Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
dilakukan pada tahun 1931menunjukkan adanya tanda-tanda pengapuran pada pembuluh koroner
seorang mummi wanita berusia 50 tahun. Otopsi pada 200 serdadu yang mati muda dalam
perang Korea menunjukkan 50 persen serdadu itu menunjukkan tanda-tanda pengapuran pada
pembuluh koronernya walaupun mereka tidak mempunyai keluhan sama sekali. Di Amerika
Serikat, 46 persen dari anak muda yang mati karena kecelakaan lalu lintas ternyata sudah
mengidap pengapuran koroner yang nyata, tetapi tetap tanpa gejala yang nyata. Penyakit jantung
koroner (PJK) yang berawal dari aterosklerosis telah menjadi penyebab utama kematian dewasa
ini. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 117 juta orang meninggal akibat PJK di
seluruh dunia pada tahun 2002. angka ini diperkirakan meningkat 11 juta orang pada tahun 2020.
Di Indonesia, kasus PJK semakin sering ditemukan karena pesatnya perubahan gaya hidup.
Meski belum ada data epidemiologis pasti, angka kesakitan/kematiannya terlihat cenderung
meningkat. Hasil survey kesehatan nasional tahun 2001 menunjukkan tiga dari 1.000 penduduk
Indonesia menderita PJK. Perbaikan kesehatan secara umum dan kemajuan teknologi kedokteran
menyebabkan umur harapan hidup meningkat, sehingga jumlah penduduk lansia bertambah.
Survey di tiga kecamatan di daerah Djakarta Selatan pada tahun 2000 menunjukkan prevalensi
lansia melewati angka 15% yang sebelumnya diperkirakan hanya 7,5% bagi Negara
berkembang. Usia lansia yang didefinisikan sebagai umur 65 tahun ke atas (WHO) ditenggarai
meningkatkan berbagai penyakit degeneratif yang bersifat multiorgan. Prevalensi PJK (Penyakit
Jantung Koroner) diperkirakan mencapai 50% dan angka kematian mencapai lebih dari 80%
yang berarti setiap 2 (dua) orang lansia satu mengidap PJK dan jika terserang PJK maka
kematian demikian tinggi dan hanya 20% yang dapat diselamatkan.
Melihat dari data yang telah dikembangkan, banyaknya pasien yang tercatat menderita
aterosklerosis kemudian berlanjut ke jantung koroner, penulis tertarik untuk mempelajari tentang
ateroskleosis lebih dalam.
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Aterosklerosis juga dikenal sebagai penyakit Vaskuler arteriosclerotic atau ASVD berasal
dari bahasa Yunani: athero (yang berarti bubur atau pasta) dan sklerosis (indurasi dan
pengerasan). Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu keadaan arteri besar dan kecil
yang ditandai oleh deposit substansi berupa endapan lemak, trombosit, makrofag, leukosit,
kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai substansi lainnya yang terbentuk di
dalam lapisan arteri di seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika media.
(www.medicastore.com)
3
Arteriosklerosis atau pengerasan arteri,adalah suatu proses dimana serabut otot dan
lapisan endotel arteri kecil dan arteriola mengalami penebalan (Aplikasi Nanda NIC NOC).
Arterioskleriosis dapat terjadi dibagian mana saja ditubuh kita, tapi paling sering
dijumpai di area yang memisah atau bercabang pada pembuluh darah
Aterosklerosis merupakan proses yang berbeda. yang menyerang intima arteri besar dan
medium. Perubahan tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium. komponen darah, karbohidrat
dan jaringan fibrosa pada lapisan intima arteri. Penimbunan tersebut dikenal sebagai aleroma
atau plak. Karena aterosklerosis merupakan penyakit arteri umum, maka bila kita menjumpainya
di ekstremitas, maka penyakit tersebut juga terdapat di bagian tubuh yang lain. (Brunner &
Suddarth, 2002).
