Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
OLEH:
Reza Fitra Kusuma Negara
NIM. 120070300011074
2.
3.
vaskuler dan edema paru. Perubahan otonom pada fungsi ventrikel adalah perubahan
gelombang T dan P dan disritmia, fibrilasi atrium dan vebtrikel, takikardia.
Akibat adanya perdarahan otak akan mempengaruhi tekanan vaskuler, di mana
penurunan tekanan vaskuler menyebabkan pembuluh darah arteriol akan berkontraksi.
Pengaruh persarafan simpatik dan parasimpatik pada pembuluh darah arteri dan arteriol
otak tidak begitu besar.
F. Pathway
Kecelakaan
Cedera primer/langsung
As. Laktat
Vasodilatasi cerebri
Produk ATP
Hipoksia
Energi berkurang
Fatigue
Pe TIK: mual,
muntah
Nyeri Akut
Kelemahan Fisik
G. Komplikasi
Komplikasi yang sering dijumpai dan berbahaya menurut (Markam, 1999) pada cedera
kepala meliputi :
1.
Koma
Penderita tidak sadar dan tidak memberikan respon disebut koma. Pada situasi ini
secara khas berlangsung hanya beberapa hari atau minggu, setelah 16 masa ini
penderita akan terbangun, sedangkan beberapa kasus lainnya memasuki vegetatife
2.
3.
4.
5.
state. Walaupun demikian penderita masih tidak sadar dan tidak menyadari lingkungan
sekitarnya. Penderita pada vegetatife state lebih dari satu tahun jarang sembuh.
Kejang/Seizure
Penderita yang mengalami cedera kepala akan mengalami sekurang-kurangnya sekali
kejang pada masa minggu pertama setelah cedera. Meskipun demikian, keadaan ini
berkembang menjadi epilepsy
Infeksi
Fraktur tulang tengkorak atau luka terbuka dapat merobekkan membran (meningen)
sehingga kuman dapat masuk infeksi meningen ini biasanya berbahaya karena
keadaan ini memiliki potensial untuk menyebar ke system saraf yang lain
Hilangnya kemampuan kognitif
Berfikir, akal sehat, penyelesaian masalah, proses informasi dan memori merupakan
kemampuan kognitif. Banyak penderita dengan cedera kepala mengalami masalah
kesadaran.
Penyakit Alzheimer dan Parkinson
Pada khasus cedera kepala resiko perkembangan terjadinya penyakit Alzheimer tinggi
dan sedikit terjadi Parkinson. Resiko akan semakin tinggi tergantung frekuensi dan
keparahan cedera.
Pemeriksaan Penunjang
1. CT-Scan (dengan atau tanpa kontras) : mengidentifikasi luasnya lesi, perdarahan,
determinan ventrikuler, dan perubahan jaringan otak. Catatan : Untuk mengetahui
adanya infark / iskemia jangan dilekukan pada 24 - 72 jam setelah injuri.
2. MRI : Digunakan sama seperti CT-Scan dengan atau tanpa kontras radioaktif.
3. Cerebral Angiography: Menunjukan anomali sirkulasi cerebral, seperti : perubahan
jaringan otak sekunder menjadi udema, perdarahan dan trauma.
4. Serial EEG: Dapat melihat perkembangan gelombang yang patologis
5. X-Ray: Mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan struktur
garis(perdarahan/edema), fragmen tulang.
