Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Residue Catalytic Cracking (RCC) merupakan salah satu unit unggulan dari
Pertamina RU-VI Balongan,dimana RCC sendiri merupakan unit tingkat lanjut
(secondary processing) untuk mendapatkan nilai tambah dari pengolahan residue
dengan cara perengkahan menggunakan katalis. Feed residue yang digunakan yaitu
Treated Atmospheric Residue yang berasal dari unit AHU (35,5 % vol) dan
Untreated Atmospheric residue yang berasal dari unit CDU (64,5 % vol).Produkproduk yang dihasilkan yaitu Flue Gas,Propylene,LPG,Polygasoline,Naptha,Light
Cycle Oil (LCO),Decant Oil (DCO),Coke.
Didalam unit RCC terdapat Reaktor,Regenerator,Catalyst Cooler,Main Air
Blower,Cyclone,Catalyst
System,dan
CO
Boiler.Reaktor
dan
regenerator
Kontrol terhadap temperatur reaktor dapat dilakukan jika kita telah terlebih
dahulu mengetahui yield produk yang dihasilkan .Dengan menganalisa variabel
yang mempengaruhi nilai yield maka temperatur operasi reaktor dapat dikontrol.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mempelajari proses pada unit Residue Catalytic Cracking (RCC)
1.3.2 Menghitung neraca massa dan neraca panas reaktor-regenerator dan
menganalisa pengaruh temperatur reactor,temperatur regenerator,udara
regenerator dan MCRT terhadap yield coke
1.4 Manfaat
Dapat mempelajari proses pada unit 15-Residue Catalytic Cracking (RCC)
dan dapat mengetahui hubungan pengaruh temperatur reactor,temperatur
regenerator,udara regenerator dan MCRT terhadap yield coke.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Desain Basis
Unit RCC dirancang untuk mengolah residue yang berasal dari minyak berat
yang kurang menguntungkan menjadi produk yang lebih menguntungkan.Residue
yang diolah merupakan produk bawah unit CDU (A.R) yang mengolah campuran
Duri dan Minas crude serta produk bawah unit ARHDM (DMAR) yang memiliki
kandungan logam rendah dengan mempergunakan lisensi UOP.Design kapasitas
olah unit adalah 83.000 BPSD (505,5 mt/j) dengan ratio AR/DMAR 35,5 / 64,5 %.
A. Sifat karakteristik dari feed stock
1.
Unit ini juga dapat dioperasikan pada kapasitas rendah, bila salah satu dari dua train
AHU sedang dimatikan (shutdown)nuntuk penggantian katalis.
Tabel 2.1 Perbandingan Crude Oil Duri dan Minas
Sumber Crude Oil
Cut Range C
% Volume on crude
Specific Gravity
Nitrogen (Total) weight
ppm
Sulphur content % weight
Conradson carbon %
weight
Hydrocarbon content %
weight
Metal ppm weight
Metal (ppm) weight V
Ni
Na
Viscosity Csts @ 50C
@ 100C
Duri
370 +
73,5
0,952
4220
Minas
370 +
53,8
0,896
1820
0,24
9,8
0,12
4,9
12,06
13,3
2
2
43
1
1380
95,7
<2
<2
15
1
82,3
16,5
2.
Duri/Minas 80/20
370 +
24,9
0, 9047
1450
365
200
3,5
13,2
<1
20
<1
2000
42
Unit ini dirancang berdasarkan blending komponen dari jenis feed tersebut
diatas, dengan pengecualian jumlah metal sesuai catatan di bawah ini.
Tabel 2.3 Parameter Feed
Property
Quality
Specific Gravity
0,9184
22 (1)
MCR ( % weight)
5,6
Hydrogen ( % weight)
12,85
2350
B. Spesifikasi Produk
Unit memproduksi sweetened fuel gas yang dialirkan ke system refinery
fuel. LPG dan Gasoline yang dihasilkan dialirkan ke Merichem Treater Unit. LCO
Hydrotreater,sedangkan Decant oil dikirim ke blending fuel oil atau diekspor.
