Sie sind auf Seite 1von 12

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.

1, Juni 2005

Pemanfaatan Internet
Studi Kasus Tentang Pola, Manfaat dan Tujuan
Penggunaan Internet Oleh Mahasiswa pada Perpustakaan USU
Jonner Hasugian
Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi
Universitas Sumatera Utara
Abstract
The objective of this research is, to know (a) the pattern of Internet utilization practiced by
students at the USU Library, (b) the extent to which the Internet is useful to meet the study need
of students, (c) the purpose of Internet utilization by students, and (d) the evaluation of students
on the Internet service. Based on a survey conducted against 200 people, descriptively the
general description has been gained that majority of respondent (50,50%) just start to use the
Internet in the library, while 49,50% have ever used the Internet before being a college student
at USU. Majority of respondent 60,50% said, that they most often use The Internet in Internet
shop, and then in libraries (37%). The most common used facility is WWW (93,50%). About
77% of respondent said that they most often utilized the facility of e-mail. The main purposes of
the respondents assume to use the Internet is to search for scientific information (63%). In
addition, they also use the Internet as communication device (e-mail and chatting) and also as a
device for gaining the news from a wide range of newspaper, magazines, and so on in online of
nature. Majority of respondent (59%) said that the Internet is useful to use in supporting the
study requirements. The evaluation of respondent against Internet is good and excellent
(96,50%). By 54,50% of respondent said that the cost of Internet use at the library is very
cheap.
Keywords: Internet, Information Technology, Library
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada permulaan dasawarsa 1960-an, beberapa
perpustakaan di negara maju seperti Amerika
Serikat dan Inggris telah menggunakan komputer
sebagai alat bantu untuk melaksanakan sejumlah
kegiatan perpustakaan. Penggunaannya semakin
meningkat sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi
informasi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sangat pesat juga berdampak terhadap
pertumbuhan informasi, termasuk informasi
ilmiah. Perkembangan ini terasa semakin cepat
karena dipacu oleh adanya kemudahan pada
penyebarluasan informasi baik melalui media
cetak maupun melalui Internet. Berbagai jenis
informasi ilmiah semakin tersedia di berbagai
situs di Internet, dan akses terhadap informasi

tersebut semakin mudah. Semua hal itu


merupakan suasana yang kondusif bagi
berkembangnya kegiatan pengajaran dan
penelitian di suatu perguruan tinggi.
Teknologi informasi membawa perubahan
penting dan mendasar bagi perpustakaan dalam
mengelola, memberikan layanan baru, menjalin
hubungan antar-perpustakaan atau dengan
berbagai pangkalan data di luar perpustakaan.
Konsep pelayanan perpustakaan yang secara
konvensional menekankan penyediaan akses ke
informasi yang dimiliki, kini dengan kehadiran
Internet telah berubah ke arah konsep tanpa harus
memilikinya. Peran perpustakaan yang secara
tradisional hanya memberi layanan peminjaman
koleksi kepada pengguna, akan berubah menjadi
penyedia hubungan antara pengguna dengan
berbagai jenis dan bentuk informasi di tempat
manapun (agent of information). Melalui
Internet, perpustakaan dapat menghubungkan
pengguna ke berbagai situs atau pangkalan data

Halaman 7

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

di mancanegara. Dewasa ini, Internet dianggap


sebagai sumber daya informasi yang sangat
besar.
Uraian di atas memberi gambaran bahwa Internet
berdampak positif terhadap perpustakaan.
Internet memunculkan suatu paradigma baru
dalam
pelayanan
perpustakaan.
Internet
memberikan
banyak
kemudahan
bagi
pepustakaan dalam melaksanakan tugas dan
misinya. Sekalipun Internet memberi perubahan
kepada konsep dasar pengelolaan dan pelayanan
perpustakaan, namun Internet tidak akan
menghilangkan keberadaan perpustakaan, bahkan
tidak
akan
dapat
menghilangkan
atau
menggantikan media cetak, akan tetapi justru
sebaliknya,
dengan
kehadiran
Internet
keberadaan perpustakaan sebagai penyedia,
pengolah dan penyebar informasi semakin eksis
dan kuat.
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU)
mulai menyediakan layanan Internet sejak awal
masuknya Internet di kota Medan, yaitu pada
akhir tahun 1996. Internet Service Provider (ISP)
yang dilanggan Perpustakaan dengan sistem dialup pada saat itu adalah IdolaNet dengan
kecepatan (bandwidth) masih 14,4 Kbps (kilobit
per detik). Dengan peralatan teknologi yang
masih sederhana, Perpustakaan ini telah aktif
mensosialisasikan pemanfaatan Internet kepada
penggunanya.
Berdasarkan data ISP IdolaNet pada saat itu,
Perpustakaan USU tercatat sebagai pelanggan
Internet yang keempat di kota Medan. Data ini
mengindikasikan bahwa tingginya tingkat
kepekaan Perpustakaan terhadap perkembangan
teknologi informasi. Kemudian, pada tahun 1996
sampai sekarang Perpustakaan beralih menjadi
pelanggan Internet dengan sistem leased line
bersamaan dengan terbentuknya jaringan
USUnet. USUnet merupakan jaringan kampus
USU yang menghubungkan fakultas dan unit-unit
kerja
termasuk
perpustakaan
dengan
menggunakan kabel serat optik (fiber optic)
sepanjang sekitar 8.000 meter dengan kecepatan
(bandwidth) 10 100 Mbps (megabit per detik).
Sedangkan akses Internetnya ke ISP Telkom
dengan kecepatan 2 Mbps. Dengan cara ini
penggunaan Internet di Perpustakaan semakin
meningkat, dan fasilitas yang disediakan untuk
pengguna juga dirasa semakin memadai.