6. BAER: Mengoreksi batas fungsi corteks dan otak kecil
7. PET: Mendeteksi perubahan aktivitas metabolisme otak
8. CSF, Lumbal Punksi :Dapat dilakukan jika diduga terjadi perdarahan subarachnoid.
9. ABGs: Mendeteksi keberadaan ventilasi atau masalah pernapasan (oksigenisasi) jika
terjadi peningkatan tekanan intrakranial
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
A. Aktivitas dan Istirahat
Mayor : lemah, kaku, hilang keseimbangan
Minor : perubahan kesadaran, letargi, hemiparase, ataksia cara berjalan tak tegap,
kehilangan tonus otot
B. Sirkulasi
Mayor : perubahan tekanan darah atau nomal (hipertensi), perubahan frekuensi
jantung (bradikardi, takikardi yang diselingi dengan bradikardi, disritmia)
C. Integritas Ego
Mayor : perubahan tingkah laku atau kepribadian (tenang atau dramatis)
Minor : cemas, mudah tersinggung, agitasi, bingung, depresi, impulsif
D. Eliminasi
Mayor : inkontinensia kandung kemih/ usus atau mengalami gangguan fungsi
E. Makanan/Cairan
Mayor : mual, muntah, dan perubahan selera makan
Minor : muntah, gangguan menelan (batuk, air liur, disfagia)
F. Neurosensori
Mayor : kehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar jawaban, vertigo,
sinkope, tinitus, perubahan dalam penglihatan (diplopia, fotofobia)
Minor : perubahan kesadaran sampai koma, perubahan status mental (orientasi,
kewaspadaan, perhatian, konsentrasi), perubahan pupil (respon terhadap cahaya,
simetri), deviasi pada mata, kehilangan penghindraan, wajah tidak simetri,
genggaman lemah, apraksia, hemiparase, kejang, sangat sensitive terhadap
sentuhan dan gerakan
G. Nyeri/kenyamanan
Mayor : sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda
Minor : wajah menyeringi, respon menarik pada rangsangan nyeri yang hebat,
gelisah tidak bisa istirahat, merintih
H. Pernapasan
Mayor : perubahan pola napas, stridor, ronki, mengi positif
I. Keamanan
Mayor : trauma baru karena kecelakaan
Minor : fraktur/dislokasi, gangguan kognitif, gangguan rentang gerak, tonus otot
hilang, demam
DATA
O
1.
Subjektif (S)
Objektif (O)
PROBLEM
ETIOLOGI
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan
cerebral
berhubungan
perfusi
jaringan
dengan
cerebral
penekanan
1. Perubahan
kesadaran
ditandai dengan
sampai
koma,
perubahan
status
mental
(orientasi,
perhatian,
kewaspadaan,
konsentrasi),
pupil
(respon
cahaya,
pada
perubahan
simetri),
genggaman
apraksia,
hemiparase.
2. perubahan tekanan darah
(hipertensi),
terhadap
deviasi
penghindraan,
nomal
(respon
kehilangan
atau
pupil
terhadap
mata,
lemah,
perubahan
kognitif,
perubahan
(bradikardi,
frekuensi
takikardi
yang
Subjektif (S)
1. Merintih
2. sakit kepala
Peningkatan
tekanan
nyeri akut
intra
dengan
peningkatan
dengan
yang berbeda
dengan
intensitas
wajah
dan
lokasi
Objektif (O)
berbeda,
diselingi
tidak
bisa
respon
gelisah
menyeringi,
yang
dengan
istirahat.
bradikardi,
disritmia).
disritmia)
Subjektif (S)
Kelemahan fisik
Objektif (O)
lemah,
keseimbangan
2. perubahan kesadaran,
perubahan
letargi
3. Hemiparase
4. Ataksia cara berjalan tak
tegap
5. Kehilangan tonus otot
6. gangguan rentang gerak
7. perubahan kesadaran
sampai koma
kaku,
hilang
keseimbangan,
kesadaran,
letargi,
Subjektif (S)
Gangguan Persepsi
sensori
Objektif (O)
1. perubahan
tingkah
Peningkatan
tekanan
intra
laku
atau
dramatis)
dramatis)
misalnya
misalnya
cemas,
mudah
impulsive
2. wajah
tidak
simetri,
genggaman
lemah,
apraksia,
kejang,
lemah,
terhadap
kejang,
sensitive
sentuhan
hemiparase,
hemiparase,
sangat
apraksia,
kewaspadaan,
perhatian,
konsentrasi),
dan
gerakan
3. perubahan status mental
(orientasi,
5
kewaspadaan,
perhatian, konsentrasi),
Subjektif (S)
Objektif (O)
Peningkatan
tekanan
intra
Nutrisi
kurang
berhubungan
dari
kebutuhan
dengan
tubuh
peningkatan
1. perubahan kesadaran
sampai koma
2. mual, muntah, dan
sampai
koma,
mual,
muntah,
dan
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Tujuan :
Mandiri :
Mandiri :
berhubungan
dengan
1. Refleks
pembuluh
keperawatan selama 3 x 24
jaringan
kesadaran,
dan
menentukan
1. Perubahan kesadaran
berespon
penekanan
darah
dan
INTERVENSI
HASIL
memperbaiki
RASIONAL
tingkat
membuka
mata
motorik
kemampuan
terhadap
stimulus
sampai
koma,
perubahan
status
kriteria hasil :
pupil
mental
(orientasi,
kewaspadaan,
digerakan
oleh
perhatian,
untuk
konsentrasi),
perubahan
menentukan
saraf
refleks
pupil
(respon
terhadap
cahaya,
simetri),
deviasi
pada
mata,
kehilangan
menit.
