Sie sind auf Seite 1von 78

PROBLEM PENEGAKAN

DIAGNOSIS :
Dermatofitosis vs Dermatitis

Linda Astari,dr.,SpKK
Dept/SMF Kesehatan Kulit & Kelamin
FK UNAIR / RSUD Dr.Soetomo

Garis Besar Pembahasan


1. Latar belakang masalah
2. Contoh kasus
3. Dasar penegakan diagnosis dalam
bidang dermatologi
4. Dermatofitosis
5. Diagnosis banding Dermatofitosis
6. Take Home Messages

Latar Belakang Masalah


Era BPJS 2014 : Sistem Rujukan Berjenjang
- Faskes Tk.1
- Faskes Tk.2
- Faskes Tk.3

Bagaimana
pelaksanaannya
di lapangan ?

Kelainan kulit
mengandalkan
pengamatan mata
telanjang
Gambaran klinis
banyak yang
serupa tapi tak
sama
Dx kadang tidak
tepat
Tx tidak sesuai dan
tidak adekuat

Px tidak sembuh

Pengalaman & ketajaman


pengamatan klinis
menjadi
kunci penegakan
diagnosis

Permasalahan
Contoh kasus :
Dermatofitosis vs Dermatitis / Kelainan
kulit lain
Diagnosis tidak sesuai, terapi yang
diberikan steroid
Gambaran klinis menjadi semakin
memburuk atau mengaburkan gambaran
klinis awal
Px tidak sembuh, kelainan cenderung
menjadi kronis

Dermatofitosis vs Dermatitis

Dermatofitosis vs Dermatitis

Dermatofitosis vs Dermatitis

Dermatofitosis vs Dermatitis

Dasar Penegakan Diagnosis dalam


Dermatologi

Anamnesis

Pemariksaan
Fisik

Pemariksaan
penunjang

Diagnosis

Anamnesis
Identitas
Pasien

Keluhan Utama (
Chief Complain)
Riwayat
Penyakit
Sekarang
Riwayat
pemakaian obat

Anamnesis
Riwayat
Penyakit Dahulu

Anamnesis
Keluhan
Pasien

Riwayat
Penyakit
Keluarga

Riwayat Sosial

Anamnesis Identitas Pasien


Nama
Umur
Alamat
Pendidikan
Pekerjaan
Status pernikahan.

Anamnesis Keluhan Pasien


Keluhan Utama:
Subyektif maupun Obyektif
Lokasi lesi
Sejak kapan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Perjalanan penyakit
Keluhan tambahan
Lokasi lesi serta
Kronologis timbulnya lesi
Durasi
Periodisitas
Evolusi
Symptoms
Keparahan
Faktor pencetus eksaserbasi lesi

Riwayat Pemakaian Obat :


Beberapa obat yang sering
menimbulkan reaksi alergi
Riwayat penggunaan obat topikal

Riwayat Penyakit Dahulu :


Diabetes melitus
Tuberkulosis
Hipertensi
Riwayat rawat inap
Riwayat operasi sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat keluarga yang
mengalami keluhan serupa atau
penyakit lain, penyakit yang
bersifat menular
Penyakit latar belakang genetik
Riwayat atopi

Riwayat Sosial :
Bahan2 dari lingkungan sekitar
Hobby, personal hygiene
Perilaku seksual

Pemeriksaan Fisik
Lokasi lesi
Distribusi lesi
Effloresensi

Lokasi
lesi
skalp

mata

rambut
Kelopak
mata

telinga

mukosa
mulut
badan

pantat
anus

sela jari

perineal
kuku

genital

Distribusi Lesi
lokalisata,
grup,
regional,
generalisata, universal, simetrikal,
area paparan sinar
matahari,
fleksural, ekstensor ekstremitas,
akral, intertriginosa, dermatomal,
folikular

Effloresensi
Tipe : primer atau sekunder
Warna : eritema, hiperpigmentasi,
hipopigmentasi
Bentuk : bulat, anuler, polisiklik
Permukaan : halus, verukosa
Batas : tegas atau tidak
Susunan : berkelompok,
diskret,herpetiformis

