Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalami proses pergantian
kulit yang terlalu cepat. Biasanya bentuk kulit bersisik. Kemunculan penyakit ini
terkadang untuk jangka waktu lama atau timbul/hilang, penyakit ini secara klinis sifatnya
tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi karena timbulnya dapat terjadi pada
bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup serta mengganggu
kekuatan mental seseorang bila tidak dirawat dengan baik.
(www.psoriasis.or.id)
B. Etiologi
Penyebab psoriasis sampai saat ini belum diketahui. Diduga penyakit ini diwariskan
secara poligenik. Walaupun sebagian besar penderita psoriasis timbul secara spontan, namun
pada beberapa penderita dijumpai adanya faktor pencetus antara lain:
1. Trauma
Psoriasis pertama kali timbul pada tempat-tempat yang terkena trauma, garukan, luka
bekas operasi, bekas vaksinasi, dan sebagainya. Kemungkinan hal ini merupakan
mekanisme fenomena Koebner. Khas pada psoriasis timbul setelah 7-14 hari terjadinya
trauma.
2. Infeksi
Pada anak-anak terutama infeksi Streptokokus hemolitikus sering menyebabkan psoriasis
gutata. Psoriasis juga timbul setelah infeksi kuman lain dan infeksi virus tertentu, namun
menghilang setelah infeksinya sembuh.
3. Iklim
Beberapa kasus cenderung menyembuh pada musim panas, sedangkan pada musim
penghujan akan kambuh.
4. Faktor endokrin
Insiden tertinggi pada masa pubertas dan menopause. Psoriasis cenderung membaik
selama kehamilan dan kambuh serta resisten terhadap pengobatan setelah melahirkan.
Kadang-kadang psoriasis pustulosa generalisata timbul pada waktu hamil dan setelah
pengobatan progesteron dosis tinggi.
5. Sinar matahari
Walaupun umumnya sinar matahari bermanfaat bagi penderita psoriasis namun pada
beberapa penderita sinar matahari yang kuat dapat merangsang timbulnya psoriasis.
Pengobatan fotokimia mempunyai efek yang serupa pada beberapa penderita.
6. Metabolik
Hipokalsemia dapat menimbulkan psoriasis.
7. Obat-obatan
Antimalaria seperti mepakrin dan klorokuin kadang-kadang dapat memperberat
psoriasis, bahkan dapat menyebabkan eritrodermia.
Psoriasis punctata
b.
Psoriasis folikularis
c.
Psoriasis guttata
d.
Psoriasis numularis
e.
Psoriasis girata
f.
Psoriasis anularis
karena
adanya
dibagian tengahnya.
involusi
g.
Psoriasis diskoidea
h.
Psoriasis ostracea
dan
tertutup
lembaran-
Psoriasis rupioides
telah ada makin merah. Setelah beberapa jam timbul agak bengkak dan bintil-bintil
bernanah pada bercak merah tersebut. Kelainan-kelainan semacam itu akan terus
muncul dan dapat menjadi eritroderma.
Psoriasis eritrodermis: dapat disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu kuat
atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya kelainan kulit yang khas untuk
psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat kemerahan dan bersisik tebal yang
menyeluruh. Ada kalanya kelainan kulit psoriasis masih tampak samar-samar, yakni
lebih merah dan kulitnya lebih meninggi.
Psoriasis kuku: menyerang dan merusak kuku. Permukaan kuku tampak lekukanlekukan kecil. Jenis ini termasuk yang bandel, sehingga penderita sulit sembuh.
Psoriasis artritis: penyakit ini dapat pula disertai peradangan pada sendi, sehingga
sendi terasa nyeri, membengkak dan kaku, persis seperti gejala rematik. Pada tahap
ini, penderita harus segera ditolong agar sendi-sendinya tidak sampai keropos.
Berdasarkan lokalisasi lesi maka dikenal bentuk psoriasis atipik seperti:
1. Psoriasis digitalis atau interdigitalis.
2. Lesi verukosa terutama di tungkai bawah.
3. Lesi dengan distribusi seperti sarung tangan atau kaos kaki.
4. Psoriasis fleksural atau inversus bila lesi didapatkan di daerah fleksor atau lipatanlipatan tubuh misalnya lipat paha, aksila, lipatan di bawah payudara dan lainnya.
5.
Psoriasis seboreik bila lesi didapatkan di daerah seboreik seperti kulit kepala, alis
mata, belakang telinga dan sebagainya.
D. Manifestasi Klinik
Lesi muncul sebagai bercak-bercak merah menonjol pada kulit yang ditutupi oleh sisik
berwarna perak. Bercak-bercak bersisik tersebut terbentuk karena penumpukan kulit yang
hidup dan mati akibat peningkatan kecepatan pertumbuhan serta pergantian sel-sel kulit yang
sangat besar. Jika sisik tersebut dikerok, maka terlihat dasar lesi yang berwarna merah gelap
dengan titik-titik perdarahan. Bercak-bercak ini tidak basah dan bisa terasa gatal atau tidak
gatal.