penghindraan,
genggaman
lemah,
apraksia, hemiparase.
2. perubahan
darah
atau
tekanan
nomal
(hipertensi), perubahan
frekuensi
2. Monitor tanda-tanda
jantung
vital tiap 30
peningkatan
tekanan
intracranial
adalah
diastolik
serta
yang
irreguler
terhadap
adanya
peningkatan
metabolisme
(bradikardi,
takikardi
sebagai
kognitif,
rentang
gangguan
gerak,
infeksi.
tonus
Untuk
tanda-tanda
terhadap
mengetahui
keadaan
syok
akibat perdarahan.
3. Perubahan kepala pada satu
sisi
otot
reaksi
dapat
menimbulkan
hilang, demam
batuk
yang
mengedan,
pengukuran
urin
berlebihan,
pertahankan
dan
hindari
otak,
untuk
itu
dapat
meningkatkan
tekanan
intrakranial.
4. Dapat mencetuskan
otomatik
respon
penngkatan
intracranial
oksigen
sesuai
kondisi pasien.
2. Berikan
obat-obatan
dengan
yang
Kolaborasi :
diindikasikan dengan tepat dan benar
1. Dapat menurunkan hipoksia otak.
(kolaborasi).
2. Membantu
tekanan
menurunkan
intrakranial
secara
udem
otak,
inflamasi,
Obat
anti
kejang
untuk
peningkatan
muntah
dengan
ditandai
merintih,
sakit
pada
frekuensi
(bradikardi,
yang
Tujuan :
Mandiri :
Setelah di lakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 1. Mempertahankan bedrest selama fase
jam nyeri teratasi
akut.
kriteria hasil :
2. Berikan
tindakan
nonfarmakologi
1. Nyeri hilang/ erkontrol.
untuk menghilangkan sakit kepala,
2. Mengikuti regimen
misalnya kompres dingin pada dahi,
3. farmakologi
yang
pijat punggung dan leher, tenang,
diresepkan.
redupkan
lampu
kamar, tehnik
4. Menunjukkan penurunan
relaksasi,
dan
aktivitas
waktu
dalam
tanda-tanda
senggang
intoleransi fisiologi
3. Hilangkan./minimalkan
aktivitas
vasokonstriksi
yang
dapat
meningkatkan sakit kepala, misalnya
mengejan saat BAB, batuk panjang,
dan membungkuk.
4. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai
kebutuhn.
diselingi
bradikardi,
5. Berikan cairan, makanan lunak,
perawatan mulut yang teratur bila
terjadi perdarahan hidung atau
kompres hidung telah dilakukan untuk
menghentikan perdarahan.
tekanan intrakranial.
Mandiri :
1. Meminimalkan
stimulasi/meningkatkan
relaksasi.
2. Tindakan yang menurunkan
tekanan vascular serebral dan
yang memperlambat/memblok
respon simpatis efektif dalam
menghilangkan sakit kepala
dan komplikasinya.
3. Aktivitas yang meningkatkan
vasokonstriksi menyebabkan
sakit kepala pada adanya
peningkatan tekanan vascular
serebral.
4. Pusing dan penglihatan kabur
sering berhubungan dengan
sakit kepala. Pasien juga dapat
mengalami episode hipotensi
postural.
