Sie sind auf Seite 1von 22

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.

com

PERSEPSI AUDITOR BKM DENGAN PEMAKAI LAPORAN


KEUANGAN BKM TENTANG EXPECTATION GAP DALAM HAL
INDEPENDENSI, KOMPETENSI AUDITOR, PERAN DAN TANGGUNG
JAWAB AUDITOR
FAKHRIAL FIRDAUSY AL HAQ
0710233118
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
ABSTRACT
This research purpose to examine whether or not theres a significant difference
in perceptions between Auditor BKM with financial statement users in terms of
independence, auditor competency, role and responsibilities of auditors. Methods
used in this research is form of survey methods. Sampling was done using
purposive sampling technique. The data used in this research is form of primary
data through a survey questionnaire that was distributed directly to the
respondents. Perceptions of respondents measured from the answers to the
questions in the questionnaire using an interval size from Likert scale. Validity
tests using the Pearson Product Moment Correlation. Reliability tests using
Cronbach's Alpha technique and Normality tests using Kolmogorov Smirnov OneSample Test. To test the hypothesis using Independent sample t-test. Based on the
results of hypothesis testing showed that the expectation gap between auditors of
BKM with financial statement users in terms of independence, auditor
competency, role and responsibilities of auditors. Auditor BKM have a higher
perception in terms of independence, Auditor Competency, Role and
Responsibilities of Auditors compared to financial statement users of BKM.
Keywords: expectation gap, perception, auditors, financial statement users,
independence, auditor competencies, role and responsibilities of auditor.

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

PENDAHULUAN
Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi
semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini
cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat
pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan
masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan
akar permasalahan kemiskinan juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan perubahan
yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan
lapangan kerja, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai tahun 2007. Melalui PNPM Mandiri
dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang
melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga
pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran
kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat
ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan subyek
upaya penanggulangan kemiskinan.
Program PNPM Mandiri membutuhan akan jasa pihak ketiga untuk menilai
keandalan pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh BKM dalam
laporan keuangannya, maka timbul kebutuhan akan jasa profesi akuntan publik.
Auditor diharapkan mampu memberikan penilaian yang bebas tidak memihak
tentang informasi yang disajikan BKM. Selaras dengan pernyataan ini, Guy &
Sullivan (1988) mengemukakan bahwa publik dan pemakai laporan keuangan

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

mempunyai harapan tinggi tentang peran dan tanggung jawab auditor untuk
mengkomunikasikan informasi yang bermanfaat mengenai proses auditnya
tentang pemakai laporan keuangan dan juga mengkomunikasikan secara jelas
dengan komite audit serta pihak-pihak lain yang berkepentingan atau bertanggung
jawab tentang pelaporan keuangan yang dapat dipercaya.
Novita (2009) mengemukakan bahwa Auditor independen diharapkan dapat
menghasilkan laporan hasil audit yang berkualitas dan untuk menghasilkan
laporan hasil audit yang berkualitas, salah satunya auditor dituntut memiliki
tingkat independensi yang tinggi. Dalam pelaksanaan audit, auditor juga harus
dapat melaksanakan proses audit secara efektif sehingga apabila terjadi
kecurangan atau penyelewengan di dalam pengelolaan BKM, auditor mampu
mendeteksi kecurangan tersebut. Setelah melakukan proses audit di BKM
diharapkan auditor dapat mengeluarkan opini audit yang sesuai dengan kondisi
yang terjadi di dalam pengelolaan BKM. Badan Keswadayaan Masyarakat selaku
pihak yang diaudit dan Fasilitator kelurahan selaku pemakai laporan keuangan
BKM dengan adanya audit memiliki harapan lebih atas pekerjaan yang dilakukan
oleh auditor.
Penelitian yang dilakukan oleh Novita (2009) membuktikan adanya
expectation gap serta perbedaan persepsi antara Badan Keswadayaan Masyarakat
(BKM), Auditor BKM dan Fasilitator Kelurahan (Faskel) mengenai keseluruhan
isu independensi, keefektivan proses audit dan opini audit.