Pertumbuhan ini disebut dengan plak. Plak tersebut berwarna kuning karena mengandung
lipid dan kolesterol. Telah diketahui bahwa aterosklerosis bukanlah suatu proses
berkesinambungan, melainkan suatu penyakit dengan fase stabil dan fase tidak stabil yang silih
berganti. Perubahan gejala klinik yang tiba-tiba dan tidak terduga berkaitan dengan rupture plak,
meskipun rupture tidak selalu diikuti gejala klinik. Seringkali rupture plak segera pulih, dengan
cara inilah proses plak berlangsung. (Hanafi, Muin R, & Harun, 1997)
Aterosklerosis adalah kondisi dimana terjadi penyempitan pembuluh darah akibat
timbunan lemak yang meningkat dalam dinding pembuluh darah yang akan menghambat aliran
darah. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, dan organ vital lainnya serta
pada lengan dan tungkai. Jika aterosklerosis terjadi didalam arteri yang menuju ke otak (arteri
karoid) maka bisa terjadi stroke. Namun jika terjadi didalam arteri yang menuju kejantung (arteri
koroner), maka bisa terjadi serangan jantung. Biasanya arteri yang paling sering terkena adalah
arteri koroner, aorta, dan arteri-arteri serbrum.
Beberapa pengerasan dari arteri biasanya terjadi ketika seseorang mulai tua. Namun
sekarang bukan hanya pada orang yang mulai tua, tetapi juga pada kanak-kanak. Karena
timbulnya bercak-bercak di dinding arteri koroner telah menjadi fenomena alamiah yang tidak
selalu harus terjadi lesi aterosklerosis terlebih dahulu.
2.2 Etiologi
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran
darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan
4
lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak
penebalan di lapisan dalam arteri.
Setiap daerah penebalan yang biasa disebut plak aterosklerotik atau ateroma, terisi
dengan bahan lembut seperti keju yang mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol,
sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan juga
arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi
di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk
ateroma.
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma
terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan
kalsium, sehingga ateroma menjadi rapuh dan bisa pecah. Dan kemudian darah bisa masuk ke
dalam ateroma yang telah pecah, sehingga ateroma akan menjadi lebih besar dan lebih
mempersempit arteri.
Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu
pembentukan bekuan darah atau trombus. Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan
menyumbat arteri, dan bekuan darah tersebut akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah
sehingga menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).
Ada 7 resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis yaitu:
1. kadar kolesterol darah - ini termasuk kolesterol LDL tinggi (kadang-kadang disebut
kolesterol jahat) dan kolesterol HDL rendah (kadang-kadang disebut kolesterol baik).
2. Tekanan darah tinggi - tekanan darah dianggap tinggi jika tetap pada atau di atas 140/90
mmHg selama periode waktu.
3. Merokok - ini bisa merusak dan mengencangkan pembuluh darah, meningkatkan kadar
kolesterol, dan meningkatkan tekanan darah - merokok juga tidak memungkinkan
oksigen yang cukup untuk mencapai jaringan tubuh.
4. Resistensi insulin - Insulin adalah hormon yang membantu memindahkan darah gula ke
dalam sel di mana itu digunakan dan resistensi insulin terjadi ketika tubuh tidak dapat
menggunakan insulin sendiri dengan benar.
5. Diabetes - ini adalah penyakit di mana tingkat gula darah tubuh tinggi karena tubuh tidak
membuat cukup insulin atau tidak menggunakan insulin dengan benar.
6. Kegemukan atau obesitas - kegemukan adalah memiliki berat badan ekstra dari otot,
tulang, lemak, dan / atau air - obesitas adalah memiliki jumlah tinggi lemak tubuh ekstra.
5
7. Kurangnya aktivitas fisik - kurangnya aktivitas dapat memperburuk faktor risiko lain
untuk aterosklerosis.
8. Umur - sebagai usia tubuh meningkatkan risiko aterosklerosis dan atau gaya hidup faktor
genetik menyebabkan plak untuk secara bertahap membangun di arteri - pada
pertengahan usia atau lebih, plak cukup telah membangun menyebabkan tanda-tanda atau
gejala, pada pria, risiko meningkat setelah usia 45, sedangkan pada wanita, risiko
meningkat setelah usia 55.
9. Riwayat keluarga penyakit jantung dini - risiko aterosklerosis meningkat jika ayah atau
saudara laki-laki didiagnosis dengan penyakit jantung sebelum usia 55 tahun, atau jika
ibu atau saudara perempuan didiagnosis dengan penyakit jantung sebelum usia 65 tahun
tetapi meskipun usia dan riwayat keluarga penyakit jantung dini faktor risiko, itu tidak
berarti bahwa Anda akan mengembangkan atherosclerosis jika Anda memiliki satu atau
keduanya. Membuat perubahan gaya hidup dan / atau mengambil obat-obatan untuk
mengobati faktor risiko lainnya seringkali dapat mengurangi pengaruh genetik dan
mencegah aterosklerosis dari berkembang, bahkan pada orang dewasa yang lebih tua.
