Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Dalam kehidupan seharihari, selalu saja ada kemungkinan rusak
1.2
Tujuan Umum
Setelah tersusunnya makalah ilmiah ini, pembaca diharapkan memahami
dan mengerti tentang protein plasma, immunoglobulin dan faktor
pembekuan
1.3
1.4
Tujuan Khusus
1.
2.
3.
Manfaat
1.
2.
3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Protein Plasma
Karena relative mudah diperoleh, protein plasma telah diteliti secara luas
baik pada manusia maupun hewan. Informasi yang cukup luas mengenai
biosintesis, pertukaran, struktur dan fungsi berbagai protein plasma yang penting
sudah dapat kita peroleh. Perubahan jumlah protein plasma dan metabolismenya
pada banyak penyakit juga telah diselidiki. Dalam beberapa tahun terakhir ini,
banyak gen untuk protein plasma yang telah berhasil diklonkan dan strukturnya
ditentukan.
Pembuatan antibodi yang spesifik untuk masing masing protein plasma
sangat
memperlancar
penelitian
terhadap
protein
plasma,
sehingga
bentuk
polimorfiprotein
ini
dapat
dibedakan
dengan
suatu
migrasi
yang
pas.
Analisis
terhadap
inflamasi.
Penderita
penyakit
ini
akan
mengalami
gastroenteropati dengan kehilangan protein ( protein losing gastroenteropathy), dan usia paruh albumin teriodinasi yang disuntikan
pada penderita ini dapat berkurang hingga satu hari.
f) Kadar Protein tertentu dalam plasma meningkat pada keadaan inflamasi
akut atau keadaan sekunder akibat kerusan jaringan tertentu:
Protein ini dinamakan protein fase akut (atau reaktan) dan mencakup
C-reaktif protein (CRP, yang dinamakan deminikan karena protein ini
bereaksi
dengan
polisakarida
pneumukokus)
-antitripsin,
kronis dan pada pasien penyakit kanker. Protein ini diyakini memiliki
peranan dalam respon tubuh terhadap inflamasi. Sebagai contoh, Creaktif protein dapat merangsang lintasan komplemen yang klasik, dan
1 antritrpsin dapat menetralkan enzim protease tertentu yang
dilepaskan dalam keadaan inflamasi akut. Interleukim I (IL-1), yaitu
polipeptida yang dilepas dari fagosit mononuklea, merupakan stimulator
utama tetapi bukan satu satunya untuk sintesis sebagaian besar reaktan
fase akut oleh hepatosit. Molekul lainnya seperti IL-6 juga terlibat, dan
IL-6 disamping IL-1 tampak bekerja pada tingkat transkripsi gen
Albumin Merupakan Protein Utama di Dalam Plasma Manusia. Albumin
(69 kDa) merupakan protei utama dalam plasma manusia (kurang lebih 3,4-4,7
g/dL) dan menyusun sekitar 60% dari totalprotein plasma. Sekitar 40% dari
albumin terdapat dalam plasma dan 60% lainnya ditemukan dalam ruang ekstra
selular. Hati menghasilkan sekitar 12 gram albumin perhari yang merupakan
sekitar 25% dari total sintesis protein hepatic dan separuh dari seluruh protein
yang diskresikan organtersebut.
Albumin pada mulanya disintesis sebagai preproprotein. Peptida
sinyalnya dilepaskan ketika prepoprotein melintas ke dalam sisterna reticulum
endoplasma kasar, dan heksapeptida pada ujung terminal-amino yang dihasilkan
itu kemudian dipecah lebih lanjut di sepanjang lintasan sekretorik. Sintesis
albumin dikurangi pada sejumlah penyakit, khususnya penyakit hati.
