Sie sind auf Seite 1von 11

TUGAS INDIVIDU

PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI APOTEKER


BIDANG FARMASI RUMAH SAKIT
PERIODE FEBRUARI-APRIL 2016
DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD Dr. SOETOMO
Jalan Mayjen Prof. Dr. Moestopo 6-8, Surabaya.

Oleh :
RIRI MONICA, S.Farm
(Kelompok 3)

MAHASISWA PENDIDIKAN PROGAM PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
TAHUN 2016

Pendahuluan
Stroke merupakan penyakit kardiovaskular yang mempengaruhi suplai darah ke otak.
Gangguan pada fungsi otak tersebut sering kali permanen, yang disebabkan karena adanya
sumbatan pada pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak. Jika suplai ini terganggu
beberapa bagian dari otak akan berhenti berfungsi sementara. Jika kerusakannya parah atau
berlangsung lama, maka sel otak akan mati dan kerusakan yang terjadi akan permanen
Penyebab stroke iskemik adalah karena adanya pembentukan trombus lokal atau emboli
yang menghasilkan oklusi arteri serebral. Emboli dapat timbul baik dari arteri intrakranial
atau ekstrakranial (termasuk arkus aorta) atau, seperti yang terjadi pada 20% kasus adalah
stroke iskemik kardiogenik. Disebut emboli kardiogenik apabila telah terjadi fibrilasi atrium
bersamaan dengan penyakit jantung katup, atau kondisi lain dari jantung yang dapat
menyebabkan bekuan (Dipiro, J.Tet.al, 2008).
Goal Terapi
Penurunan tekanan darah direkomendasikan untuk pencegahan stroke berulang. Target
(goal) penurunan tekanan darah sebelum pengobatan tidak dapat dipastikan dan bersifat
individual. Akan tetapi akan lebih baik jika tekanan sistolik <140 mmHg dan tekanan
diastolik <90 mmHg.
Modifikasi gaya hidup untuk penurunan tekanan darah antara lain pembatasan asupan
garam; penurunan berat badan; diet kaya buah-buahan, sayuran dan produk rendah lemak;
oleh raga teratur dan tidak minum alkohol sama sekali. (Perdosis, 2011)

Diagnosis
Diagnosis Test
a. Brain Computed Tomography
Sering disebut sebagai brain CT scan, dilakukan dengan X-ray untuk melihat
gambaran detil dari otak, melihat apakah adanya perdarahan dalam otak atau
kerusakan sel otak.
b. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI menggunakan magnet dan gelombang radio untuk membuat gambaran dari organ
dan struktur tubuh. Uji ini dapat mendeteksi perubahan pada jaringan otak dan
kerusakan sel otak.

c. Computed Tomography Arteriogram (CTA) and Magnetic Resonance Arteriogram


(MRA)
CTA dan MRA menggambarkan pembuluh darah besar di otak. Uji ini dapat
memberikan informasi tambahan kepada dokter tentang letak gumpalan darah
terbentuk dan bagaimana aliran darah di otak.
d. Carotid Ultrasound
Menggunakan gelombang suara untuk menunjukkan gambaran arteri karotid yang
mensuplai darah kaya oksigen ke otak.
e. Elektrokardiogram (EKG)
EKG adalah uji yang sederhana untuk merekam aktivitas elektrik jantung. EKG dapat
membantu mendeteksi ada atau tidaknya masalah pada jantung yang berpotensi
menjadi stroke. Misalnya untuk membantu mendiagnosa fibrilasi arteri atau serangan
jantung yang lalu.
f. Transthoracic echocardiography (TTE) akan menentukan apakah terdapat kelainan
katup atau kelainan dinding-gerak emboli ke otak. "Tes gelembung" dapat dilakukan
untuk mencari shunt intraatrial sehingga menunjukkan defek septum atrium atau
foramen ovale
g. Transesophageal echocardiography (TEE) merupakan tes untuk trombus di atrium
kiri. Hal ini efektif dalam memeriksa arkus aorta untuk ateroma, dan untuk
mengetahui potensi sumber emboli.
h. Transcranial Doppler (TCD) akan menentukan apakah pasien cenderung memiliki
stenosis intrakranial (misalnya, arteri serebri stenosis) (Dipiro, J.T. et.al, 2008).
i. Ekokardiogram
Merupakan uji yang menggunakan gelombang suara untuk menggambarkan jantung.
Uji ini memberikan informasi tentang ukuran dan bentuk jantung dan bagaimana
serambi dan katup jantung bekerja. Selain itu uji ini juga dapat mendeteksi adanya
kemungkinan klot darah di dalam jantung dan masalah dengan aorta. Aorta adalah
arteri utama yang membawa darah kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh.
j. Tes darah
-

Tes kadar gula dalam darah dapat mengukur jumlah glukosa dalam darah. Kadar gula
darah yang rendah dapat menyebabkan gejala mirip dengan stroke.

