Sie sind auf Seite 1von 26

Asuhan keperawatan

Kamis, 10 November 2011


PSORIASIS
PSORIASIS
A. Definisi
Psoriasis adalah ganggguan kulit yang ditandai dengan plaque, bercak, bersisik yang
dikenal dengan nama penyakit papulosquamoas.
( Price, 1994)
Psoriasis merupakan penyakit radang kulit kronik dan rekuren / kambuhan, ditandai
dengan adanya bercak-bercak kemerahan dengan sisik putih yang kasar dan tebal.
(httt//www.sinarharapan.co.id)
Psoriasis adalah penyakit inflamasi kulit yang bersifat kronik dan rekuren, yang khas
ditandai dengan papula atau plak eritematosa, kering, batas tegas dan tertutup skuama
tebal berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan atau putih seperti perak / mika.
Psoriasis adalah penyakit inflamasi non infeksius yang kronik pada kulit dimana produksi
sel-sel epidermis terjadi dengan kecepatan 6-9 x lebih besar daripada kecepatan sel
normal.
(Smeltzer, Suzanne)
Psoriasis adalah masalah kulit di mana bagian kulit menjadi radang dan ditutupi sisik
berwarna perak atau kelabu pada siku, lutut dan kulit kepala.
Psoriasis adalah suatu penyakit radang kulit yang kronis. Penyakit ini ditandai dengan
bercak-bercak merah dengan sisik kasar dan tebal. Penyakit tersebut dianggap sebagai
suatu penyakit gangguan kekebalan tubuh, yang dipengaruhi terutama oleh sel T (salah
satu jenis sel darah putih). Sel T yang teraktivasi akan berinteraksi dengan sel kulit
(terutama keratinosit) dan mengakibatkan pembentukan kulit yang tebal dan bersisik.
(www.suarapembaharuan.com)
Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit kronis yang tidak menular, sering kambuh, yang
disebabkan oleh proses autoimun dan kadang-kadang dapat diturunkan.

Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalami proses pergantian
kulit yang terlalu cepat. Biasanya bentuk kulit bersisik. Kemunculan penyakit ini
terkadang untuk jangka waktu lama atau timbul/hilang, penyakit ini secara klinis sifatnya
tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi karena timbulnya dapat terjadi pada
bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup serta mengganggu
kekuatan mental seseorang bila tidak dirawat dengan baik.
(www.psoriasis.or.id)

Gambar 2. Contoh Penyakit Psoriasis.

B. Etiologi
Penyebab psoriasis sampai saat ini belum diketahui. Diduga penyakit ini diwariskan
secara poligenik. Walaupun sebagian besar penderita psoriasis timbul secara spontan, namun
pada beberapa penderita dijumpai adanya faktor pencetus antara lain:
1. Trauma
Psoriasis pertama kali timbul pada tempat-tempat yang terkena trauma, garukan, luka
bekas operasi, bekas vaksinasi, dan sebagainya. Kemungkinan hal ini merupakan
mekanisme fenomena Koebner. Khas pada psoriasis timbul setelah 7-14 hari terjadinya
trauma.
2. Infeksi
Pada anak-anak terutama infeksi Streptokokus hemolitikus sering menyebabkan psoriasis
gutata. Psoriasis juga timbul setelah infeksi kuman lain dan infeksi virus tertentu, namun
menghilang setelah infeksinya sembuh.
3. Iklim
Beberapa kasus cenderung menyembuh pada musim panas, sedangkan pada musim
penghujan akan kambuh.
4. Faktor endokrin
Insiden tertinggi pada masa pubertas dan menopause. Psoriasis cenderung membaik
selama kehamilan dan kambuh serta resisten terhadap pengobatan setelah melahirkan.
Kadang-kadang psoriasis pustulosa generalisata timbul pada waktu hamil dan setelah
pengobatan progesteron dosis tinggi.
5. Sinar matahari
Walaupun umumnya sinar matahari bermanfaat bagi penderita psoriasis namun pada
beberapa penderita sinar matahari yang kuat dapat merangsang timbulnya psoriasis.
Pengobatan fotokimia mempunyai efek yang serupa pada beberapa penderita.
6. Metabolik
Hipokalsemia dapat menimbulkan psoriasis.
7. Obat-obatan
Antimalaria seperti mepakrin dan klorokuin kadang-kadang dapat memperberat
psoriasis, bahkan dapat menyebabkan eritrodermia.

