Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
2 | Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terwujudnya kondisi kesehatan masyarakat yang baik adalah tugas dan tanggung
jawab dari negara sebagai bentuk amanah konstitusi yaitu Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dalam pelaksanaannya negara berkewajiban
menjaga mutu pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Mutu pelayanan kesehatan
sangat ditentukan oleh fasilitas kesehatan serta tenaga kesehatan yang berkualitas.
Untuk mewujudkan tenaga kesehatan yang berkualitas, negara sangat membutuhkan
peran organisasi profesi tenaga kesehatan yang memiliki peran menjaga kompetensi
anggotanya
B. Tujuan Pedoman
Tersedianya pedoman sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan medik
dasar yang profesional dan bermutu di sarana kesehatan
Tujuan khusus:
a. Terlaksananya penilaian terhadap kinerja pelayanan medik dasar di puskesmas
b. Terlaksananya perbaikan berkelanjutan program
c. Meningkatnya kepuasan dan harapan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan
di Puskesmas
C. Ruang Lingkup Pedoman Pelayanan
Ruang lingkup pedoman ini adalah input,proses dan output pelayanan kesehatan
dasar,keselamatan kerja dan keselamatan pasien
D. Batasan Operasional
1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
2. Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan
untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan
3. Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok, dan masyarakat
4. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan
5. Tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang selanjutnya disebut tindakan
kedokteran adalah suatu tindakan medis berupa preventif,diagnostik,terapeutik
dan rehabilitatif yang dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien
6. Dokter atau dokter gigi adalah luusan pendidikan kedokteran atau kedokteran
gigi didalam maupun diluar negri yang diakui oleh pemerintah republik
indonesi sesuai dengan peraturanperundangan.
7. Mutu adalah kemampuan untuk memenuhi persyaratan berdasarkan
karakteristik yang dimiliki suatu produk
8. Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan yang memenuhi
kebutuhanmasyarakat yang dilaksanakan sesuai dengan standard pelayanan
3 | Page
BAB II
4 | Page
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia
Tenaga pelaksana yang digunakan untuk pelayanan medik dasar adalah tenaga yang
memiliki surat izin praktek /surat izin kerja ,al;
1,Dokter
2.Tensgs Paramedis
3.Tenaga administrasi *
Tenaga baru harus melalui orietasi petugas.Tenaga kesehatan mengikuti seminar dan
pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadwalan pelayanan dikoordinir oleh penanggungjawab poli
umum.
C. Jadual Kegiatan,
Jadwal Tenaga Rawat Jalan di Poli Umum (Dewasa)
No
1
2.
3.
4
5
6
Hari
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Nama Dokter
Nama Perawat
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
5 | Page
Lain2*
B. Standar Fasilitas
standar
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
1. Penanggung jawab poli gigi harus ditetapkan.Pelayanan medik dasar gigi adalah
pelayanan perseorangan yang dilakukan secara continuum.
2. Prinsip pelayanan adalah :
a. Kontak pertama
8 | Page
b.
c.
d.
e.
f.
ALUR PELAYAN
Pendaftaran
Poli Gigi
laboratorium
Rujuk
Konseling
Farmasi
Pulang
5. Mekanisme rujukan
1. Rujukan dilakukan kefasyankes terdekat sesuai dengan sistem rujukan
2. Rujukan berdasarkan indikasi medis
6.Kredensial
Kredensial adalah proses menilai dokter/dokter gigi oleh Dinas Kesehatan dengan suatu
kriteria mutu yang ditetapkan .Proses ini bertujuan agar kualitas mutu pelayanan dapat
distandarkan.
