Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan izin-Nya lah kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Deden
Setiawan M.kep selaku pengampu Mata Kuliah Manejement Keperawatan yang telah
memberikan kami kesempatan untuk menyusun makalah yang berjudul Pemberian Asuhan
Keperawatan Menggunakan Metode Kasus dan Primer.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami masih sangat jauh dari sempurna,
oleh karena itu sudilah kiranya untuk memberikan kritik dan saran guna kelengkapan
makalah kami di kemudain hari.
Terimakasih.
Yogyakarta, 23 April 2016
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Tujuan......................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................................
A. Pengertian Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)................................
B. Tujuan MPKP..........................................................................................................
C. Macam Macam Metode MPKP............................................................................
BAB III PEMBAHASAN...................................................................................................
A.
B.
C.
D.
E.
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Kepemimpinan
Kemampuan ini harus dipunyai oleh Ketua Tim, yaitu perawat
profesional (Registered Nurse) yang ditunjuk oleh Kepala Ruangan untuk
bertanggung jawab terhadap sekelompok pasien dalam merencanakan
asuhan keperawatan, merencanakan penugasan kepada anggota tim,
melakukan supervisi dan evaluasi pelayanan keperawatan yang diberikan.
2. Komunikasi yang efektif
Proses ini harus dilaksanakan untuk memastikan adanya
kesinambungan asuhan keperawatan yang diberikan dalam rangka
memenuhi kebutuhan pasien secara individual dan membantunya dalam
mengatasi masalah. Proses komunikasi harus dilakukan secara terbuka
dan aktif melalui laporan, pre atau post conference atau pembahasan dalam
penugasan, pembahasan dalam merencanakan dan menuliskan asuhan
keperawatan dan mengevaluasi hasil yang telah dicapai.
Pengajaran dan bimbingan secara insidental perlu dilakukan yang merupakan
bagian dari tanggung jawab Ketua Tim dalam pembinaan anggotanya. Dalam
model ini Ketua Tim menetapkan anggota tim yang terbaik untuk merawat setiap
pasien. Dengan cara ini Ketua Tim membantu semua anggota tim untuk belajar
apa yang terbaik untuk pasien yang dirawatnya berdasarkan kebutuhan dan
permasalahan yang dihadapi pasien.
Dalam pelaksanaan model ini, Ketua Tim dapat memperoleh pengalaman
praktek melakukan kepemimpinan yang demokratik dalam mengarahkan dan
membina anggotanya. Pimpinan juga akan belajar bagaimana mempertahankan
hubungan antar manusia dengan baik dan bagaimana mengkoordinasikan
berbagai kegiatan yang dilakukan dengan beberapa anggota tim secara bersamasama. Untuk mencapai kepemimpinan yang efektif setiap anggota tim harus
mengetahui prinsip dasar administrasi, supervisi, bimbingan dan tehnik mengajar
agar dapat dilakukannya dalam bekerjasama dengan anggota tim. Ketua Tim juga
harus mampu mengimplementasikan prinsip dasar kepemimpinan.
Tanggung Jawab Kepala Ruangan, Ketua Tim dan Anggota Tim, yaitu :
1. Tanggung Jawab Kepala Ruangan
Model Tim akan berhasil baik bila didukung oleh Kepala Ruangan,
yang berperan sebagai menejer di ruangan tersebut, yang bertanggung
jawab dalam:
asuhan keperawatan
didelegasikan kepada perawat lain yang disebut associate nurse. Primary nurse
bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang diterima pasien dan
menginformasikan tentang keadaan pasien kepada Kepala Ruangan, dokter dan
staf keperawatan lainnya. Kepala Ruangan tidak perlu mengecek satu persatu
pasien, tetapi dapat mengevaluasi secara menyeluruh tentang aktivitas pelayanan
yang diberikan kepada semua pasien.
Seorang primary nurse bukan hanya mempunyai kewenangan untuk
memberikan asuhan keperawatan tetapi juga mempunyai kewenangan untuk
Dengan
diberikannya
kewenangan
tersebut,
maka
dituntut
akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil pelayanan yang diberikan. Primary Nurse
berperan sebagai advokat pasien terhadap birokrasi rumah sakit.