2.3 Patofisiologi
Aterosklerosis dimualai ketika koleterol berlemak tertimbun di intima arteri besar.
Timbunan ini dinamakan plak atau ateroma yang akan mengganggu absorbsi nutrien oleh sel-sel
endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah
karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena
akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit
dan aliran darah terhambat
Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadi pembentukan
bekuan darah, hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh
penyakit tromboemboli, yang merupakan komplikasi tersering aterosklerosis. Dari lesi
aterosklerosis terbentuknya trombus pada permukaan plak. Bila fibrosa pembungkus plak pecah,
maka debris lipid akan terhanyut dalam aliran darah dan menyumbat arteri dan kapiler disebelah
distal plak yang pecah.
2.4 Manifestasi Klinik
Klaudikasio intermiten
suatu keadaan nyeri dan kram di ekstremitas bawah, terjadi terutama setelah berolahraga.
Pada aterosklerosis yang parah bisa terjadi juga saat beristirahat karena kebutuhan
2
3
4
Komplikasi
Bila sebuah plak pecah dan bermigrasi melalui arteri ke bagian lain. Plak yang beredar ini
disebut emboli atau embolus,yang terdiri tidak hanya lemak tapi juga sel-sel mati, gumpalan
darah dan jaringan berserat berserabut. Emboli dapat menyebabkan kerusakan karena
menghalangi aliran darah ke tempat tujuan, sehingga jaringan kekurangan oksigen mati.
1 tromboemboli
7
2
3
4
5
6
7
2.8 Pengobatan
Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah
(contohnya Kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, lovastatin).
Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan untuk mengurangi
resiko terbentuknya bekuan darah.
Angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah yang
melalui endapan lemak. Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat
endapan. Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau
vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari
arteri yang tersumbat.
2.9 Pencegahan
Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus dihilangkan adalah faktor-faktor
resikonya. Jadi tergantung kepada faktor resiko yang dimilikinya, seseorang hendaknya:
a)
b)
c)
d)
e)
nyeri/kram otot
penumpukan metabolit
otot dan asam laktat
nyeri akut/kronis
kulit dingin
pucat/sianosis
atero/Arteriosklerosis
suplai O2 dan nutrisi
terganggu
sirkulasi darah
terganggu
modifikasi
arteri koroner
gaya
luka
post
strok
Otak
operasi
operasi
sirkulasi perifer
rencana
ekstremitas/perifer
pre
operasi
pembedahan
Ansietas
terganggu
angina pectoris/infark
miokard
resiko penurunan
perfusi jaringan
jantung
Hambatan
mobilitas fisik
denyut nadi
terganggu
ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer
kurang informasi
Defisiensi
pengetahuan
prosedur tindakan
yang komplek
-nyeri akut
-resiko infeksi
-kerusakan
integritas kulit
Aktivitas/ Istirahat.
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
10
b.
Sirkulasi
Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup
dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, tikikardi, murmur
stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi
perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.
c.
Integritas Ego.
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple (hubungan,
keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian, tangisan meledak, otot
muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
d.
Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal pada
masa yang lalu.
e.
Makanan/cairan
Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol,
mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini (meningkat/turun) Riowayat penggunaan
diuretic
Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.
f.
Neurosensori
Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala, subojksipital (terjadi saat
bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur, epistakis).
11
Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek, proses piker,
penurunan keuatan genggaman tangan.
g.
Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakit kepala.
h.
Pernafasan
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea, ortopnea,dispnea, batuk
dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas tambahan
(krakties/mengi), sianosis.
i.
Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
j.
Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala: Faktor resiko keluarga: hipertensi, aterosporosis, penyakit jantung, DM.
Faktor faktor etnik seperti: orang Afrika-amerika, Asia Tenggara, penggunaan pil KB atau
hormone lain, penggunaan alcohol/obat.
Rencana pemulangan : bantuan dengan pemantau diri TD/perubahan dalam terapi obat.
