Sie sind auf Seite 1von 12

10

ASAM SINAMAT

I.

PUSTAKA
1. Fesenden RJ & Fesenden JS, 1994, Organic Chemistry, 5th
edition, Brooks/Cole Publishing Company Pasific Grove,
California, 489-494
2. Harwood LM & Moody Cj, 1989, Experimental Organic
Chemistry

Principal

and

Practice,Blackwell

Publication, USA, 558-559


3. Mc Murry J, 2000, Organic

Chemistry,

5th

Scientific
edition,

Brooks/Cole Publishing Co. Pasific Grove, USA, 558-559

II.

PROSEDUR

Harwood ML & Moody JC, 1989, Experimental Organic Chemistry Principal and
Practice, Publication Oxford, London

10

Weight the potassium carbonate into a 100 ml erlenmeyer flask and add 20
ml water and the benzaldehyt. Swirl the mixture vigorously, pour it into a test tube
and alloe the two phases to separate over 30 min when the upper layer of
benzaldehye should be clear. Meanwhile weigh the propanedioic acif into a second
100 ml conical flask and dissolve it in the pyridine with gentle warming on a hot
water bath. From the test tube remove 2 ml of the upper layer carefully using a
graduated pipet and add it to the solution of propanodioic acid in pyridine. Heat the
resultant mixture on the water bath and add a catalytic quantity of piperidine (10
drops). Reaction is indicated by evolution of bubbles of carbon dioxide as the
decarboxylation proceeds. Continue heating until the rate of apperance of bubbles
become very slow (ca. 30 min). Make the volume up to 50 ml with 2 M hydrocloric
acid and the filter of the resultant solid with suction between washing. Tip the
crystals into a preweighed 100ml beaker and dry them to constant weight in a 80 0C
oven. Record the weight, yield, and mp of your product.
III.

DASAR TEORI
Asam sinamat merupakan sinonim dari asam trans-3-fenil-propenoat sebagai

nama IUPAC dan asam trans--fenilakrilat sebagai nama trivial dari asam sinamat.
Asam sinamat mempunyai rumus molekul C6H5CH=CHCOOH, bobot molekul
148,15 dan titik lebur 132- 134C. Kelarutan satu gram asam sinamat larut dalam
2000ml air pada suhu 25C (kelarutan meningkat dalam air panas), 6 ml alkohol, 5
ml metanol, atau 15 ml kloroform, sangat larut dalam benzena, eter, asam asetat
glasial, aseton, karbon disulfida, dan minyak. Garam alkalinya larut dalam air. Asam
sinamat berupa kristal monoklin, tidak berwarna, sedikit berbau balsam dan rasa
pedas.

Dalam bidang perdagangan, asam sinamat diperjualbelikan secara umum


sebagai bahan baku kimia, misalnya sebagai bahan baku untuk mensintesis asam
hidrosinamat melalui reaksi reduksi. Dalam industri parfum, asam sinamat
digunakan sebagai bahan baku pembuatan ester metil, etil, benzil. Metil sinamat
atau etil sinamat dapat disintesis dengan reaksi esterifikasi dari asam sinamat.
Dalam bidang pertanian, asam sinamat dapat digunakan sebagai herbisida dan

10

pestisida. Dalam bidang pengobatan, asam sinamat dapat digunakan sebagai


antibakteri, antijamur, analgesik, antiinflamasi, choleretic, pencahar dan pencegah
kanker.
Di alam asam sinamat terdapat dalam bentuk bebas dan terseterifikasi
sebagian pada benzoin sumatra, akar Rheum palmatum, balsam peru dan balsam
tolu, minyak kayu manis dan juga pada daun koka.
Asam sinamat yang diperoleh dari sintesis merupakan bentuk trans isomer.
isomer cis dari asam sinamat adalah asam allosinamat. Bentuk cis isomer
dengantitik lebur 680C ini tidak stabil dan akan berubah menjadi bentuk trans yang
stabil.
Sintesis asam sinamat dapat melalui berbagai reaksi sintesis, antara lain
reaksi Perkin menghasilkan presentase lebih kecil daripada reaksi knoevenagel.
Kondensasi Knoevenagel
Reaksi

