Sie sind auf Seite 1von 11

MAKALAH

ALJABAR LINEAR
( DETERMINAN )

KELOMPOK :
MUHAMAD IRFAN RIFAI
SUBAGUS WIARTA
MUKHIBIN
ACHMAD TADARUSMAN

(12024)
(12044)
(13192)
(13143)

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA
KARAWANG
2015

PEMBAHASAN
Permutasi
Kita sudah cukup mengenal fungsi-fungsi sinus, fungsi kuadrat, juga fungsi
konstant yang memetakan suatu bilangan riil ke bilangan riil. Pada bagian ini akan
dipelajari mengenai suatu fungsi yang memetakan suatu matriks ke bilangan riil yang
disebut dengan fungsi determinan. Untuk itu sebelumnya akan dibahas tentang konsep
permutasi yang menjadi dasar perhitungan determinan.
Definisi Permutasi
(i) Suatu permutasi himpunan bilangan bilat {1,2,3,,n} merupakan suatu
penyusuan bilangan-bilangan bulat tersebut dalam suatu urutan tertentu
tanpa penghilangan (Omission) ataupun perulangan (repetition).
(ii) Barisan bilangan-bilangan (j1, j2, j3, .jn) dimana berlaku jijk untuk ik
(i=1,2,3,n dan k=1, 2, 3, m) serta j i adalah salah satu
bilangan asli (1,2,3, ..,n).
Contoh :
1. Terdapat 6 permutasi yang berbeda dari himpunan bilangan bulat {1, 2, 3}
yaitu (1, 2, 3), (1, 3, 2), (2, 3, 1), (2, 1, 3), (3, 1, 2), (3, 2, 1). Suatu metode
yang sistematis untuk menampilkan semua permutasi adalah dengan pohon
permutasi.
1

2. Tentukan banyaknya permutasi dari himpunan bilangan bulat {1, 2, 3, 4}


Catatan
Apabila kita mempunyai n buah bilangan asli 1, 2, 3, , n maka banyaknya
permutasi yang dapat kita bentuk ada n!. misal n=3, maka banyaknya permutasi = 3! =
3*2*1 = 6. jadi ada 6 buah permutasi (seperti tampak pada contoh 1).
Definisi Inversi Permutasi
(i) Yang dimaksud inversi pada suatu permutasi (j1, j2, .,jn) ialah adanya jk<ji (jk
mendahului ji) padahal ji<jk (i dan k=1, 2, ..n).
(ii) Suatu inversi dikatakan terjadi di dalam permutasi ((j 1, j2, .,jn) apabila
ditemukan bilangan bulat yang lebih besar berada di depan bilangan yang lebih
kecil dalam urutan permutasi tersebut.

1|Page

(iii) Sebuah permutasi dikatakan genap jika jumlah total inversi yang terjadi genap
dan dikatakan ganjil jika jumlah total inversi yang terjadi ganjil.
(iv)Jika sebuah permutasi adalah permutasi genap maka tanda (sign) dari
permutasi tersebut adalah (+) dan jika suatu permutasi adalah permutasi ganjil
maka tanda dari permutasi tersebut adalah (-).
Contoh :
1. Misalkan ada permutasi (2,1,4,3), berapa banyaknya inversi pada permutasi
tersebut?
Penyelesaian
Misalkan

2 1
4
3
j1 j2
j3
j4
Terlihat bahwa : j1=2 mendahului j2=1, padahal 1<2
j3=4 mendahului j4=3, padahal 3<4
Total inversi adalah 2 dan termasuk inversi genap.
2. Diketahui permutasi (4,3,1,2). Tentukan banyaknya inversi permutasi
tersebut!.
Penyelesaian
Misalkan

4
j1

3
j2

1
j3

2
j4

Terlihat bahwa : j1=4 mendahului j2=3, padahal 3<4


j1=4 mendahului j3=1, padahal 1<4
j1=4 mendahului j4=2, padahal 2<4
j2=3 mendahului j3=1, padahal 1<3
j2=3 mendahului j4=2, padahal 2<3

Total inversi adalah 5 dan termasuk permutasi ganjil.


3. Tentukan

inversi

dari

permutasi

(1,2,3,4)!.

Penyelesaian
Karena urutannya sudah benar (terurut dari nilai terkecil ke nilai terbesar) maka total
inversinya adalah 0 dan termasuk permutasi genap.

