Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DefinisiAsettidakBerwujud
Asettidakberwujudadalahasetnonmoneteryangdapatdiidentifikasidantidak
mempunyaiujudfisiksertadimilikiuntukdigunakandalammenghasilkanatau
menyerahkanbarangataujasa,disewakankepadafihaklainnya,atauuntuktujuan
administratif(PSAK19revisi2000).
Asettidakberwujudadalahasetnonmoneteryangdapatdiidentifikasitanpawujudfisik
(PSAK19revisi2009).
KriteriaDefinisiAsettidakBerwujud
(a)Keteridentifikasian
(b)Keterkendaliansumberdaya
(c)Tidakmemilikiwujudfisik
Audit Prosedur atas Aset Takberwujud
1.
2.
7.
perjanjian tersebut (dalam bentuk royalty fee) sudah dicatat dan diterima oleh perusahaan.
Periksa apakah penyajian aset takberwujud dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan standar
akuntansi keuangan di indonesia ETAP/PSAK/IFRS.
2. TUJUAN PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PANJANG
Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka panjang
Liabilitas jangka panjang menjadi kewajiban perusahaan sudah dicatat seluruhnya pertanggal
laporan posisi keuangan neraca n
diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang
Liabilitas jangka panjang yang tercantum dilaporan posisi keuangan neraca betul betul
merupakan kewajiban perusahaan
Liabilitas jangka panjang yang berasal dari legal claim atau aset yang dijaminkan sudah di
identifikasi
Liabilitas jangka panjang dalam valuta asing pertanggal laporan posisi keuangan neraca sudah
dikonversikan kedalam rupiah
Biaya bunga n bunga yang terutang serta amortisasi telah dicatat pertanggal posisi keuangan
Biaya bunga liabilitas jangka panjang benar benar dicatat secara akurat dan merupakan beban
perusahaan
Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga tidak terjadi
bank default
Liabilitas jangka panjang sudah direklasifikasi sebagai kewajiban lancer
Ada beberapa tujuan audit current liabilities yang perlu diperhatikan, diantaranya :
1. Untuk meyakini bahwa pengendalian intern current liabilities memadai.
Pelajari dan evaluasi internal control atas hutang jangka pendek. Dengan internal control
yang memadai auditor dapat mempertimbangkan mengurangi substantif tes atau
mengurangi scope.
2. Untuk meyakini bahwa current liabilities didukung bukti yang lengkap dan berasal dari
transaksi yang benar-benar terjadi.
Minta rincian hutang jangka pendek, periksa kebenaran penjumlahan, cocokkan dengan
saldo general ledger. Rincian disiapkan oleh klien, dan auditor melakukan pengujian
terhadap rincian, apabila terdapat kesalahan dibuat koreksi audit dan dikomunikasikan
dengan klien.
3. Untuk meyakini bahwa semua transaksi telah tercatat per tanggal neraca.
Cocokkan saldo masing-masing debitur dengan saldo pada subsidoary ledger.
4. Untuk meyakini bahwa jumlah accrual expense reasonable (layak)
Periksa dasar perhitungan accrual expense yang dibuat perusahaan, apakah konsisten dan
reasonable dengan tahun sebelumnya. Periksa pembayaran sesudah tanggal neraca.
5. Untuk meyakini bahwa pencatatan transaksi telah sesuai dengan SAK. Periksa apakah
pencatatan transaksi current liabilities sudah sesuai dengan SAK. Dalam hal ini auditor
harus meyakinkan bahwa tidak terdapat unrecorded liabilities. Untuk itu auditor harus
memeriksa notulen rapat direksi dan pemegang saham, dan mengirim konfirmasi ke
penasehat hukum perusahaan.
Hal-hal yang diperiksa : tanggal kejadian, jumlah hutang, syarat hutang, bunga, jatuh
tempo.
Substantif test :
6. Untuk meyakini bahwa hutang dalam mata uang asing telah dikonveksikan dengan kurs
BI.
Periksa apakah saldo hutang dalam mata uang asing per tanggal neraca telah
dikonveksikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengan BI. Selisih kurs
dibebankan pada rugi laba tahun berjalan.
7. Untuk meyakini bahwa semua persyaratan dalam akad kredit sudah dipenuhi untuk
menghindarkan bank default (right and obligation).
Periksa penjanjian dan persyaratan yang harus dipatuhi oleh nasabah, seperti penggantian
manager kunci, pengendalian current ratio, dan ketepatan waktu pembayaran hutang.
Bank default (ketetapan persyaratan-persyaratan untuk nasabah) antara lain :
Jika terdapat pelanggaran terhadap ketiga syarat tersebut maka dalam audit harus di
disclousure untuk masalah hutang di catatan laporan keuangan.
