Sie sind auf Seite 1von 15

General Control & Application Control (Audit Sistem Informasi

Midterm#2 of 2)
General Control
General Control/ IT General Control(ITGC) adalah kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan
aplikasi sistem informasi dan mendukung fungsi dari application control dengan cara membantu
menjamin keberlangsungan sistem informasi yang ada.
Tujuannya untuk menjamin pengembangan dan implementasi aplikasi secara tepat, serta menjamin
integritas dari program, data files dan operasi komputer.
Bentuk ITGC yang sering digunakan :
1.
IT Organization Structure
2.

Logical access controls over system, applications, and data.

3.

System development life cycle controls.

4.

Program change management controls.

5.

Data center physical security controls.

6.

System and data backup and recovery controls.

7.

Computer operation controls.

Struktur Organisasi IT
CIO bertanggungjawab atas IT dan merancang serta memelihara IT, IT resource, IT metric dan
menetukan IT mana yang akan dikejar. Berikut struktur yang dibawahi oleh CIO
1.
Operation unit : Help desk, tellecomunication network admin web operation, change
controller, librarian, data entry personnel, end user
2.
Technical support unit : data center, information center, network/LAN admin, Web admin, user
training
3.

Data unit : database admin (DBAs), Data admin

4.

System and app development unit : System aanalyst, programmer, tester

Data storage and security


Keamanan data harus dijaga ketika data ada di tempatnya, saat sedang dikirim, dan saat disimpan.
Bentuk pengamanan data antara lain :
1.
Pelatihan penggunaan email dan internet
2.

Larangan pemasangan aplikasi selain yang telah ada di komputer

3.

Aplikasi dijaga dalam program libraries

4.

Penggunaan software yang menghapus file tertentu secara otomatis (misal antivirus)

5.

Back up data, backup diletakkan di fasilitas yang jauh dari tempat operasional

6.
Electronic vaulting, backup dikirim secara elektronik sehingga tidak memerlukan pengiriman
secara fisik
System development and maintenance
Yang berperan dalam system development :
1.
Systems proffesional : system analyst, database designer dan programmer yang merancang
dan membangun sistem
2.

End user : manajer dan personil operasional

3.

Stakeholder

Pemeliharaan sistem dilakukan dengan membuat perubahan pada logika program untuk
mengakomodasi perubahan kebutuhan user seiring berjalannya waktu.
Yang melakukan pengembangan sistem dan pemeliharaan sistem perlu dipisahkan untuk
menghindari :
1.
Dokumentasi yang kurang cukup
2.

Program fraud, yaitu mengubah program module untuk tujuan perbuatan ilegal

Segregation of incompatible IT functions


Untuk mendukung pengendalian IT, perlu ada pemisahan wewenang yang berhubungan dengan IT
dalam struktur organisasi. Pemisahan ini antara lain :
1.
Pemisahan pengembangan sistem dengan aktivitas operasi
2.

Pemisahan administrasi database dari fungsi lainnya

Logical access control over system, application and data


Logical access control digunakan untuk menjamin bahwa akses ke OS, data dan program/aplikasi
dibatasi hanya kepada pengguna yang berwenang. Bentuk logical access control dapat berupa :
1.
User id dan password
2.

Access control list

3.

Token device

Logical access control biasa dibutuhkan untuk melakukan remote access control baik dari pihak
internal maupun eksterna. Remote acceass control dapat berupa
1.
Dedicated Lines
2.

Automatic dial-back.

3.

Secure sockets layer (SSL):

4.

Multifactor authentication:

5.

Virtual private networks (VPN)

Application development
Pengendalian umum dalam pengembangan sistem :
1.
Dokumentasi syarat pengguna sistem dan pengukuran atas pencapaian dari syarat-syarat
tersebut
2.
Penggunaan proses formal dalam menjamin bahwa syarat dari pengguna tercermin dalam
rancangan dan pengembangan dari sistem.
3.

Pengujian atas aplikasi dan antarmuka oleh pengguna

4.

Merencanakan pemeliharan aplikasi.

5.

Peengendalian atas proses perubahan atas aplikasi,.