Kepuasan yang dirasakan pasien dalam model primer adalah pasien merasa
dimanusiawikan karena pasien terpenuhi kebutuhannya secara individual dengan
asuhan keperawatan yang bermutu dan tercapainya pelayanan yang efektif
terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi dan advokasi. Kepuasan
yang dirasakan oleh Primary Nurse adalah tercapainya hasil berupa kemampuan
yang tinggi terletak pada kemampuan supervisi. Staf medis juga merasakan
kepuasannya dengan model primer ini, karena senantiasa informasi tentang
kondisi pasien selalu mutakhir dan laporan pasien komprehensif, sedangkan pada
model Fungsional dan Tim informasi diperoleh dari beberapa perawat. Untuk
pihak rumah sakit keuntungan yang dapat diperoleh adalah rumah sakit tidak perlu
mempekerjakan terlalu banyak tenaga keperawatan, tetapi tenaga yang ada harus
berkualitas tinggi.
Dalam menetapkan seorang menjadi Primary Nurse perlu berhati-hati karena
memerlukan beberapa kriteria, diantaranya dalam menetapkan kemampuan asertif,
self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai
keperawatan klinik, akuntabel serta mampu berkolaborasi dengan baik antar
berbagai disiplin ilmu. Di negara maju pada umumnya perawat yang ditunjuk
sebagai primary nurse adalah seorang Clinical Specialist yang mempunyai
kualifikasi Master.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa Model Primer dapat meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan bila dibandingkan dengan Model Tim, karena:
1. Hanya satu perawat yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat dalam
perencanaan dan koordinasi asuhan keperawatan.
2. Jangkauan observasi setiap perawat hanya 4-6 pasien bila dibandingkan
dengan 10-20 orang pada setiap tim.
3. Primer bertanggung jawab selama 24 jam.
4. Rencana pulang pasien dapat diberikan lebih awal.
5. Rencana keperawatan dan rencana medik dapat berjalan paralel.
e. Model Modular
keperawatan bisa bekerjasama dalam tim, serta diberi tanggung jawab penuh
untuk mengelola 8-12 kasus. Seperti pada model primer, tugas tim keperawatan
ini harus tersedia juga selama tugas gilir (shift) sore-malam dan pada hari-hari
libur, namun tanggung jawab terbesar dipegang oleh perawat profesional.
Perawat profesional bertanggung jawab untuk membimbing dan mendidik perawat
non profesional dalam memberikan asuhan keperawatan. Konsekuensinya peran
perawat profesional dalam model modular ini lebih sulit dibandingkan dengan
perawat primer. Model modular merupakan gabungan dari model tim dan primary
model.
f. Model Manajemen Kasus
Model manajemen kasus merupakan generasi kedua dari model primary
nursing.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Primer
Keperawatan primer ialah metode penugasan di mana satu orang perawat
bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien. Hal ini
dilakukan mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Keperawatan primer
mendorong praktik kemandirian perawat, karena
rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan
kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan, dan mengkoordinasi asuhan keperawatan selama pasien
dirawat.
B. Kelebihan
a. Memberikan peningkatan autonomi pada pihak perawat, jadi meningkatkan
motivasi, tanggung jawab, dan tanggung gugat.
b. kontinuitas perawatan sesuai perawat primer memberikan atau mengarahkan
perawatan sepanjang hospitalisasi.
c. Membuat ketersediaan peningkatan pengetahuan psikososial pasien dan
kebutuhan fisik, karena perawat primer melakukan pengkajian riwayat dan fisik,
mengembangkan rencana perawatan, dan melaksanakannya sebagai kesatuan
antara pasien dan pekerja kesehatan lain.
d. Meningkatkan pelaporan dan kepercayaan antara perawat dan pasien yang akan
memungkinkan pembentukan hubungan terapeutik.
e. Memperbaiki komunikasi informasi pada dokter.
f. Menghilangkan pembantu perawat dari administrasi perawatan pasien langsung.
g. Membebaskan manajer perawat klinis untuk melakukan peran manajer
operasional: untuk menghadapi masalah staf dan penugasan dan memotivasi serta
mendukung staf.
C. Kekurangan
a. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.
b. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode
lain
karena
lebih
Kepala ruangan
Kepala ruangan
Kepala ruangan
Perawat Primer
Pasien
Perawat
Pelaksana
Perawat
Pelaksana
Perawat
Pelaksana
(Evening)
(Night)
Jika diperlukan
(Days)
diskusi
keperawatan
kepada
perawat
asosiet.
