Sie sind auf Seite 1von 17

REFERAT

GANGGUAN SOMATOFORM

Disusun oleh:

Imelda Yacinta L. (07120070072)

Pembimbing:

dr. Soehendro, Sp.KJ

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa


RS Bhayangkara Tk. 1 R. Said Sukanto
Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 3 Desember 2012 4 Januari 2013

Gangguan Somatoform

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,


karena atas pimpinan-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
referat ini dengan baik. Penulisan referat ini merupakan salah satu
syarat mengikuti Program Pendidikan Profesi Dokter di bagian Ilmu
Kesehatan Jiwa RS Bhayangkara Tingkat 1 R. Said Sukanto.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ungkapan
terima kasih kepada:
1. dr. Soehendro, Sp.KJ dan dr. Henny R., Sp.KJ selaku
dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dalam penyusunan referat ini.
2. Rekan-rekan dokter muda Universitas Pelita Harapan,
Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Universitas
Katolik

Atmajaya,

dan

semua

pihak

yang

telah

membantu dalam penyusunan referat ini.


Penulis menerima saran dan kritik mengenai referat ini.
Penulis berharap referat ini dapat bermanfaat untuk kepentingan
pelayanan

kesehatan,

pendidikan,

penelitian

dan

dapat

dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh berbagai pihak yang


berkepentingan.

Imelda Yacinta L. (07120070072) FK UPH

Gangguan Somatoform

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................i
DAFTAR ISI........................................................................ ii
BAB 1...............................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................1

BAB 2...............................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................2
2.1 Definisi.............................................................................2
2.2 Epidemiologi.....................................................................2
2.3 Etiologi3............................................................................2
2.4 Klasifikasi2........................................................................3
2.4.1 Gangguan somatisasi..................................................................4
2.4.2 Gangguan somatoform tak terinci...............................................6
2.4.3 Gangguan hipokondrik................................................................6
2.4.4 Gangguan disfungsi otonomik somatoform.................................7
2.4.5 Gangguan nyeri somatoform menetap........................................8
2.4.6 Gangguan somatoform lainnya...................................................9
2.5 Tatalaksana.....................................................................10

BAB 3.............................................................................11
KESIMPULAN...................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................12

Imelda Yacinta L. (07120070072) FK UPH

ii

Gangguan Somatoform

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Somatoform berasal dari bahasa Yunani, soma, yang artinya

tubuh.

Gangguan

somatoform

adalah

suatu

kelompok

besar

penyakit/gangguan yang komponen utamanya adalah tanda dan


gejala yang berkaitan dengan tubuh.

Keadaan ini meliputi

gangguan somatisasi, somatoform tak terinci, hipokondrik, otonomik


somatoform, nyeri somatoform menetap, somatoform lainnya, dan
somatoform YTT.
Belum ada penyebab pasti dari gangguan ini. Faktor genetik
dan lingkungan memiliki peranan yang besar pada seorang anak
untuk mengidap penyakit ini. Penyalahgunaan alkohol dan obatobatan merupakan faktor komorbid yang paling sering ditemukan
pada gangguan somatoform.
Penatalaksanaan

pasien

dengan

gangguan

ini

biasanya

berfokus pada masalah yang menyebabkan gangguan-gangguan


tersebut. Adanya saling pengertian dan kepercayaan antara dokter
dan pasien dapat membantu dalam menangani masalah gangguan
somatoform.

1.2

Tujuan
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk mempelajari dan

memahami tentang gangguan somatoform berdasarkan definisi dan


gejala-gejala yang muncul pada penderitanya. Selain itu untuk
memenuhi persyaratan dalam mengikuti Program Pendidikan Profesi
Dokter di bagian Ilmu Kesehatan Jiwa RS Bhayangkara Tk. 1 R. Said
Sukanto.

Imelda Yacinta L. (07120070072) FK UPH

Gangguan Somatoform

Imelda Yacinta L. (07120070072) FK UPH

Gangguan Somatoform

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Somatoform berasal dari bahasa Yunani, soma, yang artinya
tubuh.

