Sie sind auf Seite 1von 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BPK/NY.

Y
DI RT 03 RW 04 KEL. GARUDA KEC. ANDIR. KOTA/KAB.
BANDUNG

I. Pengkajian
A. Data Umum
1.
2.
3.
4.
5.

Nama Kepala Keluarga : Tn. Y


Umur : 48 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pegawai negeri sipil
Alamat : Jl. Flaminggo Ujung No.47 RT 03 RW 04 Kec. Andir, Kel. Garuda

Kota. Bandung
6. Tanggal Pengkajian : Sabtu, 14 November 2015-11-14
7. Komposisi Anggota Keluarga

Genogram

8. Tipe / Bentuk Keluarga : Keluarga Inti (Nuclear Family)


9. Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
10. Agama : Islam
11. Status sosial ekonomi keluarga :
a. Status kelas Sosial

-Tingkat pendapatan keluarga : Rp. 5000.000,00 per bulan


-Sumber pendapatan keluarga : Kepala keluarga (Tn.Y)
-Pekerjaan : PNS
-Pendidikan keluarga :
Tn. Y : S1
Ny. Y : SMA
Anak 1 : SD
c. Status Ekonomi
-Jumlah

penghasilan

yang

diperoleh

keluarga

Rp.

5000.000,00 per bulan


-Pencari nafkah dalam keluarga : Kepala Keluarga (Tn.Y)
-Dana tambahan ataupun bantuan yang diterima oleh keluarga
: Tidak ada
-Bagaimana keluaraga mengaturnya secara financial ? Secara
baik sehingga keluarga mampu memenuhi kebutuhan anak 1
dan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi Anak.1
baik materi, pendidikan, dan kasih sayang .
-Pendapatan keluarga : memadai
-Sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga : Motor dan
mobil
-Pelayanan

kesehatan

Tidak

menggunakan

asuransi

kesehatan
c. Mobilitas Kelas Sosial
Keluarga tidak mampu melakukan perubahan kelas sosial dan
belum mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut
hal ini di sebabkan karena Tn. Y yang kurang memperhatikan

keluarganya dikarenakan ia sibuk bekerja, dan Ny. Y yang


terlalu mengekang anak. 1 untuk tidak boleh bermain dengan
teman sebayanya.
12. Aktifitas Keluarga
a. Kegiatan-kegiatan rekreasi keluarga yang dilakukan pada
waktu luang : Tidak ada, karena Tn. Y yang terlalu sibuk
dengan pekerjaannya sehingga ia sulit untuk berkumpul
dengan keluarganya dan melakukan pola asuh terhadap
anak.1, sementara anak.1 tampak jarang bermain main dengan
teman sebaya karena ibunya khawatir anak.1 akan melukai
dirinya sendiri.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1.

Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini : Tahap

perkembangan keluarga dengan anak sekolah / Family with


school children (6-13 th)
2.
Tugas Perkembangan yang Belum Terpenuhi :
Membantu sosialisasi anak : Karena di dalam kasus tersebut
anak.1 tampak jarang bermain dengan teman sebayanya
karena Ny.Y yang khawatir anak.1 akan melukai dirinya
sendiri, anak.1 yang terlalu berketergantungan kepada Ny.Y
3. Riwayat Keluarga Inti :
a. Keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan
b. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
baik, namun Ny.Y yang terlalu membiarkan anak.1 makan
permen

dikarenakan

dikarenakan

anak.1

kurangnya

suka

permen,

pengetahuan

Ny.Y

hal

ini
yang

mengatakan tidak terlalu khawatir, karena hal itu biasa


terjadi pada anak usia anak.1 sehingga mengakibatkan gigi
anak.1 tampak hitam dan terdapat banyak karies di giginya

c.