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

Atas dasar latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih
lanjut dan mengadakan penelitian dalam rangka menyusun skripsi dengan judul
Persepsi Auditor BKM dengan Pemakai Laporan Keuangan BKM tentang
Expectation Gap dalam Hal Independensi, Kompetensi Auditor, Peran dan
Tanggung Jawab Auditor.
TINJAUAN LITERATUR DAN PENELITIAN TERDAHULU
PERSEPSI
Menurut Rakhmat (1994): Krech dan Crutchfield (1975) (dalam Sobur:460)
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dapat dikategorikan menjadi:
1. Faktor fungsional
Faktor fungsional dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan (suasana hati),
pelayanan, dan pengalaman masa lalu seseorang individu.
2. Faktor-faktor struktural
Faktor-faktor struktural berarti bahwa faktor-faktor tersebut timbul atau dihasilkan
dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yang ditimbulkan dari sistem syaraf
individu.
3. Faktor-faktor situasional
Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal. Petunjuk proksemik,
petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik adalah beberapa dari
faktor situasional yang mempengaruhi persepsi.
4. Faktor personal
Faktor personal ini terdiri atas pengalaman, motivasi dan kepribadian.
EXPECTATION GAP
Expectation gap adalah suatu fenomena yang terjadi karena perbedaan
persepsi antara apa yang dipercaya auditor menjadi tanggung jawab auditor yang
sesungguhnya (Gramling, Schatzberg & Wallace, 1996; Guy & Sullivan, 1988).

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

Expectation gap menurut Ojo (2006) merupakan perbedaan pendapat antara


pemakai laporan keuangan, masyarakat umum dan auditor mengenai audit dan
apa yang dilakukan oleh profesi audit sesuai dengan yang mereka perkirakan.
Expectation gap merupakan suatu masalah bagi profesi akuntan publik yang
senantiasa muncul dalam bidang auditing dan merupakan kendala bagi
perkembangan profesi. Pemakai laporan keuangan menuntut laporan keuangan
auditan yang dapat dipercaya dan menyediakan informasi yang lebih lengkap dan
benar sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan.

KOMPETENSI AUDITOR
Kompetensi itu tidak terlepas dari suatu keahlian. Pengertian keahlian
menurut

Bedard

(1989)

adalah

seseorang

memiliki pengetahuan dan

keterampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit.


Dalam definisi yang berbeda, Dreyfus & Dreyfus (1986) dalam Christiawan
(2002) menyatakan bahwa keahlian seseorang merupakan suatu gerakan yang
terus-menerus yang berupa proses pembelajaran dari mengetahui sesuatu
menjadi mengetahui bagaimana. Berdasarkan pada definisi-definisi yang telah
diuraikan dengan para ahli, peneliti mengambil kesimpulan dengan berlandaskan
pada penelitian yang dilakukan oleh Bedard (1989), dan diteliti kembali oleh
Murtanto (1999) yang memberikan sebuah wacana baru, bahwasanya
kompetensi di dalam audit tidak semata-mata diperoleh dari ilmu pengetahuan
dan pengalaman saja melainkan dari atribut penting yang lain yang menunjang
keahlian audit.

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

Dari hasil penelitian tersebut diambil kesimpulan bahwa terdapat lima


kategori yang mempengaruhi suatu kompetensi, yaitu : komponen pengetahuan,
ciri-ciri psikologis, kemampuan berfikir, strategi penentuan keputusan, dan
analisis tugas sebagai komponen yang mewakili keahlian audit.