Halaman 8

Saat ini, Perpustakaan USU menyediakan dua


ruangan untuk layanan akses Internet yaitu
khusus untuk berbagai penggunaan (dikenakan
biaya pengunaan terminal) tersedia sekitar 50
terminal, dan khusus untuk penelusuran artikel
jurnal (tidak dikenakan biaya) tersedia 20
komputer. Pelayanan Internet di kedua ruangan
ini dilengkapi dengan sejumlah fasilitas yang
dimaksudkan untuk memberi kenyamanan bagi
pengguna dalam melakukan penelusuran
informasi.
Fasilitas layanan Internet yang disediakan
semakin baik dan lengkap dibanding dengan
masa sebelumnya. Akan tetapi bila seluruh
fasilitas layanan Internet yang disediakan tersebut
tidak atau belum dimanfaatkan secara maksimal,
maka fasilitas itu menjadi sesuatu yang sia-sia
(percuma). Oleh karena itu, masalah pemanfaatan
Internet di Perpustakaan USU menjadi sesuatu
yang penting dan menarik untuk diteliti.
Pengguna Internet di Perpustakaan USU selama
tahun 2004 mencapai jumlah 68.548 orang
(Laporan Akuntabilitas Perpustakaan USU
2004:24). Data ini menunjukkan bahwa tingkat
penggunaan Internet oleh mahasiswa di
Perpustakaan adalah tinggi. Bila dibandingkan
dengan jumlah mahasiswa yang menjadi anggota
Perpustakaan pada tahun yang sama adalah
24.089 orang, maka dapat interpretasikan bahwa
rata-rata setiap mahasiswa USU sudah pernah
memanfaatkan Internet di Perpustakaan selama
tahun 2004.
1.2 Permasalahan
Sekalipun tingkat penggunaan Internet oleh
mahasiswa pada Perpustakaan USU tinggi,
namum belum diketahui secara pasti apa tujuan
mereka menggunakan Internet. Untuk keperluan
apa Internet digunakan oleh mahasiswa? Apakah
untuk mendapatkan informasi ilmiah dalam
rangka memenuhi kebutuhan studi atau tidak?
Bagaimanakah pola mereka menggunakannya?
Jawaban terhadap pertanyaan itu masih belum
diperoleh. Oleh karena itu, pola pemanfaatan
Internet dijadikan sebagai masalah utama yang
akan diteliti melalui penelitian ini. Selain itu,
aspek lain yang juga perlu diketahui adalah
tujuan mahasiswa menggunakan Internet dan
manfaat Internet bagi kebutuhan studinya.

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

1.3 Pertanyaan Penelitian


Pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian
ini adalah:
a. Bagaimanakah pola pemanfaatan Internet
yang dilakukan oleh mahasiswa di
Perpustakaan USU?
b. Sejauh manakah Internet bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan studi mahasiswa?
c. Apakah tujuan mahasiswa menggunakan
Internet?
d. Bagaimanakah penilaian mahasiswa terhadap
pelayanan Internet di Perpustakaan USU?
2. Tinjauan Teori
2.1 Internet dan Fasilitasnya
Internet adalah merupakan jaringan dari ribuan
jaringan komputer yang menjangkau jutaan orang
di seluruh dunia (LaQuery, 1997). Pendapat ini
menunjukkan bahwa Internet merupakan suatu
jaringan internasional atau mancanegara yang
menghubungkan jutaan komputer di dunia.
Pendapat lain menyatakan bahwa Internet adalah
sistem komputer yang saling berhubungan,
sehingga memungkinkan komputer desktop yang
kita miliki dapat bertukar data, pesan, dan file-file
dengan berjuta-juta komputer lain yang
berhubungan ke Internet (Allen, 1997). Kedua
definisi di atas memberikan pemahaman yang
sangat mendasar, bahwa berbicara tentang
Internet objeknya adalah komputer, jaringan dan
perangkat lainnya (hardware dan software).
Jaringan komputer tersedia dalam berbagai
format, namun ada dua jenis yang utama yaitu
Local Area Network (LAN) dan Wide Area
Network (WAN). Local Area Network biasanya
terbentuk dengan menghubungkan beberapa
komputer yang berdekatan, yang berada pada
suatu ruangan atau gedung dengan menggunakan
kabel sebagai penghubungnya. Sedangkan Wide
Area Network adalah format jaringan di mana
suatu komputer dihubungkan dengan yang
lainnya melalui sambungan telepon. Data dikirim
atau diterima oleh atau dari suatu komputer ke
komputer lainnya lewat sambungan telepon.
Konektor suatu komputer dengan telepon adalah
menggunakan modem.
Internet menyediakan sejumlah fasilitas yang
dapat digunakan oleh pengguna, antara lain:

Electronic Mail (E-mail), World Wide Web


(WWW), File Transfer Protocol (FTP),
Newsgroup atau Mailing List, Gopher, Chat
Group, Telnet, dan sebagainya (Sitompul, 1997).
2.2 Dampak Internet Terhadap Perpustakaan
Kehadiran teknologi informasi seperti Internet
dan multimedia telah merubah konsep dasar
maupun peran perpustakaan (Rahardjo, 1995).
Konsep pelayanan perpustakaan yang secara
konvensional menekankan penyediaan akses ke
informasi yang dimiliki, kini dengan Internet
berubah ke arah konsep tanpa harus memilikinya.
Konsep perpustakaan yang selama berabad-abad
menjadi pengelola informasi berbasis cetak
(paper-based), kini dengan Internet dapat menjadi
pengelola informasi elektronik.
Internet, terutama dengan memanfaatkan fasilitas
www-nya,
akan
memungkinkan
banyak
perpustakaan menjadi online. Perpustakaan yang
online, berarti bahwa database koleksinya
tersambung ke Internet, dengan demikian dapat
diakses dari luar perpustakaan atau dari berbagai
tempat. Internet telah membuka dunia baru bagi
perpustakaan.
Perpustakaan
yang
secara
konvensional berinteraksi secara pasif kepada
pengguna melalui layanan buku, maupun jurnal
semata, akan menjadi lebih agresif dengan
Internet.
Ada beberapa konsekuensi menarik dengan
banyaknya perpustakaan yang tersambung ke
Internet yaitu:
(1) Sumber ilmu pengetahuan yang biasanya
terbatas hanya tersedia pada jenis
perpustakaan tertentu, kini menjadi tidak
terbatas dengan adanya akses Internet.
(2) Buku, jurnal ilmiah, laporan penelitian dan
dokumen lainnya yang umumnya tersedia
hanya di perpustakaan lokal, menjadi tidak
terbatas karena dapat dicari di berbagai
perpustakaan yang ada di Internet.
(3) Perpustakaan tidak lagi terbatas pada koleksi
berbasis cetak (paper based), akan tetapi
menjadi pusat diseminasi informasi maupun
pangkalan data penelitian serta aktivitas
lainnya (Purbo, 1996)
Melakukan pengambilan file (download) suatu
informasi tertentu dari Internet ada kalanya
bersifat gratis dan ada juga yang harus
membayar. Download file artikel dari jurnal

