Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
BAB III
ROTARY DRYER
3.1.
1.
Tujuan Percobaan
Mempelajari performance rotary dryer berdasarkan perubahan kandungan air
2.
3.2.
industri yang digunakan untuk mengurangi atau meminimalkan cairan atau kelembaban
suatu materi seperti batu bara, bubur batubara, limbah industri, tanah liat dan lain
sebagainya. Pengering rotary ini secara luas biasanya digunakan dalam bahan bangunan,
metalurgi, dan industri kimia.
Proses penangananya secara umum adalah dengan memproses suatu materi
didalam tabung silinder yang dapat berputar dan dikontakan langsung dengan gas
panas. Silinder putar tersebut diposisikan miring sehingga ujung pengeluaran hasil lebih
rendah dari ujung umpan masuk, dengan tujuan mempercepat penyampaian materi
masuk dalam pengering bawah.
42
antara aliran gas dengan bahan padatnya. Sedangkan indirect berarti transfer panas
tidak dilakukan secara langsung tetapi melalui suatu perantara yaitu dinding silinder
(baja) sehingga nantinya akan terjadi kontak panas antara bahan padat dengan dinding
baja. Klasifikasi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Direct heat, counter current flow
Untuk material yang akan dipanaskan pada temperatur tinggi, eperti mineral,
pasir, tanah liat (clays), batu gamping (limestone) dan sebagainya. Gas yang digunakan
untuk proses pengeringan bisa digunakan flue gas. Untuk substansi yang tidak bisa
dipanaskan secara berlebihan produk seperti bahan kimia yang berupa kristal, seperti
NH4SO4 dan gula tebu dapat dipanaskan dengan menggunakan udara panas.
2. Direct heat, concurrent flow
Pengering jenis ini dapat mengeringkan zat padat dengan flue gas tanpa adanya
kontaminasi tetapi zat yang dikeringkan tersebut tidak bisa dipanaskan pada temperatur
tinggi karena akan menimbulkan kerusakan. Material yang bisa dikeringkan dengan
cocurrent-flow dryer meliputi: gypsum, besi pirit, dan bahan organik seperti peat,
alfalfa.
3. Indirect heat, counter current flow
Pengering jenis ini dapat digunakan untuk mengeringkan zat padat seperti pigmen
putih pada temperatur tinggi tetapi sisa yang keluar harus dikontakan dengan flue gas.
Suatu konstruksi alternatif yaitu pengering ditutup dengan batu bata yang dikelilingi
oleh flue gas panas. Aliran udara masuk secara konduksi melalui Shell atau tube pusat
dan padatan akan dihancurkan menjadi debu sehingga akan lebih mudah ditangani.
Untuk padatan yang tidak bisa dipanaskan pada temperatur tinggi, indirect heat
memerlukan cattle feed.
4. Direct-indirect
Operasi direct-indirect dryer lebih ekonomis daripada jenis pengering yang lain.
Pengering ini dapat digunakan untuk mengeringkan zat padat pada temperatur tinggi
dengan flue gas. Dalam pengering ini gas panas masuk pada tengah-tengah tube pada
650-980C. untuk keadaan dingin pada temperatur 200-480C disaluran pertama
melalui pengering dan dikembalikan melalui pengering kecepatan tinggi. Selanjutnya
dikeluarkan pada temperature antara 60-70C. zat padat yang dapat dikeringkan dengan
direct-indirect dryer meliputi: lignite, coal dan coke.
43
Prinsip kerja dari Rotary dryer atau pengering putar adalah sebagai berikut:
1. Bahan dimasukkan kedalam silinder yang berputar kemudian bersamaan dengan itu
aliran panas mengalir dan kontak dengan bahan.
2. Didalam drum yang berputar terjadi gerakan
pengangkatan
bahan
dan
menjatuhkannya dari atas kebawah sehingga kumpulan bahan basah yang menempel
tersebut terpisah dan proses pengeringan bisa berjalan lebih efektif. Pengangkatan
memerlukan desain yang hati-hati untuk mencegah dinding yang asimetri.
3. Setelah itu bahan bergerak dari bagian ujung dryer keluar menuju bagian ujung
lainnya akibat kemiringan drum. Posisi miring ini tujuannya yaitu untuk
mempercepat penyampaian materi melalui pengering di bawah gravitasi.