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR


Auditor mempunyai peran yang sangat strategis dan tanggung jawab yang
sangat penting. Pandapat yang dinyatakan auditor akan berguna bagi pihak
pemakai laporan keuangan hasil auditan untuk membuat keputusan ekonomi.
Guy dan Sullivan (1988) menyatakan bahwa masyarakat dan para pemakai
laporan keuangan yakin bahwa auditor seharusnya bersikap sebagai berikut:
1. Lebih bertanggungjawab dalam mendeteksi dan melaporkan kecurangan
(faud) dan tindakan-tindakan ilegal (illegal act).
2. Meningkatkan efektivitas audit yaitu meningkatkan deteksi terhadap
kekeliruan yang material.
3. Mengkomunikasikan kepada para pemakai laporan keuangan informasi
yang lebih bermanfaat tentang sifat dan hasil dari suatu proses audit,
termasuk peringatan dini mengenai kegagalan bisnis (business failure).
4. Berkomunikasi secara jelas dengan komite atau pihak-pihak lain yang
berkepentingan atau bertanggungjawab terhadap reliabilitas laporan
keuangan.

BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM)


BKM bukanlah organisasi sektor publik yang menggunakan standar
akuntansi pemerintahan dalam pembuatan laporan keuangannya karena laporan
keuangan yang dibuat BKM berpedoman pada Standard Operating Procedure
(SOP) yang didasarkan dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). BKM
adalah lembaga masyarakat warga (Civil Society Organization), yang pada

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

hakekatnya mengandung pengertian sebagai wadah masyarakat untuk bersinergi


dan menjadi lembaga kepercayaan milik masyarakat, yang diakui baik oleh
masyarakat sendiri maupun pihak luar, dalam upaya masyarakat membangun
kemandirian menuju tatanan masyarakat madani (civil socitey), yang dibangun
dan dikelola berlandaskan berbasis nilai-nilai universal (value based).

AUDITOR
Menurut Arens dan Loebbecke (1997: 1) mendefinisikan auditing sebagai
proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang
dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang
kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian
informasi dimaksudkan dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing
seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.
Auditing secara umum adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh
dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan,

serta

penyampaian

berkepentingan (Mulyadi, 2002: 9).

hasil-hasilnya

kepada

pemakai

yang

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

No

Peneliti

Tahun

Judul Penelitian

Hasil Penelitian

Ermawan

2001

Analisis
Persepsi
Pemakai
Informasi
Akuntansi,
Akuntansi
Bukan
Publik,
Masyarakat Umum, dan
Akuntan Publik terhadap
Tugas Akuntan Publik

Pemakai
informasi
akuntansi,
masyarakat
umum, akuntan publik
secara
signifikan
mempersepsikan
tugas
akuntan
publik
dilaksanakan
secara
layak/memuaskan,
sedangkan akuntan bukan
publik
mempersepsikan
tugas akuntan publik tidak
dilaksanakan
secara
layak/memuaskan. Tidak
ada
expectation
gap
mengenai tugas akuntan
publik antara pemakai
informasi
akuntansi,
akuntansi bukan publik,
masyarakat umum, dan
akuntan publik.

Marsono

2004

Keberadaan expectation
gap antara pemakai
laporan
keuangan,
auditor, dan mahasiswa
akuntansi dalam isu
auditor dan proses audit

Ada perbedaan persepsi


yang signifikan antara
pemakai laporan keuangan,
auditor dan mahasiswa
akuntansi
terhadap
expectation gap dalam isu
auditor dan proses audit.

Wahyuni

2004

Expectation Gap antara


pemakai
laporan
keuangan, auditor, dan
mahasiswa
akuntansi
dalam isu atribut kinerja
auditor, tanggung jawab
auditor dan komunikasi
hasil audit

Terdapat
perbedaan
persepsi untuk isu atribut
kinerja
auditor
dan
komunikasi hasil audit
diantara ketiga kelompok
responden,
sedangkan
untuk isu kepada siapa
auditor bertanggung jawab
memiliki persepsi yang