6.
Untuk pengembangan menggunakan outsource, harus ada penilaian atas kelangsungan
usaha vendor.
System development life cycle
1.
System planning, set IT policy, approve plan monitor and oversight, and asess impact of IT
2.
System analysis; menunjukkan kekurangan sistem lama, mengajukan permintaan rancangan
sistem baru, melakukan feasibility studies
3.

Testing, menguji kualitas dari sistem


Testing terdiri atas kegiatan : (a) merencang rencana pengujian, (b) mengumpulkan atau
membuat skenario pengujian, (c) melaksanakan pengujian (d) mengumpulkan dan
mengevaluasi feedback dan (e) melaporkan hasil
Pengujian dapat dilakukan melalui dua phase, unit/performance testing dan system testing.

Unit performance dilakukan untuk menemukan bug dalam aplikasi, system testing dilakukan
untuk menemukan bug yang muncul saat aplikasi berkomunikasi dengan program lain dalam
sistem.
4.
Conversion, proses penutupan sistem lama dan migrasi data ke sistem baru. Untuk
mengurang error saat migrasi dapat menggunakan : hash total, record count, visual inspection.
5.

Implementation, memulai sistem baru, pendekatan dalam implementasi :

1.

Bigbang/cutover, langsung pindah ke sistem baru, sistem lama tidak dipakai lagi

2.

Phased, di implementasikan bertahap dalam beberapa fase

3.
Pilot, melakukan implementasi menggunakan versi pengujian dan dijalankan sampai
dilakukan implementasi penuh.
4.

Parallel, sistem lama dan baru dijalankan bersamaan dalam periode tertentu

6.

Documentation, mencatat spesifikasi, fitur keamanan, proses backup dan pencegahan fraud

Review auditor internal tehadap aktivitas SDLC, auditor haruslah memeriksa pengendalian yang
berhubungan dengan :
1.
User approval, but the efficient one.
2.

Authorization procedures for program changes and new code development.

3.

Pengujian software dan quality control.

4.

Kemampuan staf proyek

Refinement/change management
Refinement terhadap aplikasi dapat dilakukan menggunakan patch. Patch adalah software yang
dirancang untuk memperbaiki permasalahan dalam program atau untuk memperbaru program atau
data pendukungnya. Perubahan atas aplikasi haruslah disetujui ioleh manajemen, sesuai standar
pengembangan dan di tes di lingkungan "sandbox".
Dalam melakukan refinement perusahaan perlu mempertimbangkan untuk mengevaluasi investasinya
pada IT, antara lain :
1.
Cost and benefit dari investasi IT baik berwujud maupun tidak
2.

Melakukan feasibility studi yg terdiri dari : scheduling, operational, technical dan economic

3.

Mempetimbangkan melakukan outsource

Data Center Physical Security Control


Dalam melakukan pengamanan data center hal-hal yang perlu diperhatikan :
1.
Lokasi , mempengaruhi kemungkinan rusaknya bangunan dan adanya bencana alam
2.

Konstruksi bangunan

3.
Physical access, seperti adanya batasan akses atas ruangan menggunakan security code,
fingerprint atau keycard
4.
Air conditioning, mencegah rusaknya HW dalam kondisi suhu yang terlalu tinggi, atau risiko
kerusakan karena listrik statis saat kelembaban turun.
5.
Fire suppression, adanya alarm kebakaran di tempat tertentu, pemadam api (fire
extingusher)di lokasi.
6.
Fault tolerance, dapat menggunakan redundant arrays of indepent disk (RAID yaitu
menyimpan data yang sama di beebrapa tempat penyimpanan di lokasi yang sama) dan UPS.
Metode dalam pemrosesan data dapat berupa :
1.
Centralized, semua data diakses dari satu server di pusat organisasi
2.

Decentralized

3.

Distributed, data didistribusi di beberapa server yang saling berhubungan dalam jaringan

Prosedur audit terhadap physical security control:


1.
Menguji konstruksi fisik
2.

Menguji sistem deteksi kebakaran

3.

Menguji access control

4.

Menguji RAID

System and Data Backup and Recovery control


Perlu adanya Disaster Recovery Plan (DRP), DRP memiliki 4 fitur :
1.
Identifikasi aplikasi penting
2.

Menciptakan tim DRP

3.

