Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
Lensa mata merupakan struktur globuler yang transparan, terletak di
belakang iris, di depan badan kaca. Lensa berbentuk bikonveks, avaskuler, dengan
tebal 4 mm dan diameter 9 mm. Komponennya terdiri dari 65% air dan 30% protein.
Lensa diliputi oleh kapsula lentis yang bekerja sebagai membran semi permeabel
yang melarutkan air dan elektrolit untuk makanannya. Substansi lensa terdiri dari
nukleus dan korteks yang terdiri dari lamel-lamel yang panjang dan konsentris.
Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu kenyal dan lentur karena
memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk menjadi cembung, dan
kejernihannya diperlukan sebagai media penglihatan yang berfungsi memfokuskan
berkas cahaya ke retina.
Kelainan pada lensa dapat berupa kekeruhan pada lensa yang disebut
katarak, yang dapat terjadi akibat hidrasi (penimbunan cairan) lensa, denaturasi
protein lensa atau akibat keduanya. Pada mata akan tampak kekeruhan pada lensa
dalam bermacam-macam bentuk dan tingkat serta pada berbagai lokasi di lensa
seperti di korteks dan nukleus. Akibat dari kekeruhan ini, cahaya yang masuk ke
retina akan terhalang. Pasien dengan katarak mengeluh penglihatan seperti berasap
dan tajam penglihatan menurun secara progresif.
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya
usia seseorang. Katarak kebanyakan muncul pada usia lanjut. Data statistik
menunjukkan bahwa lebih dari 90% orang berusia di atas 65 tahun menderita katarak.
Sekitar 55% orang berusia 75-85 tahun daya penglihatannya berkurang akibat
katarak. Walaupun sebenarnya dapat diobati, katarak merupakan penyebab utama
kebutaan di dunia.
BAB II
LAPORAN KASUS
II.1.
IDENTIFIKASI
Nama
: Tn. S
Umur
: 76 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Sapuangin
II.2.
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Penglihatan kedua mata semakin kabur sejak 3 bulan yang lalu
Riwayat Perjalanan Penyakit
2 tahun yang lalu penderita mengeluh pandangannya mulai kabur.
Pandangan kabur dimulai pada mata sebelah kanan tetapi masih dapat
bekerja dan melakukan aktivitas sehari-hari, pandangan seperti berasap (+),
penglihatan terasa silau pada siang hari (+) tetapi tidak begitu silau,
penglihatan lebih terang pada pagi atau malam hari daripada siang hari, mata
merah (-), nyeri (-), mata seperti melihat pelangi (-), sakit kepala (-), mual
muntah (-), penglihatan yang turun mendadak seperti tertutup tirai disangkal.
Penderita pergi berobat ke dokter umum dan hanya diberi obat tetes tetapi
lupa nama obatnya. Penderita merasa tidak ada perubahan.
+ Sejak 3 bulan yang lalu penderita mengeluh penglihatan kedua mata
menjadi semakin kabur, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari,
pandangan penderita semakin berkabut, penglihatan lebih terang pada pagi
atau malam hari daripada siang hari. Penderita juga mengeluh sulit melihat
jauh dan lebih nyaman membaca tanpa kacamata. Mata merah (-), nyeri (-),
sakit kepala (-), kelopak mata bengkak (-). Kemudian penderita pergi
berobat ke poliklinik mata RSUD Banjar.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat memakai kacamata penglihatan jauh (+)
Riwayat minum obat steroid jangka panjang disangkal
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat darah tinggi (+)
Riwayat trauma disangkal
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal
II.3.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum
: baik
Sens
: Compos mentis
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Respiratory rate
: 20 x/menit
Suhu
: -
Status Oftalmologikus
OD
OS
Segmen Anterior
Visus
TIO
KBM
1/300
-
6/15 PH 6/6
orthoforia
GBM
Palpebra Superior
Palpebra inferior
Konjungtiva tarsal superior
Konjungtiva tarsal inferior
Konjungtiva bulbi
Kornea
COA
Iris
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Jernih,
Sedang, jernih
Gambaran baik
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Tenang
Jernih,
Sedang, jernih
Gambaran baik
Pupil
Bulat, Sentral,
Bulat, Sentral,
Lensa
RC (+), 3 mm
Keruh,
Resume
RC (+), 3 mm
Jernih
Pasien mengeluh OD terasa buram, dirasakan perlahan lahan sejak 2 tahun lalu,
penglihatan seperti berasap, dan memburuk 3 bulan terakhir, sudah berobat
namun belum ada perbaikan, pada status oftalmologi ditemukan, Visus OD
1/300 OS 6/15 ph 6/6, Lensa OD keruh.
II.4.
