Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
OLEH
MOH. RIZAL PAKAYA
NIM : 14/373232/PFA/1429
DOSEN
Prof. Dr. Phil-nat. SUDARSONO, Apt.
Soal : KODE 34
Senyawa target
Senyawa impurities 1
: Pektin
Senyawa impurities 2
: Asperulosid
: Klorofil
Senyawa target
COOH
O
C
HO
OH
O
OH
OH
OH
Asam metadigalat larut dalam air dan metanol, sedikit larut dalam etil
asetat dan tidak larut dalam pelarut organik. Deteksi asam metadigalat dapat
dilakukan dengan penambahan FeCl3 terjadi endapan biru/ hitam pada ph 3-5 dan
endapan akan hilang jika ditambah asam kuat serta uji pengendapan protein. Asam
metadigalat mengendapkan protein dan dapat dihidrolisis (tannin terhidrolisis).
Impuritis 1
-OOC
OH
OH
HO
COOCH3
O
O
O
H3COOC
OH
Impuritis 2
Asperulosida
Merupakan glikosida iridoid, larut dalam air, metanol, etanol, aseton, etil
asetat, dioxane, piridin, asam asetat, tidak larut dalam eter, kloroform, benzene.
Dideteksi asperulosida dilakukan dengan menggunakan KLT FD : silika gel GF
254, tidak meredan pada 254 nm dan meredam 366, disempot dengan pereaksi
Trim Hill (1 bagian volume 2%, larutan CuSO4, 10 bagian volume asam sulfat
pekat).
Senyawa dominan :
Klorofil
Klorofil adalah pigmen hijau yang ada dalam kloroplastida. Pada
umumnya klorofil terdapat pada kloroplas sel-sel mesofil daun, yaitu pada sel-sel
parenkim palisade dan atau parenkim bunga karang. Pada tumbuhan tingkat tinggi
terdapat dua jenis klorofil yaitu klorofil-a dan klorofil-b. Pada keadaan normal,
proporsi klorofil-a jauh lebih banyak daripada klorofil-b.
Selain klorofil, pada membran thylakoid juga terdapat pigmen-pigmen
lain, baik yang berupa turunan-turunan klorofil-a maupun pigmen lainnya.
Kumpulan bermacam-macam pigmen fotosintesis disebut fotosintem, berperan
menjerap energi cahaya (foton, kuantum) pada reaksi terang untuk menghasilkan
energi kimia berupa ATP dan NADPH2. Contoh turunan klorofil-a yang berperan
penting pada fotosintesis adalah feofitin(kloforil-a yang kehilangan inti Mg,
menjadi salah satu komponen fotosintem II), pigmen yang peka terhadap 680 nm
(P680= sebagai pusat reaksi fotosistem II) , dan P700(menjadi pusat reaksi
fotosintem I). Pigmen yang lain antara lain carotenoidadan Xantofil.
Molekul klorofil tersusun atas 4 cincin pirol dengan Mg sebagai inti.
Pada klorofil terdapat rangkaian yang disebut fitil (C20H39O) yang jika terkena
air dengan pengaruh enzim klorofilase akan berubah menjadi fitol (C20H39OH).
Fitol adalah alkohol primer jenuh yang mempunyai daya afinitas yang kuat
terhadap O2 dalam proses reduksi klorofil. Sifat fisik klorofil adalah menerima dan
atau memantulkannya dalam gelombang yang berlainan (berpendar =
berfluorescens). Klorofil banyak menyerap sinar dengan panjang gelombang
antara 400-700 nm, terutama sinar merah dan biru. Sifat kimia klorofil menurut
antara lain (1) tidak larut dalam air, melainkan larut dalam pelarut organik yang
lebih polar, seperti etanol dan kloroform, (2) inti Mg akan tergeser oleh 2 atom H
bila dalam suasana asam, sehingga membentuk suatu persenyawaan yang disebut
feofitinyang berwarna coklat.