Menyediakan tempat backup

4.

Specify backup and off-site storage procedures

Jenis-jenis off-site facility :


1.
Hot site, fully stocked with HW needed, but not have org.'s data.
2.

Cold site, empty space with no computer but is set up and ready for data center.

3.

Warm site, a site partway between hot site and cold site

4.
Reciprocal aggrement, persetujuan antar beberapa organisasi membagi sumber daya saat
terjadi kegagalan sistem
Operating System Control
Ruang Lingkup Pengendalian OS antara lain :
1.
Controlling access privilege, pengendalian berupa privilege/hak khusus yang menentukan
directories, file, aplikasi dll yang dapat diakses oleh seseorang, tergantung dari jabatannya.
2.
Password control, pengendalian berupa password untuk akses, password yan baik haruslah
diubah secara rutin, panjang dan menggunakan kombinasi huruf dan angka
3.
Virus Control, pengendalian terhadap malware seperti virus, worm, logic bomb, back door
dan trojan horse, dapat menggunakan software antivirus, pembatasan akses internet dan
pemasangan aplikasi tambahan.
4.
System Audit Trail Control,
audit trail adalah jejak-jeka transaksi yang berhubungan dengan bukti audit, systemaudit trail adalah
catatan/log yang merekam aktifitas signifikan dalam tingkatan sistem, aplikasi maupun pengguna.
Terdapat dua jenis pengawasan audit log : (1) log of individual keystroke dan (2) event oriented logs .
pengendaliannya dapat berupa : pengawsan aktifitas user, waktu log-on dan log off, upaya log on yg
gagal, akses terhadap file atau aplikasi tertentu.
Internal auditing and vulnerability management
Terdapat 6 indikator lemahnya manajemen terhadap kerentanan sistem
1.
Tingginya jumlah insiden keamanan
2.

Ketidakmampuan mengidentifikasi kerentanan IT secara sistematis

3.
Ketidakmampuan untuk menilai risiko yang berhubungan dengan kerentanan sistem dan
memprioritaskan mitigasi risiko ersebut
4.

Hubungan antara manajemen IT dan pengamanan IT yang kurang harmonis

5.

Kurangnya manajemen atas aset

6.
Kurangnya konfigurasi proses manajemen terintegrasi dengan upaya mitigasi atas risiko
keamanan.

Cara meningkatkan manajemen kerentanan sistem


1.
Meminta dukungan manajemen senior
2.

Inventarisir seluruh aset IT dan kerentanan yang ada pada aset tersebut

3.

Memprioritaskan mitigasi atas risiko

4.
Mengurangi kerentanan sistem dengan menyajikan proyek yang direncanakan kepada
manajemen IT
5.
Secara terus menerus memutakhirkan penemuan aset, uji atas kerentanan dan proses
remediasi
6.

Menggunakan manajemen patch secara otomatis dan alat penemu kerentanan sistem.

Malicious software (malware), adalah software yang dirancang untuk mendapatkan akses ke
komputer pengguna dengan tujuan mengendalikan atau merusak sistem atau mencuri data. Dapat
berupa :
1.
Virus, kode yang menempelkan dirinya ke media penyimpanan, dokumen atau executable
files dan menyebar ketika file tersebut dibagikan ke orang lain
2.
Worms, dapat mereplikasi dirinya sendiri dan mengganggu jaringan/komputer; tidak
menempel kepada program/kode yang telah ada menyebar melalu mengirimkan self copies (kage
bunshin?) ke komputer lain melalui jaringan. Worms digunakan untuk membuka lubang di keamanan
jaringan dan melakukan DdoS yang dapat menganggu bandwith jaringan.
3.
Trojan horses, menyembunyikan dirinya menggunakan social engineering, seakan-akan
program berguna (contohnya di web tertentu ada tombol download palsu, atau lewat email yg
menipu), sekali terpasang di komputer dapat memasang software berbahaya lain yang berguna bagi
penulis program seperti :
1.

banker programs; mencuri data rekening

2.
worm

backdoor/trapdoor; bypass otentikasi normal untuk remote access, dapat juga berupa

3.

root kits : alat yang terpadang pada "root" / level admin/superuser

4.
trojan proxies : menggunakan komputer yang terinfeksi sebagai perantara untuk
mengirim spam
5.

