Sie sind auf Seite 1von 60

LAPORAN

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA

ALIRAN FLUIDA
D-1

Disusun Oleh

SHANDY ARMANDO. K/ 121130111


KHAUF FADLILAH. R / 121130112

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2015

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA

ALIRAN FLUIDA
D-1

Disusun oleh
SHANDY ARMANDO. K / 121130111
KHAUF FADLILAH. R

/ 121130112

Yogyakarta, Juni 2015


Asisten pembimbing praktikum

Anirawilda. P

ii

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan Praktikum Dasar Teknik Kimia yang berjudul Aliran Fluida dengan
tepat.
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi syarat
kelulusan mata kuliah Praktikum Dasar Teknik Kimia.
Dengan selesainya laporan ini, penyusun mengucapkan terima kasih
sebesarbesarnya kepada:
1. Ir. Danang Jaya, MT, selaku Kepala Laboratorium Dasar Teknik Kimia
UPN Veteran Yogyakarta.
2. Anirawilda. P, selaku Asisten Pembimbing Praktikum Dasar Tenik Kimia
pada acara D-1 ini.
3. Seluruh staf Laboratorium Dasar Teknik Kimia atas seluruh bantuannya
yang telah diberikan kepada praktikan.
4. Seluruh pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung
sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
Akhir kata penyusun berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi
penyusun dan semua pihak yang memerlukan laporan ini.

Penyusun

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................................

Lembar Pengesahan .........................................................................................

iii

Kata Pengantar .................................................................................................

iii

Daftar Isi...........................................................................................................

iv

Daftar Tabel .....................................................................................................

Daftar Gambar .................................................................................................

vi

Daftar Lambang ............................................................................................... vii


Intisari .............................................................................................................. viii
Bab I.

Pendahuluan

I.1 Latar Belakang ....................................................................................

I.2 Tujuan .................................................................................................

I.3 Tinjauan Pustaka ..................................................................................

I.4 Hipotesis ............................................................................................... 14


Bab II. Pelaksanaan Percobaan
II.1 Alat dan Bahan .................................................................................

15

II.2 Gambar dan Rangkaian Alat .............................................................

15

II.3. Cara Kerja dan Bagan Alir ...............................................................

16

II.4 Analisa Perhitungan ..........................................................................

18

Bab III. Percobaan dan Pembahasan


III.I Hasil Percobaan ...............................................................................

19

III.2 Pembahasan .....................................................................................

20

Bab IV. Penutup


IV.1 Kesimpulan ....................................................................................

28

IV.2 Kritik dan Saran .............................................................................

29

Daftar Pustaka
Lampiran

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil percobaan ...................................................... 19


Tabel 2. Hubungan antara debit (Q) vs Head Pompa (H)................................. 20
Tabel 3. Hubungan antara panjang ekivalen (Le) vs 0kran bukaan .................. 22
Tabel 4. Hubungan Cofissient of Discharge (Co) vs bilangan Reynold (Re)... 23
Tabel 5. Hubungan antara debit (Q) vs tinggi float .. 25

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Simple centrifugal pump ................

Gambar 2. Positive-displacement gear type rotary pump ....

Gambar 3. Orificemeter ........................................................................ 7


Gambar 4. Rotameter ...........................

Gambar 5. Special pumps and blowers ............. 9


Gambar 6. Rangkaian alat aliran fluida ................................ 15
Gambar 7.Bagan alir ............................................................................. 17
Gambar 8. Hubungan antara debit aliran (Q) dengan head pompa (H)..... 21
Gambar 9. Hubungan antara panjang ekivalen (Le) dengan 0kran bukaan... 23
Gambar 10. Hubungan coefficient of discharge dengan bilangan reynold ... 25
Gambar 11. Hubungan antara debit aliran (Q) dengan tinggi float (h) ......... 26

vi

DAFTAR LAMBANG
A

Luas, cm2

Debit aliran, cm3

Head pompa

Co

Coeficient of discharge

Re

Bilangan reynold

Le

Panjang ekivalen (cm)

Percepatan gravitasi (/det)

Diameter pipa (cm)

Faktor gesekan

Kecepatan (cm/det)

-Ws =

Head pompa (cm)

Densitas raksa (gr/cm3)

Densitas air (gr/cm3)

Perbedaan ketinggian Hg dalam manometer (cm)

vii

INTISARI
Aliran fluida adalah suatu cara pemindahan fluida (gas, uap, cairan) dari suatu tempat
ke tempat lain dengan mengalirkannya melalui pipa. Aliran fluida terjadi karena adanya
perbedaan tekanan dan elevasi. Aliran fluida digunakan dalam industri-industri yang
melibatkan pemipaan, umumnya semua industri menggunakan pemipaan untuk mengalirkan
suatu zat padat, cair atau gas dari suatu tempat ke tempat lain sebagai alat transportasi.
Pertama-tama percobaan di mulai dengan memeriksa rangkaian alat agar proses
percobaan berjalan dengan lancar, setelah itu mengisi air ke dalam tangki penampung hingga
batas tangki, setelah tangki terisi dengan penuh lalu membuka kran dengan derajat
pembukaan penuh dan setelah itu menghidupkan pompa hingga aliran konstan. Kemudian
memulai percobaan dengan menutup 110 kran dan menunggu aliran konstan. Setelah aliran
konstan, mencatat kedudukan dari beda ketinggian manometer pompa, manometer kran,
manometer orifice, dan tinggi float pada rotameter, setelah semua sudah dicatat, mengukur
debit aliran dengan menampung volume debit yang keluar tiap 3 detik dan dengan alat
penampung (beker glass) dan stopwatch. Setelah itu, mengulangi percobaan dengan menutup
kran sebesar 500 dan mengulangi 3x percobaan di setiap derajad pembuka yang berbeda agar
didapat data yang baik.
Dari percobaan ini didapat hubungan bahwa makin besar debit aliran, maka head
Pompa semakin besar juga. Untuk data panjang ekivalen (Le) dengan derajad pembukaan
keran didapat, makin kecil derajat pembukaan kran, maka panjang ekivalen makin besar.
Untuk hubungan coefficient of discharge (Co) dengan bilangan Reynold di peroleh, Co
bertambah selaras dengan pertambahan bilangan Reynolds. Yang terakhir, didapat hubungan
debit aliran (Q) dengan tinggi float (h) dimana dengan bertambahnya debit aliran
menyebabkan float semakin tinggi.

viii

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Proses transportasi dengan menggunakan aliran fluida merupakan suatu hal
yang sangat penting, karena banyak digunakan dalam industri. Aliran fluida
adalah salah satu cara untuk mengangkut fluida dari suatu tempat ke tempat lain
dengan cara mengalirkannya. Transportasi aliran fluida dapat dilakukan dengan
menggunakan pipa karena lebih mudah dan aman. Setiap pengangkutan dalam
industri yang berupa cairan,larutan ataupun suspensi akan sering dijumpai dalam
transportasi fluida baik dengan Closed Duck (pipa tertutup) maupun Open
Channel (saluran terbuka). Untuk pengangkutan zat padat dilakukan secara
fluidized, artinya zat padat tersebut di masukkan ke dalam fluida sehingga menjadi
campuran dua fase,dengan demikian zat padat dapat diangkut. Aliran fluida terjadi
karena adanya perbedaan tekanan dan elevasi (pengaruh gravitasi). Alat- alat yang
digunakan untuk mengukur beda tekanan fluida dan kecepatan aliran fluida antara
lain manometer dan rotameter.

I.2 Tujuan
1. Mempelajari karakteristik pompa yaitu hubungan antara debit aliran (Q)
dengan head pompa (H).
2. Mempelajari hubungan antara panjang ekivalen (Le) dengan derajat
pembukaan kran (oK).
3. Mempelajari hubungan antara coefficient of discharge (Co) dengan
bilangan Reynold (Re).
4. Menara rotameter yaitu hubungan antara debit aliran (Q) dengan tinggi
float (h).

