Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
`
oleh virus dengue yang menjadi salah satu masalah kesehatan di dunia. Dari data
WHO pada tahun 2009, penyakit ini telah dilaporkan semenjak abad ke-19 dan
pada awal abad ke-20 telah ditemukan di Amerika, Eropa selatan, Afrika utara,
Mediterania timur, Asia, Australia, dan beberapa pulau di Samudra India, Pasifik,
selatan dan tengah serta Karibia.1
DBD di Indonesia termasuk penyakit endemis dan telah tersebar di
berbagai wilayah Indonesia. Pada akhir tahun 2005, DBD telah ditemukan di
seluruh provinsi di Indonesia dan 35 kabupaten/kota telah melaporkan adanya
kejadian luar biasa (KLB). Incidence rate dari 0,005 per 100.000 penduduk di
tahun 1968 meningkat pesat menjadi 43,42 per 100.000 penduduk di akhir tahun
2005.2
Penyakit DBD masih menjadi permasalahan serius di provinsi Jawa
Tengah dan dilaporkan 35 kabupaten/kota sudah pernah terjangkit penyakit DBD.
Angka kesakitan DBD di provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 sebesar
19,29/100.000 penduduk, meningkat jika dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar
15,27/100.000 penduduk.3
Pada tahun 2010 kasus DBD di Kota Semarang sebanyak 5.556 kasus
dengan 47 kematian. Jumlah tersebut mengalami kenaikan yang signifikan dari
tahun 2009 yang mencapai 3.883 kasus atau naik 43%. Kasus DBD pada tahun
2010 merupakan kasus tertinggi selama ada DBD di Kota Semarang.4
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus yang masuk
ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. 5 Penyakit
ini sebagian besar menyerang anak berumur <15 tahun. DBD ditularkan melalui
nyamuk dan tidak menular melalui kontak manusia secara langsung.
CATATAN MEDIS KASUS ILMU KESEHATAN ANAK
I.
II.
IDENTITAS
Nama anak
Umur
: 13 tahun
Agama
: Islam
Nama bapak
: Tn. Supriyanto
Umur
: 60 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Swasta
Pendidikan
: SMP
Alamat
: Pusponjolo
Nama ibu
: Ny. Sriyani
Umur
: 55 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Buruh
Pendidikan
: SD
Alamat
: Pusponjolo
No RM
: 47-23-30
Tgl masuk RS
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara Autoanamnesis dan Alloanamnesis dari Pasien
dan Ibu Pasien tanggal 7 April 2015 pukul 20.30 WIB.
A. Keluhan utama
: Demam
Onset
Kualitas
Kuantitas
Faktor memperberat
Faktor memperingan
Gejala penyerta
B. RPS
Sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh demam.
Demam tinggi dengan suhu 38,5oC disertai menggigil. Demam naik
turun, sempat turun pada hari minggu. Tidak ada keluhan batuk dan
pilek. Terdapat keluhan mual dan muntah, muntah berupa makanan
dan tidak disertai darah. Selain itu pasien juga mengeluh sakit kepala,.
Tidak ditemukan bintik-bintik merah di badan dan perdarahan gusi.
Pada hari kamis dan jumat terdapat mimisan 1 hari 2 kali, lamanya
kurang lebih 2 menit berwarna merah. BAB bercampur darah
berwarna merah segar. BAK nya normal. Nafsu makan pasien
berkurang tidak seperti sebelum sakit. Pasien sudah berobat ke
Puskesamas.
Saat masuk rumah sakit pasien merasa demam dan lemas. Ke
empat akralnya dingin. Mual muntah masih dirasakan. Tidak terdapat
kejang, bintik-bintik merah dan tanda-tanda perdarahan lain seperti
mimisan dan perdarahan gusi. Pasien juga mengeluh nyeri kepala,
nyeri retro orbita, nafsu makan berkurang serta pasien merasa haus.
Saat ini sudah tidak BAB darah dan BAK nya normal.
C. RPD
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini dan sudah
pernah dilakukan pengobatan sebelumnya.
Riwayat rawat inap
: disangkal
3
Riwayat asma
Riwayat alergi
Riwayat batuk lama
: disangkal
: disangkal
: disangkal
D. RPK
:
Riwayat darah tinggi
Riwayat sakit gula
Riwayat sakit jantung
Riwayat batuk lama
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: nenek (belum diperiksa dan belum
dilakukan pengobatan)
Riwayat asma
: disangkal
Riwayat alergi obat atau makanan: disangkal
E. Riwayat sosial pribadi : Pembayaran menggunakan BPJS, disekitar
rumah tidak terdapat genangan air.
