Sie sind auf Seite 1von 26

2.

Metode Penyusunan Anggaran Produksi


Anggaran produksi adalah rencana perusahaan untuk menghasilkan

produk perusahaan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan penjualan dengan
mempertimbangkan jumlah persediaan pada awal dan akhir periode tertentu.
Ilustrasi 5.1
Sebuah perusahaan merencankan menjual produknya 142.000 unit dalam
tahun 2010. Persediaan barang awal januari 2010 diperkirakan 20.000 unit.
Sedangkan persediaan barang akhir tahun 2010 diinginkan sebesar 15.000 unit.
Dari total volume penjualan dianggarkan sebesar 142.000 unit setahun,
direncanakan akan dijual dalam 12 bulan operasi, dengan rincian berikut :
TABEL 5.1
Anggaran biaya pemasaran
Bulan
Volume (unit)
Januari
15.000
Februari
16.000
Maret
16.000
April
14.000
Mei
12.000
Juni
10.000
Juli
7.000
Agustus
6.000
September
9.000
Oktober
11.000
November
12.000
Desember
14.000
Maka untuk tahun 2010 perusahaan harus memproduksi barang sebanyak 137.000
unit, yang berasal dari :
Tabel 5.2 volume produksi
Bulan
Volume penjualan
Volume persediaan akhir tahun
Volume persediaan awal tahun
Volume produksi

Volume
142.000
15.000
(20.000)
137.000

Dalam penyusunan anggaran produksi, perusahaan dapat menggunakan beberapa


metode produksi, yaitu :
a. Metode produksi stabil, adalah metode produksi dimana perusahaan
menetapkan volume produksi yang relatif sama dari bulan ke bulan,
kecuali untuk bulan tertentu yang volume penjualannya lebih tinggi.
b. Metode persediaan stabil, adalah metode produksi dimana perusahaan
menetapkan volume persediaan yang relatif sama dari bulan ke bulan,
kecuali bulan tertentu.
c. Metode fleksibel, adalah suatu metode produksi dimana perusahaan
menetapkan volume produksi yang berubah terus dari bulan ke bulan.
2.2

Anggaran Biaya Bahan Baku


Anggaran pembelian bahan baku adalah anggaran biaya bahan baku total

di tambah dengan persediaan bahn baku yang diinginkan pada akhir periode
akuntansi dikurangi dengan persediaan awal bahan baku pada awal periode ,
dikalikan dengan harga beli bahan baku tersebut pada tahun bersangkutan.
Ilustrasi 5.2
PT.Terang Dunia adalah sebuah perusahaan produsen meja di Bandung.
Pada akhir tahun 2009 perusahaan merencanakan memproduksi 3 jenis produk,
yaitu meja tipe MK-1 sebanyak 10.000 unit, 10.000 unit meja MM-5 dan 10.000
unit MB-2 untuk tahun 2010 mendatang. Setiap unit meja MK-1 membutuhkan 2
meter kayu, 1,5 meter melamin dan 1 meter pipa hias. Setiap unit MM-5
membutuhkan 3 meter kayu, 3 meter melamin dan 3 meter pipa hias. Meja MB-2
membutuhkan 3 meter kayu, 2 meter melamin dan 1,5 meter pipa hias. Sedangkan
harga beli kayu diperkirakan Rp.15.000 per meter, melamin Rp.20.000 per meter
dan pipa hias Rp.12.000 per meter.
Perusahaan merencanakan kepemilikan persediaan bahan baku akhir tahun
2010 sebanyak 10% kebutuhan bahan baku tersebut untu proses produksi selama
tahun 2010. Sedangkan persediaan bahan baku awal tahun diperkirakan 700 meter
kayu, 1.000 meter melamin dan 800 meter pipa hias. Diperkirakan harga beli
bahan baku tersebut stabil sepanjang tahun 2010.
Maka biaya bahan baku dianggarkan adalah sebesar :
Tabel 5.3

Anggaran biaya bahan baku total


Bahan
Kayu
Melamin
Pipa hias

MM-1

MM-5

MB-2

Per
uni
t
2
1,5
1

Per
uni
t
3
3
3

Per
uni
t
3
2
1,5

Total
(unit)
20.00
0
15.00
0
10.00
0

Total
(unit)
30.00
0
30.00
0
30.00
0

Total
(unit)

Harga per
Nilai (Rp)
unit (Rp)

80.00
0
65.00
0
55.00
0

15.000
20.000
12.000

1.200.000.000
1.300.000.000
660.000.000

Total

3.160.000.00
0

Total
(unit)
30.00
0
20.00
0
15.00
0

Untuk memproduksi setiap unit MK-1 dibutuhkan kayu 2 meter, 1,5 meter
melamin dan 1 meter pipa hias. Karena MK-1 diproduksi 10.000 unit produk
maka memerlukan sebanyak 20.000 meter kayu, 15.000 meter melamin dan
10.000 meter pipa hias. Begitupun untuk MM-5 dan MB-2 disesuaikan dengan
keterangan diatas.
Jadi total kebutuhan kayu sebanyak 80.000 meter merupakan penjumlahan
dari kebutuhan kayu MK-1, MM-5 dan MB-2. karena harga beli kayu adalah
Rp.15.000 per meter, maka biaya bahan baku kayu untuk memproduksi seluruh
produk adalah sebesar Rp.1.200.000.000. Begitupun untuk menghitung total
kebutuhan melamin dan pipa hias. Gabungan biaya bahan baku per jenis bahan
tersebut akan menghasilkan biaya bahan baku total sebanyak Rp.3.160.000.000
yang merupakan gabungan dari biaya bahan baku MK-1 MM-5 dan MB-2.