Pengobatan dengan kortikosteroid topikal atau sistemik dosis tinggi dapat


menimbulkan efek withdrawal.
Lithium yang dipakai pada pengobatan penderita mania dan depresi telah diakui
sebagai pencetus psoriasis.
Alkohol dalam jumlah besar diduga dapat memperburuk psoriasis.
Hipersensitivitas terhadap nistatin, yodium, salisilat dan progesteron dapat
menimbulkan psoriasis pustulosa generalisata.
Berdasarkan penelitian para dokter, ada beberapa hal yang diperkirakan dapat memicu
timbulnya Psoriasis, antara lain adalah :
Garukan/gesekan dan tekanan yang berulang-ulang , misalnya pada saat gatal digaruk
terlalu kuat atau penekanan anggota tubuh terlalu sering pada saat beraktivitas. Bila
Psoriasis sudah muncul dan kemudian digaruk/dikorek, maka akan mengakibatkan kulit
bertambah tebal.
Obat telan tertentu antara lain obat anti hipertensi dan antibiotik.
Mengoleskan obat terlalu keras bagi kulit.
Emosi tak terkendali.
Makanan berkalori sangat tinggi sehingga badan terasa panas dan kulit menjadi merah ,
misalnya mengandung alcohol.
C. Macam-Macam Psoriasis
Berdasarkan bentuk lesi, dikenal bermacam-macam psoriasis antara lain:
a.

Psoriasis punctata

: Lesi sebesar jarum pentul atau


milier.

b.

Psoriasis folikularis

: Lesi dengan skuama tipis terletak


pada muara folikel rambut.

c.

Psoriasis guttata

: Lesi sebesar tetesan air.

d.

Psoriasis numularis

: Lesi sebesar uang logam.

e.

Psoriasis girata

: Lesi sebesar daun.

f.

Psoriasis anularis

: Lesi melingka berbentuk seperti


cincin

karena

adanya

dibagian tengahnya.

involusi

g.

Psoriasis diskoidea

: Lesi merupakan bercak solid yang


menetap.

h.

Psoriasis ostracea

: Lesi berupa penebalan kulit yang


kasar

dan

tertutup

lembaran-

lembaran skuama mirip kulit tiram.


i.

Psoriasis rupioides

: Lesi berkrusta mirip rupia sifilitika.

Tipe-tipe psoriasis. Psoriasis terbagi atas:


Psoriasis vulgaris: bentuk ini ialah jenis yang paling umum karena itu disebut
vulgaris, dinamakan pula tipe plak karena lesi-lesinya berbentuk plak. Tempat
predileksinya seperti yang telah diterangkan di atas.
Psoriasis gutata: diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm. Timbulnya
mendadak dan mengenai seluruh badan, umumnya setelah infeksi di saluran napas
bagian atas sehabis influenza atau morbili (campak), terutama pada anak dan dewasa
muda.

Gambar 3. Contoh psoriasis Gutata


Psoriasis putulosa: gejala awalnya ialah kulit yang nyeri disertai gejala umum berupa
demam, mudah capek, mual, dan nafsu makan menurun. Kelainan kulit psoriasis yang

telah ada makin merah. Setelah beberapa jam timbul agak bengkak dan bintil-bintil
bernanah pada bercak merah tersebut. Kelainan-kelainan semacam itu akan terus
muncul dan dapat menjadi eritroderma.
Psoriasis eritrodermis: dapat disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu kuat
atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya kelainan kulit yang khas untuk
psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat kemerahan dan bersisik tebal yang
menyeluruh. Ada kalanya kelainan kulit psoriasis masih tampak samar-samar, yakni
lebih merah dan kulitnya lebih meninggi.
Psoriasis kuku: menyerang dan merusak kuku. Permukaan kuku tampak lekukanlekukan kecil. Jenis ini termasuk yang bandel, sehingga penderita sulit sembuh.
Psoriasis artritis: penyakit ini dapat pula disertai peradangan pada sendi, sehingga
sendi terasa nyeri, membengkak dan kaku, persis seperti gejala rematik. Pada tahap
ini, penderita harus segera ditolong agar sendi-sendinya tidak sampai keropos.
Berdasarkan lokalisasi lesi maka dikenal bentuk psoriasis atipik seperti:
1. Psoriasis digitalis atau interdigitalis.
2. Lesi verukosa terutama di tungkai bawah.
3. Lesi dengan distribusi seperti sarung tangan atau kaos kaki.
4. Psoriasis fleksural atau inversus bila lesi didapatkan di daerah fleksor atau lipatanlipatan tubuh misalnya lipat paha, aksila, lipatan di bawah payudara dan lainnya.
5.

