Sie sind auf Seite 1von 41

MODUL PELATIHAN METODOLOGI PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS PENDEKATAN MULTIKULTURAL

1. METODE TESTIMONI
A. Deskripsi
Ada kecendrungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan
belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih
bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan memgetahuinya.
Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam
kompetisi mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak
memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning /CTL) merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil
pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami,
bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih
dipentingkan daripada hasil
B. Langkah-langkah
1.
2.
3.
4.

Appersepsi (Absen, Motivasi dan Instruksi awal, pretest).


Pengamatan Tekstual (tadarus Al Quran yang berhubungan dengan materi).
Pengamatan kontekstual (video pembelajaran terkait tema).
Menulis bebas di kertas kerja (siswa tidak perlu menulis identitas, namun
sudah diberi kode yang hanya diketahui guru) yang telah di sediakan tentang
pengalaman

pribadi

yang

terkait

dengan

materi

yang

realistis

dan

kontekstual.
5. Guru membagi kelompok dengan cara hitung deret angka 1 6, kemudian di
ulangi kembali sampai siswa habis.
6. Kemudian
siswa
bergabung
dengan
berdasarkan angka yang sama.
1

kelompoknya

masing-masing

7. Guru mengumpulkan kertas kerja testimoni perkelompok kemudian guru


mendistribusikan kertas kerja tersebut kepada kelompok lain.
8. Siswa dalam kelompok berdiskusi untuk mencermati, mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan testimoni kelompok lain. Klasifikasi dibuat dalam bentuk
kata kunci yang dibatasi jumlahnya baik kelebihan, kekurangan, maupun
tantangan serta solusi atau saran pemecahan masalah pada kertas plano
yang sudah disediakan. Klasifikasi dapat ditambahkan gambar maupun
simbol yang relevan.
9. Masing-masing kelompok menempelkan pekerjaannya di dinding atau papan
tulis kemudian presentasi secara bergiliran dan diberikan kesempatan untuk
tanya jawab.
10.Guru yang telah membuat catatan-catatan dari masing-masing kelompok,
kemudian memberikan penguatan dari seluruh aspek (keaktifan siswa ketika
diskusi, pembuatan map dan gambar, penulisan komentar, presentasi, dan
tanya jawab, serta yang terkait dengan konten materi).
C. Kegunaan
1. Seluruh siswa jujur menyampaikan hal-hal yang terkait dengan dirinya dan
kehidupannya
2. Menghargai

keterbukaan,

menerima

perbedaan,

menerima

kenyataan

tentang ketidaksempurnaan
3. Belajar menyelesaikan masalah
4. Menumbuhkan toleransi dan kebersamaan
5. Perduli dengan kekurangan orang lain
6. Kerjasama, interaktif, komunikatif, informative,
7. Kerja sama, tanggungjawab, berbagi tugas, kreativitas dan saling memotivasi
8. Keberanian mengemukakan pendapat, berargumentasi dengan baik
9. Siswa aktif, konsisten dengan waktu, merencanakan
10.Kreatif, mengkomunikasikan ide, pembuatan produk
11.Membangun kesadaran untuk bersyukur atas apa yang sudah di miliki
12.Membangun kesadaran untuk bersabar atas segala harapan yang belum
terwujud
13.Membangun kesadaran ingin menjadi anak yang lebih baik, belajar sungguhsungguh, dan menggapai cita-cita setinggi mungkin
14.Hasil akhir adalah perubahan sikap
2

D. Contoh
Metode pembelajaran ini dapat diimplementasikan pada materi akidah dan
akhlak seperti : menuntut ilmu, menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan
perbuatan zina, hormat dan patuh terhadap orang tua dan guru, dll.
E. Kiat Sukses
1. Guru harus ekstra sabar memberikan penjelasan instruksi awal (scenario
pembelajaran)
2. Guru berkeliling untuk mengamati pekerjaan masing-masing kelompok
3. Menyediakan media dan alat yang di butuhkan
4. Setting kelas di siasati berlangsung cepat
5. Guru memberikan motivasi, dan saran
2. METODE BERMAIN PERAN
A. Diskripsi
Metode bermain peran adalah metode dengan cara memberikan peran-peran
tertentu

atau

keterlibatan

serangkaian

pengalaman

situasi

belajar

sesungguhnya

kepada

yang

murid

dirancang

didramatisasikan peran tersebut ke dalam sebuah pentas.


B. Langkah-langkah
1) Persiapan kelompok :
a. Mengidentifikasi dan memaparkan masalah
b. Menjelaskan masalah
c. Menafsirkan masalah
d. Menjelaskan bermain peran
2) Memilih partisipan :
a. Menganalisis peran
b. Memilih pemain yang akan melakukan peran
3) Mengatur setting :
a.
b.
c.

Mengatur sesi-sesi tindakan


Kembali menegaskan peran

Lebih mendekat pada situasi yang bermasalah


4) Mempersiapkan peneliti :
3

dalam
oleh

bentuk

guru

dan

a. Memutuskan apa yang akan dicari


b. Memberikan tugas pengamatan
5) Pemeranan :
a. Memulai bermain peran
b. Mengukuhkan bermain peran
c.

Menyudahi bermain peran


6) Berdiskusi dan mengevaluasi
a. Mereview pemeranan
b. (Kejadian, posisi, kenyataan)
c. Mendiskusikan fokus-fokus utama
d. Mengembangkan pemeranan selanjutnya
7) Memerankan kembali :
a. Memainkan peran yang diubah,
b. Memberi masukan atau alternatif

c.

Perilaku dalam langkah selanjutnya


8) Diskusi dan evaluasi : Sebagaimana dalam tahap enam
9) Berbagi dan menggeneralisasi Pengalaman
Menghubungkan situasi yang bermasalah dengan kehidupan di dunia nyata
serta masalah-masalah yang baru muncul. Menjelaskan prinsip umum dalam
tingkah laku.
C. Kegunaan
Bermain peran dapat memberikan semacam hidden practise, dimana murid
tanpa sadar menggunakan ungkapan-ungkapan atau istilah-istilah baku dan
normatif terhadap materi yang telah dan sedang mereka pelajari.
Bermain peran melibatkan jumlah murid yang cukup banyak, cocok untuk kelas
besar. Bermain peran dapat memberikan kepada murid kesenangan karena
bermain peran pada dasarnya adalah permainan. Dengan bermain murid akan
merasa senang karena bermain adalah dunia murid. Masuklah ke dunia murid,
sambil kita antarkan dunia kita.
D. Contoh
Metode bermain peran dapat diterapkan pada materi ranah sejarah, akhlak
mulia fiqh muamalat.

E. Kiat Sukses
1. Untuk peserta didik yang pertama kali belajar dengan role playing, guru perlu
memberikan

penjelasan

secara

sederhana

tentang

cara-cara

penggunaannya.
2. Masalah dan situasi yang akan didramatisasikan harus sesuai dengan tingkat
perkembangan murid agar menarik perhatiannya.
3. Guru perlu memberikan
penjelasan
tentang

situasi

yang

akan

didramatisasikan seperlunya.
4. Guru harus menegaskan peranan peserta didik yang tidak ikut dalam
dramatisasi atau sebagai penonton (pendengar) yang akan ikut serta dalam
diskusi.
5. Pada

situasi

dramatisasi

sampai

pada

puncaknya,

guru

harus

menghentikannya dan memulai diskusi. Dramatisasi tidak perlu sampai pada


kesimpulan akhir dari masalah yang dihadapi, karena akan dilanjutkan dalam
diskusi. Dalam diskusi semua peserta didik dengan bimbingan guru harus
sampai pada kesimpulan dari pemecahan masalah yang timbul selama
dramatisasi.
3. THINK, PAIR AND SHARE
A. Deskripsi

