Sie sind auf Seite 1von 19

A.

ANATOMI KEPALA DAN LEHER SECARA UMUM


1. Tulang Tengkorak
Tengkork manusia tersusun dari 22 buah tulang yang erupakan gabungan
tulang tulang tempurung kepala (kranium) dan tulang muka. Tulang tempurung
kepala berfungsi untuk melindungi otak.
Tulang tempurung kepala tersusun dari tulang dahi (frontal), tulang kepala
belakang (osipital), tulang ubun ubun (parietal), tulang baji (sphenoid), tulang tapis
(etmoid), dan tulang pelipis (temporal). Di bagian bawah tempurung kepala terdapat
rongga khusus yang disebut foramen magnum yang menjadi tempat keluar masuknya
pembuuh darah saraf serta darah yang kemudian menuju ke sumsum tulang belakang.
Tulang muka terdapat pada bagian depan kepala. Tulang tulag muka membentuk
rongga mata untuk melindungi mata, membentuk rongga hidung serta langit langit,
dan memberi bentuk wajah. Tulang muka terdiri dari tulang rahang atas (maksila),
tulang rahang bawah (mandibula), tulang pipih (zygomaticum), tulang air mata
(lakrimal), tulang hidung (nasal), dan tulang langit langit (palatum).
Tabel 1.1 Tulang tengkorak
Bagian kepala
Tulang dahi(os.frontale)
Tulang

ubun

1 tulang

ubun 2 tulang

Bagian Muka/Wajah
Tulang
rahang
(os.maxilla)
Tulang
rahang

atas 2 tulang
bawah 2 tulang

(os.parietal)
Tulang kepala belakang 1 tulang

(os.mandibula)
Tulang pipi (os.zygomaticum) 2 tulang

(os.occipetal)
Tulang

Tulang

(os.sphenoidale)
Tulang
(os.temporale)
Tulang

baji 2 tulang
pelipis 2 tulang
tapis 2 tulang

langit

langit 2 tulang

(os.pallatum)
Tulang hidung (os. Nasale)

2 tulang

Tulang air mata (os.lacrimale)

2 tulang

Tulang lidah (os.hyoideum)

1 tulang

(os.etmoidale)

Gambar 1.1 Tulang Tengkorak (Sabotta)


2. Otak besar (Serebrum)

Otak besar terdiri dari dua belahan yang disebut hemisferium serebri. Kedua
hemisferum (kanan dan kiri) saling dipisahkan oleh fisura longitudnalis serebri. Falks
serebri, suatu perluasan duramater (lapisan pembungkus otak besar) nampak menonjol
ke dalam fisura longitudinal serebri.
Terdiri dari dua belahan otak, dihubungkan oleh corpus collosum. Ujung anterior
corpus collosum disbut genu dan ujung posterior corpus collosum disebut splenium.
Lobus serebrum terdiri dari :
1.
2.
3.
4.
5.

Lobus frontalis
Lobus parietalis
Lobus oksipitalis
Lobus temporalis
Insura anatara fissura temporalis

Gambar 1.2 Cerebrum (Otak Besar)


3. Otak Kecil (Cerebellum)
Cerebellum adalah organ sentral yang terletak di fossa posterior intrakranial.
Bagian atas cerebellum ditutupi oleh durameter yang disebut sebagai tentorium
cerebelli. Tentorium cerebelli ini sekaligus memisahkan cerebellum dengan cerebri.
Cerebellum dihubugnkan dengan batang otak melalui pedunkulus yang terdiri atas 3
macam, yaitu pedunkulus cerebella superior, pedukulus cerebella media, serta
pedunkulus cerebelli inferior. Ketiga pedunkulus tadi terdiri masing-masing sepasang
di bagian lateral cerebellum yang menghubungkan cerebellum dengan batang otak.
Ventrikel empat merupakan ruangan yang terdapat diantara pedunkulus
cerebelli. Ventrikel keempat dihubungkan dengan ruang subarachnoid dengan
foramen lucshka dibagain anterolateral serta foramen Magendi di bagian posterior.

