Sie sind auf Seite 1von 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Arteriosklerosis merupakan keadaan pada pembuluh arteri yang mengakibatkan
penebalan arteriol dan pengerasan pada pembuluh darah arteri diakibatkan oleh penumpukan
lemak. Aterosklerosis merupakan jenis yang penting dari arteriosklerosis, istilah aterosklerosis
merupakan sinonim dari arteriosklerosis.
Aterosklerosis merupakan penyakit yang melibatkan cabang-cabang aorta yang besar dan
arteri berukuran sedang, seperti arteri yang menyuplai darah ke bagian-bagian ekstremitas, otak,
jantung dan organ dalam utama. Penyakit ini multifokal, dan lesi unit, atau ateroma (bercak
aterosklerosis), terdiri dari masa bahan lemak dengan jaringan ikat fibrosa. Sering disertai
endapan sekunder garam kalsium dan produk-produk darah. Bercak aterosklerosis mulai pada
lapisan intima atau lapisan dalam dinding pembuluh tetapi dalam pertumbuhannya dapat meluas
sampai melewati tunika media atau bagian muskuloelastika dinding pembuluh.
Sekarang aterosklerosis tak lagi dianggap merupakan proses penuaan saja. Timbulnya
"bercak-bercak lemak" di dinding arteria koronaria merupakan fenomena alamiah bahkan sejak
masa kanak-kanak dan tidak selalu harus menjadi lesi aterosklerotik; terdapat banyak faktor
saling berkaitan yang dapat mempercepat proses aterogenik. Telah dikenal beberapa faktor yang
meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis koroner pada individu tertentu.
Aterosklerosis adalah perubahan dinding arteri yang ditandai akumulasi lipid ekstrasel,
recruitment dan akumulasi lekosit, pembentukan sel busa, migrasi dan proliferasi miosit, deposit
matriks ekstrasel, akibat pemicuan patomekanisme multifaktor yang bersifat kronik progresif,
fokal atau difus, bermanifestasi akut maupun kronis, serta menimbulkan penebalan dan kekakuan
arteri.Aterosklerosis disebabkan faktor genetik serta intensitas dan lama paparan faktor
lingkungan (hemodinamik, metabolik, kimiawi eksogen, infeksi virus dan bakteri, faktor
imunitas dan faktor mekanis), dan atau interaksi berbagai faktor tersebut.
Atherosklerosis bukanlah penyakit yang baru dikenal. Pembuluh darah mummi Mesir,
lebih dari 3500 tahun yang lalu, ternyata telah mengidap penyakit ini. Otopsi pertama yang
1

dilakukan pada tahun 1931menunjukkan adanya tanda-tanda pengapuran pada pembuluh koroner
seorang mummi wanita berusia 50 tahun. Otopsi pada 200 serdadu yang mati muda dalam
perang Korea menunjukkan 50 persen serdadu itu menunjukkan tanda-tanda pengapuran pada
pembuluh koronernya walaupun mereka tidak mempunyai keluhan sama sekali. Di Amerika
Serikat, 46 persen dari anak muda yang mati karena kecelakaan lalu lintas ternyata sudah
mengidap pengapuran koroner yang nyata, tetapi tetap tanpa gejala yang nyata. Penyakit jantung
koroner (PJK) yang berawal dari aterosklerosis telah menjadi penyebab utama kematian dewasa
ini. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 117 juta orang meninggal akibat PJK di
seluruh dunia pada tahun 2002. angka ini diperkirakan meningkat 11 juta orang pada tahun 2020.
Di Indonesia, kasus PJK semakin sering ditemukan karena pesatnya perubahan gaya hidup.
Meski belum ada data epidemiologis pasti, angka kesakitan/kematiannya terlihat cenderung
meningkat. Hasil survey kesehatan nasional tahun 2001 menunjukkan tiga dari 1.000 penduduk
Indonesia menderita PJK. Perbaikan kesehatan secara umum dan kemajuan teknologi kedokteran
menyebabkan umur harapan hidup meningkat, sehingga jumlah penduduk lansia bertambah.
Survey di tiga kecamatan di daerah Djakarta Selatan pada tahun 2000 menunjukkan prevalensi
lansia melewati angka 15% yang sebelumnya diperkirakan hanya 7,5% bagi Negara
berkembang. Usia lansia yang didefinisikan sebagai umur 65 tahun ke atas (WHO) ditenggarai
meningkatkan berbagai penyakit degeneratif yang bersifat multiorgan. Prevalensi PJK (Penyakit
Jantung Koroner) diperkirakan mencapai 50% dan angka kematian mencapai lebih dari 80%
yang berarti setiap 2 (dua) orang lansia satu mengidap PJK dan jika terserang PJK maka
kematian demikian tinggi dan hanya 20% yang dapat diselamatkan.
Melihat dari data yang telah dikembangkan, banyaknya pasien yang tercatat menderita
aterosklerosis kemudian berlanjut ke jantung koroner, penulis tertarik untuk mempelajari tentang
ateroskleosis lebih dalam.

1.2 Rumusan Masalah


2

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Apa yang dimaksud dengan aterosklerosis?