4. Bahan yang telah kering kemudian keluar melalui suatu lubang yang berada dibagian
belakang pengering drum.
5. Sumber panas didapatkan dari gas yang diubah menjadi uap panas dengan cara
pembakaran.
Pengeringan (drying) merupakan penghilangan air dari bahan proses maupun zat
lainnya. Pengeringan juga bertujuan untuk menghilangkan air, benzene atau pelarut
organik dari padatannya (Geankoplis, 1993). Pengeringan (drying) berarti pemisahan
sejumlah kecil air atau zat cair lain dari suatu bahan, sehingga mengurangi kandungan
zat cair. Pengeringan biasanya merupakan langkah terakhir dari sederetan operasi dan
hasil pengeringan biasanya lalu siap untuk dikemas (Mc. Cabe, 1993).
Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan sampai batas di mana
perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan
pembusukan terhambat atau terhenti. Dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat
mempunyai waktu simpan yang lama (Nirma, 2014).
Faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2, yakni:
- Faktor yang berhubungan dengan udara pengering yaitu suhu, kecepatan volumetrik
-
sekeliling karena adanya perbedaan kandungan air antara bahan dan udara. Selama
pengeringan terjadi dua proses yang berjalan simultan, yakni:
-
Perpindahan panas dari udara ke dalam bahan sehingga air yang ada pada bahan
44
bernilai tinggi.
Vacum-shelf indirect dryers
Vacum-shelf indirect dryers adalah pengering batch pemanas yang tidak seperti tray
dryer seperti pengering berisi sebuah ruang yang terbuat dari besi tua atau plat baja
dipanaskan dengan pintu-pintu yang kuat sehingga bias dioperasikan di bawah
vakum. Rak-rak berlubang yang terbuat dari baja dikencangkan secara permanen di
dalam ruang dan dihubungkan sejajar dengan kepala uap masuk dan uap
keluar.Tray-tray yang mengandung padatan yang akan dikeringkan sisanya di atas
rak-rak berlubang. Pengering-pengering ini digunakan untuk mengeringkan bahanbahan mahal atau material sensitive yaitu material yang mudah teroksidasi, maka
mereka berguna untuk menangani bahan-bahan beracun atau pelarut yang mahal.
45
Gambar 3.3. Continoustunnel dryer, (a) tunnel dryer trucks with counter-current air flow, (b)
through-circulation screen conveyor dryer
Drum dryer
Terdiri dari gulungan logam panas yang berputar. Pada bagian luar terjadi
penguapan lapisan tipis zat cair atau lumpur untuk dikeringkan. Padatan kering
dikeluarkan dari gulungan yang putarannya lebih diperlambat. Drum dryer sangat
cocok untuk penanganan lumpur atau padatan yang berbentuk pasta atau suspense
serta untuk bermacam-macam larutan. Bagian drum berfungsi sebagai suatu
evaporator. Beberapa variasi dari jenis drum tunggal adalah drum yang berputar
dengan umpan masuk diatas atau bagian bawah kedua drum tersebut.
Spray dryer
Pada proses dengan menggunakan spray dryer, liquid atau larutan slurry
disemprotkan ke dalam tempat yang dialirkan gas-gas panas berupa titik-titik
berkabut, air dengan cepat diuapkan dari droplet menuju partikel padat yang
disemprotkan kepada aliran gas panas tadi. Aliran gas dan cairan di dalam spray
yang dialirkan secara co-counter, counter-current dan kombinasi keduanya. Tetesan
yang terbentuk tadi selanjutnya di umpankan dengan spray nozzle atau cakram spray
dengan kecepatan tinggi yang berputar di dalam kamar-kamar silinder. Hal ini dapat
46
menjamin bahwa tetesan-tetesan air dan partikel padatan basah tidak bercampur dan
permukaan padatan tidak kaku sebelum sampai ketempat pengeringan, setelah itu
baru digunakan chamber yang besar. Padatan kering akan keluar dibawah chamber
melalui screw conveyor. Kemudian gas dialirkan dengan cyclone separator agar
proses dapat berlangsung dengan baik.