TABEL 5.4
Anggaran biaya bahan baku per unit produk
Kebutuhan bahan Harga
beli
Produk Bahan Baku
per unit produk per
unit
(unit)
bahan (Rp)
MK-1
Kayu
2
15.000
Melamin
1,5
20.000
Pipa hias
1
12.000
MM-5 Kayu
3
15.000

MB-2

Biaya per
jenis bahan
(Rp)
30.000
30.000
12.000
45.000

Melamin

20.000

60.000

Pipa hias
Kayu

3
3

12.000
15.000

36.000
45.000

Melamin

20.000

40.000

Pipa hias

1,5

12.000

18.000

Biaya bahan
per
unit
produk (Rp)
72.000
141.000

103.000

Untuk memproduksi setiap unit MK-1 dibutuhkan kayu 2 meter, 1,5 meter
melmin dan 1 meter pipa hias. Itu berarti setiap unit MK-1 membutuhkan kayu
senilai Rp.30.000 karena harga kayu Rp.15.000 per meter, membutuhkan melamin
sebanyak Rp.30.000 karena harga beli melamin Rp.20.000 per meter dan
membutuhkan pipa hias Rp.12.000 karena harga beli pipa hias Rp.12.000 per
meter. Berarti untuk memproduksi satu unit MK-1 dibutuhkan bahan baku
Rp.72.000. begitupun untuk produk MM-5 dan MB-2 dihitung dengan cara yang
sama sesuai dengan keterangan didalam tabel.
Anggaran pembelian bahan
Kebutuha Persediaan (unit)
Bahan
n produksi 1/1/201 31/12/201
(unit)
0
0
Kayu
80.000
7.000
8.000

Persediaan
Volume Harga
(unit)
(Rp)
87.300 15.000

Melamin

65.000

1.000

6.500

70.000

20.000

Pipa hias

55.000

8.000

5.500

59.700

12.000
Total
Rp.

Nilai (Rp)
1.309.500.00
0
1.410.000.00
0
716.400.000
3.435.900.00
0

Dari tabel biaya bahan baku yang telah disusun sebelumnya ,diketahui
bahwa perusahaan memerlukan kayu sebanyak 80.000 meter untuk kebutuhan
produksi selama satu tahun. Perusahaan menghendaki jumlah persediaan pada
akhir tahun sebanyak 10% dari kebutuhan tersebut, itu berarti sebanyak 8.000
meter disediakan sebagai persediaan kayu pada akhir tahun 2010. Sedangkan pada
awal tahun 2010,perusahaan memiliki kayu sebanyak 700 meter. Berarti,
perusahaan haru membeli kayu sebanyak 87.300 meter ( volume pembelian =
80.000 +8.000- 700). Dengan harga beli kayu sebesar Rp 15.000 per meter, maka
nilai pembelian kayu pada tahun 2010 adalah Rp 1.309.500.000. Begitupun
perhitungan untuk bahan baku melamin dan pipa hias dengan cara sama sesuai
keterangan tabel.
Total pembelian bahan baku pada tahun 2010 adalah Rp 3.435.900.000
yang merupakan gabungan dari pembelian dari sebanyak Rp 1.309.500.000 dan
pembelian melamin sebesar Rp 1.410.000.000 serta pembelian pipa hias sebesar
Rp 716.400.000.
Anggaran Pembelian Bahan Baku Bulanan
Dari anggaran pembelian bahan baku tahunan pada tabel 5.5, diketahui
bahwa kebutuhan kayu untuk memproduksi seluruh produk selama satu tahun
adalah sebesar 80.000 karena bulan januari direncanakan untuk memproduksi
sebanyak 10% dari total tahunan maka kebutuhan kayu pada bulan januari adalah
sebesar 10% dari 80.000 meter ya itu sebanyak 8000 meter. Perusahaan telah
menetapkan persediaan pada setiap akhir bulan adalah sebesarr 10% kebutuhan
bulanan yaitu 800 meter.sedangkang persediaan bahan baku pada awal bulan
januari 2010 adalah sebesar 8.100 meter .dengan harga beli sebesar Rp 15.000 per
meter kayu ,maka nialai pembelian kayu pada bulan januari adalah Rp
121.500.000.
TABEL 5.5 Anggaran pembelian bahan bulanan
Kebutuha Persediaan (unit)
Bahan
Bulan
n produksi 1/1/201 31/12/201
baku
(unit)
0
0

Pembelian
Volume Harga
(unit)
(Rp)

Nilai (Rp)

kayu

Melami
n

Januari

8.000

700

800

8.100

Februari

8.000

800

800

8.000

Maret

4.000

800

400

3.600

April

4.000

400

400

4.000

Mei

4.000

400

400

4.000

Juni

4.000

400

400

4.000

Juli

4.000

400

400

4.000

Agustus

4.000

400

400

4.000

Septembe
r

8.000

400

800

8.400

Oktober

12.000

800

1.200

12.400

November 8.000

1.200

800

7.600

Desember

12.000

800

8.000

19.200

total

80.000

Januari

6.500

6.500

650

6.150

Februari

6.500

6.500

650

6.500

Maret

3.250

325

325

2.925

April

3.250

325

325

3.250

Mei

3.250

325

325

3.250

Juni

3.250

325

325

3.250

Juli

3.250

325

325

3.250

Agustus

3.250

325

325

3.250

6.500

325

650

6.825

9.750

650

975

10.075

Septembe
r
Oktober

15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0

121.500.000
120.000.000
54.000.000
60.000.000
60.000.000
60.000.000
60.000.000
60.000.000
126.000.000
186.000.000
114.000.000
288.000.000
1.309.500.00
0

87.300
20.00
0
20.00
0
20.00
0
20.00
0
20.00
0
20.00
0
20.00
0
20.00
0
20.00
0
20.00

123.000.000
130.000.000
58.500.000.
65.000.000
65.000.000
65.000.000
65.000.000
65.000.000
136.500.000
201.500.000

kayu

November 6.500

975

650

6.175

Desember

9.750

650

6.500

15.600

total

65.000

Januari

5.500

800

550

5.250

Februari

5.500

550

550

55.500

Maret

2.750

550

275

2.475

April

2.750

275

275

2.750

Mei

2.750

275

275

2.750

Juni

2.750

275

275

2.750

Juli

2.750

275

275

2.750

Agustus

2.750

275

275

2.750

5.500

275

550

5.775

8.250

550

825

8.225

November 5.500

825

550

5.225

Desember

8.250

550

5.500

13.200

total

55.000

Septembe
r
Oktober

0
20.00
0
20.00
0

70.500

123.500.000
123.500.000
123.000.000

12.00
0
12.00
0
12.00
0
12.00
0
12.00
0
12.00
0
12.00
0
12.00
0
12.00
0
12.00
0
12.00
0
12.00
0

Nilai pembelian total Rp.