Hal-hal yang dikredensialingkan adalah;
9 | Page
1. Aspek legal:Perizinan
2. Sarana prasarana sesuai standard
Penyakit
Periodontal
Penyakit
pulpa dan
periapikal
10 | P a g e
Diagnosis
ICD 10
K.02.0
K.02.1,K 02.2
K.02.3
K.02.0
S02.51,S02.52
Dentin hipersensitif
K.03.80
Atrisi,Abrasi,Erosi
K03.K03.1,K03.2,K0
2.3
K.02.8
K.05.3
10
K.05.1
11
Primary Herpetic
Gingivostomatitis
B00.2
12
K.03.66
13
Stomatitis aftosa
K.12.0
14
Angular cheilitis
K.13.01
15
Pulpitis reversibel
K.04.00
16
K.04.1
17
K.04.1
18
K.044.01
Lain-lain
Kegawatdarur
atan Gigi
19
K.04.0
20
K.04.0
21
Nyeri Orofasial
K049
22
K.00.63
23
K.08.3
24
Lesi Traumatik
K12.04 K14.01K13.1
25
Abses Periapikal
K.04.7
26
Abses Periodontal
K.05.2
12 | P a g e
13 | P a g e
14 | P a g e
15 | P a g e
17 | P a g e
18 | P a g e
19 | P a g e
20 | P a g e
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistik untuk melaksanakan kegiatan pelayanan medik rawat jalan
direncanakan dalam loka karya mini sesuai dengan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
21 | P a g e
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien
lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
5.3. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari puskesmas
terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan pasien.
5.4. Tersedia prosedur cepat-tanggap terhadap insiden, termasuk asuhan kepada pasien yang
terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan penyampaian informasi yang benar dan
jelas untuk keperluan analisis.
5.5. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden termasuk
penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang Analisis Akar Masalah Kejadian Nyaris
Cedera (Near miss) dan Kejadian Sentinel pada saat program keselamatan pasien mulai
dilaksanakan.
5.6. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya menangani
Kejadian Sentinel (Sentinel Event) atau kegiatan proaktif untuk memperkecil risiko, termasuk
mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan dengan Kejadian Sentinel.
5.7. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar pengelola
pelayanan di dalam puskesmas dengan pendekatan antar disiplin. 5.8. Tersedia sumber daya dan
sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan perbaikan kinerja puskesmas dan perbaikan
keselamatan pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut.
5.9. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria objektif untuk
mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja puskesmas dan keselamatan pasien, termasuk rencana
tindak lanjut dan implementasinya.
Standar VI. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
Standar:
1. Puskesmas memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup
keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas.
2. Puskesmas menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk
meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisipliner
dalam pelayanan pasien
Kriteria:
6.1. Setiap puskesmas harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan orientasi bagi staf baru
yang memuat topik keselamatan pasien sesuai dengan tugasnya masing-masing.
6.2. Setiap puskesmas harus mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan
in-service training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden.
6.3. Setiap puskesmas harus menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok
(teamwork) guna mendukung pendekatan interdisipliner dan kolaboratif dalam rangka melayani
pasien.
Standar VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staff untuk mencapai keselamatan pasien
Standar:
1. Puskesmas merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi keselamatan pasien
untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal.
2. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
Kriteria:
7.1. Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemen untuk
memperoleh data dan informasi tentang halhal terkait dengan keselamatan pasien.
7.2. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi
manajemen informasi yang ada.
Standar SKP I
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki/meningkatkan ketelitian identifikasi
pasien.
Maksud dan Tujuan Sasaran I
Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi di hampir semua
aspek/tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi pada pasien
yang dalam keadaan terbius/tersedasi, mengalami disorientasi, tidak sadar, bertukar tempat
tidur/kamar/ lokasi di puskesmas, adanya kelainan sensori, atau akibat situasi lain. Maksud
sasaran ini adalah untuk melakukan dua kali pengecekan yaitu: pertama, untuk identifikasi
pasien sebagai individu yang akan menerima pelayanan atau pengobatan; dan kedua, untuk
kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut.
Kebijakan dan/atau prosedur yang secara kolaboratif dikembangkan untuk memperbaiki proses
identifikasi, khususnya pada proses untuk mengidentifikasi pasien ketika pemberian obat, darah,
atau produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis; atau
pemberian pengobatan atau tindakan lain. Kebijakan dan/atau prosedur memerlukan sedikitnya
dua cara untuk mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama pasien, nomor rekam medis,
tanggal lahir, gelang identitas pasien dengan bar-code, dan lain-lain. Nomor kamar pasien atau
lokasi tidak bisa digunakan untuk identifikasi. Kebijakan dan/atau prosedur juga menjelaskan
penggunaan dua identitas berbeda di lokasi yang berbeda di puskesmas, seperti di pelayanan
rawat jalan, unit gawat darurat, atau ruang operasi termasuk identifikasi pada pasien koma tanpa
identitas. Suatu proses kolaboratif digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan/atau
prosedur agar dapat memastikan semua kemungkinan situasi untuk dapat diidentifikasi.
