Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Pendahuluan
Wanita, 40 tahun, dengan Kolik Abdomen
Data Pasien
Nama: Ny D
No RM: 027939
Alamat: Wureh
Pekerjaan: Pegawai Swasta
TB: 160 cm
BB: kg
Pasien masuk RS tanggal 20 April 2015
Tanggal Pemeriksaan 21-29 April 2015
Data Klinis
Anamnesis:
Keluhan Utama : Pasien merasakan nyeri
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mulai merasakan nyeri sejak 2 hari
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang:
Karena nyeri, nafsu makan pasien juga
menurun.
BAK normal, BAB terdapat diare cair
Pasien sebelumnya telah berobat ke dokter
dan mendapatkan pengobatan berupa
omeprazole, antasida sirup dan amoksisilin
namun keluhan nyeri perut yang dirasakan
tidak ada perbaikan
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien mengatakan beberapa tahun lalu ia
Anamnesis
Riwayat Kebiasaan:
Kebiasaan merokok dan minum alkohol
TD : 130/80 mmHg
Laju Nadi : 84 x/menit
Laju pernafasan : 24x/menit
Suhu : 37oC
kemerahan
Telinga: Sekret (-/-)
Kepala:
Pemeriksaan
(21/04/15)
I : gerakan napas simetrisFisik
kiri dan kanan
midklavikularis sinistra
P: Iktus kordis teraba di ICS V 2 cm lateral dari linea
midklavikularis sinistra
P: Batas atas : ICS III
Batas kanan : ICS V Sternalis Dekstra
Batas kiri : ICS V linea midklavikularis sinistra
A: S I & S II ireguler, murmur (-), gallop (-)
Kesan Jantung tidak membesar
Abdomen:
I: tampak cembung,
P: Supel, Nyeri tekan sulit dinilai, shifting dullness (-),
Pinggang: Nyeri ketok CVA -/ Ekstremitas: pitting edema -/-/+/+ , CRT <2 detik,
Pemeriksaan Penunjang
(20/04/2015)
Darah Rutin:
Hemoglobin
15,4 g/dl
Hematokrit 51,2%
Leukosit 26,8 ribu/mm3
Trombosit 410 ribu/mm3
Eritrosit 5,66 jt/mm3
Malaria (-)
Hitung leukosit:
Basofil
0
Eosinofil 0
Batang 0
Segment
Limfosit 8
Monosit 7
%
%
%
85 %
%
%
Pemeriksaan Penunjang
(20/04/2015)
Fungsi hati:
SGOT 31 U/l
SGPT 28 U/l
Fungsi ginjal:
Ureum
75 mg/dl
Kreatinin
2,0 mg/dl
As urat 8,2 mg/dl
Gula darah sewaktu: 152 mg/dl
Cholesterol 206 mg/dl
Widal : (-)
UL: Protein (++), sedimen leukosit banyak, Bakteri
(+)
Assessment (21/04/15)
Assessment :
Kolik Abdomen ec susp ISK dd Pankreatitis,
Kolesisititis, Urolithiasis
Dyspepsia
AKI dd acute on CKD
Hiperkolesterolemia
Planning (21/04/2015)
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Ceftriaxone 2x1 gr IV
Ranitidine 2 x 50 mg IV
PCT 3x1 gr IV
Observasi KU dan TTV
Follow Up Pasien
(22/04/2015)
S: nyeri ulu hati (+), diare cair (+)
O: Abdomen Nyeri Tekan (+) terutama di ulu hati dan
suprapubik.