Pengukuran jumlah platelet dalam darah. Jumlah platelet yang abnormal dapat
menunjukkan tanda-tanda perdarahan (pembentukan klot yang tidak cukup) dan
masalah trombotik (terlalu banyak terbentuk klot).

Pengukuran PT (Protrombin Time) untuk mengetahui berapa lama waktu yang


diperlukan darah untuk membentuk klot (NIH, 2014).

Farmakoterapi Stroke Iskemik


1. Alteplase
0.9mg/kg (max 90 mg) secara IV selama 1 jam, dengan IV bolus pada awalnya 10 %
selama 1 menit.
2. Aspirin
160-325 mg per hari, dimulai 24 jam dan 48 jam setelah pemberian alteplase
Pencegahan sekunder stroke iskemik :
a) Antiplatelet
Digunakan dalam terapi non-kardioemboli. Aspirin, clopidogrel, dan extended-release
dipiridamol plus aspirin merupakan lini pertama.
b) Antikoagulan
Antikoagulan oral direkomendasikan untuk fibrilasi atrium dan emboli pada jantung.
Antagonis vitamin K (warfarin) merupakan lini pertama.
3. Pengontrolan tekanan darah setelah stroke iskemik dapat membantu mengurangi
resiko terjadinya stroke berulang.
4. Statin dapat membantu menurunkan resiko stroke sekitar 30 % pada pasien dengan
penyakit arteri koroner. Terapi statin dapat menurunkan sekitar 50 % LDL (Dipiro,
2015).

KASUS
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA


Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 6 8 Surabaya
Ruangan/Poli : Saraf
Alergi Obat : -

Tanggal: 4 Februari 2016

R/ Asetosal tab 100 mg No. XXX


S. 1 dd tab 1
R/ Amlodipin tab 10 mg No. XXX
S. 1 dd tab 1
R/ Simvastatin tab 20 mg No.XXX
S. 1 dd tab 1

Nama Pasien
: Tn. Barlan Siahaan
No. Rekam Medik : 10.87.32.10
TandaTangan Dokter

Tgl. Lahir/Umur : 60
BB / TB
:-

Ttd Penerima Obat

(
)

thn
NAMA
APT/AA

Penerimaan R/
Pengentrian R/
Penyiapan
Pengecekan
Penyerahan&Informasi

Catatan :
Tanda Vital:
Tekanan Darah
Nadi
Kesadaran (GCS)

: 128/79 MmHg
: 73 / menit
: 15

Pengkajian Resep
1. Pengkajian Administrasi
N
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Persyaratan Administrasi
Nama
Jenis Kelamin
Berat Badan
Umur
Alamat
Nama dan Paraf Dokter
Tanggal Resep
Ruangan/poli dan stempel
Persyaratan resep
status pasien

Ada/ Tidak
Ada
Ada
Tidak Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada

sesuai

Ada

Keterangan
Barlan Siahaan
L
60 Tahun
Surabaya
dr. Santoso
4 Februari 2016
Poli Saraf dan stempel ada
Lengkap (SEP, kartu berobat,
kartu Jamkesmas, resep rangkap
2)

2. Pengkajian Farmasetis
a. Asetosal
Pengkajian Farmasetis
Nama, bentuk, kekuatan,
jumlah obat

Ada / Tidak

Signa / Aturan Pakai

Nama
: Ada
Bentuk
: Ada
Kekuatan
: Ada
Jumlah obat : Ada
Ada

Stabilitas Obat

Tidak ada

Ketersediaan

Ada

Aturan atau cara


dispensing
Dosis

Ada
Dosis R/ 100 mg/hari
Dosis Literatur 75-100
mg/hari

Keterangan
Asetosal
tablet
100 mg
30 tablet
S.1dd tab 1 (diminum 1 kali
sehari 1 tablet)
Asetosal stabil dalam suhu
ruang, terlindung dari cahaya
matahari langsung.
Obat tersedia di UPF lantai
IV
Obat sudah dalam bentuk
sediaan jadi
Sesuai (Medscape,2015)

b. Amlodipin
Pengkajian Farmasetis
Nama, bentuk, kekuatan,
jumlah obat

Ada / Tidak
Nama
Bentuk
Kekuatan

: Ada
: Ada
: Ada

Keterangan
Amlodipin
tablet
10 mg

Signa / Aturan Pakai

Jumlah obat : Ada


Ada

Stabilitas Obat

Tidak ada

Ketersediaan

Ada

Aturan atau cara


dispensing
Dosis

Ada
Dosis R/ 10 mg/hari
Dosis Literatur 5-10
mg/hari

30 tablet
S.1dd tab 1 (diminum 1 kali
sehari 1 tablet)
Amlodipin stabil dalam suhu
ruang, terlindung dari cahaya
matahari langsung.
Obat tersedia di UPF lantai
IV
Obat sudah dalam bentuk
sediaan jadi
Sesuai (Medscape,2015)