Haptoglobin Mengikat Hemoglobin Ekstrakorpuskular yang Mencegah
Masuknya Hemoglobin Bebas ke dalam Ginjal
Amiloidosis terjadi akibat deposisi fragmen pelbagai protein plasma di
dalam jaringan Amilodosis merupakan penimbunan berbagai protein fibrilar yang
tidak larut di antara sel jaringan hingga suatu taraf yang mempengaruhi fungsi sel
tersebut.
2.2
Immunoglobulin
Sistem Imun adalah sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit. Sebuah sistem
dalam tubuh kita yang memiliki peran vital bagi kelangsungan hidup kita.
Ada 3 (tiga) fungsi penting yang harus dimiliki sistem imun yang sehat :
1.
virus, parasit, jamur, sel kanker, dll. Fungsi ini sangat penting, karena harus
bisa membedakan mana kawan( bakteri yang menguntungkan dan sel tubuh
yang baik )mana lawan ( virus, bakteri jahat, jamur, parasit, radikal bebas dan
sel-sel yang bermutasi yang bisa menjadi tumor/kanker ) dan mana yang orang
biasa ( alergen, pemicu alergi ) yang harus dibiarkan lewat.
2.Bisa bertindak secara khusus untuk menghadapi serangan benda asing itu
3. Sistem Imun mengingat penyerang-penyerang asing itu ( rupa & rumus
kimiawi antibodi yang digunakan untuk mengalahkan mereka yang disimpan
didalam Transfer Factor tubuh ) sehingga bisa dengan cepat menolak
serangan ulang di masa depan.
Sistem imun yang sehat adalah sistem imun yang seimbangyang bisa
meningkatkan kemampuan tubuh dalam melawan penyakit. Sistem imun
menyediakan kekebalan terhadap suatu penyakit yang disebut imunitas. Respon
imun adalah suatu cara yang dilakukan tubuh untuk memberi respon terhadap
masuknya patogen atau antigen tertentu ke dalam tubuh.
Sistem pertahanan tubuh terbagi atas 2 bagian yaitu :
1.
Innate Immunity adalah pertahanan tubuh yang mempunyai sifat tidak spesifik dan
merupakan bagian sistem imun yang berfungsi sebagai barier terdepan pada awal
terjadinya infeksi penyakit, oleh karena itu sering disebutnatural atau native
immunity.
Yang termasuk innate immunity adalah : Makrofage, sel darah merah dan sel
assesories, selain itu juga bahan biokimia dan fisik barier seperti kulit yang
mensekresi lisosim dan dapat merusak bakteri seperti S.aureus. oleh karena itu
sistem ini spesifik untuk alam. Sehingga jika ada organisme melakukan penetrasi
melalui permukaan epithel akan dianulir oleh sitem Retikulum Endothelium (RE)
yang merupakan turunan dari sel sumsung tulang yang berfungsi menangkap,
internelisasi dan merusak agen infeksius. Dalam hal ini yang bertindak
memfagositosit adalah sel kuffer. Selain itu juga sel darah merah termasuk
eosinophil, PMN dan monosit dapat migrasi ke dalam jaringan yang dapat
merangsang secara invasive.
Sel lainnya adalah natural killer, leukosit, sel ini cocok untuk mengenali
perubahan permukaan pada sel yang terinfeksi, seperti mengikat dan membunuh
sel yang dipengaruhi oleh interferon. Interferon adalah termasuk antibodi
spesifik yang diproduksi oleh sel target atau sel terinfeksi.
Faktor lain yang termasuk innate immunity adalah protein serum yang merupakan
protein fase akut. Protein ini mempunyai efek sebagai perlindungan melalui
interaksi komplek dengan komplemen, yang selanjutnya diikuti lisisnya agen
penyakit.
Sebagai tanda awal dari respon imun adalah inflamasi yang merupakan reaksi dari
tubuh terhadap injuri seperti invasi agen infeksius. Terjadinya proses ini dapat
ditandai dengan 3 hal yaitu pertama terjadi peningkatan daerah ke daerah infeksi,
kedua peningkatan permeabilitas kapiler yang menyebabkan reaksi sel endithel,
sehingga terjadi reaksi silang antara molekul besar dan sel endotelial dan ketiga
adalah terjadinya migrasi leukosit (PMN) dan makrofage dan kapiler ke jaringan
sekitar.