Keluarga

tidak

melakukan

pencegahan

penyakit

(imunisasi)
d. Sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan adalah
puskesmas terdekat
e. Riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian atau
pengalaman penting yang berhubungan dengan kesehatan
(perceraian, kematian, kehilangan) : Tidak ada
4. Riwayat Keluarga sebelumnya :
a. Riwayat asal kedua orang tua ( riwayat kesehatan, seperti
apa keluarga asalnya : Kedua orang tua berasal dari suku
yang berbebeda, Tn,Y berasal dari suku betawi dan Ny.Y
berasal dari suku sunda, riwayat kesehatan keluarga asalnya
baik, tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit
keturunan, kedua orang tua dari Ny.Y dan Tn.Y sudah
meninggal, tidak adanya perceraian di antara anggota
keluarga.
C. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
a. Tipe tempat tinggal : Rumah sendiri
b. Gambaran kondisi rumah (baik interior maupun eksterior
rumah).
Interior rumah meliputi :
-Jumlah ruangan : 8 Ruangan
3 Ruangan kamar tidur
2 Ruangan kamar mandi
1 Ruangan dapur
1 Ruangan ruang tamu
2 Ruangan kamar mandi

1 Ruangan halaman depan


-Tipe kamar/pemanfaatan ruangan
Ruang tamu :
Kamar tidur :
Ruang keluarga:
-Jumlah jendela : 6 buah
-Keadaan ventilasi : Baik
-Penerangan ( sinar matahari ) : Baik
-Macam perabot rumah tangga dan penataannya : Tempat
tidur, lemari, meja makan, kursi/sofa, kulkas, tv, dispenser,
dll
-Jenis lantai : Keramik
-Kontruksi bangunan : Permanen
-Keamanan lingkungan rumah : Baik
-Kebersihan dan sanitasi rumah : Tampak bersih, tidak ada
sampah berserakan, dan tersedianya pembuangan limbah
-Jenis septic tank :
-Jarak sumber air minum dengan septic tank : >10km
-Sumber air minum yang digunakan : Ledeng
-Keadaan dapur ( kebersihan, sanitasi, keamanan ) : Baik
c. Perasaan subyektif keluarga terhadap rumah : Nyaman,
identifikasi teritorial keluarga: Keluarga berasal dari dua
suku yang berbeda, pengaturan privaci dan kepuasan
keluarga terhadap pengaturan rumah : Baik. Lingkungan
luar rumah meliputi keamanan ( bahaya-bahaya yang

mengancam ) : Tidak ada bahaya-bahaya yang mengancam


di karenakan adanya satpam kompleks yang menjaganya
dan pembuangan sampah pun baik, lingkungan terlihat
bersih dengan di tambah dengan tersedianya tempat
pembuangan sampah di setiap rumah.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
a.Karakteristik fisik dari lingkungan, yang meliputi :
- Tipe lingkungan/komunitas ( desa, sub kota, kota ) : Kota
- Tipe tempat tinggal : Hunian
- Kebiasaan : Masyarakat disana setiap pagi sibuk untuk
melakukan aktivitasnya ada yang pergi ke kantor,
mengantar anak ke sekolah, dan melakukan kegiatan rumah
tangga. Pada siang hari tampak sepi karena kebanyakan
keluarga yang pada diam dan beristirahat di rumah masing
masing, dan pada malam hari ada yang baru pulang dari
kerjanya, ada yang sibuk mengerjakan tugas sekolahnya dan
ada

pula

kegiatan

pengajian

yang

dilakukan

pada

masyarakat tersebut setiap harinya


- Aturan / kesepakatan : Tamu wajib lapor 1x24 jam
- Budaya yang mempengaruhi kesehatan : Tidak ada
- Lingkungan umum ( fisik, sosial, ekonomi ) : Secara fisik
baik, tampak bersih tidak adanya sampah di jalanan dan
tersedianya tempat sampah, secara sosial kurang adanya
sosialisasi antar tetangga di karenakan setiap keluarga yang
sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing,

secara

ekonomi mereka mencukupi dan memadai


b. Karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas,
meliputi:
- Kelas sosial rata-rata komunitas : Kelas menengah ke atas