Metode Pembelajaran Think, Pair,and Share (TPS) melatih siswa bagaimana


mengutarakan sebuah pendapat dan belajar menghargai pendapat orang lain
dengan tetap mengacu pada materi/tujuan pembelajaran. Metode ini dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi, siswa juga
dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk
didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas. Selain itu, penggunaan
metode pembelajaran Think,Pair, and Share (TPS) dapat memperbaiki rasa
percaya diri siswa karena semua siswa diberi kesempatan yang sama untuk
berpartisipasi dalam kelas.
B. Langkah-langkah
Langkah-langkah dalam metode pembelajaran Think,Pair, and Share (TPS)
adalah sebagai berikut:
1) Langkah 1 : Berfikir (Thinking)
5

a. Guru mengajukan suatu pertanyaan atau permasalahan yang dikaitkan


dengan materi
b. Guru meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir
sendiri jawaban atas pertanyaan atau masalah yang diberikan. ( 5)
c. Siswa menuliskan jawabannya di kertas yang telah disediakan (2)
2) Langkah 2 : Berpasangan (Pairing)
a.
Guru meminta
siswa untuk berpasangan, maksimal 6 siswa per
kelompok
b. Siswa secara bergantian menyampaikan ide atau gagasannya atas
pertanyaan atau masalah (10)
c. kelompok tersebut menyimpulkan gagasan baru dari hasil diskusi ( 10)
dan dituliskan di kertas

plano berupa kata kunci yang dibatasi dan

dengan gambar atau simbol


3) Langkah 3 : Berbagi (Sharing)
a. kelompok Siswa mempresentasikan

hasil kesimpulan gagasan atau

idenya di depan kelas, ( tiap kelompok 5).


b. Kelompok lain memberikan tanggapan .
c. Guru memberikan penguatan dan motivasi sesuai content
C. Kegunaan
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Mudah dilaksanakan dalam kelas yang besar.


Melatih siswa untuk menyampaikan pendapat atau ide.
Melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain
Meningkatkan rasa percaya diri siswa
Meningkatkan daya berpikir siswa untuk memecahkan masalah
Meningkatkan keaktifan siswa untuk terlibat dalam pembelajaran

D. Contoh
Metode ini dapat dipraktekkan pada seluruh aspek pembelajaran PAI, yang
meliputi al Quran, akidah, akhlak, fiqih, dan tarikh.
Contoh : asbabun nuzul ayat, kejujuran, hormat pada orang tua, indahnya
beriman kepada Allah, Materi sholat, dll.
E. Kiat Sukses
1. Guru harus memiliki kemampuan untuk mengelola kelas dan memotivasi
seluruh siswa untuk berani dalam menyampaikan gagasan ide.
2. Topik yang dibahas adalah topik yang kontekstual yaitu permasalahan yang
ada di sekitar siswa.
3. Reward bagi siswa / kelompok yang aktif.

4. MAKE A MATCH
A. Deskripsi:
Make a match (mencari pasangan) adalah model pembelajaran pembelajaran
dengan mencari pasangan melalui kartu pertanyaan dan jawaban yang harus
ditemukan dan didiskusikan oleh peserta didik. Model ini dikembangkan oleh
Lorna Curran (1994) dalam bukunya Language Arts and Cooperative Learning
Lessons for The Little One. Inti dari model tersebut bagaimana peserta didik
dapat mencocokkan kartunya dalam waktu yang telah ditentukan.
B. Tahapan:
1. Guru menyampaikan kompetensi siswa
2. Guru menjelaskan tahapan kegiatan pembelajaran.
3. Guru menjelaskan tahapan make a match.
4. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik
yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya
kartu jawaban.
5. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
6. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
7. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya:
pemegang kartu yang bertuliskan nama Asmaul Husna akan berpasangan
dengan deskripsinya.
8. Berhadapan dengan pasangan dan menjelaskan makna kartu kepada
pasangan.
9. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin.
10.Guru menunjuk pasangan untuk presentasi.
11.Setiap pasangan mempresentasikan secara bergiliran hasil temuan mereka,
sementara kelompok lain memperhatikan dan memberikan tanggapan dan
koreksi.
12.Siswa membuat kesimpulan dari hasil yang dipresentasikan.
13.Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
14.Penguatan oleh guru
15.Tugas
C. Kegunaan:
1.
2.
3.
4.
5.

Penguasaan dan pemahaman suatu konsep bisa lebih cepat


Suasana menyenangkan
Siswa belajar aktif
Guru sebagai pembimbing/fasilitator
Dapat mengidentifikasi permasalahan
8

6. Meningkatkan antusiasme dalam pembelajaran


7. Mengenal karakter siswa lain
8. Mengembangkan kemampuan berpikir
9. Memotivasi siswa untuk saling membantu
10.Menumbuhkan rasa tanggung jawab
11.Meningkatkan keterampilan sosial
12.Meningkatkan keterampilan bertangan dan menyelesaikan suatu masalah
13.Mengembangkan bakat kepemimpinan
14.Meningkatkan keterampilan berdiskusi
15.Meningkatkan kreatifitas siswa
16.Menghindari kejenuhan
D. Contoh
1. Guru menyampaikan kompetensi siswa tentang makna asmaul husna al
2.
3.

Kariim, al Mumin, al-Matiin, al-Jaami, al-Adl, dan al-Akhiir


Guru menjelaskan tahapan kegiatan pembelajaran.
Guru menjelaskan tahapan make a match.
4. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep tentang
makna, dalil naqli, nilai perilaku yang dapat diterapkan dalam kehidupan
yang berkaitan dengan asmaul husna al Kariim, al-Mumin, al-Matiin, alJaami, al-Adl, dan al-Akhiir untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan

5.
6.

bagian lainnya kartu jawaban.


Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
7. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok tentang makna asmaul
husna al Kariim, al-Mumin, al-Matiin, al-Jaami, al-Adl, dan al-Akhiir nama
Asmaul Husna akan berpasangan dengan deskripsinya.
8. Berhadapan dengan pasangan dan menjelaskan makna kartu kepada
pasangan.
9. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin.
10.Guru menunjuk pasangan untuk presentasi.
11.Setiap pasangan mempresentasikan secara bergiliran hasil temuan mereka,
sementara kelompok lain memperhatikan dan memberikan tanggapan dan
koreksi.
12.Siswa membuat kesimpulan dari hasil yang dipresentasikan.
13.Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
14.Penguatan oleh guru
15.Tugas

E. Kiat Sukses
9

1. Sebaiknya dibuat alat atau media pembelajaran (kartu, ICT, puzzle)


2. Kolaborasikan dengan permainan.
3. Posisi tempat duduk diatur berkelompok.

5. METODE EXPERT GROUP


A. Deskripsi
Metode Expert Group adalah metode pembelajaran melalui pembentukan
kelompok peserta didik yang berperan sebagai ahli dalam materi yang akan
dibahas.
Materi pelajaran yang paling cocok dilaksanakan melalui Metode Expert
Group adalah materi yang mengandung unsur perbedaan atau pembagian
misalnya Prinsip dan praktek ekonomi Islam (perbedaan strategi antar bank
Islam), Sejarah Peradaban Islam (perbedaan prinsip dan strategi antar
kerajaan Islam).
B. Tahapan
1. Guru memberikan pendahuluan (sekitar 10 menit) mengenai Euthanasia
2. Pembagian kelompok peserta didik Expert; dilakukan dengan cara
mempersilahkan 2 orang peserta didik mewakili gereja tertentu (ada 4
gereja) sehingga jumlah peserta didik Expert menjadi 8 orang. (8 menit)
3. Guru memberikan 4 amplop yang berisi rangkuman pendapat masingmasing gereja kepada peserta didik yang mewakili gereja-gereja tersebut
(5 menit)
4. Guru memberikan waktu kepada peserta didik Expert untuk mempelajari
rangkuman pendapat masing-masing (sekitar 10 menit)
5. Bersamaan dengan kegiatan no 4, guru mempersilahkan peserta didik
yang

bukan

expert

untuk

membuat

pertanyaan-pertanyaan

yang

berkaitan dengan Euthanasia


6. Tanya-Jawab, pertanyaan disampaikan oleh peserta didik bukan expert
dan ditujukan kepada gereja yang dia inginkan (15 menit)
7. Peserta didik diminta mengisi worksheet berisi argument

yang

mendukung dan menolak mengenai Euthanasia yang disampaikan dalam


tanya jawab sebelumnya (8 menit) lihat contoh worksheet
8. Peserta didik menempelkan worksheet yang sudah terisi tersebut di atas
buku catatannya (2 menit)
9. Peserta didik dipersilahkan keluar kelas per kelompok sambil membawa
buku PR yang sudah disiapkan di atas meja dekat pintu keluar
10