63.000.000
66.000.000
29.700.000
33.000.000
33.000.000
33.000.000
33.000.000
33.000.000
69.300.000
102.300.000
62.700.000
158.400.000
716.400.000
3.435.900.00
0

Metode yang sama digunakan untuk menentukan juamlah volume kayu


yang harus di beli pada bulan bulan berikutnya ,kecuali pada bulan desember.
Perusahan telah menentukan persediaan bahan baku pada bulan desember sebesar
10% dari kebutuhan total tahunan, maka nilai pembelian pada bulan desember
adalah sebesar Rp 288.000.000. Metode yang sama digunakan untun menghitung
volume dan nilai pembelian pada bulan-bulan berikutnya dan untuk bahan baku
lainya, penjumlahan dari nilai total pembelian kayu,melamin dan pipa hias akan
menghasilkan nilai pembelian ketiga jenis bahan baku total untuk tahun 2010
sebesar Rp 3.435.900.000.
2.3

Anggaran Biaya Tenaga Kerja


Anggaran biaya tenaga kerja merupakan rencana pembayaran biaya tenaga

kerja didalam suatu periode tertentu yang dibutuhkan untuk memproduksi seluruh
produk yang di rencanakan di dalam suatu periode tertentu . metode penetapan
tarif biaya tenaga kerja antara lain :
a. Tarif per jam kerja. Metode ini perusahaan tinggal menghitung aksiran
kebutuhan jam kerja keseluruhan yang dibutuhkan untuk memproduksi
seluruh produk yang direncanakan dalam suatu periode tertentu.
Ilustrasi 5.3
Misalnya, pt terang dunia dalam ilustrasi 5.2, pada akhir tahun 2009
memproduksi 3 jenis produk. Setiap unit meja MK-1 membutuhzkan 3 jzam kerja
langsung, MM-5 4 jam kerja langsung dan MB-2 5 jam kerja langsung.
Sedangkan untuk setiap pekerja langsung dibayar sebesar rp. 3000 perjam kerja
langsung.

Tabel 5.6
Anggaran biaya tenaga kerja langsung tahun 2010
Jam Kerja
Biaya TKL
Volume
Tarif per Per Unit
Produk
Produksi
Total
(jam)
Per Unit
produk
Total (Rp)
(unit)
(Rp)
(Rp)
Kain
10.000
3
30.000
3.000
9.000
90.000.000
120.000.00
Karet
10.000
4
40.000
3.000
12.000
0
150.000.00
Plastik
10.000
5
50.000
3.000
15.000
0
360.000.00
Total Rp
0
Maka biaya tenaga kerja yang dianggarkan adalah sebesar = (10.000 x 3 x
3.000) +(10.000 x 4 x 3. 000) +(10.000 x 5 x 3. 000) = 360.000.000. Untuk
memproduksi seluruh ke 3 jenis produk tersebut dengan volume produksi masing
masing sebesar 10.000 unit di butuhkan biaya tenaga kerja sebesar 360.000.000
b. Tarif per hari kerja. Jika pembayaran biaya tenaga kerja ditetapkan
berdasarkan hari kerja, maka harus dihitung hari kerja dalam satu bulan
atau satu tahun, dikalikan dengan jumlah tenaga kerja keseluruhan.
Ilustrasi 5.4
Pt. Terang Dunia dalam ilustrasi 5.2, pada akhir tahun 2009 berencana
memproduksi 3 jenis produk. Untuk menghasilkan seluruh produk tersebut
perusahaan merencanakan bekerja selama 278 hari dalam setahun dan
memperkerjakan 30 tenaga kerja. Sebanyak 8 orang pekerja digunakan untuk
memproduksi MK-1, 10 orang pekerja MM-5 dan sebanyak 12 pekerja MB-2
setiap tenaga kerja dibayar Rp 40.000.
TABEL 5.7
Anggaran Biaya Tenaga kerja langsung 2010
Upah per hari Hari
Kerja
Produk
(Rp)
Total (jam)
MK-1
40.000
278
MK-5
40.000
278

Jumlah Pekerja Biaya Tenaga


(orang)
kerja (Rp)
8
88.960.000
10
111.200.000

MB-2

40.000

278
total

12
30

133.440.000
33.600.000

Jika perusahaan menggunakan tarif per hari kerja, maka biaya tenaga kerja
yang dibutuhkan untuk memproduksi ketiga produk tersebut adalah sebesar =
30x278x40.000 = Rp. 333.600.000
Anggaran sebesar Rp 333.600.000 tersebut adalah anggaran biaya tenaga
kerja langsung untuk memproduksi MK-1 sebanyak 10.000 unit dalam satu taun
dengan dasar tarif per hari kerja. Dari total hari 278 hari kerja yang direncanakan
dalam setaun tersebut di alokasikan sebanyak 22 hari kerja untuk bulan
mei,juni,juli dan agustus. Sebanyak 20 hari kerja untuk bulan oktober, november
dan desember.

Bulan

Januari
Febuari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septembe

TABEL 5.7
Anggaran biaya tenaga kerja bulanan tahun 2010
Tarif
Jam Kerja Total
Biaya Tenaga Kerja per Hari
Perhar
(jam)
(Rp)
i (Rp)
MK MM MM
MK-1
MM-5
MM-2
-1
-5
-2
320.00 400.00 480.00
8
10
12
40.000
0
0
0
320.00 400.00 480.00
8
10
12
40.000
0
0
0
320.00 400.00 480.00
8
10
12
40.000
0
0
0
320.00 400.00 480.00
8
10
12
40.000
0
0
0
320.00 400.00 480.00
8
10
12
40.000
0
0
0
320.00 400.00 480.00
8
10
12
40.000
0
0
0
320.00 400.00 480.00
8
10
12
40.000
0
0
0
320.00 400.00 480.00
8
10
12
40.000
0
0
0
8
10
12
40.000 320.00 400.00 480.00

Jumlah Tenaga Biaya tenaga


Kerja
per kerja per Bulan
Bulan (orang)
(Rp)