Psoriasis seboreik bila lesi didapatkan di daerah seboreik seperti kulit kepala, alis
mata, belakang telinga dan sebagainya.

D. Manifestasi Klinik
Lesi muncul sebagai bercak-bercak merah menonjol pada kulit yang ditutupi oleh sisik
berwarna perak. Bercak-bercak bersisik tersebut terbentuk karena penumpukan kulit yang
hidup dan mati akibat peningkatan kecepatan pertumbuhan serta pergantian sel-sel kulit yang
sangat besar. Jika sisik tersebut dikerok, maka terlihat dasar lesi yang berwarna merah gelap
dengan titik-titik perdarahan. Bercak-bercak ini tidak basah dan bisa terasa gatal atau tidak
gatal.

Psoriasis ditandai dengan hiperkeratosis dan penebalan epidermis kulit serta proses
radang, sehingga timbul skuamasi (pengelupasan) dan indurasi eritematosa (kulit meradang
dan kemerahan). Menyerang kulit, kuku, mukosa dan sendi, tetapi tidak pada rambut. Pada
umumnya tidak membehayakan jiwa, kecuali yang mengalami komplikasi, namun penyakit
ini sangat mengganggu kualitas hidup.
Kulit penderita psoriasis awalnya tampak seperti bintik merah yang makin melebar dan
ditumbuhi sisik lebar putih berlapis-lapis. Tumbuhnya tidak selalu diseluruh bagian kulit
tubuh kadang-kadang hanya timbul pada tempat-tempat tertentu saja, karena pergiliran sel-sel
kulit bagian lainnya berjalan normal. Psoriasis pada kulit kepala dapat menyerupai ketombe,
sedangkan pada lempeng kuku tampak lubang-lubang kecil rapuh atau keruh.
Penyakit psoriasis dapat disertai dengan / tanpa rasa gatal. Kulit dapat membaik seperti
kulit normal lainnya setelah warna kemerahan, putih atau kehitaman bekas psoriasis. Pada
beberapa jenis psoriasis, komplikasi yang diakibatkan dapat menjadi serius, seperti pada
psoriasis artropi yaitu psoriasis yang menyerang sendi, psoriasis bernanah (psoriasis
postulosa) dan terakhir seluruh kulit akan menjadi merah disertai badan menggigil
(eritoderma).
Gejala dari psoriasis antara lain:
Mengeluh gatal ringan
Bercak-bercak eritema yang meninggi, skuama diatasnya.
Terdapat fenomena tetesan lilin
Menyebabkan kelainan kuku
E. Patofisiologi
Patogenesis terjadinya psoriasis, diperkirakan karena:
1. Terjadi peningkatan turnover epidermis atau kecepatan pembentukannya dimana pada
kulit normal memerlukan waktu 26-28 hari, pada psoriasis hanya 3-4 hari sehingga
gambaran klinik tampak adanya skuama dimana hiperkeratotik. Disamping itu
pematangan sel-sel epidermis tidak sempurna.

2.

Adanya faktor keturunan ditandai dengan perjalanan penyakit yang kronik dimana
terdapat penyembuhan dan kekambuhan spontan serta predileksi lesinya pada tempattempat tertentu.

3. Perubahan-perubahan biokimia yang terjadi pada psoriasis meliputi:


a.

Peningkatan replikasi DNA.

b. Berubahnya kadar siklik nukleotida.


c.

Kelainan prostaglandin dan prekursornya.

d. Berubahnya metabolisme karbohidrat.


