Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
Penelitian tindakan kelas dewasa ini upaya untuk mengkaji dan
mmenuntaskan masalah-masalah
pendidikan dan pembelajaran yang inovatif dan hasil belajar yang lebih baik dapat
diwujudkan secara sistematis. PTK menawarkan peluang sebagai strategi
penggembangan kinerja, menempatkan pendidik dan tenga kependidikan lainnya
sebagai peneliti, sebagai agen perubahan. Dengan demikian guru dapat berperan
ganda yaitu sebagai praktisi, juga sekaligus sebagai peneliti pendidikan. Beberapa
keuntungan yang dapat diperoleh guru melalui penelitian ini, antara lain:
1. Guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran, dan guru
reflektif dan kritis terhadap kegiatan di kelasnya.
2. Guru dapat meningkatan kinerjanya lebih profesional, karena akan selalu
melakukan inovasi yang dilandasi dari hasil penelitian.
3. Guru dapat memperbaiki tahapan-tahapan pembelajaran, melalui kajian
aktual yang muncul di kelasnya.
4. Guru tidak terganggu tugasnya, dalam melakukan penelitian. Penelitian
terintegrasi dengan pembelajaran yang dilakukan dikelasnya.
5. Guru menjadi kreatif karena dituntut untuk melakukan inovasi.
Penerapan penelitian tindakan kelas oleh guru mempunyai makna yang
sangat tinggi. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengembangan wawasan dan
implementasi model penelitian ini, sehingga memungkinkan membudaya pada
komunitas guru.
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa mampu:
Menjelaskan istilah "penelitian tindakan".
Menjelaskan asumsi yang mendasari penelitian tindakan
Menjelaskan tujuan penelitian tindakan
Menjelaskan empat tahapan yang termasuk dalam penelitian tindakan
Menjelaskan beberapa keuntungan dari penelitian tindakan
Menjelaskan beberapa persamaan dan perbedaan antara penelitian tindakan
dan penelitian kuantitatif dan kualitatif formal
Menjelaskan perbedaan antara penelitian tindakan praktis dan partisipatif
Menyarankan beberapa cara lain metodologi penelitian yang dapat
digunakan dalam penelitian tindakan
BAB II
PENELITIAN TINDAKAN
(ACTION RESEARCH)
2
sebagian
kecil
dari
yang
seharusnya
didapat
jika
ia
mampu
lakukan untuk meningkatkan minat siswa di sekolah? Apa yang dapat dilakukan
oleh konselor ? Apa yang bisa dilakukan oleh profesional pendidikan lain?
Bagaimana orang tua dapat menjadi lebih terlibat?
Guru kelas, konselor, supervisor, dan administrator dapat membantu
menyediakan beberapa jawaban ini (dan lainnya) pertanyaan yang penting dengan
cara melakukan dalam penelitian tindakan. Studi tersebut, diambil secara
individual, yang sangat terbatasdalam generalisasi. Namun, jika beberapa guru di
sekolah yang berbeda dalam daerah yang sama, misalnya, adalah untuk
menyelidiki pertanyaan yang sama dalam kelas mereka (sehingga mereplikasi
penelitian rekan-rekan mereka), mereka bisa menciptakan ide-ide dasar yang bisa
bersifat umum terhadap kebijakan atau praktek .
Penelitian Tindakan
lengkap dari tipe utama dari riset kami telah diuraikan dalam bab-bab
sebelumnya. Langkah-langkah yang terlibat dalam penelitian action research
sebenarnya cukup sederhana. Hal penting diingat adalah bahwa studi semacam itu
berakar pada kepentingan dan kebutuhan praktisi.
B. Asumsi Dasar Penelitian Tindakan
1. Sejumlah asumsi mendasari penelitian tindakan.
Mereka yang melakukan penelitian tindakan berasumsi bahwa mereka
yang terlibat, baik sendiri atau dalam kelompok, adalah individu yang mampu
mengidentifikasi masalah yang perlu dipecahkan dan menentukan bagaimana
untuk tindaklanjut tentang pemecahan masalah mereka. Hal ini juga diasumsikan
bahwa mereka yang terlibat yang secara serius berkomitmen untuk meningkatkan
kinerja mereka dan mereka ingin terus menerus dan sistematis untuk
merefleksikan kinerja tersebut. Selanjutnya, diasumsikan bahwa guru dan orang
lain yang terlibat di sekolah ingin terlibat dalam sistematis penelitian untuk
mengidentifikasi masalah, menentukan prosedur investigasi, menentukan teknik
pengumpulan data, menganalisis dan menafsirkan data, dan mengembangkan
rencana tindakan untuk menangani masalah. Terakhir, diasumsikan bahwa mereka
berniat untuk melaksanakan penelitian memiliki wewenang untuk melakukan
Contoh
Sebuah tim guru, setelah diskusi dengan
membuat keputusan.
pengajarannya.
berkelanjutan.
cara-cara
meningkatkan
kebijakan
atas,
staf
memutuskan
untuk
dari
peserta
dan
absen
untuk
mengadakan
serangkaian
rapat
untuk
mendiskusikan
mengidentifikasi
cara
untuk
Asumsi
Contoh
siswa yang dipilih dapat berfungsi sebagai
konselor bagi siswa yang membutuhkan
bantuan pekerjaan yang mereka tugaskan.
komunitas atau kelompok yang diteliti, bukan di luar sebagai pengamat yang
objektif atau konsultan eksternal. Peneliti memberikan kontribusi keahliannya bila
diperlukan sebagai peserta dalam proses. Peneliti bekerja sama dengan praktisi
lokal maupun pihak terkait dalam kelompok atau komunitas. Peserta lain
memberikan kontribusi fisik dan / atau intelektual sumber daya untuk proses
penelitian. Peneliti adalah mitra dengan populasi penelitian, dengan demikian,
jenis penelitian yang jauh lebih memiliki muatan nilai daripada tugas dan usaha
yang tradisional.