2. Diagnosa keperawatan
1. Resiko penurunan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan penurunan sirkulasi
darah ke jantung (koroner)
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan sirkulasi darah ke
perifer, penurunan nadi, hipertensi
3. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai
oksigen ke jaringan
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan masa otot, kekuatan otot,
kaku sendi
5. Kerusakan integritas berhubungan dengan gangguan sirkulasi (luka post operasi)
6. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan yang kompleks
7. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya port de entry akibat luka operasi
(pembedahan)
12
Diagnosa
O
1
Keperawatan
Resiko
hasil
penurunan
perfusi
jaringan
jantung
berhubungan
dengan
penurunan
sirkulasi
darah ke
jantung
(koroner)
NOC
Cardiac pump
Intervensi
Rasional
NIC
Mengetahui adanya
nyeri dada
Mengetahui status
(intensitas, lokasi,
kardiovaskuler
Mengetahui napas
durasi )
Monitor status
yang abnormal
Mengetahui pada
kardiovaskuler
Monitor status
abdomen sebagai
pernafasan yang
perfusi
Mengetahu tekanan
darah
Mengetahui toleransi
effectiveness
Circulation
status
Vital sign
nyeri dada
status
Kriteria Hasil
Tekanan
menandakan gagal
systole dan
diastole
Evaluasi adanya
dalam
jantung
Monitor adanya
perubahan tekanan
rentang yang
diharapkan
CVP dalam
darah
Monitor toleransi
batas normal
Nadi perifer
aktivias pasien
Monitor adanya
dyspneu,fatigue,te
kuat dan
simetris
Tidak ada
udem perifer
yang asites
Denyut
indikasi penurunan
aktivitas pasien
gejala gangguan
pernafasan
Mengetahui status
hidrasi
Mengetahui vital sign
pasien
Mengkolaborasikan
kipneu dan
ortopneu
Monitor status
hidrasi
(kelembaban
jantung
membrane mukosa
,AGD,ejeksi
,nadi adekuat,
fraksi dalam
tekanan darah
nutrisi
13
batas
Bunyi
jantung
sesuai indikasi
abnormal
penyakit
Kolaborasi dengan
tidak ada
Nyeri dada
dokter untuk
tidak ada
Kelelahan
pemberian terapi
cairan sesuai
yang
ekstrrim
tidak ada
Ketidakefektif NOC
an perfusi
Circulation
jaringan
status
perifer
Tissue
berhubungan
perfusion :
dengan
sirkulasi
darah ke
perifer,
penurunan
nadi,
hipertensi
ortostatik )
Monitor vital sign
sirkulasi yang
terhadap panas /
ortostatik
kesadaran pasien
Mengetahui adanya
bunyi dan irama
tambahan
Mengetahui derajat
gangguan perfusi
tumpul
Monitor adanya
jaringan
Mengetahui
paratese
Instruksikan
keluarga untuk
mengobservasi
keoptimalan fungsi
jantung
Penyesuaian suhu
Mengetahui BAB
systole dan
diharapkan
Tidak ada
Mengetahui tingkat
dingin / tajam /
Tekanan
rentang yang
Monitor adanya
yang hanya peka
ditandai dengan:
diastole dalam
daerah tertentu
Kriteria Hasil:
kan status
nutrisi
NIC
cerebral
Mendemonstrasi
program
Monitor status
atau laserasi
Monitor
kemampuan BAB
Kolaborasi
pemberian obat
pasien dengan tenaga
kesehatan lain
pemberian
analgetik
hipertensi
Tidak ada
14
tanda tanda
peningkatan
tekanan
intracranial
( tidak lebih
dari 15
mmHg )
Mendemonstrasi
kan kemampuan
kofnitif yang
ditandai dengan:
Berkomunoka
si dengan
jelas dan
sesuai dengan
kemampuan
Menunjukkan
perhatian
konsentrasi
dan orientasi
Memproses
informasi
Membuat
keputusan
dengan benar
Menunjukkan
fungsi sensori
motori cranial
yang utuh :
tingkat
kesadaran
15
membaik,tidak
ada gerakan
gerakan
involunter
3
Nyeri akut
berhubungan
dengan
gangguan
kemampuan
pembuluh
darah
menyuplai
oksigen ke
jaringan
NOC
Pain level
1. Nyeri Hebat
2. Nyeri Berat
3. Nyeri Sedang
4. Nyeri Ringan
5. Tidak Nyeri
Pain control
1. Tidak Pernah
2. Kadang-kadang
3. Sewaktu-waktu
4. Sering
Selalu
Comfort level
Kriteria Hasil
secara
menentukan
komprehensif
termasuk lokasi,
intervensi selanjutnya
Mengetahui respon
karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan
faktor presipitasi
Observasi reaksi
dapat menurunkan
pasien
dapat menurukan
nonverbal dari
ketidaknyamanan
Bantu pasien dan
Mengetahui
perkembangan nyeri
Lakukan
pengkajian nyeri
Mampu
mengontrol
NIC
nyeri ( tahu
keluarga untuk
penyebab
mencari dan
perkembangan nyeri
nyeri, mampu
menemukan
dan menentukan
menggunakan
dukungan
Kontrol
intervensi selanjutnya
Menurunkan
tehnik
nonfarmakolo
gi untuk
mengurangi
nyeri ,mencari
bantuan )
Melaporkan
bahwa nyeri
lingkungan yang
ketegangan otot,
dapat
sendi dan
mempengaruhi
melancarkan
peredaran darah
ruangan,
sehingga dapat
pencahayaan dan
mengurangi nyeri.
