Sie sind auf Seite 1von 8

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.

29562/PP/MVII/13/2011
Jenis Pajak

: Pajak Penghasilan Pasal 26

Masa Pajak

: Januari s.d Desember 2006

Pokok Sengketa

: Koreksi Dasar Pengenaan Pajak Masa Pajak Januari sampai dengan Desember
2006 dengan pokok sengketa sebagai berikut:
Koreksi Technical Fee sebesar Rp.117.669.554,00
Koreksi Guarantee Fee sebesar Rp.357.094.373,00
Jumlah
Rp.474.763.927,00

1. Koreksi Technical Fee sebesar Rp.117.669.554,00


Menurut Terbanding

: bahwa menurut Pemeriksa, koreksi atas Technical Fee belum dipungut Pajak
Penghasilan Pasal 26 yaitu sebesar:

Uraian
Technical Fee

Objek
(Rp)
117.669.554,00

Tarif
10%

PPh Terutang
(Rp)
11.766.955,00

Dasar Hukum
bahwa Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan telah
beberapa kali Nomor 17 Tahun 2000 mengatur antara lain:
Pasal 26 ayat (1) huruf d
Atas penghasilan tersebut di bawah ini, dengan nama dan dalam bentuk apapun,
yang dibayarkan atau yang terutang oleh badan pemerintah, subyek pajak dalam
negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan
luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak luar negeri selain badan usaha tetap di
Indonesia, dipotong pajak sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto oleh
pihak yang wajib membayarkan: imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan
kegiatan;
bahwa persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Jepang
tentang Penghindaran Pajak Berganda dan Pencegahan Pengelakan Pajak yang
berhubungan dengan pajak-pajak atas pendapatan:
Pasal 3 ayat (2)
Berdasarkan Penghindaran Pajak Berganda (P3B), tidak diatur secara tegas istilahistilah yang tidak dirumuskan dalam perjanjian tersebut maka akan diberlakukan
undang-undang pajak di negara itu dalam hal ini Negara Indonesia;
Pasal 12 ayat (2)
Berdasarkan Penghindaran Pajak Berganda (P3B), atas penghasilan Wajib Pajak
Luar Negeri sehubungan dengan penghasilan tersebut maka dikenakan Pajak
Penghasilan 10% dari jumlah kotor royalti;
Pasal 12 ayat (3)
Istilah royalti yang digunakan pasal ini berarti segala bentuk pembayaran yang
diterima sebagai balas jasa atas penggunaan, atau hak menggunakan setiap hak
cipta kesusasteraan, kesenian, atau karya ilmiah termasuk salah satunya adalah
penggunaan atau hak menggunakan ilmu pengetahuan atau keterangan mengenai
pengalaman dibidang industri, perdagangan atau ilmu pengetahuan;
bahwa berdasarkan peraturan tersebut di atas maka Terbanding setuju dengan
koreksi Pemeriksa atas Technical Fee yang dapat diperhitungkan sebesar
Rp.117.669.554,00 dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 26 sebesar 10%. Menurut
Terbanding koreksi Pemeriksa sudah benar dan sudah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
Menurut Pemohon

: bahwa sesuai dengan Technical Assistance Agreement antara Sumitomo Electric


Wintec Inc. dan Pemohon Banding dijelaskan bahwa kedua pihak telah sepakat
untuk mengadakan perjanjian atas penggunaan informasi know how sehubungan
dengan suatu jenis produk tertentu. Dimana sehubungan dengan perjanjian tersebut,
jika diperlukan maka Sumitomo Electric Wintec Inc. dapat menugaskan perwakilan
untuk memberikan pelatihan bantuan teknis maka Sumitomo Electric Wintec Inc.
akan mengenakan jasa tambahan berupa Technical Assistance dengan dihitung
berdasarkan jumlah hari yang diperlukan;