Bagaimana terjadinya aterosklerosis?
Apa saja etiologi dari aterosklerosis?
Bagaimana patofisiologi dari aterosklerosis?
Apa saja manifestasi klinis dari aterosklerosis?
Apa saja factor-faktor resiko aterosklerosis?
Apa saja pemeriksaan diagnostik pada penderita aterosklerosis?
Bagaimana penatalaksanaan medis dari aterosklerosis?
Bagaimana pengobatan dan pencegahan dari aterosklerosis?
Bagaimana WOC Arteriosklerosis?
Apakah Proses Keperawatan Arteriosklerosis?

1.3 Tujuan Makalah


Pembuatan makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan penyusun dalam hal
atau gambaran patologi tentang penyakit aterosklerosis. Serta untuk salah satu syarat dalam
penugasan makalah mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah tahun ajaran 2015/2016

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Aterosklerosis juga dikenal sebagai penyakit Vaskuler arteriosclerotic atau ASVD berasal
dari bahasa Yunani: athero (yang berarti bubur atau pasta) dan sklerosis (indurasi dan
pengerasan). Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu keadaan arteri besar dan kecil
yang ditandai oleh deposit substansi berupa endapan lemak, trombosit, makrofag, leukosit,
kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai substansi lainnya yang terbentuk di
dalam lapisan arteri di seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika media.
(www.medicastore.com)
3

Arteriosklerosis atau pengerasan arteri,adalah suatu proses dimana serabut otot dan
lapisan endotel arteri kecil dan arteriola mengalami penebalan (Aplikasi Nanda NIC NOC).
Arterioskleriosis dapat terjadi dibagian mana saja ditubuh kita, tapi paling sering
dijumpai di area yang memisah atau bercabang pada pembuluh darah
Aterosklerosis merupakan proses yang berbeda. yang menyerang intima arteri besar dan
medium. Perubahan tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium. komponen darah, karbohidrat
dan jaringan fibrosa pada lapisan intima arteri. Penimbunan tersebut dikenal sebagai aleroma
atau plak. Karena aterosklerosis merupakan penyakit arteri umum, maka bila kita menjumpainya
di ekstremitas, maka penyakit tersebut juga terdapat di bagian tubuh yang lain. (Brunner &
Suddarth, 2002).
Pertumbuhan ini disebut dengan plak. Plak tersebut berwarna kuning karena mengandung
lipid dan kolesterol. Telah diketahui bahwa aterosklerosis bukanlah suatu proses
berkesinambungan, melainkan suatu penyakit dengan fase stabil dan fase tidak stabil yang silih
berganti. Perubahan gejala klinik yang tiba-tiba dan tidak terduga berkaitan dengan rupture plak,
meskipun rupture tidak selalu diikuti gejala klinik. Seringkali rupture plak segera pulih, dengan
cara inilah proses plak berlangsung. (Hanafi, Muin R, & Harun, 1997)
Aterosklerosis adalah kondisi dimana terjadi penyempitan pembuluh darah akibat
timbunan lemak yang meningkat dalam dinding pembuluh darah yang akan menghambat aliran
darah. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, dan organ vital lainnya serta
pada lengan dan tungkai. Jika aterosklerosis terjadi didalam arteri yang menuju ke otak (arteri
karoid) maka bisa terjadi stroke. Namun jika terjadi didalam arteri yang menuju kejantung (arteri
koroner), maka bisa terjadi serangan jantung. Biasanya arteri yang paling sering terkena adalah
arteri koroner, aorta, dan arteri-arteri serbrum.
Beberapa pengerasan dari arteri biasanya terjadi ketika seseorang mulai tua. Namun
sekarang bukan hanya pada orang yang mulai tua, tetapi juga pada kanak-kanak. Karena
timbulnya bercak-bercak di dinding arteri koroner telah menjadi fenomena alamiah yang tidak
selalu harus terjadi lesi aterosklerosis terlebih dahulu.
2.2 Etiologi
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran
darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan
4

lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak
penebalan di lapisan dalam arteri.
Setiap daerah penebalan yang biasa disebut plak aterosklerotik atau ateroma, terisi
dengan bahan lembut seperti keju yang mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol,
sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan juga
arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi
di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk
ateroma.
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma
terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan
kalsium, sehingga ateroma menjadi rapuh dan bisa pecah. Dan kemudian darah bisa masuk ke
dalam ateroma yang telah pecah, sehingga ateroma akan menjadi lebih besar dan lebih
mempersempit arteri.
Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu
pembentukan bekuan darah atau trombus. Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan
menyumbat arteri, dan bekuan darah tersebut akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah
sehingga menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).
Ada 7 resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis yaitu:
1. kadar kolesterol darah - ini termasuk kolesterol LDL tinggi (kadang-kadang disebut
kolesterol jahat) dan kolesterol HDL rendah (kadang-kadang disebut kolesterol baik).
2. Tekanan darah tinggi - tekanan darah dianggap tinggi jika tetap pada atau di atas 140/90
mmHg selama periode waktu.
3. Merokok - ini bisa merusak dan mengencangkan pembuluh darah, meningkatkan kadar
kolesterol, dan meningkatkan tekanan darah - merokok juga tidak memungkinkan
oksigen yang cukup untuk mencapai jaringan tubuh.
4. Resistensi insulin - Insulin adalah hormon yang membantu memindahkan darah gula ke
dalam sel di mana itu digunakan dan resistensi insulin terjadi ketika tubuh tidak dapat
menggunakan insulin sendiri dengan benar.
5. Diabetes - ini adalah penyakit di mana tingkat gula darah tubuh tinggi karena tubuh tidak
membuat cukup insulin atau tidak menggunakan insulin dengan benar.
6. Kegemukan atau obesitas - kegemukan adalah memiliki berat badan ekstra dari otot,
tulang, lemak, dan / atau air - obesitas adalah memiliki jumlah tinggi lemak tubuh ekstra.
5