- Perubahan demografis yang sedang berlangsung : Terletak


di sebuah perkotaan, dengan wilayah yang cukup strategis
untuk di jangkau, di kelilingi oleh pohon pohon hijau di
sekitarnya
c. Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan serta
fasilitas-fasilitas umum lainnya seperti pasar, apotik dan
lain-lain : Pasar cukup jauh berjarak >5km dari rumah
penduduk, terdapat apotik di sekitar komplek tersebut, dan
terdapat puskesmas terdekat di daerah komplek tersebut
d. Bagimana fasilitas-fasilitas mudah diakses atau dijangkau
oleh keluarga : Terdapat puskesmas di daerah tersebut, dan
rumah sakit yang berjarak >10km dari rumah penduduk
e. Tersediannya transportasi umum yang dapat digunakan
oleh keluarga dalam mengakses fasilitas yang ada : Setiap
keluarga memiliki kendaraan masing masing seperti motor,
mobil, dan sepeda, serta terdapat sarana transportasi lainnya
yang mendukung seperti beca, ojeg, dan angkot
f. Insiden kejahatan disekitar lingkungan : Lingkungan
aman, nyaman dan tentram tidak pernah terjadi insiden
kejahatan seperti pencurian, pembunuhan, dll. Di karenakan
terdapatnya satpam yang menjaga 24 jam komplek tersebut.
3. Mobilitas dan Geografis Keluarga
-Keluarga tidak berpindah tempat artinya tinggal menetap
-Keluarga tinggal di daerah tersebut sudah 15 tahun
-Riwayat mobilitas geografis keluarga tersebut ( transportasi
yang digunakan keluarga adalah mobil dan motor
-Kebiasaan anggota keluarga pergi dari rumah : Tn. Y yang
sibuk bekerja, Ny. Y sibuk menjadi ibu rumah tangga dan
mengasuh

anaknya

sebaik

mungkin

dimana

selalu

mengantar, menunggui anaknya sampai pulang sekolah, dan


anak. 1 yang setiap senin sampai sabtu pergi kesekolah.
4. Perkumpulan keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Tidak ada waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
di karenakan Tn.Y yang sibuk dengan pekerjaannya yang
menyebabkan Tn.Y kurang ikut serta dalam memberikan
pola asuh terhadap anak.1, interaksi dengan masyarakat
kurang karena keluarga klien yang sulit berbaur dengan
tetangga hanya berdiam diri di rumah dan Ny.Y pun
melarang anaknya untuk bermain dengan teman sebayanya
hal ini menghambat pola interaksi sosial anak dengan
lingkunganya.

Keluarga

memandang

kelompok

masyarakatnya dengan baik, namun keluarga mengatakan


bahwa masyarakat disana kurang berbaur dan bersosialisasi
antar

tetangga

di

karenakan

terlalu

sibuk

dengan

pekerjaannnya masing-masing
5. Sistem Pendukung Keluarga
Siapa yang menolong keluarga pada saat keluarga
membutuhkan bantuan, dukungan konseling aktifitasaktifitas keluarga.
a. Informal
- Jumlah anggota keluarga yang sehat: 3 orang
- Hubungan keluarga dan komunitas : Kurang baik, di
karenakari sulit berinteraksi sosial
-Keluarga memecahkan masalah : Kurang baik, karena
kurangnya peran ayah dalam melakukan pola asuh kepada
anak 1 dan Tn.Y yang kurang setuju dengan pengasuhan
Ny. Y namun Tn.Y tidak bisa berbuat apa apa karena ia
sibuk bekerja

-Fasilitas

yang

dimiliki

keluarga

untuk

menunjang

kesehatan ) : Motor dan mobil


b. Formal yaitu hubungan keluarga dengan pihak yang
membantu yang berasal dari lembaga perawatan kesehatan
atau lembaga lain yang terkait : Tidak adanya fasilitas
pendukung pada masyarakat terutama yang berhubungan
dengan kesehatan )
D. Struktur Keluarga
1. Pola dan Proses Komunikasi
Cara berkomunikasi antar anggota keluarga : Belum efektif
ini di karenakan adanya kesibukan di pihak Tn.Y sebagai
kepala keluarga yang sulit untuk terlibat dalam pengasuhan
anak.1 ia sebenarnya tidak setuju dengan pola pengasuhan
Ny.Y namun ia tidak bisa berbuat apa apa di karenakan ia
sibuk dengan pekerjaannya sehingga komunikasi yang
terjalin dengan istri dan anaknya pun belum efektif.
2. Struktur Kekuatan
-Tidak adanya kemampuan keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain/anggota keluarga untuk merubah
perilaku
-Sistem kekuatan yang digunakan dalam mengambil
keputusan adalah Tn.Y
-Yang berperan mengambil keputusan
-Bagaimana pentingnya keluarga terhadap putusan tersebut :
Penting, hal ini dikarenakan Tn.Y sebagai kepala keluarga
seharusnya lebih tegas dalam mengambil keputusan dalam
pola pengasuhan Ny.Y yang terlalu berlebihan dan
memanjakn anak.1
3. Struktur Peran