bahwa penggunaan informasi know how merupakan suatu pengaturan yang


terpisah dengan Technical Assistance. Dimana dasar dari penagihan atas kedua hal
di atas juga dilakukan dengan dasar yang berbeda, dimana penagihan atas
penggunaan informasi know how dikenakan sebesar 1,5% dari penjualan bersih
produk yang ditentukan, sedangkan Technical Assistance ditagihkan berdasarkan
jumlah kunjungan hari. Sehinga jelas bahwa Technical Assistance (Jasa Aktif)
tersebut tidak dapat dipersamakan dengan penggunaan informasi know how (Jasa
Pasif);
bahwa hal ini juga, sesuai dengan definisi yang diatur berdasarkan Pasal 12 ayat (3)
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda antara Republik Indonesia dengan
Jepang yang telah diuraikan oleh Pemohon Banding pada dasar pertimbangan
hukum, dimana definisi royalty terbatas pada penggunaan hak untuk menggunakan
informasi dan penggunaan suatu perlengkapan tertentu (Jasa Pasif), dimana dalam
kasus banding ini merupakan penyediaan informasi sehubungan know how;
bahwa sedangkan penyediaan tenaga pelatihan ataupun bantuan teknis jika
diperlukan sehubungan pelaksanaan informasi know how merupakan laba usaha
perusahaan sebagaimana diatur melalui Pasal 7 ayat (1) Persetujuan Penghindaran
Pajak Berganda Republik Indonesia-Jepang;
bahwa sebagai salah satu ilustrasi sederhana yang mungkin dapat diberikan
Pemohon Banding dalam hal ini adalah penjualan software berlisensi yang dilakukan
oleh suatu perusahaan IT, hal ini tentunya juga akan berimplikasi sama dimana
pemberian pelatihan atas penjualan software (yang telah disertai dengan buku
panduan) ataupun bantuan teknis mengenai software tersebut tentunya tidak dapat
diklasifikasikan sebagai royalti;
bahwa dengan demikian alasan yang dikemukakan oleh pihak Terbanding bahwa
istilah yang digunakan tidak jelas dan koreksi yang lakukan oleh pihak Terbanding
dalam hal ini tidaklah memiliki dasar hokum dan tidak sesuai dengan peraturan
perpajakan yang ada, dimana atas pembayaran Technical Assistance tidaklah
terhutang pajak di Indonesia karena hak pemajakannya berada pada negara Jepang;
bahwa jikalau diperlukan pihak Pemohon Banding bersedia untuk menyajikan
kembali Technical Assistance Agreement antara Sumitomo Electric Wintec Inc. dan
Pemohon Banding di dalam proses persidangan;
Menurut Majelis

: bahwa
berdasarkan
Laporan
Pemeriksaan
Pajak
Nomor
:
LAP428/WPJ.07/KP.0305/2008 tanggal - Juni 2008, Terbanding telah melakukukan
pengujian yang bersumber dari Surat Pemberitahuan Tahunan, perjanjian/kontrak,
hutang lain-lain, pembebanan biaya di laba rugi (equalisasi ke Pajak Penghasilan
Badan) dan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (tax treaty) diketahui terdapat
objek Pajak Penghasilan Pasal 26 berupa Technical fee sebesar Rp.117.669.554,00
yang belum dikenakan pajak dengan tarif 10% berdasarkan Tax Treaty Indonesia
Jepang;
bahwa menurut Pemohon Banding, Technical Fee yang dibayarkan merupakan
pembayaran atas pengawasan kualitas produk yang dihasilkan dan bantuan
pelatihan peggunaan mesin yang diberikan oleh Sumitomo Electric Wintec, Inc
berdasarkan perjanjian Technical Assistance Agreement dan penggunaan teknologi
Sumitomo Electric Wintec, Inc, Pemohon Banding telah dikenakan biaya royalty
sebesar 1,5% sebagaimana Technical Assistance Agreement;
bahwa dalam agreement dinyatakan hal-hal sebagai berikut :
-

Articles 1 Definition
1.2 Know-How shall mean the technical information, know how, data, processes
detailed drawings and spesification, manufacturing processes, production control
system and techniques, quality and inspection standards, engineering and
manufacturing, drawings, analysis of materials and reports, relating to, or useful
to for the production or manufacture of Contract Product which WIN (a) owns or
controls and (b) uses ini its commercial production of Contract Products as of the
date of hereof and to which it has as of the date hereof the right to grant licenses
and rights as provided herein including, without limitation, technologies for/in
relation with:
1) Production of Contract Products;
2) Installation, operation and maintenance of machinery and/or equipment used
to manufacture Contract Products;
3) Quality control and production control of Control Products;
4) Cost reduction and productivity improvement of Contract Products;
5) Automation ad computerization on production of Contract Products;