10. Di dalam buku PR sudah disisipkan worksheet yang harus diisi pendapat
keluarga peserta didik yang bersangkutan mengenai Euthanasia.
C. Kegunaan
1) Penjelasan awal guru: singkat, jelas, mengarahkan peserta didik pada
kegiatan yang harus dilakukannya (focus, tanggungjawab, berfikir logis, )
2) Pembagian kelompok: dipersilahkan kepada peserta didik yang tertarik
menjadi expert, bisa memilih gereja mana yang diminati (keberanian,
tanggungjawab, kerelaan, dinamika kelompok, )
3) Statement dalam isi amplop disusun dalam pola kalimat yang singkat dan
jelas menggambarkan pendapat gereja, dibuat seasli mungkin dengan
memuat nama dan logo gereja bersangkutan (keteraturan, berorganisasi,
administrasi, )
4) Kelompok peserta didik masing-masing memperhatikan bagian pendapat
gereja yang harus mereka fahami (tanggungjawab, melatih berfikir kritis,
menyimak, )
5) Peserta didik yang bukan expert sebagian serius membuat pertanyaan secara
individu, sebagian lain berdiskusi dengan temannya (tanggungjawab, melatih
berfikir kritis, menyimak, melatih keterampilan menyusun pertanyaan,
6) Tanya jawab berlangsung dinamis, serius (dijaga serius oleh gurunya) tetapi
diselingi dengan candaan (toleransi, focus, mandiri, kecerdasan intelektual,
kecerdasan interpersonal, )
7) Tertib bertanya tetap terjaga meskipun pertanyaan diajukan kepada sesama
peserta didik (disiplin, mandiri)
8) Worksheet sudah disiapkan oleh guru (mengatur perencanaan/guru)
9) Guru menyiapkan alat perekat (lem) yang cukup banyak, tersedia dalam
kotak khusus, tersimpan di kelas tersebut (mengatur perencanaan/guru)
10)
Peserta didik keluar kelas tertib per kelompok (ternyata
pembagian kelompok ini dilakukan di awal tahun ajaran, sifat kelompok ini
permanen sampai akhir tahun ajaran, dasar pembentukannya adalah
kedekatan daerah tempat tinggal) (Disiplin, dinamika kelompok, tertib)
11)
PR minggu lalu sudah diperiksa dan PR untuk minggu depan
sudah disiapkan dalam buku PR (Tanggungjawab)
12)
Buku Tugas dan buku PR berbeda, buku tugas dibagikan dan
dikumpulkan di dalam kelas pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran,
buku PR dibawa ke rumah, dikumpulkan minggu depan di awal pelajaran
(Tanggungjawab, administrative)
D. Apa yang guru lakukan
11

1) Memberikan penjelasan awal yang singkat, jelas dan membimbing peserta


didik ke arah pembelajaran dimaksud
2) Memberikan kebebasan dalam pembentukan kelompok expert
3) Menyiapkan isi amplop berupa statemen masing-masing gereja dalam hal
Euthanasia
4) Memperhatikan dengan serius proses tanya-jawab, sesekali mengarahkan
kemabli supaya focus bila tanya-jawab akan melenceng dari materi
5) Menyiapkan worksheet yang denyeiapkan alat-alat bantu pembelajaran
seperti lem, kertas bor, spidol, dll
6) Melakukan penilaian sikap selama pembelajaran (keaktifan, ketertiban)
7) Berdasarkan hasil penilaian sikap tadi digunakan untuk acuan
mempersilahkan peserta didik keluar kelas
8) Memeriksa PR
9) Menempatkan buku PR di atas meja dekat pintu keluar
10)
Memeriksa buku tugas
11)
Membagikan buku tugas di awal pelajaran
12)
Mengumpulkan buku tugas di akhir pelajaran
E. Kegunaan
1) Tanggungjawab
2) Disiplin
3) Focus
4) Berani
5) Kritis
6) Seluruh terlibat dalam proses
7) Membangun kreativiras,
8) Kerjasama,
9) Saling memotivasi,
10)
Pembagian tugas
11)
Meningkatkan rasa ingin tahu
12)
Mandiri
13)
Kerja sungguh-sungguh
14)
Disiplin
15)
Belajar mempertahankan argument
16)
Berfikir logis
17)
Toleran
18)
Melatih keterampilan mengomunikasikan ide,
F. Penggunaan dalam mengajar PAI
Metode pembelajaran sejenis ini bisa digunakan dalam pembelajaran PAI bab
Sejarah Perkembangan Islam (Tiga perbedaan zaman Turki Usmaniyah, Isfahan
Iran dan Mogul India), Prinsip dan praktek ekonomi Islam (perbedaan strategi
antar bank Syariah).
12

G. Yang dibuat
1) Statemen masing-masing gereja dan dimasukan dalam amplop
2) Worksheet yang diperlukan

13

6. METODE SNOWBALL THROWING


A. Deskripsi
Snowball Throwing adalah salah satu model pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran ini dapat digunakan untuk memberikan konsep pemahaman
materi yang sulit kepada siswa. Metode Snowball Throwing juga untuk
mengetahui

sejauh

mana

pengetahuan

dan

kemampuan

siswa

dalam

menguasai materi tersebut.


Pada model pembelajaran Snowball Throwing siswa dibentuk menjadi beberapa
kelompok. Dipilih ketua kelompok yang akan mewakili untuk menerima tugas
dari guru. Masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti
bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain kemudian siswa menjawab
pertanyaan dari bola yang didapatkan.
Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari
orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu
kelompok. Lemparan pertanyaan menggunakan kertas berisi pertanyaan yang
diremas menjadi sebuah bola kertas kemudian dilemparkan kepada siswa lain.
Siswa yang menerima bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.
B. Tahapan
Tahapan yang dilakukan dalam menerapkan metode snowball throwing dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua
kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing
kemudian

menjelaskan

materi

yang

disampaikan

oleh

guru

kepada

temannya.
4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok.
5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke
siswa yang lain selama + 15 menit.
14

6) Setelah siswa dapat satu bola diberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut
secara bergantian.
7) Evaluasi.
8) Penutup.
C. Kegunaan
Kegunaan atau manfaat yang bisa diambil dari metode snowball throwing
antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan melempar bola pertanyan ini akan membuat kelompok menjadi
dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bartanya, atau
berbicara.

Akan

tetapi

mereka

juga

melakukan

aktivitas

fisik

yaitu

menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain.


2) Tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya
mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam
bola kertas.
3) Guru

berusaha

memberikan

kesempatan

kepada

siswa

untuk

mengembangkan keterampilan menyimpulkan isi berita atau informasi yang


mereka peroleh dalam konteks nyata dan situasi yang kompleks.
4) Guru juga memberikan pengalaman kepada siswa melalui pembelajaran
terpadu dengan menggunakan proses yang saling berkaitan dalam situasi
dan konteks komunikasi alamiah baik sosial, sains, hitungan dan lingkungan
pergaulan.
D. Keunggulan
1) Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber
pada materi yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan.
2) Siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi
pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena siswa mendapat
penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta
mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis dan berbicara mengenai
materi yang didiskusikan dalam kelompok
3) Dapat membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan
kepada teman lain maupun guru.
15

4) Melatih siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan


baik.
5) Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang
sedang dibicarakan dalam pelajaran tersebut.
6) Dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman maupun
guru.
7) Siswa akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan
suatu masalah.
8) Siswa akan memahami makna tanggung jawab.
9) Siswa akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial,
budaya, bakat dan intelegensia.
10)

Siswa akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya.