Pertahanan non spesifik terbagi atas 3 bagian yaitu :
a.
b.
c.
2.
Unsur unsur yang Berperan dalam Reaksi Imunoglobulin.Proteinprotein yang berfungsi untuk melindungi tubuh lewat proses kekebalan ini
dinamakan Imuno globulin, disingkat Ig.Protein paling khas pada sistem
pertahanan, molekul imuno globulin mengikatkan diri pada antigen untuk
menginformasikan kepada sel-sel kekebalan lainnya tentang keberadaan antigen
tersebut atau untuk memulai reaksi berantai perang penghancuran.
1)
Sel
Sel B
B adalah limfosit yang memainkan peran penting pada respon imun
humoral yang berbalik pada imunitas selular yang diperintah oleh sel T. Fungsi
utama sel B adalah untuk membuat antibodi melawan antigen. Sel B adalah
komponen sistem kekebalan tiruan.
Pencerap
antigen
pada
sel
B,
biasa
disebut
pencerap
sel
B,
Sel B-1 atau sel B CD5, merupakan sel B yang ditemukan pada
Sel B-2 atau sel B konvensional, merupakan sel B hasil sintesis sumsum
tulang yang memenuhi plasma darah dan jaringan sistem limfatik dan tidak
memiliki kemampuan untuk berkembangbiak.
Sel
berasal
dari sel
punca yang
berada
padajaringan hemopoietik di
Sel T
Sel T adalah sel di dalam salah satu grup sel darah putih yang diketahui
sebagai limfosit dan memainkan peran utama padakekebalan selular. Sel T
mampu membedakan jenis patogen dengan kemampuan berevolusi sepanjang
waktu demi peningkatan kekebalan setiap kali tubuh terpapar patogen. Hal ini
dimungkinkan karena sejumlah sel T teraktivasi menjadi sel T memori dengan
kemampuan untuk berkembangbiak dengan cepat untuk melawan infeksi yang
mungkin terulang kembali. Kemampuan sel T untuk mengingat infeksi tertentu
dan sistematika perlawanannya, dieksploitasi sepanjang prosesvaksinasi, yang
dipelajari padasistem kekebalan tiruan.
Respon yang dilakukan oleh sel T adalah interaksi yang terjadi antara reseptor sel
T (bahasa Inggris: T cell receptor, TCR) danpeptida MHC pada permukaan sel
sehingga menimbulkan antarmukaantara sel T dan sel target yang diikat lebih
lanjut
Ikatanpolivalen yang
terjadi
10
memungkinkan pengiriman sinyal antar kedua sel. Sebuah fragmen peptida kecil
yang melambangkan seluruh isi selular, dikirimkan oleh sel target ke antarmuka
sebagai MHC untuk dipindai oleh TCR yang mencari sinyal asing dengan lintasan
pengenalan antigen. Aktivasi sel T memberikan respon kekebalan yang berlainan
seperti produksi antibodi, aktivasi sel fagosit atau penghancuran sel target dalam
seketika. Dengan demikian responkekebalan tiruan terhadap berbagai macam
penyakit diterapkan.
Sel T memiliki prekursor berupasel punca hematopoietik yang bermigrasi
dari sumsum tulangmenuju kelenjar timus, tempat sel punca tersebut mengalami
rekombinasi VDJ pada rantai-beta pencerapnya, guna membentukprotein TCR
yang
disebut
pre-TCR,
pencerap
spesial
pada
permukaan
sel
yang
disebut pencerap sel T (bahasa Inggris: T cell receptor, TCR). "T" pada kata sel T
adalah singkatan dari kata timus yang merupakanorgan penting tempat sel T
tumbuh dan menjadi matang. Beberapa jenis sel T telah ditemukan dan diketahui
mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Sel T terbagi menjadi tiga jenis, masing-masing dari ketiga jenis tersebut
mempunyai tugas / fungsi yang berbeda-beda :
killer agar sel killer tidak membunuh sel-sel tubuh yang sehat.
penghasil antibodi. Sel ini mengatur respons, kekebalan tubuh dengan cara
mengenali dan mengaktifkan limfosit yang lain.