I.3 Tinjauan Pustaka


Dalam proses transportasi fluida, salah satu faktor yang berpengaruh adalah
densitas atau berat jenis. Fluida dapat dipengaruhi oleh tekanan dan suhu, tetapi
ada pula fluida yang tidak dipengaruhi oleh tekanan dan suhu.
Berdasarkan pengaruh suhu dan tekanan, fluida dibagi dua :
a. Fluida Compresible, yaitu fluida yang sangat dipengaruhi oleh suhu
dan tekanan, sering disebut fluida termampatkan. Contoh : uap dan
gas.
b. Fluida Incompresible, yaitu jenis fluida yang densitasnya tidak
dipengaruhi oleh suhu dan tekanan atau biasanya fluida tidak
termampatkan. Contoh : air.
Jenis aliran fluida dapat dibagi tiga yaitu :
a. Aliran laminar ( Re < 2000 ), dalam jenis ini partikel- partikel fluida
mengalir secara sejajar dengan sumbu tabung.
b. Aliran turbulen ( Re > 4000 ), dalam jenis ini partikel- partikel fluida tidak
lagi mengalir teratur dan mempunyai komponen kecepatan tegak lurus
dengan arah aliran.
c. Aliran transisi, pada aliran ini fluida dapat mengalir secara laminar atau
turbulen, tergantung kondisi setempat (2000-4000)
(Brown, G.G.,1978).
Aliran zat cair dalam pipa dapat dibagi dua :
a. Aliran Steady State, untuk aliran yang harga dari masing-masing
kuantitanya yang ada dalam aliran tersebut tidak berubah dengan waktu.
b. Aliran Unsteady State, untuk aliran yang harga dari kuantitanya berubah
menurut waktu.

Jika fluida mengalir dari sebuah pipa tertutup, maka akan terjadi perbedaan
bentuk aliran, yang dapat ditentukan dengan bilangan Reynold (Re):

Re

D.u.

................................( 1 )

Dimana :

= massa jenis cairan (kg/m3)

= kecepatan aliran (m/det)

= diameter pipa (m)

= viskositas (kg/m.det)

Persamaan kontinuitas dapat dipergunakan untuk menyelasaikan permasalahan


dalam aliran fluida.
Persamaan kontinuitas untuk aliran incompressible adalah :
Asumsi 1 = 2
Maka : Q = A1.u1 = A2.u2 .( 2 )
Persamaan kontinuitas untuk aliran compressible adalah :
m = 1.A1.u1 = 2.A2.u2 ( 3 )

Hubungan energi pada fluida atau zat material yang mengalir melintasi pipa dapat
ditentukan dengan kesetimbangan energi. Energi dibawa oleh fluida yang
mengalir dan juga ditransfer dari fuida kesekeliling atau sebaliknya.
Energi yang dibawa fluida mencakup:
1. Internal energi ( E ), yaitu energi yang disebabkan oleh gerakan molekul atom
atau elektron yang mempunyai sifat-sifat khusus dari fluida, tanpa
memperhatikan lokasi atau tempat relatifnya atau posisinya.
2. Energi yang dibawa fluida karena kondisi alirannya atau posisinya
a. Energi kinetik ( Ek ) adalah energi fluida karena gerakannya.
Ek =

mu 2
2 gc

b. Energi potensial (Ep) yaitu energi fluida karena tempat kedudukannya yang
dipengaruhi gravitasi.
Ep =

mgz
gc

c. Energi tekanan (Et) adalah energi untuk melakukan kerja melawan tekanan
yang dibawa oleh zat karena aliranya dari awal masuk sampai keluar.

Energi yang ditransfer antara fluida atau sistem dalam aliran dan sekelilingnya
ada dua jenis :
1. Energi panas (q), yaitu energi yang diserap oleh zat alir dari sekelilingnya
selama aliran.
2. Energi kerja (W), yaitu kerja yang diterima atau dihasilkan atau yang
dilakukan oleh zat yang mengalir ke sekliling selama aliran dan sering
disebut shaft work.
Selain itu ada juga yang disebut energi friksi (F) yaitu energi yang hilang karena
gesekan.Rugi energi tersebut pada sambungan , pipa lurus atau penampang yang
tidak sama.
(Brown, G.G.,1978).
Neraca energi untuk sistem aliran fluida dapat ditulis sebagai berikut :
Energi masuk :
mu 2
mE1 + 1
2 gc

mgz1
+

gc + mP1V1

Energi keluar :

mu 2
mE2 + 2
2 gc

mgz2
+

gc + mP2V2 + mq - mWs

Maka :
Energi masuk = energi keluar
mu 2
mE1 + 1
2 gc

mgz1
+

gc + mP1V1 = mE2 +

mu2 2

2 gc

mgz2
+

gc + mP2V2 +

mq mWs .........................................................................( 4 )

Bila :
E

= E1 E2

(PV) = P1V1-P2V2
u2

= u12-u2

= z1-z2

Maka diperoleh neraca energi untuk setiap satuan massa yaitu :

u 2 gz
+
+ (PV) = q Ws ......( 5 )
E +
2 gc gc
Bila aliran isothermal (E=0) dan fluida incompressible, sedangkan volumenya
diasumsikan konstan, maka persamaan diatas menjadi :

u 2 gz

+
2 gc gc

P
+

= q Ws .........( 6 )

Apabila ada gesekan ( 0) dan diasumsikan aliran adiabatis (q=0) maka dikenal
dengan persamaan Bernaully :

u 2 gz

+
2 gc gc

P
+

= -(Ws + F)......( 7 )

keterangan :
P

= Beda tekanan posisi 2 dan 1 (lbf/ft2)

u2

= Beda kecepatan posisi 2 dan 1 (ft/sec2)

= Berat jenis fluida (lbm/ft3)

= Percepatan gravitasi (ft/sec2)

gc

= Faktor konversi gaya gravitasi (lbm/lbf.ft/sec2)

= Beda tinggi posisi 2 dan 1 (ft)

= Kerja yang hilang (lbf.ft/lbm)

Ws

= Kerja pompa (lbf.ft/lbm)

Jika persamaan ( 7 ) dibagi g/gc dimensi masing-masing suku dinyatakan dalam


ft cairan (cm cairan) dengan :
w = .

g
, (lbf/ft3)
gc

P (u 2 )
gc
gc

Z F
Ws
W
2g
g
g
P (u 2 )

Z F Ws ..( 8 )
W
2g
(Brown, G.G., 1978)
Alat-alat aliran fluida :
a. Pompa
Pompa adalah alat unutk mengalirkan fluida dari suatu tempat ke tempat
yang lain. Dari berbagai jenis pompa dapat digololongkan menjadi dua golongan :
1. Centrifugal Pump
Pada pompa jenis ini gaya sentrifugal yang dihasilkan akan melemparkan
fluida yang ada kedinding pompa (casing), sehingga zat memiliki tenaga
kinetik yang membuat cairan meninggalkan impeler.

Gambar 1.Simple Centrifugal Pump

2. Positive Displacement Pump


Yang termasuk jenis ini adalah :
Rotary Pump
Pompa ini cocok untuk cairan yang kental pompa rotary memliki unsurunsur yang memberikan putaran energi ke cairan.
Reciprocating Pump
Pada jenis ini tenaga yang dihasilkan diberikan ke sistem adalah berupa
gerakan piston yang menekan sistem tersebut.