E. Aktifitas Guru
Aktivitas guru dalam menerapkan metode ini adalah:
1) Guru menjelaskan bagaimana proses belajar yang akan dilakukan.
2) Guru menjelaskan materi pembelajaran apa yang ingin dipelajari peserta
didik.
3) Guru membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok.
4) Guru menjelaskan materi kepada ketua-ketua kelompok.
5) Guru mengamati kegiatan peserta didik selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
6) Guru mengevaluasi proses pembelajaran dan materi pembelajaran peserta
didik.
F. Aktifitas Peserta Didik
Kegiatan

peserta

didik

ketika

guru

menggunakan

metode

ini

dalam

pembelajaran antara lain sebagai berikut:


1) Peserta didik membentuk kelompok.
2) Peserta

didik

menjelaskan

kepada

teman-teman

tentang

materi

pembelajaran.
3) Peserta didik membahas materi pembelajaran.
4) Peserta didik menulis pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran.
5) Peserta didik menjawab pertanyaan dari teman lainnya seputar materi
pembelajaran.
G. Apa Yang Terjadi
16

Dalam proses pembelajaran menggunakan metode ini, akan terjadi hal-hal


sebagai berikut:
1) Penjelasan awal guru: singkat, jelas, mengarahkan siswa pada kegiatan yang
harus dilakukannya
2) Pembagian kelompok: dengan game kartu, atau dengan membagi permen,
ditunjuk secara acak.
3) Peserta didik mengelompokkan diri sesuai dengan teknik pembagian
kelompok yang digunakan.
4) Peserta didik (ketua kelompok) menjelaskan kepada teman-teman tentang
materi pembelajaran.
5) Peserta didik membahas dan mendiskusikan materi pembelajaran dalam
kelompok.
6) Peserta didik menulis pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran.
7) Peserta didik melempar pertanyaan kepada kelompok lain.
8) Peserta didik menangkap lemparan bola (kertas yang berisi pertanyaan) dari
Peserta didik lain.
9) Peserta didik yang menerima lemparan bola harus menjawab pertanyaan
yang ada dalam bola kertas dari teman lainnya.
10)
11)

Kegiatan pada poin 9 diulang-ulang sampai bola salju itu selesa.


Diakhir pembelajaran ada penguatan dari guru.

7. Metode Center piece


A. Diskripsi
Centerpiece yaitu pusat perhatian. Dalam istilah metode pembelajaran,
centerpiece yaitu metode pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk
mengeluarkan ide/gagasannya yang berbeda atau melengkapi ide dari siswa
lain

dan

sebagai

wahana

untuk

mengenal

perbedaan

pendapat

berkembang di lingkungannya.
B. Kegunaan
1) Seluruh anak terlibat dalam diskusi
2) Anak memiliki pandangan terbuka terhadap perbedaan
3) Sangat cocok dengan tema-tema moral dan keimanan.
4) Melatih siswa untuk berpikir kritis dan logis
5) Melatih siswa bertangung jawab atas gagasan dan pilihannya.
17

yang

6) Melatih siswa untuk menghargai pendapat.


7) Memudahkan untuk mengungkapkan pendapat dengan mereproduksi memori
dalam bentuk tertulis.
C. Langkah/tahapan:
1) Siswa berkelompok 4 sampai 5 kelompok. Masing-masing siswa mendapatkan
satu lembar kartu/kertas.
2) Guru menyiapkan pertanyaan yang merangsang berpikir kritis baik melalui
kuis atau tertulis.
3) Setiap siswa menuliskan jawaban di kartu tersebut. Siswa yang selesai
menuliskan jawaban meletakkan kartu tersebut di tengah meja.
4) Setiap siswa menukarkan kartu miliknya dg kartu di meja kemudian
membacanya lalu memberikan tanggapan sehingga setiap siswa membaca
semua jawaban teman-temannya.
5) Guru meminta konfirmasi siswa dengan ungkapan kunci andaikata (what if)
apa yang terjeadi?
D. Apa yang terjadi
1) Hendaklah disediakan sumber bacaan/belajar yang akan dibahas apabila
tidak, siswa akan menjawab sekenanya.
2) Guru menjelaskan aturan main yang harus ditaati oleh siswa.
3) Tanggapan yang diberkan hendaklah logis dan kritis, jujur, dan bertanggung
jawab.
4) Guru memastikan setiap jawaban sudah ditanggapi oleh seluruh anggota
dalam

kelompok

tersebut

sebelum

melanjutkan

dengan

diskusi

dan

dibagi

menjadi

4-5

konfirmasi setiap tanggapan.


E. Kiat Sukses
1) Sebelum menerapkan

strategi

centerpiece,

siswa

kelompok
2) Guru menyiapkan tema diskusi yang memiliki berbagai kemungkinan
jawaban bukan satu jawaban (jawaban benar/salah, ya/tidak harus diberikan
alasan/argumentasi.
3) Durasi penerapan strategi centerpiece tidak melebihi 60 menit (1 jam).
4) Setiap siswa harus memberikan tanggapan tertulis.
5) Instruksi yang sesuai yaitu
6) Tulis satu hal yang anda ketahui tentang
18

Keadilan

Amal salih

ihlas

Kejujuran

Iman

Rasulullah saw.

Takdir

dll

1) variasi
2) setiap peserta diberikan kartu yang sudah terdapat pertanyaan yang berbeda
dari kartu lain.
3) Siswa saling menukar kartu sampai semua kartu temannya ditanggapi.
4) Siswa memberikan tanggapan dengan tanda centang yang berarti setuju dan
silang yang berarti kurang/tidak setuju.
F. Contoh jenis pertanyaan
1) Kemukakan pendapatmu tentang keadilan
2) Kemukakan pendapatu apakah kita harus jujur dalam keadaan apapun?
3) Apa yang anda ketahui tentang amal salih?
4) Apakah manusia memiliki kebebasan untuk menentukan takdirnya.
8. METODE INKUIRI (DISCOVERY LEARNING)
A. Deskripsi
Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat dalam
mengajukan

pertanyaan-pertanyaan,

mencari

informasi,

dan

melakukan

penyelidikan.
Metode inkuiri adalah suatu cara menyampaikan pelajaran yang meletakkan
dan mengembangkan cara berfikir ilmiah di mana peserta didik mengasimilasi
suatu konsep atau prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan, membuat
dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan dan sebagainya.
Pembelajaran

dengan

menggunakan

metode

inkuiri

ini

bertujuan

untuk

memberikan cara bagi peserta didik untuk membangun kecakapan-kecakapan


intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif.
B. Kegunaan
19

1) Metode inkuiri menekankan kepada aktifitas peserta didik secara maksimal


untuk mencari dan menemukan sesuatu.
2) Menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar
3) Dalam proses belajarnya guru memperkenankan peserta didik menemukan
sendiri beragam informasi yang dibutuhkan. Sehingga peserta didik dapat
mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan
membuat kesimpulan dan sebagainya
4) Adanya sumber belajar dan alat belajar yang dibutuhkan baik berupa : Buku,
kitab, koneksi internet dll.
5) Materi pembelajaran merupakan materi yang bersifat pendalaman atau
analisis.
6) Susunan kelas diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya
arus bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
C. Tahapan
1) Kegiatan Awal (Pendahuluan) : 15 menit
a. Guru membuka proses pembelajaran dengan memberi salam dan berdoa,
b. Guru mengelola kelas (mengecek kesiapan, absensi, tempat duduk, dan
perlengkapan lainnya),
c. Guru menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapai,
d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang akan dipelajari,
yakni serta metode pembelajaran yang akan digunakan.
e. Guru melakukan appersepsi (sejauh mana peserta didik memahami
hubungan pelajaran yang lalu dan atau konsep yang dimiliki dengan
materi yang akan diajarkan)
f. Guru memberi motivasi peserta didik.
2) Kegiatan Inti (110 menit)
a. Pembagian kelompok (Peserta didik membagi diri menjadi 5 kelompok dan
setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang dan duduk sesuai dengan
kelompoknya) pembagian kelompok dilakukan secara acak. (5 menit)
b. Guru membagi materi atau isu (masalah) yang akan dipecahkan sesuai
dengan

tingkat

perkembangan

masalah) (5 menit)
c. Peserta didik (setiap

kognitif

kelompok)

peserta

menetapkan

didik

jawaban

(perumusan
sementara

(hipotesis) terhadap isu atau masalah yang ditugaskan (10 menit)


d. Peserta didik (setiap kelompok) harus mencari dan menemukan konsep
atau prinsip melalui proses penyelidikan untuk mengumpulkan data. (45
menit)