piggyback; membolehkan user yang tidak berwenang untuk memasuki jaringan

6.
logic bomb : malware yang dormant, baru aktif apabila ada variabel khusus( aksi,
tanggal, ukuran) untuk menghancurkan data, misalnya apabila klik save maka semua data
hilang/tanggal tertentu semua data dihapus.
Other malware
1.
box nets: program chat untuk mengirim perintah secara bersamaan kepada semua sistem
atau mengupload malware
2.

spamtools : mengumpulkan alamat email untuk mengirim spam

3.
keylogger : menyimpan "keystroke" untuk mencuri password saat user sedang mengetikkan
passwordnya
4.
dialer : perangkat lunak yang mampu menghubungkan sebuah komputer ke Internet guna
mengirimkan informasi yang didapat oleh keylogger, spyware atau malware lain ke seseorang
sehingga menguntungkan penyedia jasa internet karena biaya internet menjadi besar.
other external threats
1.
hacker, orang yang berusaha mengakses sistem tanpa otorisasi, kalau ada maksud kriminal
disebut cracker (biskuit)

2.

Phishing/spoofing, website yang terlihat identik dengan yg resmi

3.

Pharming, melakukan redirect url ke situs hacker

4.
Evil twin, saudara kembar yg jahat, jaringan wifi dioperasikan palsu seakan-akan jaringan
legitimate.
5.

Identity theft, judul film , berpura-pura menggunakan data identitas seseorang secara ilegal.

6.
Warddriving software, berkeliling ke berbagai ke tempat untuk mencari, mengekplorasi,
bahkan mungkin juga mengekplotasi jaringan wireless yang ditemukan.
Internal threat
1.
Asynchronous attack; melemahkan sistem dengan mengubah parameter yang melemahkan
keamanan saat shutdown komputer
2.

Data diddling; secara sengaja memanipulasi data

3.

Data hiding; menyembunyikan data dengan manipulasi nama file/ekstensi

4.

Backdoor/trapdoor

5.

Rounding down and salami technique

Server/mainframe malware
1.
Serangan hacker, banyak dilakukan pada server yang tersedia untuk umum
2.
Network sniffer, orang yang mengendus mendeteksi nomer kartu kredit melalui paket data
yang dikirim pada jaringan.
Protecting system from malware and computer crime
1.
Menggunakan sandbox, ya semacam virtual OS, OS inside an OS, VMWare dkk, yang
terpisah dari sistem asli sehingga aktifitas pada sandbox tidak mempengaruhi sistem.
2.

Menggunakan antivirus dan memutakhirkan software antivirus

3.

Hanya membolehkan mengunduh dari lokasi yang terpercaya

4.

Informasi sensitif hanya bisa diakses secara offline

5.

Menggunakan id dan password

Application Control
Aplication control adalah sistem pengendalian intern komputer yang berkaitan dengan pekerjaan atau
kegiatan tertentu yang telah ditentukan.
Tujuan pengendalian aplikasi :
1.
Input data akurat, lengkap, terotorisasi dan benar
2.

Data diproses sebagaimana mestinya dalam periode waktu yang tepat

3.

Data disimpan secara tepat dan lengkap

4.

Output yang dihasilkan akurat dan lengkap

5.

Adanya catatan mengenai pemrosesan data dari input sampai menjadi output

Jenis-jenis pengendalian aplikasi :


1.
Input Control
2.

Processing Control

3.

Output Control

4.

Integrity Control

5.

Management Trail

Input Control
Pengendalian input didesain untuk menjamin bahwa transaksi valid, akurat dan lengkap.
Classes of input control :
Source document control
Menggunakan dokumen sumber yang prenumbered dan berurutan serta secara periodik melakukan
audit atas dokumen sumber
Data coding control
mengecek integritas kode data(nomor rek pelanggan, kode persediaan dan bagan akun standar) yang
digunakan dalam pemrosesan.
Batch control, rekonsiliasi output yang dihasilkan dengan input yang dimasukkan

o
dalam sistem
o

Hash total, penjumlahan dari record data nonfinansial untuk menguji adanya
perubahan atas data.

