Sie sind auf Seite 1von 3

Kapan pasien dengan gangguan perdarahan bisa dilakukan perawatan?

Sebelum melakukan perawatan gigi kepada pasien dengan gangguan perdarahan,


dokter gigi harus melakukan konsultasi kepada dokter ahli dan menyarankan pasien
untuk melakukan test di laboratorium. Test untuk gangguan perdarahan adalah
screening test. Apabila nilai screening tes ini dalam keadaan tidak normal, maka
dokter gigi tidak bisa langsung melakukan perawatan dan harus menunggu hasil
nilai tes pasien dalam keadaan normal kembali. Screening test yang biasa
dilakukan, meliputi:
1. Partial Thromboplastin Time (PTT)
PTT digunakan untuk memeriksa sistem dalam perdarahan (factor VIII, IX, XI dan
XII) dan jalur umum terjadinya perdarahan (factor V dan X, prothombin dan
fibrinogen). PTT merupakan tes yang paling direkomendasikan untuk kelainan
perdarahan yang berkaitan dengan koagulasi. Nilai normal PTT berkisar 25
sampai 35 detik, apabila nilai PTT ini diatas 35 detik merupakan hal yang tidak
normal.
2. Prothombin Time (PT)
PT merupakan tes yang digunakan untuk memeriksa jalur ekstrinsik (factor VII)
dan jalur umum (factor V dan X, prothombin dan fibrinogen). Tiga dari pengaruh
vitamin K (faktor VII dan X dan prothrombin) dan penekanan oleh coumarin. Nilai
normal dari tes PT adalah 11 sampai 15 detik, dan apabila lebih dari 15 detik
maka termasuk tidak normal
3. Platelet Count
Perhitungan platelet digunakan untuk melihat masalah perdarahan yang menuju
ke thrombocytopenia. Nilai normal platelet adalah 140.000/mm 3 sampai
400.000/mm3 dalam darah. Pasien dengan platelet antara 50.000/mm 3 dan
100.000/mm3 adalah manifestasi dari bleeding karena trauma yang parah. Pasien
dengan platelet kurang dari 50.000/mm3 akan muncul tanda pada kulit dan
mukosa dengan trauma ringan. Pasien dengan platelet 20.000/mm 3 menunjukkan
pasien dengan pasien riwayat perdarahan spontan
4. Thrombin Time (TT)
Tes TT biasa digunakan untuk pasien dengan darah agen aktif. TT bias digunakan
untuk memeriksa perdarahan dari jalur dalam maupun luar dan jalur umum,
misalnya pasien dengan hemofili A atau defisiensi faktor V. Nilai normal tes TT
adalah 9 samapi 13 detik, dan apabila hasilnya 16 sampai 18 detik adalah nilai
yang tidak normal.
Little, James W, etc. 2008. Dental Management of the Medically Compromised
Patient 7 edition. Elsavier: Mosby.
Pasien pada skenario diindikasikan dilakukan perawatan ekstraksi. Dalam
melakukan perawatan ekstraksi, pasien biasanya dilakukan anastesi local.
Menurut American Association of Anasthesiology (ASA), tingkat bisa tidaknya
pasien dianastesi dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
I
: Pasien normal dan sehat

II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan dan terkontrol


III : Pasien dengan penyakit sistemik sedang sampai berat, tapi masik terkontrol
IV : Pasien dengan penyakit sistemik berat dan tidak terkontrol
V : Pasien dengan diagnosa jangka waktu hidup kurang dari 24 jam
E : Status emergency atau darurat
Menurut kelas diatas, maka dapat diindikasikan:
Kelas I dan II
: Pasien yang tidak mempunyai resiko tinggi, aman untuk
dilakukan anastesi
Kelas III dan IV : pasien yang harus diperhatikan. Waktu dan obat terbatas,
harus dilakukan konsul ke dokter ahli, dilakukan pemeriksaan laboratorium dan
bisa diberi obat manajemen stress (diazepam, lorazepam, diphenhydramine dan
escort)
Prosedur perawatan
Apabila dokter gigi menemukan pasien dengan compromised medis, dokter gigi
harus melakukan konsultasi dengan dokter ahli. Hal-hal yang harus
dikonsultasikan dokter gigi kepada dokter ahli adalah:
1) Menjelaskan apa yang dokter gigi temukan dan rencana perawatan yang akan
dilakukan
2) Bertanya kepada dokter ahli evaluasi dari kesehatan pasien
3) Bertanya kepada dokter ahli evaluasi kemampuan pasien untuk menerima
perawatan yang akan dilakukan
4) Bertanya kepada dokter ahli rekomendasi untuk kesehatan pasien, rencana
perawatan apa yang mungkin bisa dilakukan kepada pasien
Biasanya pasien dengan compromised medis mempunyai tingkat kecemasan yang
tinggi terhadap perawatan gigi dan mulut. Oleh karena itu, dokter gigi juga harus
mampu untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien. Tingkat kecemasan pasien
bisa dilakukan dengan cara:
Sebelum Perawatan:
a. Terapi hipnotis agar pasien tenang atau menyarankan tidur yang cukup malam
sebelum perawatan
b. Penggunaan obat penenang pada pagi hari sebelum perawatan
c. Meminimalkan waktu menunggu di ruang tunggu
Selama Perawatan:
a. Menjelaskan semua prosedur yang akan dilakukan
b. Mengajak pasien berbicara
c. Tidak mengejutkan pasien: minta persetujuan pasien semua perawatan
d. Tidak membuat kegaduhan
e. Tidak menunjukkan instrument kepada pasien
f. Memutarkan musik untuk menambah ketenangan
g. Pemberian obat: anastesi lokal, nitrous oxide, oral anxiolytics
Setelah Perawatan
a. Instruksikan pasien hal-hal yang dilakukan pasien setelah operasi secara lisan
dan tulisan agar pasien tidak lupa
b. Memberikan analgesic
c. Menjelaskan hal apa yang biasanya terjadi setelah operasi

d. Memberikan kontak dokter gigi kepada pasien, sehingga apabila pasien terjadi
komplikasi di rumah bisa langsung menghubungi dokter gigi
Indian Health Service. 2007. Evaluation and Management of The Medically Complex
Patient. India: Oral Health Program Guide
Manifestasi Oral

Das könnte Ihnen auch gefallen