26

31.200.000

26

31.200.000

26

31.200.000

26

31.200.000

22

26.400.000

22

26.400.000

22

26.400.000

22

26.400.000

26

31.200.000

r
Oktober

10

12

40.000

November 8

10

12

40.000

Desember

10

12

40.000

0
320.00

0
400.00

0
480.00

0
320.00

0
400.00

0
480.00

0
320.00

0
400.00

0
480.00

total

20

24.000.000

20

24.000.000

20

24.000.000

278

333.600.000

c. Tarif per Unit Produk. Jika pembayaran tenaga kerja ditetapkan


berdasarkan unit produksi yang dihasilkan , maka tinggal dihitung tarif
upah per unit produknya, dikalikan dengan volume produksi total.
Ilustrasi 5.5
PT. Terang Dunia dalam ilustrasi 5.2 sebelumnya pada akhir tahun 2009
merencanakan memproduksi tiga jenis produk. Untuk menghasilkan seluruh
produk tersebut perusahaan merencanakan membayar setiap pekerja sebesar Rp
11.000 per unit MK 1 , sebesar Rp 12.000 per unit MM 5 dan sebesar Rp
14.000 per unit MB 2.
TABEL 5.8
Anggaran biaya tenaga kerja
Produk
Upah Per Unit Produk
Volume Produksi
MK-1
11.000
10.000
MM-5
12.000
10.000
MB-2
14.000
10.000
Total Rp
370.000.000

Biaya Tenaga Kerja


110.000.000
120.000.000
140.000.000

Jika perusahaan menggunakan tarif per unit produk, maka biaya tenaga
kerja yang akan dilanggarkan adalah sebesar = (10.000 x 11.000) + (10.000 x
14.000) = Rp 370.000.000 untuk seluruh volume produksi dari setiap jenis produk
yang drencanakan.
Anggaran sebesar Rp 370.000. tersebut adalah anggaran biaya tenaga kerja
langsung untuk memproduksi MK 1 sebanyak 10.000 unit, MM 2 sebanyak

10.000 unit dan MB 3 sebanyak 10.000 unit dalam satu tahun dengan tarif upah
berdasarkan jumlah volume produksi.

TABEL 5.8A
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Bulanan Tahun 2010
Total biaya
TKL (Rp)

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

Volume
(unit)
1.000
1.000
500
500
500
500
500
500
1.000
1.500
1.000
1.500

Biaya TKL
(Rp)
11.000.000
11.000.000
5.500.000
5.500.000
5.500.000
5.500.000
5.500.000
5.500.000
11.000.000
16.500.000
11.000.000
16.500.000

Total

10.000

110.000.000 10.000

2.4

Volume
(unit)
1.000
1.000
500
500
500
500
500
500
1.000
1.500
1.000
1.500

Biaya TKL
(Rp)
12.000.000
12.000.000
6.000.000
6.000.000
6.000.000
6.000.000
6.000.000
6.000.000
12.000.000
18.000.000
12.000.000
18.000.000
120.000.00
0

Volume
(unit)
1.000
1.000
500
500
500
500
500
500
1.000
1.500
1.000
1.500
10.000

Volume (Rp)
14.000.000
14.000.000
7.000.000
7.000.000
7.000.000
7.000.000
7.000.000
7.000.000
14.000.000
21.000.000
14.000.000
21.000.000

37.000.000
37.000.000
18.500.000
18.500.000
18.500.000
18.500.000
18.500.000
18.500.000
37.000.000
55.500.000
37.000.000
55.500.000

140.000.000

370.000.000

Anggaran Biaya OverHead


Anggaran biaya overhead adalah seluruh biaya produksi selain biaya

bahan baku dan biaya tenaga kerja, yang direncanakan akan dibayarkan dalam
suatu periode tertentu. Biaya overhead mencakup tiga kelompok biaya yaitu biaya

bahan penolong, biaya tenaga kerja penolong dan biaya pabrikase lainnya.
Ilustrasi 5.6
PT.Terang Dunia dalam Ilustrasi 5.2 pada akhir tahun 2009 merencanakan
memproduksi tiga jenis produk, yaitu meja tipe MK-1 sebanyak 10.000 unit,
10.000 unit meja tipe MM-5 dan 10.000 unit MB-2 untuk tahun 2010 mendatang.
Setiap jenis meja membutuhkan cat, paku dan hiasan kaki meja sebagai bahan
penolong. Setiap unit meja membutuhkan cat sebanyak 0,25 liter, sebanyak 0,1 kg
paku dan 4 hiasan kaki meja. Diperkirakan harga beli cat sebesar Rp. 25.000 per
liter, dan harga beli paku diperkirakan sebesar Rp 18.000 per kg, dan harga 1buah
hiasan meja sebesar Rp 1.000. Gaji satpam pabrik di anggarkan sebesar Rp
24.000.000 per tahun. Gaji mandor produksi di anggarkan sebesar Rp 48.000.000
per tahun. Sedangkan anggaran biaya pabrikase lainya, mencakup biaya
penyusutan mesin sebesar Rp 12.500.000, biaya penyusutan bangunan pabrik
sebesar Rp 24.000.000. dan biaya listrik,air dan telephon pabrik sebesar Rp
40.000.000.
Besarnya biaya overhead tersebut disusun sesuai dengan criteria masingmasing, seperti terlihat di dalam table berikut:
TABEL 5.9
Anggaran Biaya Overhead
Jenis Biaya
-Biaya Cat
-Biaya paku
-Biaya hiasan kaki meja
# Biaya bahan penolong
-Gaji satpam pabrik
-Gaji mandor produksi
# Biaya tenaga kerja penolong
-Biaya listrik,air,telephon
-Biaya penyusutan aktiva tetap
# Biaya pabrikase lainnya
Total Rp
510.000.000

Jumlah
Parsial (Rp)
187.500.000
54.000.000
120.000.000

Total (Rp)

361.000.000
24.000.000
48.000.000
72.000.000
40.000.000
36.500.000
76.5000.000

#Perhitungan Tambahan:
Jenis Biaya
-biaya cat

Perhitungan
3x10.000x0,25x25.000

Jumlah (Rp)
187.500.000

-biaya paku

3x10.000x0,1x25.000

54.000.000

-biaya hiasan kaki meja

3x10.000x4x25.000

120.000.000

Tarif Overhead dan Manfaatnya


Tarif biaya overhead adalah biaya overhead yang ditetapkan sebagai dasar
menghitung biaya overhead per unit produk. Dalam menentukan tarif biaya
overhead, perusahaan dapat menggunakan dasar jumlah jam kerja dan volume
produk yang dihasilkan.
Dalam kasus pada Ilustrasi 5.6 jika perhitungan tariff biaya overhead
menggunakan dasar jam kerja langsung, sedangkan jumlah jam kerja total adalah
sebesar 120.000 jam kerja ( lihat tabel 5.6 anggaran ) maka besarnya tariff
overhead tersebut adalah

Tarif biaya overhead = 510.000.000 : 120.000


= Rp 4.250 per jam kerja langsung.
Jika dasar perhitungan tarif menggunakan volume produksi sebagai dasar

perhitungan tarif, sedangkan jumlah volume produksi adalah sebesar 30.000 unit
produk untuk ketiga jenis produk tersebut, maka besarnya tariff overhead tersebut
adalah :

Tarif biaya overhead = 510.000.000 : 120.000


= Rp 17.000 per unit produk.