20

e. Peserta didik(setiap kelompok) membuat kesimpulan jawaban secara


tertulis (15 menit)
f. Peserta didik mempresentasikan hasil temuannya. (30 menit)
g. Terjadinya proses tanya jawab
h. Mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dari konsep atau data yang
ditemukan.
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Guru memberi umpan balik dan penguatan materi di akhir pembelajaran.
b. Peserta

didik

menyimak

penjelasan

tentang

topik

materi

pada

pembelajaran selanjutnya, serta tugas yang diberikan guru terkait


pembelajaran selanjutnya.
c. Mengajak semua peserta didik berdoa untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran.
D. Apa yang terjadi
1) Penjelasan awal guru: singkat, jelas, mengarahkan peserta didik pada
kegiatan yang harus dilakukannya
2) Pembagian kelompok: ditunjuk secara acak.
3) Pemberian rangsangan; menjadikan peserta

didik

mengembangkan

kesadaran tentang ketidaktahuan tentang sesuatu setelah mengamati,


membaca, atau mencoba sesuatu.
4) Identifikasi masalah; peserta didik menyatakan atau merumukan masalah
dari ketidaktahuan peserta didik untuk menggali hal yang ingin peserta didik
ketahui.
5) Pengumpulan

Data;

peserta

didik

mengeksplorasi

dan

mengelaborasi

informasi, menghimpun data untuk memecahkan masalah.


6) Pengolahan data; peserta didik mengolah informasi yang telah dihimpunnya
melalui

kegiatan

wawancaran,

observasi,

membaca,

dan

selanjutnya

dianalisis, diklasifikasi, ditabulasi untuk ditafsirkan.


7) Verifikasi (Pembuktian); peserta didik mengkonfirmasi atau memeriksa ulang
kebenaran

informasi

atau

data

yang

diolahnya

untuk

membuktikan

kebenaran hipotesis. Peserta didik mendapat peluang untuk menemukan


konsep, teori, aturan, dan contoh-contoh.
8) Tanya jawab berlangsung dinamis, serius (dijaga serius oleh gurunya) tetapi
diselingi dengan candaan
9) Tertib bertanya tetap terjaga meskipun pertanyaan diajukan kepada sesama
peserta didik

21

10)

Generalisisi (menarik Kesimpulan); peserta didik menarik kesimpulan

yang dapat dijadikan prisip umum


11)
Ketika diskusi kelompok peserta didik bergairah untuk mencari
informasi dan semangat mempertahankan argumentasi.
12)
Waktu presentasi dan konfirmasi dan koreksi terjadi perdebatan sengit
tetapi tetap dengan kendali guru.
13)
Diakhir pembelajaran ada penguatan dari guru.
E. Apa yang guru lakukan
1) Memberikan penjelasan awal yang singkat, jelas dan membimbing peserta
didik ke arah pembelajaran dimaksud
2) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan
data.
3) Memperhatikan dengan serius proses tanya-jawab, sesekali mengarahkan
kembali supaya focus bila tanya-jawab akan melenceng dari materi
4) Menyiapkan sumber belajar dan alat yang diperlukan selama pembelajaran.
5) Melakukan penilaian sikap selama pembelajaran (keaktifan, ketertiban)
6) Guru berkeliling mengamati kerjasama peserta didik dalam mengerjakan
tugas.
7) Menilai kerjasamanya, tanggung jawabnya, kedisiplinannya, keaktifannya,
mendominasi atau tidak dsb)
8) Menilai dengan lembar pengamatan perilaku.
9) Memiliki kemampuan sebagai perencana (program pengajaran, pelaksanaan,
evaluasi, dan kegiatan lainnya).
10)
Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan rencana itu dengan baik.
11)
Mempunyai kemampuan sebagai penanya (guru harus sudah
mempersiapkannya).
12)
Guru mempunyai kemampuan sebagai manager.
13)
Mampu memberikan pujian dan motivasi belajar.
14)
Mempunyai kemampuan sebagai penguji kebenaran daripada sistem
nilai.
F. Kegunaan penerapan metode inkuiri
1) Mengembangkan
kemampuan
berpikir

memecahkan

masalah

dan

keterampilan intelektual peserta didik.


2) Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh
akan bertahan dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan peserta didik.
3) Dengan menggunakan strategi penemuan, peserta didik belajar menguasai
salah satu metode ilmiah yang akan dikembangkannya sendiri.
22

4) Dengan metode inkuiri ini peserta didik belajar berpikir analisis menghadapi
dan memecahkan permasalahannya sendiri. Selanjutnya kebiasaan ini akan
ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
5) Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan kognitif secara
mandiri.
6) Memperoleh pengalaman bagaimana caranya belajar.
7) Menguatkan konsep diri dengan mengembangkan rasa percaya diri.
8) Mendorong pertumbuhan keterampilan berpikir kritis dan logis serta rasa
ingin tahu.
9) Meningkatkan kemampuan berpikir intuitif dan belajar mempertahankan
argument
10)
11)
12)

Meningkatkan penghargaan kepada peserta didik untuk lebih mandiri.


Mengembangkan potensi diri secara optimal.
a. Tumbuhnya sikap berani, disiplin dan tanggungjawab
Terbentuknya kerjasama, pembagian tugas dan saling memotivasi dan

kerja sungguh-sungguh.
G. Penggunaan dalam mengajar PAI
Metode pembelajaran Inkuiri ini bisa digunakan dalam pembelajaran PAI pada
KD-KD untuk menganalisis

baik dalam aspek Akidah, Al Quran, Fiqih, Akhlak

maupun Tarikh
H. Strategi pelaksanaan metode inkuiri
1) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi
yang akan diajarkan. Sebelum memulai pelajaran guru guru harus memahami
sejauh mana peserta didik memiliki persepsi terhadap materi tersebut.
Kemudian guru dan peserta didik bersama-sama membandingkan persepsi
dengan berbagai pendapat atau teori yang sudah ada.
2) Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca atau
menjawab pertanyaan serta pekerjaan rumah.
3) Guru memberikan penjelasan terhadap

persoalan

yang

mungkin

membingungkan peserta didik.


4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah mereka pelajari agar
dapat dipahami.
5) Guru memberikan penjelasan informasi sebagai pelengkap dan ilustrasi
terhadap data yang telah disajikan.
6) Mendiskusikan aplikasi dan melakukan sesuai dengan informasi tersebut.
23

7) Merangkum

dalam

bentuk

rumusan

sebagai

kesimpulan

yang

dapat

dipertanggungjawabkan.

9. TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)


A. Deskripsi:
TGT adalah model pembelajaran yang menitikberatkan pada pertandingan
permainan kelompok. Teori ini dikembangkan oleh Slavin
B. Tahapan
1) Penyajian kelas
Pengelolaan kelas meliputi: pengkondisian tempat duduk, dan penyampaian
tujuan.
2) Kelompok (team)
Pembentukan kelompok terdiri atas 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya
heterogen.
3) Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji
pengetahuan yang di dapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.
Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor.
Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang
sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan
mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen
mingguan.
4) Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir pertemuan atau pada setiap unit
setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan
lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa
meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan dalam satu
meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5) Team Recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing
team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi
criteria yang ditentukan. Team mendapat julukan Super Team jika rata-rata
24

skor 45 atau lebih, Great Team apabila rata-rata mencapai 40-45 dan Good
Team apabila rata-ratanya 30-40.
C. Kegunaan
1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
2) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
3) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam
4) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
5) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
6) Motivasi belajar lebih tinggi
7) Hasil belajar lebih baik
8) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
D. Contoh
Materi :

Hukum Islam

Sejarah Islam di Makkah dan Madinah

Ekonomi syariah

Sejarah Islam klasik dan modern

Mawaris

Nikah

Sejarah Islam dunia dan Indonesia

E. Kiat Sukses
1) Guru mempersiapkan startegi permaninan
2) Dibuat tata tertib permainan
3) Pembelajaran dapat in door atau out door
4) Kondisikan kelas dalam turnamen tidal menggangu kelas lain, yang biasa di
timbulkan oleh kegaduhan suara
5) Buatkan yel yel atas nama kelompok masing masing
6) Gurum memotivasi kepada siswa agar bermain jujur
7) Lakukan dengan pembelajaran 5 m, untuk melakukan kerjasama dan
motivasi
25

8) Disediakan alat pembelajaran dan materi secara sederhana mudah dipahami


9) Buatkan alat penilaian,guru amati masing-masing siswa.

10.

MARKET PLACE (MP)/ BELANJA MATERI

A. Deskripsi
Market Place merupakan metode pembelajaran berupa kegiatan pasar, dimana
sisw dapat melakaukan aktivitas jual beli informasi. Terdapat kelompok siswa
pemilik informasi untuk dijual kepada kelompok lain dan kelompok siswa yang
membeli informasi. Informasi

yang diperjualbelikan

adalah

materi yang

dipelajari pada hari itu.


B. Tahapan
1) Setiap kelompok mempersiapkan barang yang akan dijual (pokok/sub pokok
adalah hasil pembagian guru, masing-masing kelompok berbeda kontennya),
Pada tahap ini siswa mengamati, menanya dan mengeksplorasi pokok/sub
pokok bahasan melalui refferensi yang akurat antar sesama kelompok. Satu
konten lebih dari satu referensi.
2) Barang yang dijual harus menarik (bisa menggunkan mind map, peta konsep,
desain gambar dll). Siswa mengasosiasi dan mengomunikasikan hasil
eksplornya melalui produk seperti mind map, peta konsep, desain gambar dll.
3) Setiap kelompok dibagi menjadi dua bagian (kelompok penjual dan kelompok
pembeli) Kelompok penjual menjelaskan kehebatan produknya secara detail.
Kelompok pembeli menilai atau mendengarkan penjelasan dan mencatatnya
4) Pembeli akan berkunjung ke stan penjual (diberi kesempatan 5-6 menit)
Pembeli mengunjungi penjual dan mencatat apa yang dijelaskan penjual, ini
harus dicatat karena pembeli ini harus menjelaskan kepada penjual di
kelompoknya.
5) Pembeli menyampaikan laporan hasil kunjungannya kepada kelompoknya
Pembeli

menjelaskan

hasil

kunjungan

kepada

penjual

dikelompoknya.

Pembeli dan penjual menilai mana kelompok terbaik pada saat kunjungan
dan dikunjungi.
6) refleksi
C. Kegunaan
26

1) Siswa merasa bertanggung jawab untuk mencari informasi secara individual


2) Belajar memberanikan diri untuk mempromosikan hasil kajiannya
3) Belajar mendengarkan orang lain yang sedang berbicara
D. Contoh
Model ini lebih tetap untuk materi-materi yang sifatnya inquiry antara lain
Aqidah, akhlak, fiqh, dan sejarah Islam
E. Kiat Sukses
Siswa dibiasakan untuk membaca topik-topik dengan berbagai macam referensi
Diusahakan dalam membuat iklan dengan model-model yang menarik, seperti
mind map, gambar.

11.

PROJECT BASED LEARNING (PBL)

A. Deskripsi
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah pembelajaran
yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan
berbagai bentuk hasil belajar
B. Tahapan
1) Pendahuluan Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
2) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question).
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang
dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.
Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai
dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang
diangkat relevan untuk para peserta didik.
3) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project).
Perencanaan projeck dan monitoring dilakukan secara kolaboratif antara
pengajar dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan
merasa memiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan
main,

pemilihan

aktivitas

yang
27

dapat

mendukung

dalam

menjawab

pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang


mungkin, serta

mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk

membantu penyelesaian proyek.


4) Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1)
membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline
penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara
yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang
tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk
membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
5) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the
Progress of the Project)
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan
cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain
pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar
mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam
keseluruhan aktivitas yang penting.
6) Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta
didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai
peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya.
7) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses
refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini
peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya
selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan
diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran,

28

sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk
menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
C. Kegunaan
1) siswa menjadi pebelajar aktif;
2) pembelajaran menjadi lebih interaktif atau multiarah;
3) pembelajaran menjadi student centred);
4) guru berperan sebagai fasilitator;
5) mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa;
6) memberikan kesempatan siswa memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas
penyelesaian tugas sehingga melatih mereka menjadi mandiri;
7) dapat memberikan pemahaman konsep atau pengetahuan secara lebih
mendalam kepada siswa; dsb.
D. Contoh

Materi wakaf,
a) Mengaplikasikan hasil belajar wakaf lewat tindakan.
b) Melakukan interaksi sosial

dengan wawancara, survey, observasi,dan

dokumentasi).

E. Kiat Sukses
1) Peran Guru
a) Merencanakan dan mendesain pembelajaran.
b) Membuat strategi pembelajaran Pj PL.
c) Memprediksi interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswa.
d) Mengamati keunikan siswa.
e) Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian.
29

f) Membuat portofolio pekerjaan siswa.


g) Meneliti tiap tahapan siswa

2) Peran Peserta Didik


a) Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir.
b) Melakukan riset sederhana.
c) Mempelajari ide dan konsep baru.
d) Belajar mengatur waktu dengan baik.
e) Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok.
f) Mengaplikasikanhasil belajar lewat tindakan.
g) Melakukan interaksi sosial (wawancara, survey, observasi, dll).

12.

INFORMATION SEARCH/BERBURU INFORMASI

A. Deskripsi
Suatu cara yang digunakan oleh guru dengan maksud meminta peserta didik
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik oleh guru maupun
dari peserta didik sendiri. Kemudian mencari informasi jawabannya lewat
membaca untuk menemukan informasi yang akurat.
B. Tahapan
1) Pembagian kelompok (4-5 orang).

30

2) Guru membagikan pertanyaan pertanyaan kepada kelompok siswa untuk


dicari jawabannya.
3) Peserta didik dalam kelompokmencari informasi di buku teks dan sumber
belajar lain seperti Handout, Dokumen, Informasi dari internet, Perangkat
keras (CD/DVD, dan alat-alat lain).
4) Tiap Kelompokmenyusun jawaban yang sudah didapatkan dari referensi.
5) Jawaban tiap kelompok didiskusikan.
6) Setiap peserta didik membuat kesimpulan hasil diskusi semua kelompok.
7) Kegunaan
8) Membiasakan peserta didik untuk membaca secara cermat.
9) Melatihberpikir kritis.
10)
Membantu menghidupkan materi yang membosankanmenjadi lebih
menarik.
C. Contoh
Mengajarkan materi tentang keimanan, al-Quran, dan sejarah
1) Bisa dicoba

dengan menggali informasi dari software2 Islam seperti Al-

Kalam, Al-Quran digital, Hadits Digital, dll


2) Buatlah pertanyaan yang dapat mendorong

peserta

didik

untuk

menjawabnya dengan cara menyimpulkan sumber informasi yangtersedia.