7. Kurangnya aktivitas fisik - kurangnya aktivitas dapat memperburuk faktor risiko lain
untuk aterosklerosis.
8. Umur - sebagai usia tubuh meningkatkan risiko aterosklerosis dan atau gaya hidup faktor
genetik menyebabkan plak untuk secara bertahap membangun di arteri - pada
pertengahan usia atau lebih, plak cukup telah membangun menyebabkan tanda-tanda atau
gejala, pada pria, risiko meningkat setelah usia 45, sedangkan pada wanita, risiko
meningkat setelah usia 55.
9. Riwayat keluarga penyakit jantung dini - risiko aterosklerosis meningkat jika ayah atau
saudara laki-laki didiagnosis dengan penyakit jantung sebelum usia 55 tahun, atau jika
ibu atau saudara perempuan didiagnosis dengan penyakit jantung sebelum usia 65 tahun
tetapi meskipun usia dan riwayat keluarga penyakit jantung dini faktor risiko, itu tidak
berarti bahwa Anda akan mengembangkan atherosclerosis jika Anda memiliki satu atau
keduanya. Membuat perubahan gaya hidup dan / atau mengambil obat-obatan untuk
mengobati faktor risiko lainnya seringkali dapat mengurangi pengaruh genetik dan
mencegah aterosklerosis dari berkembang, bahkan pada orang dewasa yang lebih tua.
2.3 Patofisiologi
Aterosklerosis dimualai ketika koleterol berlemak tertimbun di intima arteri besar.
Timbunan ini dinamakan plak atau ateroma yang akan mengganggu absorbsi nutrien oleh sel-sel
endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah
karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yang terkena
akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit
dan aliran darah terhambat
Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadi pembentukan
bekuan darah, hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh
penyakit tromboemboli, yang merupakan komplikasi tersering aterosklerosis. Dari lesi
aterosklerosis terbentuknya trombus pada permukaan plak. Bila fibrosa pembungkus plak pecah,
maka debris lipid akan terhanyut dalam aliran darah dan menyumbat arteri dan kapiler disebelah
distal plak yang pecah.
2.4 Manifestasi Klinik

Menurut Corwin (2009) gejala klinis aterosklerosis meliputi:


1

Klaudikasio intermiten
suatu keadaan nyeri dan kram di ekstremitas bawah, terjadi terutama setelah berolahraga.
Pada aterosklerosis yang parah bisa terjadi juga saat beristirahat karena kebutuhan

2
3
4

oksigen yang tidak tercukupi.


Peka terhadap rasa dingin
Hal ini dipacu karena aliran darah ke ekstremita tidak adekuat.
Perubahan warna kulit
berkurangnya aliran darah ke suatu area tubuh membuatnya tampak lebih pucat.
Penurunan denyut arteri, juga terdapat nekrosis sel dan gangrene apabila aliran darah
tidak adekuat memenuhi kebutuhan metabolik.

2.5 Faktor-Faktor Resiko


1. Yang tidak dapat diubah
a) Usia
b) Jenis kelamin
c) Riwayat keluarga
d) Ras
2. Yang dapat diubah dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Mayor
a) Peningkatan lipid serum
b) Hipertensi
c) Merokok
d) Gangguan toleransi glukosa
e) Diet tinggi lemak jenuh, kolesterol dan kalori
b. Minor
a) Gaya hidup yang kurang bergerak
b) Stress psikologik
c) Tipe kepribadian
6

Komplikasi
Bila sebuah plak pecah dan bermigrasi melalui arteri ke bagian lain. Plak yang beredar ini

disebut emboli atau embolus,yang terdiri tidak hanya lemak tapi juga sel-sel mati, gumpalan
darah dan jaringan berserat berserabut. Emboli dapat menyebabkan kerusakan karena
menghalangi aliran darah ke tempat tujuan, sehingga jaringan kekurangan oksigen mati.
1 tromboemboli
7

2
3
4
5
6
7

penyakit jantung koroner


keruskan organ (ginjal, otak, hati, dan usus)
serangan jantung
strok
terlalu sedikit darah ditungkai dan kaki
serangan iskemik sesaat (transient ishkemik attack, TIA)

2.6 Pemeriksaan Diagnostik


Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya aterosklerosis yaitu
dengan cara:
1. ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan
2.
3.
4.
5.
6.

kaki dan lengan,


pemeriksaan doppler di daerah yang terkena ,
skening ultrasonik duplex,
CT scan di daerah yang terkena,
arteriografi resonansi magnetik, arteriografi di daerah yang terkena,
IVUS (intravascular ultrasound).

2.7 Penatalaksanaan Medis


Sebelum terjadinya komplikasi,terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan
dengan stetoskop bisa merupakan petunjuk arteriosklerosis. Denyut nadi berkurang pada daerah
yang terserang arteriosklerosis. Penanganan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dankolesterol dalam
darah,contohnya colestyramine, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, dsan
lovastin.
2. Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau antikoagulan bisa diberikan untuk mengurangi
resiko terjadinya bekuan darah.
3. Angioplasti balon dapat dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah
yang melalui endapan lemak
4. Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat endapan.
5. Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena
yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri
yang tersumbat.
Juga terdapat beberapa teknik radiologis untuk terapi penunjang yang penting untuk
prosedur pembedahan antara lain arteriografi,angiografi,angiografi transluminal perkutaneus,dan
sten atau tandur sten.