Berikut ini merupakan karakteristik dari produk yang dihasilkan oleh unit RCC.
Naptha
C4, % wt
: 1 max
90%, Vol, C
: 175 max
E.P, C
: 205 max
: 4 max
RON
: 91 min
RVP, psi
: 8 max
Mixed C3/C4,
C3 rec, vol %
: 95 min
C4 rec, vol %
: 97 min
: 205
: 350 max
Flash Point
: 85 min
Gap5%LCO-95%Naphta
: 15 min
Decant Oil
Flash Point
: 70 min
Catalyst cont
: 30 max
Viscosity 50C
: 150 max
CCR, % wt
: 18 max
Ash cont, % wt
: 0,10 max
Sediment
: 0,15 max
: nil
: 3 max
: 0,1 max
Sulphur Content, % wt
: 4 max
: 1 max
reaksi perengkahan akan sempurna dan uap hydrocarbon terpisah dari catalyst oleh
riser terminator dan katalis jatuh keseksi stripping, guna meminimize reaksi
perengkahan sekunder yang tidak dikehendaki. Uap hydrocakarbon yang masih
bercampur katalis masuk kedalam 13 buah single stage cyclone untuk pemisahan
akhir (99,999% katalis dapat terpisahkan). Catalyst yang terecover oleh cyclone
jatuh kebawah cyclone diplegs menuju keseksi stripping yang mempunyai 7 grid
dan dilakukan pelucutan sisa hydrocarbon dengan mempergunakan 2 buah
stripping steam 15 FC-010/011. Uap hydrocarbon naik ke plenum chamber
bergabung dengan uap hydrocarbon dari cyclone yang lain dan keluar melalui
puncak reaktor menuju ke Main Column.
B. Regenerator
stripper menuju ke upper regenerator melalui spent catalyst stand pipe yang diatur
oleh 15 SLV-101 untuk mengendalikan level 15 LC-003. Spent catalyst ini banyak
mengandung coke dengan komponen carbon dan hydrogen serta sebagian kecil
Sulfur dan Nitrogen yang terdeposit pada permukaan catalyst (8-10 % wt) selama
terjadi pereaksi perengkahan. Regenerasi katalis dilakukan dengan membakar
carbon mempergunakan oksigen yang diperoleh dari udara melalui Main Air
Blower. Pada upper regenerator dikehendaki pembakaran parsial coke guna
menghindari tingginya temperature regenerator akibat panas reaksi pembakaran
bila dilakukan pembakaran sempurna. Sekitar 80% coke dapat dihilangkan pada
upper regenerator melalui pembakaran parsial C menjadi CO.
Dari upper RG catalyst mengalir turun lower regenerator yang diatur 15
SLV-103 dengan mengendalikan level upper regenerator 15 LC-011. Catalyst
cooler dipergunakan untuk menyerap panas hasil reaksi pembakaran coke pada
katalis dengan menghasilkan steam. Pengendalian penyerapan panas pada catalyst
cooler dilakukan dengan mengatur jumlah udara fluidisasi (lance air) pada masingmasing cat cooler. Sedangkan untuk mengendalikan panas catalyst yang mengalir
dari upper regenerator ke lower regenerator dipergunakan 15 SLV-104 untuk
mengendalikan 15 TC-072. Udara berlebih dipergunakan untuk membakar sisa
coke pada catalyst dengan pembakaran sempurna dari C menjadi CO2. Catalyst
panas pada temperature 700-735C akibat pembakaran tersebut selanjutnya
dialirkan dari lower regenerator menuju ke wye piece riser melalui regenerated
catalyst standpipe yang diatur oleh 15 SLV-102 untuk mengendalikan 15 TC-022.
