik dengan
berfokus pada
peningkatan
DAFTAR PUSTAKA
Diagnosis Keperawatan NANDA. 2014. Jakarta: EGC
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Jilid 3. Jogjakarta: Mediaction Jogja.
www.scribd.com