Sie sind auf Seite 1von 8

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI FARMASI
UJI SENSITIVITAS ANTIMIKROORGANISME DENGAN
METODE DILUSI

Anggota Kelompok :
ETIK PUJI HASTUTI

(20144166A)

SORAYA PUTRI ORSHITA RESMI (20144168A)


MIRAZIZA AMANDA

(20144169A)

ASALIA NOPRIYANTI MERLI

(20144170A)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2015

UJI SENSITIVITAS ANTIMIKROORGANISME DENGAN METODE DILUSI


I.

TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja pengujian sensitivitas antimikroba
dengan metode dilusi

II.

DASAR TEORI
Antibiotika adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan oleh organisme hidup,
termasuk turunan senyawa dan struktur analognya yang dibuat secara sintetik, dan
dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu
spesies atau lebih mikroorganisme.
Hal yang paling penting mengenai konsep antimikrobia adalah selective toxicity
yaitu selektif dalam menghambat pertumbuhan organisme tanpa merusak inang.
Toksisitas selektif tergantung kepada struktur yang dimiliki sel bakteri dan manusia
misalnya dinding sel bakteri yang tidak dimiliki oleh sel manusia, sehingga antibiotik
dengan mekanisme kegiatan pada dinding sel bakteri mempunyai toksisitas selektif
relatif tinggi .
Berdasarkan toksisitas selektif ada antibakteri yang bersifat bakteriostatik dan
bakterisid. Kelompok yang pertama menghambat pertumbuhan atau perkembangan
bakteri, kelompok yang kedua bekerja mematikan bakteri. Bakterisid merupakan
antibiotik yang mempengaruhi pembentukan dinding sel atau permeabilitas membran,
sedang bakteriostatik adalah antibiotik yang bekerja pada sintesa protein. Antibakteri
tertentu aktivitasnya dapat meningkat dan bakteriostatik menjadi bakterisid bila kadar
antibakterinya ditingkatkan melebihi KHM .
Kadar Hambat Minimal (KHM) atau Minimum Concentration (MIC) adalah kadar
minimal yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri sedangkan
konsentrasi terendah dari antibiotik yang membunuh 99,9% inokulum bakteri disebut
Kadar Bunuh Minimal (KBM) atau Minimum Killing Concentration (MCK) .
Mekanisme kerja sebagian besar antibiotik dapat dibagi menjadi 5 cara :
1. Menghambat pembentukan dinding sel, contoh: penisilin, ampisilin, metsilin,
sefalosforin.

2. Mengganggu pembentukan membran sel, contoh : polimiksin B.


3. Menghambat sintesis protein, contoh: streptomisin, gentamisin, kloramfenikol.
4. Menghambat sintesis asam nukleat, contoh : siprofloksazin, nifampin.
5. Antagonis metabolit, contoh : isoniazid.
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas antimikroba yaitu pH lingkungan,
komponen-komponen perbenihan, stabilitas obat, besarnya inokulum bakteri, masa
pengeraman, dan aktivitas metabolik mikroorganisme.
Metode dilusi digunakan untuk menentukan kadar hambat minimum (KHM) dan
kadar bunuh minimal (KBM) dari obat anti mikroba. Prinsip dari metode dilusi ini
adalah menggunakan satu seri tabung reaksi yang diisi media cair dan sejumlah
tertentu sel mikroba yang diuji. Setelah itu masing-masing diuji dengan obat yang
telah diencerkan secara serial. Seri tabung diinkubasi pada suhu 361 C selama 18-24
jam dan diamati terjadinya kekeruhan pada tabung. Konsentrasi terendah obat pada
tabung yang ditunjukan dengan hasil biakan yang mulai tampak jernih (tidak ada
pertumbuhan mikroba) adalah KHM dari obat. Konsentrasi terendah obat pada biakan
padat yang ditunjukan dengan tidak adanya pertumbuhan koloni mikroba adalah
KBM dan obat terhadap bakteri uji.
III.

ALAT Dan BAHAN


a. Alat

Tabung reaksi

Spuit injeksi

b. Bahan

Larutan antibiotic khloramfenicol

Larutan dapar fosfat

Biakan cair bakteri salmonella sp.

IV.

CARA KERJA
1. Memasukan LDF kedalam tabung III sampai dengan IX masing-masing
sebanyak 1 ml.
2. Memasukan larutan antibiotik khlorampenicol kedalam tabung I sampai IX.
Pada tabung I diisi larutan antibiotik khloramphenikol sebanyak 2 ml dengan
konsentrasi 200 ppm. Kemudian tabung II diisi larutan antibiotik sebanyak 2
ml lalu homogenkan ,kemudian tabung II diambil 1 ml kemudian dimasukan
kedalam tabung III lalu homogenkan. Melakukan hal yang sama sampai pada
tabung IX.
3. Pada tabung ke IX setelah dihomogenkan diambil 1 ml kemudian dibuang,
sehingga tabung II sampai XI terdapat 1 ml larutan.
4. Memasukan 1 ml biakan bakteri salmonella kedalam tabung II sampai IX lalu
homogenkan. Dan untuk tabung X ditambahkan biakan bakteri salmonella
sebanyak 2 ml.
5. Menginkubasi pada suhu 37C selama 24 jam.
6. Mengamati kekeruhan yang menandakan adanya pertumbuhan bakteri.

V.