DATA KHUSUS
1. Riwayat Kehamilan/Pre Natal
Ibu rutin periksa kehamilan 4 kali di bidan. Waktu hamil tidak
pernah sakit, vitamin dan Zat Besi dari bidan, tidak mengkonsumsi obatobatan, alkohol maupun rokok. Sudah imunisasi TT 3 kali. Kehamilan
cukup bulan.
2.
4. Riwayat Imunisasi
Macam imunisasi
Imunisasi dasar
:
Frekuensi
Umur
Keterangan
Dilakukan di Bidan
BCG
1 kali
1 bulan
Lengkap
DPT
3 kali
2,4,6 bulan
Lengkap
Hepatitis B
3 kali
0,1,6 bulan
Lengkap
Polio
4 kali
0,1,2,3 bulan
Lengkap
Campak
1 kali
9 bulan
Lengkap
Tidak Dilakukan
Umur
Jumlah
Frekuensi
0 6 bulan
ASI saja
Semau anak
Semau anak
6 -8bulan
ASI
Promina
Semau anak
2 kali/ hari
8-12bulan
ASI
Nasi tim, sayur buah
Semau anak
1 sachet
Selalu habis
Semau anak
1 piring kecil
Selalu habis
1 tahun
ASI
Nasi tim, sayur
wortel,bayam, + buah
Semau anak
1 piring
kecil
Selalu habis
Semau anak
1 piring kecil
Selalu habis
Semau anak
2kali /hari
Semau anak
1 piring kecil
Selalu habis
Semau anak
3kali /hari
(pisang, pepaya)
1 tahun -
sekarang
dewasa
Perkembangan
Motorik Kasar : mengakat kepala
6-9 bulan
9-12 bulan
Sosial : ciluk ba
Motorik Kasar : berdiri dengan berpegangan
Motorik Halus : masukan benda kemulut
Bahasa : meniru bunyi
12 bulan - sekarang
Kesan
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 07 April 2015 jam 09.30 WIB
Keadaan umum : Tampak lemas
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign :
TD
: 100/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit, isi tegangan cukup, irama reguler
RR
: 21 x/menit
Suhu
: 35,6oC
Status Interna :
Kepala
: Mesocepal
Mata
: Konjungtiva anemis (-/-) , Sklera ikterik (-/-)
6
Hidung
Telinga
Mulut
T1-T1
Leher
Thorax
Cor :
Inspeksi
Palpasi
Tampak Belakang
SD Vesikuler
SD Vesikuler
Dextra
Normochest,
kelainan
kulit
Sinistra
simetris, Normochest,
(-),
simetris,
Palpasi
normal
normal
Pengembangan pernafasan Pengembangan
paru normal
pernafasan paru normal
Simetris, nyeri tekan (-), Simetris, nyeri tekan (-),
SIC dalam batas normal, SIC dalam batas normal,
Perkusi
Auskult
asi
taktil
fremitus
normal. taktil
fremitus
dada
normal.
tidak
ada
Abdomen :
Inspeksi
Sianosis
Akral dingin
Capillary refil
Tes tourniquet
IV.
s u p e r i o r
-/+/+
< 2 detik
(-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Diusulkan:
a. Pemeriksaan darah rutin
b. Tes Widal
8
i n f e r i o r
-/+/+
< 2 detik
Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
Anak perempuan umur 13 tahun
Berat badan
: 47 kg
Tinggi badan
: 157 cm
Keadaan gizi
: BB / U = 47 46,1 = 0,07 Normal
11,7
TB / U = 157 157,1 = - 0,01 Normal
6,60
IMT : 47 =
47
= 19,07 Gizi baik
2
(1,57m) 2,4649
I.
RESUME
An. I berusia 13 tahun datang bersama orang tuanya ke Rumah
Sakit pada tanggal 6 April 2015 dengan keluhan demam naik turun.
Keluhan dirasakan sejak hari kamis (2/04) dengan suhu 38,5oC disertai
menggigil dan disertai epistaksis 1 hari 2 kali lamanya kurang lebih 2
menit berwarna merah pada hari kamis dan jumat. Pada hari minggu
demam mulai turun, terdapat keluhan cephalgia, mual dan muntah
berupa makanan. BAB bercampur darah berwarna merah segar. Nafsu
makan pasien berkurang. Pasien sudah berobat ke Puskesamas.
Saat masuk rumah sakit pasien merasa demam dan lemas. Ke
empat akralnya dingin. Mual muntah masih dirasakan. Tidak terdapat
kejang, bintik-bintik merah dan tanda-tanda perdarahan lain seperti
mimisan dan perdarahan gusi. Pembayaran menggunakan BPJS
Pada pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, ditemukan hipotensi
100/80 mmHg, nyeri tekan epigastrium, nyeri retro orbita, akral dingin
pada ekstremitas superior dan inferior. Pada pemeriksaan antropometri
kesan gizi baik dan tumbuh kembang sesuai usia, dan imunisasi dasar
lengkap.
