Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun Oleh:
Muhammad John Elang Lanang Sismadi
20110310217
Pembimbing:
dr. Wahyu Purnomo Sp. OT
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan disahkan refleksi kasus dengan judul
Disusun oleh:
Nama: Muhammad John Elang Lanang Sismadi
No. Mahasiswa: 20100310217
Telah dipresentasikan
Hari/Tanggal:
Disahkan oleh:
Dosen Pembimbing,
LAPORAN KASUS
Status Pasien
I. IDENTITAS
Nama
: Tn. X
: 38 tahun
Alamat
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Asuransi
: BPJS
Masuk RS
: 5 Januari 2016
No CM
: 319274
Kesadaran
: Compos Mentis
Skor GCS
: E4 M6 V5
Status gizi
Tanda vital
-
Tekanan darah
Nadi
Suhu
: 130/90 mmHg
: 80 x/menit
: 36 C
Status Generalis
-
Kepala leher
Dada
Pulmo
: dbn
: dbn
: Retraksi dinding dada (-)
Gerak napas simetris
Sonor pada hemitoraks kanan dan kiri
Suara napas vesikuler +/+
Ronchi -/-, wheezing -/: S1, S2 tunggal, reguler, murmur (-)
:
: distensi (-)
: bising usus (+)
: timpani (+)
: supel (+)
: tidak ada keluhan
: vulus laceratum pada manus dextra
Cor
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Perkemihan
Ekstremitas
Status Lokalis
Ekstremitas superior: pada inspeksi terdapat vulnus laceratum pada manus dextra
dan terdapat tendon yang robek
VI. DIAGNOSA KERJA
-
Pra bedah
Pasca bedah
VII. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan di IGD:
-
Inj Ceftizoxime 1 gr
Inf RL 20 tpm
Inj ADS 1 amp
P.O Radire 3 mg
Astlus Force 1x1
Pada pasien dilakukan operasi penyambungan tendon pada tanggal 6 januari 2016
1. Instruksi post-operasi
IX. PROGNOSIS
-
Ad vitam
Ad sanationam
Ad fungsionam
: Ad bonam
: Dubia ad bonam
: Ad bonam
XI. FOLLOW UP
Hari ke 1 6 Januari 2016
S: Nyeri di tangan kanan, jari kelingking tidak bisa digerakkan dan jari manis
tidak bisa bergerak sempurna
O: KU: Compos Mentis, GCS: E4 M6 V5, TD: 130/90 mmHg, Suhu: 36,2 C,
Nadi: 80 x/menit RR 24x/menit
Status lokalis:
-
A: Ruptur tendon
P:
-
Inf RL
Inj Ceftizoxime 1 gr
Inj Ketorolac 30 mg
Inj Hypobach 200
Inj Ranitidin 50 mg
Inf RL
Inj Ceftizoxime 1 gr
Inj Ketorolac 30 mg
Inj Hypobach 200
Inj Ranitidin 50 mg
Inf RL
Inj Ceftizoxime 1 gr
Inj Ketorolac 30 mg
Inj Hypobach 200
Inj Ranitidin 50 mg
Pasien boleh pulang
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi tendon
Tendon adalah struktur dalam tubuh yang menghubungkan otot ke tulang.
Otot rangka dalam tubuh bertanggung jawab untuk menggerakkan tulang,
sehingga memungkinkan untuk berjalan, melompat, mengangkat, dan
bergerak dalam banyak cara. Ketika otot kontraksi, tendon menarik tulang
dan menyebabkan terjadinya gerakan.
B. Anatomi Tendon
Tendon terdiri dari jaringan padat dan jaringan ikat fibrosa yang tersusun
secara pararel. Endotendon mengelilingi jaringan tendon dan epitendon
mengelilingi unit tendon keseluruhan. Kedua jaringan ikat membawa suplai
darah instrinsik ke struktur internal tendon. Selubung tendon terdapat diatas
tempat tendon melintasi sendi. Selubung tendon terdiri dari dua lapisan,
C. Fungsi tendon
Setiap otot biasanya memiliki dua tendon untuk mengikat dua tulang yang
berbeda dengan otot yang melintasi sendi. Hal ini memungkinkan tendon
untuk bertindak sebagai katrol.
Tendon berfungsi sebagai kekuatan untuk tarikan otot ke tulang.