DIAGNOSIS
Katarak Senilis matur OD
II.5.
PENATALAKSANAAN
-Rencana Ekstraksi Katarak + Intra Ocular Lens (IOL)
II.6.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1
Pengertian Katarak
Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan
tembus cahaya menjadi keruh. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat
dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan
menghasilkan bayangan yang kabur pada retina.
Katarak adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan
lensa di dalam kapsul lensa atau juga suatu keadaan patologik lensa di mana lensa
menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa.
III.2
Etiologi Katarak
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau
bertambahnya usia seseorang. Katarak kebanyakan muncul pada usia lanjut. Data
statistik menunjukkan bahwa lebih dari 90% orang berusia di atas 65 tahun menderita
katarak. Sekitar 55% orang berusia 75-85 tahun daya penglihatannya berkurang
akibat katarak. Walaupun sebenarnya dapat diobati, katarak merupakan penyebab
utama kebutaan di dunia.
Katarak disebabkan hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein
lensa, proses penuaan (degeneratif). Meskipun tidak jarang ditemui pada orang muda,
bahkan pada bayi yang baru lahir sebagai cacat bawaan, infeksi virus (rubela) di
masa pertumbuhan janin, genetik, gangguan pertumbuhan, penyakit mata, cedera
pada lensa mata, peregangan pada retina mata dan pemaparan berlebihan dari sinar
ultraviolet.
Kerusakan oksidatif oleh radikal bebas, diabetes mellitus, rokok, alkohol,
dan obat-obatan steroid, serta glaukoma (tekanan bola mata yang tinggi), dapat
meningkatkan risiko terjadinya katarak.
Pada awal serangan, penderita katarak merasa gatal-gatal pada mata, air
matanya mudah keluar, pada malam hari penglihatan terganggu, dan tidak bisa
menahan silau sinar matahari atau sinar lampu. Selanjutnya penderita akan melihat
selaput seperti awan di depan penglihatannya. Awan yang menutupi lensa mata
tersebut akhirnya semakin merapat dan menutup seluruh bagian mata. Bila sudah
sampai tahap ini, penderita akan kehilangan penglihatannya.
III.3
Klasifikasi Katarak
Katarak Nuklear
Katarak nuclear adalah sclerosis dan penguningan yang berlebihan
pada lensa. Dimana sebenarnya secara fisiologis lensa memang
mengalami sclerosis dan penguningan sesuai dengan pertambahan
umur. Namun hal ini tidak berpengaruh banyak pada fungsi visual.
Apabila sclerosis dan penguningan lensa ini sudah berlebihan maka ia
disebut katarak nuclear. Cara mengevaluasi katarak nuclear adalah
dengan menggunakan slit-lamp biomicroscope dan dengan memeriksa
refleks warna merah dengan dilatasi pupil.
Perkembangannya lambat
Menyebabkan
penurunan
penglihatan
jauh
dibandingkan
penglihatan dekat.
Pada kasus lanjut, nucleus lensa akan menjadi semakin opaque dan
coklat yang disebut dengan brunescent katarak nuclear.
Katarak Kortikal
Perubahan komposisi ionic dari korteks lensa dan perubahan
subsekuen pada hidrasi dari serat lensa akan mengakibatkan
opasifikasi kortikal.
Diplopia mononuclear.
2. Katarak Traumatika
3. Katarak Metabolik
Merupakan katarak yang terjadi karena kelainan metabolik seperti :
o Diabetes Mellitus
Diabetes
mellitus
lensa, indeks
peningkatan
resiko
dari
perubahan
lensa
yang
Sebagai
dari
lensa.
Pengobatan
galaktosemia
termasuk
menghilangkan susu dan produk susu dari diet. Pada beberapa kasus,
bentukan katarak awal dapat dicegah dengan diagnosis yang cepat dan
intervensi diet.
Defisiensi dari dua enzim lain, galaktokinase dan epimerase, dapat
juga menyebabkan galaktosemia. Defisiensi ini jarang, bagaimanapun
dapat menyebabkan kelainan yang tidak parah. Katarak yang
disebabkan defisiensi enzim dapat terlihat, tetapi mengarah ke
Perokok yang
membrane
pada
pemberian
kortikosteroid
secara:
sistemik,
topical,
dosis yang lebih sering. Biasanya terjadi pada pasien usia lanjut dan pada
anak-anak belum dilaporkan.
Amiodarone
Amiodaron suatu oat antiaritmia, dilaporkan dapat menyebabkan deposisi
pigmen axial anterior stelata. Amiodaron juga dideposit di epitel kornea dan
jarang menyebabkan neuropati optic.