6) Advice on technical spesification and qualities etc. on suitable varnish to


select for production of contract Products; and
7) Advice on technical spesification and qualities etc on suitable raw materials
to select for production of Contract Products;
1.3 Patents shall mean (a) all Patents relating to or useful for the production or
manufacture of Contract Products as of the date hereof and (b) any patents
issued in connection with the pending application;
-

Article 2: Grant of License


WIN hereby grants to WINI the license to use following items during the term of
this Agreement
1) Know-how and Patents to produce Contract Products, which are specifically
(i) applicable to the electronic component required to be more accurate and
compact and (ii) useful for customer seeking more efficient and automated in
their production processes;
2) Trade mark, trade name and brand name related to the Contract Products in
such a manner as approved by WIN in writing prior to use;
3) The underwriter's laboratories (UL) material designation, for which WIN has
obtained an approval from UL as agent of WINI;

bahwa menurut Terbanding berdasarkan penjelasan Pemohon Banding dan butir


dalam agreement tersebut di atas maka menurut Terbanding pengertian Technical
Fee tersebut termasuk dalam pengertian royalti sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 ayat (1) huruf h Undang-undang Pajak Penghasilan dimana technical fee tersebut
merupakan imbalan yang dibayarkan Pemohon Banding sehubungan dengan
penggunaan informasi berupa cara (Know-How) menggunakan atau memperbaiki
mesin-mesin yang telah dipatenkan oleh Sumitomo Electric Wintec Inc., untuk
memproduksi termasuk mengawasi produk sesuai kontrak (Contract Products) yang
telah ditentukan oleh Sumitomo Electric Wintec Inc. dan informasi tersebut tidak
dapat disediakan oleh pihak lain selain Sumitomo Electric Wintec Inc. dan informasi
tersebut telah tersedia di Sumitomo Electric Wintec Inc. tanpa dilakukan riset lebih
lanjut oleh Sumitomo Electric Wintec Inc. untuk menghasilkan informasi tersebut;
bahwa menurut Pemohon Banding technicall fee bukan merupakan royalti dan dalam
persidangan Pemohon Banding menyampaikan bukti pendukung berupa fotokopi :
- Perjanjian Technical Assistance Agreement antara Sumitomo Electric Wintec Inc.
dengan Pemohon Banding;
- Surat Keterangan Domisili Sumitomo Electric Wintec Inc.;
- penjelasan dari Article 12 sesuai OECD Model Tax Convention;
bahwa dalam surat Nomor: 07/08/10/TAX tanggal 29 Agustus 2010, Pemohon
Banding menyampaikan penjelasan terkait Technical Fee yakni, bahwa seperti yang
umum terjadi, pemakaian mesin produksi dengan teknologi dari pihak luar ada
kalanya mengalami persoalan, seperti hasilnya yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan karena ketidakmampuan Pemohon Banding sebagai pemakai atau
kerusakan mesin karena salah penggunaan mesin, semua ini dapat dilihat dari hasil
peninjauan kualitas produksi. Untuk menanggulangi hal-hal seperti ini, Pemohon
Banding sebagai pemakai mengadakan perjanjian dengan pihak penjual teknologi
tersebut, dalam hal ini Sumitomo Electric Wintec Inc. yang dituangkan dalam
Technical Assistant Agreement. Dalam perjanjian ini, apabila Pemohon Banding
membutuhkan bantuan dari Sumitomo Electric Wintec Inc. seperti pelatihan
bagaimana cara menggunakan mesin tersebut atau memperbaiki apabila ada
masalah dengan kualitas hasil produksi, maka Pemohon Banding memiliki hak untuk
meminta. Sumitomo Electric Wintec, Inc. (sebagaimana disebutkan pada. Article 3.2)
mengirimkan tenaga ahli mereka ke Indonesia untuk memberikan jasa sesuai
dengan yang dibutuhkan. Atas jasa tersebut, sesuai dengan Technical Assistant
Agreement, Sumitomo Electric Wintec, Inc. akan mengirimkan tagihan sesuai dengan
waktu yang digunakan (time spent) oleh staff mereka dalam memberikan jasa
tersebut ditambah biaya akomodasi mereka selama di Indonesia (sebagaimana
disebutkan pada Article 4 (1.2);
bahwa berdasarkan Technical Assistance Agreement antara Sumitomo Electric
Wintec Inc. dengan Pemohon Banding tertanggal 1 Juli 2003 serta penjelasan
tersebut di atas diketahui hal-hal sebagai berikut :
Article 3.2
During the term og this agreement, WIN shal send to WIN one or more employees to
provide Know How and to give engineering assistance and instruction with respect
thereto. The Number, times of dispatch and duration of syat of such employees will
be discussed and mutually agreed by the Parties hereto;

