Sie sind auf Seite 1von 2

Daun beluntas yang digunakan dalampenelitian ini adalah daun beluntas yangdiambil dari

tanaman yang terdapat di daerahkampus Universitas Sam Ratulangi. Daunya n g di a mb i l


i a la hd a un ya n g b er ad a pa da pertengahan ranting, karena kadar f l a v o n o i d n y a
l e b i h t i n g g i d a r i p a d a k a d a r flavonoid pada daun beluntas yang masihmuda atau
berada di pucuk. Pengeringans a m p e l d i l a k u k a n s e c a r a a l a m i
y a i t u dikeringkan dengan diangin-anginkan padaudara terbuka dengan tidak dikenai
sinarma t ah a r i l an gs un g, k ir a- k ir ap a da s u hu ka ma r yaitu 25-30C selama 2 minggu
untuk menghilangkan air dan mencegah terjadinyaperubahan kimia (daun cepat busuk
sehinggadapat menghasilkan mikroorganisme yangdapat merubah senyawa kimia
yangterkandung di daun tersebut). Daun beluntaskembali di oven pada suhu 40 C selama 3
hariagar air yang masih terdapat dalam daunbeluntas dapat lebih diminimalisir. Sampelyang
telah kering diblender untuk memperluaspermukaan serta membantu pemecahand i n d i n g
d a n m e m b r a n s e l , s e h i n g g a l e b i h mudah memaksimalkanproses
ekstraksi.Ekstraksi merupakan proses pemisahansuatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannyaterhadap dua cairan tidak saling larut yangberbeda (Rahayu, 2009). Metode
yangdigunakan dalam penelitian ini adalahe ks tr ak s i ma s e r as i. M a s e ra s i ad al a h s al ah
s at u metode pemisahan senyawa dengan caraperendaman menggunakan pelarut organik pada
temperatur ruangan. Proses ekstraksi initidak dilakukan dengan metode soxhlet
karenadikhawatirkan ada golongan senyawafl av on o id ya n g t i da k t ah a np an a s , s el a in
i tu senyawa flavonoid mudah teroksidasi padasuhu yang tinggi. Proses maserasi
sangatmenguntungkan dalam isolasi senyawa bahanalam karena selain murah dan
mudahdilakukan, dengan perendaman sampeltumbuhan akan terjadi pemecahan dinding
danmembran sel akibat perbedaan tekanan antaradi dalam dan di luar sel, sehingga
metabolitsekunder yang ada dalam sitoplasma akanterlarut dalam pelarut. Pelarut yang
mengalirke dalam sel dapat menyebabkan protoplasmamembengkak dan bahan kandungan
sel akanlarut sesuai dengan kelarutannya (Lenny,2006).Semakin lama waktu
ekstraksi,kesempatan untuk bersentuhan makin besarsehingga hasilnya juga bertambah
sampai titik jenuh larutan. Kontak antara sampel danpelarut dapat ditingkatkan apabila
dibantu

51
dengan pengocokan agar kontak antara sampeldan pelarut semakin sering terjadi,
sehinggaproses ekstraksi lebih sempurna. Pelarut yangdigunakan dalam penelitian ini adalah
etanol96% p.a. Pemilihan pelarut ini karena senyawaflavonoid yang ada dalam daun
beluntasmerupakan senyawa yang bersifat polarsehingga harus dilarutkan dengan pelarut
yangbersifat polar. Suatu molekul bersifat polarapabila tersusun atas atom-atom yang
berbedadan molekul yang tersusun atas atom-atomyang sama.
Vacum
y a n g d i p a k a i d a l a m p r o s e s maserasi berfungsi untuk mempermudahproses
penguapan pelarut dengan memperkeciltekanan dalam
vacum
daripada di luarruangan, sehingga temperatur di bawah titik di di hd a np e l ar ut da pa t
me n gu a p. Warna hijau pekat pada filtrat terbentuk karena pelarut yang digunakan tidak
hanyame ng e ks tr ak s i s e n ya w a f l av on oi d me l a i nk a n juga mengekstraksiklorofil yang
ada dalamtumbuhan. Filtrat hasil penyaringandifraksinasi dengan metode ekstraksi caircairmenggunakan corong pisah dengan pelarut n-heksana untuk memisahkan senyawasenyawanonpolar seperti klorofil, triterpen, lemak dansenyawa nonpolar lain. Penambahan nheksana sebanyak 100 ml memisahkansenyawa nonpolar yang ada dalam ekstrak

