Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis
lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia baik dikarenakan
masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat
untuk hidup bersih dan sehat, dan masih banyak faktor penyebab munculnya penyakit diare
tersebut.
Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan
pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang menyerang masyarakat karena
kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun kebiasaan yang buruk yang mencemari
lingkungan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang dibawa oleh kotoran yang ada di
lingkungan bebas tersebut baik secara langsung ataupun tidak langsung yaitu melalui perantara.
Penyakit diare merupakan suatu penyakit yang telah dikenal sejak jaman Hippocrates.
Sampai saat ini, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama masyarakat
Indonesia.
Diare merupakan penyakit berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian dan dapat
menimbulkan letusan kejadian luar biasa (KLB). Penyebab utama kematian pada diare adalah
dehidrasi yaitu sebagai akibat hilangnya cairan dan garam elektrolit pada tinja diare (Depkes RI,
1998). Keadaan dehidrasi kalau tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan
Keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada Tn.H
dengan Gastroenteritis atau diare.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang dialami oleh pasien
Tn.H.
b. Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gastroenteritis (diare).
C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam laporan ini ditulis dengan metode observasi,
dengan teknik pengumpulan data, wawancara, pemeriksaan fisik
medis).
D. Sistematika Penulisan
Dalam Asuhan Keperawatan pada pasien Tn. H dengan Gastroenteritis (diare)
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Tinjauan Teori
BAB III : Tinjauan Kasus
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Penutup
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. DEFINISI
Diare merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami defekasi
berupa feses cair atau feses tidak berbentuk dalam frekuensi yang sering (Lynda Juall, 2012).
Diare adalah pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk (NANDA, 2012).
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diare merupakan situasi dimana
seorang individu mengalami sensasi rasa sakit perut seperti melilit atau mulas kemudian defekasi
berupa feses yang encer atau lunak dan tidak berbentuk serta dikeluarkan secara terus- menerus
dengan frekuensi lebih dari 3 kali.
2. ETIOLOGI
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :
1. Faktor infeksi
a. Faktor internal : infeksi saluran pencernaan makananan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut:
- Infeksi bakteri : vibrio, e.coli, salmonella, campylobacler, tersinia,
aeromonas, dsb.
- Ifeksi virus : enterovirus (virus ECHO, cakseaclere, poliomyelitis),
adenovirus, rotavirus, astrovirus dan lain-lain
- Infeksi parasit : cacing (asoanis, trichuris, Oxyuris, Strong Ylokles, protozoa
(Entamoeba histolytica, Giarella lemblia, tracomonas homonis), jamur
(candida albicans).
b. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti : otitis
media akut (OMA), tonsilitist tonsilofasingitis, bronkopneumonia, ensefalitis
dsb. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2
tahun.
2. Faktor malabsorbsi
- Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan
sukrosa), mosiosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan terseirng intoleransi laktasi.
- Malabsorbsi lemak
- Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).
3. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
tidak karena peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiper akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan, sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan
diare pula.
Masuknya jada renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung.
Hipoklikemia
4. MANIFESTASI KLINIS
Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nasfu makan berkurang
atau tidak ada.
-
Kemudian disertai diare, tinja cair, mungkin disertai lendir atau lendir darah.
Anus dan daerah sektiar timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama
makin asam sehingga akibat makin lama makin asam sehingga akibat makin banyak
asam laktat yang berasal dari latosa yang tidak di absorbsi oleh usus selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan karena
lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila
pasien banyak kehilangan cairan dan elektrolit, mata dan ubun-ubun cekugn (pada bayi) selaput
lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
5
5. KOMPLIKASI
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai
komplikasi sebagai berikut :
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)
2. Rinjatan hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala miteorismus, hipotoni otot, lemak, bradikardia,
perubahan elektrokardiagram).
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktasi.
6. Kejang-kejang pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).
6. PENATALAKSANAAN
Medik :
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberianya.
2. Dietetik (cara pemberian makanan)
3. Obat-obatan.
1) Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatiakn derajat dehidrasinya dan
keadaan umum.