DATA PERCOBAAN
Diketahui konsentrasi antibiotik tiap tabung :
Tabung 1

200 ppm (sebagai kontrol negatif )

Tabung 2

200 ppm (konsentrasi sama dengan antibiotik )

Tabung 3

100 ppm

Tabung 4

50 ppm

Tabung 5

25 ppm

Tabung 6

12.5 ppm

Tabung 7

6.25 ppm

Tabung 8

3.25 ppm

Tabung 9

1.5625 ppm

Tabung 10

kontrol positif (berisi bakteri salmonella sp).

Perbandingan tabung 1 dan 7

Perbandingan tabung 1 dan 9

Perbandingan tabung 1-6

Perbandingan tabung 1 dan 8

Jadi dari uji mikroba metode dilusi untuk mencari konsentrasi hambatan
minumum Yang merupakan konsentrasi antibiotik terendah yang masih dapat
menghambat pertumbuhan organisme salmonela thypi adalah 12.5 rpm yang terdapat
dalam tabung no 6.

VI.

PEMBAHASAN
Antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau sintetis
yang dalam jumlah kecil mampu menekan menghambat atau membunuh
mikroorganisme lainnya. Antibiotik memiliki spektrum aktivitas antibiosis yang
beragam. Mekanisme kerja antibiotik antara lain adalah menghambat sintesis dinding
sel, merusak permeabilitas membran sel, menghambat sintesis RNA (proses
transkripsi), menghambat sintesis protein (proses translasi), menghambat replikasi
DNA.
Tujuan praktikum ini adalah praktikan dapat melakukan penentuan MIC suatu
antibiotik menggunakan teknik dilusi. MIC (Minimum Inhibitory Cincentration)
adalah konsentrasi terendah dari antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme, Parameter untuk MIC yaitu kejernihan pada tabung reaksi.
Bakteri yang digunakan adalah bakteri salmonella dengan antibiotik
kloramfenikol (200g/ml). Untuk pengencer antibiotik digunakan LDF (larutan dapar
fosfat) yang berfungsi mempertahankan PH larutan antibiotik, larutan ini hanya dapat
digunakan sebagai pengencer khusus antibiotik . Praktikum kali ini digunakan control
positif (+) sertakontrol (-).
Kontrol positif berisi bakteri yang bertujuan untuk mengamati pertumbuhan
bakteri. Untuk control negative hanya berisi media antibiotik yang digunakan sebagai
pembanding tingkat parameter kejernihan. Dalam praktikum yang digunakan sebagai
kontrol negatif yaitu tabung reaksi no.1 yang berisi larutan antibiotik kloramphenicol
sedangkan kontrol positif tabung reaksi no.10 yang berisi suspensi bakteri salmonella.
Setelah didiamkan selama 24 jam pada suhu ruangan maka akan terlihat
kekeruhan pada sebagian tabung reaksi. KHM ditentukan dari tabung jernih yang
mempunyai nomor paling akhir .
Kadar hambat minimal suatu antibiotika dapat melihat kadar terkecil dari
suatu antibiotika yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba.
Antibiotic yang akan ditentukan dalam percobaan ini adalah kloramphenicol dan
kuman yang digunakan dalam percobaan ini adalah salmonella.

Untuk menentukan kadar hambat minimal dari suatu antibiotika, tambahkan


inokulum dengan konsentrasi yang sama pada media yang sebelumnya telah
ditambahkan antibiotic dengan konsentrasi yang berbeda pada setiap tabung reaksi.
Untuk membuat antibiotic dengan konsentrasi yang berbeda, kita gunakan metode
pengenceran.
Setelah kita buat konsentrasi yang berbeda, pada konsentrasi tertentu
antibiotik tersebut dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Pada saat timbul
kekeruhan pada suatu konsentrasi, dapat kita nyatakan bahwa antibiotik dengan
konsentrasi tersebut tidak dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
Kontrol media yang ada digunakan untuk menentukan tingkat kejernihan.
Tabung reaksi yang medianya dapat menghambat pertumbuhan kuman akan
menampakkan kejernihan yang sama dengan kontrol media. Jadi, jika kontrol media
keruh berarti dalam pengerjaannya tidak aseptis.
Selain itu digunakan juga kontrol mikroba sebagai pembanding tingkat
kekeruhan. Dalam tabung reaksi ini kuman tumbuh tanpa ada hambatan. Dalam
tabung reaksi ini tingkat kekeruhan paling tinggi. Pada percobaan praktikum
kelompok kami didapatkan hasil dari perbandingan tiap tabung dari nomor II sampai
nomor IX dengan pembanding dari tabung I sebagai kontrol negatif (-) dan tabung X
sebagai kontrol positif (+) didapatkan pada tabung reaksi nomor VI dengan
konsentrasi 12.5ug/ml sebagai KHM( konsentrasi Hambatan Minimum) dimana pada
konsentrasi tersebut larutan anibiotik kloramphenicol masih dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme yang ditandai pada tabung no VII mulai adanya
keruhan pada tabung tersebut.
VII.

KESIMPULAN
1. Uji antibiotik mikroba adalah pengujian suatu antibiotik terhadap pertumbuhan
mikroba.
2. Antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau sintetis yang
dalam

jumlah

kecil

mampu

menekan

menghambat

atau

membunuh

mikroorganisme lainnya.
3. KHM ditunjukan oleh tabung nomor VI dengan kadar 12,5 g/ml , yang artinya
konsentrasi

antibiotik

kloramfenikol

pertumbuhan bakteri adalah 12,5g/ml.

minimal

yang

dapat

menghambat

VIII.

DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi,T.2008, Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga
Hadioetomo,R.S.1985.Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: PT. Gramedia.
Volk, W.Adan Margareth F,W., 1998. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Das könnte Ihnen auch gefallen