D. Tingkat Partisipasi
Sebagian karena pengaruh dari penelitian aksi partisipatif, lebih banyak
perhatian telah diberikan dalam beberapa tahun terakhir dengan peran individu
yang berpartisipasi dalam proyek-proyek penelitian. Secara historis, dalam
sebagian besar pendidikan dan penelitian lainnya, subjek dalam penelitian ini
yang hanya memberikan data-oleh yang sedang diuji, diamati, diwawancarai, dan
sebagainya. Mereka menerima manfaat sedikit atau tidak ada manfaat selain
ucapan terima kasih (dan kadang-kadang bahkan tidak). Manfaat dari penelitian
ini diterima oleh peneliti dan (mungkin) untuk masyarakat secara keseluruhan.
Seperti penggunaan etika mengajukan pertanyaan bagi individu ,
meskipun mungkin tidak ada risiko, penipuan, atau masalah kerahasiaan yang
terlibat.
Akibatnya,
lebih
banyak
usaha
telah
ditujukan
setidaknya
menginformasikan peserta dalam sebuah studi untuk tujuan penelitian. Hal ini
mungkin, Namun menjadi ancaman terhadap validitas internal studi atau validitas
data. Para peserta dalam beberapa kasus, dapat memberikan hasil penelitian dan,
mungkin diminta untuk meninjaunya. Jadi, pada kenyataannya, sebuah
serangkaian partisipasi (Gambar.3). Tingginya tingkat keterlibatan mungkin
membantu dalam pengembangan instrumen, pengumpulan data, dan analisis data;
berpartisipasi dalam penafsiran data; membuat rekomendasi untuk penelitian lebih
lanjut; berpartisipasi aktif dalam merancang studi; merumuskan masalah yang
menjadi perhatian, bahkan memulai upaya penelitian. Selain tingkat partisipasi,
sifat partisipasi bervariasi dengan minat dan latar belakang peserta. Akan sangat
luar biasa, misalnya, untuk siswa SD
Lakukan studi
Berpartisipasi dalam spesifikasi masalah
Berpartisipasi dalam merancang proyek
Berpartisipasi dalam penafsiran
Tinjauan temuan
Membantu pengumpulan data dan / atau analisis
Menerima temuan
Menjadi informasi tentang tujuan penelitian
Memberikan informasi
Gambar 3. Tingkat partisipasi dalam penelitian tindakan
10
lingkup. Namun, jika sekelompok guru, siswa, administrator, dan sebagainya telah
memutuskan untuk bekerja sama pada beberapa jenis proyek jangka panjang,
penelitian bisa lebih luas.
Jadi, masalah seperti "Apa kemungkinan cara yang lebih baik untuk
mengajar bilangan pecahan?" Lebih cocok daripada "Apakah pembelajaran inkuiri
yang lebih tepat daripada pengajaran yang lebih tradisional?" perlu di ingat, yang
terakhir ini terlalu luas untuk resolusi yang mudah dengan satu kelas atau guru.
Kontroversi dalam Penelitian
Berapa banyak Peserta yang Terlibat dalam Penelitian?
Keterlibatan aktif subyek di semua aspek perencanaan dan melaksanakan
penelitian ini telah dianjurkan dengan alasan bahwa peserta tidak hanya memiliki
hak untuk mempengaruhi arah dan prosedur studi, tetapi juga bahwa mereka dapat
membuat
kontribusi
besar
untuk
upaya
penelitian
itu
sendiri
Pertanyaan telah diajukan, namun, seperti apakah partisipasi oleh individu dengan
latar belakang yang terbatas hanya dalam penelitian dapat mengakibatkan
kesalahan dan / atau bias dalam temuan dan mungkin akan ditumbangkan untuk
kepentingan politik, ada kekhawatiran tambahan yaitu peserta masyarakat sering
bisa dieksploitasi.
Sclove berpendapat bahwa kebijaksanaan seperti Nasional Science
termasuk
anggota
dewan
harus
orang
awam
sebagai
cara
untuk
aktivisme.
Stoecker
telah mengeksplorasi
tiga
besar,
dan
11
masalah
apa
jenis
telah
data
diidentifikasi,
yang
langkah
dibutuhkan
dan
selanjutnya
adalah
bagaimana
untuk
pertanyaan-
12
kegiatan kelas dan sekolah, portofolio siswa -semuanya jumlah besar menjadi
pabrik peneliti tindakan.