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi rignan dan sedang cairan diberikan per oral berupa cairan
yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCl dan glukosa untuk diare akut dan karena
pada anak di atas umur 6 bulan kadar natrium 90 ml g/L. pada anak dibawah 6
bulan dehidrasi ringan / sedang kadar natrium 50-60 mfa/L, formula lengkap
sering disebut : oralit.
b. Cairan parontenal
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai engan kebutuhan
pasien, tetapi kesemuanya itu tergantugn tersedianya cairan stempat. Pada
umumnya cairan Ringer laktat (RL) diberikan tergantung berat / rignan dehidrasi,
yang diperhitugnkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan BB-nya.
-
Dehidrasi ringan
1 jam pertama : 25 50 ml / kg BB per oral
selanjutnya : 125 ml / kg BB / hari
Dehidrasi sedang
1 jam pertama : 50 100 ml / kg BB per oral (sonde)
selanjutnya 125 ml / kg BB / hari
Dehidrasi berat
Tergantung pada umur dan BB pasien.
2) Pengobatan dietetik
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg
jenis makanan :
-
Susu (ASI adalah susu laktosa yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak
tidak jenuh, misalnya LLM, al miron).
Makanan setengah padar (bubur) atau makanan padat (nasitim), bila anak tidak
mau minum susu karena di rumah tidak biasa.
Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan susu dengan
tidak mengandung laktosa / asam lemak yang berantai sedang / tidak sejuh.
3) Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja dengan /
tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa / karbohidrat
lain (gula, air tajin, tepung beras sbb).
7
Antibiotik
Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas bila
penyebabnya kolera, diberiakn tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari.
Antibiotik juga diberikan bile terdapat penyakit seperti : OMA, faringitis,
bronkitis / bronkopneumonia.
C. INTERVENSI
1. Diagnosa : Diare akut berhubungan dengan infeksi bakteri
Tujuan : Diare dapat teratasi dalam jangka waktu secepatnya
Hasil yang diharapkan :
a. Konsistensi feses berbentuk
b. Tidak ada keluhan mengenai diare
c. Tidak terjadi lemas
2. Diagnosa
b.
Turgor elastik
c.
d.
Intervensi :
- Kaji intake dan output, otot dan observasi frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah
dan faktor pencetus
Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan.
- Kaji TTV
Rasional : membantu mengkaji kesadaran pasien.
- Kaji status hidrasi, ubun-ubun, mata, turgor kulit, dan membran mukosa.
Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuan cairan.
- Ukur BB setiap hari
Rasional : mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian nutrisi.
- Anak diistirahatkan
Rasional : meningkatkan sirkulasi.
- Kolaborasi dengan pemberian cairan parenteral
Rasional : meningkatkan konsumsi yang lebih.
- Pemberian obat antidiare, antibiotik, anti emeti dan anti piretik sesuai program.
10
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 14 Juli 2014 pukul 09.00 Wita, di Ruang
Teratai RSUD Karangasem dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, dan
dokumentasi (rekam medis).
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien
Penanggung
(Anak) JKBM
Nama
Tn. H
Umur
53 tahun
25 tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Status Perkawinan
Kawin
Belum Kawin
Suku/ Bangsa
Bali/ Indonesia
Bali/ Indonesia
Agama
Islam
Islam
Pendidikan
SMP
SMA
Pekerjaan
Petani
Pelaut
Alamat
Segarakaton, Karangasem
Segarakaton, Karangasem
Alamat Terdekat
Segarakaton, Karangasem
Segarakaton, Karangasem
Nomor Telepon
081936315526
12
Nomor Register
144894
Tanggal MRS
12 Juli 2014
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama masuk rumah sakit
Pasien mengeluh diare
2) Keluhan utama saat pengkajian
Pasien mengeluh mencret
3) Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 8 Juli 2014, pasien mengatakan sempat melakukan perjalanan ke
Lombok.Pasien mengatakan kembali ke Bali tanggal 10 Juli 2014.Selama
perjalanan pasien mengatakan perutnya terasa mulas.Pada saat sampai di rumah,
pasien mengatakan perutnya terasa mulas dan mengalami mencret dengan
konsistensi encer. Pasien mengatakan melakukan BAB 6x sehari tanpa darah.