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

sama
4

Indrarto

2009

persepsi
pemakai
laporan, auditor, akuntan
pendidik, dan mahasiswa
akuntansi
terhadap
expectation gap dalam
isu auditor & proses
audit, peran auditor, serta
kompetensi
dan
independensi auditor

Adanya expectation gap


antara pemakai laporan,
auditor, akuntan pendidik,
dan mahasiswa akuntansi
dalam isu auditor & proses
audit, peran auditor, serta
kompetensi
dan
independensi auditor

Novita

2009

Persepsi
Badan
Keswadayaan
Masyarakat , Auditor
Bkm, Dan Fasilitator
KelurahanTerhadap
Expectation Gap Dalam
Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat (Dalam Isu
Tingkat
Independensi,
Keefektivan
Proses
Audit, Dan Opini Audit)

Adanya Perbedaan persepsi


antara BKM, Auditor BKM
dan
Faskel
terhadap
Expectation Gap dalam
Program
Nasional
Pemberdayaan Masyarakat
Dalam
Isu
Tingkat
Independensi, Keefektivan
Proses Audit, Dan Opini
Audit)

Ramdhani

2012

Persepsi
Pemakai
Laporan Keuangan dan
Auditor
Mengenai
Expectation Gap: Studi
Kasus di Kota Semarang

Terdapat
perbedaan
Persepsi Pemakai Laporan
Keuangan dan Auditor
Mengenai Expectation Gap
Dalam Isu Auditor dan
Proses
Audit,
Peran
Auditor, Kompetensi dan
Independensi,
Larangan
KAP serta Komunikasi
Hasil Audit

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

METODOLOGI PENELITIAN
Populasi Responden dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi di dalam penelitian ini Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dan
Fasilitator Kelurahan (Faskel) serta Auditor yang berpraktek sebagai akuntan
publik yang ada di wilayah Pacitan, Ponorogo, dan Trenggalek. Pemilihan dan
pengumpulan sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah dengan
pendekatan convenience sampling melalui beberapa kriteria, yaitu sebagai berikut
:
1. Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) & Fasilitator kelurahan (Faskel)
a. Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), yaitu organisasi atau kelompok
masyarakat yang dibentuk di tingkat kelurahan/desa dengan tujuan mengelola
kegiatan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan telah
dibentuk selama lebih dari 1 tahun. Jumlah responden BKM di setiap kabupaten
adalah sebagai berikut:
Jumlah Badan Keswadayaan Masyarakat di Kabupaten Pacitan yang
telah dibentuk lebih dari 1 tahun sejumlah 25 BKM dari jumlah seluruh
BKM yang dibentuk sejumlah 25 BKM.
Jumlah Badan Keswadayaan Masyarakat di Kabupaten Ponorogo yang
telah dibentuk lebih dari 1 tahun sejumlah 20 BKM dari jumlah seluruh
BKM yang dibentuk sejumlah 33 BKM.

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

Jumlah Badan Keswadayaan Masyarakat di Kabupaten Trenggalek yang


telah dibentuk lebih dari 1 tahun sejumlah 20 BKM dari jumlah seluruh
BKM yang dibentuk sejumlah 22 BKM.
b. Fasilitator kelurahan (Faskel) yang melakukan pendampingan terhadap
pengelolaan BKM yang telah bekerja menjadi Faskel lebih dari 1 tahun. Jumlah
responden Fasilitator kelurahan (Faskel) di setiap kabupaten adalah sebagai
berikut:
Jumlah Fasilitator kelurahan di Kabupaten Pacitan yang telah bekerja
lebih dari 1 tahun sejumlah 23 orang dari jumlah seluruh Fasilitator
kelurahan sejumlah 25 orang.
Jumlah Fasilitator kelurahan di Kabupaten Ponorogo yang telah bekerja
lebih dari 1 tahun sejumlah 20 orang dari jumlah seluruh Fasilitator
kelurahan sejumlah 29 orang.
Jumlah Fasilitator kelurahan di Kabupaten Trenggalek yang telah
bekerja lebih dari 1 tahun sejumlah 17 orang dari jumlah seluruh
Fasilitator kelurahan sejumlah 22 orang.
2. Auditor BKM dengan persyaratan auditor yang diambil sebagai sampel
yaitu auditor yang pernah melakukan audit atas laporan keuangan BKM baik yang
berasal dari Kantor Akuntan Publik maupun dari institusi pendidikan yang
diperbolehkan melakukan audit terhadap Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)
selama lebih dari 1 tahun. Jumlah seluruh auditor yang pernah melakukan audit
atas laporan keuangan BKM selama lebih dari 1 tahun sejumlah 25 orang.