Mengontrol
kebisingan
perubahan status
16
berkurang
Kurangi faktor
presipitasi nyeri
Kaji tipe dan
dengan
menggunakan
,intensitas
untuk
nyeri
Mampu
nyeri ( skala
mengetahuinya tipe
sumber nyeri
manajemen
mengenali
menentukan
intervensi
Pemberian Analgesik
Tentukan lokasi,
nyeri
Dengan
karakteristik,
kualitas, dan
nyeri sebelum
derajat nyeri
pemberian, dapat
rasa nyaman
sebelum
setelah nyeri
pemberian obat
Cek instruksi
tindakan penghilang
,frekuensi dan
tanda nyeri )
Menyatakan
berkurang
nyeri setelah
dokter tentang
jenis obat, dosis,
dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik
yang diperlukan
pemberian obat
Mengetahui bahwa
tindakan yang
diberikan adalah
benar
Mengetahui adanya
atau kombinasi
riwayat alergi
dari analgesik
ketika pemberian
mempermudah
pemberian obat
analgesik
selanjutnya
Analgesik yang tepat
tergantung tipe
membantu
mempercepat
penurunan nyeri
Analgesik yang diberi
sesuai dosis tidak
akan memberikan
17
berlebih
Analgesik yang
sesuai denagn
kondisi, akan
membantu
mengurangi nyeri
Gangguan
mobilitas fisik
berhubungan
dengan
penurunan
masa otot,
kekuatan otot,
kaku sendi
NOC
Joint
NIC
movement:act
pasien
Mengidentifikasi
kemampuan klien
sebelum/sesudah
latihan respon
care:ADLs
Transfer
dalam mobilisasi
Meminimalisir
pergerakan kien
Melatih otot-otot
klien
Membantu dalam
menggunakan
tongkat saat
performance
mengatasi kebutuhan
Kriteria Hasil:
Klien
sign
ive
Mobility
Level
Self
Monitoring vital
terhadap cedera
Kaji kemampuan
dasar klien
Terapi fisioterapi
meningkat
pasien dalam
dapat memulihkan
dalam
moblisasi
Berikan alat bantu
kondisi klien
Agar pasien bisa
aktivitas fisik
Mengerti
tujuan dan
peningkatan
mobilitas
Memverbalisa
jika kalien
memerlukan
Ajarkan pasien
bagaimana
merubah posisi
sikan
dan berikan
perasaan
bantuan jika
dalam
diperlukan
meningkatkan
18
kekuatan dan
kemampuan
berpindah
Memperagaka
n penggunaan
alat
Bantu untuk
mobilisasi( w
alker)
5
Kerusakan
integritas
berhubungan
dengan
gangguan
sirkulasi (luka
post operasi)
NOC
Tissue
NIC
menggunakan
and Mucous
pakaian yang
Membranes
Hemodyalis
longgar
Hindari kerutan
akses
Kritera Hasil
kulit yang
dipertahankan
dan kering
mobilitas pasien
Monitor kulit dari
(sensasi,elasti
adanya
sitas,temperat
kemerahan
oleskan lotion
ure,hidrasi
kulit
Perfusi
jaringan baik
Menunjukkan
pemahaman
tertahan dan di
merusak kulit
Memperlancar
peredaran darah
Kemerahan yang
normal selama 2 hari
banyak
pertama
Memberikan efek
lembut dan menjaga
kelembaban kulit
Membantu gerakan
yang dapat
menggangu bagian
dan mobilitas
merata dikulit
Mengurangi resiko
infeksi yang dapat
sekitar luka
Monitor aktivitas
pasien
Anjurkan pasien
proses penyembuhan
Menghindari
penekanan yang tak
pigmentasi)
Tidak ada
luka/lesi pada
untuk mempercepat
Integritas