Pada tanggal 12 Juli pasien memutuskan untuk pergi ke IRD Karangasem. Di IRD
pasien mendapat penanganan dan diperiksa oleh dokter. Dari hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan darah: 100/70 mmHg, suhu: 36,5oC ,
nadi: 80 x/ menit, respirasi: 24 x/ menit. Di IRD pasien mendapat terapi:
IVFD RL 20 tetes/ menit
Cefotaxime 1 gram, 3x1 vial melalui intravena
Ranitidin 25 ml, 3x1 ampul melalui intravena
Di IRD pasien didiognosa medis GEA (Gastroenteritis Akut).
Pasien disarankan untuk dirawat inap di Ruang Teratai RSUD Karangasem.
Dirawat inap pasien mendapatkan terapi:
IVFD RL 25 tetes/ menit
Cepotaxime 1 gram, 3x1 vial melalui intravena
Ranitidin 25 ml, 3x1 ampul melalui intravena
Oralit 200 gram, melalui oral
Norit 3x 4 tablet melalui oral
4) Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit dengan keluhan yang
sama
5) Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat
penyakit yang sama, tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti:
hipertensi, diabetes mellitus, kanker, serta tidak ada yang mempunyai penyakit
menular seperti: HIV/AIDS, hepatitis, dan TBC.
13
c. Pola Kebiasaan
1. Bernafas
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan tidak ada keluhan dalam bernafas, baik saat menarik nafas
maupun menghembuskan nafas.
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan tidak ada keluhan dalam bernafas, baik saat menarik nafas,
maupun menghembuskan nafas.
2. Makan dan minum
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan tidak ada gangguan dengan pola makan. Biasa makan 3x
sehari dengan nasi, sayur, dan lauk pauk. Makan habis 1 porsi sebelum
sakit.Pasien mengatakan biasa minum 2 botol air mineral (3 liter) setiap hari
sebelum sakit.
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan jenis makanan bubur, lauk pauk
dan sayur yang didapatkan dari rumah sakit.Pasien mengatakan makannya
hanya habis porsi karena merasa mual.Pasien mengatakan dapat minum 7-8
gelas/ hari.
Pasien memiliki alergi makanan yaitu ikan laut dan memiliki makanan
pantangan seperti: ayam dan telur.
3. Eliminasi
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan BAB 2x/ sehari pada pagi dan sore hari, dengan
konsistensi padat, warna kuning kecoklatan, bau khas feses tana ada darah
maupun lender.BAK 3-4 x/ sehari dengan warna kuning, bau khas urine tanpa
darah.
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan sudah BAB 6x sejak jam 3 sore, dengan konsistensi encer
warna kuning, bau khas feses tanpa darah maupun lender. Pasien mengatakan
sudah BAK 3x sejak jam 3 pagi (600 ml) dengan warna kuning dan bau khas
urine tanpa darah.
4. Gerak dan aktivitas
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan bisa makan sendiri tanpa batuan orang lain. Pasien
mengatakan bisa BAB dan BAK sendiri tanpa bantuan orang lain. Pasien
mengatakan bisa mandi sendiri tanpa bantuan orang lain. Pasien mengatakan
14
bisa berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain. Pasien mengatakan bisa
berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain sendiri tanpa bantuan orang
lain.
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan tidak bisa mandi sendiri karena lemas dan dibantu oleh
keluarganya hanya dilap saja.Pasien terlihat berbaring dan sewaktu-waktu
dapat duduk di tempat tidurnya.Pasien mengatakan bisa makan dan minum
sendiri tanpa bantuan keluarga. Pasien mengatakan tidak bisa mengganti
pakaian sendiri karena lemas.
5. Istirahat dan tidur
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan biasanya tidur 7 jam saat malam hari. Pasien mengatakan
biasanya tidur dari jam 11 malam sampai jam 6 pagi. Pasien mengatakan tidak
dapat tidur siang karena sering bekerja, namun ketika bulan puasa pasien
mengatakan dapat tidur siang sekitar 2 jam dari pukul 13.00 sampai 15.00
Wita.