a. formal
-Posisi dan peran formal yang telah terpenuhi dan gambaran
keluarga dalam melaksanakan peran tersebut : Posisi
keluarga yang memenuhi kebutuhan anak,1 dan selalu
memberikan yang terbaik bagi anak 1 baik dari segi materi,
pendidikan dan kasih sayang
-Bagaimana peran tersebut dapat diterima dan konsisten
dengan harapan keluarga, apakah terjadi konflik peran
dalam keluarga : Terjadi konflik karena Tn.Y yang kurang
setuju dengan pengasuhan Ny.Y tetapi ia tidak bisa berbuat
apa apa karena ia jarang terlibat dalam pengasuhan anak 1
karena ia sibuk bekerja
-Bagaimana keluarga melakukan setiap peran secara
kompeten :
Ny. Y melakukan peran sebagai ibu dari anak.1 dan istri dari
suaminya yang baik namun disini ibu terlalu berlebihan
dalam mengasuh anaknya dengan terlalu memanjakan anak,
mengekang anak tidak boleh bermain dengan teman
sebayanya hal ini perlu di kurangi
Tn.Y melakukan peran sebagai ayah dari anak.1 dan suami
dari istrinya yang kurang baik karena ia jarang terlibat
dalam pengasuhan anaknya di karenakan sibuk bekerja
sehingga

ia

sulit

memantau

pertumbuhan

dan

perkembangan anak
Anak. 1 sudah berusia 6 tahun seharusnya dia sudah mampu
mensosialisasikan diri terhadap lingkungannya namun
karena ibu yang terlalu membatasi dirinya untuk bermain
dengan teman sebayanya itu kurang, dan anak.1 ini adalah
anak yang rapuh di karenakan anak 1 masih di pakaikan
pakaian oleh ibunya dan kadang kadang disuapi, secara

kasih sayang ia mendapatkan hal itu lebih dari ibunya


namun kurang dari ayahnya
-Bagaimana fleksibilitas peran saat dibutuhkan :
Tidak adaanya fleksibilitas peran saat di butuhkan karena
kurangnya komunikasi antara orang tua dan antara Tn.Y
dengan anak.1
b. Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peran :
-Pengaruh-pengaruh kelas sosial : bagaimana latar belakang
kelas sosial mempengaruhi struktur peran formal dan
informal dalam keluarga : Kelas sosial keluarga klien itu
tergolong menengah ke atas karena dalam sebulan ia
mampu menghasilkan Rp.5000.000,00, dan Tn.Y bekerja
sebagai seorang PNS
-Pengaruh budaya terhadap struktur peran : karena Ny.Y
berasal dari suku sunda sehingga budaya sunda pada
keluarga tersebut sangat kental hal ini terbukti dengan
penggunaan bahasa sunda pada setiap harinya
-Pengaruh tahap perkembangan keluarga terhadap struktur
peran : Tahap perkembangan keluarga tersebut adalah anak
sekolah (6-13 tahun) hal ini perlu adanya tugas tugas
perkembangan keluarga yang masih belum terpenuhi seperti
membantu sosialisasi anak
-Bagaimana masalah kesehatan mempengaruhi struktur
peran : Masalah kesehatan yang terjadi adalah anak.1 yang
suka sekali makan permen dan Ny.Y yang membiarkannya
karena ia menganggap karena itu hal yang biasa pada anak
se usia anak 1. Ini di akibatnya kurangnya pengetahuan
Ny.Y pada kesehatan hal ini menyebabkan gigi pada anak 1
tampak hitam dan adanya karies
E. Fungsi-Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif
- Pola kebutuhan keluarga : Kebutuhan keluarga yang
memadai karena keluarga tersebut mampu memenuhi
kebutuhan anak.1 secara baik baik dari segi fisik,
pendidikan dan kasih sayang
- Saling memperhatikan dan keakraban dalam keluarga :
Kurang baik, di karenakan Tn.Y yang tidak ikut serta dan
jarang terlibat dalam pengasuhan anaknya di karenakan ia
sibuk dengan pekerjaannya
- Keterpisahan dan Keterikatan dalam keluarga : Tidak
adanya keterpisahan namun kurangnya komunikasi antara
kepala keluarga (Tn.Y) dengan anak dan istrinya.
Keterikatan terjalin sangat erat dengan anak.1 dan Ny.Y
karena anak.1 ketergantungan sekali dengan Ny.Y
-Sejauhmana