Validation control
digunakan untuk mendeteksi kesalahan dalam data transaksi sebelum diproses. Terdapat tiga level
dalam input validation control :
Field interrogation; memeriksa karakteristik data dalam field

Missing data checks

Numeric-alphabetic data check

Zero value checks

Limit checks

Range checks

Validity checks

Check digit
Record interrogation; validasi seluruh record dengan memeriksa hubungan antar nilai

o
field

Reasonableness checks; cek nilai field apakah wajar

Sign checks; cek jumlah record apakah positif atau negatif

Sequence checks; cek apakah recordnya sudah sequntial/urut, tidak acak


File interrogation; memastika file yang diproses dalam sistem benar

Internal label checks; verifikasi apkah file yang akan diproses sesuai dengan

program

Version checks; verifikasi versi dari file yang akan diproses sudah sesuai

An expiration date check; mencegah penghapusan file sebelum daluwarsa

Input error correction


ketika error terdeteksi dalam batch, harus segera dikoreksi dan record disubmit ulang untuk diproses
ulang. Ada 3 teknik mengatasi error:

Correct immediately; sistem menghentikan prosedur entri data sampai user


melakukan koreksi atas kesalahan

Create an error file; saat error ditemukan, error diberi tanda untuk mencega
pemrosesan dan dipisahkan dari batch

Reject the batch; kesalahan yang menyebabkan batch secara total menjadi keliru,
maka seluruh batch harus ditolak sampai dikoreksi dan disubmit ulang

Generalized data input systems


teknik yang secara sentralisasi dilakukan untuk mengelola data yang diinput di seluruh sistem
pemrosesan dalam organisasi. Terdiri dari 5 komponen utama :

Generalized validation module (GVM)

Validated data file

Error file

Error report

Transaction log

Bentuk Input Control


Manual input control
Electronic input control

Field check; melakukan cek atas kelengkapan pengisian field

Format check; cek format pengisian field apakah sesuai

Drop down menus; menus drop down untuk menyeragamkan pengisian data

Edit check; uji data dalam field secara otomatis

Control total: pengendalian atas terjadinya perubahan dari jumlah hash total

Range test: hanya membolehkan entri data dalam range tertentu

Numerical test: mencegah adanya entri alfabet dalam field


Limit check; entri data diatas batasan tertentu dicegah atau membutuhkan

persetujuan

Check digit; mengecek kebenaran penjumlahan dengan menambah angka

tertentu dalam nilai field

Record count; menghitung jumlah record

Historical comparison; mengukur selisih dengan record lama

Overflow checking; membatasi panjang field untuk mencegah angka melebihi


dari maksimum yang diperbolehkan
Inquiry log; mengawasi akses ke record

o
o

Automated inputs; otomatisasi dapat mengurangi error dan meningkatkan kecepatan


input, termasuk :

Optical character recognition

Scanner

RFID

Barcode

Magnetic ink character


Processing Control
Dibagi menjadi 3 kategori:
1.
Run-to-run control; pengendalian atas batch yang diproses yang melalui beberapa program
untuk memastikan bahwa seluruh batch diproses secara lengkap dan benar.
2.
Operator intervention control; pengendalian atas intervensi program yang secara manual
dilakukan oleh operator karena ada potensi human error didalamnya
3.
1.

Audit trail control, contoh audit trail:


Transaction logs

2.

Log of automatic transaction

3.

Listing of automatic transaction

4.

Unique transaction identifieers

5.

Error listing

Output Control
Output control adalah pengendalian yang memastikan bahwa output dari sistem tidak hilang, salah
arah, rusak dan privasi tidak dilanggar.
Dapat berupa:
1.
Error listing; saat terjadi kesalahan maka ada laporannya
2.
Reference documents; saat sistem mengalami gangguan, ada log mengenai memory saat
terjadi gangguan
3.