8. Untuk memeriksa apakah penyajian current liabilities dalam neraca dan catatan laporan
keuangan telah sesuai dengan SAK.
Periksa apakah penyajian hutang jangka pendek di neraca dan catatan laporan keuangan telah
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
14.Konversi kewajiban jangka panjang dalam valas per tanggal neraca kedalam kurs
tengah BI dan selisih kurs dibebankan/dikreditkan pada Laba Rugi tahun berjalan
15.Lakukan penelaahan analitis (Analytical Review Procedure) kewajiban jangka
panjang dan biaya bunga, untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan
pencatatan biaya bunga
16.Sesuaikan penyajian kewajiban jangka panjang dalam laporan keuangan dengan
PABU/PSAK
Jika akte pendirian suatu PT belum mendapat pengesahan dari menteri kehakiman dan HAM
menurut undang-undang perseroan terbatas no.1 tahun 1995, yang mulai berlaku tanggal 7 maret
1996, transaksi hukum perusahaan (perjanjian- perjanjian yang dibuat perusahaan) belum
dianggap sah.
2. Modal Disetor dan Modal Ditempatkan tidak dapat melebihi Modal Dasar. Jika modal disetor
melebihi modal dasar maka harus dilakukan perubahan akte pendirian yang harus disahkan oleh
menteri kehakiman dan HAM. Akte pendirian yang telah disahkan Menteri Kehakiman dan
HAM akan diumumkan dalam berita negara (lembaran negara). Selama perubahan akte belum
disahkan Menteri kehakiman dan HAM, kelebihan modal disetor atas modal dasar dilaporkan
3.
4.
a.
b.
Misalkan suatu perusahaan yang modal disetornya terdiri dari 100.000 lembar saham dan
treasury stocknya 20.000 lembar saham, membagikan cash dividend sebesar Rp. 20.000.000,karena ada treasury stock, maka dividen per sahamnya adalah :
Rp. 20.000.000
-----------------------= Rp.250,100.000 20.000
Jika treasury stock tidak ada, maka dividen per saham adalah :
Rp.20.000.000
--------------------= Rp.200,100.000
Dengan lebih tingginya dividen per saham, diharapkan harga pasar saham bisa mengikat.
5. Jika akumulasi kerugian suatu perusahaan mencapai 50% dari modal disetor, perusahaan harus
melaporkan hal tersebut ke pengadilan negeri untuk diumumkan dalam berita negara.
Jika akumulasi kerugian perusahaan mencapai 75% dari modal disetor, maka menurut kitab
undang-undang Hukum Dagang (KUHD) di Indonesia, secara hukum perusahaan harus bubar
dan kalau masih diteruskan beroperasi maka para manajer harus bertanggungjawab atas
kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga jika suatu saat perusahaan dibubarkan.
Karena hal ini menyangkut kelangsungan hidup perusahaan ( going concern)
maka akan
mempengaruhi opini yang diberikan KAP terhadap kewajaran laporan keuangan perusahaan
secara keseluruhan. Kedua hal tersebut diatas (kerugian mencapai 50% atau 75% dari modal
disetor) harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Namun sejak berlakukannya
Undang-undang No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, ketentuan tersebut tidak berlaku
6.
lagi.
Menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK) aktiva tetap harus
dicatat/disajikan dalam neraca berdasarkan harga perolehannya (acquisition cost).
Namun demikian jika ada peraturan pemerintah yang memperbolehkannya, perusahaan dapat
melakukan evaluasi aktiva tetap. Pengaruh dari dilakukannya revaluasi aktiva tetap adalah nilai
aktiva tetap meningkat dan kenaikan nilai tersebut dicatat disisi kredit sebagai selisih penilaian
kembali aktiva tetap yang nantinya, dengan persetujuan kantor pelayanan pajak dapat
dikonversikan sebagai modal. Atas selisih penilaian kembali aktiva tetap dikenakan PPh 10%.
7. Adjustment ke Retained earnings (deficit) hanya diperbolehkan jika menyangkut laba rugi tahun
lalu yang jumlahnya material (besar) atau menyangkut pembayaran pajak yang berasal dari STP
(Surat Tagihan Pajak). Atau SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar) walaupun jumlahnya
kecil.
8. Setoran saham dalam bentuk barang (inbreng), harus menggunakan nilai wajar aktiva bukan kas
yang diserahkan (disetor), yaitu nilai appraisal yang disetujui Dewan Komisaris untuk PT yang
sahamnya terdaftar di Bursa Efek, atau nilai yang disepakati oleh dewan komisaris dan penyetor
bentuk barang.