keluarga

menanggapi

isu-isu

tentang

perpisahan dan keterikatakan serta sejauhmana keluarga


memelihara keutuhan rumah tangga sehingga terbina
keterikatan dalam keluarga : Keluarga masih mampu
memelihara keutuhan rumah tangga meskipun Tn.Y,Ny.Y
dan anak.1 jarang berkumpul dan Tn.Y yang sibuk bekerja
namun keluarganya masih tetap utuh dan tidak adanya
perpisahan
2. Fungsi sosialisasi
-Praktik dalam membesarkan anak meliputi : Ny.Y sudah
mampu dengan baik mengontrol perilaku sesuai dengan usia
anak.1 namun terlalu berlebihan ia terlalu memanjakan
anak.1 karena mungkin saja anak.1 adalah anak satu satunya
dan anak yang di idam idamkan sementara Tn.Y tidak
mampu mengontrol anak.1 dengan baik dikarenakan ia
terlalu sibuk dengan pekerjaannya ,Ny sudah mampu
member cinta dan kasih sayang terhadap anak.1 dan anak.1

sudah mampu menerima cinta dari Ny.Y namun dia kurang


menerima cinta dari Tn.Y karena ia sibuk bekerja serta
otonomi dan ketergantungan dalam keluarganya bahwa
anak.1

sangat

dekat

dengan

ibunya

(Ny.Y)

dan

ketergantungan sekali hal ini di tunjukan dengan ibunya


yang selalu mengantar dan menunggu anak.1 sampai pulang
sekolah karena jika tidak anak.1 akan menangis dan
mengancam tidak akan sekolah
-Penerima tanggung jawab dalam membesarkan anak :
Kedua orang tuanya Tn.Y dan Ny.Y
-Bagaimana anak dihargai dalam keluarga : Anak.1 di
hargai di dalam keluarga namun terlalu berlebihan dan cara
memperlakukannya yang salah
-Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola membesarkan
anak : Tidak ada
-Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak :
Ny.Y yang terlalu memanjakan anak, dan membuat anak
terlalu ketergantungan kepada dirinya secara berlebihan ini
di akibatkan karena anak.1 adalah anak satu satunya dan
anak yang sudah di idam-idamkan sejak dulu, kemudian
kurangnya perhatian dari seorang ayah (Tn.Y) yang
mengakibatkan ibu (Ny.Y) yang terlalu berlebihan dalam
melakukan pola asuh terhadap anaknya
-Apakah keluarga beresiko tinggi mendapat masalah dalam
membesarkan anak : Ia beresiko hal ini dikarenakan pada
tahap perkembangan anak usia sekolah (6-13 tahun) sudah
sewajarnya anak untuk di ajarkan lebih mandiri, boleh
ketergantungan namun sewajarnya, anak di biarkan untuk
bermain dengan teman sebayanya dan tidak membatasi ia
dalam

bersosialisasi

dengan

lingkungannya

hal

ini

menyebabkan psikologis anak menjadi terganggu, dan

sudah seharusnya memperhatikan kesehatan anak dengan


tidak membiarkan untuk memakan permen yang berlebihan
-Sejauhmana

lingkungan

rumah

cocok

dengan

perkembangan anak : lingkungan rumah sudah cocok


karena

tampak

aman,

nyaman,

dan

bersih

namun

lingkungan tetangga yang kurang bersosialisasi satu sama


lain, dan disini pun anak.1 di larang untuk bermain dengan
teman sebayanya sehingga perkembangan anak pada usia
tersebut terganggu
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
-Sejauh mana keluarga mengenal masalah kesehatan pada
keluarganya : Keluarga belum mampu mengenal masalah
kesehatan dengan baik hal ini di buktikan dengan
pemeriksaan fisik bahwa pada gigi anak.1 tampak hitam dan
banyak karies hal ini di akibatkan anak.1 yang telalu banyak
makan permen dan di biarkan oleh Ny,Y karena Ny,Y
menganggap hal itu wajar dalam seusianya ini di karenakan
Ny.Y kurangnya pengetahuan akan kesehatan justru karena
permen yang mengandung manis itulah yang membuat gigi
anak.1 tampak hitam dan banyak karies
-Keyakinan, nilai-nilai dan perilaku terhadap pelayanan
kesehatan : Keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan
yaitu ke puskesmas terdekat, namun keluarga jarang
memanfaatkan pelayanan kesehatan tersbeut
-Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat sakit : Kurang
nya pengetahuan pada keluarga di karenakan Ny.Y
membiarkan anak.1 untuk memakan permen yang terlalu
berlebihan sehingga giginya tampak hitam dan banyak
karies
-Tingkat