kondensasi

Knoevenagel

adalah

sebuah

reaksi

organik yang dinamakan dari Emil Knoevenagel. Reaksi ini


merupakan modifikasi dari reaksi kondensasi aldol. Kondensasi
Knoevenagel adalah adisi nukleofilik senyawa hidrogen aktif ke
sebuah gugus karbonil yang diikuti oleh reaksi dehidrasi. Produk
reaksi sering merupakan enon berkonjugasi alfa, beta. Dalam
reaksi kondensasi ini yang diperlukan hanyalah satu senyawa
dengan suatu gugus karbonil, dan satu senyawa yang memiliki
suatu hidrogen asam.
Pada reaksi ini, gugus karbonilnya adalah aldehida atau
keton. Katalis yang digunakan biasanya merupakan amina basa
lemah. Komponen hidrogen aktifnya mempunyai bentuk R-CH2-R
atau R-CHR-R, sebagai contohnya dietil malonat, asam Meldrum,
etil asetoasetat atau asam malonat.
Dengan R adalah gugus fungsi penarik elektron. R haruslah
cukup kuat untuk memfasilitasi abstraksi hidrogen ke ion enolat,
bahkan dengan basa yang moderat. Penggunakan basa kuat pada

10

reaksi

ini

akan

menyebabkan

swakondensasi

aldehida

atau

keton.Sintesis piridina Hantzsch, reaksi Gewald, dan sintesis furan


Feist-Benary semuanya mengandung tahap reaksi Knoevenagel.

Komponen Reaksi
a. Benzaldehid
Benzaldehid (C6H5CHO) adalah sebuah senyawa kimia yang
terdiri

dari

dengan
aldehida.

cincin

benzena

sebuah

substituen

Ia

merupakan

aldehida aromatik yang paling


sederhana. Pada
berwarna

dengan

suhu kamar, ia berupa


aroma

seperti

badam

cairan tidak
(almond).

Ia

merupakan komponen utama pada ekstrak kacang almond,


dan dapat diekstraksi dari beberapa sumber alami seperti
aprikot, ceri, dan biji persik. Pada saat ini, benzaldehida pada
umumnya

dibuat

dari

toluena

menggunakan

berbagai

macam proses yang berbeda.


b. Asam Malonat
Asam Malonat adalah sebuah senyawa asam dikarboksilat
dengan struktur CH2(COOH)2.
Bentuk yang terionisasi dari
asam malonat, termasuk juga
ester dan garamnya, dikenal sebagai malonat. Sebagai

10

contoh, dietil malonat adalah etil ester dari asam malonat.


Nama ini berasal dari Bahasa Latin malum, yang berarti apel.
c. Piridin
Piridin adalah sebuah senyawa
organik

heterosiklik

yang

berbentuk

cincin

aromatik

sederhana.

Rumus

kimianya

adalah

C5H5N.

Senyawa

ini

dipakai sebagai bahan pemula di


agrokimia
merupakan

bahan

pelarut

dan

dan

reagent

farmasi,
yang

dan

penting.

Strukturnya mirip dengan benzena, dimana sebuah gugus


CH di dalam cincin aromatis yang terdiri dari enam atom
diganti dengan nitrogen. Senyawa ini berbentuk cairan tidak
berwarna yang berbau aroma khas seperti ikan. Cincin
piridina

banyak

terdapat

diberbagai

senyawa-senyawa

penting, termasuk nikotinamida.


d. Piperidin
Piperidin memiliki sinonim heksahidropiridin, rumus molekul
C5H11

N; bobot molekul 85,15; titik didih 1060C; massa jenis


0,08622 pada suhu 200C dan indeks bias 1,4354 pada
suhu 250C. Piperidin berupa cairan dengan bau khas,
bersifat basa kuat, pKb pada suhu 250C adalah 2,80.
Piperidin dapat bercampur dengan air, larutan dalam alkohol,

benzena, dan kloroform.