Penelitian tindakan memungkinkan untuk penggunaan semua jenis
instrumen yang dibahas dalam Bab 7-kuesioner, jadwal wawancara, ceklist, skala
rating, skala sikap, dan sebagainya. Namun, seringkali para guru, administrator,
atau konselor yang terlibat (kadang-kadang bahkan mahasiswa) mengembangkan
instrumen-instrumen sendiri untuk membuatnya tepat. Dan mereka biasanya lebih
pendek, sederhana, dan sedikit formal daripada instrumen yang digunakan dalam
studi penelitian yang lebih tradisional.
Beberapa penelitian tindakan menggunakan lebih dari satu instrumen atau
bentuk lain dari triangulasi (lihat halaman 510-511). Jadi, meminta siswa untuk
menanggapi pertanyaan wawancara bisa dipersiapkan dengan cermat dilengkapi
dengan rekaman video, data yang diperoleh melalui penggunaan checklist
observasional bisa diperiksa terhadap rekaman audio diskusi kelas, dan
sebagainya. Apa metode metode yang digunakan ditentukan, seperti halnya
dalam investigasi penelitian, oleh sifat pertanyaan penelitian.
Tindakan peneliti harus menghindari pengumpulan data yang hanya
anekdot-yaitu, hanya pendapat orang tentang bagaimana masalahnya bisa diatasi.
Meskipun data anekdot sering berharga, kami sangat percaya bahwa bukti yang
lebih substantif semacam (misalnya, rekaman rekaman, kaset video, pengamatan,
jawaban kuesioner tertulis, dan sebagainya) yang harus diperoleh.
3. Menganalisis dan Menafsirkan Informasi
Langkah ini berfokus pada analisis dan menginterpretasikan data yang
dikumpulkan pada langkah kedua. Setelah dikumpulkan dan diringkas, data harus
dianalisis sehingga peserta dapat memutuskan mengungkapkan data. Namun,
analisis data penelitian tindakan adalah kompleks biasanya jauh lebih sedikit dan
rinci daripada bentuk-bentuk lain dari penelitian.
Yang penting pada tahap ini adalah bahwa data akan diperiksa dalam
kaitannya dengan memecahkan pertanyaan penelitian atau masalah akan diteliti.
Berkenaan dengan penelitian tindakan partisipatif, Stringer menunjukkan
13
pertama,
mengapa,
menetapkan
fokus
umum
untuk
14
Persamaan dan
Penelitian Formal
Penemuan sistematis.
mengembangkan
adalah
dan
untuk
mengujikan
15
Penelitian Tindakan
setempat.
Penelitian Formal
teori-teori
dan
menghasilkan
penelitian.
Maksudnya
masalah-masalah
pelatihan
yang
cukup
yang
biasanya
terlibat
dalam
situasi
setempat.
Menggunakan instrumen utama yang
Kurang kuat.
lebih dipilih.
Pendapat yang selektif dari peneliti Pendapat yang selektif dari peneliti
seringkali berdasarkan data
Kemampuan
terbatas.
digeneralisasi
16
17
penelitian
tindakan
mengharuskan
orang-orang
untuk
untuk
mendefinisikan masalah secara tepat, mengidentifikasikan dan mencobakan caracara alternatif untuk menghadapi masalah, mengevaluasi cara-cara tersebut, dan
berbagi apa yang telah mereka pelajari dengan rekan-rekan mereka.
Kelima, penelitian tindakan dapat membangun komunitas kecil orangorang yang berorientasi pada penelitian dalam sekolah itu sendiri. Penelitian
tindakan ketika secara sistematis dilakukan, dapat melibatkan beberapa orang
untuk bekerjasama memecahkan soal atau isu yang menjadi pertimbangan kedua
belah pihak.
Pengajaran
Konsep-Konsep
Sains
Dengan
Cara
Eksperimen Kelompok-Perbandingan
Ms Gonzales, seorang guru kelas lima, tertarik pada pertanyaan berikut
ini:
19
dapat dengan acak menunjuk para siswa ke kelas-kelas dimana beberapa guru
menggunakan drama dan beberapa guru tida menggunakannya.
Dia dapat
20
2. Mempelajari
Efek-Efek
Waktu
Istirahat
Terhadap
Prilaku
Idealnya, prilaku
mengganggu dari siswa akan berkurang dan Ms Wong tidak lagi perlu
menggunakan periode waktu istirahat terhadap siswa tersebut.
Masalah utama untuk Ms Wong adalah ketidakmampuan utuk mengamati
dan memetakan prilaku siswa selama periode waktu istirahat sementara masih
mengajar siswa-siswa lainnya dalam kelasnya. Dia juga mungkin kesulitan untuk
memastikan apakah perlakuan itu (waktu istirahat) bekerja seperti yang
diinginkan. Kedua masalah tersebut akan berkurang jika dia memiliki seorang
guru lainnya untuk membantunya dalam masalah-masalah ini.
21
Dia
Apakah yang disukai oleh para siswa mengenai kelas-kelas mereka? Apa
yang tidak mereka sukai? Mengapa?
Apakah jenis-jenis mata pelajaran yang paling mereka sukai dan paling
tidak mereka sukai?
Bagaimana perasaan siswa dari usia, jenis kelamin dan etnis yang berbedabeda di sekolah kita?
Apa yang dapat dilakukan Mr. Abramson untuk memperoleh beberapa jawaban?
