Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
dan ketoasidosis; 3) kelainan elektrolit; dan 4) faktor pencetus. Oleh karena itu, beberapa
langkah penting yang harus diikuti dalam tahap awal manajemen DKA: dmso
1. pemeriksaan darah untuk melihat profil metabolik sebelum inisiasi cairan intravena
2. infus 1 L NaCl 0,9% lebih dari 1 jam setelah mengetahui hasil sampel darah
3. memastikan tingkat kalium dari > 3.3 mEq / L sebelum memulai terapi insulin (suplemen
kalium intravena jika diperlukan)
4. memulai terapi insulin hanya jika langkah 1-3 telah dilakukan
Resolusi dari DKA: http://endoemergencies.org/sample-chapter.html
1.
2.
3.
4.
Terapi cairan
Pada DKA rata-rata kehilangan cairan sekitar 6-9 L atau 100 ml/kgBB (IPD). Tujuan
pemberian cairan adalah untuk mengganti kehilangan volume cairan dalam waktu 24-36 jam
dengan 50% cairan resusitasi yang diberikan selama 8-12 jam pertama. Cairan kristaloid adalah
cairan pilihan untuk resusitasi. Cairan fisiologis (NaCl 0.9%) diberikan dengan kecepatan 15 - 20
ml/kgBB/jam atau lebih selama jam pertama ( 1 - 1,5 liter) dan diikuti pemberian cairan
hipotonik (NaCl 0.45%) atau 4-14 ml/kgBB/jam selama hemodinamik pasien stabil dan kadar
natrium normal atau tinggi. Petunjuk praktis pemberian cairan sebagai berikut: 1 liter pada jam
pertama, 1 liter dalam 2 jam berikutnya, kemudian 1 liter setiap 4 jam sampai pasien terehidrasi.
Adapun keuntungan rehidrasi pada KAD : memperbaiki perfusi jaringan dan menurunkan
hormone kontraregulator insulin. Resusitasi volume intravaskular dan ekstravaskular akan
menurunkan hiperglikemia dengan merangsang diuresis osmotik jika fungsi ginjal tidak
terganggu dan meningkatkan aksi insulin perifer (efek insulin pada transportasi glukosa menurun
dengan hiperglikemia dan hiperosmolariti). Pada pasien dengan kelainan ginjal, jantung atau hati
terutama orang tua, harus dilakukan pemantauan osmolalitas serum dan penilaian fungsi jantung,
ginjal, dan status mental yang berkesinambungan selama resusitasi cairan untuk menghindari
overload cairan iatrogenik. Untuk itu pemasangan Central Venous Pressure (CVP) monitor
dapat sangat menolong. Ketika kadar gula darah mencapai 250 mg/dL, cairan diganti atau
ditambahkan dengan cairan yang mengandung dextrose seperti (dextrose 5%, dextrose 5% pada
NaCl 0.9%, atau dextrose 5% pada NaCl 0.45%) untuk menghindari hipoglikemia dan
mengurangi kemungkinan edema serebral akibat penurunan gula darah yang terlalu cepat.
Kalium
Sebelum DKA diterapi, kalium biasanya
normal ataupun meningkat. Asidosis dan
hiperosmolaritas
dapat
menyebabkan
hiperosmolalitas
pergerakan
kalium
menyebabkan
ke
intraseluler,
Insulin
Pemberian insulin sangat penting dalam pengobatan DKA karena meningkatkan penggunaan
glukosa oleh jaringan perifer, mengurangi glikogenolisis dan glukoneogenesis, dan menekan
ketogenesis. Infus intravena adalah rute yang lebih dipilih untuk pemberian insulin pada pasien
dengan DKA. Infus insulin tanpa resusitasi volume terlebih dahulu tidak disarankan karena dapat
memperburuk dehidrasi. Pengobatan insulin telah berkembang dari penggunaan insulin dosis
tinggi, dengan dosis sampai 100 U/jam dengan berbagai rute administrasi, sampai penurunan
dosis di kisaran 5-10 U/jam. Direkomendasikan bolus awal insulin reguler 0,1 U/kg diikuti
dengan infus insulin secara berkesinambungan. Jika glukosa plasma tidak turun setidaknya 10%
pada jam pertama setelah pemberian dosis awal infus insulin, 0,1 U/kg bolus insulin dapat
diberikan sekali lagi sambil infus tetap dilanjutkan. Ada fenomena resistensi insulin yang
diinduksi hiperglikemia; dengan penurunan glukosa darah, efek insulin lebih baik. Ketika
glukosa plasma mencapai 200-250 mg / dL, tingkat insulin dapat diturunkan hingga 50% atau
dengan dosis 0,02-0,05 U/kg /jam. Para penulis menemukan bahwa tidak ada perbedaan hasil
antara sekelompok pasien yang dirawat dengan infus insulin reguler dengan dosis 0,14 / jam
tanpa pemberian bolus insulin awal dan kelompok pasien yang dikelola oleh administrasi
priming bolus insulin dari 0,07 diikuti dengan infus insulin kontinu pada 0,07 / jam. Sebuah
penelitian yang lebih baru menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kejadian
hipoglikemia, tingkat perubahan glukosa atau gap anion, lama dirawat pada pasien yang
menerima tingkat infus 0,1 U/jam dengan atau tanpa bolus insulin . Rekomendasi American
Diabetes Association saat ini menunjukkan salah satu dari dua pilihan di atas untuk terapi insulin
intravena (dengan atau tanpa bolus insulin), mempertimbangkan kalium serum >3.3 mE /L. dmso
gagal
untuk
menunjukkan
efek
tingkat 0,1-0,2 mmol/kg lebih dari 6 jam, tergantung pada tingkat defisit fosfat. Pemberian fosfat
yang tidak tepat dapat menyebabkan hipokalsemia oleh karena itu perlu pemantauan ketat baik
tingkat fosfor dan kalsium. Dmso
Natrium
Penderita dengan KAD kadang-kadang mempunyai kadar natrium serum yang rendah,
oleh karena level gula darah yang tinggi. Untuk tiap peningkatan gula darah 100 mg/dL di atas
100 mg/dL maka kadar natrium diasumsikan lebih tinggi 1,6 mEq/L daripada kadar yang diukur.
Hiponatremia memerlukan koreksi jika level natrium masih rendah setelah penyesuaian efek ini.
Contoh, pada orang dengan kadar gula darah 600 mg/dL dan level natrium yang diukur 130,
maka level natrium yang sebenarnya sebesar 130 + (1,6 x 5) = 138, sehingga tidak memerlukan
koreksi dan hanya memerlukan pemberian cairan normal saline (NaCl 0.9%). Sebaliknya kadar
natrium dapat meningkat setelah dilakukan resusitasi cairan dengan normal saline oleh karena
normal saline memiliki kadar natrium lebih tinggi dari kadar natrium ekstraselular saat itu
disamping oleh karena air tanpa natrium akan berpindah ke intraselular sehingga akan
meningkatkan kadar natrium.8 Serum natrium yang lebih tinggi daripada 150 mEq/L
memerlukan koreksi dengan NaCl 0.45%.