EFFLORESENSI

Makula
hipopigmen
tasi

Papula
domeshaped

Nodul
sewarna
kulit

Vesikel

Bula
hipopion

Urtika

Erosi

Ulkus
dangkal

Skuama

Ekskoriasi

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium sederhana :
KOH, Tzanck smear, pemeriksaan Gram,
sediaan basah
Biopsi kulit
Pemeriksaan Lampu Wood
Pemeriksaan kultur : bakteri, jamur
Diaskopi, Dermatographism, Nikolskys
sign, Auspitz sign

Dermatofitosis

Dermatofitosis : infeksi oleh jamur


dermatofita
Dermatofita terbagi menjadi 3 genus :
Epidermophyton,
Microsporum
Invasi jaringan
Trichophyton
yang berisi
keratin
( kulit, rambut,
kuku)

Habitat hidup :
Anthropophilic
Zoophilic
Geophilic

9 Bentuk Klinis :

Tinea Kapitis
Infeksi jamur pada
kulit dan rambut
kepala, alis , bulu
mata.
Microsporum sp.
Trichophyton sp.

Patogenesis
Elewski (1996): Jamur penyebab tinea
kapitis hidup di keratin pada rambut yang
mati.
Rockman (1990) : insiden tinea kapitis
pada anak prapubertas oleh karena me
asam lemak dalam sebum

Manifestasi Klinis
M. audoinii
ferrugineum

M.

Klinis:
-Bercak memucat dan
bersisik
-Rambut
berwarna
abu-abu,
tdk
mengkilat,
mudah
patah alopesia
setempat .

Grey patch
Lampu Wood : (+)
fluoresens kehijauan

Manifestasi Klinis
M. canis / M.
gypseum /
T.
mentagrophytes

Bentuk
radang
(Kerion)

Klinis:
- Massa benjolan
lunak, rambut patah,
pus (+)
- Gatal, demam, sakit,
alopesia dapat
menetap

Manifestasi Klinis
T. tonsurans,
T. violaceum
(endotriks)

Black dot

Klinis:
-Rambut patah
tepat di muara
folikel
-Ujung rambut
didlm folikel terlihat
seperti bintik hitam

Manifestasi Klinis
T. schoenleinii

Favus

Klinis:
-Skutula (krusta spt
mangkuk, berwana
kuningkuning
kecoklatan)
-Krusta bila
diangkatdasar
merah, basah, mousy
odor
-Alopesia dapat
permanen

Pemeriksaan Penunjang

(-) pada T.
tonsurans dan
T. violaceum

SDA.(tumbuh
dalam 5-14 hari)

KOH 10-20%.
Endotriks: rantai
artrospora.
Eksotriks: artrospora
kecil di sekitar
rambut

Terapi
Griseofulvin
Ultramicro:
15mg/kg
Micro: 20-25
mg/kg
Selama 6-8
minggu

Ketokonazol
Dosis: 6,6mg/kg
Selama 3-6
minggu

Flukonazol
Dosis: 6 mg/kg
Selama 3 mgg

Itrakonazol
Dosis: 5mg/kg
Selama 2-4
minggu

Terbinafine
Dosis: 62,5-250
mg/hr
Selama 2-8 mgg

Tinea Corporis & Tinea Cruris


Infeksi
dermatofita di
daerah
inguinal,
pubis,
perineum dan
perianal.

Infeksi
dermatofita di
daerah kulit
tidak berambut/
kulit halus
(glabrosa).
Kecuali: telapak
tangan, kaki dan
ingunal.

Transmisi
Cara Penularan: Kontak dengan pasien,
binatang peliharaan, tanah yang
terkontaminasi jamur.
Faktor Predisposisi : Pakaian ketat dan
kondisi hangat dan lembab.

Manifestasi Klinis

Lesi anular dan serpiginosa


dengan skuama pada seluruh
tepi eritematosa + vesikel.
Lesi meluas secara sentrifugal.
bagian tengah bersih tanpa lesi
(Central Healing)

Tinea Korporis

Manifestasi Klinis

Varian lain:
Tinea inkognito
Infeksi dermatofita
yang mengalami
modifikasi akibat
obat kortikosteroid.
Gejala tidak khas,
inflamasi <<.

Manifestasi Klinis

Tinea pada
Penderita HIVAIDS
Gatal minimal. Klinis
bervariasi, pada AIDS
inflamasi dapat (-) dan
bentuk tak khas ( central
healinng(-)). Lokasi lesi
dapat meluas ke seluruh
tubuh, kekambuhan +.