9. Waktu yang dibutuhkan dalam pemeriksaan ekuitas biasanya tidak banyak, kecuali jika :
a. Perusahaan banyak membuat koreksi retained earnings (deficit) sehingga auditor harus
memeriksa koreksi tersebut secara rinci (detailed).
b. Perusahaan dalam proses go public.
2. Kesesuaian struktur ekuitas yang tercantum di neraca dengan akte pendirian perusahaan.
3.
Kepemilikan izin yang diperlukan dari pemerintah (dari Departemen Kehakimandan HAM,
BKPM, BKPMD, BAPEPAM, KPP dan SK Presiden).
4. Otorisasi perubahan permodalan dari pejabat yang berwenang (direksi, dewankomisaris), RUPS
maupun instansi pemerintah.
5. Bukti yang sah setiap perubahan Retained Earnings atau Accumulated Losses.
6.
Penyajian permodalan/ekuitas di Neraca sudah sesuai dengan PSAK/PABU dan hal penting
diungkapkan dalam catatan laporan keuangan.
2.2.1 Penjelasan atas Tujuan Pemeriksaan Ekuitas
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas ekuitas.
Beberapa ciri dari internal control yang baik atas ekuitas :
a. Setiap perubahan modal (penambahan atau pengurangan) harus diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang dan instansi pemerintah. Untuk perusahaan yang berbentuk
Perseroan Terbatas (PT), setiap perubahan harus melalui perubahan akta pendirian dan
pengesaan dari Menteri Kehakiman dan HAM. Untuk perusahaan yang didirikan dalam rangka
penanaman modal dalam negeri (PMDN) harus diotorisasi oleh Badan Koordinasi Penanaman
Modal dalam Negeri, untuk PMA harus diotorisasi oleh BKPM dan disetujui oleh Presiden
Republik Indonesia melalui SK Presiden.Untuk perusahaan yang (akan) go public harus
mendapat persetujuan dari Ketua Bapepam.
b. Pembagian dan pembayaran dividen harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
Besarnya dividen yang akan dibagikan, diusulkan oleh Direksi Perusahaan dan disahkan dalam
RUPS.Untuk perusahaan go public selama tiga tahun berturut-turut tidak membagikan deviden,
akan dikenakan sangsi oleh Bapepam, yaitu harus delisting (Dikeluarkan dari bursa saham).
Dividen yang dibagikan perusahaan bisa dalam bentuk : cash dividen, stock dividen, property
c.
dijual ke masyarakat.
d. Setiap perubahan (adjustment) retained earnings/deficit diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang
2.
pemegang saham.
3. Untuk memeriksa apakah penyajian ekuitas di neraca dan catatan atas laporan keuangan sudah
sesuai dengan SAK.
2.
Minta copy dari akta pendirian, SK Pengesahan Menteri Kehakiman dan HAM, SK
penjualan saham.
Jenis saham yang dimiliki perusahaan, berapa jumlah common stock dan preferred stock baik
dividen)
Sudah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang (melalui notulen rapat direksi dan
Laporan Laba Rugi merupakan bagian dari suatu laporan keuangan perusahaan yang dihasilkan
dalam suatu periode buku atau periode akutansi yang menyajikan seluruh unsur pendapatan serta
beban perusahaan yang pada akhirnya akan menghasilkan kondisi laba bersih atau rugi bersih.
Laporan laba rugi (profit and lost statement) yang disusun oleh perusahaan memiliki struktur
yang terdiri atas pendapatan pada periode berjalan dan seluruh beban perusahaan, baik itu beban
usaha ataupun beban diluar usaha perusahaan pada periode berjalan.
Umumnya, laporan laba rugi memiliki unsur seperti dibawah ini:
Pendapatan atas penjualan
Dikurangi oleh Beban Pokok Penjualan
Laba - Rugi Kotor
Dikurangi oleh Beban Usaha
Laba - Rugi Usaha
Dikurangi atau Ditambah Penghasilan / beban lain
Laba - Rugi Sebelum Pajak
Dikurangi oleh Beban Pajak
C.
Untuk memeriksa :
1.
Adanya fluktuasi yang besar dalam perkiraan pendapatan dan beban jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, bulan per bulan atau dengan anggaran
pendapatan dan beban
4.
D.
Pelajari dan evaluasi internal control pendapatan dan biaya, termasuk transaksi
jual beli saham, pembayaran dividen dan sertifikat saham (lihat Exhibit )
2.