bahwa Biaya technical fee merupakan pembayaran atas pengawasan kualitas


produk yang dihasilkan dan bantuan pelatihan penggunaan mesin serta perbaikan
apabila terdapat masalah sebagaimana tercantum dalam Technical Assistance
Agreement tersebut di atas;
bahwa dalam Article 4.1, selama Pemohon Banding menggunakan teknologi dari
Sumitomo Electric Wintec Inc. dan Pemohon Banding dikenakan biaya royalti 1,5%
dari penjualan bersih atas produk tertentu, dan atas royalty ini Pemohon Banding
telah melakukan pemotongan dan penyetoran dan dalam Pajak Penghasilan Badan
tidak terdapat koreksi Terbanding atas Biaya royalti ini;
Article 4.1.2
If and when WIN send its employees to WINI to provide Know How and give
engineering assistance in Paragraph 3.2 hereof, unless otherwise agrees between
the parties, WINI shal pay to WIN technical assistance fee base on a number of
working days af their stay in Indonesia, including the day such employees departs
from Japan in Tokyo time and the day on which such employee depart from
Indonesia in Jakarta time, at the following rates in Japanese Yen.
.etc;
Article 4.3
WINI shal pay to WIN the technical assistance fee and expenses payable anda
reimbursable under paragraph 4.1.2 hereof as set forth in monthly invoices delivered
by WIN to WINI
bahwa atas asistensi sebagaimana dalam article 3.2 maka berdasarkan article 4.1.2
dan 4.3 diatur dasar penagihan adalah berdasarkan waktu (hari) dikalikan tarif yang
telah ditentukan dalam dan diatut dalam perjanjian ini;
bahwa dengan demikian menurut pendapat Majelis, Technicall Assistance Fee tidak
dapat tidak dapat diartikan atau bukan termasuk dalam istilah royalty karena atas
royalty telah diatur tersendiri dalam Technicall Assistance Fee Aggreement sehingga
biaya Technicall Assistance Fee bukan royalti;
bahwa untuk selanjutnya dalam Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Indonesia
Jepang diatur hal-hal sebagai berikut :
Pasal 3 ayat 2
As regards the application of the Convention by a Contracting State any term not
otherwise defined shall, unless the context otherwise requires, have the meaning
which it has under the laws of that Contracting State relating to the taxes which are
the subject of the Convention
terjemahan
Untuk penerapan Persetujuan ini oleh salah satu negara pihak pada Persetujuan,
setiap istilah yang tidak dirumuskan, kecuali jika dari hubungan kalimatnya harus
diartikan lain, akan mempunyai arti menurut perundang-undangan Negara pihak
pada Persetujuan itu sepanjang mengenai pajak-pajak yang ditentukan dalam
Persetujuan ini.
bahwa menurut Majelis, Technicall Assistance Fee tidak di atur dalam Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda Indonesia Jepang;
Pasal 7 ayat (1)
The profits of an enterprise of a Contracting State shall be taxable only in that
Contracting State unless the enterprise carries on business in the other Contracting
State through a permanent establishment situated therein. If the enterprise carries on
business as aforesaid, the profits of the enterprise may be taxed in that other
Contracting State but only so much of them as is attributable to that permanent
establishment.
terjemahan
Laba perusahaan dari suatu Negara pihak pada Persetujuan hanya akan dikenakan
pajak di Negara itu kecuali jika perusahaan tersebut menjalankan usaha di Negara
pihak pada Persetujuan lainnya melalui suatu bentuk usaha tetap. Apabila
perusahaan itu menjalankan usaha seperti dimaksud di atas, maka laba perusahaan
itu dapat dikenakan pajak di Negara lainnya tetapi hanya sebesar bagian laba yang
dianggap berasal dari :

(a) bentuk usaha tetap;