Psoriasis ditandai dengan hiperkeratosis dan penebalan epidermis kulit serta proses
radang, sehingga timbul skuamasi (pengelupasan) dan indurasi eritematosa (kulit meradang
dan kemerahan). Menyerang kulit, kuku, mukosa dan sendi, tetapi tidak pada rambut. Pada
umumnya tidak membehayakan jiwa, kecuali yang mengalami komplikasi, namun penyakit
ini sangat mengganggu kualitas hidup.
Kulit penderita psoriasis awalnya tampak seperti bintik merah yang makin melebar dan
ditumbuhi sisik lebar putih berlapis-lapis. Tumbuhnya tidak selalu diseluruh bagian kulit
tubuh kadang-kadang hanya timbul pada tempat-tempat tertentu saja, karena pergiliran sel-sel
kulit bagian lainnya berjalan normal. Psoriasis pada kulit kepala dapat menyerupai ketombe,
sedangkan pada lempeng kuku tampak lubang-lubang kecil rapuh atau keruh.
Penyakit psoriasis dapat disertai dengan / tanpa rasa gatal. Kulit dapat membaik seperti
kulit normal lainnya setelah warna kemerahan, putih atau kehitaman bekas psoriasis. Pada
beberapa jenis psoriasis, komplikasi yang diakibatkan dapat menjadi serius, seperti pada
psoriasis artropi yaitu psoriasis yang menyerang sendi, psoriasis bernanah (psoriasis
postulosa) dan terakhir seluruh kulit akan menjadi merah disertai badan menggigil
(eritoderma).
Gejala dari psoriasis antara lain:
Mengeluh gatal ringan
Bercak-bercak eritema yang meninggi, skuama diatasnya.
Terdapat fenomena tetesan lilin
Menyebabkan kelainan kuku
E. Patofisiologi
Patogenesis terjadinya psoriasis, diperkirakan karena:
1. Terjadi peningkatan turnover epidermis atau kecepatan pembentukannya dimana pada
kulit normal memerlukan waktu 26-28 hari, pada psoriasis hanya 3-4 hari sehingga
gambaran klinik tampak adanya skuama dimana hiperkeratotik. Disamping itu
pematangan sel-sel epidermis tidak sempurna.
2.
Adanya faktor keturunan ditandai dengan perjalanan penyakit yang kronik dimana
terdapat penyembuhan dan kekambuhan spontan serta predileksi lesinya pada tempattempat tertentu.
1. Psoriasis Pustulosa
Kadang-kadang diatas makula eritematosa pada psoriasis timbul pustula-pustula kecil
dengan ukuran 1-2 mm. keadaan ini dikenal dengan psoriasis postula.
Ada 2 bentuk psoriasis postula:
a.
Psoriasis yang kronik dan luas dengan perjalanan penyakit yang lama dapat
berkembang menjadi eritodermia. Seluruh permukaan tubuh menjadi merah dan tertutup
skuama putih yang halus. Umumnya bentuk ini timbul akibat pemakaian obat topikal atau
penyinaran yang berlebihan.
Biasanya sulit diobati dan bila pengobatan berhasil maka erupsi eritodermia menghilang
dan lesi psoriasis yang khas akan muncul kembali.
G. Penatalaksanaan
Tujuan
penatalaksanaan
adalah
untuk
memperlambat
pergantian
epidermis,
Excimer Light 308 nm (MEL 308 nm) merupakan bentuk fototerapi UVB yang paling
mutakhir dengan menggunakan sinar laser narrowband UVB dengan panjang gelombang 308
nm. Dibandingkan dengan narrowband UVB, MEL 308 nm lebih cepat dan lebih efektif
dalam mengobati psoriasis yang resisten.
H. Pathway
Gangguan integritas
kulit
Pembentukan plak
psoriatik
Kadar siklik
nukleotida
AMP
GMP
kecepatan mitosis
sel basal
sintesis keratin
Peningkatan
replikasi DNA
Berubahnya
metabolisme
karbohidrat
Lesi
Eritema
Faktor keturunan
Perjalanan penyakit
yang kronik
Lesi
Perubahan-perubahan biokimia
Lanjutan
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Berfokus pada cara pasien menghadapi kondisi kulit yang psoriatik, penampakan kulit
normal dan penampakan lesi kulit. Manifestasi yang terlihat adalah papula merah bersisik
yang menyatu untuk membentuk plak berbentuk oval dengan batas yang jelas. Sisik atau
skuama yang berwarna putih perak juga terdapat. Daerah kulit didekatnya akan
memperlihatkan plak yang licin dan merah dengan permukaan yang mengalami maserasi.