Statin
Percobaan pada anjing dengan menggunakan 3-hidroksil-3metilglutaril
coenzim A (HMG CoA) reduktase inhibitor dikaitkan dengan timbulnya
katarak dengan menggunakan dosis berlebihan. Namun penggunaan statin
pada manusia tidak menunjukkan peningkatan resiko katarak. Namun
demikian, pnggunaan serempak simvastatin dan eritromisin dapat dikaitkan
dengan peningkatan 2-3 kali lipat resiko katarak
7. Katarak Kongenital
Berkembang dari genetik, trauma atau infeksi prenatal dimana kelainan utama
terjadi di nukleus lensa. Kekeruhan sebagian pada lensa yang sudah
didapatkan pada waktu lahir dan umumnya tidak meluas dan jarang sekali
mengakibatkan keruhnya seluruh lensa Kongenital
3) Katarak hipermatur
Pada katarak hipermatur, terjadi pengerutan lensa karena korteks lensa telah
mencair sehingga air keluar dari lensa dan membuat bentuk lensa menjadi
keriput.
Manifestasi klinis
III.5
Pemeriksaan
Tes anel : untuk menilai fungsi ekskresi saluran air mata apakah ada yang
menyumbat atau tidak. Tes ini perlu dilakukan untuk menghindari kebuntuan
aliran air mata yang akan mempermudah berkembangbiaknya kuman yang dapat
mengakibatkan infeksi paska operasi sehingga hasil operasi tidak optimal.
Penilaian segmen posterior mata dengan USG dan funduskopi, untuk menilai
prognosis setelah operasi.
Biometri, untuk mengetahui panjang aksis visual dan berapa kekuatan lensa yang
diperlukan untuk ditanam.
III.6
Lensa Intraokular
Mempunyai optik
Gambar 7. IOL
II.7
Pencegahan
Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari
bisa Mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata.
Katarak dapat dicegah, di antaranya dengan menjaga kadar gula darah selalu
normal pada penderita diabetes mellitus.
BAB IV
ANALISA KASUS
Penderita adalah seorang laki-laki berusia 71 tahun, datang dengan keluhan
utama penglihatan kedua mata terasa kabur. Dari anamnesis didapatkan bahwa tajam
penglihatan menurun perlahan tanpa disertai keluhan mata merah dan nyeri. Dari
keluhan utama dan riwayat perjalanan penyakit ini dapat dipikirkan beberapa dignosis
banding penyakit mata yang ditandai dengan penurunan visus perlahan mata tenang,
diantaranya yaitu katarak, kelainan refraksi, glaukoma kronis, ambliopia,
retinoblastoma dan retinopati. Diagnosis pasti ditegakkan dengan cara menyingkirkan
diagnosis banding berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.
Kemungkinan ambliopia dan retinoblastoma dapat disingkirkan dari
identifikasi dimana penderita berusia sudah berusia 71 tahun. Ambliopia adalah
berkurangnya tajam penglihatan yang terjadi karena tidak normalnya perkembangan
visus yang dialami sejak usia dini, yaitu sejak lahir hingga usia 10 tahun. Pada
penderita ini penurunan visus mulai terjadi sejak dua tahun terakhir sedangkan
sebelumnya penglihatan normal. Retinoblastoma merupakan kelainan kongenital
yang biasanya baru terlihat pada anak berumur 1-2 tahun. Pada pasien retinoblastoma,
penurunan visus secara perlahan biasanya disertai dengan perubahan gerak bola mata
menjadi strabismus, pelebaran pupil dengan refleks warna kuning mengkilat
(amourotic cats eye), dan meningkatnya tekanan intraokuler.
Kemungkinan glaukoma kronis dapat disingkirkan dari anamnesis dimana
penderita tidak mengeluhkan gambaran pelangi di sekitar lampu (halo) maupun
merasakan sakit kepala yang hilang timbul. Dari pemerikan tonometri dengan
tonometri Schiotz tidak terdapat peningkatan tekanan intraokuler (TIOD = 15,6
mmHg, TIOS = 13,1 mmHg).
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Sidharta. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. 3rd edisi. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI, hlm : 128-136
2. Vaughan DG. Oftalmologi Umum. Widya Medika. 1995
3. Ilyas, Sidharta. 2006. Dasar Tehnik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit
Mata. Edisi kedua. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
4. James, Bruce, et al. 2006 . Lecture Notes Oftalmologi, 9th eds. Jakarta :
Erlangga. Hlm : 76-79.
5. http://www.erfins.multiply.com.journalitem43 - 19k. Sumber : American
Academy of Ophthalmology.
6. http://www.tedmontgomery.com/the_eye/index.html
7. Young RW. Age-Related Cataract. New York : Oxford University Press; 1991.