Fungsi dari penentuan tariff biaya overhead adalah untuk menghitung anggaran
biaya produksi atau anggaran harga produk per unit produk.
Anggaran Overhead Bulanan
Ilustrasi 5.7
Dalam kasus PT.Terang Dunuia pada ilustrasi 5.6 misalnya perusahaan
telah menetapkan tariff overhead dengan dasar jam kerja langsung, yaitu sebesar

Rp 4.250 prjam kerja l;angsung, maka untuk menyusun anggaran overhead


bulanan adalah dengan mengalikan jumlah jam kerja total bulan dengan tariff
overhead perjam kerja langsung.
Anggaran sebesar Rp 510.000.000 tersebut adalah anggaran biaya
overhead untuk memproduksi MK-1 sebanyak 10.000 unit, MM-2 sebanyak
10.000 unit dalam satu tahun. Dari total volume produksi yang direncanakan
untuk satu tahun tersebut, dialokasikan masing-masing sebanyak 15% untuk bulan
Oktober

dan

Desember,masing-masing

sebanyak

10%

untuk

bulan

januari,februari, September dan November, dan masing-masing sebanyak 5%


untuk bulan-bulan sisanya. Pengalokasian volume penjualan tersebut didasarkan
pada data historis penjualan tahun-tahun sebelumnya.
Karena volume produksi telah dialokasikan di dalam volume produksi
bulanan, hal itu akan berpengaruh langsung terhadap jumlah jam kerja bulanan
setiap produk. Dari anggaran biaya teanaga kerja langsung tahun 2010 pada Tabel
5.6 diketahui jumlah jam kerja total yang diperlukan untuk memproduksi 10.000
unit MK-1 adalah sebanyak 30.000 jam kerja langsung. Untuk memproduksi
10.000 unit MM -5 diperlukan 40.000 jam kerja langsung. Dan untuk
memproduksi 10.000 unit diperlukan 50.000 jam kerja langsung.
TABEL 5.9A
Anggaran Biaya Overhead Bulananan Tahun 2010
Jam Kerja Total
Bulan
MK-1
MM-5
MM-2
Januari
3.000
4.000
5.000
Februari
3.000
4.000
5.000
Maret
1.500
2.000
2.500
April
1.500
2.000
2.500
Mei
1.500
2.000
2.500
Juni
1.500
2.000
2.500
Juli
1.500
2.000
2.500
Agustus
1.500
2.000
2.500
September
3.000
4.000
5.000
Oktober
4.500
6.000
7.500
November
3.000
4.000
5.000
Desember
4.500
6.000
7.500
TOTAL
30.000
40.000
50.000

Jam Kerja
Total
12.000
12.000
6.000
6.000
6.000
6.000
6.000
6.000
12.000
18.000
12.000
18.000
120.000

Tarif

Nilai

4.250
4.250
4.250
4.250
4.250
4.250
4.250
4.250
4.250
4.250
4.250
4.250
4.250

51.000.000
51.000.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
51.000.000
76.500.000
51.000.000
76.500.000
510.000.000

Bulan Januari karena dialokasikan sebesar 10% dari total produksi, jam
kerja langsung ( JKL ) yang diperlukan untuk memproduksi 1.000 unit MK-1
( 10% x 10.000 unit )pada bulan januari adalah sebesar 10% dari total jam yang
diperlukan untuk memproduksi 10.000 unit bulan januari MK-1 tersebut,yaitu
sebanyak 3.000 jam kerja langsung ( JKL = 10% x 30.000 JKL ).
Demikian pula untuk menghitung jam kerja langsung untuk MM-5 dan
MB2, digunakan metode yang sama. Dari perhitungan yang sama akan
menghasilkan 4.000 jam kerja langsung MM-5 dan 5.000 jam kerja langsung
MM-2 ppada bulan januari, sheingga pada bulan januari diperlukan jam kerja
langsung sebanyak 12.000 jam kerja langsung untuk memproduksi seluruh produk
pada bulan januari. Dengan tarif overhead sebesar Rp. 4,250 per jam kerja
langsung, maka bulan januari akan memerlukan biaya overhead sebesar Rpp.
51.000.000. metode yang sama digunakan pula untuk merencanakan biaya
overhead pada bulan-bulan berikutnya.
2.5

Anggaran Biaya Pproduksi


Anggaran biaya produksi dari suatu perusahaan manufaktur merupakan

gabungan dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung
dan anggaran biaya overhead.
Ilustrasi 5.8
Dalam ilustrasi 5.2. pt terang dunia memproduksi 10.000 unit MK_1 dan
10.000 unti MM-2 serta 10.000 unti MB-3 besarnya anggaran produksinya adalah
sebagai berikut :
a. Jika anggaran tenaga kerja disusun berdasarkan jam kerja, maka aggaran
biaya produksi total adalah sebagai berikut :

Table 5.10A
Anggaran biaya produksi tahun 2010
Jenis biaya

Jumlah (Rp)

Biaya bahan baku


Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead
Total

3.160.000.000
360.000.000
510.000.000
4.030.000.000

Jumlah biaya bahan baku yang dianggarkan telah dihitung menggunakan


anggaran biaya bahan baku (pada table 5.3) dan menghasilkan anggaran biaya
bahan baku sebesar Rp. 3.160.000.000. sedangkan biaya tenaga kerja langsung
ditetapkan dengan mengukanan dasar jam kerja langsung, akan menghasilakan
anggaran biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 360.000.000 seperti terlihat
pada table anggaran biaya tenaga kerja lngsung dengan dasar jam kerja langsung
pada table 5.6 sedagkan biaya overhead total, tidak akan dipengaruhi oleh metode
yang akan digunakan. Dimana total biaya overhead total yang dianggarkan adalah
sebsar Rpp. 510.000.000 ppada table 5.9 sehingga gabungan dari keseluruhan
biaya

tersebut

akan menghasilkan

biaya

produksi

total

sebesar Rpp.