Halaman 9

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

ilmiah tertentu, biasanya selalu meminta


pembayaran, atau untuk dapat mengakses jurnal
itu harus membayar biaya langganan per tahun.
Sekalipun demikian, jika dihitung biaya
melanggan suatu jurnal ilmiah tercetak jauh lebih
mahal, jika dibandingkan dengan biaya
melanggan jurnal itu secara online. Hal ini dapat
dimengerti, karena penerbit jurnal tersebut tidak
lagi memperkirakan biaya pencetakan, distribusi
dan sebagainya. Bagi perpustakaan yang sudah
tersambung dengan Internet keadaan ini sangat
menguntungkan karena menghemat biaya
pengadaan, menghemat penyimpanan, dan dapat
memperoleh informasi dari jurnal itu dalam
waktu yang relatif sangat cepat, dan sebagainya.
Uraian di atas memberi gambaran bahwa Internet
berdampak positif terhadap perpustakaan.
Internet memunculkan suatu paradigma baru
dalam
pelayanan
perpustakaan.
Internet
memberikan
banyak
kemudahan
bagi
pepustakaan dalam melaksanakan tugas dan
misinya.
2.3 Internet sebagai Sumber Informasi Ilmiah
Sebagai akibat dari perkembangan teknologi
informasi yang begitu pesat, beraneka ragam
sumber daya informasi telah terdigitalisasi atau
terkomputerisasi. Perkiraan di masa mendatang,
koleksi perpustakaan dalam format elektronik
akan dapat menyamai koleksi dalam format
cetak. Mengamati fenomena dari perubahan yang
sedang terjadi dewasa ini, mungkin beberapa
perpustakaan tertentu akan lebih mengandalkan
informasi-informasi dalam format elektronik di
masa mendatang.
Dengan Internet, mungkin puluhan ribu
perpustakaan atau pusat informasi yang memiliki
sumber informasi yang tak terhingga banyaknya
dapat saling terhubung, dan dapat dimanfaatkan
oleh ratusan juta pemakai yang terdiri dari
individu atau organisasi (Garret, 1995).
Ketersambungan antara berbagai perpustakaan
melalui Internet ini, membentuk suatu sistem
informasi yang maha besar, yang sering disebut
perpustakaan virtual (Simanjuntak, 1995).
Konsep perpustakaan virtual pada dasarnya
adalah akses jarak jauh ke isi dan layanan
perpustakaan dan sumber-sumber informasi lain,
baik bahan-bahan cetak maupun elektronik.

Halaman 10

Berbagai jenis perpustakaan tersambung ke


Internet, yang memungkinkan akses dapat
dilakukan dan mengambil informasi dari
perpustakaan lain yang tersebar di seluruh dunia.
Dengan demikian, masalah akses menjadi isu
penting untuk menyatakan kekuatan layanan
perpustakaan.
Selama ini persepsi tentang besar kecilnya
perpustakaan selalu diukur berdasarkan dimensi
fisik gedung dan koleksi. Makin banyak bahan
pustaka buku dan majalah yang dimiliki suatu
perpustakaan, cenderung menunjukkan kehebatan
perpustakaan itu, karena makin besar dan
kemungkinan
koleksinya
lebih
lengkap.
Perpustakaan besar selalu diasumsikan sebagai
suatu perpustakaan yang mempunyai jumlah
buku dan majalah yang banyak, kursi baca yang
banyak, gedung yang besar dan jumlah
pustakawan yang banyak pula. Sebaliknya,
perpustakaan yang hanya memiliki 10 atau 15
ribu eksemplar koleksi, sering dianggap sebagai
perpustakaan kecil.
Persepsi pustakawan tentang besar kecilnya
perpustakaan berdasarkan dimensi fisik seperti
disebut di atas tidak selamanya benar. Sebagai
contoh, satu set General Periodical Ondisk
Proquest dari UMI yang terdiri atas kurang lebih
800 CD-ROM, yang jika ditumpukkan akan
membentuk silinder 12 cm, maka tingginya
mungkin hanya 1 sampai 2 meter saja, yang bila
disimpan cukup menggunakan satu atau dua laci
file kabinet saja. Padahal, CD-ROM ini memuat
citra penuh (fulltext) dari kurang lebih 1.500
judul majalah ilmiah yang terus menerus diupdate setiap bulannya sejak tahun 1994 sampai
sekarang. Jika kita menyimpan seluruh versi
cetak yang dikandung oleh 800 CD-ROM itu,
mungkin akan menghabiskan ruangan antara 150
sampai 200 meter persegi. Jika dibandingkan dari
sudut penyimpanan, maka bahan digital seperti
CD-ROM itu, jauh lebih menguntungkan.
2.4 Pola Pemanfaatan Internet
Pola pemanfaatan yang dimaksud dalam konteks
penelitian ini adalah mencakup: proses, cara, dan
perbuatan memanfaatkan seluruh fasilitas yang
tersedia di Internet. Perbuatan memanfaatkan
seluruh fasilitas mencakup penggunaan fasilitas
search engine, relevansi, dan juga cara
menelusur/mencari informasi di Internet. Proses