Manifestasi Klinis

Tinea Kruris

Erupsi terjadi di kedua sela


paha dan tungkai
atas,dapat meluas ke
pantat, simetris, batas
tegas.

Tinea Pedis

Foot ringworm, Athletes foot

Infeksi pada kaki/ jari kaki oleh dermatofita


golongan antropofilik

Trichophyton rubrum, T.
mentagrophytes var.
Interdigitale, Epidermophyton
floccosum

Patogenesis
Penularan

Kontak dengan skuama

Faktor
predisposisi
Terdapat dermatofitosis lain pd kaki
DM
Obesitas
Peny. Vaskular
Trauma
Kelainanosteoartikular
olahraga

Gambaran Klinis
1. Tipe Interdigital : skuamasi, eritema dan
erosi di sela jari kaki paling sering
2. Tipe kronik hiperkeratotik : bilateral pada
telapak kaki dan tumitmoccasin
3. Tipe vesikobulosa : vesikel yg cukup
besar, vesopustul atau bula pd telapak kaki
pecahkoleret
4. Tipe akut ulseratif : koinfeksi dengan
bakterivesikopustular luas & ulkus yg
purulenjarang

Tipe Interdigital

Tipe Kronik
Hiperkeratotik

Tipe Vesikobulosa

Tipe Ulseratif

Tinea Manum
Infeksi dermatofita pada kulit
telapak tangan

Etiologi
T. rubrum, T. mentagropytes var.
Interdigitale,
E. floccosum

Gambaran
Klinis
Unilateraltangan kanan sering terkena. Lesi
hanya berupa skuama kering pada telapak
tangan
Jika mengenai tepi sela jari sampai
punggung tangan
Tinea korporis
Terdapat 2 bentuk : dishidrotik / eksematoid &
hiperkeratotik

Tinea manus bentuk


dishidrotik
Tinea manus bentuk
hiperkeratotik

Diagnosis Banding Dermatofitosis

DERMATITIS
SEBOROIK
DEFINISI

Penyakit kulit, radang


superfisialis, kronis
predileksi area seboroik
remisi dan eksaserbasi

ETIOLOGI

Penyebab pasti belum


diketahui
Dugaan :
- Pityrosporumovale >>
- Stres
- Kasus parah HIV
(AIDS),
penyakit
neurologis

Typical symmetrical
distribution of
seborrheic dermatitis on
the head (top), and on
the body (bottom).

PITYRIASIS ROSEA
GEJALA KLINIS
- gejala konstitusi
- gatal ringan - sedang /
asimtomatik
- herald patch / mother
plaque / medalion
- makulae bulat lonjong,
tepi meninggi, lekat pd
tepi
- sumbu panjang sejajar
pelipatan kulit
dipunggung ~ gambaran
pohon cemara.

PSORIASIS VULGARIS
DEFINISI :
penyakit kulit, kronis
dan residif
makula eritematus
bulat / lonjong
skuama tebal,
transparan/putih
keabu-abuan
Keluhan :
- sedikit gatal (panas /
burning sensation)
-- kosmetik.

GEJALA KLINIS
Kulit
Makula eritematus, batas jelas, tertutup skuama
tebal, transparan, lepas dibagian tepi, lekat
dibagian tengah.
Kaarsvlek phen (+), Austpitz sign (+), Koebner
phen (+)
Bentuk makula bisa berubah anular, gyrata,
Kuku
:
folikular,
gutata, punctata
keruh, pitting, punctate
subungual hiperkeratosis
kuku tangan >>
Mukosa : geographic tongue

Dermatitis Numularis
Lokasi predileksi : tungkai bawah,
punggung tangan, lengan bagian
ekstensor
Gambaran klinis :
- plak bentuk koin (numular), eritema,
edematous, vesikular & berkrusta
- lesi dapat melebar berupa lesi
papulovesikular pada bagian tepi yg
kemudian bergabung dengan plak yang
awal

Vesicobullous Eczema
(Pompholyx, Dyshidrosis)
Lokasi lesi : area tepi jari-jari tangan, telapak
tangan, telapak kaki
Gambaran klinis :
- gerombolan vesikel yg multipel, sangat gatal,
muncul tiba-tiba
- lesi primer berupa multilokular vesikel yg
dalam mirip tapioka pada sisi jari tangan,
telapak tangan, telapak kaki
- lesi simetris, gatal
- vesikel dapat bergabung membentuk bula
- dapat sembuh spontan stlh beberapa minggu