Jenis-jenis pertanyaan ini dapat dijawab paling baik dengan survey yang
mengukur sikap-sikap siswa terhadap kelas mereka. Mr. Abramson akan perlu
untuk menyiapkan kuisioner, mengambil waktu untuk memastikan bahwa
pertanyaan-pertanyaan diarahkan untuk informasi yang ingin diperolehnya.
Selanjutnya, dia harus menyuruh beberapa anggota pengajar lainnya untuk
memeriksa pertanyaan-pertanyaan tersebut dan mengidentifikasikan beberapa
darinya yang mereka rasakan akan membingungkan atau ambigu.
Ada dua kesulitan yang terlibat dalam survey seperti itu. Pertama, Mr.
Abramson harus memastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan itu jelas dan tidak
membingungkan. Dia dapat mencapai hal ini dengan menggunakan pertanyaan
objektif atau tertutup, dengan memastikan bahwa semuanya berkaitan dengan
topik yang diselidiki, dan kemudian lebih jauh meniadakan keambiguan dengan
mengujikan konsep kuesioner terhadap kelompok kecil siswa. Kedua, Mr.
Abramson harus memastikan bahwa cukup kuesioner diisi dan dikembalikan
sehingga dia dapat membuat analisa yang bermakna. Dia dapat meningkatkan
angka pengembalian dengan memberikan kuesioner kepada siswa-siswa untuk
diisi ketika mereka semua berada di satu tempat. Ketika dia mengumpulkan
22
memfasilitasi jawaban yang jujur dan serius dan memastikan kerahasiaan dari
responden. Walaupun sulit, dia harus juga mencoba memperoleh data berdasarkan
reliabilitas dan validitas.
4. Pemeriksaan Bias Dalam Antologi Bahasa Inggris Melalui Metode
Analisis Isi
Ms. Hallowitz, guru bahasa Inggris kelas delapan, khawatir mengenai
ketepatan dari gambar atau konsep yang disajikan kepada siswa dalam antologi
literatur mereka. Dia mengajukan pertanyaan- pertanyaan berikut.
Apakah materi yang disajikan pada antologi sastra di daerah kami dalam
penyampaiannya tidak jelas? Jika demikian, bagaimana?
23
yang ada dan digunakan di daerah tersebut.) Kemudian dia perlu memikirkan
kategori tertentu yang ingin dia teliti. Mari kita asumsikan dia memutuskan untuk
menganalisis karakteristik fisik, emosi, sosial, dan mental dari para pahlawan
yang telah dipresentasikan. Kemudian dia memecah kategori-kategori tersebut ke
dalam bagian yang lebih kecil seperti yang ditunjukkan tabel di bawah ini.
Fisik
Berat
Tinggi
Umur
Tipe
Emosional
Ramah
Penyendiri
Benci
Tidak terlibat
Sosial
Etnisitas
Pakaian
Pekerjaan
Status
Mental
Bijaksana
Menyenangkan
Cerdas
Manusia super
Badan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
24
Mr.
Thompson, seorang guru aljabar, terganggu oleh fakta bahwa beberapa siswanya
memiliki kesulitan mempelajari aljabar sementara siswa lainnya mempelajarinya
dengan mudah. Akibatnya, dia bertanya:
25
Apakah yang mungkin dilakukan Ms. Perea untuk memperoleh beberapa jawaban
atas pertanyaannya?
Jika pertanyaan-pertanyaan ini akan diselidiki secara eksperimen, maka
dua kelompok siswa akan harus terbentuk dan kemudian setiap kelompok
diajarkan secara berbeda oleh guru-guru yang terlibat. Pencapaian dan sikap dari
dua kelompok kemudian dapat dibandingkan dengan satu atau lebih alat asesmen.
Untuk mengujikan pertanyaan ini dengan menggunakan desain kausalkomparatif (lihat Bab 16), Ms. Perea harus menemukan sekelompok siswa yang
telah diekspos pada materi-materi sain inquiry kemudian membandingkan
pencapaian mereka dengan pencapaian kelompok lainnya yang diajarkan dengan
teks standar. Apakah dua kelompok ini berbeda-beda dalam pencapaian dan sikap
mereka terhadap kimia?
Seandainya ya.
26
komparifnya akan memungkinkan kontrol yang lebih mudah terhadap variabelvariabel tak berhubungan jika kelas-kelas baru digunakan.
7. Meneliti Cara Mengajar Guru Musik Melalui Sebuah Study Etnografi
Mr. Adam, seorang kepala kurikulum di sebuah sekolah dasar, tertarik
untuk mengetahui lebih banyak tentang bagaimana guru-guru musik di sekolah
tersebut mengajarkan mata pelajaran mereka. Dia bertanya:
Apakah yang dilakukan oleh guru-guru musik kita dalam rutinitas seharihari mereka? Dalam jenis-jenis aktifitas apakah mereka terlibat?
Apakah aturan-aturan eksplisit dan implisit dari permainan dalam kelaskelas musik yang tampaknya membantu atau menghambat proses
pembelajaran?
Apakah yang dapat dilakukan oleh Mr. Adam untuk mendapatkan beberapa
jawaban?
Mr. Adam dapat memilih untuk melakukan etnografi (lihat Bab 21). Dia
dapat mencoba untuk mendokumentasikan atau menggambarkan aktifitas-aktifitas
yang masuk dalam kelas-kelas guru musik dalam rutinitas mereka sehari-hari.