baik bisa
peredaran darah
Anjurkan pasien
integrity:skin
Melancarkan
dalam proses
mengkonsumsi
perbaikan
air putih
Monitor status
nutrisi pasien
Kaji lingkungan
kulit dan
mencegah
terjadinya
dan peralatan
cedera
berulang
Mampu
melindungi
kulit
Nutrisi yang adekuat
akan membantu
proses penyembuhan
yang
lingkungan yang
menyebabkan
mempengaruhi
tekanan
tekanan dapat
membuat keadaan
kulit dan
kulit semakin
mempertahan
memburuk
kan kelebaban
kulit dan
perawatan
alami
6
Ansietas
berhubungan
dengan
rencana
pembedahan
yang
kompleks
NOC
Anxiety self
control
Anxiety
menenangkan
mengungkapk
an gejala
cemas
Mengidentifik
asi,
pasien
Nyatakan dengan
tenang
Memberikan
informasi pada
pasien untuk
merencanakan
kembali rutinitas
pasien
Jelaskan semua
biasa tanpa
menimbulkan
yang dirasakan
masalah.
Untuk membantu
selama prosedur
Pahami prespektif
pasien terhadap
mengungkapk
an dan
terhadap pelaku
mengidentifik
asi pasien dan
pasien menjadi
jelas harapan
Klien mampu
Memberikan metode
pendekatan supaya
Gunakan
pendekatan yang
level
Kriteria Hasil
NIC
situasi stree
Temani pasien
pasien memperoleh
kenyamanan
Pemahaman
meningkatkan
20
menunjukkan
untuk
kerjasama dengan
teknik untuk
memberikan
program terapi,
mengontrol
kenyamanan dan
meningkatkan
megurangi takut
penyembuhan dan
cemas
Vital sign
mengurangi tingkat
dalam batas
kecemasan pasien.
normal
Postur tubuh,
ekspresi
wajah, bahasa
tubuh dan
tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
7
Resiko infeksi
berhubungan
dengan
adanya port
de entry
akibat luka
operasi
(pembedahan)
NOC
Immune
NIC
Mencegah terjadi
dipakai pasien
umum klien
Menjaga agar luka
lain..
Batasi pengunjung
bila perlu.
Intruksikan pada
status
Knowledge
lingkungan setelah
:infection
control
Risk control
Kriteria Hasil:
Bersihkan
pengunjung untuk
Klien bebas
dari tanda dan
gejala infeksi
Mendiskripsik
resiko infeksi
Membunuh
mencuci tangan
mikroorganisme
saat berkunjung
penyebab infeksi
dan setelah
an proses
berkunjung
penularan
meninggalkan
penyakit,fakto
penunjang tentang
pasien.
Gunakan sabun
21
r yang
antimikrobia untuk
mempengaruh
cuci tangan.
i penularan
serta
penatalaksaan
nya
Menunjukkan
kemampuan
untuk
mencegah
timbulnya
infeksi
Jumlah
leukosit
dalam batas
normal
Menunjukkan
perilaku hidup
sehat
8
Defisiensi
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurang
informasi
mengenai
sumbersumber
informasi
NOC
NIC
Knowledge
:disease
process
Knowledge :
health behavior
Kriteria Hasil
Pasien dan
keluarga
menyatakan
pemahaman
tentang
Penilaian tentang
Berikan penilaian
pengatahuan akan
tentang tingkat
penyakit pasien
pengetahuan
mambantu
mengatahui seberapa
tentang proses
penyakitnya
kurang informasi
akan penyakitnya
Penjelasan tentang
mengenai sumber-
penyakit menambah
sumber informasi.