Minta rincian Laporan Laba Rugi untuk periode yang diperiksa dengan angka
Minta rincian Laporan Laba Rugi untuk periode yang diperiksa, bandingkan
dengan budget untuk periode yang sama. Hitung variance (dalam Rp. maupun %)
4.
barang yang dijual dan nilai uangnya selama setahun (dibuat per bulan).
Bandingkan quantity yang dijual (secara test basis) dengan pengeluaran barang
pada kartu persediaan
5.
penjualan) dan cut off pembelian (ada tidaknya pergesaran waktu pencatatan
pembelian)
6.
pajak atau untuk keperluan pengisian SPT, koreksi fiskal dan kemungkinan
timbulnya contingent liability.
8.
9.
Periksa daftar gaji, test kesesuaian perhitungan PPh 21 dengan peraturan pajak
10.
Bandingkan total biaya gaji yang tercantum dalam perhitungan Laba Rugi
Bandingkan data yang ada dalam daftar gaji, secara test basis, dengan
personnel file
12.
13.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Beban operasi
Adanya fluktuasi yang besar dalam perkiraan pendapatan dan beban jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, bulan per bulan atau dengan anggaran
pendapatan dan beban
4.
SARAN
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas
partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang
sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar
bahwa penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena
itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri
dan menjadikan makalah ke depan menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat
memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.
Sistem Input
Sistem input tebagi dua, yaitu sistem input berbasis kertas dan sistem input tanpa
kertas.
.1 Sistem Input/Masukan.
Data Entry
Setelah dokumen sumber (seperti faktur) diterima oleh departemen pengolahan data
dokumen tersebut secara manual diketikkan menggunakan terminal PC dan kemudian
di simpan kedalam disk. Key verification merupakan satu prosedur pengendalian yang
berguna untuk mendeketeksi kesalahan pengetikan. Dalam pengecekan ini, setiap
dokumen sumber merupakan data file data.
4.
Pengendalian data bisa jadi diterapkan untuk setiap struktur data (karakter, field, record,
dan file). Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengedit kewajaran adalah
dengan membuat file tabel yang berisi nilai yang legal untuk setiap field di dalam tabel.
Ada berbagai jenis sistem input tanpa kertas dimana pengguna memasukkan transaksi
langsung ke dalam komputer. Sistem ini mencakup sistem entry data manual online
data sistem identifikasi otomatis seperi sistem point of sales(POS). Sistem entry data
manual online : pengguna secara manual mengetikan transaksi kedalam sistem
komputer. Sistem identifikasi otomatis : barang dagangan dan item lain diberi kode yang
dapat dibaca oleh mesin. Transaksi sistem input tanpa kertas yang melibatkan
intervensi manusia biasanya diproses melalaui dua fase :
Input (entri) data dan editing data : program pengeditan data secara utuh pada
sistem input tanpa kertas sering dijalankan pada saat transaksi direkam ke dalam
sistem.
Pengiriman data ke sistem aplikasi host : dalam sistem tanpa kertas yang terpusat,
transaksi biasanya diinput langsung ke dalam komputer pusat melalui terminal data.
Transaksi yang sepenuhnya otomatis, pemrosesan transaksi dari awal sampai akhir
tidak melibatkan intervensi manusia. Salah satu aplikasi yang menggunakan teknologi
ini adalah network vending machine (NVM), contoh teknologi NVM adalah pompa
bahan bakar POS. Aplikasi pengolahan transaksi yang sepenuhnya otomatis yang juga
penting adalah electronic data interchange (EDI) dan electronic fund transfer (EFT).
2 Sistem Pemrosesan.
3 Sistem Keluaran.
Sistem keluaran dapat berupa sistem dengan kertas, tanpa kertas atau antara
keduanya. Sebagian besar sistem dengan kertas dan berorientasi batch dengan
pemrosesan file sekuensial mengahislkan volume jeluaran yang besar. Sebagai contoh
hasil cetak keluaran file piutang dagang dapat digunakan untuk melihat saldo
pelanggan individual. Pengendalian ekeluaran di rancang untuk mengecek bahwa hasil
pemrosesan telah berupa keluaranb yang sah dan keluaran tersebut telah
didistribysikan secara memadai. Kelompok pengendalian PDE terpisah seriungkali
dibentuk untuk memonitor operasi PDE. Kelompok pengendalian PDE menrupakan
bagian dari fungsi audit intern perusahaan. Distribusi keluaran harus dikendalikan untuk
meminimalkan akses tidak sah terhadaop data-data penting. Distribusi keluaran di
kendalikan melalui dokumentasi dan penyeliaan. Umumnya, register distribusi keluaran
dibuat untuk mengendalikan disposisi laporan.