Pada wye piece regenerated catalyst naik ke riser dengan bantuan lift gas dan lift
steam untuk bertemu dengan umpan residu yang diinjeksikan kedalam riser.
Aliran katalis antara seksi reactor dan regenerator ini merupakan jantung
proses RCC. Aliran katalis tersebut jumlahnya sangat besar yaitu antara 40-70
ton/mnt katalis sirkulasi tiap menit. Flue gas yang mengandung CO pada upper
regenerator mengalir melalui 20 buah double stage cyclone guna merecover partikel
catalyst yang terikut. Sekitar 75-90% catalyst dipisahkan pada stage pertama dan
sisanya pada stage kedua. Tekanan flue gas keluar regenerator diturunkan dengan
C. Main Column
Pemisahan produk dilakukan dalam main fractionating column menjadi
fraksi-fraksi Decant Oil, Light Cycle Oil, Naptha, Unstabilized Gasoline dan wet
gas. Uap hydrocarbon panas dari reactor masuk ke main column pada 510-535C
dan harus didinginkan ke 315-370C sebelum dilakukan pemisahan. Pendinginan
uap dari reactor tersebut dilakukan dengan mengkontakannya dengan sejumlah
besar stream sirkulasi Main Column Bottom dirancang untuk me-desuperheat uap
hydrocarbon dari reactor, mengkondensasi produk bottok dan menghilangkan
entrained catalyst partikel.
Laju sirkulasi slurry oil umumnya berkisar 130-180% laju umpan atau 14,5
M3/jam per meter persegi diameter kolom. Sebagian sirkulasi dari MCB dilakukan
pada disc and donut tray, dari sini uap naik keseksi HCO dimana fraksinasi awal
dilakukan. Dari seksi HCO uap minyak naik keseksi LCO, sebagian LCO dikirim
ke sponge gas lalu membawanya kembali. Sebagian LCO yang lain dimasukkan
kedalam stripper untuk mengendalikan flash pointnya. Reflux pada Main Column
dipergunakan untuk mengendalikan temp overhead system dan heat balance kolom
serta menentukan EP gasoline.
straight line yang melalui stator vane bisa diubah-ubah sudutnya untuk menaikkan
atau mengurangi jumlah udara yang diperlukan.Penggerak MAB adalah steam
turbine dengan desain normal 3475 rpm.
E. Catalyst Cooler
Catalyst cooler berfungsi untuk mendinginkan katalis dari upper
regenerator ke lower regenerator dengan tujuan untuk mengatur temperature lower
regenerator.Unit RCC beroperasi dengan 2 buah back mix dan 2buah flow through
catalyst cooler.Media pendingin yang dipakai Catalyst cooler adalah Hot Boiling
Water (HBW) yang juga difungsikan sebagai boiler dan steam yang dihasilkan akan
dipanaskan kembali pada steam superheater.
10
CnH2N + 2
Cm H2m
Paraffin
+ CpH2p + 2
Olefin
dimana n= m + p
Paraffin
Olefin
CmH2m + CpH2P
Olefin
dimana n= m + p
Olefin
Cyclo
CmH2m + CpH2p
Naphthene
Cyclo-CnH2n
CmH2m +
Olefin
dimana n= m + p
Olefin
Cp H2p
dimana n= m + p
Olefin
cyclohexane
d.
olefin
dimana n = m + p + 6
olefin
2. Isomerasi
a.
1-CnH2n trans-2-CnH2n
b.
n-CnH2n iso-CnH2n
3. Hydrogen transfer
a.
b.
Cyclo aromatisasi
C6H12
c.