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab dan merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur
dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Azwar, 2008). Kuesioner
yang telah dibuat oleh peneliti disebarkan kepada responden langsung yaitu
pemakai laporan keuangan BKM dan auditor BKM.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi model Likert.
Model Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Likert, maka variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang
dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Skala Likert digunakan untuk menguji sampai sejauh mana tingkat kesetujuan
atau ketidaksetujuan subjek terhadap pertanyaan yang diajukan (Sekaran, 2006).
Alternatif jawaban yang tersedia mempunyai 5 skor untuk Sangat Setuju (SS), 4
untuk Setuju (S), 3 untuk Netral (N), 2 untuk Tidak Setuju (TS), dan 1 untuk
Sangat Tidak Setuju (STS).

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

ANALISIS DATA
Uji validitas, dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut benar
benar mengukur konsep yang seharusnya diukur (Sekaran, 2000). Pengujian
validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstrak (construct
validity) yaitu dengan mengkorelasikan skor tiap-tiap item dengan skor total.
Teknik yang digunakan adalah dengan pearson product-moment.
Uji reliabilitas, digunakan untuk mengetahui suatu alat ukur bebas dari bias,
sehingga dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten antar waktu dan
item dalam suatu instrumen. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
metode internal consistency. Uji yang digunakan adalah metode Cronbachs
Alpha yang sering digunakan untuk item-item skala banyak.
Uji normalitas, dilakukan untuk mengetahui kepastian sebaran data yang
diperoleh terhadap data bersangkutan. Penelitian ini menggunakan uji normalitas
Kolmogrov-Smirnov. Tujuan uji normalitas ini adalah untuk mengetahui apakah
variabel yang dianalisis memenuhi kriteria distribusi normal.
Uji hipotesis, apabila hasil dari uji normalitas menunjukkan bahwa data
berdistribusi normal, maka hipotesis diuji dengan menggunakan uji-t (independent
sample t-test). Dalam penelitian ini uji independent sample t-test digunakan untuk
menguji hipotesis bahwa terdapat expectation gap antara pemakai laporan
keuangan pemerintah dan auditor pemerintah. Semua teknik analisis data dalam
penelitian ini dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS version 19 for
windows.

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

ANALISIS HASIL PENELITIAN


Pengumpulan data dilaksanakan melalui pemberian daftar kuesioner pada
responden. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 150 eksemplar. Kuesioner yang
kembali dan terkumpul berjumlah 125 eksemplar dan yang dapat diolah hanya
100 eksemplar. Rincian distribusi kuesioner dan profil responden tercantum
dalam lampiran tabel 4.1 dan tabel 4.2.
Pengujian Data
Berdasarkan hasil pengujian validitas atas variabel-variabelnya, diperoleh
hasil yang valid untuk semua butir pernyataan (lihat tabel 4.6, 4.7, 4.8).
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas juga menunjukkan bahwa seluruh
pernyataan reliabel (lihat tabel 4.9). Dari hasil uji normalitas, diperoleh
kesimpulan bahwa data berdistribusi normal (lihat tabel 4.10).
Pengujian Hipotesis
Hasil F hitung levene test A sebesar 6,036 dengan probabilitas 0,016, maka
dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama. Dengan
demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance
assumed. Dari tabel 4.11 terlihat bahwa nilai t pada equal variance assumed
adalah 1,344 dengan probabilitas signifikansi 0,182, maka dapat disimpulkan
bahwa Ha diterima, artinya terdapat expectation gap antara Auditor BKM dengan
pemakai laporan keuangan BKM mengenai independensi. Jadi dapat disimpulkan
bahwa persepsi mengenai independensi berbeda secara signifikan antara Auditor
BKM dengan pemakai laporan keuangan BKM pada tingkat signifikansi 5%.