Dibagian caudal dari pedunkulus media dan inferior terspat struktur yang
terletak di sisi kanan kiri yang disebut sebagai floculus. Kedua struktur ini
dihubungkan oleh suatu bangungan yang mengalami penyempitan yang disebut
sebagai nodulus. Kedua bangunan ini disebut sebagai floculonodulus.
Fungsi cerebellum secara umum adalah untuk fine motor tuning. Cerebellum
terintegrasi dengan bagian otak lain untuk koordinasi gerakan.
Cerebellum secara fungsional dan filogenetika mempuyai 3 fungsi yaitu :

Archicerebellum (vestibulocerebellum), bagian ini merupakan bagian yang


paling tua, berfungsi utuk keseimbangan. Bagian ini terdiri atas Floculo
Nodularis. Menerima impuls sebagian besar dari vestibular.

Paleocerebellum (spinocerebellum), bagian ini berfungsi untuk posisi berdiri


dan berjalan. Menerima impuls sebagian besar dari spinal sehingga disebut
sebagai spinocerebellum. Bagian ini terdiri atas culmen dan lobulus centralis yag
terletak di anterior vermis, kemudia juga uvula, pyramid dan parafloculus. Bagian
ini dapat disederhanakan sebagai vermis dan paravermis.

Neocerebellum (cerecerebellum), merupakan bagian yang paling muda, terletak


di lobus posterior cerebellum. Cerecerebellum mempunyai fungsi untuk
koordinasi gerakan halus dan komplek dari tubuh.

Secara
kiri,

anatomis Cerebellum terdiri atas 2 hemisfer, yaitu kanan dan


dan vermis yang terletak diantaranya. Disebut sebagai
vermis karena bentuknya yang

mirip

cacing (vermis). Jika dilakukan


potongan

melintang

terhadapcerebellum,

maka

akan

terdapat dua lapisan, yaitu lapisan


korteks cerebellum dan
Gambar

1.3

Cerebellum

(www.Google.com)
lapisan substansia alba dengan deep nuclei yang ada didalamnya. Hemisfer
cerebellum merupakan pusat integrasi dan pengolahan impuls aferen yang kemudian

diproyeksikan ke deep nuclei. Dari deep nuclei impuls akan disebarkan ke bagian otak
yang lain ataupun ke medula spinalis.
4. Batang otak (Brainstem)
Batang otak terdiri atas diensefalon, mid brain, pons dan medulla
oblongata. Merupakan tempat berbagai macam pusat vital seperti pernapasan, pusat
vasomotor, pusat pengatur kegiatan jantung, pusat muntah, bersin dan batuk.

Gambar

1.4

Brainstream
(www.Google.com)
Fungsi utama dari batang otak adalah memastikan fungsi dasar penting
kehidupan seperti detak jantung, tekanan darah dan pernapasan. Batang otak juga
memainkan peran dalam gairah dan kesadaran.
Setiap informasi yang masuk atau meninggalkan otak harus melewati struktur ini.
Batang otak terdiri dari otak tengah, pons, dan medula oblongata, masing-masing
memainkan peran yang berbeda dalam mempertahankan kehidupan manusia.
Otak tengah berfungsi dalam penglihatan, pendengaran, gerakan mata, dan gerakan
tubuh. Ini berisi bundel besar akson, atau panjang, benang sel-sel saraf bertanggung
jawab untuk melakukan impuls dalam sel tubuh.
Akson ini penting untuk fungsi motorik sadar, atau gerakan-gerakan yang
dilakukan dengan sengaja, seperti berjalan, memungut benda, atau melempar bola.
Hal ini juga berisi saraf yang mengontrol mata. Degenerasi neuron di bagian otak
akan berhubungan dengan penyakit Parkinson.
Pons membantu mengatur kontrol motorik dan analisis sensorik, karena semua
informasi yang masuk melalui indera melewati pons dalam berjalan ke bagian otak
yang terlibat dalam proses lebih lanjut. Fungsi Pons lainnya dari batang otak adalah