Spooling control; spool adalah alokasi memory sementara untuk output

4.
Working document; bukti asli (cek, invoice dsb) terjaga dengan baik, untuk membandingkan
antara input dengan output
5.
Report control; laporan yang dihasilkan akurat, sederhana, tepat waktu dan berarti serta data
yang didistribusikan aman
6.
Exception reporting; menyoroti data yang tidak biasa, agar dapat mengetahui sumber error yg
terjadi
Pengujian atas Application Control
1.
Black box approach(around the computer).
Auditor tidak menguji logika internal dari aplikasi, pemahaman atas aplikasi dilakukan dengan analisis
flowchart dan wawancara dengan personel.
Hanya menguji input yang dimasukkan dan melakukan verifikasi atas output yang dihasilkan.
2.
White box approach (through the computer)
Auditor menguji logika internal dari aplikasi, beberapa teknik uji pengendaliannya antara lain :
1.
Authenticity test, verifikasi apakah sesorang/program yang berusaha mengakses
sistem,otentik atau tidak
2.
Accuracy test, memastikan bahwa sistem hanya memroses data yang memenuhi
kriteria tertentu (misal range test, field test, limit test)
3.

Completeness test, identifikasi adanya data yang hilang dalam batch

4.

Redundancy test, memastikan bahwa aplikasi hanya memroses tiap record sekali

5.
Access test, memastrtikan bahwa aplikasi dapat mencegah pengguna untuk
mengakses data yang tidak sesuai kewenangannya
6.

Audit trail test, memastikan aplikasi menciptakan audit trail yang cukup

7.
program

Rounding error test/salami test, verifikasi kebenaran pembulatan yang dilakukan

Computer Assisted Audit Techniques (CAAT)Tools untuk menguji pengendalian


1.
Test Data method, digunakan untuk menguji integritas aplikasi dengan memproses input data
yang disiapkan khusus untuk menguji aplikasi yang sedang direview, hasil dari tes dibandingkan
dengan ekspektasi output yang diharapkan untuk mendapat evaluasi yang objektif atas logika aplikasi
dan keefektifan pengendalian. Tahapannya

1.
Creating test data, auditor menyiapkan data transaksi yang valid maupun tidak untuk
menguji input error, logical process dan irregularity.
2.
Base Case System Evaluation (BCSE), dilakukan dengan memproses seluruh jenis
transaksi secara berulang sampai didapatkan hasil; yang konsisten dan valid.
Tracing, teknik menguji aplikasi dengan mengikuti alur logika aplikasi.

3.

Keunggulan : (1) menyediakan auditor bukti eksplisit mengenai fungsi aplikasi (2) tidak
mengganggu operasi perusahaan (3) tidak banyak membutuhkan keahlian komputer yang
tinggi dari pihak auditor
Kelemahan : (1) auditor mendapatkan aplikasi untuk diuji dari personel perusahaan, sehingga
ada kemungkinan diberikan versi yang berbeda dari yang digunakan (2) hanya menyediakan
informasi integritas aplikasi di satu waktu tersebut (3) biaya tinggi.
2.
The Integrated Test Facility, teknik otomasi untuk menguji logika aplikasi dan pengendalian
saat operasi normal sedang berjalan
Keuntungan : (1) mendukung dilakukannya waskat atas pengendalian; (2) dapat menguji
aplikasi secara ekonomis tanpa mengganggu operasional.
Kelemahan : ada potensi merusak data perusahaan.
3.
Parallel simulation, dilakukan dengan menulis program yang mensimulasikan fitur kunci atau
proses aplikasi yang sedang direview. Tahapannya :
1.

Auditor harus memahami aplikasi yang akan dir eview

2.
disimulasi

Auditor mengidentifikasi proses dan pengendalian dalam aplikasi yang penting untuk

3.

Auditor membuat simulasi menggunakan 4GL atau GAS

4.
Auditor menjalankan program simulasi menggunakan data-data yang telah dipilih
untuk menghasilkan output
5.
Auditor mengevaluasi dan merekonsiliasi hasil simulasi dengan hasil apabila
menggunakan aplikasi aslinya.

GENERAL DAN APLICATION CONTROL


General Control Tests
General Control/ IT General Control(ITGC) adalah kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan
aplikasi sistem informasi dan mendukung fungsi dari application control dengan cara membantu
menjamin keberlangsungan sistem informasi yang ada.
Tujuannya untuk menjamin pengembangan dan implementasi aplikasi secara tepat, serta menjamin
integritas dari program, data files dan operasi komputer.
Bentuk ITGC yang sering digunakan : IT Organization Structure, Logical access controls over system,
applications, and data, System development life cycle controls, Program change management
controls., Data center physical security controls, System and data backup and recovery controls, dan
Computer operation controls.