Idealnya, Mr. Adam harus memfokuskan hanya pada satu kelas dan berencana
untuk mengamati guru dan siswa dalam kelas tersebut seregular mungkin. Dia
harus berusaha untuk menggambarkan sepenuh mungkin apa yang dilihatnya
sedang berlangsung.
Data yang akan dikumpulkan mungkin termasuk wawancara dengan guru
dan siswa, deskripsi-deskripsi detil rutinitas kelas, rekaman audio mengenai
konferensi guru-siswa, rekaman video diskusi kelas, contoh-contoh dari rencana
27
pelajaran guru dan kerja siswa, dan flowchart yang mengilustrasikan arah dan
frekuensi jenis-jenis tertentu komentar.
Penelitian etnografi cocok dengan studi detil mengenai orang-orang dan
juga kelas. Terkadang banyak yang dapat dipelajari dari hanya mempelajari satu
orang saja.
instrumen musik dengan sangat mudah. Untuk mengetahui hal ini, Mr. Adams
mungkin mengamat dan mewawancarai salah seorang siswa secara reguler untuk
melihat apakah ada pola-pola regularitas yang dapat diperhatikan dalam prilaku
siswa.
mendalam. Mr. Adams juga dapat melakukan serangkaian observasi yang sama
dan wawancara terhadap seorang siswa yang menganggap bahwa belajar
bagaimana untuk memainkan instrumen itu sangatlah sulit, untuk melihat
perbedaan-perbedaan apakah yang dapat diidentifikasikan. Seperti dalam studi
kelas keseluruhan, sebanyak mungkin informasi (gaya belajar, sikap terhadap
musik, pendekatan untuk mata pelajaran, prilaku dalam kelas) akan dikumpulkan.
Harapan disin adalah bahwa dengan mempelajari seorang individu, maka
pengetahuan dapat diperoleh yang akan membantu guru dengan siswa-siswa yang
sama di masa yang akan datang.
Salah satu kesulitan dalam melakukan studi etnografi adalah bahwa sedikit
saran dapat diberikan sebelumnya.
28
29
Kelompok II
X1
Tahap II
O
X1
X1
bertentangan
dengan
hipotesis),
sedangkan
kelas
pembanding
menunjukkan perubahan yang sedikit. Pada akhir fase II, nilai pada kedua
kelompok ini kurang lebih sama seperti pada akhir fase I. Analisis lebih lanjut
dari berbagai sub kelompok (masing-masing diperintahkan selama periode waktu
yang berbeda) menunjukkan sedikit perubahan pada kelompok yang hanya
menerima empat minggu pelatihan. Dari tiga sub kelompok yang menerima
delapan minggu pelatihan, dua menunjukkan penurunan substansial dalam
perilaku tidak mengerjakan tugas dan satu menunjukkan peningkatan yang berarti.
Penjelasan untuk keduanya tampak jelas. Salah seorang siswa yang ditempatkan
di ruang sumber daya program sesaat sebelum dimulainya pelatihan relaksasi
berdampak semakin mengganggu pada anggota lain dari sub kelompoknya,
pengaruh ini menunjukan bahwa pelatihan itu tidak cukup kuat untuk mengatasi
masalah tersebut.
30
Studi
ini
menunjukkan
bagaimana
penelitian
untuk
pertanyaan-
pertannyaan penting dapat dilakukan di situasi sekolah yang nyata dan dapat
bermanfaat, meskipun sifatnya sementara, implikasi untuk praktis.
Seperti penelitian lainnya, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan.
Pertama kesepakatan antara Ms. DeMaria dan asistennya mengenai penilaian
pretest tidaklah cukup, diperlukan diskusi dan rekonsiliasi lebih lanjut untuk
membahas mengenai perbedaan tersebut, sehingga masing-masing skor pretest
rentangnya tidak terlalu jauh berbeda. Bagaimanapun, kesepakatan untuk skor
postest hasilnya memuaskan (nilai r di atas 0,80).
Keterbatasan yang kedua adalah bahwa hasil pretest kelompok
pembanding (kelompok kontrol) tidak dapat langsung dibandingkan dengan tepat,
karena kelompok pembanding memiliki lebih banyak siswa yang jumlahnya
sangat mencolok. Meskipun kedua kelompok tersebut menunjukan prilaku tidak
mengerjakan tugas secara keseluruhan, perbedaan ini sama halnya dengan
perbedaan- perbedaan tidak terkontrol dalam krakteristik subjek, hal ini secara
konseptual bisa menjelaskan perbedaan hasil untuk kedua kelompok. Selanjutnya,
fakta bahwa pelaksana (Ms. DeMaria) sebagai salah satu penilai bisa sangat
mempengaruhi nilai (rating). Berdasarkan fakta bahwa pada tahap II skor untuk
kelompok eksperimen asli sebenarnya lebih tinggi (bertentangan dengan
hipotesisnya) dari pada Tahap 1. Bukti reliabilitas skor tes ulang tidak dapat
diperoleh selama waktu yang tersedia untuk penelitian. Bukti untuk validitas
terletak pada kesepakatan antara penilai independen. Generalisasi di luar
kelompok ini secara jelas tidak dibenarkan. Analisis subkelompok, meskipun
memberikan penjelasan yang jelas semuanya tidak terlepas dari fakta, dan masih
saja hasilnya bersifat sangat tentatif.