untuk membantu menentukan tingkat tidur atau kesadaran seseorang. Bagian dari
struktur melekat pada otak kecil, yang terlibat dalam mengendalikan gerakan dan
postur. Kerusakan pada pons sering mengakibatkan kurangnya koordinasi dan
kesulitan memproses data indrawi yang baru.
Medula oblongata terletak antara pons dan sumsum tulang belakang. Ia
memelihara semua fungsi tubuh yang vital, termasuk pernapasan, pencernaan, dan
tekanan darah dan memicu beberapa refleks yang berbeda, termasuk yang
menyebabkan muntah, batuk dan bersin. Medula oblongata juga bertindak sebagai
pembawa pesan, meneruskan pesan dari otak ke sumsum tulang belakang.
Lokasi struktur membuatnya rentan terhadap cedera yang mempengaruhi
fungsi batang otak, karena dikelilingi oleh tonjolan tubuh. Trauma berat, seperti akibat
kecelakaan mobil atau jatuh, bisa menyebabkan gangguan dalam fungsi batang otak.
Tergantung pada bagian yang terkena, hal ini dapat mengakibatkan komplikasi mulai
dari kehilangan memori jangka pendek sampai kelumpuhan atau kematian.
Fungsi otak juga dapat terganggu oleh stroke yang mempengaruhi wilayah itu.
Tergantung pada daerah yang terkena, pasien mungkin lumpuh dan tidak mampu
berbicara, tapi masih mungkin dapat berkomunikasi dengan berkedip. Kondisi ini
disebut sebagai sindrom locked-in.
Semua informasi sensorik melewati pons batang otak.
Jika stroke mempengaruhi daerah yang bertanggung jawab untuk fungsi tubuh tidak
secara sadar, seperti pernapasan, tanpa intervensi medis yang tepat kematian dapat
terjadi dengan cepat.

5. Lapisan pelindung otak

Gambar 1.5 Lapisan Pelindung Otak (www.Google.com)


Lapisan pelindung otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan
jaringan ikat yang disebut meninges. Lapisan meningeal terdiri dari piamater, lapisan
arakhnoid dan duramater.
1. Piamater adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis serta melekat erat pada
otak. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah untuk mensuplai jaringan
saraf.
2. Lapisan arakhnoid (tengah) terletak di bagian eksternal piamater dan mengandung
sedikit pembuluh darah .
a. Ruang subarakhnoid memisahkan lapisan arakhnoid dari piamater dan
mengandung cairan cerebrospinalis, pembuluh darah, serta jaringan
penghubung seperti selaput yang mempertahankan posisi arakhnoid
terhadap piamater di bawahnya.
b. Berkas kecil jaringan arakhnoid, villi arakhnoid menonjol ke dalam sinus
vena duramater.
3. Duramater, lapisan terluar adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua lapisan.
Lapisan ini biasanya terus bersambungan, tetapi terputus pada sisi spesifik.
a. Lapisan periosteal luar pada duramater melekat di permukaan dalam
kranium dan berperan sebagai periosteum dalam pada tulang tengkorak.
b. Lapisan meningeal dalam pada duramater tertanam sampai ke dalam fisura
otak dan terlipat kembali ke arahnya untuk membentuk bagian-bagian
berikut :
i. Falk serebrum terletak dalam fisura longitudinal antar hemisfer
serebral. Bagian ini melekat pada krista galli tulang etmoid
ii. Falk cerebellum membentuk bagian pertengahan antar hemisfer
serebral.
iii. Tentorium cerebelum memisahkan cerebrum dari cerebelum

iv. Sela diagfragma memanjang di atas sela tursika, tulang yang


membungkus hipofisa.
c. Pada beberapa regia kedua lapisan ini dipisahkan oleh pembuluh darah
besar, sinus vena yang mengalirkan darah keluar dari otak
d. Ruang subdural memisahkan duramater dari araknoid pada regia kranial
dan medulla spinalis
e. Ruang epidural adalah ruangan potensial antara periosteal luar dan lapisan
meningeal dalam pada duramater di regia medulla spinalis
f. Cairan cerebrospinalis mengelilingi ruang subaraknoid di sekitar otak dan
medulla spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak
6. Anatomi sinus paranasal
Sinus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sulit
dideskripsi karena bentuknya sangat bervariasi pada tiap individu. Ada empat pasang
sinus paranasalis, mulai dari yang terbesar yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus
etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri. Sinus paranasal merupakan hasil
pneumatisasi tulang-tulang kepala sehingga terbentuk rongga di dalam tulang. Semua
sinus mempunyai muara (ostium) ke dalam rongga hidung.