Gangguan

somatoform

adalah

suatu

kelompok

besar

penyakit/gangguan yang komponen utamanya adalah tanda dan


gejala yang berkaitan dengan tubuh. Gangguan ini meliputi interaksi
antara tubuh dan pikiran dalam hal ini otak, yang mekanismenya
masih belum dapat dimengerti dengan baik, mengirim berbagai
macam

sinyal

yang

mengenai

kesadaran

pasien,

yang

mengindikasikan adanya masalah pada tubuhnya sendiri.1


Menurut PPDGJ-III, ciri utama gangguan ini adalah adanya
keluhan-keluhan gejala fisik yang berulang-ulang disertai dengan
permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah terbukti berkalikali hasilnya negatif dan juga sudah dijelaskan oleh dokternya
bahwa tidak ditemukan kelainan yang menjadi dasar keluhannya.
Penderita

juga

menyangkal

dan

menolak

untuk

membahas

kemungkinan kaitan antara keluhan fisiknya dengan masalah atau


konflik

dalam

kehidupan

yang

dialaminya,

bahkan

meskipun

didapatkan gejala-gejala anxietas dan depresi.2


Tidak adanya saling pengertian antara dokter dan pasien
mengenai

kemungkinan

penyebab

keluhan-keluhannya

menimbulkan frustasi dan kekecewaan pada kedua belah pihak.2

2.2 Epidemiologi
Sebuah

studi

di

Belgia

melaporkan

bahwa

gangguan

somatoform ini secara internasional menduduki peringkat ke-tiga

Imelda Yacinta L. (07120070072) FK UPH

Gangguan Somatoform
terbanyak diantara gangguan psikiatrik lainnya, dengan prevalensi
8.9%.3

2.3 Etiologi3

Tidak ada penyebab pasti dari gangguan somatoform.


o Faktor genetik dan lingkungan dapat mempengaruhi
somatisasi.
o Anak-anak dengan orang tua yang mengidap gangguan
somatisasi dapat mencontoh orang tuanya tersebut.
o Kekerasan seksual dapat meningkatkan risiko terjadinya
gangguan somatoform di masa yang akan datang.
o Kemampuan

berekspresi

yang

kurang

dapat

mengakibatkan gangguan somatoform.

Komorbiditi psikiatrik
o Penyalahgunaan obat dan alkohol sering dijumpai pada
pasien dengan gangguan somatoform. Pasien sering
berusaha mengobati nyeri somatiknya dengan alkohol
atau obat-obatan.
o Gangguan cemas dan gangguan mood sering meliputi
gejala fisik sebagai presentasi utama. Hipokondriasis
dapat menyertai gejala depresi, gangguan panic, dan
gangguan

cemas

lainnya.

Gangguan

cemas

dan

gangguan mood primer harus dieksklusi terlebih dahulu


sebelum mendiagnosis gangguan somatoform.

2.4 Klasifikasi2
Klasifikasi yang akan digunakan dalam referat ini adalah
menurut PPDGJ-III, yaitu:
F45 Gangguan somatofom

Imelda Yacinta L. (07120070072) FK UPH

Gangguan Somatoform
o F45.0 Gangguan somatisasi
o F45.1 Gangguan somatoform tak terinci
o F45.2 Gangguan hipokondrik
o F45.3 Disfungsi otonomik somatoform

.30 Jantung dan sistem kardiovaskuler

.31 Saluran pencernaan bagian atas

.32 Saluran pencernaan bagian bawah

.33 Sistem pernapasan

.34 Sistem genitourinaria

.38 Sistem atau organ lainnya

o F45.4 Gangguan nyeri somatoform menetap


o F45.8 Gangguan somatoform lainnya
o F45.9 Gangguan somatoform YTT

2.4.1 Gangguan somatisasi


Definisi
Gangguan somatisasi adalah penyakit yang meliputi beberapa
keluhan somatik pada beberapa sistem organ yang terjadi selama
beberapa tahun dan berakibat pada hendaya yang signifikan atau
mencari pengobatan, atau keduanya. Gangguan somatisasi berbeda
dengan gangguan somatoform yang lain karena keluhannya yang
banyak dan meliputi beberapa sistem organ (mis., gastrointestinal
dan neurologik). Keadaan ini bersifat kronik dan berkaitan dengan
gangguan psikologis yang signifikan, hendaya sosial, dan perilaku
mencari pertolongan medis yang berlebihan.1
Manifestasi klinis4,5
Imelda Yacinta L. (07120070072) FK UPH

Gangguan Somatoform

Mual dan muntah

Sulit menelan

Sakit pada lengan dan tungkai

Napas pendek

Amnesia

Pseudoneurologik yang tidak patognomonik

Gambar 1. Gejala-gejala gangguan somatisasi4

Imelda Yacinta L. (07120070072) FK UPH

Gangguan Somatoform

Pedoman diagnostik
Diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut:2
a) Adanya banyak keluhan fisik yang bermacam-macam yang
tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang
sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun.
b) Tidak mau menerima nasihat atau penjelasan dari beberapa
dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan
keluhan-keluhannya.
c) Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan
keluarga, yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya
dan dampak dari perilakunya.