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan tidurnya tidak nyenyak, sering terjaga karena ingin BAB
dan BAK.Pasien mengatakan saat malam tidurnya mulai pukul 10.00 sampai
jam 05.30 Wita namun sering terbangun untuk BAB dan BAK. Pasien
mengatakan dapat tidur siang selama 2 jam dari pukul 11.00 sampai 13.00
Wita.
6. Kebersihan diri
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan biasanya mandi 2x sehari menggunakan sabun, sikat gigi
1x pada pagui hari dengan menggunakan pasta gigi, pasien mengatakan
keramas 1x dalam seminggu dengan menggunakan shampoo.
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan belum dapat mandi, hanya dapat dilap saja tanpa memakai
sabun oleh keluarganya 1x sehari ada pagi hari.Pasien mengatakan belum
pernah sikat gigi selama dirawat inap. Pasien mengatakan belum pernah
keramas selama dirawat inap.Pasien mengatakan hanya dapat berganti pakaian
1x sehari pada pagi hari.
7. Pengaturan suhu tubuh
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan tidak merasa panas dan tidak ada peningkatan suhu tubuh.
15
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan tidak merasa panas dan pasien tidak teraba hangat
8. Rasa aman
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan merasa baik baik tanpa mencemaskan suatu hal senbelum
sakit
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan merasa cemas karena memikirkan pekerjaannya yang
tidak di urus
9. Rasa nyaman
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan nyaman terhadap dirinya tanpa ada keluhan saat sebelum
sakit
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan sakit perut mulas mulas saat pasien berbaring terlentang di
bagian atas perut
10. Data sosial
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan berhubungan baik dengan tetangga dan keluarganya.
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarganya harmonis dan hubungan
dengan pasien lainnya baik. Pasien terlihat ditemani keluarganya
11. Prestasi dan produktivitas
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan bekerja sebagai petani dan merasa bangga dengan
pekerjaannya
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan tidak dapat bekerja lagi karena sakit dan tidak ada yang
dibanggakan lagi
12. Rekreasi
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan kadang kadang pergi ke Lombok
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan hanya bisa berjalan disekitar ruangan
13. Belajar
a) Sebelum pengkajian
Pasien mengatakan tau tentang pengnyakitnya
b) Saat pengkajian
Pasien mengatakan tau tentang penyakit diarenya
14. Ibadah
a) Sebelum pengkajian
16
7. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada distensi vena jugularis, tidak ada
kaku kuduk, tidak teraba masa dan tidak ada nyeri tekan
8. Thorax
Bentuk thorax simetris , letak payudara simetris, gerakan dada simetris tidak ada
pembengkakan di daerah dada, tidak ada luka maupun nyeri tekan. Suara jantung
S1-S2 tunggal regular, suara paru vesikuler
9. Abdomen
Tidk ada luka abdomen, bissing usus 20x/ menit, terdapat nyeri tekan pada kuadran
atas abdomen, tidak ada distensi dan asites, suara perkursi abdomen thympani.
10. Genetalia
Tidak terkaji
11.Anus
Tidak terkaji
11. Ekstremitas
a) Ekstremitas atas
Tidak terdapat edema, terpasang infuse pada tangan kiri pasien. Tidak ada nyeri
tekan
b) Ekstremitas bawah
Tidak terdapat luka, ujungkuku tidak sianosis, tidak ada nyeri tekan
c) Kekuatan otot
444
555
555
555
2. Data Fokus
Data Subjektif
1. Pasien mengatakan sudah BAB 6 kali
sejak jam 3 sore dengan konsistensi
encer
2. Pasien mengatakan sakit perut mulasmulas
3. Sering terjaga kareba ingin BAB dan
BAK
18
1.
2.
3.
4.