(b) penjualan barang-barang atau barang dagangan di Negara lainnya itu, yang
sejenisnya sama atau serupa seperti yang dijual melalui bentuk usaha tetap
tersebut; atau
(c) kegiatan usaha lainnya yang dilakukan di Negara lain yang sejenisnya sama
atau serupa seperti yang dilakukan di Negara lain yang sejenisnya sama atau
serupa seperti yang dilakukan melalui bentuk usaha tetap tersebut.
bahwa menurut Majelis laba yang diperoleh perusahaan Jepang dapat dikenakan
pajak di negara Jepang kecuali..dst;
Pasal 22 ayat (1)
Items of income of a resident of a Contracting State, wherever arising, not dealt with
in the foregoing Articles of this Agreement shall be taxable in only in that Contracting
State.
terjemahan
Pos-pos penghasilan, dimanapun timbulnya, yang tidak diatur dalam pasal-pasal
sebelumnya dalam Persetujuan ini, yang diterima oleh penduduk Negara pihak pada
Persetujuan, hanya dikenakan pajak di Negara itu.
bahwa menurut Majelis, biaya Technicall Assistance Fee
tidak diatur dalam
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Indonesia-Jepang maka berdasarkan
Pasal 22 ayat (1) Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Indonesia Jepang
maka hak pemajakannya ada pada negara yang menerima pembayaran
yang
dalam hal ini adalah Jepang;
bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, Majelis berkesimpulan atas pembayaran
Technical fee sebesar Rp.117.669.554,00 merupakan bukan merupakan objek
Pajak Penghasilan Pasal 26 bagi Indonesia %, oleh karenanya Majelis membatalkan
koreksi Technical fee sebesar Rp.117.669.554,00;
2. Koreksi Guarantee Fee sebesar Rp.357.094.373,00
Menurut Terbanding

: bahwa menurut Pemeriksa, koreksi atas Guarantee Fee belum dipungut Pajak
Penghasilan Pasal 26 yaitu sebesar:
Uraian
Guarantee Fee

Objek
(Rp)
357.094.373,00

Tarif
20%

PPh Terutang
(Rp)
71.418.875,00

Dasar Hukum
bahwa Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan telah
beberapa kali Nomor 17 Tahun 2000 mengatur antara lain:
Pasal 26 ayat (1) huruf d
Atas penghasilan tersebut di bawah ini, dengan nama dan dalam bentuk apapun,
yang dibayarkan atau yang terutang oleh badan pemerintah, subyek pajak dalam
negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan
luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak luar negeri selain badan usaha tetap di
Indonesia, dipotong pajak sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto oleh
pihak yang wajib membayarkan: imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan
kegiatan;
bahwa persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Jepang
tentang Penghindaran Pajak Berganda dan Pencegahan Pengelakan Pajak yang
berhubungan dengan pajak-pajak atas pendapatan:
Pasal 3 ayat (2)
Berdasarkan Penghindaran Pajak Berganda (P3B), tidak diatur secara tegas istilahistilah yang tidak dirumuskan dalam perjanjian tersebut maka akan diberlakukan
undang-undang pajak di negara itu dalam hal ini Negara Indonesia;
bahwa berdasarkan peraturan tersebut di atas maka Terbanding setuju dengan
koreksi Pemeriksa atas Guarantee Fee yang dapat diperhitungkan sebesar
Rp.357.094.373,00 dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 26 sebesar 20%. Menurut
Terbanding koreksi Pemeriksa sudah benar dan sudah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;

Menurut Pemohon

: bahwa transaksi penjaminan hutang tersebut tidaklah termasuk sebagai definisi


bunga sebagaimana diatur oleh Pasal 11 Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda
Republik Indonesia-Jepang, tetapi merupakan laba usaha sebagaimana diatur
berdasarkan Pasal 7 Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda Republik IndonesiaJepang sehingga dalam kasus Pemohon Banding hak pemajakannya terletak pada
negara Jepang;
bahwa dengan demikian istilah yang digunakan tidak jelas dan koreksi yang lakukan
oleh pihak Terbanding dalam hal ini tidaklah memiliki dasar hukum dan tidak sesuai
dengan peraturan perpajakan yang ada, dimana atas pembayaran Guarantee Fee
tidaklah terhutang pajak di Indonesia karena hak pemajakannya berada pada negara
Jepang,
bahwa Terbanding telah menggunakan tarif pajak yang salah dalam menerbitkan
keputusannya, dimana tarif yang dipergunakan seharusnya adalah sebesar 10%
sebagaimana diatur pada Pasal 11 ayat (2) Persetujuan Penghindaran Pajak
Berganda Republik Indonesia-Jepang;