e. Hidrogen Klorida

Nama IUPAC
Hidrogen klorida

10

Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia


dapat berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida,
H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium, H3O+
HCl + H2O H3O+ + Cl
Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl. Asam klorida oleh
karenanya dapat digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium
klorida. Asam klorida adalah asam kuat karena ia berdisosiasi penuh dalam air.
Asam monoprotik memiliki satu tetapan disosiasi asam, Ka, yang
mengindikasikan tingkat disosiasi zat tersebut dalam air. Untuk asam kuat
seperti HCl, nilai Ka cukup besar. Beberapa usaha perhitungan teoritis telah
dilakukan untuk menghitung nilai Ka HCl. Ketika garam klorida seperti NaCl
ditambahkan ke larutan HCl, ia tidak akan mengubah pH larutan secara
signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa Cl adalah konjugat basa yang sangat
lemah dan HCl secara penuh berdisosiasi dalam larutan tersebut. Untuk larutan
asam klorida yang kuat, asumsi bahwa molaritas H + sama dengan molaritas HCl
cukuplah baik, dengan ketepatan mencapai empat digit angka bermakna.
Dari tujuh asam mineral kuat dalam kimia, asam klorida merupakan
asam monoprotik yang paling sulit menjalani reaksi redoks. Ia juga merupakan
asam kuat yang paling tidak berbahaya untuk ditangani dibandingkan dengan
asam kuat lainnya. Walaupun asam, ia mengandung ion klorida yang tidak
reaktif dan tidak beracun. Asam klorida dalam konsentrasi menengah cukup
stabil untuk disimpan dan terus mempertahankan konsentrasinya. Oleh karena
alasan inilah, asam klorida merupakan reagen pengasam yang sangat baik.
Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk menentukan
jumlah basa. Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh
karena titik akhir yang jelas. Asam klorida azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat
digunakan sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif, walaupun
konsentrasinya bergantung pada tekanan atmosfernya ketika dibuat.

10

Asam klorida sering digunakan dalam analisis kimia untuk "mencerna"


sampel-sampel analisis. Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis logam dan
menghasilkan logam klorida dan gas hidrogen. Ia juga bereaksi dengan senyawa
dasar semacam kalsium karbonat dan tembaga(II) oksida, menghasilkan klorida
terlarut yang dapat dianalisa
IV.

TUJUAN
a. Mampu menjelaskan reaksi kondensasi Knoevenagel
b. Memahami terbentuknya intermediet karbanion
c. Mendapat Kristal yang bagus

V.

ALAT dan BAHAN


Alat
- Labu Erlenmeyer
- Gelas ukur
- Corong pisah
- Corong buchner dan labu hisap
- Pipet tetes
-

VI.

Bahan
Benzaldehid
Asam malonat
Piridin
Piperidin
K2CO3
HCl 2N

MEKANISME REAKSI

5 ml
3,1g
5 ml
10 tetes
8g

10

VII.

SKEMA KERJA

10

K2CO3 sebanyak 8 g ditimbang kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer


100 mL kemudian ditambahkan 20 mL air, kemudian ditambah Benzaldehid 5
mL

Campuran dikocok, lalu dimasukkan kedalam corong pisah, dibiarkan sampai


terbentuk 2 lapisan selama 30 menit. Lapisan atas adalah benzaldehid

Asam malonat 3,1 g ditimbang dan, dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL lain
dan dilarutkan dengan 5 mL piridin sambil dihangatkan dalam tangas air

Benzaldehid yang telah dimurnikan di ambil sebanyak 3mL lalu dimasukkan ke


dalam larutan asam malonat dalam piridin

Campuran dipanaskan pada tangas air

Ditambahkan 10 tetes piperidin sampai gelembung CO2 hilang 30


menit

Ditambahkan HCl 2 N sampai 50 ml, dan disaring dengan corong


Buchner

Hasil yang diperoleh dikeringkan di oven pada temperatur 80oC

VIII. GAMBAR PEMASANGAN ALAT

10

keringkan di oven suhu 800 C

10

IX.