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

mencakup: pengalaman, tempat, dan frekuensi


penggunaan Internet.
3. Metode
Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei.
Sumber data utama yang digunakan adalah
responden. Responden penelitian ini adalah
mahasiswa USU tahun akademik 2004/2005
yang pernah menggunakan Internet di
Perpustakaan. Selain itu, digunakan juga
sejumlah dokumen tertentu untuk memperoleh
data yang menyangkut jumlah mahasiswa baru,
kondisi perpustakaan dan sebagainya. Dengan
teknik accidental sampling ditetapkan sampel
penelitian sejumlah 200 responden.
Alat pengumpul data yang digunakan dalam
penelitian ini kuesioner atau angket. Angket
dirancang dalam bentuk sejumlah pertanyaan
yang mengandung aspek-aspek yang akan diteliti.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan
statistik
deskriptif.
Berdasarkan
besaran
persentase, ditarik kesimpulan berkenan dengan
aspek-aspek yang diteliti.
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Pola Pemanfaatan Internet
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya
bahwa pola pemanfaatan Internet yang dimaksud
dalam konteks penelitian ini adalah mencakup:
proses, cara, dan perbuatan memanfaatkan
seluruh fasilitas yang tersedia di Internet. Namun
sebelum membahas pola tersebut, perlu diketahui
gambaran umum tentang pengenalan mahasiswa
akan Internet.
4.1.1 Pengenalan Internet
Masa awal pengenalan Internet bagi mahasiswa,
dapat berbeda bagi seseorang dengan yang
lainnya. Ada mahasiswa yang sudah mengenal
Internet sejak dini di sekolah asalnya dan ada
pula baru mengenalnya setelah menjadi
mahasiswa.
Sebahagian
besar
responden
(50,50%) mulai mengenal dan menggunakan
Internet adalah sesudah menjadi mahasiswa. Data
ini
mengindikasikan
bahwa
kebanyakan
responden belum pernah menggunakan Internet
ketika mereka masih duduk di sekolah lanjutan,
dengan demikian bagi sebahagian besar

responden pengalaman menggunakan Internet


erat kaitannya dengan statusnya sebagai
mahasiswa. Mengingat Perpustakaan USU
merupakan unit kerja yang pertama sekali
menyediakan layanan Internet kepada sivitas
akademika, maka secara langsung atau tidak
langsung penyediaan layanan Internet di
Perpustakaan
sangat
berperan
dalam
memperkenalkan dan memotivasi mahasiswa
untuk menggunakan Internet.
Sekitar 49,50% responden telah mengenal
Internet sebelum menjadi mahasiswa. Mereka
telah memiliki pengalaman menggunakan
Internet sebelum diterima menjadi mahasiswa.
Dengan demkian, Internet bukanlah sesuatu yang
baru ketika mereka diterima sebagai mahasiswa.
Pengalaman itu tentunya akan memudahkankan
mereka untuk menggunakan Internet di
Perpustakaan, dan diharapkan mereka dapat
mendorong mahasiswa lain untuk belajar
menggunakan Internet.
4.1.2 Cara Mengenal Internet
Seseorang mengenal Internet dapat melalui
berbagai cara, di antaranya melalui pendidikan
atau kursus, melalui bantuan teman, belajar
sendiri dan sebagainya. Mayoritas responden
(72%) menggunakan Internet melalui bantuan
temannya. Data ini mengindikasikan bahwa pada
umumnya responden belajar Internet adalah atas
inisiatif sendiri melalui pergaulannya dengan
teman-temannya.
4.1.3 Tempat Menggunakan Internet
Fasilitas yang tersedia untuk menggunakan
Internet di perpustakaan/kampus tentu jumlahnya
tidak akan sebanding dengan jumlah mahasiswa.
Kemampuan universitas untuk menyediakan
fasilitas Internet diduga sangat terbatas. Oleh
karena itu, tempat menggunakan Internet bagi
responden tidak terbatas hanya di perpustakaan
atau di kampus.
Mayoritas responden (60,50%) menyatakan
bahwa mereka paling sering menggunakan
Internet di Warnet, kemudian di Perpustakaan
USU (37%). Data ini menggambarkan kondisi
yang realistis, mengingat jumlah mahasiswa USU
yang sangat besar, sementara ketersediaan jumlah
komputer yang dapat digunakan untuk

Halaman 11

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

melakukan akses Internet di Perpustakaan masih


sangat terbatas. Sekalipun persentasenya kecil
(2,50%), namun ada di antara responden yang
telah dapat menggunakan Internet dari rumahnya.
4.1.4 Frekuensi Penggunaan Internet
Frekuensi penggunaan Internet yang diukur
melalui
penelitian
ini
adalah
rata-rata
penggunaan Internet per bulan. Frekuensi
penggunaan Internet bagi pemakai dipengaruhi
banyak faktor misalnya, waktu, kebutuhan
informasi, biaya dan sebagainya. Data
menunjukkan bahwa sekitar 46,50% responden
menggunakan Internet selama 1 s.d. 5 hari per
bulan, 37,50% menyatakan menggunakan
Internet selama 6 s.d. 10 hari per bulan, 8%
menggunakan selama 11 s.d. 15 hari per bulan
dan 4% masing-masing menggunakan Internet
selama 16 s.d. 20 hari dan lebih dari 20 hari per
bulan.
Berdasarkan
data
ini
dapat
diinterpretasikan bahwa mayoritas responden
(53,50%) telah menggunakan Internet selama 6
hari atau lebih (6 s.d. > 20 hari) per bulan. Data
ini menggambarkan bahwa responden telah
meluangkan sebagian waktu belajarnya dan
sebahagian dari uang belanjanya untuk
melakukan akses informasi dengan menggunakan
Internet.
4.1.5 Lama Akses
Lama akses yang dilakukan oleh setiap
pengakses informasi pada saat menggunakan
Internet dapat dipengaruhi oleh banyak hal
misalnya waktu, ketersediaan dana, kecepatan
jaringan, jenis informasi yang ingin dicari,
perolehan informasi yang relevan dan
sebagainya. Data menunjukkan bahwa mayoritas
responden (82%) melakukan akses selama 1 s.d.
2 jam pada setiap kali menggunakan Internet, dan
sekitar 16% melakukan akses selama 3 s.d. 5 jam.
Hanya sekitar 1% yang melakukan akses selama
6 s.d. 8 jam dan di atas 8 jam pada setiap kali
menggunakan Internet.
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan akses
pada setiap kali menggunakan Internet sifatnya
relatif, artinya sangat bergantung kepada
berbagai faktor atau keadaan seperti kecepatan
jaringan, kejelasan alamat atau situs yang
diakses, jenis informasi yang dicari, dan juga
ketersediaan dana untuk membayar jasa layanan.