Gambar 2. Positive-displacement gear type rotary pump

b. Kran (valve)
Kran adalah suatu jenis fitting yang dipakai untuk mengatur, mengontrol
dan membuka ataupun menutup aliran. Pemilihan terhadap jenis kran tergantung
jumlah dan jenis cairan yang akan dialirkan serta tujuan pemakainanya.

c. Orificemeter
Orificemeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur perbedaan
tekanan. Alat ini membutuhkan tempat yang besar dan rasio diameter leher
terhdap pipa tidak dapat diubah-ubah.
Prinsip orifice ini adalah penurunan penampang arus aliran melalui orifice
itu, akan menyebabkan tinggi tekan kecepatan meningkat tetapi tinggi tekan
tekanan menurun dan penurunan tekanan antara kedua titik diukur dengan
manometer.
Persamaan

Bernaully

memberikan

dasar

untuk

mengkorelasikan

peningkatan tinggi kecepatan dan tinggi tekan tekanan.

Gambar 3. Orificemeter

d. Rotameter
Rotameter adalah alat untuk fluida yang area alirannya berubah-ubah.
Rotameter terdiri dari tabung gelas yang bentuknya kerucut (tappered glass tube),
yang didalamnya terdapat pelampung (float) yang bergerak naik turun. Bila
alirannya besar, float akan terangkat dan sebaliknya.

Gambar 4. Rotameter

e. Manometer
Manometer adalah piranti yang berfungsi dalam mengukur beda tekanan.
Pada gambar berikut ini bentuk manometer. (Mc Cabe, 1976)

Manometer untuk pompa


Bila : Z1 = Z2, karena tidak ada beda ketinggian
u1 = u2, karena luas penampang sama
F =0
Maka persamaan ( 7 ) menjadi :
Ws

P P1
P
2
air
air

Tekanan di A = tekanan di B
8

PA P1
PB P2
P2

air .Y .g
gc

gc
gc

air .Y .g

gc
Hg air h.g

air .gc
Ws

gc

air .Y h .g

air .Y h .g

P2 P1

Hg.h.g

P1

air .Y .g

Hg.h.g
gc

gc

Hg.h.g

air .h.g
gc

gc

Hg.h.g
gc

g air h.g .............................................( 9 )


air .gc

bila persamaan (9) dibagi g/gc,maka persamaannya menjadi :

Ws H

Hg air
.h ...................( 10 )
gc.air

dimana :
-Ws = H

= head pompa (cm)

Hg = densitas air raksa (gr/cm3)


air = densitas air (gr/cm3)
h = perbedaan tinggi dalam manometer (cm)
Head pompa (Ws atau H) adalah tinggi kolom cairan yang ekivalen dengan
perbandingan tenaga dari masing-masing jenis tenaga dari tenaga tinggi dan
tenaga rendah.

Gambar 5. Special Pumps and Blowers

Manometer kran
Bila :
Z1 = Z2 , karena tidak ada beda ketinggian
u1 = u2 , karena luas penampang sama
Ws = 0 , karena tidak ada kerja

Maka persamaan ( 7 ) menjadi :

g air
h.g
air .hc

Munurut Fanning dan DArchy :

f .Le.u 2
2 gc.D

Dimana : f = 0.0056 +

0,5
(Re) 0,32

Maka :

f .Le.u 2 Hg air

h.g ........( 11 )
2 gc.D
air .gc

Kalau persamaan (11) dibagi g/gc maka menjadi :

f .Le.u 2 Hg air

h.
2 g.D
air
Le

2 g.D( Hg air ).h


............................( 12 )
f .u 2 .air

10

Dimana :
Le

= panjang ekuivalen (cm)

= percepatan gravitasi (cm/det2)

= diameter pipa (cm)

= faktor gesekan

= kecepatan (cm/det)

Panjang ekivalen (Le) adalah panjang pipa lurus yang memberikan


gesekan yang sama atau ekivalen dengan gesekan yang diberikan oleh
fitting yang bersangkutan.

Manometer orifice
Bila :
Z1 = Z2 , karena tidak ada beda ketinggian
Ws = 0, karena tidak ada kerja
Maka persamaan ( 7 ) menjadi :

u 2
P

+
= -F ..........................................( 13 )
2 gc

u 22 u12 2 gc

F .........................( 14 )

Dari persamaan (1) diperoleh :

u xA
u2 = 1 1 ..........................( 15 )
A2
Substitusi persamaan (15) ke persamaan (14) :

u12 . A12

u12 2 gc
F
2

A2

2 gc
u1

2
1

/ A22 1

.....................................( 16 )

11

P
F = Co2

...........................( 17 )

Persamaan (17) dikombinasikan dengan persamaan (16) :


2 gc
u1 Co

Co u1

2
1

/ A22 1

A12 A22 1
2 gc( )

Karena persamaan

Co u1

A1

A2

.................( 18 )

D1

D2

, maka persamaan (18) menjadi :

D1 4
air 4 1
D2
2 gc( )

Diketahui :
- P =

( Hg air ).h.g
gc

Co u1

Co u1

D1 4
1
4
D
2
2Hg air h.g.gc
gc

air

D1 4
air 4 1
D2
2( Hg air ).h.g

12

Dimana :
Co

= Coefficient of discharge

D1

= Diameter pipa dalam (cm)

D2

= Diameter orifice (cm)

f. Pipa
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pipa yaitu :
1. Suhu operasi
Suhu operasi ini akan menentukan bahan pipa yang akan dipakai dan perlu
tidaknya isolasi.
2. Internal/eksternal pressure
Ini akan menentukan Schedule Number, dimana :
Schedule Number = 1000 (P/S)
P = Internal pressure yang bekerja (psi)
S = Tegangan yang diijinkan oleh pipa (psi)
3. Fluida yang mengalir
4. Jenis-jenis fitting
g. Fitting
Fitting merupakan sepotong pipa yang mempengaruhi dalam menentukan
kebutuhan :
1. Menyambung dua buah pipa dengan cara :
Tanpa mengubah arah dan diameternya, disebut coupling
Mengubah arah, disebut elbow
Mengubah diameter, disebut reducing
2. Membatasi arus dalam pipa, disebut plug
3. Membuat percabangan pipa sehingga arus bercabang, misalnya : tees, crosses.

13

I.4 Hipotesis
1. Hubungan antara debit aliran (Q) dengan head pompa (H) yaitu, semakin
besar debit aliran (Q) maka head pompa semakin besar.
2. Hubungan antara panjang ekivalen (Le) dengan 0kran bukaan (0K) yaitu,
semakin besar 0kran bukaan maka semakin kecil panjang ekivalen.
3. Hubungan antara coefficient of discharge (Co) dengan bilangan reynold
(Re) yaitu, semakin besar coefficient of discharge (Co) maka harga Re
juga semakin besar.
4.

Hubungan antara debit aliran (Q) dengan tinggi float (h) yaitu, semakin
besar debit alirannya maka tinggi float juga semakin besar.

14

BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

II.1 Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan:


Air

Alat-alat yang digunakan :


1. Rangkaian alat aliran fluida
2. Beker glass
3. Termometer
4. Gelas ukur
5. Stop watch
6. Piknometer

II.2 Gambar dan Rangkaian alat

Gambar 6. Rangkaian Alat Aliran Fluida

15

Keterangan :
1. Bak penampung air
2. Manometer Pompa
3. Pompa
4. Manometer Pompa
5. Manometer Kran
6. Manometer Orifice
7. Orifice
8. Rotameter

II.3 Cara Kerja dan Bagan Alir


Memeriksa rangkaian alat terlebih dahulu. Mengisi tangki penampung
dengan air dan menghidupkan pompa. Membuka kran dengan derajat pembukaan
penuh kemudian menghidupkan pompa hingga keadaan aliran konstan (steady
state). Setelah aliran konstan, mencatat kedudukan dari beda tinggi manometer
pompa, manometer kran, manometer orificemeter dan tinggi float pada rotameter.
Menutup kran dengan sudut 110 dari kedudukan semula setelah

mencapai

keadaan steady state. Menampung debit aliran air yang keluar dengan gelas beker
dan mengukur dengan gelas ukur tiap 3 detik menggunakan stopwatch.
Melakukan pengulangan percobaan sebanyak 3 kali untuk setiap 0kran bukaan.
Kemudian melakukan pengulangan pada langkah kerja diatas dengan derajat
pembukaan kran yang berbeda-beda dengan menutup kran bukaan sebesar 500
sebanyak 15 data. Mengukur :
a. Temperatur air
b. Densitas air dengan menggunakan piknometer
c. Diameter pipa dan diameter orifice

16

Bagan Alir
Memeriksa rangkaian alat

Mengisi air ke dalam tangki penampung hingga batas


tangki

Tangki terisi penuh, membuka kran dengan derajat


pembukaan penuh.