Walaupun dengan adanya keterbatasan ini, penelitian ini menyarankan
bahwa program relaksasi mungkin memiliki nilai setidaknya untuk beberapa
siswa jika dilakukan cukup lama. Satu atau lebih guru lain sebaiknya terdorong
untuk meniru studi ini. Keuntungan tambahan adalah bahwa penelitian
diklarifikasi, untuk guru, dinamika dari setiap subkelompok di kelasnya.
31
Guru kelas dan profesional lain dapat (dan sebaiknnya, kita dapat
berpendapat) melakukan penelitian seperti yang telah kita ringkas. Seperti
disebutkan sebelumnya, ada banyak hal dalam bidang pendidikan ini yang masih
sangat sedikit kita ketahui. Banyak pertanyaan yang masih tidak terjawab; masih
membutuhkan sangat banyak informasi. Guru- guru kelas, para konselor, dan para
administrator dapat membantu menyediakan informasi ini. Kami harap Anda akan
menjadi salah satu dari mereka yang melakukan hal tersebut.
M. Sebuah Contoh Publikasi Penelitian Tindakan
Untuk menutup bab ini, kami menampilkan contoh publikasi penelitian
tindakan, disertai kritikan tentang kekuatan dan kelemahan. Sebagaimana kami
pun melakukan kritikan pada jenis-jenis penelitian lainnya, kami menggunakan
konsep-konsep yang telah dibahas sebelumnya pada bagian awal dalam
melakukan analisis.
Laporan Penelitian
Sumber: Journal of Research in Childhood Education,14, no.2 (2000): 232-238.
Apa yang dimaksud dengan Berpikir sebelum Saya Bertindak?:
Resolusi Konflik dengan Pilihan-Pilihan
Lonisa Browning
Barbara Davis
Virginia Resta
Southwest Texas State University, San Marcos
Abstrak
Sebanyak 20
siswa kelas satu berpartisipasi dalam
penelitian tindakan ini selama 8 minggu. Siswa berpartisipasi
dalam pertemuan kelas (class meeting) dimana mereka
mendiskusikan solusi untuk memecahankan masalah, secara
khusus membentuk suatu resolusi konflik.Roda pilihan(wheel
choice) menyediakan beberapa pilihan solusi untuk siswa yang
meliputi 1)meminta maaf, 2)katakan pada yang lainnya untuk
berhenti, 3) pergi/tinggalkan, 4) memberikan pesan saya. Data
dikumpulkan melalui 1)survey siswa sebelum dan sesudah, 2)
jurnal siswa pemecahan konflik, 3) lembar tally dari perilaku, 4)
32
Hanya verbal
dan
mulutnya
menjadi
satu
garis.
Michael
Michael,
reaksi
pertamanya
selalu
memukul,
sering terjadi.
33
Deskripsi
sample
yang
Pertanyaan
penelitian
cara konstruktif jika disediakan contoh solusi alternatif prososial? saya ingin siswa-siswa saya untuk 1) mengurangi
penggunaan serangan fisik dan verbal dalam menyelesaikan
masalah, 2) meningkatkan penggunaan solusi positif, 3) mampu
mengungkapkan masalah, perasaan mereka, dan satu solusi
Tujuan
34
Peneliltian
sebelumnya
Penelitia
sebelumnya
mempraktekan
Peneliltian
sebelumnya
kemampuan
siswa
seharusnya
mampu
mengikuti
langkah
35
Peneliltian
sebelumnya
Peneliltian
sebelumnya
Sample
sosial ekonomi rendah. Kelas satu yang saya ajar terdiri dari 20
orang siswa (12 orang laki-laki dan 8 orang perempuan).
Seperempat bagian dari kelas adalah African American, sekitar
tiga-perempat Hispanik, dan satu anak adalah Kaukasian. Proyek
delapan minggu ini dilakukan selama semester kedua tahun ajaran
sekolah.
Pada awal tahun ajaran sekolah, saya memperkenalkan
format pertemuan kelas yang dituliskan oleh Nelsen dkk. (1997).
36
Metode
termasuk
gambar
yang
menggambarkan
strategi
mengalami
kesulitan
dengan
pemecahan
Purposif
subsample
masalah
37
Contoh A
Pada bagian berikut ini, saya akan menjelaskan beberapa
metode pengumpulan data, meliputi 1) survei pra dan post siswa,
2) jurnal resolusi konflik siswa, 3) lembar tally perilaku, 4) catatan
pengamatan, dan 5) jurnal reflektif guru.
Survei Siswa. Survei dikumpulkan untuk menentukan
Reliabilitas?Validitas?
untuk
menentukan
kemajuan
siswa
Kognitif,
bukan perilaku
dalam
Cek kemugkinan
validitas
apa
yang
terjadi
sehingga
mereka
Recall of behavior
bisa
Pengukuran perilaku
39
2.
3.
4.