4.030.000.000.
Karena perusahaan mengguanakan dasar jam kerja langsung untuk
menentukan tariff biaya tenaga kerja, maka resiko tidak tercapainya volume
produksi yang direncanakan harus diperhitungkan oleh manajemen perusahaan.
b. Jika anggaran tenaga kerja disusun berdasarkan hari kerja, maka naggaran
biaya produksi total adalah sebagai berikut :

Tabel 5.10B
Anggaran biaya produksi tahun 2010
Jumlah biaya
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead
Total

Jumlah (Rp)
3.160.000.000
333.000.000
510.000.000
4.003.600.000

Jumlah biaya bahan baku yang dianggarkan telah dihitung menggunakan


anggaran biaya bahan baku pada table 5.3 dan menghasilkan anggaran biaya
bahan baku sebesar Rp. 3.160.000.000. sedangkan biaya tenaga kerja langsung
ditetapkan dengan menggunakan dasar hari kerja. Dan menghasilkan anggaran

biaya tenaga kerja langsung dengan sebesar Rp 333.600.000, seperti terlihat dari
anggaran biaya tengaa kerja langsung dengan dasar hari kerja pada table 5.7
sedangkan biaya overhead total, tidak akan dipengaruhi oleh metode yang
digunakan dimana total biaya overhead total yang dianggarkan adalah sebesar Rp.
510.000.000 dari table 5.9 sehingga gabungan dari keseluruhan biaya tersebut
akan menghasilkan biaya produksi total sebesar Rp. 3.982.000.000.
Karena perusahaan menggunakan dasar jumlah hari kerja untuk
menentukan tariff biaya tenaga kerja, maka resiko tidak akan tercapainya volume
produksi yang direncakanan harus diperhitungkn oleh manajemen perusahaan.

c. Jika anggaran tenaga kerja disusun berdasarkan volume produksi, maka


anggaran biaya pproduksi total aalah sebagai berikut :

Table 5.10C
Anggaran biaya produksi
Jenis biaya
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead
Total

Jumlah (Rp)
3.160.000.000
370.000.000
510.000.000
4.040.000.000

Jumlah biaya bahan baku yang dianggarkan telah dihitung menggunakan


anggaran biaya bahan baku pada table 5.3 dan menghasilkan anggaran biaya
bahan baku sebesar Rp 3.160.000.000 sedangkan biaya tenaga kerja langsung
ditetapkan dengan menggunakan dasar volume produksi, akan menghasilkan
anggaran biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 370.000.000 seperti terlihat dari
anggaran biaya tenga kerja langsung dengan dasar volume prosuksi pada table 5..8
sedangkan biaya overhead total, tidak akan mempengaruhi oleh metode yang akan
digunakannya. Dimana total biaya overhead total yang dianggakan adalah sebesar
Rp 510.000.000 sehingga gabungan dari keseluruhan biaya tersebut akan
menghasilkan biaya prosuksi total sebesar Rp 4.040.000.000.

Karena perusahaan menggunakan dasar jam kerja langsung untuk


menentukan tariff biaya tenaga kerja, maka resiko tidak akan tercapainya volume
produksi yang direncakanan harus diperhitungkn oleh manajemen perusahaan.
Biaya Produksi Per Unit Pproduk
Jika

disusun

anggaran

biaya

produksi

per

unit

produk,dengan

menggunakan tarif dasar jam kerja dasar menghitung biaya tenaga kerja dan tariff
per unit produk sebagai menghitung biaya biaya overhead,maka akan
menghasilkan table berikut.

TABEL 5.11A
Anggaran Biaya Produksi per unit produk
Jumlah biaya
Produk
Bahan baku Tenaga kerja Overhead
(Rp)
(Rp)
(Rp)
MK-1
72.000
9.000
17.000
MK-2
141.000
12.000
17.000
MK-3
103.000
15.000
17.000

Biaya
produksi (Rp)
98.000
170.000
135.000

Dari anggaran biaya bahan baku ditabel 5.4 biaya bahan baku per unit
MK-1 adalah sebesar Rp 72.000. Dan dari biaya anggaran tenaga kerja dengan
dasar jam kerja dan table 5.6,diketahui bahwa setiab unit MK-1dibebani biaya
tenaga kerja sebesar Rp 9.000. Sedangkan anggaran biaya overhead menggunakan
dasar tariff per unit produk menetapkan biaya overhead sebesar Rp 17.000 seperti
terlihat pada perhitungan tariff biaya overhead sebelumnya pada halaman 96
sehingga gabungan dari biaya tewrsebut akan menghasilkan biaya produksi
sebesar Rp 98.000per unit Mk-1.Metode yang sama untuk menhitung b iaya
produksi periunit MM-2 dan MB-3.
Jika disusun anggaran biaya produksi per unit produk, dengan
menggunakan tariff dasar unit produk sebagai dasar mengitung biaya tenaga kerja

dan tarif jam per kerja. Sebagai dasar mengitung biaya overhead maka akan
menghasilkan table berikut ini:
TABEL 5.11B
Anggaran biaya produksi per unit produk
Jumlah biaya
Bahan baku Tenaga kerja Overhead
Produk
(Rp)
(Rp)
(Rp)
MK-1
72.000
11.000
12.750
MK-2
141.000
12.000
17.000
MK-3
103.000
14.000
21.250