Hyperkeratotic Hand Dermatitis


Laki-laki >>> wanita
Menyerang orang dewasa
Gambaran klinis :
- hiperkeratotik, fissura
- area eritematous pada bagian tengah
atau proksimal
telapak tangan
- area volar jari-jari dapat terkena
- lesi dapat mengenai area plantar pedis

Cara Menyingkirkan
Diagnosis Banding
1.Anamnesis
2.Lokasi predileksi
gambaran klinis
3.Effloresensi
4.Pemeriksaan penunjang
: KOH, Lampu Woods

Pemeriksaan KOH
Alat & Bahan :
mikroskop cahaya,
larutan KOH 10-30%,
scalpel,
alkohol swab,
gelas objek & gelas penutup,
pemanas spirtus

Pemeriksaan KOH
Cara Pengambilan Bahan Pemeriksaan
:
1. Area tubuh yg akan diperiksa (kulit/rambut)
dibersihkan dengan alkohol swab
2. Pada lesi di kulit dilakukan kerokan pada
bagian lesi yg aktif, yakni tepi lesi, dgn
menggunakan bagian tumpul scalpel
3, Kerokan pada lesi kulit diletakkan pada gelas
objek, ditutup dgn
gelas penutup, kmd
ditetesi larutan KOH melalui tepi gelas
penutup, biarkan mengalir kedalam
4. Sediaan kmd dipanaskan sebentar diatas api

Pemeriksaan KOH
Pemeriksaan dgn Mikroskop Cahaya :
Sediaan diperiksa dgn mikroskop, mulai
dgn pembesaran kecil (lensa objektif
10x) unt melihat lapang pandang yg baik,
Sinar yg masuk dikurangi spy lbh kontras
dgn mengecilkan diafragma &
menurunkan kondensor serendah
mgkn.
Bila lapangan pandang yg baik sdh
terlihat, pembesaran dinaikkan 40x, agar

Pemeriksaan KOH
Hasil Pemeriksaan : Elemen jamur
dermatofita
Hifa : double
contour,,bersepta,,bercabang dua
(dikotom)
Miselium : anyaman hifa yg banyak sekali
Arthrospora / Arthrokonidia : deretan
spora/konidia di ujung hifa

Pemeriksaan Lampu Woods


Alat & Tempat Pemeriksaan :
- Lampu Wood
(sinar UV dgn panjang gelombang 320400 nm)
- Kamar gelap

Pemeriksaan Lampu Woods


Teknik Pemeriksaan :
1. Sebelum melakukan pemeriksaan nyalakan lampu
Wood selama krg lbh 1 menit.
2. Ruang periksa hrs benar-benar gelap, tdk berjendela
atau memakai kain
penutup hitam.
3. Kulit atau rambut yg diperiksa hrs dlm keadaan
alamiah
4. Hapus semua obat topikal, sisa kain kasa & sabun
diarea yg akan diperiksa.
5. Lakukan pemeriksaan lampu Wood dgn sumber
cahaya berjarak sampai
5 inchi dari lesi
6. Perhatikan fluoresensi yg tampak

Pemeriksaan Lampu Woods


Hasil Pemeriksaan :
Penyakit Jamur

Fluoresensi

Tinea kapitis ( M. audoinii,


M. canis, M.ferrugineum)

Hijau terang

Tinea kapitis
(T. schoenleinii)

Biru hijau / hijau tua

Pitiriasis versikolor

Kuning keemasan

Penyakit Bukan
Jamur

Fluoresensi

Eritrasma

Merah bata

Infeksi Pseudomonas aeriginosa

Hijau terang

Take Home Messages


Kelainan kulit dapat memberikan
gambaran yang serupa tapi tak sama.
Penegakan diagnosis yg tepat merupakan
kunci utama keberhasilan terapi.
Anamnesis yang rinci, pemeriksaan fisik
dermatologi yang komprehensif disertai
pemeriksaan penunjang yang sesuai
akan mengarah pada diagnosis yang
tepat.

Das könnte Ihnen auch gefallen