Menurut Majelis

: bahwa
berdasarkan
Laporan
Pemeriksaan
Pajak
Nomor
:
LAP428/WPJ.07/KP.0305/2008 tanggal - Juni 2008, Terbanding telah melakukan
pengujian yang bersumber dari Surat Pemberitahuan Tahunan masa,
perjanjian/kontrak, hutang lain-lain, pembebanan biaya di laba rugi (equalisasi ke
Pajak Penghasilan Badan) dan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (tax treaty)
diketahui terdapat objek Pajak Penghasilan Pasal 26 berupa Guarantee fee sebesar
Rp.357.094.373,00 yang belum dikenakan pajak dengan tarif 20% berdasarkan Tax
Treaty Indonesia Jepang;
Pasal 3 ayat (2) Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
Berdasarkan Penghindaran Pajak Berganda (P3B), tidak diatur secara tegas istilahistilah yang tidak dirumuskan dalam perjanjian tersebut maka akan diberlakukan
undang-undang pajak di negara itu dalam hal ini Negara Indonesia;
Pasal 26 ayat (1) huruf b Undang undang Pajak Penghasilan
Atas penghasilan tersebut di bawah ini, dengan nama dan dalam bentuk apapun,
yang dibayarkan atau yang terutang oleh badan pemerintah, subyek pajak dalam
negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan
luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak luar negeri selain badan usaha tetap di
Indonesia, dipotong pajak sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto oleh
pihak yang wajib membayarkan: bunga, termasuk premium, diskonto,premi swap
dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian hutang;
bahwa menurut Pemohon Banding, Guarante Fee yang dibayarkan merupakan
pembayaran jasa penjaminan hutang yang diiberikan sehubungan dengan pinjaman
yang dilakukan oleh Pemohon Banding terhadap pihak ketiga dalam hal ini Bank of
Tokyo-Mitsubishi dan Bank Sumitomo Mitsui Indonesia dengan jaminan dari
Sumitomo Electric Industries. Ltd dan Mitsubishi Material Corporation yang
berkedudukan di Jepang; Atas jaminan tersebut Pemohon Banding membayarkan
fee sebesar Rp.357.094.373,00;
bahwa untuk selanjutnya dalam P3B Indonesia Jepang diatur hal-hal sebagai
berikut :
Pasal 3 ayat 2
As regards the application of the Convention by a Contracting State any term not
otherwise defined shall, unless the context otherwise requires, have the meaning
which it has under the laws of that Contracting State relating to the taxes which are
the subject of the Convention
terjemahan
Untuk penerapan Persetujuan ini oleh salah satu negara pihak pada Persetujuan,
setiap istilah yang tidak dirumuskan, kecuali jika dari hubungan kalimatnya harus
diartikan lain, akan mempunyai arti menurut perundang-undangan Negara pihak
pada Persetujuan itu sepanjang mengenai pajak-pajak yang ditentukan dalam
Persetujuan ini.
bahwa menurut Majelis, Guarantee fee tidak di atur dalam Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda Indonesia Jepang;

Pasal 7 ayat (1)


The profits of an enterprise of a Contracting State shall be taxable only in that
Contracting State unless the enterprise carries on business in the other Contracting
State through a permanent establishment situated therein. If the enterprise carries on
business as aforesaid, the profits of the enterprise may be taxed in that other
Contracting State but only so much of them as is attributable to that permanent
establishment.
terjemahan
Laba perusahaan dari suatu Negara pihak pada Persetujuan hanya akan dikenakan
pajak di Negara itu kecuali jika perusahaan tersebut menjalankan usaha di Negara
pihak pada Persetujuan lainnya melalui suatu bentuk usaha tetap. Apabila
perusahaan itu menjalankan usaha seperti dimaksud di atas, maka laba perusahaan
itu dapat dikenakan pajak di Negara lainnya tetapi hanya sebesar bagian laba yang
dianggap berasal dari :
(a)
(b)

bentuk usaha tetap;