D. Kiat Sukses
Selain mencari jawaban pertanyaan, peserta didik bisa juga diberitugas seperti
pemecahan masalah atau tugas dimana peserta didik harusmencocokan atau
merangkai kata-kata yang menyimpulkan point-pointdari sumber bacaan.

13.

STICKNAME

A. Deskripsi
Menjalankan kegiatan belajar mengajar dengan banyak melibatkan peserta didik
secara merata baik secara lisan maupun tulisan dengan berpatokan kepada stick
yang bertuliskan nama masing-masing peserta didik
B. Tahapan
1) Pembukaan pelajaran dengan berdoa
31

Menyiapkan doa yang akan dibaca dalam bentuk lembar kertas atau
tayangan

Salah satu peserta didik memimpin doa yang diikuti semua

2) Absen kesiapan peserta didik


Menanyakan kesiapan peserta

didik

mengikuti

menggunakan stickname sebagai alat penunjukannya

pelajaran
Menjawab

dengan
sesuai

yang difahami atau yang dibaca


3) Pengantar Materi Pelajaran
-

Telah menyiapkan bahan materi dengan media atau tidak

menyampaikan materi

Memperhatikan

materi yang disampaikan

guru
4) Tanggapan peserta didik secara lisan =memperhatikan tanggapan peserta
didik
-

mencatat poin-poin penting di papan tulis

mengontrol jalannya tanggapan agar tidak terfokus pada satu dua anak
saja dengan menggunakan stickname

Menanggapi apa yang difahami

dari pengantar guru


5) Catatan poin-poin penting guru atas tanggapan peserta didik
menguraikan lebih lanjut berkaitan dengan catatan poin-poin penting dari
peserta didikMemperhatikan uraian atau tanggapan guru
6) Tanggapan balik dari guru =
Memfokuskan kembali diskusi yang telah dilakukan kepada topic pembahasan
Mengasosiakan apa yang difahami dengan uraian guru
7) Peserta didik menulis berdasarkan instruksi guru =
Menyiapkan intruksi-instruksi yang akan dikerjakan peserta didik secara
tertulis

Melaksanakan instruksi guru secara tertulis

8) Guru memberi penguatan materi =


- Menyiapkan alat/media yang dibutuhkan untuk penguatan materi
- Menyampaikan penguatan materi - Mencermati penguatan yang diberikan oleh guru
- Menyimpulkan dari apa yang difahami dari proses KBM dari awal sampai
akhir
C. Kegunaan
1) melatih kepercayaan diri
2) membiasakan anak berdoa
3) Anak terbiasa siap mengikuti pelajaran
4) Kelas segera terfokus pada pelajaran
32

5)
6)
7)
8)

Mengontrol keaktifan peserta didik


menghargai orang lain dengan memperhatikan apa yang disampaikan guru
Mencontoh menggunakan media untuk memudahkan suatu pekerjaan
tumbuh berani menyampaikan argumentasi atau pendapat berkaitan dengan

materi pelajaran
9) saling menghargai pendapat orang lain
10)
disiplin mengikuti aturan KBM
11)
cermat atas apa didengar
12)
menghargai pendapat sendiri
13)
tidak ada pendapat yang sia-sia
14)
Menyadari bahwa apa yang telah

didiskusikan

bersama

akan

memberikan sesuatu yang penting untuk kemajuan kelas


15)
Setiap yang terlibat dalam KBM pasti memberikan kontribusi bagi
kemajuan kelas
16)
Membiasakan peserta didik untuk senantiasa menulis apa yang telah
dipelajari
17)
Menumbuhkan kesadaran pentingnya menulis untuk meningkatkan
pemahaman dan penghayatan suatu ilmu
18)
Memperkuat pemahaman peserta didik
19)
Melatih peserta didik untuk senantiasa mengulang apa yang telah
dipelajari
D. Contoh
Lembar doa
1) Dari materi pelajaran yang kita pelajari di pertemuan kemaren, adakah
yang berkaitan dengan materi sekarang yaituiman kepada malaikat
2) Apa yang anda ketahui dari materi iman kepada malaikat
3) Menggunakan power point
Poin-poin penting ditulis di papan tulis
1)
2)
3)
4)

Peserta didik diminta untuk mencatat apa yang telah disampaikan


Peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan
Peserta didik diminta untuk meringkas
dll

Pemimpin berdoa diatur secara bergilir kalau peserta didik belum benarbenar berani
-

Peserta didik selalu diingatkan untuk membaca

Memberikan tanda pada stickname bagi anak2 yang belum berani

menyampaikan pendapatnya
Bahan materi dan alat harus disiapkan jauh-jauh hari
33

Diusahakan mencatat hal-hal penting dari semua peserta didik


Mengapresiasi yang disampaikan oleh peserta didik
diusahakan lebih dekat dengan peserta didik secara individu

34

14.

QUESTION STUDENT HAVE

A. Deskripsi
Strategi Questions Student Have ini digunakan untuk mempelajari tentang
keinginan dan harapan peserta didik sebagai dasar untuk mengoptimalkan
potensi yang mereka miliki. Strategi ini menggunakan sebuah teknik untuk
mendapatkan partisipasi peserta didik melalui tulisan. Hal ini sangat baik
digunakan pada peserta didik yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan,
keinginan dan harapan-harapannya melalui percakapan.
B. Langkah-langkah
a. Sebelum pembelajaran dimulai terlebih dahulu dilakukan setting kelas
dengan membagi kelompok (4-5 orang anggota).
b. Mengadakan pre tes sebelum pembelajaran dimulai, terkait dengan KD yang
akan diajarkan.
c. Memberi penjelasan secara singkat tentang strategi dan tatacara Questions
Student Have yang akan diterapkan
d. Peserta didik diberi waktu 20 menit untuk membaca materi pembelajaran
pada buku panduan atau sumber belajar yang telah disiapkan.
e. Selanjutnya peserta didik diminta untuk menuliskan pertanyaan dari materi
yang belum dipahami dengan diberi waktu 5 menit pada belangko lembar
pertanyaan yang telah disiapkan.
f.

Melalui aba-aba guru, masing-masing diminta untuk memberikan pertanyaan


yang telah ditulis kepada teman dalam kelompoknya searah jarum jam untuk
dibaca selanjutnya diberi tanda centang ( ) jika pertanyaan tersebut juga
ingin ditanyakan dan jika tidak diminta memberi tanda strip ( - ), diputar
hingga blangko tersebut kembali kepada pemiliknya.

g. Pemilik lembar pertanyaan diminta menghitung tanda centang yang ada


pada blangkonya dan dihitung jumlah tanda centang yang diperoleh di
samping kanan pertanyaan.
h. Pertanyaan yang paling banyak mendapat tanda centang mendapat prioritas
utama untuk dijawab. Cara yang dilakukan adalah peserta didik diminta
mengacungkan tangan apabila guru menyebutkan jumlah-jumlah tertentu
kemudian membacakan pertanyaannya.

35

i.

Peserta didik lain diminta mengidentifikasi kemungkinan ada pertanyaan


yang sama dari yang dibacakan.

j.

Setelah pertanyaan

dibacakan,

maka kesempatan menjawab

pertama

diberikan kepada peserta didik yang tidak memberi tanda centang pada
pertanyaan.
k. Semua kertas pertanyaan dikumpulkan, karena kemungkinan ada pertanyaan
yang

perlu

direkapitulasi

dijawab
dan

pada

pertemuan

diidentifikasi

serta

berikutnya,

dihitung

sekaligus

kuantitas

dan

untuk
kualitas

pertanyaan masing-masing peserta didik.


l.

