Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Pada saat mahasiswa ditunjuk oleh Pembimbing praktik untuk menangani pasien,
baik pasien baru maupun pasien lama, serta diberi tugas membuat laporan status
klinik dari pasien tersebut, maka blangko Laporan Status Klinik harus diisi
pada hari itu juga selengkap mungkin sesuai kebutuhan.
2.
Form Laporan Status Klinik ini dibuat dengan maksud agar dapat digunakan
dalam berbagai tempat praktik dan berbagai kondisi klinik. Tetapi bila pada suatu
tempat praktik atau pada kasus-kasus tertentu ternyata mengalami kesulitan
mengaplikasikan blangko Laporan Status Klinik tersebut, maka mahasiswa
hendaknya memodifikasi sendiri cara penulisannya atas bimbingan Pembimbing
praktik klinik.
II.
Diisi dengan cara mengutip data dalam status pasien yang ditulis oleh
dokter / anggota tim rehabilitasi lain yang juga menangani pasien tersebut.
Berguna untuk mengumpulkan data pasien sebanyak-banyaknya sebelum
pemeriksaan & penanganan Ortotik Prostetik dimulai. Dengan demikian dapat
diharapkan bahwa penanganan Ortotik Prostetik akan sinkron dengan terapi
medis atau program rehabilitasi yang diberikan oleh dokter / anggota tim
rehabilitasi yang lain.
A. Diagnosis Medis :
Tulis diagnosis terakhir yang dibuat oleh dokter yang menangani pasien
tersebut, sebelum pasien dirujuk ke Unit Ortotik Prostetik.
B. Catatan Klinis :
Catatlah semua data yang relevan yang dibuat oleh dokter atau
profesi rehabilitasi medik lainnya (fisioterapis, okupasi terapis, psikolog,
perawat dan lain-lain).
Dari segi medis, adanya penyakit penyerta (concomitant diseases) perlu
diketahui, misalnya pasien ternyata pengidap Diabetes Mellitus, Hipertensi,
Asthma bronchiale, Dermatitis kontak terhadap bahan chrom, penyakit
penyerta ini dapat mempengaruhi pemilihan bahan atau jenis Ortotik Prostetik
yang akan dibuat. Juga hasil laboratorium terutama foto Roentgen, misalnya
pada scoliosis.
Dari fisioterapi misalnya data tentang MMT, LGS. Dari Okupasi terapi
misalnya FIM (Functional Independence Measurement). Dari psikolog
misalnya psikotes. Dan lain-lain. Dari Pekerja Sosial Medik tentang keadaan
sosial ekonomi pasien, serta penerimaan / penolakan keluarga / masyarakat
terhadap pasien.
C. Terapi Umum (General Treatment)
Pada zaman sekarang ini, penanganan terhadap pasien sering
bersifat holistik, yang artinya melibatkan berbagai disiplin ilmu atau
keahlaian.
Misalnya pasien Diabetes Mellitus pasca amputasi bawah lutut kiri karena
gangrena diabetika. Apakah pasien mentaati terapi dietetik, menggunakan
obat-obat oral atau suntik insulin secara teratur ? Bila tidak, maka gangrene
akan dapat muncul kembali pada sebelah proximal tempat amputasi. Pasien
mungkin akan menyalahkan prostesis yang ia gunakan yang
mengakibatkan timbulnya gangrene baru tersebut. Pada hal pengendalian
Diabetes Mellitus yang buruklah yang menyebabkannya.
D. Rujukan Dari :
Pasien yang datang ke pusat layanan Ortotik Prostetik dapat atas kehendak
pasien sendiri, namun juga dapat rujukan dari dokter, profesi kesehatan lainnya
atau bahkan orang awam. Rujukan dari dokter atau profesi kesehatan lainnya
dapat berupa permintaan sebagai berikut (1) Mohon pembuatan Milwaukee
Brace kepada Nn. X dengan scoliosis thoracalis tipe C ke kanan. Dari isi
permintaan ini sudah jelas pemohon sudah menentukan jenis Ortotik Prostetik
yang diinginkan. (2) Mohon dibuatkan Cervical collar kepada pasien Tn. Y
dengan Cervical syndrome. Dari isi permintaan ini juga sudah jelas jenis
Ortotik Prostetik yang diminta. (3) Mohon pembuatan Ortotik Prostetik
kepada Tn Z dengan amputasi atas lutut kiri pasca trauma. Permintaan ini
tidak menunjuk Ortotik Prostetik apa yang dimaksud.
Bagaimanapun permintaannya, Ortotis Prostetis selaku tenaga ahli
profesional harus selalu melaksanakan pemeriksaan terlebih dahulu,
kemudian menetapkan masalah & diagnosis Ortotik Prostetik, selanjutnya
menetapkan intervensi Ortotik Prostetik yang sesuai dengan kebutuhan pasien
tersebut. Andaikata dari sudut pandang Ortotik Prostetik permintaan dokter
atau profesi kesehatan lainnya tidak sesuai dengan kebutuhan pasien, maka
Ortotis Prostetis dapat merujuk kembali pasien tersebut ke pengirim disertai
rekomendasi.
III.
:
:
:
:
< 20
20 25
25 30
> 30