General Control berlaku untuk semua komponen sistem , proses , dan data untuk
sebuah organisasi atau sistem lingkungan tertentu , termasuk : tata kelola TI ,
manajemen risiko , manajemen sumber daya , operasional TI , pengembangan
aplikasi dan pemeliharaan , manajemen pengguna , keamanan logis , keamanan fisik
, manajemen perubahan , backup dan recovery , dan kelangsungan usaha. Tujuan
utamanya adalah untuk memahami :
a.
tujuan audit di setiap daerah kontrol umum dan
b. sifat dari tes dimana auditor melakukan untuk mencapai tujuan tersebut .
Jenis Jenis General Control
1. operating system controls

memverifikasi bahwa kebijakan dan pengendalian prosedur keamanan cukup ketat


untuk melindungi sistem operasi terhadap hardware failure, software efforts,
destructive acts by employees or hackers, virus infection
2. data management controls

Tujuan dari data management control adalah melindungi terhadap akses tidak sah
atau kerusakan data & memadai backup data. Adapun control tersebut meliputi
kontrol terhadap:

access - encryption, user authorization tables, inference controls and


biometric devices are a few examples

backup - grandfather-father-son and direct access backup; recovery


procedures
3. organizational structure controls
Tujuan dari organizational structure control adalah:
menentukan apakah fungsi telah diidentifikasi dan dipisahkan sesuai dengan
tingkat paparan potensial
Tmenentukan apakah pemisahan ditopang lingkungan kerja yang mempromosikan hubungan formal
antara tugas-tugas yang tidak kompatibel
control terhadap: review organizational & systems documentation, observe behavior, and review
database authority tables
4. systems development controls
Tujuan dari system development control adalah untuk memastikan bahwa :
Kegiatan SDLC diterapkan secara konsisten dan sesuai dengan kebijakan manajemen
sistem diterapkan bebas dari kesalahan bahan dan penipuan
sistem ini dinilai tidak diperlukan dan dibenarkan di berbagai pos pemeriksaan di seluruh SDLC
dokumentasi sistem cukup akurat dan lengkap untuk memfasilitasi kegiatan audit dan pemeliharaan
Controls: systems authorization techniques, good development procedures, internal audit team
participation, appropriate testing of system
5. systems maintenance controls
Tujuan system maintenance controls : mendeteksi program pemeliharaan yang tidak sah dan
menentukan bahwa ...
prosedur perawatan melindungi aplikasi dari perubahan yang tidak sah
aplikasi bebas dari kesalahan bahan
perpustakaan Program dilindungi dari akses yang tidak sah
Controls: authorization requirements for program maintenance, appropriate documentation of
changes, adequate testing of program changes, reconciling program version numbers, review
programmer authority table, test authority table
6. computer center security and control
Computer center objectives: menentukan bahwa
kontrol keamanan fisik yang memadai melindungi organisasi dari eksposur fisik
pertanggungan asuransi pada peralatan yang memadai untuk mengkompensasi organisasi dari
penghancuran , atau kerusakan
dokumentasi Operator yang memadai untuk menangani operasi rutin serta kegagalan sistem
rencana pemulihan bencana organisasi memadai dan layak
Controls: well-planned physical layout, backup and disaster recovery planning, review critical
application list
7. Internet and Intranet controls
Internet & Intranet objectives: menentukan bahwa pengendalian komunikasi...
dapat mendeteksi dan memperbaiki pesan yang benar akibat kerugian dan kegagalan peralatan
dapat mencegah dan mendeteksi akses ilegal baik secara internal maupun dari Internet
akan membuat sia-sia data yang berhasil ditangkap oleh pelaku

cukup untuk menjaga integritas dan keamanan data yang terhubung ke jaringan
Controls:

equipment failure: line checks (parity & echo),and backups

subversive threats: access controls, encryption of data, and firewalls

message control: sequence numbering, authentication, transaction logs, request-response polling