Kontraksi otot menarik tendon, kemudian tulang, sehingga terjadi gerakan.
Tulang-tulang berhubungan pada sendi oleh ligamen dan jaringan ikat
lainnya, sehingga kontraksi tendon menghasilkan gerakan-gerakan tertentu,
tergantung pada otot dan sendi yang terlibat.
D. Proses Penyembuhan Tendon
Penyembuhan tendon terjadi secara intrinsik maupun ekstrinsik.
Penyembuhan intrinsik didukung oleh suplai intrinsik yang memasok kirakira seperempat dari volume tendon.
Penyembuhan ekstrinsik adalah hasil dari stimulasi jaringan peritendinous
untuk berproliferasi dan memasok kebutuhan sel dan kapiler yang dibutuhkan
untuk
proses
penyembuhan.
Proses
ini
bertanggung
jawab
untuk
pembentukan adhesi tendon untuk semua struktur yang berdekatan dari luka
menjadi satu dan terbentuk scar. Telah terbukti secara eksperimental bahwa
suplai darah intrinsik tidak cukup untuk mendukung penyembuhan utama
tendon dalam banyak kasus. Penyembuhan tendon di dalam selubung lebih
lama dibandingkan dengan penyembuhan bagian tendon diluar selubung.
Urutan penyembuhan tendon adalah sebagai berikut:2
Fase inflamasi (0-10 hari)
Urutan biologis ini sama dengan penyembuhan luka pada umumnya,
kecuali dalam kasus ini, penyembuhan berlangsung lebih lambat. Bahkan,
pada lima sampai tujuh hari setelah terluka, tendon menjadi lebih lemah.
Fase proliferasi (4-21 hari)
Sebuah kalus fibrovascular terbentuk di sekitar tendon dan menyatukan
semua struktur luka menjadi satu bagian.
Fase Maturasi/Pematangan (28-120 hari)
Orientasi longitudinal dari fibroblas dan fiber dimulai. Pada 45 hari,
kolagen lisis dan pembentukan kolagen mencapai kesetimbangan. Pada 90
hari, pembentukan awal bundel kolagen mulai terlihat dan pada 120 hari
bundel ini tampak seperti yang terlihat pada tendon normal.
E. Definisi Ruptur Tendon
Ruptur adalah robek atau koyaknya jaringan secara paksa. 3 Ruptur tendon
adalah robek, pecah atau terputusnya tendon yang diakibatkan karena tarikan
yang melebihi kekuatan tendon.1
F. Etiologi1
1. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes
2. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat
meningkatkan resiko ruptur
3. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga
badminton, tenis, basket dan sepak bola
4. Trauma benda tajam atau tumpul
G. Faktor Resiko4
1. Umur
: 30-40 tahun
2. Jenis kelamin
: >= 5:1
3. Obesitas
4. Olahraga
5. Riwayat ruptur tendon sebelumnya
6. Penyakit tertentu artritis, DM
H. Manifestasi Klinis
1. Seperti merasa atau mendengar bunyi pop
2. Nyeri yang hebat
3. Memar
4. Terdapat kelemahan
5. Ketidakmampuan untuk menggunakan lengan atau kaki yang terkena
6. Ketidakmampuan untuk memindahkan bidang yang terlibat
7. Ketidakmampuan untuk menanggung beban
8. Terdapat deformitas
I. Lokasi Ruptur Tendon
Empat daerah yang paling umum tempat terjadinya ruptur tendon :
1. Quadriceps
Ruptur tendon quadriceps relatif jarang terjadi dan biasanya terjadi pada
pasien yang lebih tua dari 40 tahun. Terdapat hubungan yang kuat dengan
adanya penyakit sistemik dan perubahan degeneratif sebelumnya dalam
mekanisme ekstensor lutut. Ruptur paling sering terjadi secara unilateral.
Ruptur tendon bilateral sangat berkorelasi dengan penyakit sistemik, tetapi
telah dilaporkan terjadi juga pada pasien sehat yang tidak memiliki faktor
predisposisi.6
Magnetic Resonance Imaging (MRI) scan ruptur tendon quadriceps lengkap dan
tidak lengkap. JR Am J Roentgenol. Nov 1992, 159 (5) :1031-4
Etiologi
Ruptur tendon quardiceps biasanya terjadi selama kontraksi, cepat
eksentrik dari otot quardiceps, dengan kaki tertanam dan lutut fleksi sebagian.
