Sie sind auf Seite 1von 3

HAK PERSEKUTUAN ATAS TANAH

NOVEMBER 30, 2012 BY SETIAWATIIRIANI

Mengingat akan fakta dimaksud diatas, maka antara persekutuan


dengan tanah yang didudukinya itu terdapat hubungan yang
bersifat religio-magis dan ini menyebabkan persekutuan
memperoleh hak untuk menguasai tanah dimaksud,
memanfaatkan tanah itu, memungut hasil dari tumbuh-tumbuhan
yang hidup diatas tanah itu juga berburu terhadap binatangbinatang yang hidup disitu. Hak persekutuan tanah disebut hak
pertuanan atau hak ulayat.
Menurut Van Vollen Hoven disebut Beschikkingsnecht, istilah ini
dalam bahasa indonesia merupakan suatu pengertian yang baru,
satu dan lain karena dalam bahasa indonesia juga dalam bahasa
daerah-daerah istilah yang dipergunakan semuanya pengertian
adalah lingkungan kekuasaan, sedangkan Beschikkingsnecht itu
menggambarkan tentang hubungan antara perskutuan dan tanah
itu sendiri.
Istilah-istilah daerah yang berarti lingkungan kekuasaan, wilayah
kekuasaan atau tanah yang merupakan wilayah yang dikuasai
persekutuan adalah antara lain patuanan
(Ambon), payampeno (Kalimantan),wewengkon (Jawa),
prabumian (Bali), pawatasan (kalimantan), totabuan
(bolaang mongondow), limpo (sulawesi
selatan), nuru (Buru), ulayat (Minangkabau).
Beschikkingsnecht ataupun hak ulayat ini berlaku keluar dan
kedalam. Berlaku keluar karena bukan warga persekutuan pada
prinsipnya tidak diperbolehkan turut mengenyam atau
menggarap tanah yang merupakan wilayah kekuasaan
persekutuan yang bersangkutan ; hanya dengan seijin
persekutuan serta setelah membayar pancang, uang

pemasukan (Aceh), mesi (Jawa) dan kemudian memberikan


ganti rugi, orang luar bukan warga persekutuan dapat
memperoleh kesempatan untuk turut serta menggunakan tanah
wilayah persekutuan.
Berlaku ke dalam, karena persekutuan sebagai suatu keseluruhan
yang berarti semua warga persekutuan bersama-sama sebagai
suatu kesatuan, melakukan hak ulayat dimaksud dengan memetik
hasil dari pada tanah beserta segala tumbuh-tumbuhan dan
binatang liar yang hidup diatasnya. Hak persekutuan ini pada
hakikatnya membatasi kebebasan usaha atau kebebasan gerak
para warga. Persekutuan sebagai perseorangan.
Antara hak persekutuan (hak ulayat) dan hak para warganya
masing-masing (hak individu) ada hubungan timbal balik yang
saling mengisi. Artinya, lebih intensif hubungan antara individu,
warga persekutuan, dengan tanah yang bersangkutan, maka lebih
teganglah, lebih kuranglah kekuatan berlakunya hak ulayat
persekutuan dengan tanah dimaksud; tetapi sebaliknya, apabila
hubungan individu denagn tanah tersebut menjadi makin lama
makin kabur, karena misalnya tanah itu kemudian tidak / kurang
dipeliharanya, maka tanah dimaksud kembali masuk dalam
kekuasaan hak ulayat persekutuan.
Objek hak ulayat antara lain :
1. Tanah (daratan)
2. Air (perairan)
3. Tumbuh-tumbuhan yang hidup secara liar
4. Binatang yang hidup liar

Cara persekutuan mempertahankan serta memelihara hak


ulayat :

a)

Persekutuan berusaha meletakkan batas-batas di sekeliling

wilayah kekuasaannya.
b)

Persekutuan menunjuk pejabat-pejabat tertentu yang

khusus bertugas mengawasi wilayah kekuasaan persekutuan


yang bersangkutan, pejabat ini disebut jaring (Minagkabau),
teterusan (Minahasa), kepala kewang (Ambon), lelipis
lembukit (Tnganan bali).

Hak ulayat dipengaruhi oleh kekuasaan kerajaan-kerajaan dan


kekuasaan pemerintahan kolonial Belanda. Pengaruh-pengaruh ini
menurut sifatnya adalah ada yang menguntungkan (positif) dan
adapula yang merugikan (negatif). Pengaruh positif berwujud
sebagai perlindungan ataupun penegakan daripada hak ulayat/
pertuanan sesuatu persekutuan terhadap tanah wilayahnya.
Pengaruh negatif ada tiga wujud yaitu :
1. Perkosaan
2. Perlunakan
3. Pembatasan
Wignjodipuro,Surojo. 1995. Pengantar dan Asas Asas Hukum
Adat. Jakarta : PT. Toko Gunung Agung

Das könnte Ihnen auch gefallen