Jelaskan
pengetahuan pasien
patofisiologi dan
dideritanya
Mengetahui sebab
22
penyakit
berhubungan
,kondisi,
dengan anatomi
prognosis ,
dan fisiologi
dan program
gejala
Gambaran tentang
sesuai.
Gambarkan tanda
penyakit pasien
keluarga
dalam memahami
mampu
biasa muncul
pengobatan
Pasien dan
membantu klien
proses penuakitnya
Penyebab dari
melaksanakan
(pernafasan cepat,
prosedur yang
tarikan dinding
dijelaskan
membantu klien
secara benar
Pasien dan
yang sesuai
Gambarkan proses
dalam memahami
keluarga
penyakit dengan
mapu
dari penyakitnya
Membantu klien dan
menjelaskan
keluarga agar
kembali apa
kemungkinan
mengetahui penyebab
yang
penyebab dengan
dijelaskan
serangan
Informasi yang tepat
tua mengenali
factor pencetus
pengetahuan pasien
serangan
Berikan informasi
untuk mengenali
perawat / tim
kesehatan
lainnya
penyakit
Membantu pasien
untuk mencegah
penyakit dengan
penyakit menyebar
tepat
Informasikan
klien
Membantu keluarga
tentang kemajuan /
dalam perkembangan
perkembangan
kondisi kien
mencegah komplikasi
23
penyakit klien
sesuai
Sediakan
proses pe-ngontrolan
informasi tentang
penyakit
terapi yang tepat
pengukuran
membantu proses
diagnostik yang
pemulihan
Dengan manajemen
tersedia
terapi membantu
klien/keluarga yakin
bahwa pilihan terapi
adalah yang paling
tepat
membantu klien
dalam mendapatkan
pengobatan lanjut
pada klien
mencegah
timbulnya/meluasnya
perawatan
membantu klien
dalam mengetahui
waktu pengobatannya
4. Implementasi Keperawatan
Menurut Patricia A. Potter (2005), Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana
tindakan keperawatan yang telah disusun / ditemukan, yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan pasien secara optimal dapat terlaksana dengan baik dilakukan oleh pasien itu sendiri
ataupun perawat secara mandiri dan juga dapat bekerjasama dengan anggota tim kesehatan
lainnya seperti ahli gizi dan fisioterapis. Perawat memilih intervensi keperawatan yang akan
diberikan kepada pasien.
Berikut ini metode dan langkah persiapan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang dapat
dilakukan oleh perawat :
1. Memahami rencana keperawatan yang telah ditentukan
2. Menyiapkan tenaga dan alat yang diperlukan
3.
25
Implementasi membutuhkan perawat untuk mengkaji kembali keadaan klien, menelaah, dan
memodifikasi rencana keperawatn yang sudah ada, mengidentifikasi area dimana bantuan
dibutuhkan untuk mengimplementasikan, mengkomunikasikan intervensi keperawatan.
Implementasi dari asuhan keperawatan juga membutuhkan pengetahuan tambahan keterampilan
dan personal. Setelah implementasi, perawat menuliskan dalam catatan klien deskripsi singkat
dari pengkajian keperawatan, Prosedur spesifik dan respon klien terhadap asuhan keperawatan
atau juga perawat bisa mendelegasikan implementasi pada tenaga kesehatan lain termasuk
memastikan bahwa orang yang didelegasikan terampil dalam tugas dan dapat menjelaskan tugas
sesuai dengan standar keperawatan.
5. Evaluasi
Menurut Patricia A. Potter (2005), Evaluasi merupakan proses yang dilakukan untuk menilai
pencapaian tujuan atau menilai respon klien terhadap tindakan leperawatan
seberapa jauh tujuan keperawatan telah terpenuhi.
Pada umumnya evaluasi dibedakan menjadi dua yaitu evaluasi kuantitatif dan evaluasi kualitatif.
Dalam evalusi kuantitatif yang dinilai adalah kuatitas atau jumlah kegiatan keperawatan yang
telah ditentukan sedangkan evaluasi kualitatif difokoskan pada masalah satu dari tiga dimensi
struktur atau sumber, dimensi proses dan dimensi hasil tindakan yang dilakukan.