Elemen Penilaian Sasaran I
1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan nomor
kamar atau lokasi pasien.
2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis.
4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur.
5. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten pada semua
situasi dan lokasi.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Puskesmas sebagai tempat kerja mempunyai potensi bahaya beragamterhadap
kesehatan,terdapat disemua tempat baik didalam maupun diluar gedung yang dapat timbul dari
lingkungan tempat kerja,proses kerja,cara kerja,alat dan bahan kerja yang dapat menimbulkan
penyakit akibat kerja.
27 | P a g e
tujuan dari pengenalan potensi bahaya di puskesmas dan masalah yang ditimbulkannya
adalah agar petugas puskesmas dapat melakukan pengendalian resiko dengan benar sehingga
terhindar dari berbagai masalah yang ditimbulkan akibat pekerjaan
A.Identifikasi Potensi Bahaya di Poli Gigi
Lokasi
Potensi
Bahaya
Poli Gigi
Jehis bahaya
Masalah
Kesehatan/kecelakaan kerja
Tertusuk,tersayat,ced
era
biologi
mikroorganisme,vir
us bakteri dll
infeksi
hepatitis,tbc,cacar
air,influenza,HIV,ebol
a
kimia
mercuri,amalgam,
silikat,klor
etil,clorin
gangguam SSP,
ginjal, dermatitis
musculoskeletal
disorder
fisik
renauld
syndrom.pendengara
n
Stres kerja
getaran,bising
pakai
Jenis Limbah
Asal
Limbah domestik
Limbah
tajam
28 | P a g e
benda
Perlakuan
Limbah infeksius
Limbah
yang
diduga Ditampung dalam wadah yang
mengandung patogen dalam
kuat dan tidak bocor,tidak
jumlah
cukup
untuk
boleh dicampur dengan
menyebabkan
infeksi
limbah lain
misalnya limbah kultur,stok Penyimpanan di pkm tidak
agen
infeksius
dari
boleh lebih dari 48 jam sejak
laboratorium.limbah
hasil
mulai dari penyimpanan
operasi, limbah pasien dengan Penyimpanan
di
ruang
penyakit menular
khusus,tertutup,ada
pencatatan jumlah timbulan
limbah setiap hari, tidak
mungkin binatang pengerta
masuk,termasuk pembatasan
orang
masuk
keruang
tersebut.
Limbah patologis
Limbah Farmasi
Limbah Kimia
Jika
jumlahnya
kecil
pengelolaannya
sama
dengan limbah infeksius.
Limbah
berat
Penampungannya ditempat
yang tidak bocor dan kuat
pengelolaannya
bekerjasama dengan dinas
atau lingkugan hidup
29 | P a g e
logam
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Bakuan Mutu
30 | P a g e
1
.
2
.
3
.
4
.
Input
Rincian Kegiatan
Sumber Daya
Manusia
SDM memiliki SIK
SDM menerima pelatihan
Target
Alat
100 %
20
jam
pelatihan
90 %
Sarana
Ketersediaan
sarana
standard
1. Pola ketenagaan
ada
Kebijakan
sesuai 90 %
2. Persyaratan
kompetensi
petugas Poli
3. Tentang
penyusunan
rencana layanan medis.
4. Tentang layanan klinis
yang
menjamin
kesinambungan layanan
5. tentang hak dan kewajiban
pasien yang didalamnya
memuat hak untuk menolak
atau tidak melanjutkan
pengobatan.
6. yang mewajibkan
penulisan lengkap dalam
rekam medis: semua
pemeriksaan penunjang
diagnostik tindakan dan
pengobatan yang diberikan
pada pasien dan kewajban
perawat dan petugas
31 | P a g e
ada
ada
ada
ada
ada
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
CR 90 %
Out put
Rekam medik lengkap
33 | P a g e
100 %
Out come
Kepuasan pelanggan
90 %
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dalam melaksanakan pelayanan medik
dasar gig di Puskesmas
Keberhasilan pelayanan medik dasar terkait dengan kepatuhan pemberi layanan terhadap standar
dan prosedur yang ditetapkan
34 | P a g e