+ 3C5H10
C6H6 + 3C5H12
4C6H12
3C6H14 + C6H6
C6H12 + CmH2m
CpH2p
11
CH3-cyclo-C6H11
6. Dealkylasi
Iso-C3H7-C6H5 C6H6 + C3H6
7. Dehydrogenasi
n-C8H18
C8H16 + H2
8. Reaksi Kondensasi
CH = CH2 + R1CH = CHR2 2H2
Klasifikasi Umpan
A. Paraffin
Merupakan ikatan rantai hydrocarbon jenuh dengan rumus umum CnH2n+ 2
yang mempunyai tingkat kestabilan tinggi. Paraffin terdapat dalam bentuk ikatan
paraffin hydrocarbon rantai lurus (n-Paraffin) maupun cabang (iso-Paraffin). Pada
umumnya umpan RCC didominasi oleh paraffin dengan kandungan paraffin antara
50-60% dari total feed. Paraffin stocks mudah dilakukan perengkahan dan
normalnya jumlah yield terbesar dengan total liquid produk paling banyak adalah
gasoline dan paling sedikit fuel gas namun octane number rendah.
B. Olefin
Merupakan ikatan rantai hydrocarbon tak jenuh dengan rumus umum CnH2n
yang bersifat kurang stabil sehinnga anggota-anggotanya dapat langsung bereaksi,
baik antar senyawa olefin itu sendiri maupun dengan senyawa lain seperti Chlorine,
Bromine, Hydrocarbon acid dan Sulfuric acid tanpa pertukaran atom hydrogen.
Olefin terdapat dalam bentuk ikatan Olefin rantai cabang (iso-Olefin, al : Ethylen,
Propylene, Butylene dst) maupun olefin rantai cabang (iso-Olefin, al : iso-Butylene,
12
iso-Pentene dst). Olefin tidak disukai terdapat dalam feedstock RCC karena
umumnya akan terengkah menjadi produk yang tidak diinginkan seperti slurry dan
coke. Olefin content dalam umpan dibatasi< 5% wt.
C. Naphthene
Merupakan ikatan rantai hydrocarbon jenuh dengan rumus umum CnH2n
yang sama dengan olefin tetapi memiliki sifat-sifat yang jauh berbeda. Naphthene
merupakan senyawa hydrocarbon melingkar / tertutup dengan ikatan tunggal,
sedangkan olefin dengan rantai hydrocarbon terbuka dan ikatan ganda
(Cyclopentane, Cyclohexane, Methil-cyclohexane). Naphthene lebih disukai
sebagai umpan RCC karena dapat menghasilkan gasoline hasil perengkahan
naphthene mempunyai sifat lebih aromatic dan lebih berat disbanding hasil dari
perengkahan paraffin.
D. Aromatic
Merupakan rantai hydrocarbon tak jenuh dengan rumus umum CnH2n+6 atau
sering disebut dengan seri benzene yang memiliki sekurang-kurangnya satu cincin
ikatan rangkap Benzene (Benzene, Toluene, Aniline dll) dan bersifat sangat stabil
serta tidak dapat terengkah menjadi komponen yang lebih kecil. Aromatik kurang
disukai sebagian umpan RCC karena sebagian besar molekulnya tidak dapat
terengkah. Perengkahan aromatic pada dasarnya hanya akan memutuskan rantai
sampingnya saja sehingga akan menghasilkan fuel gas berlebihan. Beberapa
senyawa aromatic yang terdiri beberapa cincin (poly nuclear aromatic-PNA) dapat
secara terpadu membentuk chicken wire yang akan menempel pada catalyst
sebagai carbon residue (coke) dan sebagian akan menjadi produk slurry. Dibanding
dengan paraffin, perengkahan aromatic stock akan menghasilkan konversi yang
lebih rendah, yield gasoline lebih rendah dan sedikit liquid dengan Octane Number
lebih tinggi.
13
BAB III
METODOLOGI
Pada tugas khusus kali ini akan mengamati dan mengevaluasi pengaruh
temperatur reaktor ,temperatur regenerator,udara regenerator dan MCRT terhadap
yield coke pada unit RCC PT Pertamina RU VI Balongan.Berikut ini akan diuraikan
alur-alur dalam penyelesaian masalah yang ada.