danmeningkatkan koefisien distribusi.Penambahan n-heksan menyebabkan terbentuk 2 fase


dan terdapat endapan pada dindingdasar corong pisah yang berwarna cokelat,karena kedua
pelarut tersebut memiliki berat jenis dan kepolaran yang berbeda. Berat jenisn-heksana lebih
besar dari pada etanols e hi ng ga la p is an n- he ks an a b er ad ad i ba gi an bawah dan
lapisan etanol berada di bagianatas.Pemisahan senyawa flavonoid daunbeluntas dilakukan
dengan metodekromatografi lapis tipis (KLT). KLTmerupakan suatu metode pemisahan
suatusenyawa berdasarkan perbedaan distribusi duafase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase
diamyang digunakan ialah plat silika gel yangbersifat polar, sedangkan eluen
yangd i g u n a k a n s e b a g a i f a s e g e r a k b e r s i f a t s a n g a t polar karena
mengandung air. Kepolaran fasediam dan fase gerak hampir sama, tetapi masihlebih polar
fase gerak sehingga senyawaflavonoid yang dipisahkan terangkatmengikuti aliran eluen,
karena senyawaflavonoid bersifat polar. KLT yang digunakanterbuat dari silika gel dengan
ukuran 20 cm x20 cm GF254 (Merck). Penggunaan bahans il ik a ka re na pa da u mu mn ya
s il i ca di gu n ak an untuk memisahkan senyawa asam-asamamino, fenol, alkaloid, asam
lemak, sterol dant e r p e n o i d . P l a t K L T
s i l i k a g e l G F 2 5 4 diaktifasidengan cara diovenpada suhu
1 0 0 C selama 1 jam untuk menghilangkan airyang terdapat pada plat KLT(Sastrohamidjojo,
2007).Eluen yang dipakai dalam KLT ialaheluen campuan n-butanol : asam asetat : air(BAA)
(4:1:5) yang mampu memberikanpemisahan terbaik. Karena dari komposisinya,eluen tersebut
bersifat sangat polar sehinggabisa memisahkan senyawa flavonoid yang jugabersifat polar.
Eluen yang baik ialah eluenyang bisa memisahkan senyawa dalam jumlahyang banyak yang
ditandai dengan munculnyanoda. Noda yang terbentuk tidak berekor dan jarak antara noda
satu dengan yang lainnya jelas (Harborne, 1987).Spektrofotometer UV-Vis merupakansuatu
metode yang digunakan untuk identifikasi struktur dari suatu senyawa.Metode ini digunakan
untuk mengidentifikasisenyawa flavonoid yang didapat dari hasilpemisahan senyawa dengan
KLT. Pemakaiankuersetin dalam Spektrofotometer UV-Vissebagai pembanding rutin
dikarenakankuersetin merupakan senyawa yang paling luaspenyebarannya dan 25% terdapat
padat u m b u h a n . F l a v o n o l m e r u p a k a n s a l a h s a t u jenis flavonoid yang
paling banyak ditemukandalam bunga maupun daun tumbuhan, hanyasedikit sekali yang
ditemukan pada bagiantanaman yang berada di bawah permukaant a n a h . F l a v o n o l
t e r d i r i a t a s k u e r s e t i n , kaemferol, dan mirisetin. Kuersetin
umumnyamerupakan komponen terbanyak dalam suatutanaman.
KESIMPULAN
D ar i h as i l pe n el i t i an ya n g t e l ah di l ak uk an dapat disimpulkan bahwa flavonoid dapat
diisolasi dan di identifikasi dari daun beluntasdengan metode kromatografi lapis tipis
danspektrofotometer UV-Vis dan jenis senyawaflavonoid yang ditemukan ialah flavonol.
SARAN
Perlu adanya penelitian lebih lanjuttentang identifikasi jenis senyawa flavonoidyang ada pada
daun beluntas menggunakanmetode spektrofotometer lain seperti MS,N M R d an I R
d an pe rb a nd in g an ka nd un ga n
52
flovonoid pada daun beluntas yang ditanam diberbagai lokasi.

Das könnte Ihnen auch gefallen