Normalnya sel kulit akan matur pada 28-30 hari dan kemudian terlepas dari permukaan
kulit. Pada penderita psoriasis, sel kulit akan matur dan menuju permukaan kulit pada 3-4
hari, sehingga akan menonjol dan menimbulkan bentukan peninggian kumpulan plak
berwarna kemerahan. Warna kemerahan tersebut berasal dari peningkatan suplai darah untuk
nutrisi bagi sel kulit yang bersangkutan. Bentukan berwarna putih seperti tetesan lilin (atau
sisik putih) merupakan campuran sel kulit yang mati. Bila dilakukan kerokan pada
permukaan psoriasis, maka akan timbul gejala koebner phenomenon. Terdapat banyak tipe
dari psoriasis, misalnya plaque, guttate, pustular, inverse, dan erythrodermic psoriasis.
Umumnya psoriasis akan timbul pada kulit kepala, siku bagian luar, lutut, maupun daerah
penekanan lainnya. Tetapi psoriasis dapat pula berkembang di daerah lain, termasuk pada
kuku, telapak tangan, genitalia, wajah, dll.
Pemeriksaan histopatologi pada biopsi kulit penderita psoriasis menunjukkan adanya
penebalan epidermis dan stratum korneum dan pelebaran pembuluh-pembuluh darah dermis
bagian atas. Jumlah sel-sel basal yang bermitosis jelas meningkat. Sel-sel yang membelah
dengan cepat itu bergerak dengan cepat ke bagian permukaan epidermis yang menebal.
Proliferasi dan migrasi sel-sel epidermis yang cepat ini menyebabkan epidermis menjadi
tebal dan diliputi keratin yang tebal (sisik yang berwarna seperti perak). Peningkatan
kecepatan mitosis sel-sel epidermis ini agaknya antara lain disebabkan oleh kadar nukleotida
siklik yang abnormal, terutama adenosin monofosfat (AMP) siklik dan guanosin monofosfat
(GMP) sikli. Prostaglandin dan poliamin juga abnormal pada penyakit ini. Peranan setiap
kelainan tersebut dalam mempengaruhi pembentukan plak psoriatik belum dapat dimengerti
secara jelas.
F. Komplikasi

1. Psoriasis Pustulosa
Kadang-kadang diatas makula eritematosa pada psoriasis timbul pustula-pustula kecil
dengan ukuran 1-2 mm. keadaan ini dikenal dengan psoriasis postula.
Ada 2 bentuk psoriasis postula:
a.

Psoriasis postulosa generalisata (bentuk Von Zumbusch).


Bentuk ini bersifat akut, merupakan bentuk sistemik dari psoriasis dengan ciri
eritematosa disertai demam dan gejala penyakit sistemik yang lain. Postula dapat
timbul diatas lesi psoriasis atau pada kulit sehat yang mengalami eritema sebelumnya.
Lesi ini menyebar dengan cepat dan timbulnya bergelombang. Postula yang timbul
tersusun berkelompok atau diskret.
Kuku menebal dan pecah-pecah karena adanya nanah. Mukosa mulut dan lidah
dapat mengalami kelainan. Kematian terjadi karena toksik atau infeksi.

b. Psoriasis postulosa lokalisata (bentuk Barber)


Bentuk ini bersifat kronik dan sangat resisten terhadap pengobatan. Biasanya
menyerang telapak tangan dan telapak kaki serta distribusinya simetris. Lesi berupa
postula diatas plak eritematosa, berskuama. Postula yang masih baru berwarna
kuning, kemudian berubah menjadi kuning kecoklatan dan bila postula mengering
berwarna coklat gelap. Akhirnya postula yang kering ini mengelupas. Kadang-kadang
timbul rasa gatal tetapi lebih sering timbul keluhan seperti rasa terbakar.
2. Psoriasis arthritis
Biasanya mengenai sendi-sendi interfalangeal distal dari jari tangan dan kaki. Pada
stadium akut, sendi yang terserang menjadi bengkak, keras dan sakit. Bila berlangsung
lama dapat menimbulkan kerusakan tulang dan synovial eusion, menyebabkan
pemendekan tulang dan hal ini mengakibatkan pergerakan sendi menjadi sulit, jari
memendek dan kaku dalam posisi fleksi. Secara rotgenologik tampak sendi yang atrofi
dengan permulaan osteoporosis diikuti peningkatan densitas tulang, penyempitan rongga
persendian dan erosi permukaan sendi.
3. Psoriasis eritrodermia