5. Meningkatkan
kenyamanan
umum. Kompres hidung dapat
mengganggu menelan atau
membutuhkan nafas dengan
mulut, menimbulkan stagnasi
sekresi oral dan mengeringkan
membrane mukosa.
Kolaborasi :
Kolaborasi :
Berikan obat sesuai indikasi :
Analgesik.
3.
Tujuan :
berhubungan
dengan
keperawatan selama 3 x 24
dengan
lemah,
jam
hilang
keseimbangan,
perubahan
kaku,
kesadaran,
letargi,
hemiparase,
masalah
gangguan
foot drop
otot
3.
dan
rentang
gangguan
gerak
perubahan
sampai koma
Mobilisasi bertahap
resiko
terjadi
iskemia/trauma jaringan
2. Mencegah
terjadinya
subluksasio lengan
3. Meningkatkan
menurunkan
resiko
trauma mencegah
klien
5. Pantau tingkat kemampuan mobilisasi 4. Partisipasi
keluarga
dapat
serta
darah,
vaskularisasi
memberikan
terapi
yang
konsisten
kesadaran
dapat
memberikan
mengenai
informasi
pemulihan
dan
4.
Gangguan
persepsi
sensori
berhubungan
dengan
peningkatan
muntah
dengan
tingkah
ditandai
perubahan
laku
atau
Tujuan :
Mandiri :
masalah
Ciptakan
Mandiri :
suasana
lingkungan
yang
1. Menurunkan
nyaman
stimulasi
misalnya
2. Klien
cemas,
tersinggung,
bingung,
impulsive,
mudah
agitasi,
diberikan
yang
perhatian
Cari
tahu
proses
patogenesis
yang
mendasari
genggaman
lemah,
apraksia,
3. Kesadaran
mental
atau
masalah
akan
tipe/daerah
penglihatan, taktil
perawatan
4. Munculnya gangguan presepsi
berdampak
terhadap
kemampuan
membedakan
(orientasi,
dan
kewaspadaan, perhatian,
konsentrasi)
rentang
dalam
kejang,
mengalami
pemahaman
tidak
simetri,
hemiparase,
depresi,
wajah
mungkin
keterbatasan
benda
inteprertasi
lingkungan
kriteria hasil :
membedakan
yang
menimbulkan
kebingungan
penglihatan
dapat
perubahan
persepsi-sensori teratasi.
sejumlah
kerusakan
berpengaruh
Catat adanya proses hilang perhatian
terhadap salah satu sisi tubuh dan
yang terlupakan
buruk
pada
kinetik
agnosia
mengarah
Memberikan
penglihatan
dan
stimulus
sentuhan
klien
mengidentifikasi
ketidakkonsistenan
presepsi
5.
Nutrisi
kurang
kebutuhan
berhubungan
dari
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan
dengan
keperawatan selama 3x 24
ditandai
perubahan
sampai
dengan
kesadaran 1. Tidak
koma,
mual,
ada
1. Timbang
berat
badan
berkala
pemberian nutrisi
2. Mengkaji bila terjadi perubahan
yang signifikan
3. Beri makan melalui NGT
Kriteria hasil :
intergritas
stimulus
Mandiri :
Mandiri :
tubuh
dan
dari
tanda-tanda
malnutrisi
2. Berat badan dalam batas
normal
selera
makan
dan
3. Konjungtiva ananemis
gangguan
menelan 4. Tonus otot baik
dari
klep
sehingga
dibantu
asupan
4. Hitung kebutuhan nutrisi perhari
dan catat intake makanan
5. Kaji
fakor
penyebab
mempengaruhi
yang
kemampuan
kedalam tubuh
4. Menentukan
pemilihan
Koaborasi :
Albumin,
masuk
menerima makan/minum
Kolaborasi
makanan
:
BUN),
Pemeriksaan
pemasangan
lab(Hb,
NGT,
Kolaborasi :
Mengidentifikasi nutrisi, kebutuhan
organ dan respon terhadap terapi
nutrisi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E.1999.Rencana Asuhan Keperawatan ed-3. Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif.2008.Buku Ajar asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan sistem persarafan.
Jakarta : Salemba Medika
Smeltzer, Suzanne C.2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 3 ed-8. Jakarta : EGC