Nama:
Tanggal:
Ketika Anda marah pada teman Anda ...
a. memukul teman Anda
b. membentak teman Anda
c. memberitahu secara dewasa
d. memberitahu teman Anda bagaimana perasaan Anda
Ketika saya sedang bertengkar, saya menyelesaikannya sendiri
a. ya
b. tidak
Gambarlah sebuah gambar suatu waktu ketik Anda sedang bertengkar dengan
seorang teman. (Guru akan menulis tanggapan siswa).
Gambrlah sebuah gambar bagaimana Anda memecahkan masalah itu. (Guru akan
menulis tanggapan siswa).
verbal
dicatat
selama
satu
minggu
adalah
22,
40
Fisik
Target subsampel
nama
pada
lembar
penghitungan
untuk
melihat
siswa
Interpretasi
perbandingan
survei
sebelum
dan
sesudah
f =?
f =?
41
Verbal
Putaran
wa
Minggu ke
Gambar 6. Jenis Strategi Resolusi Konflik yang Digunakan oleh Siswa (N-5)
42
Dan
mennggunakan?
43
kepadanya
bagaimana
perasaan
Anda,
3)
Oleh siapa?
bahwa
ketika
Michael
punya
waktu
untuk
44
Rincian
Apakahyang
mereka
bagus
melakukannya?
Kebiasaan perilaku
atau kebiasaan
kkognitif?
fisik atau verbal, bila diberikan model yang tepat dan waktu untuk
berpikir tentang solusi alternatif, bahkan anak-anak bisa belajar
untuk menjadi pemecah masalah yang efektif.
Anak-anak kecil umumnya ingin meniru orang dewasa di
lingkungan mereka. Anak-anak memainkan peran apa yang mereka
Perilaku atau
kognitif
lingkungan siswa atau model peran yang negatif, tapi saya bisa
mengajarkan mereka cara yang lebih baik menangani kemarahan,
frustrasi, dan perbedaan pendapat.
Meskipun siswa saya awalnya tidak menyelesaikan
konflik dengan cara yang produktif, saya tahu mereka mengerti
peran pemecahan masalah sebagai suatu kelompok. Pada akhir
tahun, saya bertanya kepada siswa mengapa kita memecahkan
masalah sebagai sebuah kelompok selama pertemuan kelas.
Keberhasilan dari proyek penelitian tindakan saya menjadi jelas
ketika Lisa berkata, "Ketika kita menyelesaikan masalah bersamasama kami memiliki lebih dari satu ide. Jika salah satu tidak
bekerja, kami memiliki lebih untuk mencoba Kalau kita mencoba
untuk menyelesaikan masalah dengan diri kita sendiri,. Tidak akan
hanya satu hal yang harus dilakukan. " Dengan menerapkan
45
Kami setuju
Kognitif, bukan
perirlaku
Referensi
Bailey, B (1994). There's gotta be a better way: Discipline that works. Oviedo,
FL: Loving Guidance.
McEwan,B., Gathercoal,P., Donahue, M., Greenfield, L., & Strangio, A.M. (1998,
April). Empowering students to take control of their own decisions: The
synthesis of judicious discipline, class meetings, and issues of resiliency.
Paper presented at the annual meeting of the American Educational
Research Association, San Diego, CA.
Nelsen,J., Duffy, R., Escobar, L., Ortolano, K., & Owen-Sohocki,D. (1996).
Positive discipline: A teacher's A-Z guide. Rocklin, CA: Prima Publishing
and Communications.
Nelsen, J., & Lott, L. (1997). Positive discipline in the classroom: Teacher's
guide. Orem, UT: Empowering People Books, Tapes, & Videos.
Nelsen, J., Lott, L., & Glemm, H.S. (1997). Positive discipline in the classroom.
Rocklin, CA: Prima Publishing.
Sloane, M.W. (1998). Scoring conflict-resolution goals. Kappa Delta Pi Record,
35: 21-23
Wittmer, D. S., & Honig, A. S. (1994). Encouraging positive attitudes and
behavior in young children. Young Children, 49: 4-12.
46
N. ANALISIS PENELITIAN
1. Tujuan / Justifikasi
Tujuannya dinyatakan dalam paragraf keempat dalam hal perubahan yang
diinginkan dari perilaku kelas saat ini, dan mungkin kelas yang akan datang:
"Akhirnya, saya ingin anak-anak siap untuk menjadi siap bagian masyarakat yang
besar dengan belajar dan menggunakan bentuk-bentuk konstruktif manajemen
konflik. " Ini adalah contoh yang bertujuan sangat baik dalam penelitian tindakan.
Penilaian Ekstensif disediakan, termasuk masalah yang ada dan penelitian yang
bersangkutan.
2. Definisi
Definisi tidak tersedia. Meskipun istilah kunci mungkin tampak jelas dan
agak diperjelas oleh contoh, kita berpikir definisi serangan fisik dan verbal, solusi
yang positif, solusi konstruktif, dan konflik akan membantu.
3. Penelitian Sebelumnya
Banyak referensi yang relevan disediakan, baik sebagai latar belakang dan
intervensi tertentu. Hal ini tidak jelas apakah mereka komprehensif atau
representatif, tapi ini mengurangi masalah dalam penelitian tindakan.
4. Hipotesa
Sebuah Hipotesis searah jelas tersirat, yaitu, bahwa siswa, setelah
intervensi, akan menunjukkan penurunan seranganfisik dan verbal, akan lebih
mampu memverbalisasi konflik dan perasaan, dan menerapkan solusi yang lebih
konstruktif untuk konflik.