2.4.2 Gangguan somatoform tak terinci


Definisi
Gangguan somatoform tak terinci adalah diagnosis psikiatrik
yang digunakan pada kondisi pasien yang tidak memenuhi kriteria
diagnostik dari gangguan somatisasi, namun memiliki gejala fisik
selama 6 bulan, yang diinterpretasikan secara salah sehingga
berakhir dengan disabilitas.1,4
Manifestasi klinis
Terdapat 2 pola gejala yang dapat ditemukan pada pasien ini
yaitu yang berhubungan dengan sistem saraf otonom dan sensasi
rasa lemah pada seluruh tubuh. 1 Gangguan nyeri muncul secara
mendadak dan derajat keparahannya meningkat dalam beberapa
minggu atau bulan.5
Pedoman diagnostik2

Imelda Yacinta L. (07120070072) FK UPH

Gangguan Somatoform
a) Keluhan-keluhan

fisik

bersifat

multipel,

bervariasi

dan

menetap, akan tetapi gambaran klinis yang khas dan lengkap


dari gangguan somatisasi tidak terpenuhi.
b) Kemungkinan ada ataupun tidak faktor penyebab psikologis
belum jelas, akan tetapi tidak boleh ada penyebab fisik dari
keluhan-keluhannya.

2.4.3 Gangguan hipokondrik


Definisi
Gangguan hipokondrik adalah seseorang yang berpreokupasi
dengan ketakutan atau keyakinan menderita penyakit yang serius
dan berlangsung selama 6 bulan atau lebih. Interpretasi gejala atau
sensasi fisiknya biasanya tidak realistis ataupun akurat, meskipun
tidak

ditemukan

menyebabkan

penyebab

penderitaan

medis.

bagi

Preokupasi

dirinya

dan

tersebut

mengganggu

kemampuannya untuk berfungsi secara baik di bidang sosial,


interpersonal, dan pekerjaan.1,5
Manifestasi klinis
Pasien dengan gangguan ini memiliki keyakinan bahwa
mereka menderita suatu penyakit yang tidak dapat dipatahkan dan
keyakinannya bertahan meskipun hasil laboratorium normal. Seiring
dengan perjalanan penyakit, keyakinan mereka akan berpindah ke
penyakit lain. Tetapi keyakinan ini tidak sampai ke tahap waham.
Gangguan hipokondrik sering disertai dengan gejala depresi atau
berkomorbid dengan gangguan depresi dan gangguan cemas.1
Pedoman diagnostik
Untuk diagnosis pasti, kedua hal ini harus ada:2
a) Keyakinan yang menetap adanya sekurang-kurangnya satu
penyakit

fisik

keluhannya,

yang

meskipun

serius

yang

pemeriksaan

Imelda Yacinta L. (07120070072) FK UPH

melandasi
yang

keluhan-

berulang-ulang

Gangguan Somatoform
tidak menunjang adanya alasan fisik yang memadai, ataupun
adanya preokupasi yang menetap kemungkinan deformitas
atau perubahan bentuk penampakan fisiknya (tidak sampai
waham).
b) Tidak mau menerima nasihat atau dukungan penjelasan dari
beberapa dokter bahwa tidak ditemukan penyakit atau
abnormalitas fisik yang melandasi keluhan-keluhannya.

2.4.4 Gangguan disfungsi otonomik somatoform


Pedoman diagnostik
Diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut:2
a) Adanya gejala-gejala bangkitan otonomik, seperti palpitasi,
berkeringat, tremor, muka panas/flushing, yang menetap dan
mengganggu.
b) Gejala subjektif tambahan mengacu pada sistem atau organ
tertentu (gejala tidak khas).
c) Preokupasi dengan dan penderitaan (distress) mengenai
kemungkinan adanya gangguan yang serius (sering tidak
begitu khas) dari sistem atau organ tertentu, yang tidak
terpengaruh oleh hasil pemeriksaan-pemeriksaan berulang,
maupun penjelasan-penjelasan dari para dokter.
d) Tidak terbukti adanya gangguan yang cukup berarti pada
struktur/fungsi dari sistem atau organ yang dimaksud.