Cedera ini biasanya terjadi selama jatuh. Mekanisme lain cedera termasuk
pukulan langsung, luka, dan penyebab iatrogenik.6
Banyak kondisi telah dilaporkan untuk berkontribusi terhadap terjadinya
degenerasi tendon quardiceps, antaralain:6
Hiperparatiroidisme
Gagal ginjal kronis
Gout
Obesitas
Leukemia
Rheumatoid arthritis
Diabetes mellitus
Lupus eritematosus sistemik (SLE)
Infeksi
Penyakit metabolik
Penyalahgunaan steroid
Tumor
Imobilisasi
Gerakan berulang
Patofisiologi
Ruptur tendon quardiceps biasanya terjadi pada 0-2 cm distal dari kutub
terlihat di hampir setengah dari tendon (lihat gambar di bawah). Tidak ada
tanda-tanda sel inflamasi yang terihat pada sediaan. Pada 62% dari ruptur
tendon, terlihat perubahan patologis dari suplai darah tendon, termasuk
penyempitan pembuluh darah dan trombosis. Temuan ini menunjukan
penurunan aliran darah yang menyebabkan hipoksia lokal dan gangguan
aktivitas metabolik, merupakan faktor kunci dalam degenerasi tendon.7
operasi sebelumnya. Mungkin ada riwayat terdengar suara pop pada saat
cedera.
Pada pemeriksaan fisik harus dicatat adanya obesitas. Pasien dengan
ruptur yang baru mengalami kesulitan berjalan. Biasanya, terlihat
pembengkakan yang jelas di suprapatellar ecchymosis, dan lembek. Hati-hati
dalam mengevaluasi luka. Mungkin ada cacat teraba di daerah suprapatellar
dan di dasar patela , namun pembengkakan pada awalnya mungkin
mengaburkan temuan ini.
Dilakukan tes secara menyeluruh, ekstensi aktif melawan gravitasi adalah
aspek yang paling penting dari pemeriksaan. Hal ini dapat membuat cacat
lebih jelas. Ruptur tidak lengkap, pasien mungkin dapat melakukan ekstensi
lutut sepenuhnya pada posisi terlentang tetapi bukan dari posisi tertekuk.
Periksa lutut kontralateral untuk menyingkirkan adanya ruptur bilateral.
Jika pasien tidak terlihat dalam fase akut, mendiagnosis ruptur menjadi
lebih sulit, dan dapat tida terlihat. Pasien dengan adanya kerusakan pada
tendo quardiceps, terutama pasien lanjut usia, dan yang diidentifikasi
memiliki riwayat dan yang telah dirawat karena stroke, radiculopathy, dan
myelopathy.
Nyeri dan pembengkakan menurun dari waktu ke waktu, dan fungsi
motorik quardiceps dapat meningkat. Pasien mungkin kesulitan berjalan,
sering menekuk lutut dan kesulitan untuk menaiki tangga.
Penatalaksanaan6
Konservatif
Pengobatan konservatif
diindikasikan
untuk
ruptur
parsial.
Pembedahan
Perbaikan bedah pada awal terjadinya ruptur tendo quardiceps
memberikan hasil yang terbaik. Banyak teknik telah dijelaskan untuk
perbaikan ruptur tendo quardiceps.
2. Achilles
Ruptur tendon achilles biasanya terjadi pada pria sehat berusia antara 30
dan 50 tahun yang tidak memiliki cedera atau masalah pada kaki yang terkena
sebelumnya. Mereka yang menderita cedera ini biasanya "weekend warriors"
yang aktif secara intermitten.
Kebanyakan kerusakan Achilles terjadi di kaki kiri dalam substansi
tendoachilles, kira-kira 2-6 cm di atas insersi tendon calcanealis.
Mekanisme yang paling umum dari cedera termasuk fleksi plantar tibatiba, dorsiflexi tiba-tiba dari kaki, dan dorsofleksi yang terlalu keras dari kaki
yang plantar fleksi. Mekanisme lain termasuk trauma langsung dan lebih
jarang, atrisi tendon akibat peritenonitis jangka panjang dengan atau tanpa
tendinosis.8
Populasi lain yang berisiko untuk ruptur tendo Achilles adalah orang
dengan kondisi buruk, orang-orang lanjut usia, pengguna antibiotik
fluorokuinolon dan kortikosteroid, dan orang dengan latihan yang berlebih.