Halaman 12

Biasanya bila tingkat kecepatan jaringan baik,


maka lama askes sekitar 2 (dua) jam telah
memadai untuk mengakses informasi melalui
Internet. Bagi pada umumnya mahasiswa, lama
akses ini juga sangat dipengaruhi oleh
kemampuan dananya (untuk penggunaan
berbagai keperluan). Patut diduga bahwa banyak
di antara responden yang ingin melakukan akses
Internet (bukan untuk mengakses artikel jurnal
elektronik) dengan waktu berjam-jam, akan tetapi
karena keterbatasan dana yang dimilikinya, maka
mahasiswa tersebut cenderung akan membatasi
diri.
4.1.6 Penggunaan Fasilitas Internet
Di Internet tersedia sejumlah fasilitas yang dapat
digunakan pada setiap kali menggunakan
Internet. Penggunaan fasilitas tersebut sangat
tergantung kepada keperluan pengguna Internet.
Data yang diperoleh memperlihatkan bahwa
fasilitas yang paling sering digunakan responden
pada setiap kali menggunakan Internet ialah
WWW (93,50%). Data ini sangat realitis
mengingat fasilitas ini merupakan fasilitas yang
paling ampuh digunakan untuk melakukan
penelusuran atau pencarian informasi.
Fasilitas e-mail juga merupakan fasilitas yang
sangat dominan digunakan oleh responden.
Sekitar 77% responden menyatakan bahwa
mereka paling sering memanfaatkan fasilitas email dibanding dengan fasilitas chatting, telnet,
dan sebagainya. Berdasarkan data ini dapat
diinterpretasikan bahwa mayoritas responden
telah terbiasa berkomunikasi menggunakan surat
elektronik (e-mail). Berkomunikasi dengan surat
elektronik selain prosesnya sangat cepat,
biayanya juga sangat murah.
Selain menggunakan fasilitas tersebut di atas,
pengguna Internet juga harus menggunakan
search engine untuk melakukan pencarian
informasi. Terdapat sejumlah search engine yang
dapat digunakan untuk melakukan pencarian
informasi di Internet. Kemampuan masingmasing search engine dalam menemukan situs
informasi yang relevan dengan query pengguna
ada kalanya berbeda. Desain dan interface dari
masing-masing search engine juga selalu
berbeda. Keberadaan desain dan interface dari
masing-masing
search
engine
sangat
berpengaruh untuk menarik minat dan perhatian

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

pengguna dalam melakukan penelusuran di


Internet.
Data memperlihatkan bahwa search engine yang
paling sering digunakan responden ketika
melakukan penelusuran di Internet ialah Google
(84,50%) dan Yahoo (72%), sedangkan
penggunaan search engine yang lain tidak begitu
menonjol jika dibanding dengan kedua search
engine tersebut. Gambaran data ini berhubungan
erat dengan kemampuan kedua search engine
tersebut yang dinilai memiliki berbagai
keunggulan dibanding dengan yang lainnya.
Dalam penilaian umum pengguna Internet, kedua
search engine tersebut dikategorikan sebagai
search engine yang paling baik dan akrab bagi
pengguna pada saat ini.
4.1.7 Titik Akses
Umumnya
responden
dapat
melakukan
penelusuran informasi dari sejumlah titik akses.
Data menunjukkan bahwa mayoritas responden
selalu melakukan penelusuran melalui titik akses
judul, subjek, kata kunci dan teks bebas.
Penelusuran melalui titik akses judul, subjek dan
kata kunci biasanya akan menghasilkan tingkat
ketepatan (precision) yang tinggi dalam
memanggil dokumen yang relevan dengan
permintaan. Dilatar-belakangi tingkat ketepatan
yang tinggi tersebut, sehingga pada umumnya
pengguna selalu melakukan penelusuran melalui
titik akses tersebut.
4.1.8 Penggunaan Operator dalam Melakukan
Penelusuran
Untuk merumuskan query ke dalam format yang
spesifik dan terbaca oleh mesin penelusuran,
diperlukan sejumlah operator yang sudah standar
dan lazim digunakan dalam penelusuran di
Internet. Data menunjukkan bahwa hanya
sebahagian kecil (22%) responden yang sering
menggunakan
operator
Boolean
dalam
melakukan pencarian informasi di Internet.
Padahal, operator Boolean merupakan operator
yang paling umum tersedia pada hampir seluruh
sistem temu-balik (information retrieval) dari
berbagai pangkalan data. Patut diduga, data ini
mengindikasikan bahwa sebahagian besar
responden kurang atau belum mengenal dan
memahami fungsi dari operator Boolean dalam
pencarian informasi di Internet.

Sebagian besar (61%) responden menyatakan


sering menggunakan operator proximity dalam
melakukan pencarian informasi di Internet.
Pengenalan dan pemahaman terhadap fungsi
operator ini akan membantu pengguna Internet
untuk bisa mendapatkan informasi dengan tingkat
ketepatan (precision) yang tinggi. Sebab dengan
operator ini responden dapat memperoleh
dokumen yang sangat relevan dengan query-nya,
karena dengan operator ini akan terpanggil
dokumen yang berisi kata/isitilah yang tingkat
kedekatannya sangat dekat dengan kata/istilah
penelusuran. Akan tetapi perlu diketahui bahwa
masih banyak sistem temu-balik informasi yang
masih belum menerapkan fungsi dari operator ini.
Persentase responden yang sering menggunakan
operator truncation jumlahnya sangat kecil
(13%), dan mayoritas responden (68%)
menyatakan tidak pernah menggunakannya. Data
ini mengindikasikan bahwa responden kurang
atau belum mengenal fungsi dari operator
tersebut. Hal ini mungkin terjadi karena operator
ini masih belum umum digunakan pada sistem
temu- balik dari berbagai pangkalan data pada
sejumlah situs di Internet.
4.1.9 Relevansi Perolehan dengan Kebutuhan
Informasi
Keinginan pencari informasi adalah untuk
mendapatkan informasi yang relevan dengan
kebutuhan. Akan tetapi, pencarian informasi di
Internet tidak selalu berhasil untuk mendapatkan
informasi yang relevan dengan kebutuhan. Hal
itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan dari si
penelusur
untuk
menentukan
strategi
penelusuran, dan juga dipengaruhi oleh faktor
ketersediaan informasi pada sejumlah situs yang
dituju.
Mayoritas
responden
(67,50%)
menyatakan informasi yang didapatkannya dari
hasil penelusuran menggunakan Internet kadangkadang relevan, sedangkan sekitar 26%
menyatakan selalu relevan dan hanya sekitar
6,50% yang menyatakan jarang. Data ini
menggambarkan hal yang nyata, karena seperti
apa yang dikemukakan di atas, bahwa pada setiap
pencarian informasi di Internet tidak selalu pasti
berhasil mendapatkan informasi yang relevan
dengan kebutuhan, sebab banyak faktor yang
sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan
tersebut.