2|Page

Determinan
Konsep inversi permutasi yang sudah dijabarkan diatas akan digunakan untuk
menghitung determinan dari suatu matriks. Sekarang pandang matriks bujursangkar A
berorde (berukuran) n
a

11

A=

a12 .a1n

21

a22 .a2n

n1

an2 .ann

3|Page

Definisi Determinan
Determinan dari matriks bujursangkar A berorde n adalah jumlah dari semua
permutasi n (n!) hasil kali bertanda dari elemen-elemen matriks tersebut.
Determinan dari suatu matriks A dituliskan
det(A) atau |A| = (j1, j2, .,jn). a1j1, a2j2,amjn
Contoh :
a

A=

11

a21

12

a22

Maka n=2, terdapat 2! = 2*1=2


Hasil kalinya sebagai berikut :
1. a11 a22 permutasi (1,2), banyaknya inversi=0 (permutasi genap). Maka
(1,2)= +1 jadi +a11 a22 .
2. a21 a12 permutasi (2,1), banyaknya inversi=1 (permutasi ganjil). Maka
(2,1)= -1 jadi -a21 a12
3. Maka det(A)=|A|=+a11 a22 -a21 a12

Nilai Determinan
Nilai atau harga suatu determinan dapat diperoleh dengan berbagai cara antara
lain :
Langsung dengan aturan SARRUS (inversi permutasi) Metode ekspansi dengan
MINOR dan KOFAKTOR.
A. Metode Sarrus
Metode Sarrus pada dasrnya menggunakan inversi permutasi, tetapi metode ini hanya
berlaku untuk menghitung nilai atau harga determinan yang berorde sampai dengan 3.
sedangkan untuk determinan matriks berorde lebih dari 3 digunakan metode ekspansi.
Misalkan diketahui matriks berorde 3
a

11

A=

21

31

a a
12

22

13

a a
32

23

33

n=3 berarti hasil kalinya 3!=3.2.1=6, yaitu a11a22 a33, permutasi (1,2,3). Banyaknya
inversi=0 (+) a12a23 a31 permutasi (2,3,1). Banyaknya inversi=2 (+) a 13a21 a32 permutasi (3,1,2).
Banyaknya inversi=2 (+) a13a22 a31 permutasi (3,2,1). Banyaknya inversi=3 (-) a 11a23 a32 permutasi

4|Page

(1,3,2). Banyaknya inversi=1 (-) a12a21 a33 permutasi (2,3,1). Banyaknya inversi=1 (-)

Untuk lebih mudahnya dapat digambarkan


a

11

12

21

22

31

32

13

11

12

23

21

33

22

31

= a11a22 a33 +a12a23 a31+a13a21a32-a13a22a31


-a11a23 a32 -a12a21 a33

32

(-)

(+)

Contoh :
1. Diketahui matriks A =

hitunglah |A|

Penyelesaian
A=
=
=
=

4
3

1
2

5
4

1.1.4+2.5.3+3.4.2-3.1.3-1.5.2-2.4.4
4+30+24-9-10-32
7
2. Hitunglah |A| jika A=

Penyelesaian
A=

= 0.6.2+6.8.3+0.3.2-0.6.3-0.8.2-6.3.2
= 0+144+0-0-0-96
= 48
B. Metode ekspansi minor dan kofaktor
Andaikan ada sebuah determinan dengan orde ke-n maka yang dimaksud dengan
MINOR unsur aij adalah determinan yang berasal dari determinan orde ke-n tadi
dikurangi dengan baris ke-I dan kolom ke-j.
a

11

D=

21

12

22

13

23

31
41

32
42

33
43

14

24

34
44

5|Page

Maka MINOR unsur a33 adalah minor baris ke-3 kolom ke-2
a

11

M32 =

21

13

41

23

43

14

24

44

Sedangkan
yang dimaksud dengan KOFAKTOR suatu unsur determinan aij adalah Cij
= (-1)i+j Mij.
Maka KOFAKTOR unsur a32 = C32 = (-1)3+2 M32
Contoh :
2

A=

Minor a32 =M32 =

= 2.7- 4.5 = 14-20 = -6

Kofaktor a32 = C32 = (-1)3+2.(-6) = 6


Untuk mencari harga suatu determinan dengan orde ke-n (n>2) yang pad
ahakekatnya melukiskan polinomial homogen dengan orde ke-n dapat dilakukan
dengan ekspansi menurut ekspansi baris atau kolom.
Menurut Teorema LAPLACE
Determinan dari suatu matriks sama dengan jumlah perkalian elemen-elemen dari
sembarang baris atau kolom dengan kofaktor-kofaktornya.
Dengan kata lain
n

|A|= aijcij = ai1ci1+ai2ci2+..+ aincin , dengan i sembarang. Disebut


j=1

uraian baris ke-i (Ekspansi Baris).