c. Simvastatin
Pengkajian Farmasetis
Nama, bentuk, kekuatan,
jumlah obat

Ada / Tidak

Signa / Aturan Pakai

Nama
: Ada
Bentuk
: Ada
Kekuatan
: Ada
Jumlah obat : Ada
Ada

Stabilitas Obat

Tidak ada

Ketersediaan

Ada

Aturan atau cara


dispensing

Ada

Dosis

Dosis R/ 20 mg/hari
Dosis Literatur 10-20
mg/hari

Keterangan
Simvastatin
tablet
20 mg
30 tablet
S.1dd tab 1 (diminum 1 kali
sehari 1 tablet)
Simvastatin stabil dalam suhu
ruang, terlindung dari cahaya
matahari langsung.
Obat tersedia di UPF lantai
IV
Obat sudah dalam bentuk
sediaan jadi dan tidak ada
aturan dispensing yang
khusus
Sesuai (Medscape,2015)

3. Pengkajian Farmasi Klinik


Persyaratan Farmasi Klinik
Kesesuaian resep dengan formularium
Riwayat alergi
Efek aditif

Keterangan
Obat yang diberikan sesuai dengan
formularium.
Tidak ada
Tidak ada

ESO

Efek samping yang potensial:


a. Asetosal : tidak ada
b. Amlodipin : edema, pulmonary edema
c. Simvastatin : sakit kepala, ISPA

Penyerahan Obat
1. Penyerahan Resep
Periksa kesesuaian antara resep, obat dan etiket : Nama obat, Jumlah, aturan pakai,
nama pasien.
Nama pasien

: Barlan Siahaan

No. resep atau No DMK

: 10.87.32.10

Periksa ketepatan pasien dengan obat yang akan diserahkan : tanyakan nama pasien,
alamat, nomor reg, dan nomor resep.
Yang diperiksa
Nama Obat
Jumlah
Aturan Pakai
Etiket

Resep
Asetosal 100 mg
30 tablet
1 kali sehari 1 tablet
Warna putih

Obat
Asetosal 100 mg
30 tablet
1 kali sehari 1 tablet

Yang diperiksa
Nama Obat
Jumlah
Aturan Pakai
Etiket

Resep
Amlodipin 10 mg
30 tablet
1 kali sehari 1 tablet
Warna putih

Obat
Amlodipin 10 mg
30 tablet
1 kali sehari 1 tablet

Yang diperiksa
Nama Obat
Jumlah
Aturan Pakai
Etiket

Resep
Simvastatin 20 mg
30 tablet
1 kali sehari 1 tablet
Warna putih

Obat
Simvastatin 20 mg
30 tablet
1 kali sehari 1 tablet

2. Pemberian Informasi Obat


1. Asetosal
Nama Obat

: Asetosal 100 mg

Tujuan Pengobatan

: Melancarkan peredaran darah.

Aturan Pemakaian

: Diminum 1 kali sehari 1 tablet

Cara penyimpanan

: Disimpan pada suhu ruang, terlindung dari cahaya matahari

langsung dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.


2. Amlodipin
Nama Obat

: Amlodipin 10 mg

Tujuan Pengobatan

: Mengontrol tekanan darah

Aturan Pemakaian

: Diminum 1 kali sehari 1 tablet

Cara penyimpanan

: Disimpan pada suhu ruang, terlindung dari cahaya matahari

langsung dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.


3. Simvastatin
Nama Obat
Tujuan Pengobatan

: Simvastatin 20 mg
: mengurangi kadar kolesterol yang menjadi faktor
pemicu stroke

Aturan Pemakaian

: Diminum 1 kali sehari 1 tablet pada malam hari.

Cara penyimpanan

: Disimpan pada suhu ruang, terlindung dari cahaya

matahari langsung dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

DAFTAR PUSTAKA
Dipiro, J.T., Robert L.T., Gary C.Y., Barbara G.W., L. Michael P., (2008),
Pharmacotheraphy A Pathophysiologic Approach, 7th, 1761-1790. London: The
McGraw Hill Companies
Dipiro, J.T., Robert L.T., Gary C.Y., Barbara G.W., L. Michael P., (2015),
Pharmacotheraphy A Pathophysiologic Approach, 9th, 120-122. London: The McGraw
Hill Companies
Medscape.com. 2015
Perdossi, 2011. Guideline Stroke. Halaman 1-97.

Das könnte Ihnen auch gefallen