3)
11
antigen yang tidak larut. IgG adalah satu-satunya imunoglobulin yang dapat
melewati plasenta.
4)
12
normal. Sel B membentuk IgD dan IgM karena untuk membedakan unit dari
RNA.
7)
Faktor Pembekuan
yang
dihasilkan oleh lintasan intrinsik dan ekstinsik dan mengaktifkan protobin (faktor
IIa) yang kemudian mengubah fibrinogen menjadi fibrin
Pengaktifan protombin, seperti halnya pengaktifan faktor X, terjadi pada
permukaan terombosit aktif dan memerlukan perakitan kompleks protombokinase
yang terdiri atas fosfolipid anionik platelet,
protombin.
Faktor V (330 kDa), yaitu suatu glikoprotein yang mempunai
homologidenan faktor VIII seruloplasma, disintesis si hati, limpa serta ginjal dan
ditemukan di trombosit serta plasma. Faktor V ini berfungsi menjadi kofaktor
dengan caa yang serupa dengan cara faktor VIII dalamkomples tenase. Ketika
diaktifkan enjadi faktor Va oleh sejumlah kecil trombin, unsur ini terikat dengan
reseptor spesifik pada membran trombosit dan membentuk suatu kompleks
denganfaktr Xa serta protombin. Selanjutnya kompleks ini diiniaktifkan oleh kerja
trombin lebih lanjut,yang dengan demikian akan menghaslkan sarana untuk
membatasi
merupakan
13
sementara
regio-teminal
karboksil
tampak
terpisah
sehingga
ujung-terminal
amino
pada
rantainya
masing-masing
yang
mengandung muatan negatif berlebihan sebagai akibat adanya residu aspartat serta
glutamat disamping tirosin O-sulfat yang tidak lazim didalam FPB. Muatan
negatif ini turut memberikan sifat dapat larut dalam fibrinogen dalam plasma dan
juga berfungsi untuk mencegah agregasi dengan menimbulkan repulsi
elekrostatistik antara molekul-molekul fibrinogen.
Trumbin (34 kDa), yaitu protease serin yang dibentuk oleh kompleks
potombinase, menghidrolisis empat ikatan Arg-Giy diantara molekul-molekul
fibrinopeptida dan bagian serta pada rantai A dan B fibrinogen. Pelepasan
molekul fibrinopeptida oleh trombin menghasilkan monomer fibri yang memiliki
struktur subunit
14
terbentuk bekuan fibrin yang tidak larut. Pembentukan polimer fibrin inilah yang
menangkap trombosit, sel darah merah dan komponen lainya sehingga terbentuk
trombus merah atau putih. Bekuan fibrin pendahulan ini mula-mula bersifat agak
lemah dan disatukan hanya lewat ikatan non kovalen antara molekul-molekul
monomer fibrin.
Selain mengubah mengubah fibrinogen menjadi fibrin, tombin juga
megubah
faktor
XIII
menjadi
faktor
VIIIa.
Faktor
ini
merupakan
15
) yang
16
17
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
2.
18
DAFTAR PUSTAKA
Muray,Robert K,Daryl K Granner ,Peter A Mayes, Viktor W Rodwell.1995.
Biokimia Harper Edisi 22.Jakarta: EGC
Murray, Robert K, Darly K. Granner, & Victor W. Rodwell. 2012. Biokimia
Harper, Edisi 27.Jakarta: Buku Kedokteran EGC
19