Psoriasis yang kronik dan luas dengan perjalanan penyakit yang lama dapat
berkembang menjadi eritodermia. Seluruh permukaan tubuh menjadi merah dan tertutup
skuama putih yang halus. Umumnya bentuk ini timbul akibat pemakaian obat topikal atau
penyinaran yang berlebihan.
Biasanya sulit diobati dan bila pengobatan berhasil maka erupsi eritodermia menghilang
dan lesi psoriasis yang khas akan muncul kembali.
G. Penatalaksanaan
Tujuan

penatalaksanaan

adalah

untuk

memperlambat

pergantian

epidermis,

meningkatkan resolusi lesi psoriatik dan mengendalikan penyakit tersebut. Pendekatan


terapeutik harus berupa pendekatan yang dapat dipahami oleh pasien, pendekatan ini harus
bisa diterima secara kosmetik dan tidak mempengaruhi cara hidup pasien. Terapi psoriasis
akan melibatkan komitmen waktu dan upaya oleh pasien dan mungkin pula keluarganya.
Ada tiga terapi yang standar: topikal, intralesi dan sistemik.
Terapi topikal
Preparat yang dioleskan secara topikal digunakan untuk melambatkan aktivitas
epidermis yang berlebihan tanpa mempengaruhi jaringan lainnya. Obat-obatannya
mencakup preparat ter, anthralin, asam salisilat dan kortikosteroid. Terapi dengan
preparat ini cenderung mensupresi epidermopoisis (pembentukan sel-sel epidermis).
Formulasi ter mencakup losion, salep, pasta, krim dan sampo. Rendaman ter dapat
menimbulkan retardasi dan inhibisi terhadap pertumbuhan jaringan psoriatik yang cepat.
Terapi ter dapat dikombinasikan dengan sinar ultraviolet-B yang dosisnya ditentukan
secara cermat sehingga menghasilkan radiasi dengan panjang gelombang antara 280 dan
320 nanometer (nm). Selama fase terapi ini pasien dianjurkan untuk menggunakan
kacamata pelindung dan melindungi matanya. Pemakaian sampo ter setiap hari yang
diikuti dengan pengolesan losion steroid dapat digunakan untuk lesi kulit kepala. Pasien
juga diajarkan untuk menghilangkan sisik yang berlebihan dengan menggosoknya
memakai sikat lunak pada waktu amndi.
Anthralin adalah preparat (Anthra-Derm, Dritho-Crme, Lasan) yang berguna untuk
mengatasi plak psoriatik yang tebal yang resisten terhadap preparat kortikosteroid atau
preparat ter lainnya.

Kortikosteroid topikal dapat dioleskan untuk memberikan efek antiinflamasi.


Setelah obat ini dioleskan, bagian kulit yang diobati ditutup dengan kasa lembaran plastik
oklusif untuk menggalakkan penetrasi obat dan melunakkan plak yang bersisik.
Terapi intralesi
Penyuntikan triamsinolon asetonida intralesi (Aristocort, Kenalog-10, Trymex)
dapat dilakukan langsung kedalam berck-bercak psoriasis yang terlihat nyata atau yang
terisolasi dan resisten terhadap bentuk terapi lainnya. Kita harus hati-hati agar kulit yang
normal tidak disuntuik dengan obat ini.
Terapi sistemik
Metotreksat bekerja dengan cara menghambat sintesis DNA dalam sel epidermis
sehingga mengurangi waktu pergantian epidermis yang psoriatik. Walaupun begitu, obat
ini bisa sangat toksik, khususnya bagi hepar yang dapat mengalamim kerusakan yang
irreversible. Jadi, pemantauan melalui pemeriksaan laboratorium harus dilakukan untuk
memastikan bahwa sistem hepatik, hematopoitik dan renal pasien masih berfungsi secara
adekuat.
Pasien tidak boleh minum minuman alkohol selama menjalani pengobatan dengan
metotreksat karena preparat ini akan memperbesar kemungkinan kerusakn hepar.
Metotreksat bersifat teratogenik (menimbulkan cacat fisik janin) pada wanita hamil.
Hidroksiurea menghambat replikasi sel dengan mempengaruhi sintesis DNA.
Monitoring pasien dilakukan untuk memantau tanda-tanda dan gejal depresi sumsum
tulang.
Siklosporin A, suatu peptida siklik yang dipakai untuk mencegah rejeksi organ yang
dicangkokkan, menunjukkan beberapa keberhasilan dalam pengobatan kasus-kasus
psoriasis yang berat dan resisten terhadap terapi. Kendati demikian, penggunaannya amat
terbatas mengingat efek samping hipertensi dan nefroktoksisitas yang ditimbulkan
(Stiller, 1994).
Retinoid oral (derivat sintetik vitamin A dan metabolitnya, asam vitamin A) akan
memodulasi pertumbuhan serta diferensiasi jaringan epiterial, dan dengan demikian
pemakaian preparat ini memberikan harapan yang besar dalam pengobatan pasien
psoriasis yang berat.