2.8 Pengobatan
Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah
(contohnya Kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, lovastatin).
Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan untuk mengurangi
resiko terbentuknya bekuan darah.
Angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah yang
melalui endapan lemak. Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat
endapan. Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau
vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari
arteri yang tersumbat.
2.9 Pencegahan
Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus dihilangkan adalah faktor-faktor
resikonya. Jadi tergantung kepada faktor resiko yang dimilikinya, seseorang hendaknya:
a)
b)
c)
d)
e)

Menurunkan kadar kolesterol darah


Menurunkan tekanan darah
Berhenti merokok
Menurunkan berat badan
Berolah raga secara teratur.

2.10 Web Of Coution


faktor risiko: usia,jenis
kelamin, diet tinggi
lemak,DM,merokok

nyeri/kram otot
penumpukan metabolit
otot dan asam laktat

nyeri akut/kronis
kulit dingin
pucat/sianosis

atero/Arteriosklerosis
suplai O2 dan nutrisi
terganggu

sirkulasi darah
terganggu
modifikasi
arteri koroner
gaya

luka
post
strok
Otak
operasi
operasi

sirkulasi perifer
rencana
ekstremitas/perifer
pre
operasi
pembedahan
Ansietas
terganggu

angina pectoris/infark
miokard

resiko penurunan
perfusi jaringan
jantung

Hambatan
mobilitas fisik

denyut nadi
terganggu

ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer

kurang informasi

Defisiensi
pengetahuan

prosedur tindakan
yang komplek
-nyeri akut
-resiko infeksi
-kerusakan
integritas kulit

ASUHAN KEPERAWATAN ARTERIOSKLEROSIS


1. Pengkajian
a.

Aktivitas/ Istirahat.
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.

10

b.

Sirkulasi
Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup
dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, tikikardi, murmur
stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi
perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/ bertunda.

c.

Integritas Ego.
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple (hubungan,
keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue perhatian, tangisan meledak, otot
muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.

d.

Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal pada
masa yang lalu.

e.

Makanan/cairan
Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta kolesterol,
mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini (meningkat/turun) Riowayat penggunaan
diuretic
Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.

f.

Neurosensori
Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala, subojksipital (terjadi saat
bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan
(diplobia, penglihatan kabur, epistakis).

11

Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek, proses piker,
penurunan keuatan genggaman tangan.
g.

Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakit kepala.

h.

Pernafasan
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea, ortopnea,dispnea, batuk
dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas tambahan
(krakties/mengi), sianosis.

i.

Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

j.

Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala: Faktor resiko keluarga: hipertensi, aterosporosis, penyakit jantung, DM.
Faktor faktor etnik seperti: orang Afrika-amerika, Asia Tenggara, penggunaan pil KB atau
hormone lain, penggunaan alcohol/obat.
Rencana pemulangan : bantuan dengan pemantau diri TD/perubahan dalam terapi obat.

2. Diagnosa keperawatan
1. Resiko penurunan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan penurunan sirkulasi
darah ke jantung (koroner)
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan sirkulasi darah ke
perifer, penurunan nadi, hipertensi
3. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai
oksigen ke jaringan
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan masa otot, kekuatan otot,
kaku sendi
5. Kerusakan integritas berhubungan dengan gangguan sirkulasi (luka post operasi)
6. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan yang kompleks
7. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya port de entry akibat luka operasi
(pembedahan)

12

8. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai sumbersumber informasi.


3. Intervensi
N

Diagnosa

Tujuan dan kritera

O
1

Keperawatan
Resiko

hasil

penurunan
perfusi
jaringan
jantung
berhubungan
dengan
penurunan
sirkulasi
darah ke
jantung
(koroner)

NOC
Cardiac pump

Intervensi

Rasional

NIC

Mengetahui adanya

nyeri dada
Mengetahui status

(intensitas, lokasi,

kardiovaskuler
Mengetahui napas

durasi )
Monitor status

yang abnormal
Mengetahui pada

kardiovaskuler
Monitor status

abdomen sebagai

pernafasan yang

perfusi
Mengetahu tekanan

darah
Mengetahui toleransi

effectiveness
Circulation
status
Vital sign

nyeri dada

status
Kriteria Hasil
Tekanan

menandakan gagal

systole dan
diastole

Evaluasi adanya

dalam

jantung
Monitor adanya
perubahan tekanan

rentang yang
diharapkan
CVP dalam

darah
Monitor toleransi

batas normal
Nadi perifer

aktivias pasien
Monitor adanya
dyspneu,fatigue,te

kuat dan
simetris
Tidak ada
udem perifer
yang asites
Denyut

indikasi penurunan

aktivitas pasien

gejala gangguan

pernafasan
Mengetahui status

hidrasi
Mengetahui vital sign

pasien
Mengkolaborasikan

kipneu dan

ortopneu
Monitor status
hidrasi

normal atau abnormal


Melihat tanda atau

(kelembaban

terapi cairan dengan

jantung

membrane mukosa

,AGD,ejeksi

,nadi adekuat,

tenaga kesehatan lain


Megetahui status

fraksi dalam

tekanan darah

nutrisi

13

batas
Bunyi

jantung

sesuai indikasi

abnormal

penyakit
Kolaborasi dengan

tidak ada
Nyeri dada

dokter untuk

tidak ada
Kelelahan

pemberian terapi
cairan sesuai

yang
ekstrrim

tidak ada

Ketidakefektif NOC
an perfusi
Circulation
jaringan
status
perifer
Tissue
berhubungan
perfusion :
dengan
sirkulasi
darah ke
perifer,
penurunan
nadi,
hipertensi