Adapun langkah-langkah evaluasi keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data keperawatan pasien
2. Menafsirkan (menginterpretasikan) perkembangan pasien
3. Membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan dengan
menggunakan kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
4. Mengukur dan membandingkan perkembangan pasien dengan standar normal yang
berlaku.
a. Bila mengenai jaringan perifer
26
1) Ketidakefektifan perfusi jaringan: suplai darah arteri ke ekstremitas meningkat (teraba hangat,
warna kemerahan atau tidak pucat).
2) Nyeri : pasien mengalami penurunan nyeri dan menggunakan analgetik dengan baik.
3) Risiko kerusakan integritas kulit : integritas kulit terjaga, tidak terjadi trauma dan iritasi kulit.
b.Bila dilakukan pembedahan
Pra pembedahan :
1. Ansietas : tanda dan gejala ansietas menurun.
Post pembedahan :
2. Nyeri akut : nyeri pasca bedah terkontrol.
3. Risiko infeksi : infeksi luka operasi tidak terjadi.
4. Risiko kerusakan integritas kulit : kulit tampak terawat baik, integritas kulit terjaga.
c. Bila dianjurkan modifikasi gaya hidup
1. Kurang pengetahuan : pemahaman pasien meningkat, pasien menunjukkan mengikuti
anjuran modifikasi gaya hidup dengan baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aterosklerosis adalah penyakit yang disebabkan oleh sempitnya pembuluh darah akibat
timbunan lemak yang meningkat di dinding pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi
tersumbat. Timbunan tersebut bukan hanya lemak tetapi ada juga substansi lain berupa
trombosit, makrofag, leukosit, produk sampah seluler, kalsium dan lain-lain.
Awalnya seluruh endapan lemak terbentuk di dalam lapisan arteri.di seluruh lapisan tunika
intima dan akhirnya ke tunika media. Pertumbuhan ini disebut dengan plak.
Aterosklerosis bisa terjadi pada otak, jantung, ginjal, dan organ vital lainnya serta pada
lengan dan tungkai. Jika terjadi pada arteri koroner menuju jantung, akan mengakibatkan
serangan jantung. Namun jika terjadi pada arteri karoid menuju otak, akan mengakibatkan
stroke.
27
Penyakit ini adalah penyakit dengan fase stabil dan fase tidak stabil yang silih berganti.
Perubahan gejala kliniknya tiba-tiba dan tidak terduga berkaitan dengan rupture plak.
Ada 7 resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis, yaitu: tekanan darah tinggi, kadar kolesterol
tinggi, perokok, diabetes (kencing manis), kegemukan (obesitas), malas berolah raga, dan usia
lanjut.
Perubahan patologis yang terjadi pada pembuluh yang mengalami kerusakan dapat
diringkaskan sebagai berikut: dalam tunika intima timbul endapan lemak dalam jumlah kecil
yang tampak bagaikan garis lemak, penimbunan lemak, terutama betalipoprotein yang
mengandung banyak, kolesterol pada tunika intima dan tunika media bagian dalam, lesi yang
diliputi oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak fibrosis, timbul ateroma atau kompleks plak
aterosklerotik yang terdiri dari lemak, jaringan fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler dan
kapiler, Perubahan degeneratif dinding arteria.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan terhadap klien untuk mengetahui ada tidaknya
aterosklerosis yaitu dengan cara: ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan
darah di pergelangan kaki dan lengan, pemeriksaan doppler di daerah yang terkena, skening
ultrasonik duplex, CT scan di daerah yang terkena, arteriografi resonansi magnetik, arteriografi
di daerah yang terkena, IVUS (intravascular ultrasound).
3.2 Saran
Pada kasus aterosklerosis yang berat, beberapa tindakan medis tertentu mungkin
diperlukan, seperti grafting bypass arteri koroner dan angioplasty. Untuk kasus yang lebih
ringan, maka secara umum dibutuhkan perubahan pola hidup sebagai bentuk penanganan dan
pencegahan aterosklerosis.
28
DAFTAR PUSTAKA
Brunner,Sudarth.2013.Keperawatan Medikal Bedah.Edisi.12.Jakarta : EGC
Huda,N.Amin.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Mediaction publishing
Padila.2012.Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah.Yogyakarta : Nuha Medika
Syaifuddin. (2006). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3. Jakarta:
EGC.
https://www.academia.edu/7687525/ATEROSKLEROSIS
29