Fotokemoterapi. Terapi psoriasis yang sangat mempengaruhi keadaan umum pasien


adalah psoralen dan sinar ultraviolet A (PUVA). Terapi PUVA meliputi pemberian
preparat fotosensitisasi (biasanya 8-metoksipsoralen) dalam dosis standar yang kemudian
diikuti dengan pajanan sinar ultraviolet gelombang panjang setelah kadar obat dalam
plasma mencapai puncaknya. Meskipun mekanisme kerjanya tidak dimengerti
sepenuhnya, namun diperkirakan ketika kulit yang sudah diobati dengan psoralen itu
terpajan sinar ultraviolet A, maka psoralen akan berkaitan dengan DNA dan menurunkan
proliferasi sel. PUVA bukan terapi tanpa bahaya; terapi ini disertai dengan resiko jangka
panjang terjadinya kanker kulit, katarak dan penuaan prematur kulit.
Terapi PUVA mensyaratkan agar psoralen diberikan peroral dan setelah 2 jam
kemudian diikuti oleh irradiasi sinar ultraviolet gelombang panjang denagn intensitas
tinggi. (sinar ultraviolet merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik yang
mengandung panjang gelombang yang berkisar dari 180 hingga 400 nm).
Terapi sinar ultraviolet B (UVB) juga digunakan untuk mengatasi plak yang
menyeluruh. Terapi ini dikombinasikan dengan terapi topikal ter batubara (terapi
goeckerman). Efek sampingnya serupa dengan efek samping pada terapi PUVA.
Etretinate (Tergison) adalah obat yang relatif baru (1986). Ia adalah derivat dari
Vitamin A. Bisa diminum sendiri atau dikombinasi dengan sinar ultraviolet. Hal ini
dilakukan pada penderita yang sudah bandel dengan obat obat lainnya yang terdahulu.
Di antara pengobatan tersebut diatas, yang paling efektif untuk mengobati psoriasis
adalah dengan ultraviolet (fototerapi), karena dengan fototerapi penyakit psoriasis dapat lebih
cepat mengalami clearing atau almost clearing (keadaan dimana kelainan / gejala
psoriasis hilang atau hampir hilang). Keadaan ini disebut remisi. Masa remisi fototerapi
tersebut bisa bertahan lebih lama dibandingkan dengan pengobatan lainnya.
Pengobatan fotokemoterapi, yaitu dengan menggunakan kombinasi radiasi ultraviolet dan
oral psoralen (PUVA), namun kelemahannya adalah untuk jangka panjang dapat
menimbulkan kanker kulit.
Fototerapi UVB konvensional dengan menggunakan sinar UVB broadband dengan
panjang gelombang 290-320 nm. Terapi kurang praktis karana pasien harus masuk ke dalam
light box.

Fototerapi dengan alat Monochromatic

Excimer Light 308 nm (MEL 308 nm) merupakan bentuk fototerapi UVB yang paling
mutakhir dengan menggunakan sinar laser narrowband UVB dengan panjang gelombang 308
nm. Dibandingkan dengan narrowband UVB, MEL 308 nm lebih cepat dan lebih efektif
dalam mengobati psoriasis yang resisten.