penjualan barang-barang atau barang dagangan di Negara lainnya itu, yang
sejenisnya sama atau serupa seperti yang dijual melalui bentuk usaha tetap
tersebut; atau
(c)
kegiatan usaha lainnya yang dilakukan di Negara lain yang sejenisnya sama
atau serupa seperti yang dilakukan di Negara lain yang sejenisnya sama atau
serupa seperti yang dilakukan melalui bentuk usaha tetap tersebut.
bahwa menurut Majelis laba yang diperoleh perusahaan Jepang dapat dikenakan
pajak di negara Jepang kecuali..dst;
Pasal 22 ayat (1)
Items of income of a resident of a Contracting State, wherever arising, not dealt with
in the foregoing Articles of this Agreement shall be taxable in only in that Contracting
State.
terjemahan
Pos-pos penghasilan, dimanapun timbulnya, yang tidak diatur dalam pasal-pasal
sebelumnya dalam Persetujuan ini, yang diterima oleh penduduk Negara pihak pada
Persetujuan, hanya dikenakan pajak di Negara itu.
bahwa dengan demikian menurut Majelis, biaya Guarantee fee tidak diatur dalam
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Indonesia-Jepang maka berdasarkan
Pasal 22 ayat (1) Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Indonesia Jepang
maka hak pemajakannya ada pada negara yang menerima pembayaran
yang
dalam hal ini adalah Jepang;
bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, Majelis berkesimpulan atas pembayaran
Guarantee fee sebesar Rp.357.094.373,00 merupakan bukan merupakan objek
Pajak Penghasilan Pasal 26 bagi Indonesia %, oleh karenanya Majelis membatalkan
koreksi Guarantee fee sebesar Rp.357.094.373,00;
Kesimpulan Majelis terhadap hasil pemeriksaan seluruh koreksi sebagai berikut :
bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan atas fakta-fakta, bukti-bukti, penjelasan
Pemohon Banding dan Terbanding yang terungkap dalam persidangan, penelitian
terhadap berkas banding dan hasil penelitian data yang dilakukan Majelis serta
uraian tersebut di atas, Majelis berkesimpulan tidak terdapat cukup bukti dan alasan
untuk mempertahankan koreksi Technical Fee sebesar Rp.117.669.554,00 dan
koreksi guarantee fee sebesar Rp.357.094.373,00;
bahwa dalam banding ini tidak terdapat sengketa mengenai tarif pajak,
bahwa dalam banding ini tidak terdapat sengketa mengenai kredit pajak,
bahwa dalam banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Sanksi administrasi,
kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa
lainnya;
bahwa berdasarkan pemeriksaan atas fakta-fakta, bukti-bukti, penjelasan dan
dokumen yang disampaikan Pemohon Banding dan Terbanding di dalam
persidangan serta hasil penilaian pembuktian, Majelis berkesimpulan untuk
mengabulkan permohonan banding Pemohon Banding atas keputusan Terbanding
Nomor : KEP-1369/WPJ.22/BD.06/2009 tanggal 2 Nopember 2009 tentang

keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 26
Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2006 Nomor: 00021/204/06/413/08
tanggal 6 Agustus 2008 sehingga Dasar Penganaan Pajak Pajak Penghasilan Pasal
26 adalah sebagai berikut :
DPP Pajak Penghasilan Pasal 26 cfm Terbanding
Koreksi tidak dapat dipertahankan:
-Technical Fee
-Guarantee Fee
DPP Pajak Penghasilan Pasal 26 cfm Majelis

Rp.9.362.286.647,00
Rp. 117.669.554,00
Rp. 357.094.373,00
Rp.8.887.522.720,00

Mengingat

: Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan


perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang
berkaitan dengan perkara ini;

Memutuskan

: Mengabulkan Seluruh permohonan banding Pemohon Banding terhadap Surat


Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-1369/WPJ.22/BD.06/2009 tanggal 2
Nopember 2009 mengenai Keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Pajak Penghasilan Pasal 26 Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2006
Nomor: 00021/204/06/413/08 tanggal 6 Agustus 2008 atas nama: PT. XXX, sehingga
PPh Pasal 26 yang masih harus dibayar menjadi sebagai berikut :
Dasar Pengenaan Pajak ..
PPh Pasal 26 yang Terutang ...

Rp.
Rp.

8.887.522.720,00
944.933.090,00

Kredit Pajak

Rp.

944.933.090,00

Pajak yang Tidak/Kurang Dibayar .

Rp.

0,00

Das könnte Ihnen auch gefallen