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

Hasil F hitung levene test B sebesar 20,697 dengan probabilitas 0,000, maka
dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama. Dengan
demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi

equal variance

assumed. Dari tabel 4.11 terlihat bahwa nilai t pada equal variance assumed
adalah 0.944 dengan probabilitas signifikansi 0.348, maka dapat disimpulkan
bahwa Ha diterima, artinya terdapat expectation gap antara Auditor BKM dengan
pemakai laporan keuangan BKM mengenai Kompetensi Auditor. Jadi dapat
disimpulkan bahwa persepsi mengenai Kompetensi Auditor berbeda secara
signifikan antara Auditor BKM dengan pemakai laporan keuangan BKM pada
tingkat signifikansi 5%.
Hasil F hitung levene test C sebesar 6,148 dengan probabilitas 0.015, maka
dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama. Dengan
demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance
assumed. Dari tabel 4.11 terlihat bahwa nilai t pada equal variance assumed
adalah 0.472 dengan probabilitas signifikansi 0.638, maka dapat disimpulkan
bahwa Ha diterima, artinya terdapat expectation gap antara Auditor BKM dengan
pemakai laporan keuangan BKM mengenai Peran dan Tanggung Jawab Auditor.
Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi mengenai Peran dan Tanggung Jawab
Auditor berbeda secara signifikan antara Auditor BKM dengan pemakai laporan
keuangan BKM pada tingkat signifikansi 5%.

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

KESIMPULAN
1.

Terdapat expectation gap antara Auditor BKM dengan pemakai laporan


keuangan BKM dalam hal Independensi, Kompetensi Auditor, Peran dan
Tanggung Jawab Auditor.

2.

Auditor BKM mempunyai persepsi yang lebih tinggi dalam hal


Independensi, Kompetensi Auditor, Peran dan Tanggungjawab Auditor
dibandingkan dengan pemakai laporan keuangan BKM.

KETERBATASAN
Penelitian ini masih memiliki keterbatasan yang perlu diperhatikan untuk
penelitian serupa selanjutnya. Keterbatasan-keterbatasan tersebut, antara lain:
1.

Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yang diadopsi dari


penelitian yang dilakukan di luar Indonesia, kemudian diadopsi lagi untuk
disesuaikan dalam konteks sektor publik, sehingga masih mungkin
ditemukan beberapa kelemahan. Hal ini karena adanya situasi dan kondisi
yang berbeda baik antara di Indonesia dan di luar Indonesia maupun
konteks sektor privat dan sektor publik.

2.

Ruang lingkup penelitian hanya di Pacitan, Ponorogo dan Trenggalek


sehingga kurang bisa mewakili persepsi atau tingkat pemahaman terhadap
expectation gap diantara Auditor BKM dengan Badan Keswadayaan
Masyarakat (BKM) dan Fasilitator Kelurahan (Faskel) di seluruh
Indonesia.

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

3.

Penelitian ini hanya membuktikan keberadaan expectation gap mengenai


tingkat Independensi, Kompetensi Auditor, Peran dan Tanggung Jawab
Auditor sehingga variabel expectation gap dalam penelitian ini perlu
ditambahkan lagi. Misalnya seperti atribut kinerja audit, komunikasi,
aturan dan batasan pada KAP.

REKOMENDASI
Setelah melihat keterbatasan-keterbatasan di atas, maka untuk penelitian
selanjutnya peneliti menyarankan agar:
1.