pengetahuan

keluarga

tentang

gejala

atau

perubahan penting yang berhubungan dengan masalah

kesehatan yang dihadapi : Kurang nya pengetahuan pada


keluarga di karenakan Ny.Y membiarkan anak.1 untuk
memakan permen yang terlalu berlebihan sehingga giginya
tampak hitam dan banyak karies
-Sumber-sumber informasi kesehatan yang didapat : TV,
internet, dan koran
-Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan :
Keluarga masih belum mampu dalam mengambil keputusan
dikarenakan Tn.Y yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya
sehingga sulit untuk mengawasi dan membatasi pola asuh
yang di berikan Ny.Y pada anak.1
-Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit : Tidak ada karena gigi anak.1
di biarkan hitam dan banyaknya karies
-Kemampuan keluarga memodifikasi dan memelihara
lingkungan : Tidak ada
-Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan :
Tidak ada karena gigi anak.1 di biarkan hitam dan
banyaknya karies
F. Koping Keluarga
-Stressor-stressor jangka panjang dan jangka pendek yang
dialami oleh keluarga, serta lamanya dan kekuatan stressor
yang dialami oleh keluarga : yaitu keluarga belum mampu
menjalin komunikasi dengan baik, sehingga anak.1 kurang
mendapat perhatian dan pola pengasuhan dari Tn.Y yaitu
ayahnya di akibatkan ia yang selalu sibuk dengan pekerjaan,
dan tidak pernah memanfaatkan berkumpul dengan
keluarganya
-Tindakan obyektif dan realistis keluarga terhadap stressor
yang dihadapi : Tidak ada

-Sejauh mana keluarga bereaksi terhadap stressor, strategi


koping apa yang digunakan untuk menghadapi tipe-tipe
masalah, serta strategi koping internal dan eksternal yang
digunakan oleh keluarga : Peran ibu (Ny.Y) lebih
mendominasi hal ini di haruskan agar anak tidak merasakan
kurangnya kasih sayang dan perhatian dari kedua orang
tuanya di karenakan Tn,Y yang jarang sekali terlibat dalam
pengasuhan anak.1, namun ini pun mengalami sisi negatif
anak.1 yang terlalu beketergantungan terhadap ibunya dan
kurangnya sosialisais diri terhadap anak.1
-Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan oleh
keluarga. Identifikasi bentuk yang digunakan secara
ekstensif : kekerasan, perlakukan kejam terhadap anak,
mengkambinghitamkan, ancaman, mengabaikan anak, mitos
keluarga yang merusak, pseudomutualitas, otoritarisme dll :
Tidak ada
G. Harapan Keluarga Terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
Keluarga berharap untuk kedepannya anak.1 mampu lebih
mandiri, dan selayaknya melaksanakan tugas perkembangan
sesuai dengan usianya, serta yang paling terpenting
membantu dalam mensosialisasikan anak dan meningkatkan
perawatan kesehatan kepada anak.1
Keluarga juga berharap lebih terjalinnya sebuah komunikasi
antara kedua orang tua dan orang tua dengan anaknya,
walaupun salah satu pihak (Tn.Y) sibuk bekerja namun di
harapkan lebih menyempatkan waktunya dalam terlibat pola
pengasuhan terhadap anak.1 sehingga kedua orang tua
seimbang dalam memainkan perannya sebagai orang tua
dalam bekerja sama mendidik dan membesarkan anaknya.
H. Pemeriksaan Fisik Individu
N