8. electronic data interchange (EDI) controls
semua transaksi EDI diautorisasi, divalidasi, dan sesuai dengan kebijakan organisasi
tidak ada organisasi yang tidak sah yang mendapatkan akses ke catatan data base
mitra dagang resmi hanya memiliki akses ke data yang disetujui
kontrol yang memadai di tempat untuk memastikan transaksi EDI lengkap
Controls: sophisticated authorization & validation techniques, access controls, audit trail modules and
controls
9. personal computer controls
pengawasan dan operasi prosedur yang memadai untuk mengkompensasi kurangnya pemisahan
antara tugas pengguna , programmer , dan operator
akses ke mikrokomputer , file data , dan file program dibatasi untuk petugas yang berwenang
prosedur cadangan berada di tempat untuk mencegah data dan kehilangan program dari kegagalan
hardware
sistem seleksi dan akuisisi prosedur menghasilkan aplikasi yang berkualitas tinggi , bebas dari
kesalahan , dan dilindungi dari perubahan yang tidak sah
Controls: increased supervision, access & security controls, backup controls, systems development
and maintenance controls, systems development and acquisition controls
Aplication Control
Aplication control adalah sistem pengendalian intern komputer yang berkaitan dengan pekerjaan atau
kegiatan
tertentu
yang
telah
ditentukan.
Tujuan pengendalian aplikasi :
1. Input data akurat, lengkap, terotorisasi dan benar
2. Data diproses sebagaimana mestinya dalam periode waktu yang tepat
3. Data disimpan secara tepat dan lengkap
4. Output yang dihasilkan akurat dan lengkap
5. Adanya catatan mengenai pemrosesan data dari input sampai menjadi output
Aplication Control berkaitan dengan ruang lingkup proses bisnis individu atau sistem aplikasi,
termasuk : suntingan data, pemisahan fungsi bisnis ( misalnya , transc inisiasi terhadap otorisasi ) ,
menyeimbangkan total pengolahan , transc logging , dan pelaporan kesalahan .
Teknik untuk aplikasi komputer audit dibagi ke dalam dua kelas :
1 ) teknik untuk pengendalian aplikasi pengujian
2 ) teknik untuk memeriksa rincian transaksi dan saldo akun - substantif pengujian
1) Testing Aplication Control

Black

Box

Approach -

understanding

flowcharts, input procedures, & output results


White Box Approach - understanding the internal logic of the application : authenticity (access)
tests, accuracy tests, completeness tests, redundancy tests, audit trail tests, rounding error tests
Metode pengujian Data : pengujian untuk logika atau kontrol masalah - baik untuk sistem baru atau
sistem yang telah mengalami perawatan baru-baru ini
Base Case System Evaluation ( BCSE ) - menggunakan seperangkat transaksi uji
tracing - menunjukkan elektronik logika internal aplikasi
Uji Metode Data are not fool - proof
snapshot - satu titik dalam pemeriksaan kali
tingginya biaya pengembangan data uji yang memadai
White Box Testing Techniques
Integrated Test Facility ( ITF ) : sebuah otomatis , on- akan teknik yang memungkinkan auditor untuk
menguji logika aplikasi dan kontrol selama operasi normal
Parallel Simulation : auditor menulis program simulasi dan menjalankan transaksi yang sebenarnya
dari klien melalui sistem

2) Substantive Test
Substantive Test Techniques
Menelusuri kewajiban yang tidak tercatat
Konfirmasi piutang untuk memastikan mereka tidak dilebih-lebihkan
Menentukan nilai yang benar dari persediaan , dan memastikan mereka tidak dilebih-lebihkan
Menentukan ketepatan akrual untuk biaya yang dikeluarkan , namun belum menerima ( juga
pendapatan jika sesuai )
Embedded Audit Module
Modul yang sedang berlangsung yang menyaring transaksi non - materi
Dipilih , transaksi material yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam tes substantif
Membutuhkan sumber daya tambahan komputasi oleh klien
Sulit untuk mempertahankan sistem dengan pemeliharaan yang tinggi

Generalized Audit Software (GAS)


Very popular & widely used
Can access data files & perform operations on them:

screen data

statistical sampling methods


foot & balance
format reports
compare files and fields
recalculate data fields

Das könnte Ihnen auch gefallen