ortostatik )
Monitor vital sign

sirkulasi yang

terhadap panas /

ortostatik

kesadaran pasien
Mengetahui adanya
bunyi dan irama

tambahan
Mengetahui derajat
gangguan perfusi

tumpul
Monitor adanya

jaringan
Mengetahui

paratese
Instruksikan
keluarga untuk
mengobservasi

keoptimalan fungsi

jantung
Penyesuaian suhu
Mengetahui BAB

normal atau abnormal


Mengekolaborasikan

kulit jika ada isi

systole dan

diharapkan
Tidak ada

Mengetahui tingkat

dingin / tajam /

Tekanan

rentang yang

Monitor adanya
yang hanya peka

ditandai dengan:

diastole dalam

daerah tertentu

Kriteria Hasil:

kan status

nutrisi

NIC

cerebral

Mendemonstrasi

program
Monitor status

atau laserasi
Monitor

kemampuan BAB
Kolaborasi

pemberian obat
pasien dengan tenaga
kesehatan lain

pemberian
analgetik

hipertensi
Tidak ada
14

tanda tanda
peningkatan
tekanan
intracranial
( tidak lebih
dari 15
mmHg )
Mendemonstrasi
kan kemampuan
kofnitif yang
ditandai dengan:
Berkomunoka
si dengan
jelas dan
sesuai dengan
kemampuan
Menunjukkan
perhatian
konsentrasi
dan orientasi
Memproses
informasi
Membuat
keputusan
dengan benar
Menunjukkan
fungsi sensori
motori cranial
yang utuh :
tingkat
kesadaran
15

membaik,tidak
ada gerakan
gerakan
involunter
3

Nyeri akut
berhubungan
dengan
gangguan
kemampuan
pembuluh
darah
menyuplai
oksigen ke
jaringan

NOC
Pain level
1. Nyeri Hebat
2. Nyeri Berat
3. Nyeri Sedang
4. Nyeri Ringan
5. Tidak Nyeri
Pain control
1. Tidak Pernah
2. Kadang-kadang
3. Sewaktu-waktu
4. Sering
Selalu
Comfort level
Kriteria Hasil

dan tanda-tanda nyeri


sehingga dapat

secara

menentukan

komprehensif
termasuk lokasi,

intervensi selanjutnya
Mengetahui respon

pasien terhadap nyeri


dukungan yang cukup

karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan

faktor presipitasi
Observasi reaksi

dapat menurunkan

reaksi nyeri pasien


Menurukan rasa nyeri

pasien
dapat menurukan

tingkat nyeri pasien


mengetahui

nonverbal dari

ketidaknyamanan
Bantu pasien dan

Mengetahui
perkembangan nyeri

Lakukan
pengkajian nyeri

Mampu
mengontrol

NIC

nyeri ( tahu

keluarga untuk

penyebab

mencari dan

perkembangan nyeri

nyeri, mampu

menemukan

dan menentukan

menggunakan

dukungan
Kontrol

intervensi selanjutnya
Menurunkan

tehnik
nonfarmakolo
gi untuk
mengurangi
nyeri ,mencari
bantuan )
Melaporkan
bahwa nyeri

lingkungan yang

ketegangan otot,

dapat

sendi dan

mempengaruhi

melancarkan

nyeri seperti suhu

peredaran darah

ruangan,

sehingga dapat

pencahayaan dan

mengurangi nyeri.
Mengontrol

kebisingan

perubahan status
16

berkurang

Kurangi faktor

presipitasi nyeri
Kaji tipe dan

dengan
menggunakan

,intensitas

nyeri maka akan


membantu memilih

untuk

nyeri
Mampu
nyeri ( skala

mengetahuinya tipe

sumber nyeri

manajemen

mengenali

menentukan
intervensi
Pemberian Analgesik
Tentukan lokasi,

nyeri
Dengan

tindakan yang tepat


Dengan
mengetahuinya
lokasi, karakteristik,

karakteristik,

kualitas dan derajat

kualitas, dan

nyeri sebelum

derajat nyeri

pemberian, dapat

rasa nyaman

sebelum

dijadikan acuan untuk

setelah nyeri

pemberian obat
Cek instruksi

tindakan penghilang

,frekuensi dan
tanda nyeri )
Menyatakan

berkurang

nyeri setelah

dokter tentang
jenis obat, dosis,

dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik
yang diperlukan

pemberian obat
Mengetahui bahwa
tindakan yang
diberikan adalah

benar
Mengetahui adanya

atau kombinasi

riwayat alergi

dari analgesik

terhadap obat untuk

ketika pemberian

mempermudah

lebih dari satu


Tentukan pilihan

pemberian obat

analgesik

selanjutnya
Analgesik yang tepat

tergantung tipe

membantu

dan beratnya nyeri

mempercepat

penurunan nyeri
Analgesik yang diberi
sesuai dosis tidak
akan memberikan
17

efek samping yang

berlebih
Analgesik yang
sesuai denagn
kondisi, akan
membantu
mengurangi nyeri

Gangguan
mobilitas fisik
berhubungan
dengan
penurunan
masa otot,
kekuatan otot,
kaku sendi