Halaman 13

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

4.1.10 Jenis Informasi yang Paling Sering


Dicari di Internet
Jenis informasi yang dicari oleh pengguna di
Internet dapat berupa informasi ilmiah dan/atau
informasi umum atau non-ilmiah. Jenis informasi
yang diinginkan sangat tergantung dengan
kebutuhan dan kondisi pengguna Internet.
Data menunjukkan bahwa mayoritas responden
(77,50%) menyatakan bahwa jenis informasi
yang paling sering dicari di Internet adalah
informasi ilmiah. Data ini menggambarkan
keadaan yang sangat realistis, sebab idealnya
bahwa seorang mahasiswa harus lebih
memprioritaskan pencarian informasi ilmiah
daripada jenis informasi yang lainnya. Data ini
juga sangat sinkron dengan data lain yang
menyatakan bahwa tujuan utama dari mayoritas
responden menggunakan Internet adalah untuk
mendapatkan informasi ilmiah. Selain itu, data
ini juga dapat merupakan jawaban untuk menepis
anggapan atau wacana yang menyatakan bahwa
umumnya mahasiswa menggunakan Internet
hanya untuk mencari informasi umum atau
informasi non-ilmiah termasuk informasi yang
bersifat pornografi. Melalui data tersebut di atas
dapat
diinterpretasikan
bahwa
mayoritas
responden telah memanfaatkan Internet sebagai
sarana penting guna mendapatkan informasi
ilmiah.
4.1.11 Perlakuan Terhadap Informasi
Informasi yang diperoleh dari hasil penelusuran
menggunakan Internet dapat di-download,
dicetak dan/atau hanya dibaca di monitor. Pada
dasarnya pengguna dapat secara bebas
memperlakuan informasi yang didapatnya
melalui penelusuran dari Internet.
Data menunjukkan bahwa perlakuan yang paling
sering dilakukan responden terhadap informasi
yang didapatkan dari Internet adalah mendownload (56,50%) dan mencetak (44%),
sedangkan yang hanya membaca di Internet
jarang dilakukan. Biasanya bila seseorang mendownload atau mencetak informasi yang
diperoleh dari Internet, cenderung informasi
tersebut adalah informasi yang penting atau yang
berguna
baginya
atau
sesuai
dengan
kebutuhannya. Sedangkan bila informasi hanya
dibaca di monitor, biasanya informasi tersebut

Halaman 14

adalah informasi yang kurang atau tidak penting


untuk dimilikinya. Oleh karena itu, data di atas
mengindikasikan bahwa rasio perolehan (recall)
informasi dengan tingkat ketepatan (precision)
yang sering dialami oleh responden cenderung
tinggi. Diduga, kecenderungan ini yang
menyebabkan responden selalu men-download
dan/atau mencetak hasil penelusuran yang
diperolehnya dari Internet.
4.2 Manfaat Internet
Sebagai salah satu sumber daya informasi yang
sangat besar, Internet dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan, baik untuk keperluan pribadi
maupun organisasi. Untuk keperluan pribadi
misalnya, Internet dapat bermanfaat untuk
berbagai hal di antaranya untuk keperluan studi,
pekerjaan,
komunikasi
dan
sebagainya.
Mayoritas responden (59%) menyatakan bahwa
Internet bermanfaat digunakan untuk membantu
keperluan studi. Hal itu berarti bahwa Internet
telah dijadikan sebagai salah satu sumber daya
informasi guna memenuhi kebutuhan studinya.
Sebahagian besar responden telah memanfaatkan
Internet untuk melakukan pencarian informasi
guna mendukung keperluan studinya. Data ini
sinkron dengan data lain yang menggambarkan
tujuan utama responden menggunakan Internet
adalah untuk mencari informasi ilmiah guna
memenuhi kebutuhan studinya.
Selain untuk memenuhi kebutuhan studi,
responden juga menggunakan Internet sebagai
media komunikasi (31%), hiburan (8,50%) dan
untuk berbelanja (1,50%). Sebahagian responden
telah memanfaatkan fasilitas yang tersedia di
Internet sebagai media untuk berkomunikasi
misalnya untuk mengirim dan menerima surat
yang sifatnya elektronik
(e-mail) dan chatting.
Sekalipun persentasenya kecil, responden telah
menggunakan Internet sebagai sarana hiburan.
Berdasarkan data ini dapat ditafsirkan bahwa
sumberdaya informasi yang tersedia di Internet
telah dapat dimanfaatkan oleh sebahagian
responden sebagai sarana rekreasi. Hal ini sesuai
dengan salah satu fungsi perpustakaan yaitu
sebagai sarana untuk mendapatkan rekreasi
melalui bacaan. Artinya, melalui bahan bacaan
yang tersedia di Internet, seseorang yang
membacanya dapat terhibur.

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

Bagi sebahagian pencari informasi, ada yang


telah menjadikan Internet menjadi sumber daya
informasi yang utama, pelengkap dan sebagainya.
Keadaan ini sangat tergantung kepada status dan
profesi dari pencari informasi. Status dan profesi
sangat
berpengaruh
terhadap
kebutuhan
informasi.
Kebutuhan
informasi
akan
menentukan untuk dijadikan sebagai dasar utama
dalam rangka memilih sumber daya informasi
yang akan digunakan. Bagi sebahagian besar
responden (58%), Internet dijadikan sebagai
sumber informasi pelengkap dalam rangka
memenuhi kebutuhan studinya, sedangkan bagi
sekitar 23,50% responden telah menjadikan
Internet sebagai sumber informasi utama guna
memenuhi kebutuhan studinya. Data ini
menggambarkan bahwa berbagai situs yang
tersedia di Internet telah dapat diandalkan
sebagai sumber daya informasi utama guna
memenuhi kebutuhan studi mahasiswa untuk
jenis dan jenjang program studi tertentu.
4.3 Tujuan Menggunakan Internet
Tujuan seseorang menggunakan Internet dapat
berbeda. Perbedaan tujuan itu sangat dipengaruhi
banyak faktor, di antaranya kebutuhan informasi
dan komunikasi.
Mayoritas responden
menyatakan bahwa tujuan utama menggunakan
Internet adalah untuk mencari informasi ilmiah
(63%). Data ini mengindikasikan bahwa
umumnya responden telah memanfaatkan
Internet sebagai salah satu sumber daya informasi
ilmiah guna memenuhi kebutuhan studinya.
Keadaan ini sangat positif mengingat tugas
pokok mahasiswa adalah untuk belajar. Salah
satu proses yang harus dilakukan dalam belajar
ialah bagaimana cara untuk mendapatkan
berbagai sumber informasi ilmiah yang secara
mutlak
diperlukan
untuk
mendukung
keberhasilan studi.
Selain itu, responden juga telah menggunakan
Internet sebagai sarana komunikasi yaitu e-mail
dan chatting (28,50%) dan juga sebagai sarana
untuk mendapatkan berita dari berbagai surat
kabar, majalah dan sebagainya yang sifatnya
online
(7%),
bahkan
sekitar
1,50%
menggunakannya untuk berbelanja. Data ini
menggabarkan bahwa sebahagian responden
telah memanfaatkan berbagai fasilitas dan
kemudahan-kemudahan untuk mendapatkan