Pemeriksaan harus dilakukan pada daerah-daerah, khususnya yang cenderung untuk
mengalami psoriasis, yaitu: siku, lutut, kulit kepala, celah gluteus, jari-jari tangan dan kaki.
Perawat harus menilai dampak penyakit tersebut pada pasien dan strategi koping ynag
digunakan untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari serta interaksi antara anggota keluarga
dan teman-teman. Banyak pasien perlu ditentramkan kekawatirannya dengan penjelasan
bahwa penyakitnya tidak menular, bukan mencerminkan higiene perorangan yang buruk dan
juga bukan kanker kulit .
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi.
2. Gangguan body image berhubungan dengan adanya sisik pada kulit.
3.
C. Intervensi Keperatan
N
O
1.
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Gangguan integritas
Hasil
Setelah dilakukan
kulit berhubungan
tindakan asuhan
keperawatan selama
luka.
tentang p
yang dap
integritas kulit.
Tidak ada lesi.
bebas
meningk
taburi
pasien.
bedak
yang
tidak
iritatif.
Berikan
prioritas
meningkatkan
untuk
kenyamanan
Mem
rehabilita
Untu
debrimen
Setelah dilakukan
berhubungan dengan
tindakan asuhan
pengala
keperawatan selama
dipaham
citra tubuh.
peningk
Kli
diri.
Menyatakan
ketakutan klien.
Memb
kepada
penerimaan situasi
menetra
diri.
memuli
Bicara dengan
keluarga/orang
Bantu
klien
dalam Kesan
terdekat tentang
mengembangkan
dirinya
situasi, perubahan
dalam
yang terjadi.
diri
keperca
dan
mengenali
serta
mengatasi masalah.
Mendukung
upaya
klien Pendek
positif
mendorong
sosialisasi
mengua
dengan
lain
dan
keperca
ke
arah
orang
membantu
klien
penerimaan diri.
3.
Kurang pengetahuan
Setelah dilakukan
terhadap penyakit,
tindakan keperawatan
prognosis dan
selama 1x 24 jam di
dapat
kebutuhan pengobatan
berdasa
berhubungan dengan
mengerti tentang
kurang pemajanan,
penyakit dan
kesalahan interpretasi,
pengobatan yang
kurang informasi.
berhubungan dengan
pengeta
Dorong
luka yan
kesinambungan Mempe
penyakitnya.
program
latihan
dan
menuru
menceg
memban
paham tentang
penyem
kondisi, prognosis,
dan pengobatan.
pasien dapat mengerti
Kaji
ulang
pengobatan, Pengula
kesemp
dan
efek
samping
yang
bertany
tentang tindakan
diharapkan
dapat
di
pemaha
pengobatan dan
laporkan.
terapi
melakukan perubahan
Memb
mudah
untuk
dan berpartisipasi
pendidi
dalam program
kesalah
pengobatan.
menuru
komplik
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, E, Marilynn. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC: Jakarta.
Http/www.compas.com.
Http/www.dermatology.com.
Http/www.indomedia.com.
Http/www.medikaholistik.com.
Http/www.nuansamedia.com.
Http/www.psoriasis.or.id.
Http/www.republika.com.
Http/www.suarapembaruan.com.
Http/www.threeinone.cjb.net.
Price, Wilson. (1995). Patofisiologi, Edisi 4, EGC: Jakarta.
Smeltzer, Suzanne. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3, EGC:
Jakarta.
Diposkan oleh Maryadi hazil di 08.05
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Maryadi hazil
Jadilah yang terbaik diantara yang paling baik
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
November (27)
Desember (31)
April (1)
Juni (2)
Juli (1)
Januari (3)
Februari (1)
November (27)
Maret (3)
Countdown
Langganan
Pos
Komentar
Pengikut
Entri Populer
PSORIASIS
PSORIASIS A. Definisi Psoriasis adalah ganggguan kulit yang ditandai dengan
plaque, bercak, bersisik yang dikenal dengan nama p...
Decompensasi Cordis
LAPORAN PENDAHULUAN DECOMPENSASI CORDIS A. PENGERTIAN
Decompensasi cordis adalah kegagalan jantung dalam upaya untuk mempertahan...
askep kraniotomi
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
POST CRANIOTOMI E.C NEOPLASMA A. Definisi a.
Tumor Tumor ada...
Askep kardiomiopati
KARDIOMIOPATI I. KONSEP DASAR PENYAKIT A. Anatomi Jantung Jantung
terletak dalam mediastinum di rongga dada, yaitu di antara kedua paru-pa...
SYOK HIPOVOLEMIK
SYOK HIPOVOLEMIK BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Syok
adalah kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif. Ke...
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.