Menghidupkan pompa hingga aliran konstan

Setelah aliran konstan, mencatat kedudukan dari beda


ketinggian manometer pompa, manometer kran,
manometer orifice, dan tinggi float

Mengukur debit aliran dengan alat penampung dan


stopwatch

Mengulangi langkah 2,3 dan 4 dengan derajat pembukaan


kran yang berbeda-beda

Mengukur Temperatur air,densitas air dengan


menggunakan piknometer, diameter pipa dan diameter
orifice.
Gambar 7. Bagan Alir

17

II.4 Analisa Perhitungan


1. Mencari head pompa (H)
Ws H

P
g.H 2 O

Mencari persamaan: Y = ax2 + bx + c


dengan menggunakan least square:
y = ax2 + bx + nc
xy = ax3 + bx2 + cx
x2y = ax4 + bx3 + cx
2. Mencari panjang ekivalen (Le)
Le =

2.Din.P
f .u 2 .H 2 O

Mencari luas kran:

A = Dkran 2

Mencari kecepatan linear:

u =

Mencari bilangan reynold:

Re =

Mencari faktor friksi:

f = 0,0056 +

Q
A

H 2 O.u.Din
H 2 O
0.5

Re 0.32

3. Mencari coeficient of discharge (Co)

Co u1

Din 4
1
4
Dori

H 2O

2. P

4. Mencari hubungan antara debit aliran (Q) dengan tinggi float (h)
Dengan persamaan: Y = ax + b
Menggunakan least square:

= an

+ bX

XY = aX + bX

18

BAB III
PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil Percobaan


Tabel 1. Hasil Percobaan

Volume Waktu

Manom
eter

Kran
(ml)

(detik) (ml/dt)

Manometer
Kran

Pompa
ki

ka

ki

Manom
eter
Orifice

Tinggi
Float
(cm)

ka

ki

ka

900 831,6667 3,2667 254,5918 0 7,3333 4,8333

850 816,6667 3,3233 245,7372 0 6,0000 4,6667

0 15,0667

800 733,3333 3,2500 225,641 0 5,0000

13,9

750 740,0000 3,2833 225,3807 0 4,5000

13,5

0 12,8333

700 696,6667 3,3133 210,2616 0 4,1000 3,9667

15,8

650 596,6667 3,3033 180,6256 0 4,0000

1,3333 1,3333 0 11,8333

600 550,0000 3,2633 168,5393 0 3,9000

550 528,3333 3,2333 163,4021 0 3,7000

0 10,5667

500 521,6667 3,1767 164,2183 0 3,5000

0 10,3333

450 508,3333 3,2833 154,8223 0 3,5000

400 460,0000 3,3267 138,2766 0 3,5667

0 9,3667

350 380,0000 3,2200 118,0124 0 3,5000

0 8,1667

300 313,3333 3,2100 97,61163 0 3,0000

250 220,0000 3,2333 68,04124 0 3,6000

0 5,0333

200 106,6667 3,2033 33,29865 0 3,8000

0 2,7667

10,8

10,1

6,9

19

Temperatur

28

H2O

0,996233

gr/cm3

Diameter orifice

0,8

cm

Diameter dalam pipa =

1,62

cm

Diameter luar pipa

2,26

cm

Diameter kran

3,04

cm

Viskositas Air

0,008

gr/cm.s

III.2 Pembahasan
1. Hubungan antara debit aliran (Q) dengan head pompa (H).
Tabel 2. Hubungan antara Debit Aliran (Q) dengan Head Pompa (H)
Q (x)

H (y)

254,5918

5,1789

245,7372

4,2373

225,6410

3,5311

225,3807

3,1780

210,2616

2,8955

180,6256

2,8248

168,5393

2,7542

163,4021

2,6130

164,2183

2,4717

154,8223

2,4717

138,2766

2,5188

118,0124

2,4717

97,6116

2,1186

68,0412

2,5424

33,2986

2,6836

20

Gambar 8. Grafik hubungan antara debit aliran (Q) dengan head pompa (H)

Dengan melihat grafik dapat diketahui bahwa semakin besar debit aliran
maka head pompa semakin besar. Hal ini disebabkan pada pembukaan derajat
kran yang besar maka debit aliran besar sehingga tejadi kenaikan tekanan pada
manometer pompa. Akibatnya head pompa semakin besar sehingga tenaga yang
dibutuhkan pompa untuk mengalirkan fluida juga semakin besar.
Untuk mencari Head pompa menggunakan rumus :
Ws H

P
g.H 2 O

Dari data hasil percobaan diatas, dibuat perhitungan untuk memperoleh


efisiensi yang terlihat dalam grafik dengan persamaan sebagai berikut :
Y = 0,0001x2-0,024x+3,5396
Dengan persentase kesalahan sebesar 17,3548%.
Persen kesalahan didapat karena banyaknya manometer yang tidak dapat
bekerja dengan baik sehingga menyebabkan data percobaan yang tidak tepat.
Adanya sambungan pipa yang bocor sehingga menyebabkan berkurangnya debit
air keluar. Kurang tepat dalam membaca manometer juga mempengaruhi persen
kesalahan.

21

2. Hubungan antara panjang ekuivalen (Le) dengan derajat pembukaan kran(oK)


Tabel 3. Hubungan antara Panjang Ekivalen (Le) dengan Derajat Pembukaan
Kran (0K)
Le (y)

Kran (x)

18890,3300

900

16465,6789

850

15982,5502

800

14414,0103

750

14868,4385

700

19031,0637

650

20999,6360

600

21055,6154

550

19740,9586

500

21932,1294

450

27349,5919

400

35616,5606

350

42839,9312

300

97876,8749

250

369336,4423

200

22

Gambar 9. Grafik hubungan antara panjang ekivalen (Le) dengan derajat


pembukaan kran (oK)
Dari grafik terlihat semakin besar derajat pembukaan kran, maka semakin
kecil panjang ekivalen (Le). Hal tersebut didapat karena nilai u (kecepatan) yang
semakin besar selaras dengan bertambahnya derajat pembukaan kran, dimana u
(kecepatan) berbanding terbalik dengan Le.
Untuk menentukan panjang ekivalen ( Le ) menggunakan rumus :
f

= 0,0056 +

Dengan:

0.5

Re 0.32
Le =

2.Din.P
f .u 2 .H 2 O

Dari data percobaan diatas, dibuat perhitungan untuk memperoleh efisiensi yang
terlihat dalam grafik dan diperoleh persamaan sebagai berikut :
Y = 782436766,5x-1,644770951
Dengan persentase kesalahan sebesar 29,2669%
Persen kesalahan didapat karena busur yang digunakan kurang bagus
sehingga saat memutar kran posisi busur jadi ikut bergeser sehingga menyebabkan
debit aliran air yang keluar tidak sesuai yang diinginkan. Kurang tepatnya dalam
pembacaan busur pada 0kran bukaan. Banyak manometer yang rusak sehingga
menghasilkan data yang tidak sesuai dengan teori.