Data Objektif
Bising usus pasien 20x/ menit
Turgor kulit elastis
Mukosa bibir kering
Nyeri tekan pada abdomen sebelah
kanan atas
5. Kulit kepala pasien kotor
6. Terdapat ketombe di kepala
pernah
3. Analisa Data
Analisa Data Pasien Tn. H dengan Diare
Di Ruang Teratai RSUD Karangasem
Tanggal 14-15 Juli 2014
N
o
1
Data Subjektif
Data Objektif
menit
-Turgor kulit kurang elastic
-Mukosa bibir kering
-Nyeri tekan pada abdomen
Masalah
Diare
dan BAK
-Pasien mengatakan sakit
perut mulas-mulas
2
Difisit Perawatan
Diri
20
6. Diagnosa Keperawatan
Nama pasien : Tn. H
Umur
: 53 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
No
1
No. RM
Ruang rawat
Diagnosa medis
Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Diare
berhubungan
dengan
Ditemukan
14 Juli 2014
mengatakan
: 144894
: R. Teratai
: GEA
Teratasi
15 Juli 2014
Paraf/ Nama
(Paraf)
Perawat
sudah
konsistensi
encer,
pasien
mengatakan
sering
mengatakan
perut
mulas-mulas,
kurang elastis,
kanan atas.
Defisit
perawatan
berhubungan
kelamahan
dengan
diri
14 Juli 2014
dengan
fisik
Pasien
Perawat
ditandai
mengatakan
rumah
sakit,
(Paraf)
pasien
tanpa
sabun
oleh
keluarga.
B. Perencanaan
1) Prioritas masalah Keperawatan
a) Diare
b) Defisit perawatan diri
2) Rencana Keperawatan
N
o
1.
Hari/
tgl/
Diagnosa
Tujuan &
Keperawatan
Kriteria Hasil
jam
Senin,
Diare
Setelah
14 Juli
berhubungan
diberikan
Intervensi
Mandiri :
1. Monitoring
TTV
bakteri
asuhan
ditandai
keperawatan
2. Monitoring
bising usus
mengatakan
3. Berikan
pasien oralit
200 mg
encer,
perkembanga
pasien
2. Mengetahui
usus pasien
3. Mengganti
cairan
kriteria hasil:
mengatakan
2x sehari
pasien banyak
sering
terjaga
dengan
minum 6-8
karena
ingin
konsistensi
gelas
BAB
1. Mengetahui
peristaltik
jam
dan
lembek
5. Delegatif
2. Pasien tidak
BAK, pasien
dalam
sakit perut
mengatakan
pemberian
mulas-mulas
sakit
perut
3. Bising usus
cefotaxime
mulas-mulas,
pasien 10-15
3x1 gr
22
Paraf
(Paraf)
n kondisi
konsistensi
Rasional
elektrolit
yang kelar
4. Mengganti
cairan yang
keluar
5. Mempercepat
penyembuha
n pasien
Perawat
bising
usus
pasien 20x /
x/menit
4. Turgor kulit
elastic
menit, turgor
5. Mukosa
kulit
kurang
bibir lembab
elastis, mukosa 6. Tidak ada
bibir
kering,
nyeri
tekan
sebelah kanan
sebelah
atas.
