Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ISSN : 2303-2960
ABSTRACT
The purpose to know influence feed from golden apple snail flour for survival,
growth, and feed efficiency of snake head (C. striata). There search used completely
randomized design with five treatments and three replications. The treatments were AR 1
(0 % golden apple snail flour : 50 % fish flour), AR 2 (12.5 % golden apple snail flour :
37.5 % fish flour), AR 3 (25 % golden apple snail flour : 25% fish flour), AR 4 (37.5 %
golden apple snail flour : 12.5% fish flour) and AR 5 (50% golden apple snail flour : 0 %
fish flour). The parameters observed were survival rate, absolute weight growth, absolute
length growth and feed efficiency.The results of this research showed that the highest
survival ratewas 86.67 % (AR 4). The highest bsolute weight and length growth was 4.96 g
and 0.9 cm (AR 5). Whereas, the highest feed eficiency was 29.45 % (AR 1). In
observation histology of snake head found hemoragi and nekrosit hepatosit in all treatment,
before treatment and AR 1, AR 2, AR 4 dan AR 5 found congesti at snake head, whereas
fat degeneration at snake head before treatment.
Key words : Snake head, golden apple snail flour
PENDAHULUAN
Ikan
gabus
(Channa
striata)
Selatan,
ada
161
di
memanfaatkan
pasaran
berasal
ikan
dari
gabus
hasil
demikian
yaitu
sebesar
30.300
ton
(Warta
tepung
minggu
menjadi
salah
satu
kendala
dalam
dengan
pemberian
pakan
pakan
dicari alternatif
bahan pakan
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Desember 2012 - Februari 2013
bertempat di Laboratorium Budidaya
Perairan,
Program
Studi
Budidaya
keong
protein
mas
mempunyai
sekitar
57,67%
162
Cara Kerja
Pembuatan Tepung Keong Mas
Tepung
keong
mas
dibuat
cm x 30 cm x 30 cm, 2) DO meter, 3)
Rancangan percobaan
Penelitian
ini
sampai
menggunakan
ikan
gabus
selama
masa
pemeliharaan di laboratorium.
AR 1 = Pakan dengan 0 % tepung
keong mas dan 50 % tepung
ikan
AR 2 = Pakan dengan 12,5 % tepung
keong mas dan 37,5 % tepung
ikan
AR 3 = Pakan dengan 25 % tepung
keong mas dan 25 % tepung
ikan
AR 4 = Pakan dengan 37,5 % tepung
keong mas dan 12,5 % tepung
ikan
AR 5 = Pakan dengan 50 % tepung
keong mas dan 0 % tepung ikan
lendir
keluar.
Proses
dipotong
dalam
-1
sebanyak 2 g.kg
Selanjutnya
keong
dibawah sinar
Selanjutnya,
natrium
benzoat
matahari
ditumbuk
dikeringkan
dan
hari.
diayak
163
Pembuatan
dengan
16.00 WIB.
pakan
dimulai
Setelah
proses
aklimatisasi
diaduk
padatan,
Hasil
dan
hingga
cetakan
membentuk
dipotong-potong
(diberi
makan
hingga
pemberian
kenyang).
Frekuensi
pakan
selama
perlakuan.
sesuai perlakuan
yang
telah
kelangsungan
164
Penghitungan
Efisiensi
pakan
x 100%
145
(
=
Keterangan :
SR = Tingkat kelangsungan
hidup (%)
Nt = Jumlah ikan hidup pada Akhir
pemeliharaan ekor)
No = Jumlah ikan pada
awal pemeliharaan (ekor)
Pertumbuhan
panjang
FE
Wt
Wo
mutlak
x 100%
Keterangan :
D
Pertumbuhan panjang mutlak
L = L2 - L1
pada
awal
dan
akhir
pemeliharaan.
Analisa Data
sebagai
berikut :
W = Wt-W0
Keterangan :
W = Pertumbuhan bobot mutlak (g)
Wt = Bobot ikan akhir pemeliharaan (g)
W0 = Bobot ikan awal pemeliharaan (g)
kelangsungan
hidup,
analisis
berdasarkan
pola
ragam,
dilakukan
Rancangan
Acak
165
70
70
76,67
20
0
25
37.5
50
% keong mas
sidik
ragam
pakan
mengakibatkan
pakan yang
Sopian
rendahnya
nilai
(2013),
kelangsungan
bahwa
hidup
Lampiran 2.