23

3. Menentukan hubungan antara coefficient of discharge (Co) dengan bilangan


Reynold (Re).
Tabel 4. Hubungan antara Bilangan Reynold (Re) dengan Coefficient of
Discharge (Co)
Reynold (x)

Co (y)

50484,2335

-0,0039

48728,4076

-0,0047

44743,4387

-0,0051

44691,8196

-0,0057

41693,7727

-0,0058

35817,1206

-0,0051

33420,4694

-0,0049

32401,7767

-0,0050

32563,6242

-0,0053

30700,4616

-0,0050

27419,5194

-0,0044

23401,2479

-0,0038

19355,8773

-0,0037

13492,2225

-0,0021

6602,9481

-0,0010

24

Gambar 10. Grafik hubungan antara coefficient of discharge (Co) dengan


bilangan Reynold (Re)
Kecepatan aliran (u) sebanding dengan nilai Coefficient of discharge. Dari
grafik dapat dilihat bahwa semakin besar harga Re maka semakin besar pula harga
Co. Hal ini disebabkan karena adanya kecepatan aliran (u) yang semakin besar
pula dan kecepatan aliran (u) berbanding lurus dengan harga Co.
Untuk menentukan Co menggunakan rumus :

Co u1

Din 4
4
Dori
2. P

H 2 O

Dari data percobaan diatas dibuat perhitungan sehingga diperoleh hubungan


dengan persamaan sebagai berikut :
Y = -7,87331E-08x - 0,001837407
Dengan persentase kesalahan sebesar 23,3584%.
Persen kesalahan didapat karena kurang tepatnya dalam pembacaan busur
0

kran bukaan. Kurang teliti dalam membaca manometer. Banyaknya manometer

yang tidak bisa berfungsi dengan baik sehingga menghasilkan data yang tidak
sesuai dengan teori. Busur yang digunakan kurang bagus sehingga saat memutar
kran posisi busur jadi ikut bergeser sehingga menyebabkan debit aliran air yang
keluar tidak sesuai yang diinginkan

25

4. Hubungan antara debit aliran (Q) dengan tinggi float


Tabel 5. Hubungan antara Debit Aliran (Q) dengan Tinggi Float (h)
Q (x)

h (y)

254,5918

15,8

245,7372

15,0667

225,6410

13,9

225,3807

13,5

210,2616

12,8333

180,6256

11,8333

168,5393

10,8

163,4021

10,5667

164,2183

10,3333

154,8223

10,1

138,2766

9,36667

118,0124

8,1667

97,6116

6,9

68,0412

5,0333

33,2986

2,7667

Gambar 11. Grafik hubungan antara debit aliran (Q) dengan tinggi float (h)

26

Dengan melihat grafik diatas dapat diketahui bahwa bertambahnya debit


aliran menyebabkan semakin tinggi float terdorong oleh aliran karena float dapat
bergerak bebas sesuai dengan besarnya aliran terdorong, sehingga semakin besar
aliran air pada pipa maka tinggi float semakin besar.
Dari data percobaan diatas dibuat perhitungan dan diperoleh grafik hubungan
dengan persamaan sebagai berikut :
Y = 0,0563x + 1,2683
Dengan persentase kesalahan sebesar 2,5823 %.
Persen kesalahan didapat karena kurang teliti dalam membaca ketinggian
float pada rotameter, kurang teliti dalam membaca tekanan pada manometer, dan
manometer yang tidak berfungsi dengan baik.

27

BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan grafik dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Semakin besar debit aliran (Q) maka semakin besar head pompa (H),
sehingga didapat persamaan garis:
Y = 0,0001x2-0,024x+3,5396
Dengan persentase kesalahan sebesar 17,3548%.
2. Semakin besar 0kran bukaan (0K) maka semakin kecil panjang ekivalen
(Le), sehingga didapat persamaan garis:
Y = 782436766,5x-1,644770951
Dengan persentase kesalahan sebesar 29,2669%
3. Semakin besar harga Coeffisient Of Discharge (Co) maka semakin besar
harga bilangan reynold (Re), sehingga diiperoleh persamaan garis:
Y = -7,87331E-08x - 0,001837407
Dengan persen kesalahan rata-rata : 25,3584 %
4. Semakin bertambahnya debit aliran (Q) maka posisi float semakin tinggi,
sehingga diperoleh persamaan garis :
Y = 0,0563x + 1,2683
Dengan persen kesalahan rata-rata : 2,5823%

28

IV.2 Kritik dan Saran

Kritik
Rangkaian alat tidak dapat bekerja dengan baik sehingga menghasilkan
data percobaan yang kurang tepat dan % kesalahan yang cukup besar
juga.

Saran
Sebaiknya untuk praktikum yang akan datang alat harus diganti untuk
menghasilkan data yang tepat sehingga percobaan bisa dilakukan
dengan baik dan lancar tanpa % kesalahan yang besar.

29

DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G., 1978,Unit Operation, 14th Printing, John willey and Suns.Inc,
New

York.

http://awan05.blogspot.com/2009/12/pengertian-dan-klasifikasi-pada-pompa.html
(Diakses pada tanggal 17 Juni 2015, jam 10:22)
http://herusantoso17.blogspot.com/2012/11/areameter.html (Diakses pada tanggal
16 Juni 2015, jam 20:42)
http://herusantoso17.blogspot.com/2014/09/orificemeter.html

(Diakses

pada

tanggal 16 Juni 2015, jam 21:12)


http://ksbforblog.blogspot.com/2009_04_01_archive.html (Diakses pada tanggal
16 Juni 2015, jam 20:30)
http://rudywinoto.com/2012/03/19/rotameter/ (Diakses pada tanggal 17 Juni 2015,
jam 09:12)
Mc Cabe, W.L. and Smith, J., 1976,Unit Operation of Chemical Engineering,
International Student Ediyion, Mc Graw Hill, Kogajuba, Tokyo.
Perry, H.R. and Dun Green, 1973, Perrys Chemical Engineers Handbook 6th
edition, Mc Graw Hill Book Company Inc., New York.

30

LAMPIRAN

HASIL PERHITUNGAN
ALIRAN FLUIDA
(D-1)

Tabel Hasil Percobaan

Volume Waktu

Manom
eter

Kran
(ml)

(detik) (ml/dt)

Manometer
Kran

Pompa
ki

ka

ki

Manom
eter
Orifice

Tinggi
Float
(cm)

ka

ki

ka

900 831,6667 3,2667 254,5918 0 7,3333 4,8333

850 816,6667 3,3233 245,7372 0 6,0000 4,6667

0 15,0667

800 733,3333 3,2500 225,641 0 5,0000

13,9

750 740,0000 3,2833 225,3807 0 4,5000

13,5

0 12,8333

700 696,6667 3,3133 210,2616 0 4,1000 3,9667

15,8

650 596,6667 3,3033 180,6256 0 4,0000

1,3333 1,3333 0 11,8333

600 550,0000 3,2633 168,5393 0 3,9000

550 528,3333 3,2333 163,4021 0 3,7000

0 10,5667

500 521,6667 3,1767 164,2183 0 3,5000

0 10,3333

450 508,3333 3,2833 154,8223 0 3,5000

400 460,0000 3,3267 138,2766 0 3,5667

0 9,3667

350 380,0000 3,2200 118,0124 0 3,5000

0 8,1667

300 313,3333 3,2100 97,61163 0 3,0000

250 220,0000 3,2333 68,04124 0 3,6000

0 5,0333

200 106,6667 3,2033 33,29865 0 3,8000

0 2,7667

10,8

10,1

6,9

31

Temperatur

28

H2O

0,996233

gr/cm3

Diameter orifice

0,8

cm

Diameter in pipa

1,62

cm

Diameter out pipa

2,26

cm

Diameter kran

3,04

Viskositas Air

0,008 gr/cm.dt

cm

1. Hubungan antara debit aliran (Q) dengan head pompa (H).


H2 O =
Ws H

996,233

Kg/m3

P
g.H 2 O

I N 2 1 Kg
lb
Pa
m x
m.s 2
7,3333 2 x6894,8
x
1Pa
in
lb.in 2
1N 2
m
-Ws = H =
Kg
996,233 3 x9,8 m 2
s
m