Gambar 3. Alat fototerapi


Beberapa tips untuk penderita psoriasis :
Jaga kulit agar tetap berminyak. Minyak, cream, dan petroleum jelly adalah moisturizer
yang baik. Gunakan pelembab bila udara terasa panas.
Penyinaran dengan sinar matahari akan menghilangkan psoriasis pada beberapa orang,
namun kulit terlebih dulu diolesi dengan minyak dan dilakukan lubrikasi.
Mandi dengan air panas akan mengurangi sisik yang timbul. Penggunaan moisturizer
segera setelah mandi akan berguna. Meminimalisasi kontak dengan sabun dan bahan
kimia. Gunakan sabun yang sangat lembut, sabun moisturizing, atau sabun yang bebas
pembersih.
Lindungi kulit dari cidera, sebab cidera dapat memperparah plaque yang timbul.

H. Pathway

Gangguan integritas
kulit

Pembentukan plak
psoriatik

Kadar siklik
nukleotida

AMP
GMP

kecepatan mitosis
sel basal

sintesis keratin
Peningkatan
replikasi DNA

Berubahnya
metabolisme
karbohidrat

aliran darah ke sel

Lesi

Eritema
Faktor keturunan

Perjalanan penyakit
yang kronik

Lesi
Perubahan-perubahan biokimia
Lanjutan

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Berfokus pada cara pasien menghadapi kondisi kulit yang psoriatik, penampakan kulit
normal dan penampakan lesi kulit. Manifestasi yang terlihat adalah papula merah bersisik
yang menyatu untuk membentuk plak berbentuk oval dengan batas yang jelas. Sisik atau
skuama yang berwarna putih perak juga terdapat. Daerah kulit didekatnya akan
memperlihatkan plak yang licin dan merah dengan permukaan yang mengalami maserasi.
Pemeriksaan harus dilakukan pada daerah-daerah, khususnya yang cenderung untuk
mengalami psoriasis, yaitu: siku, lutut, kulit kepala, celah gluteus, jari-jari tangan dan kaki.
Perawat harus menilai dampak penyakit tersebut pada pasien dan strategi koping ynag
digunakan untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari serta interaksi antara anggota keluarga
dan teman-teman. Banyak pasien perlu ditentramkan kekawatirannya dengan penjelasan
bahwa penyakitnya tidak menular, bukan mencerminkan higiene perorangan yang buruk dan
juga bukan kanker kulit .
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi.
2. Gangguan body image berhubungan dengan adanya sisik pada kulit.
3.

Kurang pengetahuan terhadap penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan


berhubungan dengan kurang pemajanan, kesalahan interpretasi, kurang informasi.

C. Intervensi Keperatan
N
O
1.

Diagnosa Keperawatan

Tujuan & Kriteria

Intervensi

Gangguan integritas

Hasil
Setelah dilakukan

kulit berhubungan

tindakan asuhan

keadaan luka / kondisi sekitar

dengan adanya lesi.

keperawatan selama

luka.

Kaji atau catat ukuran, warna, Member

tentang p

1X24 jam, diharapkan


tidak terjadi gangguan
pada integritas kulit.

Lakukan kompres basah dan Merupak


sejuk atau terapi rendaman.

yang dap

Dengan kriteria hasil:


Mempertahankan

Lakukan perawatan luka dan Memung

integritas kulit.
Tidak ada lesi.

hygiene sesudah itu keringkan

bebas

kulit dengan hati-hati dan

meningk

taburi

pasien.

bedak

yang

tidak

iritatif.

Berikan

prioritas

meningkatkan

untuk

kenyamanan

Mem

rehabilita

dan kehangatan pasien


Gosokkan krim pelembab atau
minyak secara lembut.
2.

Untu

debrimen

Berikan kesempatan pada

Gangguan body image

Setelah dilakukan

berhubungan dengan

tindakan asuhan

klien untuk mengungkapkan

pengala

adanya sisik pada kulit.

keperawatan selama

perasaan tentang perubahan

dipaham

1X24 jam, diharapkan

citra tubuh.

peningk

tidak terjadi gangguan

Kli

diri.

body image. Dengan


kriteria hasil:

Nilai rasa keprihatinan dan

Menyatakan

ketakutan klien.

Memb
kepada

penerimaan situasi

menetra

diri.

memuli

Bicara dengan
keluarga/orang

Bantu

klien

dalam Kesan

terdekat tentang

mengembangkan

dirinya

situasi, perubahan

kemampuan untuk menilai

dalam

yang terjadi.

diri

keperca

dan

mengenali

serta

mengatasi masalah.