USG : peningkatan parenkim pankreas
A:
Nyeri abdomen ec susp pankreatitis; ISK; AKI dd acute on
CKD; Hiperkolesterolemia
P:
IVFD RL 30 tpm
Diet bubur rendah lemak
Ceftriaxone 2x1 gr IV
Ranitidine 2x50 mg IV
PCT 3x1 Gr IV
Buscopan 3x1 tab PO
Pemeriksaan Penunjang
Foto Polos Abdomen (21/04): Kesan tak
Follow Up Pasien
(23/04/2015)
S: nyeri ulu hati (+) perbaikan, dirasakan kembali ketika efek obat habis. Diare
cair (+)
O: Abdomen Nyeri Tekan (+) stqa
P:
IVFD RL 30 tpm
Diet bubur rendah lemak
Ceftriaxone 2x1 gr IV
Ranitidine 2x50 mg IV
PCT 3x1 Gr IV
Tramadol 2x1 amp IV setengah diberikan bolus pelan dan setengah diberikan
dalam RL 500cc (30 tpm)
Ketorolac 30 mg dalam RL 500 cc (30 tpm) setelah skema pemberian
tramadol selesai
Bila masih nyeri, berikan diazepam 5 mg IV
Follow Up Pasien
(24/04/2015)
S: nyeri ulu hati (+) perbaikan, diare dan muntah warna hitaam 1 kali
O: Abdomen Nyeri Tekan (+) berkurang
P:
IVFD RL 30 tpm
Diet bubur rendah lemak
Ceftriaxone 2x1 gr IV
Ranitidine 2x50 mg IV
PCT 3x1 Gr IV
Tramadol 2x1 amp IV setengah diberikan bolus pelan dan setengah diberikan
dalam RL 500cc (30 tpm)
Ketorolac 30 mg dalam RL 500 cc (30 tpm) setelah skema pemberian
tramadol selesai
Bila masih nyeri, berikan diazepam 5 mg IV
Follow Up Pasien
(25/04/2015)
S: nyeri ulu hati (+) perbaikan, diare warna hitam (-), muntah warna hitam (-),
P:
IVFD RL 30 tpm
Diet bubur rendah lemak
Ceftriaxone 2x1 gr IV
Ranitidine 2x50 mg IV
PCT 3x1 Gr IV
Tramadol 3x1 amp IV setengah diberikan bolus pelan dan setengah diberikan
dalam RL 500cc (30 tpm)
Sucralfat 3x 1 Cth syr PO
Antasida 3x1 tab PO
Omeprazole2x20 mg caps PO
Bila masih nyeri, berikan diazepam 5 mg IV
Follow Up Pasien
(26/04/2015)
S: nyeri ulu hati (+) perbaikan, diare warna hitam (-), muntah (+) warna hijau, 1
P:
IVFD RL 30 tpm
Diet bubur rendah lemak
Ceftriaxone 2x1 gr IV
Ranitidine 2x50 mg IV
PCT 3x1 Gr IV
Tramadol 3x1 amp IV setengah diberikan bolus pelan dan setengah diberikan
dalam RL 500cc (30 tpm)
Sucralfat 3x 1 Cth syr PO
Antasida 3x1 tab PO
Omeprazole2x20 mg caps PO
Ekstra ketorolac 1 amp IV diberikan bolus pelan dalam campuran dengan 10
cc Nacl 0,9%
Follow Up Pasien
(27/04/2015)
S: nyeri ulu hati (+) perbaikan dirasakan hanya di daerah perut bagian bawah,
P:
IVFD RL 30 tpm
Diet bubur rendah lemak
Ceftriaxone 2x1 gr IV
Ranitidine 2x50 mg IV
PCT 3x1 Gr IV
Tramadol 3x1 amp IV setengah diberikan bolus pelan dan setengah diberikan
dalam RL 500cc (30 tpm)
Sucralfat 3x 1 Cth syr PO
Antasida 3x1 tab PO
Omeprazole2x20 mg caps PO
Ekstra ketorolac 1 amp IV diberikan bolus pelan dalam campuran dengan 10
cc Nacl 0,9%
Cek kadar Albumin dan GDS
Follow Up Pasien
(28/04/2015)
S: nyeri ulu hati (+) dirasakan di ulu hati dan abdomen bagian bawah
muntah
P:
IVFD RL 30 tpm
D40% 1 flc dalam RL 500 cc (30 tpm)
Diet bubur rendah lemak, ekstra putih telur
Ceftriaxone 2x1 gr IV
Ranitidine 2x50 mg IV
PCT 4x 500 mg tab PO
Sucralfat 3x 1 Cth syr PO
Antasida 3x1 tab PO
Omeprazole2x20 mg caps PO
Alprazolam 1x0,5 mg malam hari (k/p)
Follow Up Pasien
(29/04/2015)
S: nyeri ulu hati (+) perbaikan, diare cair (+)
O: Abdomen Nyeri Tekan (+) hanya dirasakan di abdomen bagian bawah
P:
IVFD RL 30 tpm
Diet bubur rendah lemak, ekstra putih telur
Ceftriaxone 2x1 gr IV
Ranitidine 2x50 mg IV
PCT 4x 500 mg tab PO
Sucralfat 3x 1 Cth syr PO
Antasida 3x1 tab PO
Omeprazole2x20 mg caps PO
Alprazolam 1x0,5 mg malam hari (k/p)
Pankreatitis akut
Tinjauan Pustaka
Definisi
Pankreatitis akut merupakan peradangan
punggung
Kenaikan kadar amilase dan lipase 3x nilai
normal
Gambaran pankreatitis akut pada CT scand
dengan kontras, MRI, atau USG
Klasifikasi
Interstitial Oedematous Pankreatitis
Biasanya ringan dan sembuh sendiri dalam 1
Diagnosis
Diagnosis
Ultrasonography dapat memberikan informasi mengenai keadaan pasien seperti pankreatitis akut,
pankreatitis kronis, pseudokista pankreas, dan karsinoma pankreas. Gambaran echographic dapat
mengindikasikan adanya edema, inflamasi dan kalsifikasi.
membesar.