= 5,1789 m

32

Analog untuk data berikutnya :


0

Kran

p pompa

Q (x)

H (y)

900

7,3333

254,5918

5,1789

850

245,7372

4,2373

800

225,6410

3,5311

750

4,5

225,3807

3,1780

700

4,1

210,2616

2,8955

650

180,6256

2,8248

600

3,9

168,5393

2,7542

550

3,7

163,4021

2,6130

500

3,5

164,2183

2,4717

450

3,5

154,8223

2,4717

400

3,5667

138,2766

2,5188

350

3,5

118,0124

2,4717

300

97,6116

2,1186

250

3,6

68,0412

2,5424

200

3,8

33,2986

2,6836

Dari tabel diatas dibuat grafik hubungan Q Vs H.


Dari tabel diperoleh persamaan garis lurus:
Y = ax2 + bx + c
Dengan Least Square:
y = ax2 + bx + nc
xy = ax3 + bx2 + cx
x2y = ax4 + bx3 + cx2

33

No Q (x)

H (y)

x2

xy

x3

x4

x2y

254,5

5,1

64817,0

1318,5

16501879,9

4201243920,9

335679,6

245,7

4,2

60386,7

1041,2

14839278,2

3646562858,4

255874,9

225,6

3,5

50913,8

796,7

11488258,3

2592222408,0

179779,7

225,3

3,1

50796,4

716,2

11448543,3

2580280829,8

161428,6

210,2

2,8

44209,9

608,8

9295648,7

1954517696,0

128008,3

180,6

2,8

32625,6

510,2

5893022,9

1064430979,7

92162,3

168,5

2,7

28405,5

464,1

4787444,5

806872677,6

78235,1

163,4

2,6

26700,2

426,9

4362873,2

712902485,9

69767,2

164,2

2,4

26967,6

405,9

4428578,2

727253407,8

66656,9

10 154,8

2,4

23969,9

382,6

3711084,4

574558762,9

59247,4

11 138,2

2,5

19120,4

348,2

2643903,7

365589892,6

48160,8

12 118,0

2,4

13926,9

291,6

1643550,9

193959430,2

34423,7

13

97,6

2,1

9528,03

206,8

930046,5

90783362,8

20186,4

14

68,0

2,5

4629,6

172,9

315004,3

21433288,2

11770,1

15

33,2

2,6

1108,7

89,3

36921,5

1229437,2

2975,5

2448,4

44,4 458106,7 7780,6

92326039,2

19533841438,7 1544357,3

Dengan least square diperoleh :


44,4

= 458106,7 a + 2448,4 b + 15 c

7780,6

= 19533841438,7 a + 458106,7 b + 2448,4 c

1544357,3

=19533841438,7 a + 92326039,2 b + 458106,7 c

Sehingga didapat :

a = 0,0001
b = -0,0240
c = 3,5396

Maka didapat persamaan garis lurus :


Y = 0,0001x2 -0,0240x + 3,5396
Yhitung = 0,0001(254,5918)2 -0,0240(254,5918) + 3,5396
= 4,5251 m
% Kesalahan =

Ydata Yhitung
x 100%
Ydata

34

% Kesalahan =

5,1789 4,5251
x 100% = 12,6240%
5,1789

Analog data berikutnya:


No

y hitung

%
kesalahan

4,5251

12,6240

3,6806

13,1378

3,2156

8,9337

3,2101

1,0119

2,9143

0,6510

2,4671

12,6626

2,3352

15,2136

2,2880

12,4382

2,2951

7,1453

10

2,2209

10,1499

11

2,1330

15,3174

12

2,1000

15,0398

13

2,1497

1,4675

14

2,3696

6,7964

14

2,8513

6,2494

138,8386

% Kesalahan rata-rata =
=

%Kesalahan
n
138,8386
= 17,3548 %
15

35

2.

Hubungan antara panjang ekuivalen(Le) dengan derajat pembukaan


kran(oK)
A = Dkran 2
= x 3,14 x (3,04 2)
= 7,5247 cm2
Kecepatan linear : Q = u.A

Re =

u =

Q
A

u =

254,5918cm 3
= 35,09 cm/s
7,2547cm 2

H 2 O.u.Din
H 2 O
0,996233

Re =

= 0,0056 +

= 0,0056 +

Le =

gr
cm
x35,09
x1,62cm
3
s
cm
= 7079,6369
gr
0,0080
cm.s
0.5

Re 0.32
0.5

7079,63690.32

= 0,0707

2.Din.P
f .u 2 .H 2 O

2(1,62cm) x(2,02) x(505615,5133 gr


Le =

)
cm.s 2 = 18890,3300 cm
gr
cm
(0,0707) x(35,09 ) 2 x(0,996233 3 )
s
cm

36

Analog untuk data berikutnya :


0

Kran
u

P pompa

(x)

Reynold

900

254,5918

35,0934 505615,5133 7079,6366 0,0707

18890,3300

850

245,7372

33,8728 413685,4200 6833,4091 0,0712

16465,6789

800

225,6410

31,1027 344737,8500 6274,5785 0,0725

15982,5502

750

225,3807

31,0669 310264,0650 6267,3397 0,0725

14414,0103

700

210,2616

28,9828 282685,0370 5846,9098 0,0736

14868,4385

650

180,6256

24,8977 275790,2800 5022,7998 0,0760

19031,0637

600

168,5393

23,2317 268895,5230 4686,7064 0,0772

20999,6360

550

163,4021

22,5236 255106,0090 4543,8504 0,0777

21055,6154

500

164,2183

22,6361 241316,4950 4566,5470 0,0776

19740,9586

450

154,8223

21,3410 241316,4950 4305,2672 0,0786

21932,1294

400

138,2766

19,0603 245912,9997 3845,1655 0,0805

27349,5919

350

118,0124

16,2670 241316,4950 3281,6648 0,0833

35616,5606

300

97,6116

13,4550 206842,7100 2714,3638 0,0867

42839,9312

250

68,0412

9,3789

248211,2520 1892,0765 0,0938

97876,8749

200

33,2986

4,5899

262000,7660

925,9618

Le (y)

0,1095 369336,4423

Dari tabel diperoleh persamaan exponensial:


Y = a xb
Dengan exponensial:

log x log a log y


n
log x ( log x) 2 b log x. log y

37

No

Kran
(x)

Le (y)

log x

log y

(log x)2

log x . log y

900

18890,3300

2,9542

4,2762

8,7275

12,6330

850

16465,6789

2,9294

4,2166

8,5815

12,3521

800

15982,5502

2,9031

4,2036

8,4279

12,2036

750

14414,0103

2,8751

4,1588

8,2660

11,9568

700

14868,4385

2,8451

4,1723

8,0946

11,8705

650

19031,0637

2,8129

4,2795

7,9125

12,0378

600

20999,6360

2,7782

4,3222

7,7181

12,0078

550

21055,6154

2,7404

4,3234

7,5096

11,8476

500

19740,9586

2,6990

4,2954

7,2844

11,5931

10

450

21932,1294

2,6532

4,3411

7,0395

11,5178

11

400

27349,5919

2,6021

4,4370

6,7707

11,5452

12

350

35616,5606

2,5441

4,5517

6,4723

11,5797

13

300

42839,9312

2,4771

4,6318

6,1361

11,4737

14

250

97876,8749

2,3979

4,9907

5,7501

11,9674

15

200

369336,4423

2,3010

5,5674

5,2947

12,8108

8250

756399,8119 40,5127 66,7676 109,9857

log x
log y
log x. log y ( log x) 2
;
Sehingga: Log a =
n
log x

log x ( log x) 2

179,3967

log y
n
log x( log x. log y )

b =
n
log x

log x ( log x) 2

66,7676 40,5127
179,3967( 109,9857)
= 782436766,4807
Log a =
40,5127
15
40,5127 109,9857