NOC
Joint

NIC

movement:act

pasien
Mengidentifikasi
kemampuan klien

sebelum/sesudah
latihan respon

care:ADLs
Transfer

pasien saat latihan


Bantu klien untuk

dalam mobilisasi
Meminimalisir

pergerakan kien
Melatih otot-otot

klien
Membantu dalam

menggunakan
tongkat saat

performance

mengatasi kebutuhan

berjalan dan cegah

Kriteria Hasil:
Klien

Mengetahui vital sign

sign

ive
Mobility
Level
Self

Monitoring vital

terhadap cedera
Kaji kemampuan

dasar klien
Terapi fisioterapi

meningkat

pasien dalam

dapat memulihkan

dalam

moblisasi
Berikan alat bantu

kondisi klien
Agar pasien bisa

aktivitas fisik
Mengerti
tujuan dan
peningkatan
mobilitas
Memverbalisa

jika kalien

merubah posisi sendir

memerlukan
Ajarkan pasien
bagaimana
merubah posisi

sikan

dan berikan

perasaan

bantuan jika

dalam

diperlukan

meningkatkan
18

kekuatan dan
kemampuan
berpindah
Memperagaka
n penggunaan
alat
Bantu untuk
mobilisasi( w
alker)
5

Kerusakan
integritas
berhubungan
dengan
gangguan
sirkulasi (luka
post operasi)

NOC
Tissue

NIC

menggunakan

and Mucous

pakaian yang

Membranes
Hemodyalis

longgar
Hindari kerutan

pada tempat tidur


Jaga kebersihan

akses
Kritera Hasil

agar tetap bersih

kulit yang
dipertahankan

dan kering
mobilitas pasien
Monitor kulit dari

(sensasi,elasti

adanya

sitas,temperat

kemerahan
oleskan lotion

ure,hidrasi

kulit
Perfusi
jaringan baik
Menunjukkan
pemahaman

tertahan dan di

merusak kulit
Memperlancar

peredaran darah
Kemerahan yang
normal selama 2 hari

banyak

pertama
Memberikan efek
lembut dan menjaga

kelembaban kulit
Membantu gerakan
yang dapat
menggangu bagian

dan mobilitas

merata dikulit
Mengurangi resiko
infeksi yang dapat

sekitar luka
Monitor aktivitas
pasien
Anjurkan pasien

proses penyembuhan
Menghindari
penekanan yang tak

pada daerah yang

pigmentasi)
Tidak ada
luka/lesi pada

untuk mempercepat

kulit yang luka

Integritas
baik bisa

peredaran darah

Anjurkan pasien

integrity:skin

Melancarkan

kulit yang luka


Air putih membantu
menjaga kelembaban
19

dalam proses

mengkonsumsi

perbaikan

air putih
Monitor status

nutrisi pasien
Kaji lingkungan

kulit dan
mencegah
terjadinya

dan peralatan

cedera
berulang
Mampu
melindungi

kulit
Nutrisi yang adekuat
akan membantu
proses penyembuhan

kulit dengan baik


Adanya faktor

yang

lingkungan yang

menyebabkan

mempengaruhi

tekanan

tekanan dapat
membuat keadaan

kulit dan

kulit semakin

mempertahan

memburuk

kan kelebaban
kulit dan
perawatan
alami
6

Ansietas
berhubungan
dengan
rencana
pembedahan
yang
kompleks

NOC
Anxiety self

control
Anxiety

menenangkan

mengungkapk
an gejala
cemas
Mengidentifik

asi,

pasien
Nyatakan dengan

tenang
Memberikan
informasi pada
pasien untuk
merencanakan
kembali rutinitas

pasien
Jelaskan semua

biasa tanpa

prosedur dan apa

menimbulkan

yang dirasakan

masalah.
Untuk membantu

selama prosedur
Pahami prespektif
pasien terhadap

mengungkapk
an dan

terhadap pelaku

mengidentifik
asi pasien dan

pasien menjadi

jelas harapan

Klien mampu

Memberikan metode
pendekatan supaya

Gunakan
pendekatan yang

level
Kriteria Hasil

NIC

situasi stree
Temani pasien

pasien memperoleh

kenyamanan
Pemahaman
meningkatkan
20

menunjukkan

untuk

kerjasama dengan

teknik untuk

memberikan

program terapi,

mengontrol

kenyamanan dan

meningkatkan

megurangi takut

penyembuhan dan

cemas
Vital sign

mengurangi tingkat

dalam batas

kecemasan pasien.

normal
Postur tubuh,
ekspresi
wajah, bahasa
tubuh dan
tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
7

Resiko infeksi
berhubungan
dengan
adanya port
de entry
akibat luka
operasi
(pembedahan)

NOC
Immune

NIC

Mencegah terjadi

infeksi lebih lanjut


Mengetahui keadaan

dipakai pasien

umum klien
Menjaga agar luka

lain..
Batasi pengunjung

bersih dan kering


Memberikan data

bila perlu.
Intruksikan pada

status
Knowledge

lingkungan setelah

:infection
control
Risk control
Kriteria Hasil:

Bersihkan

pengunjung untuk

Klien bebas
dari tanda dan
gejala infeksi
Mendiskripsik

resiko infeksi
Membunuh

mencuci tangan

mikroorganisme

saat berkunjung

penyebab infeksi

dan setelah

an proses

berkunjung

penularan

meninggalkan

penyakit,fakto

penunjang tentang

pasien.
Gunakan sabun
21

r yang

antimikrobia untuk

mempengaruh

cuci tangan.

i penularan
serta
penatalaksaan
nya
Menunjukkan
kemampuan
untuk
mencegah
timbulnya
infeksi
Jumlah
leukosit
dalam batas
normal
Menunjukkan
perilaku hidup
sehat
8

Defisiensi
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurang
informasi
mengenai
sumbersumber
informasi

NOC

NIC

Knowledge

:disease
process
Knowledge :
health behavior
Kriteria Hasil
Pasien dan

keluarga
menyatakan
pemahaman
tentang

Penilaian tentang

Berikan penilaian

pengatahuan akan

tentang tingkat

penyakit pasien

pengetahuan

mambantu

klien / orang tua

mengatahui seberapa

tentang proses

jauh pasien paham

penyakitnya
kurang informasi

akan penyakitnya
Penjelasan tentang

mengenai sumber-

penyakit menambah

sumber informasi.
Jelaskan

pengetahuan pasien

patofisiologi dan

dideritanya
Mengetahui sebab

bagaimana hal ini

tentang penyakit yang

22

penyakit

berhubungan

dan akibat dari

,kondisi,

dengan anatomi

timbulnya tanda dan

prognosis ,

dan fisiologi

dan program

dengan cara yang

gejala
Gambaran tentang

sesuai.
Gambarkan tanda

penyakit pasien

keluarga

dan gejala yang

dalam memahami

mampu

biasa muncul

pengobatan
Pasien dan

membantu klien

proses penuakitnya
Penyebab dari

melaksanakan

(pernafasan cepat,

prosedur yang

tarikan dinding

penyakit yang jelas

dijelaskan

dada) dengan cara

membantu klien

secara benar
Pasien dan

yang sesuai
Gambarkan proses

dalam memahami

keluarga

penyakit dengan

mapu

cara yang sesuai


Identifikasi

dari penyakitnya
Membantu klien dan

menjelaskan

tanda dan gejala awal

keluarga agar

kembali apa

kemungkinan

mengetahui penyebab

yang

penyebab dengan

awal dari timbulnya

dijelaskan

cara yang tepat


Bantu klien / orang

serangan
Informasi yang tepat

tua mengenali

dan akurat menambah

factor pencetus

pengetahuan pasien

serangan
Berikan informasi

untuk mengenali

perawat / tim

kesehatan
lainnya

pada klien / orang

penyakit
Membantu pasien

tua tentang kondisi

untuk mencegah

penyakit dengan

penyakit menyebar

tepat
Informasikan

lebih luas pada tubuh

kepada orang tua

klien
Membantu keluarga

tentang kemajuan /

dalam perkembangan

perkembangan

kondisi kien
mencegah komplikasi

23

penyakit klien

di masa yang akan

dengan cara yang

datang dan atau

sesuai
Sediakan

proses pe-ngontrolan

informasi tentang

penyakit
terapi yang tepat

pengukuran

membantu proses

diagnostik yang

pemulihan
Dengan manajemen

tersedia

terapi membantu
klien/keluarga yakin
bahwa pilihan terapi
adalah yang paling

tepat
membantu klien
dalam mendapatkan
pengobatan lanjut

yang lebih tepat


dukungan yang tepat
memberikan motivasi

pada klien
mencegah
timbulnya/meluasnya

penyakit lebih lanjut


informasi yang tepat
dan tidak berubahubah dapat
menambah nilai
kepercayaan klien
tentang
kesembuhannyamem
beri kepastian pada
klien akan proses
24

perawatan
membantu klien
dalam mengetahui
waktu pengobatannya

4. Implementasi Keperawatan
Menurut Patricia A. Potter (2005), Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana
tindakan keperawatan yang telah disusun / ditemukan, yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan pasien secara optimal dapat terlaksana dengan baik dilakukan oleh pasien itu sendiri
ataupun perawat secara mandiri dan juga dapat bekerjasama dengan anggota tim kesehatan
lainnya seperti ahli gizi dan fisioterapis. Perawat memilih intervensi keperawatan yang akan
diberikan kepada pasien.
Berikut ini metode dan langkah persiapan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan yang dapat
dilakukan oleh perawat :
1. Memahami rencana keperawatan yang telah ditentukan
2. Menyiapkan tenaga dan alat yang diperlukan
3.

Menyiapkan lingkungan terapeutik

4. Membantu dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari


5. Memberikan asuhan keperawatan langsung
6. Mengkonsulkan dan memberi penyuluhan pada klien dan keluarganya.

25

Implementasi membutuhkan perawat untuk mengkaji kembali keadaan klien, menelaah, dan
memodifikasi rencana keperawatn yang sudah ada, mengidentifikasi area dimana bantuan
dibutuhkan untuk mengimplementasikan, mengkomunikasikan intervensi keperawatan.
Implementasi dari asuhan keperawatan juga membutuhkan pengetahuan tambahan keterampilan
dan personal. Setelah implementasi, perawat menuliskan dalam catatan klien deskripsi singkat
dari pengkajian keperawatan, Prosedur spesifik dan respon klien terhadap asuhan keperawatan
atau juga perawat bisa mendelegasikan implementasi pada tenaga kesehatan lain termasuk
memastikan bahwa orang yang didelegasikan terampil dalam tugas dan dapat menjelaskan tugas
sesuai dengan standar keperawatan.