40
Hasil
86,67
50
12.5
60
dalam
147
mekanisme
homeostatik,
166
keong
mas
yang
memiliki
Pertumbuhan panjang
mutlak (cm)
0,9
0.8
0.6
0,4
Kordi
(2009)
menyatakan
0,5
0.4
0.2
0
0
12.5
25
37.5
50
% keong mas
0.9
0,7
ragam
menunjukkan
bau
banyak
akan
lemak pada
tengik.
Ikan
mengkonsumsi
lemak,
mengalami penimbunan
yang
juga
bobot
Pertumbuhan bobot
mutlak (g)
4,96
4,44
3,48 3,55
2,97
12.5 25 37.5 50
% keong mas
Gambar 2. Pertumbuhan
mutlak ikan gabus (g)
Prihadi
(2007),
menyatakan
167
meliputi
sifat
keturunan,
ketahanan
makanan,
sedangkan
Nilai
kimia
dan
biologi perairan.
Faktor
efisiensi
pada Gambar 4.
35
30
25
20
15
10
5
0
dalam
Prihadi,
(2007),
terjadi
jika
jumlah
makanan
18,97
setiap
21,47
18,97
12,74
12.5
25
37.5
50
% keong mas
tubuhnya.
Faktor
yang
mempengaruhi
jaringan
baru
dalam
Kordi,
(2009)
konsumsi
pakan,
terjadi
penurunan
pada
29,45
berfungsi
pakan
pada
umumnya
dilihat
dari
analisis
sidik
ragam
Menurut
Kordi
(2011),
168
efisiensi
pakan
dari
semua
nabati.
Bahan
baku
nabati
secara
al.(2005),
menyatakan
faktor
yang
Nilai efisiensi
oleh
digunakan
rendah,
bahan
memiliki
pakan
yang
kecernaan
yang
berikut ini :
Tabel 1. Kisaran fisika kimia air benih ikan gabus selama Penelitian.
Perlakuan
0
Suhu ( C)
AR 1
24 31
67
AR 2
24 31
67
AR 3
25 31
67
AR 4
25 31
67
AR5
24 31
67
Batas toleransi
24 32,7
6,5 9
Keterangan*: Sukadi (1989) dalam Kordi (2011)
0,85 1,11
0,84 1,20
0,86 1,39
0,93 0,96
0,83 1,12
3
Amonia (mg.L1
)
0,21 1,99
0,21 0,71
0,21 1,11
0,21 1,9
0,21 1,1
<1
169
Nilai
pH
penelitian
optimal
ikan
sensitif
maka
terhambat
selama
pertumbuhan
dan
ikan
sangat
diekskresikan
lingkungan
yang
erat
metabolisme
reproduksi
lebih
pada
rendah.
kandungan
mempengaruhi
relatif
dengan
laju
untuk
pernafasan
dan
(Effendi,
2003,
dalam
Almaniar., 2011).
170
haemorhagie
pada
semua
perlakuan.
sedangkan nekrosis
hepatosit
terdapat pada AR 1, AR 2, AR 3, AR 4
(Dipublikasikan).
Ayuningtias, A.M., 2008. Efektivitas
campuran meniran Phyllanthus
niruri dan bawang putih Allium
sativum untuk pengendalian infeksi
bakteri Aeromonas hydrophila pada
ikan lele dumbo Clarias sp. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Departemen Budidaya Perairan.
Program Studi Teknologi dan
Manajemen Akuakultur. Bogor
(Dipublikasikan).
Almaniar, S. 2011. Kelangsungan hidup
dan pertumbuhan benih ikan gabus
(Channa striata) pada pemeliharaan
dengan padat tebar yang berbeda.
Skripsi. Fakultas Pertanian Program
Studi Budidaya Perairan Universitas
Sriwijaya.
Indralaya
(tidak
dipublikasikan).
Dewantoro, G.W. 2001. Fekunditas dan
produksi larva pada ikan cupang
(Betta splendens Regan) yang
berbeda umur dan pakan alaminya.
Fakultas
Biologi,
Universitas
Nasional Jakarta. Jurnal Iktiologi
Indonesia, l. (2): 49 52.
171
172