66,7676
15
40,5127 179,3967
= -1,6448
b=
40,5127
15
40,5127 109,9857

38

Didapat persamaan : y = 782436766,4807x-1,6448


Yhitung = 782436766,4807 . (900)-1,6448 = 10824,22938
% Kesalahan =

Ydata Yhitung
x 100%
Ydata

% Kesalahan =

18890,3300 10824,22938
x 100% = 42,6996 %
18890,3300

Analog dengan data berikutnya:


Y data

Y hitung

%
kesalahan

18890,3300

10824,2293

42,6996

16465,6789

11888,8815

27,7960

15982,5502

13135,5069

17,8134

14414,0103

14606,5780

1,3360

14868,4385

16361,8344

10,0441

19031,0637

18482,8679

2,8805

20999,6360

21083,6633

0,4001

21055,6154

24327,6801

15,5401

19740,9586

28456,6247

44,1502

21932,1294

33841,1651

54,2995

27349,5919

41075,3219

50,1862

35616,5606

51164,1932

43,6528

42839,9312

65929,5649

53,8975

97876,8749

88985,1472

9,0846

369336,4423 128444,381

65,2229

439,0036

% Kesalahan rata-rata =
=

%Kesalahan
n
439,0036
= 29,2669 %
15

39

3.

Menentukan hubungan antara coefficient of discharge (Co) dengan


bilangan Reynold (Re).
A = Dorifice2
= 0.25 3.14 (0,8cm)2
= 0,5024 cm2
Kecepatan linier pada orifice :

u=

Q
=
A

Re =

cm 3
s = 506,7513 cm/s
0,5024cm 2

254,5918

H 2 O.u.Dorifice 2
H 2 O
(0,996233

Re =

Co u1

gr
) x(506,7513 cm ) x(0,8cm) 2
3
s
cm
= 50484,2335
gr
0,0080
cm.s

Din 4
1
4
Dori

H 2O

2. P

Co 506,7513

cm
s

1,62 4

1
4
0,8
=- 0,0039
2. 505615,5133 gr
cm.s 2
0,996233

gr
cm 3

40

Analog untuk data berikutnya :


0

Kran

Reynold

900

254,5918

506,7513

50484,2335

-0,0039

850

245,7372

489,1266

48728,4076

-0,0047

800

225,6410

449,1262

44743,4387

-0,0051

750

225,3807

448,6081

44691,8196

-0,0057

700

210,2616

418,5143

41693,7727

-0,0058

650

180,6256

359,5255

35817,1206

-0,0051

600

168,5393

335,4684

33420,4694

-0,0049

550

163,4021

325,2430

32401,7767

-0,0050

500

164,2183

326,8676

32563,6242

-0,0053

450

154,8223

308,1655

30700,4616

-0,0050

400

138,2766

275,2320

27419,5194

-0,0044

350

118,0124

234,8973

23401,2479

-0,0038

300

97,6116

194,2907

19355,8773

-0,0037

250

68,0412

135,4324

13492,2225

-0,0021

200

33,2986

66,2792

6602,9481

-0,0010

(x)

(x)

Co (y)

Dari tabel diperoleh persamaan garis lurus:


Y = a + bx
Dengan Least Square :
Y

= an

XY

= aX + bX2

+ bX

41

No

Reynold (x)

Co (y)

x2

x*y

50484,2335

-0,0039

2548657835,7345

-199,2984

48728,4076

-0,0047

2374457702,8919

-226,9378

44743,4387

-0,0051

2001975304,3608

-229,6056

44691,8196

-0,0057

1997358736,5337

-254,5290

41693,7727

-0,0058

1738370682,6183

-243,1377

35817,1206

-0,0051

1282866128,5159

-183,9141

33420,4694

-0,0049

1116927774,0735

-164,2306

32401,7767

-0,0050

1049875135,2239

-162,7158

32563,6242

-0,0053

1060389620,6892

-173,7365

10

30700,4616

-0,0050

942518345,0311

-154,4242

11

27419,5194

-0,0044

751830042,6541

-120,8790

12

23401,2479

-0,0038

547618404,3543

-89,7230

13

19355,8773

-0,0037

374649984,1671

-71,6140

14

13492,2225

-0,0021

182040067,6307

-28,9973

15

6602,9481

-0,0010

43598923,5690

-6,5794

485516,9397

-0,0658

18013134688,0479

-2310,3224

Sehingga:

-0,0658

= 15 a + 485516,9397 b

-2310,3224

= 485516,9397 a + 18013134688,0479 b

Diperoleh nilai: a =-0,00000007873


b = -0,0018
Didapat persamaan: y =-0,00000007873 0,0018x
yhitung = -0,00000007873 0,0018(50484,2335) = - 0,0058

% Kesalahan =

Ydata Yhitung
x 100%
Ydata

% Kesalahan =

0,0039 (0,0058)
x 100% = 47,2284 %
0,0039

42

Analog untuk data berikutnya:


y hitung

% Kesalahan rata-rata =

%
Kesalahan

-0,0058

47,2284

-0,0056

21,0253

-0,0053

3,7230

-0,0053

6,6129

-0,0051

12,8433

-0,0046

10,0282

-0,0044

9,8265

-0,0044

13,3582

-0,0044

18,2101

-0,0042

16,1626

-0,0040

10,2022

-0,0036

5,0007

-0,0033

10,1618

-0,0029

33,1778

-0,0023

132,8155

350,3763

%Kesalahan
n

350,3763
= 23,3584 %
15

43

4. Hubungan antara debit aliran (Q) dengan tinggi float (h)


0

Kran

Q (x)

h (y)

900

254,5918

15,8

850

245,7372

15,0667

800

225,6410

13,9

750

225,3807

13,5

700

210,2616

12,8333

50

180,6256

11,8333

600

168,5393

10,8

550

163,4021

10,5667

500

164,2183

10,3333

450

154,8223

10,1

400

138,2766

9,3667

350

118,0124

8,1667

300

97,6116

6,9

250

68,0412

5,0333

200

33,2986

2,76S67

Dari tabel diperoleh persamaan garis lurus:


Y = a + bX
Dengan Least Square :
Y

= an

XY

= aX + bX2

+ bX

44

No

Q (x)

h (y)

x2

x*y

254,5918

15,8

64817,0033

4022,5510

245,7372

15,0667

60386,7772

3702,4407

225,6410

13,9

50913,8725

3136,4103

225,3807

13,5

50796,4647

3042,6396

210,2616

12,8333

44209,9276

2698,3568

180,6256

11,8333

32625,6185

2137,4033

168,5393

10,8

28405,5044

1820,2247

163,4021

10,5667

26700,2338

1726,6151

164,2183

10,3333

26967,6363

1696,9220

10

154,8223

10,1

23969,9554

1563,7056

11

138,2766

9,3667

19120,4051

1295,1904

12

118,0124

8,1667

13926,9318

963,7681

13

97,6116

6,9

9528,0304

673,5202

14

68,0412

5,0333

4629,6099

342,4742

15

33,2986

2,7667

1108,7999

92,1263

Sehingga:

2448,4604 156,9667 458106,7708 28914,3483

156,9667

= 15 a + 2448,4604 b

28914,3483

= 2448,4604 a + 458106,7708 b

Diperoleh nilai: a = 0,0563


b = 1,2863
Didapat persamaan: y = 0,0563 + 1,2863x
Yhitung = 0,0563 + 1,2863(254,5918) = 15,6116