Tendinosis merupakan manifestasi tahap akhir dari masalah ini, ditandai
dengan degenerasi mukoid dari tendoachilles sendiri, dengan sedikiti respon
inflamasi dan gejala ditandai dengan rasa penuh atau nodularity pada
posterior tendoachilles.8
Penatalaksanaan8
1. Fase Akut
Rehabilitasi Program
Terapi Fisik
Terapi fisik tidak diindikasikan untuk fase akut, tetapi akan menjadi
terapi penting pada fase rehabilitasi. Pengobatan (nonoperatif vs operatif)
ditentukan bedasarkan kondisi pasien, dengan penekanan khusus pada
manfaat dan risiko dari setiap prosedur.
Bedah Intervensi
Terdapat kontroversi mengenai apakah terlebih dahulu dilakukan
tindakan konservatif atau langsung dengan rekonstruksi pada tendon yang
Bedah Terbuka
Rekonstruksi terbuka dilakukan dengan menggunakan pendekatan
medial longitudinal. Insisi medial memiliki keuntungan yaitu visualisasi
yang lebih baik dari tendon plantaris, serta menghindari cedera pada saraf
Sural. Insisi midline jarang digunakan karena tingkat komplikasi yang
tinggi terjadinya luka dan adhesi.
Setelah pemasangan tourniquet dan palpasi tempat ruptur, insisi dibuat
melalui kulit dan lemak subkutan untuk menciptakan paratenon.
Paratenon
tersebut
kemudian
dibagi
secara
longitudinal
untuk
Tendo Supraspinatus
Tendo Infraspinatus
Tendo Teres minor
Tendo Subskapularis
Keempat otot biasanya bertindak untuk mengangkat tangan ke atas dan
Patofisiologi9
Patogenesis dari ruptur tendo rotator cuff berdasarkan studi histologis
bedah dan spesimen otopsi ditemukan adanya perubahan degeneratif pada
tendo. Simmonds menyatakan bahwa kematian sel adalah penyebab dasar
dari perubahan degeneratif. Adanya respon inflamasi dan adanya bagian dari
tendon yang mati mungkin mengalami degenerasi lemak, diikuti dengan
pengapuran atau kerusakan. Pada awal perubahan terjadinya degeneratf
terdapat pemisahan dan pelurusan dari bundel kolagen, dengan perpindahan
dari sel ke dalam ruang intrafascicular. Hal ini mengurangi kekuatan tarikan
tendon. Dengan meningkatnya degenerasi kolagen fasikula yang terpisah
menjadi disorientasi, acellular dan terfragmentasi.
Gejala Klinis9
Dalam kasus, biasanya pria lebih dari 40 melakukan aktifitas dan terluka
bahunya ketika mengangkat ataumenarik benda berat atau pada jatuh dengan
lengan terulur. Pasien merasakan sensasi seperti robek disertai oleh rasa nyeri
yang berat. Gerakan bahu menjadi terbatas. Rasa sakit secara bertahap
berkurang namun berulang antara 8 dan 12 jam kemudian secara progresif
biasanya di atas deltoid, yang diperburuk oleh pergerakan lengan. Pasien sulit
untuk tidur menghadap sisi yang terkena. Beberapa pasien mengatakan
adanya sensasi seperti bunyi klik pada bahunya. Pada kasus lain, dilaporkan
terjadi kelemahan bukan nyeri. Dalam beberapa kasus tidak ada riwayat
cedera. Trauma kecil pada pasien yang lebih tua dapat mengganggu tendon
yang sudah parah kerusakannya, sehingga menyebabkan sedikitnya gejala
yang terlihat.
Gejala-gejala dapat berlangsung dalam hitungan hari atau tahun, dapt
terjadi resmisi dan kambuh. Ketika pasien diminta untuk mengabduksikan
lengan, pasien hanya mampu mengangkat bahu, dan bahu terasa nyeri.
Dengan bantuan pasin mungkin dapat mengangkat lengan horisontal dan
menahannya, tapi dengan sedikit tekanan oleh pemeriksa lengan akan turun
ke samping. Jika rasa sakit mengganggu tes ini dapat dihilangkan dengan
infiltrasi bius lokal.