kanan atas
3x 25 ml
melalui IV
Norit 3x4
oral
pada
abdomen
dan ranitidine
tablet melali
nyeri tekan
pada abdomen
melalui IV
C. Pelaksanaan
Pelaksaaan Keperawatan pada Pasien Tn. H
Dengan Diare di Ruang Teratai
RSUD Karangasem Tanggal 14-15 Juli 2014
N
Hari/ tgl/
Diagnosa
Tindakan Keperawatan
23
Evaluasi
Paraf
o
1
jam
Senin, 14
Keperawata
n
Dx 1
1. Mengobservasi TTV
DS : pasien
(Paraf)
Juli 2014,
mengatakan masih
Perawat
pukul 11.00
lemas
Wita
DO : TD= 110/ 80
mmHg, S= 36oC,
2. Monitoring bising
N= 70 x/ menit,
RR= 20 x/ menit
usus
Dx 1
DS : pasien
(Paraf)
mengatakan
Perawat
perutnya masih
mulas
DO : bising usus
3. Memberikan cairan
pasien 18 x/ menit
oralit 200 mg
(Paraf)
Pukul 13.00
Dx 1
DO : pasien
Wita
Perawat
meminum cairan
oralit yang
diberikan
4. Menganjurkan
pasien untuk banyak
minum air mineral
Pukul 13.15
Dx 1
Wita
DS : pasien
(Paraf)
mengatakan sudah
Perawat
menuruti anjuran
untuk banyak
5. Mendelegasikan
dalam pemberian
cefotaxime 1 gr
Pukul 14.00
Dx 1
Wita
melalui IV dan
DS : pasien
(Paraf)
ranitidine 25 ml
mengatakan obat
Perawat
melalui IV
Norit 1x4 tablet
injeksi yang
dimasukan sedikit
melali oral
perih
DO : obat telah
masuk, tidak ada
reaksi alergi
Selasa, 15
DO : TD= 100/ 70
(Paraf)
Juli 2014,
mmHg, S= 36,5oC,
Perawat
pukul 05.00
N= 64 x/ menit,
Wita
RR= 20 x/ menit
Pukul 06.00
Wita
Dx 1
Dx 1
6. Mengobservasi TTV
7. Mendelegasikan
dalam
cefotaxime
melalui
DS : pasien
1
IV
ranitidine
melalui IV,
Norit 1x4
gr injeksi yang
dan dimasukan sedikit
25
ml perih
DO : obat telah
tablet
melalui oral
8. Monitoring bising
25
(Paraf)
Perawat
Pukul 11.00
Dx 1
usus
Wita
DS : pasien
(Paraf)
mengatakan
Perawat
perutnya sudah
tidak mulas lagi
DO : bising usus
pasien 10 x/ menit
D. Evaluasi
Evaluasi Asuhan Keperawatan pada Pasien Tn. H
Dengan Diare di Ruang Teratai
RSUD Karangasem Tanggal 14-15 Juli 2014
26
N
o
1
Hari/ tgl/
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
jam
Selasa, 15
Juli 2014,
bakteri
pukul 12.00
Wita
ditandai
dengan
Paraf
(Paraf)
sakit
perut
mulas-
A : tujuan no 1, 2, 3, 4, 5,
6 tercapai, masalah diare
teratasi.
P : pertahankan kondisi
pasien
BAB IV
PEMBAHASAN
Kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus ( pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi).
Pada tinjauan teori di perencanaan keperawatan terdapat kesenjangan dengan tinjauan
kasus. Pada perencanaan di tinjauan teori terdapat rencana untuk mengkaji intake dan output,
otot dan observasi frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah dan faktor pencetus tetapi pada
27
tinjauan kasus tidak terdapat rencana untuk mengkaji intake dan output, otot dan observasi
frekuensi defekasi, karaktreristik, jumlah dan faktor pencetus.
28
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami defekasi
berupa feses cair atau feses tidak berbentuk dalam frekuensi yang sering (Lynda Juall,
2012).
Diare adalah pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk (NANDA, 2012).
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diare merupakan situasi dimana
seorang individu mengalami sensasi rasa sakit perut seperti melilit atau mulas kemudian
defekasi berupa feses yang encer atau lunak dan tidak berbentuk serta dikeluarkan secara
terus- menerus dengan frekuensi lebih dari 3 kali.
Pada kasus Tn. H pasien mengalami diare karena infeksi bakteri, setelah diberikan asuhan
keperawatan 1x24 jam diadapatkan :
S : pasien mengatakan sudah tidak lemas lagi, pasien mengatakan BAB 2x sehari, bau
khas feses warna kuning, konsistensi lembek.
O : bising usus pasien 10x/ menit.
A : tujuan no 1, 2, 3, 4, 5, 6 tercapai, masalah diare teratasi.
P : pertahankan kondisi pasien
B. SARAN
Kami harap laporan ini dapat berguna untuk semua yang membacanya, untuk pasien yang
mengalami diare diharapkan untuk banyak minum sebagai pengganti cairan elektrolit
seperti oralit dan norit.
29
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.
30