Biaya
produksi (Rp)
95.750
170.000
138.250

Dengan anggaran biaya bahan baku di table 5.4, biaya bahan baku per unit
MK-1 adalah Rp 72.000 dan dari anggaran biaya tenaga kerja dengan unit
produksi table 5.8, diktahui bahwa setiap unit MK-1 dibebani biaya tenaga kerja
sebesar Rp 11.000. jika digunakan biaya tenaga kerja sebagai tariff dasar biaya
overhead, yaitu sebesar Rp 4.250 per jam kerja, maka setiap unit MK-1 yang
membutuhkan 3 jam kerja untuk menyelesaikan 1 unit produknya. Akan
membutuhkan biaya overhead sebesar Rp 12.750 (3x4.250 per unitnya).
Sedangkan MM-2 akan membutuhkan biaya overhead sebesar Rp 17.000
(4x4.250) perunitnya, sedangkan MM-3 akan membutuhkan biaya overhead
sebesar Rp 21.250 (5x4.250) per unitnya sehingga gabungan dari biaya ketiga
tersebut akan menghasilkan biaya sebesar Rpp 95.750. perunit MK-1 metode yang
sama digunkaan untuk menghitung biaya produksi per unit MM-2 dan MB-3
Anggaran Biaya Produksi Bulanan
Untuk menetukan biaya anggraan produksi bulanan pada dasarnya
membagi biaya produksi tahunan dengan alokasi

volume produksi bulanan

perusahaan.
Ilustrasi 5..
Misalnya dalam kasus PT. terang dunia perusahaan telah menetapkan
anggaran tenaga kerja disusun berdasarkan tarif jam kerja, maka anggaran biaya
total adalah sebagai berikut :

Table 5.12
Anggaran biaya produksi tahun 2010
Jenis biaya
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead
Total

Jumlah (Rp)
3.160.000.000
360.000.000
510.000.000
4.030.000.000

Anggaran sebesar Rp 4.030.000.000 tersebut anggaran untuk produksi


MK-1 sebanyak 10.000 unit, MM-2 sebanayak 10.000n unit dan MM-3 sebanyak
10.000 unit. Dari total volume produksi untuk direncakan satu tahun tersebut,
dialokasikan masing-masing sebanayak 15% unutk bulan oktober dan desember,
masing-masing sebanyak 10.000 unutk bulan januari,februari,September dan
November, dan masing-masing 5% untuk bulan-bulan sissanya. Pengalokasian
biaya terbeut didasarkan pada data historis penjualan tahun-tahun sebelumnya.
TABEL 5.12A
Anggaran Biaya Produksi Bulanan
Biaya
Bulan
Bahan baku Tenaga
(Rp)
kerja (Rp)
Januari
316.000.000 36.000.000
Februari
316.000.000 36.000.000
Maret
158.000.000 18.000.000
April
158.000.000 18.000.000
Mei
158.000.000 18.000.000
Juni
158.000.000 18.000.000
Juli
158.000.000 18.000.000
Agustus
158.000.000 18.000.000
September 316.000.000 36.000.000
Oktober
474.000.000 54.000.000
November 316.000.000 36.000.000
Desember 474.000.000 54.000.000
Total
3.160.000.00 360.000.00
0
0

Overhead
(Rp)
51.000.000
51.000.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
51.000.000
76.500.000
51.000.000
76.500.000
510.000.00
0

Total (Rp)
403.000.000
403.000.000
201.500.000
201.500.000
201.500.000
201.500.000
201.500.000
201.500.000
403.000.000
604.500.000
403.000.000
604.500.000
4.030.000.00
0

Biaya bahan bvaku dianggarkan sebesar Rp 3.160.000.000 untuk satu


tahun. Dimana sebanyak 10 % atau sebesar 316.000.000.Dialokasikan pada bulan
januari,februari,september dan november.Sebanyak 15% atau sebesar 474.000.000
dialokasikan untuk bilan november dan desember .Sedangkan pada bulan sisa
nya,dialokasikan sebanyak 5% atau sebesp 158.000.000.Metode yang digunakan

un tuk biaya tenaga kerja dan biaya overhead.Sehingga pada bulan januari
dianggarkan biaya produksi sebresar Rp 403.000.000 yang terdiri dari anggaran
biaya bahan baku sebesar Rp. 316.000.000,biaya tenag kerja langsung sebesar
Rp 36.000.000n dan biaya overhead sebesar Rp.51.000.000
Anggaran Produksi Dan Anggaran Biaya Produksi
Anggaran produksi dengan anggaran biaya produksi merupakan dua
rangkaian rencana kerja yang terkaitkan satu dengan lain nya volume
produk.Yang akan dihasilkan didalam suatu periode tertentu ,seperti yang
tercermin didalam anggaran produksi, akan menentukan secara langsung besarnya
biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu.

Ilustrasi 5.10
PT.DUNIA INDAH adalah produsen mainan anak. Perusahaan ini
merencanakan menjual produksi mainan sebanyak 142.000 unit tahun 2010.
Persediaan barang awal januari 2010 diperkirakan sebanyak 20.000 sedangkan
persediaan barang tahun yang diinginkan sebesar 15.000.
Setiap unit produk PT DUNIA INDAH memerlukan bahan baku sebanyak
0,5 meter kayu dan 2 meter karet merencanakan jumlah bahan baku pada awal
tahun 2010 adalah sebanyak 400 meter kayu dan 500 karet.Sedangkan persediaan
bahan baku pada akhir bulan adalah sebesar 20% kebutuhan bahan baku bulan
yang bersangkutan.Diperkirakan harga beli bahan baku akan stabil sepanjang
tahun 2010, yaitu sebesar Rp 25.000/meter kayu dan 15.000/meter karet.
Sedangkan setia produk perusahaan ini memerlukan 6jam kerja langsung.
Dimana setiap pekerja dibayar upah sebesar Rp 5.500 perjam kerja langsung
sedangkan biaya overhead ditetapkan sebesar Rp 4000/jam kerja langsung . Dari
total volume penjualan yang dianggarkan sebesar 142.000 unit dalam setaun
tersebut,direncanakan akan dijual dalam 12bulan oprasi,dengan rincian sebagai
berikut
Bulan

Volume (unit)

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total

15.000
16.000
16.000
14.000
12.000
10.000
7.000
6.000
9.000
11.000
12.000
14.000
142.000

Berdasarkan data dan keterangan tersebut, dapat disusun anggaran


produksi dan anggaran biaya produksi seperti berikut :

Langkah pertama menyusun anggaran produksi yang dimulai dengan menghitung


volume produksi dalam satu tahun. Berdasarkan data penjualan tersebut, maka
tahun 2010 perusahaan harus memproduksi barang sebanyak 137.000 unit yang
berasal dari :
Volume penjualan
Volume penjualan akhir tahun
Volume penjualan awal tahun
Volume produksi

142.000
15.000
(20.000)
137.000

Perusahaan menyusun anggaran produksi dengan metode persediaan stabil.