II.
DAFTAR MASALAH
ASSESMENT
Tanggal
AKTIF
Tanggal
PASIF
04/04/201
1. Demam.
04/04/201 -
2. Epistaksis
3. Nyeri tekan
epigastrium
4. Nyeri
kepala
5. Mual
muntah
III.
INNISIAL PLAN
1. Ip Dx :
a. Klinis
b. Etiologis
c. Tumbuh Kembang
10
dengue
haemorhagic
penyebab.
IV.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad Bonam
Quo ad sanam
: ad Bonam
Qua ad fungsionam : dubia ad Bonam
11
fever, dan
vektor
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Demam Berdarah Dengue
1. Definisi
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan virus
dengue, sejenis virus yang tergolong Arbovirus yang ditularkan oleh nyamuk
Aedes aegypti betina. Nyamuk Aedes aegypti betina menyimpan virus dengue
pada telurnya, kemudian akan menularkan virus tersebut melalui gigitan ke tubuh
manusia.5
2. Etiologi
Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus Dengue. Virus Dengue
termasuk kelompok B Arthropod Virus (Arbovirus) dan sekarang dikenal sebagai
genus Flavivirus, famili Flaviviride, yang mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu Den1, Den-2, Den-3, Den-4.6,7,8 Infeksi salah satu dari 4 serotipe tersebut akan
menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sehingga tidak dapat
memberikan perlindungan yang efektif terhadap serotipe lainnya. Selama
hidupnya, seorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3
atau 4 serotipe. Di berbagai daerah di Indonesia dapat ditemukan keempat serotipe
virus dengue. Namun serotipe Den-3 merupakan seritipe yang dominan dan
diperkirakan menunjukkan manifestasi klinik yang berat. 6,7 Masa inkubasi virus
dengue 4-7 hari tetapi rata-rata 3-14 hari.9
3. Patofisiologi
12
4.
Manifestasi Klinis
13
viremia
tersebut
dapat
menyebabkan
terjadinya
b.
Fase Kritis
Pada fase ini, penderita harus dirawat di rumah sakit karena
membutuhkan penanganan yang intensif. Fase ini umumnya dimulai
14
pada hari ketiga sampai kelima sejak adanya demam yang pertama kali,
yang berlangsung selama kurang lebih 24-48 jam. Fase kritis
merupakan fase yang sangat menentukan bagi penderita DBD. Jika
penderita berhasil melewati fase ini ia akan mengalami proses
penyembuhan, tetapi jika keadaan kritis ini tidak dapat teratasi
(terlambat ditangani), maka penderita akan mengalami kondisi yang
buruk. Pada kondisi ini biasanya penderita mengalami mual-muntah,
tidak nafsu makan, dan sudah mengalami perdarahan, sehingga
diperlukan pematauan secara lebih intensif. 5 Pada fase ini suhu badan
cenderung menurun dan bersamaan dengan itu sering terjadi tandatanda syok. Pada saat menjelang terjadinya syok, dijumpai nyeri perut
disertai gelisah dan sianosis. Jika syok lama terjadi akan diikuti dengan
asidosis metabolik, hipoksemia, dan perdarahan saluran cerna hebat
yang dapat memperburuk prognosis.2
Manifestasi syok pada anak terdiri atas :7
1) Kulit pucat, dingin dan lembab terutama pada ujung jari kaki,
tangan, dan hidung sedangkan kuku menjadi biru. Hal ini
dikarenakan oleh sirkulasi yang insufisiensi yang menyebabkan
peninggian aktivitas simpatikus secara refleks.
2) Anak yang semula rewel, gelisah, dan cengeng semakin perlahan
kesadarannya menurun menjadi apatis, sopor, dan koma. Hal ini
dikarenakan kegagalan sirkulasi serebral.
3) Perubahan denyut nadi, baik frekuensi maupun amplitudonya. Nadi
menjadi cepat dan lemah sampai tidak dapat diraba oleh karena
kolaps sirkulasi.
4) Tekanan nadi (diastolik) pada anak menurun menjadi 20 mmHg
atau kurang.
15
Fase penyembuhan
Pada umumnya dalam waktu kurang lebih 24-48 jam setelah syok,
penderita DBD yang telah berhasil melewati fase kritis akan sembuh
tanpa komplikasi. Kondisi ini ditandai dengan keadaan umum penderita
yang mulai membaik, nafsu makan meningkat, dan hasil pemeriksaan
tanda vital yang stabil (suhu, nadi, pernafasan, dan tekanan darah). Pada
kondisi seperti ini, biasanya pemberian cairan infus mulai dihentikan
dan diganti dengan pemberian nutrisi melalui mulut secara optimal.
16
5.