Permasalahan
Data Operasi
Pengumpulan data
Referensi
Data Laboratorium
Perhitungan
Pembahasan
14
15
)x
1
2
)x
2+
2+
= .....(
) =......(
16
of
C,H2,atau S
C,H2,atau S
C + O2
CO
2,200
3,968
(1-1)
CO + O2
CO2
5,600
10,100
(1-2)
C + O2
CO2
7,820
14,100
(1-3)
H2 + O2
H2O
28,900
52,125
(1-4)
S + xO
SOx
2,209
3,983
(1-5)
N + xO
NOx
(1-6)
Sumber: FCC Handbook,page 31
( )=.......
O2 membentuk CO2
Kapasitas flue gas (
2
( 2)=.......
O2 membentuk H2O
Kapasitas flue gas (
2
( 2)=.......
17
kg mol C
x 2 kg H
kg mol H2
Total coke yang dibakar = jumlah coke dari C + jumlah coke dari H
Yield coke (%wt) = Total coke yang dibakar (kg/kg coke) x 100%
Kapasitas feed (kg/jam)
Kandungan H2 dalam coke(%wt)=Jumlah coke yg dibakar dari H x100%
Total coke yang dibakar
Perhitungan Panas Regenerator
Panas pembakaran (Hc) ditentukan berdasarkan tabel .Untuk panas
pembakaran coke berdasarkan suhu flue gas.
x O2 membentuk CO (
) x Hc (C
)x Hc (C
CO)
CO2)
18
CO) + Hc (C
) x Hc (H2
H2O)
CO2) + Hc (H2
H2O)
CO) + Hc (C
CO2) + Hc (H2
H2O)
19
Hc Coke (8)
Pemanfaatan
Regenerated catalyst(4)
panas (6)
Udara (5)
Gambar 3.3 Diagram Alir Neraca Panas di Regenerator
-H2-H3-H5-H8 = H1+ H4 + H6 + H7
Temperatur referensi adalah temperatur regenerator,sehingga
H1-H4 = 0,maka persamaan
H2 = H8 -H3-H5-H6-H7
Neraca Panas Reaktor
Reaktor vapor (9)
Feed (10)
H reaksi (14)
Coke (3)
20
=..... kg/menit
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Neraca Energi Unit RCC
Data per 11 Maret 2014
Perhitungan udara pembakaran dengan basis udara kering (dry air) :
Kandungan H2O dilihat dengan grafik psychrometric yang merupakan korelasi
temperatur dengan relative humidity.
Udara pembakaran :
Temperatur
: 30 oC
Humidity
: 80%
Dry air
: 96,8 % vol
CO
= 5,9
CO2
= 14,73
O2 + Ar = 1,1
N2
= 77,6
O2
=0
Gambar 4.1 Grafik udara kering versus relatif humidity dan temperatur
Sumber : FCC Handbook,page 181
22
Sehingga jumlah mol udara kering dan H2O dalam udara pembakaran dapat
dihitung sebagai berikut :
A. Menghitung udara basah
1
23
15046,3
)x
x 18 (
x 0,21 = 3159,7
)x
2+
2+
79%
x 78,53% = 15136,4
= .....(
=0
) =......(
of
C,H2,atau S
C,H2,atau S
C + O2
CO
2,200
3,968
(1-1)
CO + O2
CO2
5,600
10,100
(1-2)
C + O2
CO2
7,820
14,100
(1-3)
H2 + O2
H2O
28,900
52,125
(1-4)
S + xO
SOx
2,209
3,983
(1-5)
N + xO
NOx
(1-6)
Sumber: FCC Handbook,page 31
24
5,9+14,73
100
= 3122,6 kgmol/jam
( )=.......
15136,4
= 446,52
O2 membentuk CO2
Kapasitas flue gas (
2
( 2)=.......