Pemeriksaan Khusus9
Pemeriksaan khusus ini berguna untuk menemukan diagnosis yang akurat.
Pain Ablasion Test
Kelemahan yang persisten saat abduksi lengan setelah anestesi lokal yang
disuntikkan ke dalam ruang subacromial untuk menghilangkan rasa sakit dan
mencegah spasme otot, menunjukkan adanya ruptur supraspinatus. Namun,
ini bukan tes definitif karena kadang-kadang seorang pasien dengan ruptur
rotator cuff dapat mempertahankan kekuatan abduksi.
Roentgenografi
Codman20 tahun 1934 menulis bahwa Roentgenograms polos biasanya
menunjukan gambaran normal dengan ruptur tidak melibatkan insersi tendon
pada tulang. Hal ini memang benar untuk ruptur akut, dan roentgenografi saat
ini digunakan dalam kasus-kasus terutama untuk menyingkirkan lesi lain dan
akibat trauma. Sebagian besar roentgenographi yang abnormal didapatkan
pada kasus ruptur yang lama dengan gambaran :
permukaan akromion.
Perubahan konveksitas yang normal di permukaan bawah
akromion.
Sclerosis dibawah permukaan akromion.
Kista subcortical di akromion.
Penyempitan interval antara caput humeri dan bagian bawah
akromion, yang biasanya 7 sampai 14 mm dalam standar
pandangan anteroposterior.
Arthrography
Injeksi udara atau media opaque ke sendi glenohumeral sebelum
roentgenografi, direkomendasikan oleh Codman tetap tidak diperoleh hasil
yang
memuaskan.
Beberapa
tahun
kemudian
Oberholzer,
berhasil
Penatalaksanaan14
Ruptur tendo rotator cuff unik karena pengobatan tanpa operasi adalah
pengobatan pilihan utama dalam cedera tendon kebanyakan. Lebih dari 90%
dari cedera tendon yang terjadi secara kronis dan alami, dan 33% -90% dari
gejala cedera kronis hilang tanpa operasi.
Sebaliknya, pada ruptur akut, seperti yang terjadi pada trauma, tidak atau
mungkin diperbaiki dengan operasi tergantung pada beratnya robekan.
Jika robekan adalah kurang dari 50% dari ketebalan cuff atau kurang dari
1 cm, jaringan mati dapat dibuang dengan athroskopi. Sebuah sayatan kecil
dibuat dan alat yang disebut arthroscope di masukkan ke dalam sendi.
Melalui itu, ahli bedah dapat melihat dan membuang jaringan mati tanpa
melakukan bedah terbuka.
4. Biceps
Ruptur tendo biseps adalah trauma yang terjadi pada tendon biseps
menyebabkan terpisahnya tendo dari tulang. Tendo biseps normalnya
terhubung kuat ke tulang. Ketika terjadi ruptur tendo biseps, tendo ini
terlepas, otot tidak dapat menarik tulang, dan gerakan tertentu dapat melemah
atau terasa nyeri.
Terdapat dua jenis ruptur tendo biseps:
1. Ruptur tendo biseps proksimal15
Ruptur tendo biseps proksimal adalah trauma yang terjadi pada tendon
biseps di sendi bahu. Jenis cedera adalah jenis yang paling umum dari
cedera tendo biseps. Umumnya sering terjadi pada pasien usia lebih dari
60 tahun, dan biasaya meunjukkan gejala minimal.
Ruptur tendo biseps melibatkan salah satu dari dua ujung tendon
biseps. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang tua dan disebabkan oleh
perubahan degeneratif dalam tendo biseps yang menyebabkan kegagalan
struktur. Kebanyakan pasien terlebih dahulu merasakan nyeri bahu
menetap dengan impingement syndrome atau rotator cuff tear. Ruptur
tendon biseps proksimal juga dapat terjadi selama kegiatan ringan, dan
beberapa pasien mungkin mengalami beberapa nyeri setelah terjadi ruptur
tendon.
Tendo biseps proksimal dapat ruptur pada pasien muda dengan
kegiatan seperti angkat berat atau olahraga melempar, tapi kejadian ini
cukup jarang terjadi.
dilakukan
pembedahan
(tendinoplasty)
dengan
perangkat