Gambar 1.6
Sinus

paranasal

(Kelly, 1997)
7. Anatomi
)

Leher
Leher ( cervical
merupakan
tempatlewatnya

saluran

nafas,

saluran

pencernaan,d a n
j u g a t u l a n g b e l a k a n g y a n g m e r u p a k a n saluran serabut saraf. Oleh

karena

itu, padasetiap

kejadian

trauma,

sebelum

traumacervical

dapat

disingkirkan, harus dianggap ada trauma cervical. Pada bagian leher terdapat
arteri karotis yang merupakanpercabangan

dari

aorta.

Arteri

karotis

dapatm e r u p a k a n s a l a h s a t u a r t e r i y a n g d i p a k a i untuk menilai denyut


jantung. Leher juga merupakan bagian dari tubuh manusia yang terletak di antara
thoraks dan caput. Batas di sebelah cranial adalah basis mandibula dan suatu garis
yang ditarik dari angulus mandibula menuju ke processus mastoideus, linea nuchae
suprema sampai ke protuberantia occipitalis eksterna. Batas kaudal dari ventral ke
dorsal dibentuk oleh incisura jugularis sterni, klavicula, acromion dan suatu garis
lurus yang menghubungkan kedua acromia.
Jaringan leher dibungkus oleh tiga fascia. Fascia koli superficialis
membungkus musculus Sternokleidomastoideus dan berlanjut ke garis tengah di leher
untuk bertemu dengan fascia sisi lain. Fascia koli media membungkus otot-otot
pratrakeal dan bertemu pula dengan fascia sisi lain di garis tengah yang juga
merupakan pertemuan dengan fascia coli superficial. Ke dorsal fascia koli media
membungkus arteri karotis komunis, vena jugularis interna dan nervus vagus jadi
satu. Fascia koli profunda membungkus musculus prevertebralis dan bertemu ke
lateral dengan fascia koli media. Leher dibagi oleh muskulus sternokleidomastoideus
menjadi trigonum anterior dan trigonum posterior atau lateral.
1. Trigonum anterior : di anterior dibatasi oleh sternokleidomastoideus, linea
mediana leher dan mandibulae, terdiri dari :
Trigonum muscular : dibentuk oleh linea mediana, musculus omohyoid venter
superior, dan musculus sternokleidomastoideus.
Trigonum caroticum : dibentuk oleh musculus omohyoid venter superior,

musculus sternokleidomastoideus, musculus digastricus venter posterior.


Trigonum submentale : dibentuk oleh venter anterior musculus digastricus, os.

hyoid dan linea mediana.


Trigonum submandibulare : dibentuk oleh mandibula, venter superior musulus

digastricus, dan venter anterior musculus digastricus


2. Trigonum posterior : dibatasi superior oleh musculus sternokleidomastoideus,
musculus trapezius dan clavicula, terdiri dari :
Trigonum supraclavicular : dibentuk oleh venter inferior musculus omohyoid,

clavicula dan musculus sternokleidomastoideus.


Trigonum occipitalis : dibentuk oleh venter inferior musculus omohyoid,
musculus trapezius dan musculus sternokleidomastoideus.

Gambar 1.7 Anatomi Leher (Sabotta)


8. Muskuloskeletal System (Otot Kepala Dan Leher)
Otot merupakan suatu organ yang memungkinkan tubuh dapat bergerak.
Gerak sel terjadi karena sitoplasma mengubah bentuk, Pada sel-sel, sitoplasma ini
merupakan benang-benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot
mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek. Dengan kata lain sel otot akan
memendekkan dirinya ke arah tertentu (berkontraksi).
A. Otot kepala

Otot bagian ini dibagi menjadi 5 :