HASIL
Hasil berdasarkan ekivalensi reaksi
Titik leleh : 133C

X.

PEMBAHASAN
Sintesis asam sinamat melalui reaksi knovenagel dilakukan dengan mereaksikan

benzaldehid yang merupakan aldehid aromatik tanpa hidrogen

, asam malonat

(asam dikarboksilat yang memiliki hidrogen ) sebagai prekusor karbanion/prekusor


enolat, piridin sebagai pelarutdan katalis basa, piperidin sebagai katalis basa.
K2CO3 dilarutkan di air lalu ditambah benzaldehid, dimana benzaldehid yang
digunakan kemungkinan tidak atau kurang murni karena berikatan dengan asam benzoat
dalam larutan tersebut. Ion K dalam K2CO3 berikatan dengan asam benzoat membentuk
kalium benzoat sehingga didapatkan benzaldehid yang murni atau bebas dari asam
benzoat. Pencampuran dan pemisahan benzakdehid dilakukan dicorong pisah, dimana
bagian atas merupakan benzaldehid yang bebas asam benzoat atau benzaldehid murni
dan bagian bawah merupakan asam benzoat yang berikatan dengan K 2CO3 membentuk
kalium benzoat.
Asam malonat dilarutkan dalam piridin lalu dihangatkan dalam waterbath.
Setelah itu ditambahkan benzaldehid, dipanaskan diwaterbath dan ditambahkan 10 tetes
piperidin sampai gelembung CO2 hilang 30 menit.
Selain sebagai pelarut, piridin dapat digunakan sebagai katalis basa dalam
pembentukan ion karban, namun pada praktikum ini digunakan campuran piridinpiperidin sebagai katalis basa, hal ini dimaksudkan untuk memberikan kondisi basa
lemah yang optimal sehingga didapat hasil sintesis yang maksimal.
Endapan yang terbentuk setelah penambahan HCl 2N ad 50 mL berupa garam
HCl dari piridin dan piperidin, disaring dengan corong buchner, labu hisap dan pompa
hisap. Kristal atau hasil saringandikeringkan di oven pada suhu 80o.
Pada pembuatan asam sinamat ini, K2CO3 dilarutkan dalam air lalu ditambah
benzaldehid, dimana benzaldehid yang digunakan kemungkinan tidak atau kurang
murni karena berikatan dengan asam benzoat dalam larutan tersebut. Jadi ion K + dalam
K2CO3 berikatan dengan asam benzoat membentuk kalium benzoat sehingga didapatkan
benzaldehid yang murni atau bebas dari asam benzoat.

10

Sintesis asam sinamat dapat menggunakan reaksi Perkin yang menghasilkan


presentase lebih kecil daripada reaksi knoevenagel. Reaksi knoevenagel yang dikenal
sebagai reaksi kondensasi aldol silang, agar reaksi reaksi kondensasi knoavenagell dapat
berlangsung, yang diperlukan hanyalah satu senyawa dengan suatu gugus karbonil, plus
satu senyawa yang memiliki suatu hidrogen .
Pada pembuatan asam sinamat ini dilakukkan penambahan piridin yang
digunakan sebagai pelarut dan katalis basa, dan penambahan piperidin sebagai katalis
basa.
Pada tahap akhir juga dilakukkan penambahan HCl yang bertujuan untuk
membentuk garam HCl dari piridin dan piperidin.
XI.

KESIMPULAN
1. Sintesis asam sinamat dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
reaksi perkin dan reaksi kondensasi knoevenegel
2. Reaksi knoevenagel adalah reaksi yang terjadi antara
senyawa yang memiliki gugus karbonil dan senyawa yang
memiliki atom hydrogen dalam suasana basa, dilanjutkan
dengan dehidrasi spontan dan dekarboksilasi.
3. Intermediate karbanion yang terbentuk adalah hasil reaksi antara asam
malonat dan piridin. Karbanion yang terbentuk kemudian akan bereaksi
dengan benzaldehid dengan mekanisme reaksi kondensasi aldol silang
(kondensasi knoevenagel)

Das könnte Ihnen auch gefallen