15136,4
O2 membentuk H2O
3159,7 kgmol/jam(0+446,52 kg mol/jam+2229,6 kgmol/jam)= 483,58 kmol/jam
H2 yang dibakar di regenerator
2
Total coke yang dibakar = jumlah coke dari C + jumlah coke dari H
= (3122,6 x 12) + (967,16 x 2)
= 39405,5 kg/jam = 39,4055 Ton/jam
Yield coke (%wt) =
25
967,16 x 2 x 100 % =
4,9 %
39405,5
Air to coke ratio
Pemanfaatan
Coke (3)
Regenerated catalyst (4)
panas (6)
Udara (5)
Gambar 4.3 Diagram Alir Neraca Panas di Regenerator
-H2-H3-H5-H8 = H1+ H4 + H6 + H7
Temperatur referensi adalah temperatur regenerator,sehingga
H1-H4 = 0,maka persamaan
H2 = H8 -H3-H5-H6-H7
26
27
Udara kering (kg/jam)xCp udara x (suhu regen-suhu keluar main air blower)
Total coke yang dibakar
28
= 46 kg/cm2
= 536.456 kJ/kg
= 2799.43 kJ/kg
= 1102.92 kJ/kg
29
Qcooler
B/C
(flowsteam
536.456)+blowdown
(15V101B)
(2799.43-
(15V101B)x(1102.92-536.456)) x 1000
= 154446318,4 kJ/jam
Qcooler
B/C
3919,4 kJ/kgCoke
Feed (10)
H reaksi (14)
Coke (3)
30
=..... kg/menit
31
MCRT
6
4
2
0
9,26
9,38
9,59
9,66
9,7
9,87
10,02
Yield Coke
Duri
370 +
73,5
0,952
4220
0,24
9,8
12,06
Minas
370 +
53,8
0,896
1820
0,12
4,9
13,3
2
2
43
1
1380
95,7
<2
<2
15
1
82,3
16,5
32
Yield Coke
351,82
354,39
357,85
373,74
385,44
393,51
Udara Regenerator
33
akan menghasilkan semakin banyak yield coke yang terbentuk, maka udara yang
dibutuhkan untuk pembakaran juga semakin banyak.
Yield Coke
720,5
723,9
725,8
727,8
735,7
735,7
Yield Coke
524,5
524,9
525,1
528
536,5
536,5
Temperatur Reaktor
34
yang
dominan,salah
satunya
reaksi
transfer
hidrogen.Menurut
35
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Proses cracking merupakan teknologi proses yang berfungsi untuk merengkah
atau memotong rantai hidrokarbon yang panjang menjadi rantai hidrokarbon
yang lebih pendek.
2. Proses penting yang terjadi pada Residu Catalyst Cracking adalah : Cracking,
Isomerasi,Transfer hidrogen,Transfer alkil group, Cyclisasi olefin menjadi
napthene,Daelkylasi, Dehidrogenisasi, Reaksi kondensasi.
3. Energi unit RCC sebagian berasal dari panas pembakaran coke didalam
Regenerator dan panas produk yang keluar dimanfaatkan untuk memanaskan
feed dengan menggunakan Heat Exchanger.
4. Kenaikan
yield
coke
dipengaruhi
oleh
kenaikan
MCRT,Temperatur
5.2 Saran
Untuk perhitungan heat balance, diperlukan data data aktual untuk
menunjang hasil perhitungan yang komprehensif.
36
DAFTAR PUSTAKA
Perry,R.H.,and Green,1997,Perry,s Chemical Engineers Hand Book,7th
edition,McGraw-Hill Book.,New York
Pertamina,1993, Pedoman Operasi Kilang di PERTAMINA UP-VI Balongan,
Balongan
Sadeghbeigi,Reza.1995.Fluid Catalytic Cracking handbook : desgin, operation,
and troubleshooting of FCC facilities. Gulf Publishing Company,
Houston, Texas
37