Pada pseudokista pankreas, gambaran yang dapat ditemukan
dapat berupa cairan yang terkumpul bulat dan halus.
Karsinoma pankreas biasanya akan menimbulkan distorsi
gambaran pankreas yang normal dan dapat ditemukan
massa > 3 cm lokal dan solid.
USG sering digunakan untuk pemeriksaan awal pada pasien
dengan kecurigaan penyakit pankreas. Namun biasanya
keadaan seperti obesitas dan gas pada usus halus dan usus
besar dapat menyulitkan imaging pankreas dengan USG.
Patofisiologi
Auto digesti merupakan teori patogenik yang
Patofisiologi
Dari beberapa penelitian, pankreatitis memiliki
Patofisiologi
Aktivasi dari enzim dan sitokin menyebabkan proteolisis,
Diagnosis
Nyeri abdomen merupakan gejala utama dari pankreatitis akut. Nyeri
dapat bervariasi dari ringan dan dapat ditoleransi sampai nyeri yang
berat dan konstan. Secara karakteristik nyeri terletak pada epigastrik
dan periumbilikal dan kadang sampai menjalar sampai ke punggung,
dada, pinggang, dan abdomen bagian bawah. Nyeri dirasakan terutama
ketika pasien berada dalam posisi supinasi dan pasien dapat merasa
nyeri berkurang bila duduk dalam posisi ekstrimitas fleksi. Mual, muntah
dan distensi abdomen akibat dari hipomotilitas gaster dan intestinal
juga sering menjadi keluhan. Pada PF biasa ditemukan kondisi pasien
yang gelisah. Demam yang ringan, takikardia dan hipotensi sering
dijumpai pada pankreatitis akut.
Syok dapat terjadi akibat
Hipovolemik
peritoneal.
Peningkatan peptida kinin yang menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan
permeabilitas vaskular.
Efek sistemik dari enzim proteolitik dan lipolitik yang dikeluarkan ke
sirkulasi.
Diagnosis
Jaundice jarang terjadi. Apabila terjadi kemungkinan akibat dari edema
Diagnosis
Leukositosis sering terjadi. Pasien dengan derajat yang lebih parah dapat
menunjukan keadaan hemokonsentrasi > 44% dan azotemia BUN > 22 mg/dl
akibat hilangnya plasma ke ruang retroperitoneal
Hiperglikemia merupakan keadaan yang juga sering terjadi karena beberapa
faktor, diantaranya penurunan pelepasan insulin, peningkatan pelepasan
glukagon, dan peningkatan pengeluaran glukokortikoid dan katekolamin.
Hipokalsemia terjadi pada 25% pasien. Masih belum jelas patofisiogi
terjadinya hipokalsemia pada pankreatitis.
Hiperbilirubinemia terjadi pada 10% pasien. Jaundice yang terjadi biasanya
samar dan kadar bilirubin biasanya akan kembali normal setelah 4 sampai 7
hari. Serum SGOT dan SGPT juga dapat meningkat sedikit pararel dengan
peningkatan bilirubin.
Hipertrigliseridemia terjadi pada 5-10% pasien, dan kadar amilase pada
individu ini biasanya dapat normal.
Hipoksemia dapat terjadi 5-10% pasien yang dapat mengawali gejala ARDS.
Pada gambaran ekg kadang dapat abnormal pada pankreatitis akut dengan
adanya gambaran segmen ST dan gelombang T yang abnormal yang
menyerupai gambaran iskemia miokard.
Diagnosis Banding
(1) perforated viscus, especially peptic ulcer; terdapat udara
Tatalaksana
The majority of patients with mild acute pancreatitis and either
Tatalaksana
Patients with predictive markers of severity on admission such as
Tatalaksana
Pada sebagian besar pasien (85-90%) dengan pankreatitis akut,
normal
3) tidak diberikan pemberian makanan peroral
Pemberian makanan per oral biasaya dapat diberikan dalam 48-72
Algoritma Tatalaksana
Pankreatitis
Algoritma Tatalaksana
Pankreatitis
Daftar pustaka
Longo DL, Kasper DL, Jameson JL. Harrisons Principles