% Kesalahan =

Ydata Yhitung
x 100%
Ydata

% Kesalahan =

15,8 15,6116
x 100% = 1,1926 %
15,8

45

Analog untuk data berikutnya:


Y hitung

% kesalahan

15,6116

1,1926

15,1213

0,3626

13,9899

0,6467

13,9752

3,5203

13,1240

2,2651

11,4555

3,1928

10,7751

0,2309

10,4858

0,7650

10,5318

1,9205

10,0028

0,9624

9,0713

3,1537

7,9304

2,8931

6,7818

1,7125

5,1170

1,6627

3,1610

14,2535

% Kesalahan rata-rata =
=

38,7343

%Kesalahan
n
38,7343%
= 2,5823 %
15

46

Tanya Jawab Seminar


1. Sebutkan jenis- jenis pompa! (Bobby simanjuntak)
Pompa adalah alat unutk mengalirkan fluida dari suatu tempat ke tempat
yang lain. Dari berbagai jenis pompa dapat digololongkan menjadi dua
golongan :
1. Centrifugal Pump
Pada pompa jenis ini gaya sentrifugal yang dihasilkan akan melemparkan
fluida yang ada kedinding pompa (casing), sehingga zat memiliki tenaga
kinetik yang membuat cairan meninggalkan impeler.

Gambar 1.Simple Centrifugal Pump

2. Positive Displacement Pump


Yang termasuk jenis ini adalah :

Rotary Pump

Pompa ini cocok untuk cairan yang kental pompa rotary memliki unsurunsur yang memberikan putaran energi ke cairan.

Reciprocating Pump

Pada jenis ini tenaga yang dihasilkan diberikan ke sistem adalah berupa
gerakan piston yang menekan sistem tersebut.

Gambar 2. Positive-displacement gear type rotary pump

47

2. Jelaskan klasifikasi fluida berdasarkan pengaruh suhu tekanan! (riski


angga)
Berdasarkan pengaruh suhu dan tekanan, fluida dibagi dua :
c. Fluida Compresible, yaitu fluida yang sangat dipengaruhi oleh suhu
dan tekanan, sering disebut fluida termampatkan. Contoh : uap dan
gas.
d. Fluida Incompresible, yaitu jenis fluida yang densitasnya tidak
dipengaruhi oleh suhu dan tekanan atau biasanya fluida tidak
termampatkan. Contoh : air.

3. Sebutkan alat transportasi padatan! (luthfi)


1. Belt Conveyor

Belt Conveyor pada dasarnya mernpakan peralatan yang cukup


sederhana. Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap
pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt conveyor ini
dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit
ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan
diangkut. Untuk mengangkut bahan- bahan yang panas, sabuk yang
digunakan terbuat dari logam yang tahan terhadap panas.
2. Chain Conveyor
Chain conveyor dapat dibagi atas beberapa jenis conveyor, yaitu :Scraper
Conveyor, Apron Conveyor, dan Bucket Conveyor.

48

Scraper Conveyor

Scraper conveyor merupakan konveyor yang sederhana dan paling murah


diantara jenis -jenis konveyor lainnya. Konveyor jenis ini dapat
digunakan dengan kemiringan yang besar. Konveyor jenis ini digunakan
untuk mengangkut material - material ringan yang tidak mudah rusak,
seperti : abu, kayu dan kepingan.
Apron Conveyor

Apron Conveyor digunakan untuk variasi yang lebih luas dan untuk
beban yang lebih berat dengan jarak yang pendek. Apron Conveyor
yang sederhana terdiri dari dua rantai yang dibuat dari mata rantai yang
dapat ditempa dan ditanggalkan dengan alat tambahan A. Palang kayu
dipasang pada alat tambahan A diantara rantai dengan seluruh tumpuan
dari tarikan konveyor. Untuk bahan yang berat dan pengangkutan yang
49

lama dapat ditambahkan roda (roller) pada alat tambahan A. Selain


digunakan roller, palang kayu dapat juga digantikan dengan plat baja
untuk mengangkut bahan yang berat.
Bucket Elevator

Belt, scraper maupun apron conveyor mengangkut material dengan


kemiringan yang terbatas. Belt conveyor jarang beroperasi pada sudut
yang lebih besar dari 15-20 dan scraper jarang melebihi 30.
Sedangkan kadangkala diperlukan pengangkutan material dengan
kemiringan yang curam. Untuk itu dapat digunakan Bucket Elevalor.
Secara umum bucket elevator terdiri dari timba -timba (bucket) yang
dibawa oleh rantai atau sabuk yang bergerak. Timba -timba (bucket)
yang digunakan memiliki beberapa bentuk sesuai dengan fungsinya
masing -masing
4. Jelaskan Co itu apa? Jelaskan hubungan antara Co dengan Re!
Co adalah perbandingan antara theoritical flow (aliran berdasarkan teori
yang sudah ada atau berdasarkan rumus) dengan true flow (aliran yang
sebenarnya terjadi pada suatu proses industri kimia). Hubungan antara Co
dengan Re adalah semakin besar harga Co (Coefficient of Discharge) maka
semakin besar harga Re (bilangan reynold), hal ini disebabkan karena Co
berbanding lurus dengan kecepatan aliran (u).berdarkan rumus berikut:

Co u1

Din 4
4
Dori
2. P

H 2 O

50

Kecepatan aliran (u) berbanding lurus dengan bilangan reynold (Re),


berdasarkan rumus berikut:
Re =

H 2 O.u.Din
H 2 O

Sehingga dapat disimpulkan jika harga Co semakin besar maka bilangan


reynold nya (Re) juga akan semakin besar.

5. Jelaskan neraca energy dari aliran fluida!


Energi masuk = energi keluar
mu
mE1 + 1
2 gc

mgz1
mu 2
+
+ mP1V1 = mE2 + 2

gc
2 gc

mgz2
+
+

gc

mP2V2 + mq mWs
Bila :
E

= E1 E2

(PV) = P1V1-P2V2
u2

= u12-u2

= z1-z2

Maka diperoleh neraca energi untuk setiap satuan massa yaitu :

u 2 gz
+
+ (PV) = q Ws
E +
2 gc gc
Bila aliran isothermal (E=0) dan fluida incompressible, sedangkan
volumenya diasumsikan konstan, maka persamaan diatas menjadi :

u 2 gz P

+
+
= q Ws
2
gc
gc

51

Apabila ada gesekan ( 0) dan diasumsikan aliran adiabatis (q=0) maka


dikenal dengan persamaan Bernaully :

u 2 gz P

+
+
= -(Ws + F)
2 gc gc
6. Apa yang dimaksud fluida padat dan contohnya mentransportasikannya?
Fluida adalah zat- zat yang dapat mengalir baik berbentuk padatan,
cairan, maupun gas. Sedangkan fluida padat adalah zat padat yang dapat
mengalir. Cara mentransportasikan padatan adalah menggunakan belt
conveyor, dan chain conveyor yang dibagi atas beberapa jenis konveyor,
yaitu :scraper conveyor, apron conveyor, dan bucket conveyor.

7. Perbedaan close duck dan open canal, contohnya?


Open canal adalah suatu saluran dengan aliran permukaan bebas yang
dipengaruhi oleh tekanan udara luar dan suhu udara luar secara langsung
sedangkan closed duck adalah suatu saluran tertutup atau biasa dikenal
pemipaan dengan permukaan tidak bebas tetapi masih dapat dipengaruhi
oleh suhu dan tekanan udara luar. Contoh open canal, yaitu sungai, kanal,
gorong- gorong, dan bendungan. Contoh closed duck, yaitu pemipaan/
fitting.

52

Das könnte Ihnen auch gefallen