Mendukung

upaya

klien Pendek

untuk memperbaiki citra diri,

positif

mendorong

sosialisasi

mengua

dengan

lain

dan

keperca

ke

arah

orang

membantu

klien

penerimaan diri.
3.

Kaji ulang prognosis dan

Kurang pengetahuan

Setelah dilakukan

terhadap penyakit,

tindakan keperawatan

prognosis dan

selama 1x 24 jam di

dapat

kebutuhan pengobatan

harapkan pasien dapat

berdasa

berhubungan dengan

mengerti tentang

kurang pemajanan,

penyakit dan

contoh penggunaan pelembab

kesalahan interpretasi,

pengobatan yang

dan pelindung sinar matahari.

kurang informasi.

berhubungan dengan

harapan yang akan datang.

pengeta

diskusikan perawatan kulit Gatal, l

Dorong

luka yan

kesinambungan Mempe

penyakitnya.

program

Dengan kriteria hasil :

jadwalkan periode istirahat.

latihan

dan

menuru

menceg

pasien mengerti dan

memban

paham tentang

penyem

kondisi, prognosis,
dan pengobatan.
pasien dapat mengerti

Kaji

ulang

pengobatan, Pengula

termasuk tujuan, dosis, rute,

kesemp

dan

efek

samping

yang

bertany

tentang tindakan

diharapkan

dapat

di

pemaha

pengobatan dan

laporkan.

terapi
melakukan perubahan

Berikan nomor telepon untuk


orang yang di hubungi.

Memb
mudah

pola hidup tertentu

untuk

dan berpartisipasi

pendidi

dalam program

kesalah

pengobatan.

menuru

komplik

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, E, Marilynn. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC: Jakarta.
Http/www.compas.com.
Http/www.dermatology.com.
Http/www.indomedia.com.
Http/www.medikaholistik.com.
Http/www.nuansamedia.com.
Http/www.psoriasis.or.id.
Http/www.republika.com.
Http/www.suarapembaruan.com.
Http/www.threeinone.cjb.net.
Price, Wilson. (1995). Patofisiologi, Edisi 4, EGC: Jakarta.
Smeltzer, Suzanne. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3, EGC:
Jakarta.
Diposkan oleh Maryadi hazil di 08.05
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya
Maryadi hazil
Jadilah yang terbaik diantara yang paling baik
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

November (27)

Desember (31)

April (1)

Juni (2)

Juli (1)

Januari (3)

Februari (1)

November (27)

Maret (3)

Countdown
Langganan
Pos
Komentar

Total Tayangan Laman


185,792

Pengikut
Entri Populer

Askep Batu Ginjal


BATU GINJAL I. KONSEP PENYAKIT A. DEFINISI Batu ginjal adalah batu yang

terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulu...

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT SYOK HIPOVOLEMIK


MAKALAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT SYOK HIPOVOLEMIK BAB I
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Syok adalah kondisi hilangnya volume
darah sirkul...

PSORIASIS
PSORIASIS A. Definisi Psoriasis adalah ganggguan kulit yang ditandai dengan
plaque, bercak, bersisik yang dikenal dengan nama p...

Decompensasi Cordis
LAPORAN PENDAHULUAN DECOMPENSASI CORDIS A. PENGERTIAN
Decompensasi cordis adalah kegagalan jantung dalam upaya untuk mempertahan...

askep kraniotomi
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
POST CRANIOTOMI E.C NEOPLASMA A. Definisi a.
Tumor Tumor ada...

ASKEP MALARIA PADA ANAK


a. DEFENISI Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit dari
genus Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nya...

Askep kardiomiopati
KARDIOMIOPATI I. KONSEP DASAR PENYAKIT A. Anatomi Jantung Jantung
terletak dalam mediastinum di rongga dada, yaitu di antara kedua paru-pa...

Askep Syok Hipovolemik


KEPERAWATAN GAWAT DARURAT SYOK HIPOVOLEMIK BAB I
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Syok adalah kondisi hilangnya volume
darah sirkulasi efek...

Asuhan Keperawatan Otosklerosis


Asuhan keperawatan otosklerosis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Otosklerosis adalah suatu penyakit pada tulang pada bagian telinga te...

SYOK HIPOVOLEMIK
SYOK HIPOVOLEMIK BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Syok
adalah kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif. Ke...
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

Das könnte Ihnen auch gefallen