Aspek yang di nilai

Ket

a. Tanda vital
-Keadaan umum :
Baik, Rapih, Bersih
-Kesadaran

Composmentis
(Kesadaran penuh)
-Tekanan darah :
120/80
-Nadi : 85x/menit
-Respirasi:
20x/menit
-Suhu : 36,5 derajat
2

celcius
b.
Pemeriksaan
Fisik
Rambut/Kepala :
Rambut

Tidak

rontok, tidak bau,


tidak

ada

lesi,

tekstur

halus,

distribusi

rambut

tebal, warna rambut


hitam
Kepala : Di kulit
kepala

tidak

ada

bekas luka, massa


luka, tidak ada kutu
dan ketombe
Wajah

simetris,

Muka
warna

kulit coklat sawo


matang (normal)
Mata , telinga,
mulut,
tenggorokan

hidung,

Mata : alis mata


simetris, ada di atas
mata.

Bulu

mata

simetris, distribusi
bulu mata tebal dan
banyak.
mata

Kelopak
tidak

ada

edema, tidak ada


ptosis,

tidak

ada

hordeolum,

dan

tidak

ada

legopthalmus. Bola
mata

tidak

exopthalmus.
Conjuctiva
ada

tidak

peradangan,

warna merah muda.


Sklera warna putih.
Pupil ukuran isokor.
Ketajaman
penglihatan

klien

tidak menggunakan
kacamata,

mampu

membaca

dengan

jelas.

Pergerakan

bola mata tidak ada


nystagmus.

Pada

saat di palpasi mata


tidak adanya nyeri
Hidung
kebersihan

:
cukup

dimana ada sekresi,


tidak ada mukosa
radang, tidak ada

polip.

Penciuman

klien

mampu

mencium

bau-bau

yang berbau seperti


kayu

putih,

dan

kulit

kopi
jeruk.

Ukuran

hidung

normal.

Cuping

hidung

normal.

Tidak

ada

nyeri

sinus pada saat di


palpasi
Telinga

Klien

mampu mendengar
dengan baik secara
normal,

adanya

serumen
Mulut

dan

tenggorokan

bibir warna coklat,


tidak ada lesi dan
massa, bibir kering.
Gigi anak.1 tampak
kehitaman

dan

banyak karies, ada


sisa makanan. Gusi
warna merah muda,
tidak ada edema,
tidak ada lesi, tidak
ada

perdarahan,

lidah lurus cukup


bersih,

mukosa

warna merah muda,


lembab, tidak ada

lesi,

dan

tidak

berdarah.

Bau

mulut

ada

tidak

stomatitis, dan tidak


ada

sariawan.

Uvula

simetris.

Tonsil

tidak

ada

(normal).
Kemampuan
menggigit

mengunyah,
menelan

dan

mengecap

masih

baik karena pada


saat klien diminta
untuk menjulurkan
lidahnya,
rasa

di

manis

beri
pada

ujung lidah, asin


asam pada samping
depan lidah, rasa
pahit pada pangkal
lidah dan rasa asam
pada

samping

belakang
klien

lidah,
mampu

merasakannya
dengan baik, serta
menggigit
mengunyah
menelan
baik.

,
dan
dengan

Sensitivitas

terhadap dingin dan


panas baik, suara

tidak serak, tidak


ada sputum. Tidak
ada batuk
Leher
:
adanya

Tidak
kelainan

pada leher (normal)


Thoraks : Tidak
adanya pembesaran
tiroid,

tidak

moonface,

dan

tidak akromegali
Abdomen

Keadaan kulit tidak


adanya

luka

bentuk

abdomen

normal. Pada saat di


palpasi tidak ada
nyeri

abdomen,

tidak ada distensi


kandung
tidak

kemih,
ada

pembesaran speelen
dan hepar. Rectum
tidak ada kelainan
pegmentasi,
hemoroid,

massa,

lesi, nyeri, gatal,


dan tidak ada rasa
terbakar atau panas
Ekstremitas atas
dan bawah :
Ekstremitas atas :
Simetris,

tidak

adanya deformitas,

tidak

ada

nyeri

otot/sendi, tidak ada


bengkak, tidak ada
spasme otot atau
kram,

tidak

terpasang
spalk/gips, tidak di
amputasi
Ekstremitas bawah :
Simetris,

tidak

adanya deformitas,
tidak

ada

nyeri

otot/sendi, tidak ada


bengkak, tidak ada
spasme otot atau
kram,

tidak

terpasang
spalk/gips, tidak di
amputasi

Das könnte Ihnen auch gefallen