Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Setiap penambahan dan penarikan aset tetap harus diotorisasi oleh pejabat
yang berwenang
Perusahaan mempunyai sub buku besar aset tetap yang mencantumkan datadata aset tetap, diantaranya: tanggal pembelian aset tetap, nama supplier,
harga perolehan, metode penyusutan, jumlah penyusutan, akumulasi
penyusutan dan nilai buku aset tetap
2. Minta kepada klien Top schedule dan Supporting schedule aset tetap, sehingga
dapat dilihat berapa saldo awalnya, berapa penambahan/pengurangannya dan berapa
saldo akhir dari aset tetap tersebut.
3. Periksa footing dan cross footing serta cocokkan totalnya dengan general ledger
atau sub ledger, saldo awal dengan working paper tahun lalu.
4. Apakah setiap penambahan dan pengurangan dari aset tetap dilengkapi dengan
supporting document, termasuk otorisasinya.
Contoh Pencatatan terhadap pengurangan aset tetap :
Mesin pabrik dengan cost Rp 200.000.000,- dan jumlah akumulasi penyusutan terakhir
Rp 175.000.000,- dijual dengan harga Rp 35.000.000,Pencatatan seharusnya adalah:
[D] Kas
Rp 35.000.000
[D] Akumulasi Peny. Mesin
Rp 175.000.000
[K] Mesin
Rp 200.000.000
[K] Laba Penjualan Aset Tetap
Rp 10.000.000
5. Lakukan pemeriksaan fisik terhadap aset tetap tersebut untuk melihat kondisinya
apakah masih layak dan penilaiannya wajar.
6. Periksa bukti kepemilikan aset tetap.
Contoh :
- Tanah - Sertifikat tanah
- Gedung - Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Surat Izin Penempatan Bangunan (SIPB)
- Kendaraan bermotor - BPKB dan STNK
7. Periksa apakah capitalization policy sudah benar dan depreciation policydijalankan
secara konsisten dengan tahun sebelumnya.