2.4.5 Gangguan nyeri somatoform menetap


Definisi
Gangguan nyeri somatoform adalah adanya nyeri yang
merupakan keluhan utama dan menjadi fokus perhatian klinis pada
satu atau lebih bagian tubuh.1
Manifestasi klinis
Imelda Yacinta L. (07120070072) FK UPH

Gangguan Somatoform
Nyeri yang paling sering dikeluhkan yaitu di pinggang bawah,
kepala, wajah, dll. Nyeri mungkin dapat terjadi setelah trauma,
neuropatik, neurologik, iatrogenik, atau muskuloskeletal. Pasien
terkadang sudah berobat ke berbagai dokter dan selalu menyatakan
bahwa sakitnya adalah sumber kesengsaraannya dan seringkali
menyangkal sumber lain sebagai penyebabnya.5
Pedoman diagnostik2
a) Keluhan utama adalah nyeri berat, menyiksa dan menetap,
yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya atas dasar proses
fisiologik maupun adanya gangguan fisik.
b) Nyeri

timbul

dalam

hubungan

dengan

adanya

konflik

emosional atau masalah psikososial yang cukup jelas untuk


dapat

dijadikan

alasan

dalam

mempengaruhi

terjadinya

gangguan tersebut.
c) Dampaknya adalah meningkatnya perhatian dan dukungan,
baik personal maupun medis, untuk yang bersangkutan.

2.4.6 Gangguan somatoform lainnya


Pedoman diagnostik2
a) Pada gangguan ini keluhan-keluhannya tidak melalui sistem
saraf otonom, dan terbatas secara spesifik pada bagian tubuh
atau sistem tertentu. Ini sangat berbeda dengan gangguan
somatisasi

dan

gangguan

somatoform

tak

terinci

yang

menunjukkan keluhan yang banyak dan berganti-ganti.


b) Tidak ada kaitan dengan adanya kerusakan jaringan.
c) Gangguan-gangguan

berikut

juga

dimasukkan

dalam

kelompok ini:

Imelda Yacinta L. (07120070072) FK UPH

10

Gangguan Somatoform

Globus

hystericus

(perasaan

ada

benjolan

di

kerongkongan yang menyebabkan disfagia) dan bentuk


disfagia lainnya.

Tortikolis psikogenik dan gangguan gerakan spasmodik


lainnya.

Pruritus psikogenik

Dismenore psikogenik

Teeth grinding

Imelda Yacinta L. (07120070072) FK UPH

11

Gangguan Somatoform

2.5 Tatalaksana

Gambar 2. Tatalaksana gangguan somatoform4

Imelda Yacinta L. (07120070072) FK UPH

12

Gangguan Somatoform

BAB 3
KESIMPULAN

Gangguan

somatoform

adalah

suatu

kelompok

besar

penyakit/gangguan yang komponen utamanya adalah tanda dan


gejala yang berkaitan dengan tubuh. Ciri utama gangguan ini
adalah adanya keluhan-keluhan gejala fisik yang berulang-ulang
disertai dengan permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah
terbukti berkali-kali hasilnya negatif dan juga sudah dijelaskan oleh
dokternya bahwa tidak ditemukan kelainan yang menjadi dasar
keluhannya. Etiologinya belum pasti, namun faktor genetik dan
lingkungan memiliki pengaruh yang cukup besar.
Prognosis dari gangguan ini sangat bervariasi pada setiap
orang, tergantung dari stressor yang dialami oleh pasien dan
compliance pasien dalam mengikuti terapi.

Imelda Yacinta L. (07120070072) FK UPH

13

Gangguan Somatoform

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan, B. J., Sadock V. A. Kaplan & Sadocks Synopsis of


Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry 10 th edition.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2007.
2. Maslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika
Atmajaya; 2001.
3. Yates, William. Somatoform Disorders. 2012 [dikutip 2012,
Desember, 4]. Dapat diunduh di: URL:
http://emedicine.medscape.com/article/294908
4. Oyama, Oliver. Somatoform Disorders. 2007 [dikutip 2012,
Desember, 4]. Dapat diunduh di: URL:
http://www.aafp.org/afp
5. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Ajar Psikiatri
cetakan pertama. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2010.

Imelda Yacinta L. (07120070072) FK UPH

14

Das könnte Ihnen auch gefallen