n

|A|= aijcij = a1jc1j+a2jc2j+..+ anjcnj , dengan j sembarang. Disebut j=1


uraian kolom ke-i (Ekspansi Kolom).
Contoh :
Hitung determinan matriks A=

2 3

3 4

5 7

dengan minor dan kofaktor

Misalkan minor dan kofaktornya dicari dengan melakukan ekspansi kolom ke-1 dari
matriks A.
3

Maka minor a11=M11=

= 3.7-4.5=1

7
2

Minor a21=M21=

= 2.7-3.5=-1
6|Page

Minor a31=M31=

= 2.4-3.3=-1

7|Page

Mencari kofaktor dengan rumus Cij = (-1)i+j Mij.


Kofaktor a11 = C11 = (-1)1+1 M11 = (-1)2.1 = 1
Kofaktor a21 = C21 = (-1)2+1 M21 = (-1)3.(-1) = 1
Kofaktor a31 = C31 = (-1)3+1 M31 = (-1)4.(-1) =-1
n

Maka |A|= aijcij = a11C11+ a21 C21+ a31 C31 = 1.1+2.1+1.(-1)=1


j=1

Catatan
Dalam pemilihan kolom atau baris mana yang diekspansi , tidak menjadi persoalan
karena hasilnya akan sama saja.
Sifat Sifat Determinan
Diberikan beberapa sifat penting dalam determinan
1. Apabila semua unsur dalam satu baris atau satu kolom = 0, maka harga
determinan = 0.
0

Contoh : A=

= 0.5-0.4 = 0-0=0

2. Harga determinan tidak berubah apabila semua baris diubah menjadi


kolom atau semua kolom diubah menjadi baris. Dengan kata lain |A|=|A|T .
2

Contoh : A =

5
2

AT=

maka |A|=2.7-1.5=9

7
5

maka |A|=2.7-5.1=9

3. Pertukaran tempat antara baris dengan baris atau kolom dengan kolom pada suatu
determinan akan mengubah tanda determinan.
1

Contoh : A=

maka |A|=1.4-2.3=-2

Jika baris 1 ditukar dengan baris 2 menjadi


3

A=

maka |A|=3.2-4.1=2

Jika kolom 1 ditukar dengan kolom 2 menjadi


2

A=

maka |A|=2.3-4.1=2

4. Apabila suatu determinan terdapat 2 baris atau 2 kolom yang identik, maha harga
determinan itu = 0.
Contoh : B =

-1

maka |A|= 0

8|Page

5. Apabila semua unsur pada sembarang baris atau kolom dikalikan dengan
sebuah faktor (yang bukan 0), maka harga determinannya dikalikan dengan
faktor tersebut.
Contoh : A=

maka |A|=1.4-2.3=-2

Misalkan baris 1 dikalikan dengan 2 maka


1*2

A1=

2*2

= 2.4-4.3=-4

Terlihat bahwa | A1|=2|A|


Misalkan kolom 1 dikalikan dengan 3 maka
1 *3

A2=

=
3*3

= 3.4-2.9=-6

Terlihat bahwa | A2|=3|A|


6. Tanpa mengubah harga determinan, semua unsur sembarang pada baris atau
kolom dapat dikalikan dengan sebuah faktor (bukan 0) dan menambahkannya
pada atau mengurangi dari sembarang baris atau kolom yang lain.
1

Contoh : A=

maka |A|=1.4-2.3=-2
1

A=

H12(3)

10

14

A1=
3

H1+3.H2

maka |A1|=-2
3

Terlihat bahwa |A1|=|A|


7. Bila A dan B bujursangkar maka |A.B|=|A|.|B|. Buktikan!
8. Jika suatu matriks merupakan matriks segitiga atas atau segitiga bawah, maka
hasil determinanya merupakan hasil kali dari elemen-elemen yang terletak pada
diagonal utamanya.
Contoh : A=

B=

0
0

4
0

1
1

1
4

3
1

0
2

maka |A|=2.4.1=8

maka |B|=2.3.2=12

9|Page

Pertanyaan beserta jawaban hasil diskusi di kelas


Pertanyaan
-

Dari Ferdi NPM 11108


Selain dari metode sarrus, yang ordo nya lebih dari 3 menggunakan
metode apa ?

Jawaban hasil diskusi


-

Untuk ordo yang lebih dr tiga masih banyak lg metode yang dapat
digunakan, contohnya menggunakan Metode Kofaktor dan lain sebagai
nya, Metode Sarrus hanya menggunakan ordo 3 saja tidak bias lebih dari
ordo 3

10 | P a g e

Das könnte Ihnen auch gefallen