17
DERAJAT
DF
LABORATORIUM
a.
cells/mm3
a. Sakit kepala
b. Nyeri di retro-orbital
c. Myalgia
d. Arthtralgia
b.
Trombositopenia (jumlah
10%)
d.
plasma
e. Rash
f. Manifestasi perdarahan
g. Tidaknya adanya
kebocoran plasma
DHF
manifestasi perdarahan
hematokrit 20%
adanya tanda-tanda
kebocoran plasma
DHF
II
hematokrit 20%
III
18
hematokrit 20%
IV
hematokrit 20%
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1)
Jumlah trombosit
Penurunan jumlah trombosit menjadi
100.000/ L
100.000/
19
2)
Jumlah leukosit
Jumlah leukosit normal, akan tetapi biasanya terjadi
penurunan dengan dominasi sel neutrofil. Jumlah leukosit
mengalami penurunan menjadi
Kadar hematokrit
Peningkatan
nilai
hematokrit
menggambarkan
b.
Pemeriksaan Imaging
1)
Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan USG ialah pemeriksaan yang ideal, aman, non
invasive dalam mendeteksi kebocoran plasma (efusi pleura, efusi
perikardium,
asites),
hepatomegali,
atau
splenomegali.
3)
c.
Diagnosis Serologis
1) Uji Hambatan Hemaglutinasi (HI test)
Pada umumnya, penyakit yang disebabkan oleh virus dapat
dideteksi dengan pemeriksaan uji hambatan hemaglutinasi.2
2) Uji Elisa Antidengue IgM
IgM antidengue timbul pada infeksi primer maupun sekunder
dan adanya antibodi IgM ini menunjukkan adanya infeksi
dengue. IgM timbul sekitar hari ke-3 (biasanya sudah dapat
terdeteksi pada hari ke-5) dan kadarnya akan meningkat pada
akhir minggu pertama sampai dengan minggu ke-3 dan
menghilang pada minggu ke-6, sedangkan IgG timbul pada hari
ke-5 dan mencapai kadar maksimal pada hari ke-14, kemudian
menetap sampai berbulan-bulan. Pada infeksi sekunder kadar
IgG telah meningkat pada hari ke-2 melebihi kadar IgM.2
3) Tes Dengue Blot
Tes dengue blot IgM dan IgG merupakan pemeriksaan yang
sederhana
dan
cepat
21
namun
pada
penilaiannya
adanya
menderita
DBD,
hasil
positif
tersebut
hanya
Isolasi virus10
Ada beberapa cara isolasi yaitu :
1) Inokulasi
nyamuk
(Aedes
aegypti,
Ae.
albopictus,
Penatalaksanaan8
Derajat I dan II
1) Medikamentosa
a) Dianjurkan pemberian parasetamol bukan aspirin.
b) Diusahakan
tidak
memberikan
obat-obat
yang
tidak
22
cairan
plasma
sebagai
akibat
peningkatan
23
Derajat III
Berikan cairan 10 ml/kgBB pada anak atau melalui bolus dan sesuai
kebutuhan, tranfusi darah segar 10 ml/kgBB/ jam dapat diulang sesuai
kebutuhan.6,10
c.
Derajat IV
Jika tekanan darah sudah normal, selanjutnya berikan cairan intravena
seperti pada derajat III. Jika syok tidak membaik setelah diberikan
cairan intarvena 10 ml/kgBB, kemudian berikan cairan ulangan melalui
bolus 10 ml/kgBB dan periksa dengan laboratorium segera mungkin.10
24
8.
Prognosis
Penderita DBD dengan usia dibawah 15 tahun memiliki derajat
keparahan yang cenderung lebih tinggi. Makin muda usia penderita, untuk
derajat beratnya penyakit disertai dengan adanya komplikasi, makin buruk
prognosis nya dan semakin besar pula mortalitasnya.14
PEMBAHASAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan
virus dengue, sejenis virus yang tergolong Arbovirus yang ditularkan oleh nyamuk
Aedes aegypti betina. Nyamuk Aedes aegypti betina menyimpan virus dengue
pada telurnya, kemudian akan menularkan virus tersebut melalui gigitan ke tubuh
manusia.5
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan demam naik turun
sejak 4 hari yang lalu, disertai epistaksis, mual dan muntah, nyeri tekan
epigastrium, nyeri retro orbita, hematochezia, cephalgia, serta akral dingin
ekstremitas superior dan inferior. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat di
tegakkan diagnosis DBD Derajat II berdasarkan Kriteria Derajat Klinis menurut
WHO 2011, maka diusulkan pemeriksaan penunjang yaitu darah rutin, widal, IgM
IgG anti dengue. Pada pasien ini diberikan infus ringer laktat sebagai rehidrasi,
dan Paracetamol 10 15 mg/kgBB/x sebagai antipiretik.
25
26