Setelah selesai semua proses penerapan strategi pembelajaran dengan


Questions Student Have, maka peserta didik diberi penilain pos tes untuk dua
aspek, yaitu kognitif dan afektif.

m. Untuk aspek kognitif, peserta diberi tugas untuk mengerjakan soal-soal post
test yang telah disiapkan.
n. Sedangkan penilain afektif, peserta didik diminta menilai teman satu bangku
tentang perilaku pelaksanaan shalat sunnah berjamaah dan munfarid selama
satu minggu ke belakang dengan cara memberi tanda centang pada kolom
yang tersedia terhadap pernyataan yang telah dibuat.
C. KEGUNAAN
1. Menggali informasi sebanyak-banyaknya secara kritis
2. Mengecek pemahaman peserta didik
3. Membangkitkan respon dan rasa ingin tahu
4. Mengetahui sejauh mana keingintahuan peserta didik
5. Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui peserta didik
6. Menfokuskan perhatian peserta didik pada sesuatu yang di kehendaki
7. Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan
8. Untuk menyegarkan kembali pengetahuan yang telah lalu
9. Belajar menyusun kalimat untuk bertanya
10.Melatih untuk berdisiplin, menumbuhkan rasa, bertanggung jawab dan
menghargai.
D. CONTOH PENERAPAN PADA MATERI
1. Materi sejarah
2. Materi akhlak
3. Materi aqidah
E. Kiat Sukses

36

1. Metode ini dapat digunakan dalam kelas yang siswanya masing-masing


memiliki buku teks.
2. Metode ini cocok digunakan pada kelas yang jumlah siswanya besar
3. Metode ini sangat cocok pada kelas yang siswanya kurang aktif bertanya
secara lisan
4. Sebaiknya metode ini tidak di gunakan pada kelas yang siswanya sudah aktif
bertanya secara lisan

15.

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL GRUP INVESTIGASI

A. Deskripsi
Group

Investigationn merupakan salah

satu

bentuk

model

pembelajaran

kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari
sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan
yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui
internet.
B. Langkah-langkah
1) Tahap I : Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok
Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa
yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.
2) Tahap II : Merencanakan tugas.
Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian
membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses
dan sumber apa yang akan dipakai.
3) Tahap III : Membuat penyelidikan.
Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat
kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru
dalam mencapai solusi masalah kelompok.
4) Tahap IV : Mempersiapkan tugas akhir.
37

Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di


depan kelas.
5) Tahap V :Mempresentasikan tugas akhir.
Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.
6) Tahap VI
Soal

ulangan

mencakup

seluruh

topik

yang

telah

diselidiki

dan

dipresentasikan.

C. Contoh
1. Brainstorming tentang syarat seorang investigator yang baik, setiap siswa
menuliskan lima syarat pada bukunya masing-masing dalam waktu dua
menit.
2. Setiap siswa menuliskan satu syarat di papan tulis secara bergiliran.
3. Pembagian kelompok 5 orang per kelompok yang heterogen. Nama anggota
kelompok sudah ditentukan oleh guru.
4. Guru menyampaikan topik yang akan diinvestigasi yakni Perilaku Tindak
Kekerasan topik terdiri dari kekerasan di rumah, kekerasan di sekolah dan
kekerasan di masyarakat. Setiap topik diinvestigasi oleh dua kelompok.
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan kontribusi
tentang apa yang akan mereka selidiki, misalnya contoh perilakunya,
penyebab

terjadinya,

cara

menghindarinya,

cara

menanggulanginya,

faktanya apa (berupa foto,berita koran,majalah,tayangan tv ,dll.)


6. Ketua kelompok mengambil undian topik yang sudah disediakan. Kemudian
membagi sub topic kepada seluruh anggota.
7. Setiap kelompok berdiskusi di kelompoknya untuk membuat perencanaan
dari topik yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan
dipakai.
8. Setiap siswa

di

setiap

kelompok

mengumpukan,

menganalisis

dan

mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian


mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah
kelompok. Hasil pekerjaan setiap anggota kelompok dimasukan ke dalam
lembar kerja yang telah disediakan.
38

9. Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di


depan kelas.
10.Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya secara bergiliran di depan
kelas yang diwakili oleh salah seorang juru bicaranya dengan membawa
bahan presentasi yang sudah disiapkan. Kelompok yang lain mengikuti dan
memberikan tanggapan.
D. Ciri-Ciri Model Group Investigation
Model pembelajaran Group Investigation merupakan model yang sulit diterapkan
dalam pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini mempunyai cirri-ciri,
yakni sebagai berikut:
1. Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigationberpusat pada
siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa
berperan aktif dalam pembelajaran.
2. pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan
berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang,
setiap siswa dalam kelompok memadukan berbagai ide dan pendapat, saling
berdiskusi dan beragumentasi dalam memahami suatu pokok bahasan serta
memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok.
3. pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigationsiswa dilatih
untuk

memiliki

kemampuan

yang

baik

dalam

berkomunikasi,

semua

kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik


yang telah dipelajari, semua siswa dalam kelas saling terlihat dan mencapai
suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.
4. adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai
dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
5. pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigationsuasana belajar
terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat
membangkitkan

semangat

siswa

untuk

memiliki

keberanian

dalam

mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya


dalam membahas materi pembelajaran.
E. Kelebihan dan Kelemahan Model Group Investigation

39

Di dalam pemanfaatannya atau penggunaannya model pembelajaran group


investigation juga mempunyai kelemahan dan kelebihan, yakni sebagai berikut:
Kelebihan pembelajaran model group investigation:
1. Pembelajaran dengan kooperatif model Group Investigation memiliki dampak
positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation
mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa.
3. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan
berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang.
4. Model pembelajaran
kemampuan

yang

group investigation
baik

dalam

melatih siswa untuk

berkomunikasi dan

memiliki

mengemukakan

pendapatnya.
5. Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari
tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Kelemahan pembelajaran dengan model group investigation:
Model pembelajaran group investigation merupakan model pembelajaran yang
kompleks

dan

sulit

untuk

dilaksanakan

dalam

pembelajaran

kooperatif.

Kemudian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group


investigation juga membutuhkan waktu yang lama.

40

16.

PROBLEM BASED LEARNING (BERFIKIR KRITIS)

A. Deskripsi
Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menyajikan berbagai
permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana bagi peserta
didik untuk mengembangkan pengetahuan

dan sekaligus mengembangkan

kemampuan berfikir kritis. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum


peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah
yang harus dipecahkan. Masalah bisa disajikan dalam bentuk gambar, tulisan,
film pendek atau power point.
B. Tahapan
1) Pembagian kelompok (4-5 orang)
2) Instruksi guru sangat jelas apa yang harus dilakukan siswa dan

apa yang

harus dilakukan guru


3) Membagikan materi dan melakukan penelaahan terhadap masalah-masalah
yang akan dipecahkan.
4) Mengklarifikasi kesulitan yang diangkat dari masalah.
5) Peserta didik diajak menjawab pertanyaan tentang apa yang perlu kita
ketahui tentang masalah yang kita hadapi? setelah melakukan diskusi dan
konsultasi
6) Menyusun rencana tindakan yang didasarkan pada hasil temuan mereka
7) Belanja informasi
8) Peserta didik menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan masalah (tulisan,
gambar dll)
9) Penguatan oleh guru
C. Waktu : 3 x 45 menit
D. Kegunaan
1) Pengelompokan secara heterogen ras, suku, golongan dan kecerdasan
sehingga bisa mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien.
2) Membantu peserta didik dalam memperoleh berbagai pengalaman dalam
mengubah tingkah laku karena tidak hanya menguasai pengetahuan tetapi
juga sikap sesuai dengan isi proses pembelajaran tersebut.
3) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kemampuan memecahkan
masalah sehingga peserta didik aktif dalam membangun pengetahuannya
sendiri dan bias mengatasi permasalahan dalam kehidupannya sehari-hari.
E. Contoh
Lembar kerja permasalahan wakaf yang harus diselesaikan.

41

Das könnte Ihnen auch gefallen