1) Otot pundak kepala: fungsinya sebagian kecil membentuk gales aponeurotika
disebut juga muskulus oksipitifrontalis, dibagi menjadi 2 :
a. Muskulus frontalis, fungsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi mata
b. Oksipitalis terletak di bagian belakang, fungsinya menarik kulit ke belakang.
2) Otot wajah berbagi atas :
a. Otot mata (muskulus rektus okuli) dan otot bola mata sebanyak 4 buah
b. Muskulus oblikus okuli /otot bola mata sebanyak 2 buah, fungsinya memutar
mata
c. Muskulus orbikularis okuli/ otot lingkar mata terdapat disekeliling mata,
fungsinya sebagai penutup mata atau otot sfingter mata
d. Muskulus levator palpebra superior terdapat pada kelopak mata. Fungsinya
menarik, mengangkat kelopak mata atas pada waktu membuka mata

Gambar 1.8.1A Otot Wajah


3) Otot mulut/bibir dan pipi, terbagi atas :
a. Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/otot sudut mulut, fungsinya
menarik sudut mulut ke bawah
b. Muskulus quadratus labii superior, otot bibir atas mempunyai origo pinggir
lekuk mata menuju bibir atas dan hidung
c. Muskulus quadratus labii inferior, terdapat pada dagu merupakan kelanjutan
pada otot leher. Fungsinya menarik bibir ke bawah atau membentuk mimik
muka ke bawah

d. Muskolus buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut. Origo pada


taju mandibula dan insersi muskulus orbikularis oris. Fungsinya untuk menahan
makanan waktu mengunyah
e. Muskulus zigomatikus/otot pipi, fungsinya untuk mengangkat dagu mulut ke
atas waktu senyum.
4) Otot pengunyah/otot yang bekerja waktu mengunyah , terbagi atas:
a. Muskulus maseter, fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu mulut
terbuka
b. Muskulus temporalis fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke belakang
c. Muskulus pterigoid internus dan eksternus , fungsinya menarik rahang ke
bawah ke depan
5) Otot lidah sangat berguna dalam dalam membantu pancaindra untuk mengunyah
Muskulus genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke depan.Muskulus stiloglosus,
fungsinya menarik lidah ke atas dan ke belakang.

Gambar 1.8.2A Otot kepala dan leher, pandangan lateral (The Human Body 1994)

B. Otot leher
Bagian otot ini terbagi 3, yaitu :
a. Muskulus platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada.
berfungsi menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit
bibir.
b. Muskulus sternokleidomastoid disamping kiri kanan leher ada suatu tendo
sangat kuat. Fungsinya menarik kepala ke samping, ke kiri, dan ke kanan,

memutar kepala dan kalau keduannya bekerja sama merupakan fleksi kepala ke
depan disamping itu sebagai alat bantu pernafasan
c. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis.
Ketiga otot ini terdapat di belakang leher, terbentang dari belakang kepala ke
prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kepala belakang dan
menggelengkan kepala.

Gambar 1.8.3B Otot Leher, pandangan coronal posterior (The Human Body 1994)
9. SISTEM SARAF PADA KEPALA DAN LEHER

Gambar 1.9.1 Sistem Syaraf (www.Google.com)


Syaraf yang ada pada kepala dan leher
1. Syaraf opticus bersifat sensoris berguna untuk penglihatan
2. Syaraf oculmotorius bersifat motoris berguna untuk menggerakan mata
3. Syaraf trigeminus bersifat motoris, berguna untuk mengurus otot-otot pengunyah, otot
kulit muka, gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah, mokusa mulut, kelenjar ludah dan
hidung
4. Syaraf facialis bersifat majemuk, menerima rangsangan pengecap dari lidah, mengurus
otot-otot muka dan kelenjar ludah
5. Syaraf ocusticus mengurus rangsangan dari telinga ke pusat pendengaran
6. Syaraf glasso bagian glasspharyngius bersifat majemuk, terdiri dari bagian lidah,
pharyng dan telinga. Bagian sensoris khusus untuk pengecapan 1/3 bagian kelenjar
lidah, bagian parasympatis untuk sekresi kelenjar parotis
7. Syaraf hipoglosus bersifat untuk mengurus otot-otot lidah