5. Evaluasi
Menurut Patricia A. Potter (2005), Evaluasi merupakan proses yang dilakukan untuk menilai
pencapaian tujuan atau menilai respon klien terhadap tindakan leperawatan
seberapa jauh tujuan keperawatan telah terpenuhi.
Pada umumnya evaluasi dibedakan menjadi dua yaitu evaluasi kuantitatif dan evaluasi kualitatif.
Dalam evalusi kuantitatif yang dinilai adalah kuatitas atau jumlah kegiatan keperawatan yang
telah ditentukan sedangkan evaluasi kualitatif difokoskan pada masalah satu dari tiga dimensi
struktur atau sumber, dimensi proses dan dimensi hasil tindakan yang dilakukan.
Adapun langkah-langkah evaluasi keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data keperawatan pasien
2. Menafsirkan (menginterpretasikan) perkembangan pasien
3. Membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan dengan
menggunakan kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
4. Mengukur dan membandingkan perkembangan pasien dengan standar normal yang
berlaku.
a. Bila mengenai jaringan perifer

26

1) Ketidakefektifan perfusi jaringan: suplai darah arteri ke ekstremitas meningkat (teraba hangat,
warna kemerahan atau tidak pucat).
2) Nyeri : pasien mengalami penurunan nyeri dan menggunakan analgetik dengan baik.
3) Risiko kerusakan integritas kulit : integritas kulit terjaga, tidak terjadi trauma dan iritasi kulit.
b.Bila dilakukan pembedahan
Pra pembedahan :
1. Ansietas : tanda dan gejala ansietas menurun.
Post pembedahan :
2. Nyeri akut : nyeri pasca bedah terkontrol.
3. Risiko infeksi : infeksi luka operasi tidak terjadi.
4. Risiko kerusakan integritas kulit : kulit tampak terawat baik, integritas kulit terjaga.
c. Bila dianjurkan modifikasi gaya hidup
1. Kurang pengetahuan : pemahaman pasien meningkat, pasien menunjukkan mengikuti
anjuran modifikasi gaya hidup dengan baik.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aterosklerosis adalah penyakit yang disebabkan oleh sempitnya pembuluh darah akibat
timbunan lemak yang meningkat di dinding pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi
tersumbat. Timbunan tersebut bukan hanya lemak tetapi ada juga substansi lain berupa
trombosit, makrofag, leukosit, produk sampah seluler, kalsium dan lain-lain.
Awalnya seluruh endapan lemak terbentuk di dalam lapisan arteri.di seluruh lapisan tunika
intima dan akhirnya ke tunika media. Pertumbuhan ini disebut dengan plak.
Aterosklerosis bisa terjadi pada otak, jantung, ginjal, dan organ vital lainnya serta pada
lengan dan tungkai. Jika terjadi pada arteri koroner menuju jantung, akan mengakibatkan
serangan jantung. Namun jika terjadi pada arteri karoid menuju otak, akan mengakibatkan
stroke.
27

Penyakit ini adalah penyakit dengan fase stabil dan fase tidak stabil yang silih berganti.
Perubahan gejala kliniknya tiba-tiba dan tidak terduga berkaitan dengan rupture plak.
Ada 7 resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis, yaitu: tekanan darah tinggi, kadar kolesterol
tinggi, perokok, diabetes (kencing manis), kegemukan (obesitas), malas berolah raga, dan usia
lanjut.
Perubahan patologis yang terjadi pada pembuluh yang mengalami kerusakan dapat
diringkaskan sebagai berikut: dalam tunika intima timbul endapan lemak dalam jumlah kecil
yang tampak bagaikan garis lemak, penimbunan lemak, terutama betalipoprotein yang
mengandung banyak, kolesterol pada tunika intima dan tunika media bagian dalam, lesi yang
diliputi oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak fibrosis, timbul ateroma atau kompleks plak
aterosklerotik yang terdiri dari lemak, jaringan fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler dan
kapiler, Perubahan degeneratif dinding arteria.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan terhadap klien untuk mengetahui ada tidaknya
aterosklerosis yaitu dengan cara: ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan
darah di pergelangan kaki dan lengan, pemeriksaan doppler di daerah yang terkena, skening
ultrasonik duplex, CT scan di daerah yang terkena, arteriografi resonansi magnetik, arteriografi
di daerah yang terkena, IVUS (intravascular ultrasound).

3.2 Saran
Pada kasus aterosklerosis yang berat, beberapa tindakan medis tertentu mungkin
diperlukan, seperti grafting bypass arteri koroner dan angioplasty. Untuk kasus yang lebih
ringan, maka secara umum dibutuhkan perubahan pola hidup sebagai bentuk penanganan dan
pencegahan aterosklerosis.

28

DAFTAR PUSTAKA
Brunner,Sudarth.2013.Keperawatan Medikal Bedah.Edisi.12.Jakarta : EGC
Huda,N.Amin.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Mediaction publishing
Padila.2012.Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah.Yogyakarta : Nuha Medika
Syaifuddin. (2006). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3. Jakarta:
EGC.
https://www.academia.edu/7687525/ATEROSKLEROSIS

29

Das könnte Ihnen auch gefallen