Sehingga tersusun anggaran produksi berikut :
Volume
Bulan
Penjualan
(unit)
Januari
15.000
Februari
16.000
Maret
16.000
April
14.000
Mei
12.000
Juni
10.000
Juli
7.000
Agustus
6.000
September 9.000
Oktober
11.000

Persediaan (unit)
Akhir

Total

Awal

19.000
18.000
17.000
16.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000

20.000
19.000
18.000
17.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000

20.000
17.000
13.000
9.000
6.000
5.000
6.000
10.000
15.000
17.000

Volume
Produksi
(unit)
14.000
15.000
15.000
13.000
11.000
10.000
7.000
6.000
9.000
11.000

November
Desember
Total

12.000
14.000
142.000

15.000
15.000

15.000
15.000

17.000
17.000

12.000
14.000
137.000

Menyusun anggaran biaya bahan baku, dengan menghitung kebutuhan bahan baku
per unit produk, seperti berikut :
Karena setiap unit produk perusahaan membutuhkan 0,5 meter kayu dan 1 meter
karet sedangkan pada bulan Januari 2010 diproduksi sebanyak 14.000 unit
produk. Maka pada Januari diperlukan 7000 meter kayu dan 28.000 meter karet.
Karena diperlukan 7000 meter kayu untuk bulan Januari, sedangkan harga beli
kayu adalah sebesar Rp.25.000 per meter, maka biaya bahan kayu untuk bulan
Januari adalah sebesar Rp.175.000.000. Sedangkan kebutuhan karet pada bulan
Januari adalah sebesar 28.000 meter, sedangkan harga beli karet adalah sebesar
Rp.420.000.000 sehingga biaya bahan baku total bulan Januari adalah sebesar
Rp.595.000.000. Metode yang sama digunakan menghitung biaya per jenis bahan
baku dan biaya bahan baku total pada bulan-bulan berikutnya, sehingga akhirnya
didalam 1 tahun diketahui biaya bahan baku total sebesar Rp.5.822.500.000.

Tabel 5.14
Biaya Bahan Baku Bulanan
Kebutuhan
Nilai
Kayu
Bulan
Kayu
Rupiah
(meter)
Januari
7.000
175.000.000
Februari
7.500
187.500.000
Maret
7.500
187.500.000
April
6.500
162.500.000
Mei
5.500
137.500.000
Juni
5.000
125.000.000
Juli
3.500
87.500.000
Agustus
3.000
75.000.000
September 4.500
112.500.000
Oktober
5.500
137.500.000
November
6.000
150.000.000
Desember
7.000
175.000.000
Total
68.500
1.712.500.000

Kebutuhan
Karet
(meter)
28.000
30.000
30.000
26.000
22.000
20.000
14.000
12.000
18.000
22.000
24.000
28.000
274.000

Nilai
Rupiah

Karet

420.000.000
450.000.000
450.000.000
390.000.000
330.000.000
300.000.000
210.000.000
180.000.000
270.000.000
330.000.000
360.000.000
420.000.000
4.110.000.000

Biaya Bahan
Bangunan
Rupiah
595.000.000
637.500.000
637.500.000
552.500.000
467.500.000
425.000.000
297.500.000
255.000.000
382.500.000
467.500.000
510.000.000
595.000.000
5.822.500.000

Langkah berikutnya adalah menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung


bulanan. Perusahaan menggunakan dasar tarif jamPerusahaan menggunakan dasar
tarif jam kerja langsung. Dimana setiap unit produk memerlukan 6 jam kerja

langsung sehingga jumlah jam kerja total yang diperlukan setiap bulan adalah
sebesar 84.000 jam kerja langsung (JKL=14.000 x 6). Sedangkan setiap pekerja
dibayar sebesar Rp.5.500 per jam kerja langsung maka BTKL bulan Januari
sebesar Rp.462.000.000 (BTKL=84.000 x 5.500).
Metode yang sama digunakan untuk menghitung BTKL bulanbulan berikutnya, sehingga akan diketahui jumlah biaya tenaga kerja yang
dianggarkan untuk satu tahun sebesar Rp.4.521.000.000.

Tabel 5.15
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Bulanan Tahun 2010
Jam Kerja
Bulan
Tarif (Rp)
Per unit
Total (jam)
Januari
6
84.000
5.500
Februari
6
90.000
5.500
Maret
6
90.000
5.500
April
6
78.000
5.500
Mei
6
66.000
5.500
Juni
6
60.000
5.500
Juli
6
42.000
5.500
Agustus
6
36.000
5.500
September
6
54.000
5.500
Oktober
6
66.000
5.500
November
6
72.000
5.500
Desember
6
84.000
5.500
Total
822.000

Nilai (Rp)
462.000.000
495.000.000
495.000.000
429.000.000
363.000.000
330.000.000
231.000.000
198.000.000
297.000.000
363.000.000
396.000.000
462.000.000
4.521.000.000

Langkah selanjutnya adalah menyusun anggaran biaya overhead bulanan. Untuk


bulan januari jumlah jam kerja langsung yang diperlukan untuk 14.000 produk
adalah sebesar 84.000 jam kerja langsung. Sedangkan tarif overhead per jam kerja
langsung adalah Rp.4000 per jam kerja langsung. Sehingga biaya overhead untuk
bulan januari 2010 adalah sebesar Rp.336.000.000 (biaya overhead=84.000 x
4.000).
Metode yang sama digunakan untuk menghitung biaya overhead
pada bulan-bulan selanjutnya sehingga diketahui jumlah biaya overhead yang
dinggarkan untuk satu tahun adalah sebesar Rp.3.288.000.000.
Tabel 5.16
Anggaran Biaya Overhead Bulanan Tahun 2010

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total

Jam Kerja
Per unit
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6

Total (jam)
84.000
90.000
90.000
78.000
66.000
60.000
42.000
36.000
54.000
66.000
72.000
84.000
822.000

Tarif (Rp)

Nilai (Rp)

4.000
4.000
4.000
4.000
4.000
4.000
4.000
4.000
4.000
4.000
4.000
4.000

336.000.000
360.000.000
360.000.000
312.000.000
264.000.000
240.000.000
168.000.000
144.000.000
216.000.000
264.000.000
288.000.000
336.000.000
3.288.000.000

Das könnte Ihnen auch gefallen