5. Sampel
Seperti yang diharapkan dalam penelitian tindakan, penulis tidak
memberikan indikasi yang bermaksud untuk menggeneralisasi sampel di luar
mereka, dalam hal ini sampel populasi. Jika generalisasi dimaksudkan, mereka
47
adalah contoh yang nyaman. Sampel 20 siswa kelas pertama adalah dijelaskan
dalam hal gender, etnis, lokasi umum, dan status sosial ekonomi. Lima dari ini,
terpilih sebagai yang paling membutuhkan bantuan, membuktikan data pada
serangan.
6. Instrumentasi
Kelima instrumen, secara umum, cukup dijelaskan. Kita harus
mengasumsikan bahwa respon yang diminta dalam survei dilakukan secara
individual. Reliabilitas dan validitas tidak dibahas, keduanya adalah bagian
penting dalam penelitian tindakan seperti pada penelitian jenis lain. Meskipun
membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha, lebih memungkinkan untuk
melakukan survei siswa dua kali uji coba pra dan pasca, dengan selang waktu
beberapa hari. Sebuah sistem penilaian yang dengan mudah bisa saja
dikembangkan berdasarkan frekuensi dan digunakan untuk memeriksa keandalan.
Demikian pula, perbandingan penyilangan waktu, kita berpikir, telah dibuat
dengan entri jurnal resolusi konflik, lembar penghitungan, catatan observasi, dan,
mungkin entri guru, jurnal. cek validitas bisa terdiri dari perbandingan di seluruh
instrumen (oleh perorangan atau kelompok) pada item umum seperti "penggunaan
serangan untuk memecahkan masalah."
7. Prosedur / Validitas Internal
Prosedur secara umum dijelaskan dengan baik dan termasuk referensi
secara detail lebih lanjut tentang intervensi. Kami pikir pembaca cukup diberikan
secara detail yang memungkinkan replikasi, jika diinginkan. Sebuah bagian dari
intervensi, pertemuan kelas, dimulai pada awal tahun ajaran, fokus pada resolusi
konflik, termasuk penggunaan "Putaran pilihan," dilakukan selama delapan
minggu selama semester kedua. Hal ini tersirat bahwa dilaksanakannya selama 20
sampai 30 menit (seharian?). Penelitian ini menggunakan satu-kelompok pertest Desain eksperimen posttest. Karena itu, mengikuti hampir semua ancaman
terhadap validitas internal yang kita bahas pada Bab 9. Artinya, karakteristik
subjek (yang tidak ditangani oleh pretest, seperti tingkat kemampuan, komposisi
48
berpikir, biasanya jelas. Hasil tertulis, pada umumnya, didukung oleh data,
meskipun lebih detail, seperti disebutkan di atas, telah memperkuat penelitian.
Pembahasan pada Gambar 2 tidak konsisten dengan Gambar itu sendiri. Hasil dan
interpretasi mereka tampak sesuai dengan satu perkecualian, perbedaan antara
alat-alat kognitif dan perilaku tidak konsisten dipertahankan. Perilaku "serangan
verbal" jelas menurun untuk lima siswa yang ditargetkan; serangan fisik tidak,
mungkin sebagian besar karena salah satu siswa (Michael). Untuk kelas secara
keseluruhan, sejauh mana "jurnal guru" hasilnya mencerminkan perilaku
sebenarnya resolusi konflik tidak jelas. Survei siswa, jurnal-resolusi konflik, dan
catatan observasi tampaknya berkaitan terutama untuk menggunakan individu
atau kelompok intelektual alat, yang berbeda dari perilaku yang sebenarnya.
Kami pikir studi ini adalah contoh yang baik dari penelitian tindakan.
Tampak jelas bahwa guru dan kelas memanfaatkan melakukan studi. Ada bukti
49
bahwa siswa belajar isi intervensi, kurang menggunakannya. Replikasi dari studi
oleh guru-guru lain dalam lokasi yang sama atau di tempat lain akan berharga bagi
mereka, kita berpikir, dan, jika digabungkan, akan berguna dalam mengevaluasi
intervensi.
50
BAB III
KESIMPULAN
Sifat Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan dilakukan oleh admnistrator, guru, atau pendidikan lain
yang profesional untuk memecahkan masalah di tingkat lokal
Masing-masing dari metode khusus penelitian dapat digunakan dalam studi
penelitian tindakan, meskipun dalam skala yang lebih kecil.
Memberikan pertanyaan penelitian mungkin sering dilakukan dengan
beberapa metode.
Beberapa metode yang lebih tepat untuk pertanyaan penelitian tertentu dan /
atau pengaturan daripada metode lain.
Asumsi Penelitian Tindakan yang Mendasari
Beberapa asumsi mendasari studi penelitian tindakan. Ini adalah bahwa
peserta memiliki wewenang untuk membuat keputusan, ingin meningkatkan
praktek
mereka,
berkomitmen
untuk
pengembangan
profesional
51
bias
52
DAFTAR PUSTAKA
Wallen & Fraenkel. 200 . How to Design and Evaluate Research in Education.
Seventh Edition. Mc.Graw Hill International Edition. Singapore.
53