Rotary dryer
Rotary dryer terdiri dari sebuah silinder berlubang yang berputar. Padatan yang
basah diumpankan ke bagian atas, umpan bergerak melalui shell. Pemanasan
dilakukan dengan kontak secara langsung, dalam hal lain, panas dikontakkan secara
tidak langsung melalui dinding silinder yang telah dipanaskan (Geankoplis, 1993).
47
dengan gas panas yang mengalir melalui mantel luar atau dengan uap kondensasi
melalui alat yang dipasang pada permukaan dalam selongsong (Anonim, 2011).
Kadar air atau moisture content adalah jumlah air yang terkandung dalam suatu
bahan. Kadar air dari padatan bisa akan mengalami penurunan selama proses
pengeringan berlangsung, yang kemudian akan menurunkan densitasnya.
Humidity atau kelembaban (H) dari campuran uap air-air yang didefinisikan
sebagai kg uap air yang terkandung dalam 1 kg udara kering. Kelembabanhanya
tergantung pada tekanan parsial pA uap air di udara dan pada tekanan total P.
.............................................(3.1)
Saturation humidity (HS) atau udara jenuh yaitu udara dengan uap air yang
berkesetimbangan dengan air pada tekanan dan temperatur tertentu.Dalam campuran
ini, tekanan campuran uap air dalam campuran udara-air adalah sama dengan tekanan
uap air murni (pAS) pada suhu tertentu.
...........................................(3.2)
Percentage humidity (HP) yaitu rasio perbandingan antara actual humidity (H) dengan
saturation humidity (HS) di kali 100 pada tekanan dan suhu yang sama
..................................................(3.3)
Percentage relative humidity, yaitu rasio tekanan parsial uap air dalam udara (P A) dan
tekanan uap murni (PAS) di kali 100.
................................................(3.4)
HR HP, jika HP dalam tekanan parsial, maka perhitungannya menggunakan gabungan
dari (3.1), (3.2) dan (3.3).
Dimana: P
48
Lebih ringan karena volume air dalam bahan semakin sedikit, sehingga
memudahkan pengangkutan
Terjadinya perubahan pada struktur, tekstur dan tampilan bahan pada bahan
berikut:
-
49
Mf
mf
Mf
Msf
Mp
mp
SS
Msf
mf
50
......................................................(3.13)
Dimana:
()Do = hold up pada saat aliran udara nol
SS
= slope dryer
dp
Menghitung Hold Up
............................................................(3.15)
Dimana:
()D = hold up solid
()Do = hold up pada saat aliran udara nol
SS
51
Dimana:
SS
Menghitung wet-bulbdepression
............................................................(3.17)
Dimana:
tG tW = wet-bulb depression (oC)
YW
CS
= koefisien humidity
HG
CS
= koefisien humidity
TG1
To
52
CS
= koefisien humidity
To
Cp
Tf
To
Mf
Cp
Tp
To
Mf
53
3.3.
A.
B.
3.4.
A.
B.
Variabel Percobaan
Variabel tetap:
- Slope
: 0,125o
- Volume air
: 1000 ml
- Temperatur
: 60 oC
- Kecepatan putaran : 8 rpm
Variabel berubah:
- Berat feed
: 10 kg, 20 kg
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan:
- Barometer
- Beakerglass
- Cawan
- Ember
- Meteran
- Oven
- Pengaduk
- Set rotary dryer
- Stopwatch
- Termometer
- Timbangan
Bahan-bahan yang digunakan:
- Air (H2O)
- Pasir
54
3.5.
Prosedur Percobaan
- Menjalankan rotary dryer dengan mengkontakkan switch motor blower,
-
telah ditentukan
Memasukkan feed basah dengan satu variabel bukaan untuk satu variabel
kecepatan putar apabila suhu mencapai keadaan steady state (thermometer
selang 5 menit sekali setelah produk pertama kali keluar hingga feed habis
Metode pengeringan untuk mengetahui moisture content dari feed dan
produk dengan cara:
a. Menimbang 400 gram feed basah, mengeringkannya dalam oven selama
15 menit pada temperatur 200 oC dan mendinginkannya selama 15 menit
kemudian menimbangnya
b. Menimbang 400 gram produk (pasir yang keluar dari rotary dryer) dan
mengeringkannya dalam oven selama 15 menit pada temperatur 200 oC
kemudian mendinginkannya selama 15 menit, kemudian menimbangnya.
55
56
57
58