Gambar 1.9.2 Sistem Persyarafan pada kepala dan leher (Encyclopedia,Inc 2004)
Syaraf trigeminus sangat erat hubungannya dengan pencabutan gigi dan
anaesthesi. Syaraf trigeminus mempunyai 3 cabang yaitu :
1. Syaraf opthalmicus :
Syaraf ini masuk kedalam orbita melalui fissura obbitalis superior sesudah terbagi
dalam cabang-cabang utamanya, yaitu :
a. Syaraf nasociliaris
b. Syaraf frontalis
c. Syaraf lacrimalis yang melayani daerah konjungtiva, kelopak mata, kulit bagian atas
dari muka dan bagian frontal calvorsum, mucusa hidung lacrimalis secara sensoris
2. Syaraf maxillaris :
Syaraf maxillaris masuk kedalam fossa pterygopa latina membuat cabang-cabang
yaitu:
1. Syaraf uvula,tonsil, palatum molle (palatum lunak) dan palatum durum (palatum
keras)
2. Syaraf palatini, memasuki daerah palatum melalui foramen palatina poeterior
Syaraf nasopalatinus memasuki daerah palatinus bagian depan melalui cenalis
incisivus
a. Syaraf alveolaris superior posterior yang memberi persyarafan pada molar

dan gusi, menuju tujuan mereka dengan menebus maxilla dibagian tuber, syaraf
maxillaris melanjutkan perjalanannya sebagai syaraf infra orbitalis masuk kedalam
orbita(rongga mata) melalui canalis infra orbitalis dan mencapai foramen infra
orbitalis disebelah maxilla.
b. Syaraf infra orbitalis memberi cabang-cabang:
Syaraf alveolaris turun kegigi-gigi yang ditujunya melalui dinding sinus dan
membentuk anyaman serat-serat syaraf yang disebut plexus dentalis superior
didekat gigi-gigi.
3. Syaraf mandibularis :
Syaraf ini dibagi menjadi 2 bagian utama , yaitu :
a. Bagian anterior yang bersifat motoris, dan satu serat sensoris yaitu syaraf
buccinatorius yang menuju ke pipi dan selaput lendir bagian dalam mulut.
b. Bagian posterior yang sifatnya terutama sensoris dengan satu cabang kecil
motoris yaitu syaraf mylohyodieus, untuk mylohyodieus dan bagian anterior otot
digstricus. Cabang motoris ini turut dengan syaraf alveolaris superior sampai
tempat masuknya syaraf ini kedalam rahang bawah melalui foramen mandibuare.

Gambar 1.9.3 Sistem Syaraf pada leher (Sabotta)

10. Anatomi dan fisiologi pembuluh darah di otak

Gambar 1.10.1 Pembuluh darah kepala dan leher (www.Google.com)


1. Sirkulasi darah dalam otak
a. Aliran darah arteri

Gambar 1.10.2 Pembuluh darah arteri (Sabotta)


Dua arteri vertebralis berjalan keatas sepanjang media, dan dua
arteri karotis interna yang memasuki otak dari permukaan ventral. Cabangcabang penghubung antaran keempat arteri utama itu mencegah terjadinya
kerusakan otak bila satu atau dua diantara pembuluh-pembuluh itu
tersumbat. Namun arteri-arteri yang kecil tersebar dipermukaan otak tidak
mempunyai banyak penghubung antar yang satu dengan yang lain. Karena
itu sumbatan pada salah satu pembuluh tersebut biasanya menyebabkan
kerusakan jaringan otak yang bersangkutan (Guyton, 1993).
b. Aliran darah vena
Fungsi vena dalam sirkulasi otak berbeda dengan vena-vena lain,
karena vena-vena otak tidak dapat kempes. Vena-vena itu berbentuk venus
yang berdinding durameter yaitu jaringan ikat yang melingkupi otak. Sisisisi sinus melekat erat pada tengkorak dan jaringan lain sehingga tidak
dapat kempes total. Selain itu karena kepala berada pada posisi tegak
hampir sepanjang waktu berat dari darah vena akan dengan sendirinya
menurunkan darah itu ke jantung (Guyton, 1993)

Gambar 1.10.3 Pembuluh darah Vena (Sabotta)

Das könnte Ihnen auch gefallen