informasi yang tersedia di Internet untuk


menambah pengetahuan dan kemampuannya.
4.4 Penilaian Terhadap Pelayanan Internet
pada Perpustakaan USU
4.4.1 Fasilitas Pelayanan
Fasilitas layanan yang akan dievaluasi responden
melalui penelitian ini
mencakup keadaan
ruangan, komputer, printer dan jam layanan.
Penilaian responden terhadap fasilitas layanan
Internet di Perpustakaan USU tergambar melalui
data yang diperoleh. Data menunjukkan bahwa
hanya sekitar 3,50% yang menyatakan tidak baik,
dengan demikian sekitar 96,50% responden
menyatakan bahwa fasilitas layanan Internet
sudah memadai, baik dan/atau sangat baik. Data
ini mengindikasikan bahwa fasilitas layanan
Internet yang disediakan oleh Perpustakaan USU
telah memadai bagi kebutuhan pengguna. Dapat
diinterpretasikan bahwa dari segi ketersediaan
fasilitas, mahasiswa USU yang menjadi
pengguna Internet di Perpustakaan tidak
mendapat hambatan yang berarti dalam
melakukan penelusuran informasi, dengan
demikian pernyataan responden terhadap fasilitas
layanan Internet di Perpustakaan USU dapat
dinyatakan baik.
4.4.2 Biaya Penggunaan Internet di
Perpustakaan USU
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap frekuensi
pemakaian Internet adalah biaya. Biasanya para
pengguna Internet selalu mencari tempat
menggunakan Internet yang tarif atau biaya
penggunaannya murah. Sebaliknya, bila tempat
penyedia akses Internet menetapkan tarif atau
biaya penggunaan yang mahal, maka cenderung
pengunanya akan sedikit. Biasanya tarif biaya
penggunaan Internet ditetapkan berdasarkan jam
penggunaan, misalnya Rp 3.000 per jam. Dewasa
ini tarif biaya penggunaan Internet pada sejumlah
rental (warnet) selalu bersaing.
Data menunjukkan bahwa biaya penggunaan
Internet (untuk penggunaan berbagai keperluan)
di Perpustakaan USU adalah murah. Hal itu
dinyatakan melalui jawaban responden di mana
sekitar 54,50% responden menyatakan bahwa
biaya penggunaan Internet di Perpustakaan
adalah murah dan sangat murah. Data ini

Halaman 15

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

mengindikasikan bahwa dilihat dari sisi biaya,


maka layanan Internet yang disediakan oleh
Perpustakaan telah sanggup berkompetisi dengan
sejumlah rental atau Warnet yang ada di sekitar
kampus. Dapat diinterpretasikan bahwa dari segi
tarif atau biaya, mahasiswa USU yang menjadi
pengguna layanan Internet tidak atau kurang
mengalami kendala yang berarti pada setiap kali
menggunakan Internet di Perpustakaan.
4.4.3 Bantuan Pengguna
Tidak semua pengguna dapat belajar secara
mandiri untuk menggunakan Internet. Seperti
telah dikemukakan di atas bahwa seseorang bisa
menggunakan Internet dapat melalui berbagai
cara, seperti melalui kursus, bantuan teman,
melalui buku, mencoba sendiri dan sebagainya.
Salah satu nilai tambah bagi pengguna Internet di
Perpustakaan
ialah
tersedianya
bantuan
pengguna. Bantuan pengguna disediakan kepada
umumnya pengguna khususnya para pengguna
pemula. Bantuan tesebut berupa penyediaan
pustakawan yang telah terampil dalam
melakukan pencarian informasi di Internet.
Bantuan ini sifatnya cuma-cuma.
Mayoritas responden (55,50%) menyatakan
bahwa mereka jarang menerima bantuan tentang
cara menggunakan Internet dari pustakawan.
Data ini menggambarkan keadaan yang
sebenarnya, sebab bila dihubungkan dengan data
sebelumnya di mana mayoritas responden telah
menggunakan Internet sekitar 3 s.d. 4 tahun
lamanya. Dengan demikian, pada umumnya
responden bukan lagi pemakai pemula dalam
menggunakan Internet. Dipastikan mereka telah
dapat menggunakan Internet secara mandiri,
tanpa harus mendapat bantuan dari pustakawan.
Bagi sebagian kecil responden (25,50%) bantuan
tentang cara menggunakan Internet masih
diperlukan.
Dapat
dipastikan
kelompok
responden ini adalah pengguna Internet pemula
yang mungkin baru mulai menggunakan Internet.
Data ini mengindikasikan bahwa penyediaan
bantuan penggunaan Internet di perpustakaan
senantiasa diperlukan, sebab belum seluruh
mahasiswa USU bisa menggunakan Internet
secara mandiri.