Instrumen penelitian untuk mengukur keberadaan expectation gap dalam


sektor publik bisa dikembangkan lagi sehingga benar-benar bisa mengukur
ada tidaknya expectation gap dalam sektor publik secara tepat. Indikatorindikator untuk menyusun kuesioner bisa ditambah lagi sehingga
instrumen penelitian bisa mengukur fenomena secara tepat.

2.

Penelitian

selanjutnya

dapat

mengembangkan

penelitian

dengan

memperluas populasi dan sampel untuk hasil yang lebih akurat, misalkan
sampel pemakai laporan keuangan BKM ditambah Badan Perencanaan
dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Tim Konsultan Manajemen
Wilayah (KMW) yang lain seperti Koordinator kota (Korkot), dan Asisten
kota (Askot).
3.

Penelitian selanjutnya melakukan penelitian mengenai expectation gap


dengan mengembangkan atau menambah variabel expectation gap.
Misalnya mengenai atribut kinerja audit, komunikasi, aturan dan batasan
pada KAP.

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

DAFTAR PUSTAKA
Arens, A.A., dan J.K Loebbecke. 1997. Auditing, Buku Dua. Diterjemahkan oleh
Amir Abadi Jusuf. Salemba Empat, Jakarta.
.., 2000. Auditing An Integrated Approach, Alih Bahasa Amir Abadi Jusuf,
Eight, Jilid 1, Prentice Hall International, Inc, New York.
Ariesanti, A. 2001. Pendapat Auditor tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Keahlian dan Independensi sebagai Kualitas Audit. Tesis, Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Aristania, Vanni. 2011. Penginvestigasian terhadap Expectation Gap atas Hasil
Laporan Audit Pada Sektor Publik. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas
Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta.
Azwar, Saifuddin. 2008. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
Baridwan, Z. 1999. Intermediate Accounting. Edisi Ketujuh. Yogyakarta: BPFE.
Bedard, J. 1989. Expertise in Auditing: Myth or Reality?, Accounting
Organizations and Society, Vol. 14, 576-586.
Choo, F. and K. Trotman. 1991. The Relationship Between Knowledge Structure
and Judgements for Experienced and Inexperienced Auditors. The
Accounting Review pp. 464-485.
Christiawan, Yulius Jogi. 2003. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik.
Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.4
No.2 (Nov) Hal. 79-92.
Dreyfus, H.L & S.E Dreyfus. 1986. Mind Over Machine: The Power of Human
Intuition and Expertise In the Era The Computer. (The Free Press).
Ermawan, Duddy. 2001. Analisis Persepsi Pemakai Informasi Akuntansi, Akuntan
Bukan Akuntan Publik, Masyarakat Umum dan Akuntan Publik Terhadap
Tugas Akuntan Publik. Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

Gramling, A. A., J.W. Schatzberg, and W.A. Wallace, 1996. The Role of
Undergraduate Auditing Coursework in Reducing the Expectations Gap,
Accounting Education, p. 131-161.
Guy. Dan. M & Jerry. D. Sullivan. 1988. The Expectation gap Auditing
Standards. The Journal of Accountancy. April hal 36 46.
Han, A. 2002. The Existence of Expectation Gap and the Usefulness of Auditors
Report. [On-line] Available http://www.alvinhan.com.
Humprey, C., & S. Turley., 1993, The Audit Expectation Gap in Britain: An
Empirical Investigation, Accounting Business Research, Vol 23, p 395-411.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik, per 1
Januari 2001. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Indrarto, Martin. 2009. Persepsi Pemakai Laporan Keuangan, Auditor, Akuntan
Pendidik dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Expectation gap (Dalam Isu
Auditor dan Proses Audit, Peran Auditor serta Kompetensi dan
Independensi). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat No:
25/KEP/MENKO/KESRA/VII/2007 Tentang Pedoman Umum Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri).
Kustono, A. S. 2001. Persepsi Dosen Akuntansi terhadap Kesetaraan PABU dan
SAK. Makalah Simposium Nasional Akuntansi IV.
Libby, R. and D. M. Frederick. 1990. Expertise and The Ability to Explain Audit
Findings. Journal of Accounting Research. 28 (Autumn): 348-367.
Marsono. 2004. Persepsi Pemakai Laporan Keuangan, Auditor dan Mahasiswa
Akuntansi terhadap Expectation Gap (Dalam Isu Auditor dan Proses Audit
dan Kasus-Kasus Khusus). Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Mayangsari, Sekar. 2003. Pengaruh Keahlian dan Independensi terhadap
Pendapat Audit: Sebuah kuasieksperimen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia
Vol.6 No.1 (Januari).
Meinhardt J. Moraglio JF, Steinberg HI. 1987. Governmental Audits: An Action
Plan for Excellence. Jl. Acc, 164: 86-91.
Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam. Salemba Empat, Jakarta.