8. Melakukan evakuasi asuhan keperawatan dan membuat laporan.
9. Melakukan tindakan keperawatan tertentu yang membutuhkan kompetensi
kompleks.
10. Membuat perencanaan pulang
11. Memeriksa atau mengevaluasi laporan keadaan klien yang telah dibuat PA.
12. Melakukan penyuluhan kepada klien dan keluarga.
13. pelaksanaan asuhan keperawatan.
14. Menilai hasil pekerjaan kelompok dan mendiskusikan permasalahan yang
ada.
15. Menciptakan kerja sama yang harmonis.
16. Melakukakolaborasi dengan tim kesehatan lain dan mengikuti visit atau
ronde medik.
17. Mengikuti ronde keperawatan.
18. Mengikuti kegiatan ilmiah.
19. Mengorientasikan klien baru pada lingkungan
b. Perawat Asosiet
1. Mengikuti serah terima klien dinas pagi bersama perawat primer, sore dan
malam.
2. Mengikuti pre atau post comference dengan perawat primer.
3. Melakukan pengkajian awal pada klien baru jika perawat primer tidak ada di
tempat.
4. Melaksanakan rencana keperawatan.
5. Membuat rencana keperawatan pada klien baru jika perawat primer tidak ada
ditempat.
6. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan berdasarkan format dokumentasi
keperawatan yang ada diruangan
8. Menyiapkan klien untuk memeriksa
diagnostic
atau
laboratorium,
13. Melakukan mdinas rotasi sesuai jadual yang sudah dibuat oleh kepala
ruangan.
14. Mengikuti visit dokter atau ronde keperawatan jika tidak ada PP
15. Mengantikan peran atau tugas PP yang lain jika PP tidak ada.
16. Mengidentifikasi dan mencataa tingkat ketergantungan lien setiap shif
17. Melaksanakan kebijakan yang ditentukan oleh kepala ruangan.
c. Pembantu Perawat
1. Membersihkan meja.
2. Menyediakan alat.
3. Membersihkan alat alat yang digunakan
4. Mengantar klien konsul
5. Membawa urinal atau pispot ke dan dari klien
6. Menyiapkan makan dan minum
7. Membantu klien kekamar mandi
8. Membantu klien BAK atau BAB
9. Membantu menganti alat tenun
d. Perawat Pelaksana
1. Pengkajian
a)
b)
d)
a)
Mengkaji
kesiapan
klien
dan
diri
waktu
istirahat
lainnya
f) Melaksanakan asuhan keperawatan
g) Menunjang
pelaporan,
dengan
dengan
anggota
mencatat
tim
tim
tindakan
dengan
askep
a) Menyiapkan
menunjukkan
bahan
yang
diperlukan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada tindakan yang komprehensif dari filosofi keperawatan,
perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan keperawatan dari hasil
pengkajian kondisi pasien untuk mengkoordinir asuhan keperawatan. Dalam aplikasi
metode keperawatan primer, perawat primer bertanggung jawab kepada setiap pasen
untuk mengkaji kondisi kesehatan, keadaan kehidupannya, dan kebutuhan
keperawatan. Selain itu, perawat primer memberikan perawatan sesuai rencana yang
dibuatdan mengoordinasi perawatan yang diberikan oleh anggaota tim kesehatan
lainya, misalnya memberikan rujukan atau konsultasi dengan dokter atau lainnya
untuk memberikan asuhan keperawatan individual, mengevaluasi keberhasilan asuhan
keperawatan yang dicapai, serta menyiapkan pasien pulang (discharge planning).
Keunggulan dari metode ini adalah asuhan keperawatan lebih konprehensif dengan
memperlakukan pasien secara holistic. Kelemahan dari metode ini adalah biaya relatif
lebih tinggi dibandingkan metode lain karena hanya membutuhkan tenaga profesional.
B. Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini, pembaca khususnya mahasiswa
keperawatan dan perawat dapat memahami Model Asuhan Keperawatan Primer serta
dapat menerapkannya pada praktik manajemen keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/101993558/MAKALAH-METODE-KASUS
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi9vbq0i6TM
AhVScY4KHXY-CWQQFghRMAg&url=http%3A%2F%2Fthesis.umy.ac.id%2Fdatapublik
%2Ft24595.pdf&usg=AFQjCNG3_agJqQfhhvL4c-wjFWvsCfX7g&sig2=Y1zFCEy8POAC3dWyX_aJiQ&bvm=bv.119745492,d.c2E