Halaman 16

5. Kesimpulan dan Saran


5.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik sejumlah
kesimpulan antara lain:
(1) Sebahagian besar responden (50,50%) mulai
menggunakan Internet adalah sesudah
diterima menjadi mahasiswa USU.
(2) Mayoritas responden (72%) menggunakan
Internet melalui bantuan temannya. Data ini
mengindikasikan bahwa pada umumnya
responden belajar Internet adalah atas
inisiatif sendiri melalui pergaulan dengan
teman-temannya.
(3) Tujuan utama responden menggunakan
Internet adalah untuk mencari informasi
ilmiah (63%). Selain itu, responden juga
telah menggunakan Internet sebagai sarana
komunikasi (e-mail) dan juga sebagai sarana
untuk mendapatkan berita dari berbagai surat
kabar, majalah dan sebagainya yang sifatnya
online.
(4) Mayoritas responden (59%) menyatakan
bahwa Internet bermanfaat digunakan untuk
membantu keperluan studi. Selain untuk
memenuhi kebutuhan studi, responden juga
menggunakan Internet sebagai media
komunikasi, hiburan dan untuk berbelanja.
(5) Mayoritas responden (60,50%) menyatakan
paling sering menggunakan Internet di
Warnet, kemudian di perpustakaan (37%).
(6) Mayoritas responden (53,50%) telah
menggunakan Internet selama 6 hari atau
lebih (6 s.d. > 20 hari) per bulan, dan
mayoritas (82%) dari mereka melakukan
akses selama 1 s.d. 2 jam pada setiap kali
menggunakan Internet.
(7) Fasilitas yang paling sering digunakan
responden pada setiap kali menggunakan
Internet ialah WWW (93,50%) dan e-mail
(77%).
(8) Mayoritas
responden
(78%)
selalu
melakukan penelusuran melalui titik akses
judul, subjek, kata kunci dan teks bebas, dan
hanya sebahagian kecil (22%) responden
yang sering menggunakan operator Boolean
untuk memformulasikan query-nya dalam
melakukan pencarian informasi di Internet.
(9) Mayoritas responden (67,50%) menyatakan
informasi yang didapatkannya dari hasil
penelusuran menggunakan Internet kadangkadang relevan, sedangkan sekitar 26%

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

menyatakan selalu relevan dan hanya sekitar


6,50 % yang menyatakan jarang.
(10) Mayoritas responden (77,50%) menyatakan
bahwa jenis informasi yang paling sering
dicari di Internet adalah informasi ilmiah.
(11) Perlakuan yang paling sering dilakukan
responden terhadap informasi yang
didapatkan dari Internet adalah mendownload (56%) dan mencetak (44%),
sedangkan yang hanya membaca di monitor
jarang dilakukan. Data ini mengindikasikan
bahwa rasio perolehan (recall) informasi
dengan tingkat ketepatan (precision) yang
sering dialami oleh responden cenderung
tinggi.
(12) Pernyataan responden terhadap fasilitas
layanan Internet di Perpustakaan USU
adalah baik. Sekitar 96,50% responden
menyatakan bahwa fasilitas layanan Internet
sudah memadai dan/atau sangat baik.
Kemudian, 54,50% responden menyatakan
biaya penggunaan Internet di Perpustakaan
USU adalah sangat murah.
5.2 Saran
Data menunjukkan bahwa hanya sebahagian kecil
responden yang menggunakan Internet di
perpustakaan/kampus
sedangkan
mayoritas
responden menggunakan Internet adalah di
warnet di luar kampus. Disarankan agar pimpinan
universitas memanfaatkan kondisi ini sebagai
peluang untuk berinvestasi atau mengundang
pihak swasta melakukan investasi dalam bidang
layanan jasa Internet, mengingat seluruh
mahasiswa USU adalah pengguna potensial
(potential users) dalam layanan jasa Internet.

Masih banyak responden yang belum dapat


memanfaatkan fasilitas yang tersedia di Internet
secara maksimal, untuk mengatasi hal ini
pendidikan atau bimbingan pemakai untuk
penggunaan Internet dirasa sangat perlu diberikan
oleh unit-unit yang menyediakan layanan jasa
Internet seperti perpustakaan, pusat komputer dan
sebagainya.

Rujukan
Allen, Douglas W., Johnson, Steve; Suharsono
[alih bahasa] (1997). Pedoman belajar
Internet = The Learning guide to the
Internet. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Creth, Sheila (1996). The Electronic Library:
slouching toward the future or creating a
new information environment. Follet
Lecture Series.
<http://www.ukoln.ac.uk/follet/creth/paper
.html>.
Duval, Beverly K., Main, Linda (1992).
Automated Library Systems: a librarians
guide and teaching manual. Meckler,
London.
Garret, John R (1995). What is a digital library.
Digital Libraries Conference: Moving
forward into the information era.
Kaniki, Andrew M. (1992). Information seeking
and information providers among Jambian
Farmers. Libri: International Library
Rivew, 41 (3), 147-168.
Keen, Peter G. W. (1995). Every managers guide
to information technology. Boston:
Harvard Business School.
LaQuey,
Tracy,
Wospakrik,
Hans
J.
[Penerjemah] (1997). Sahabat Internet:
pedoman bagi pemula untuk memasuki
jaringan-jaringan global = Internet
companion: a beginners guide to global
networking. Bandung: Penerbit ITB.
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
(2002). Laporan Akuntabilitas Tahun 2002.
Medan: Perpustakaan USU.
Purbo, Onno W. (1996). Perpustakaan dan
teknologi informasi/Internet. Bandung:
Institut Teknologi Bandung.
Rahardjo, Arlinah Imam (1996). Teknologi
informasi: ancaman ataukah peluang bagi
profesi
pustakawan
di
Indonesia.
Prosiding Kongres VII Ikatan Pustakawan
Indonesia dan Seminar Ilmiah. Jakarta:
Ikatan Pustakawan Indonesia.
Rimbarawa, Kosam (ed) (1995). Kerjasama
jaringan perpustakaan dan akses informasi:
kumpulan
karya
tulis.
Luwarsih
Pringgoadisurjo. Jakarta: PDII-LIPI.
Simanjuntak, Melling (1995) Kepustakawanan
Alternatif. Prosiding Kongres VII Ikatan
Pustakawan Indonesia dan Seminar Ilmiah.
Jakarta: Ikatan Pustakawan Indonesia.

Halaman 17

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.1, No.1, Juni 2005

Sitompul, Darwin (1997). Perkembangan


Internet. Medan: Puskom USU.
Sugiyono
(1998).
Metode
Penelitian
Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Tedd, Lucy A. (1993). An Introduction to
Computer-Based Library Systems, Third
Edition. John Wiley & Sons: Chichester.
Wahyudi, J.B. (1992). Teknologi informasi dan
produksi citra bergerak. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Halaman 18

Das könnte Ihnen auch gefallen