Sie sind auf Seite 1von 2

PF

Telinga (Thanks to Ririn Lisa Tondok )

I.


II.

Pasien dan pemeriksa duduk berhadapan, namun posisi kaki harus nyaman, seperti pada gambar.

Inspeksi telinga luar


Bentuk daun telinga : normal (tdk mikrotia)
Telinga kanan kiri simetris
Telinga tidak bewarna merah
Tidak terdapat ulkus
Tidak terdapat fistula preaurikular / retro aurikular tag
Tidak terdapat fistel mastoid
Tidak ada pembengkakan / kemerahan di belakang telinga, masa, ulcer (mastoid)
Tidak terdapat atresia liang teinga

III.
Palpasi
Tekan tragus. Apabila terdapat nyeri tekan, kemungkinan terjadi otitis eksterna.
Tekan mastoid. Apabila terdapat nyeri tekan, kemungkinan terjadi mastoiditis.

IV.
Inspeksi telinga luar
Tarik daun telinga ke belakang dan ke atas untuk meluruskan liang telinga. Untuk pemeriksaan telinga kanan,
gunakan tangan kiri. Begitu pula sebaliknya.
Pegang otoskopi dengan menggunakan tangan yang bebas.
Masukkan ujung otoskopi ke liang telinga.
Temukan membrane timpani.
Pelaporan membrane timpani normal : membrane timpani intak, transparan, tidak cekung atau cembung,
terpadat bayangan tulang maleus, terdapat reflex cahaya arah jam 5 (telinga kanan) atau jam 7 (telinga kiri),
tidak ada perforasi.
V.
Pemeriksaan Tuba Eustachius
a. Valsava Maneuver
i. Demonstration of tubal patency
ii. Pasien diminta menarik nafas dalam-dalam
iii. Pasien diminta mencubit hidung sendiri dan menutup mulut
iv. Minta pasien untuk berusaha meniup dengan mulut tertutup
b. Tonybee test
i. Confirm normal tubal function

PF Telinga (Thanks to Ririn Lisa Tondok )

ii. Pasien diminta menelan sambil menutup hidung



Pemeriksaan Rinne
Membandingkan hantaran melalui udara dan melalui tulang.
Caranya ialah garputala digetarkan, lalu diletakkan pada tulang di belakang telinga dengan demikian getaran
melalui tulang akan sampai ke telinga dalam. Apabila pasien tidak mendengar bunyi dari garputala yang
digetrakan itu, maka garputala dipindahkan ke depan liang telinga, kira-kira 2,5 cm jaraknya dari liang telinga.
Hantaran disini ialah hantaran melalui udara. Pada pasien yang pendengarannya masih baik, maka hantaran
melalui udara lebih baik dari hantaran melalui tulang. Jadi garputala yang tadi diletakkan di tulang telinga
belakang telinga tidak terdengar lagi, ketika dipegang di dekat liang telinga akan terdengar lagi, disebut uji
rinne positif.
Uji rinne positif pada orang normal dan orang dengan tuli sensorineural
Uji rinne negative pada orang dengan tuli konduktif


Pemeriksaan Webber
Membandingkan hantaran tulang telinga kanan dengan telinga kiri.
Caranya garputala digetarkan kemudian diletakkan pada garis tengah seperti di ubun-ubun, dahi, atau
pertengahan gigi seri. Pasien dengan gangguan pendengaran akan mengatakan bahwa salah satu telinga lebih
jelas mendengar bunyi garputala itu. Pada orang normal akan mengatakan bahwa tidak mendengar perbedaan
bunyi kiri dan kanan. Bila lebih keras ke kanan disebut lateralisasi ke kanan.
Pada orang tuli konduktif, maka akan terjadi lateralisasi ke telinga yang sakit.
Pada orang tuli sensorineural, maka akan terjadi lateralisasi ke telinga yang sehat.

Pemeriksaan Schwabach
Membandingkan hantaran tulang pasien dengan pemeriksa yang pendengarannya normal.
Caranya ialah, garputala digetarkan , lalu dasarnya ditempelkan pada tulang di belakang telinga passion.
Setelah pasien mengatakan tidak mendnegar lagi, maka dasar garputala diletakkan ke tulang belakang telinga
pemeriksa. Apabila pemeriksa masih dapat mendengar bunyi, maka dikatakan bahwa telinga pasien uji
schwabachnya memendek.

VI.
Test of Balance
1. Romberg test
2. Finger nose pointing test
3. Dox Halplike method

Das könnte Ihnen auch gefallen