Deteksi klorofil dengan melihat profil spektrum, yaitu adanya serapan
pada 465 nm dan 650 nm (klorofil B) dan 675 nm (klrorofil A). TLC dengan fase
diam silika 60, fase gerak 50% hexane, 45% chloroform and 5% ethanol, Klorofil
A : 0,5, biru/ hijau; klorofil B : 0,63, kuning/hijau.
Proses Pemisahan
1. Daun yang sudah dideterminasi kebenaran dan dikeringkan, diekstraksi
menggunakan MeOH 90% secara maserasi dan dipisahkan ampas dan sarinya
2. Sari diuapkan sampai menjadi ekstrak kental menggunakan rotari evaporator
suhu maksimal 40 C agar tidak terbentuk gumpalan pektin
3. Ekstrak kental ditambah air dan n-heksane dan dipisahkan menggunakan
Liquid Liquid Continous Extraction (LLCE). Klorofil akan lebih banyak pada
fase n heksan dan senyawa asam metadigalat, asperulosid dan pektin ada di
fase air. Pada fase air dicek apakah masih ada klorofil atau tidak
menggunakan pola spektrum yang dilihat menggunakan spektrofotometri UV
pada panjang gelombang sekitar 400-700nm atau dengan TLC fase diam
silika 60, fase gerak 50% heksan : 45% kloroform : 5% metanol, lihat bercak
dan Rfmya untuk Klorofil A : 0,5, biru/ hijau; klorofil B : 0,63, kuning/hijau.
4. Fase air diekstraksi menggunakan etil asetat dengan menggunakan dengan
LLCE, sehingga terbentuk dua fase, yaitu fase etil asetat yang berisi
asperulosit dan fase air yang berisi sisa asperulosit, asam meta digalat dan
pektin. Untuk mendeteksi asperulosit digunakan KLT dengan fase diam silika
GF 254 dan dilihat meredam di 366 atau tidak dan emnggunakan pereaksi
semprot Trim Hill. Jika masih ada ada aseperulosit, tambahkan n butanol dan
diekstraksi menggunakan LLCE dan terbentuk dua fase yaitu fase n butanol
yang berisi asperulosit dan fase air yang berisi asam meta digalat dan pektin.
5. Fase air diekstraksi menggunakan air asam panas sehingga terbentuk
gumpalan Daun/
pektinbahan
dan laruran. Gumpalan pektin dan larutan dipisahkan
menggunakan penyaring.
Larutan berisi
asam metaMetanol
digalat. 90%
Diekstraksi
menggunakan
6. Untuk memurnikan asam metadigalat digunakan kromatografi kolom
Ekstrak
kental
Diekstraksi
n-heksandan
dandilanjutkan
air
menggunakan
fase
diam poliamida
danmenggunakan
fase gerak Metanol
HPLC preparatif dengan fase gerak 16% MeCN dalam 0,1% asam format
7. Untuk mendeteksi kemurnian asam metadigalat
menggunakan uji
Fase n-heksan
Fase air
pengendapan protein. Jika mengendapkanDiekstraksi
protein menunjukkan
positif
asam
menggunakan
Etil Asetat
metadigalat.
KLOROFIL
Fase EtoAc
Fase airDiekstraksi menggunakan n-Butanol
ASPERULOSID
Fase n-Butanol
Fase air
Ditambah Etanol panas, saring
Fase larutan
Kromatografi kolom
Fase diam poliamida, fase gerak Metanol,
Kromatografi kolom
Fase diam Diaione HP 20, fase gerak H2O
Gumpalan
ASPERULOSID
Beberapa
REVIEW PRESENTASI
harifraksi
JUMAT TANGGAL 01 APRIL 2016
PEKTIN
Kromatografi kolom
Fase diam poliamida, fase gerak 16% MeCN dalam 0,1% asam format
ASAM METADIGALAT