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

Murtanto dan Gundono. 1999. Identifikasi Karakteristik-karakteristik Keahlian


Audit: Profesi Akuntan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi. Vol.2
No.1 Januari. p. 37-52.
Noviningtiyas. 2002. Persepsi Auditor dan Pemakai Laporan Keuangan terhadap
Peran dan Tanggungjawab Auditor. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Ojo, M. 2006. Eliminating the audit expectations GAP: Myth or Reality?, MPRA
Paper, 32.
Porter, Michael. E, 1993. Keunggulan Bersaing,
Mempertahankan Kinerja Unggul. Jakarta: Erlangga.

Menciptakan

dan

Pratiwi, Novita C. 2009. Persepsi Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM),


Auditor BKM dan Fasilitator Kelurahan(FASKEL) terhadap Expectation gap
dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (Dalam Isu Tingkat
Independensi, Keefektivan Proses Audit, dan Opini Audit). Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Pristiasari, Endah. 2004. Persepsi Auditor dan Pengguna Jasa Kantor Akuntan
Publik Mengenai Tanggung Jawab Auditor. Skripsi Fakultas Ekonomi,
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Ramdhani, S. Dudy. 2012. Persepsi Pemakai Laporan Keuangan dan Auditor
Mengenai Expectation Gap: Studi Kasus di Kota Semarang. Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang.
Sekaran, U. 2006. Metode Penelitian Untuk Bisnis 1. (4th Ed). Jakarta: Salemba
Empat.
Siagian, Sondang P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta,
hal 104 105.
Singarimbun, S. dan Effendi, S. 2006. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka
LP3ES.
Slameto. 1991. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sobur, Alex. 2011. Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. Cetakan I.
Bandung: Pustaka Setia.
Sugiono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

Tubbs, Richard. M. 1992. The Affect of Experience on The Auditors Organization


and Amount of Knowledge. The Accounting Review, Vol 67. No.4 pp. 783801.
Wahyuni, Dwi. 2004. Persepsi Pemakai Laporan Keuangan, Auditor dan
Mahasiswa Akuntansi terhadap Expectation Gap dalam Isu Atribut Kinerja
Auditor, Kepada Siapa Auditor Bertanggungjawab, dan Komunikasi Hasil
Audit. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Weber, R., & Crocker, J. (1983). Cognitive Processes In The Revision of
Stereotypic Beliefs. Journal of Personality and Social Pscychology, 45, 961977.
Yeni, Nini Syofri, 2000, Persepsi Mahasiswa, Auditor dan Pemakai Laporan
Keuangan terhadap Peran dan Tanggungjawab Auditor: Studi Empiris
Mengenai Expectation Gap. Tesis, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Yuliati, R., Jaka Winarna & Doddy Setiawan. 2007. Expectation Gap antara
Pemakai Laporan Keuangan Pemerintah dan Auditor Pemerintah.
Simposium Nasional Akuntansi, Makasar.

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com

Das könnte Ihnen auch gefallen