Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Nim: 09630044
Alat surface area analyzer ini terdiri dari dua bagian utama yaitu: Degasser dan
Analyzer. Degasser berfungsi untuk memberikan perlakuan awal pada bahan uji sebelum
dianalisa. Fungsinya adalah untuk menghilangkan gas gas yang terjerap pada
permukaan padatan dengan cara memanaskan dalam kondisi vakum. Biasanya degassing
dilakukan selama lebih dari 6 jam dengan suhu berkisar antara 200 300C tergantung
dari karakteristik bahan uji. Namun jika tidak ada waktu degassing selama 1 jam juga
sudah memenuhi yang biasanya alat ini dilengkapi dengan metode pengecekan
kesempurnaan proses degassing dengan menekan tombol tertentu pada komputer
pengendali. Kemudian setelah dilakukan degassing maka bahan uji dapat dianalisa.
Proses degassing dilakukan dengan cara menutup ujung tabung berisi sampel dengan
mantel pemanas dan ujung atas dihubungkan dengan port degas seperti pada gambar
dibawah ini:
ProsesAnalisa
Persiapan utama dari sampel sebelum dianalisa adalah dengan menghilangkan
gas gas yang terjerap (degassing). Setelah sampel selesai didegas, maka dapat langsung
dianalisa. Sebelum analisa tentunya perlu ditimbang berat sampel setelah degas. Supaya
benar benar diketahui berat sampel sebenarnya setelah dibersihkan dari gas gas yang
terjerap. Kemudian yang perlu dilakukan sebelum nenjalankan analisa biasanya adalah
mengisi kontainer pendingin dengan gas cair. Kemudian mengeset kondisi alalisa. Waktu
analisa bisa berkisar antara 1 jam sampai lebih dari 3 hari untuk satu sampel. Jika hanya
ingin mengetahui luas permukaan maka kita hanya membutuhkan 3 5 titik isotherm
sehingga proses analisa menjadi singkat. Namun jika kita ingin mengetahui distribusi
pori khususnya material yang mengandung pori ukuran mikro (< 20A) maka
memerlukan 2 3 hari untuk satu kali analisa dengan menggunakan gas nitrogen sebagai
adsorbennya. Volume gas nitrogen yang diadsorpsi akan terukur dengan hasil penurunan
tekanan gas dari serapan bagian volume gas yang diketahui. Volume nitrogen yang
diketahui ( Vi ) sebelumnya dimasukkan kedalam buret B dan dijaga pada temperatur
konstan, sehingga dihasilkan tekanan kesetimbangan P dalam buret B. Proses ini
dinamakan white test. Pada pengulangan pengujian dengan cuplikan padatan, gas
nitrogen sebagian akan teradsorpsi oleh padatan dan menghasilkan penurunan tekanan
dibandingkan pada white test. Tekanan gas dalam kesetimbangan adsorpsi ini akan
menjadi P (Sugeng Rianto, dkk., Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2007).
Dari plot kenaikan tekanan sesuai dengan volume nitrogen yang dimasukkan
kedalam bure ( white test ), maka volume nitrogen yang dimasukkan pada tekanan P , 2 P
, 3P dan seterusnya dapat diketahui. Volume gas nitrogen yang tidak diserap dapat
diketahui dari plot antara tekanan P, P, P dan seterusnya dan volume pada P, P, P
dan seterusnya. Bila volume gas yang dimasukkan diketahui, maka volume gas yang
diadsorpsi pada bermacam - macam tekanan kesetimbangan dapat ditentukan. Dengan
prinsip serupa volume gas yang didesorpsi dapat dihitung pula. Diperoleh persamaan
BET:
Pa
( C-1 )
Pa
1
---------------- = ----------- * -------- + -------Va ( Po Pa ) VmC
Po
VmC
Pa = tekanan kesetimbangan adsorpsi
Po = tekanan jenuh adsorpsi
Va = Volume gas yang diserap pada tekanan kesetimbangan Pa
Vm = Volume gas yang diserap sebagai lapisan tunggal
C = tetapan energi adsorpsi
Pa/Po = tekanan relatif adsorpsi
(Sugeng Rianto, dkk., 2007).
ContohHasilAnalisa
Hasil analisa disajikan dalam grafik ataupun tabulasi. Alat ini dilengkapi dengan
perangkat lunak yang dapat menghitung hampir semua data yang diperlukan seperti: luas
permukaan, volume pori, distribusi pori dengan berbagai metode perhitungan. Di bawah
ini contoh tampilan isotherm dari Adsorpsi zeolit Bayah segar dalam keadaan isotermal sebagai fungsi
P/Po (mmHg) dan Volum (ml/g).
f. Katup Elektro V3
Katup ini berfungsi untuk menghubungkan tabung pemasukan ke rangkaian
pengatur PR1 selama siklus adsorpsi, atau ke rangkaian pompa vakum selama
siklus desorpsi.
g. Buret Pengukuran ( B )
Terdiri dari dua bagian : bagian atas dengan kunci kran dan bagian bawah tempat
sampel dimasukkan, dua bagian ini dihubungkan dengan kerucut baut ( Frosted
Cone ). Temperatur pada buret ini dijaga pada temperatur konstan dengan
rendaman nitrogen cair.
h. Katup Elektro V4
Katup ini disisipkan antara buret pengukuran B dengan rangkaian pengisap pompa
vakum.
i. Katup Elektro V5
Katup ini digunakan untuk menghubungkan gas nitrogen dengan nitrogen cair,
berfungsi untuk mendorong nitrogen cair agar dapat mengenangi buret
pengukuran.
j. Measuring Unit
Measuring Unit adalah rangkaian pengukur tekanan proses yang terdiri dari :
Sensor Tekanan
Sensor tekanan berfungsi untuk mendeteksi perubahan tekanan gas pada
sampel pada setiap siklus adsorpsi dan desoprsi.
Perekam ( Recorder )
Perekam ( Recorder ) digunakan untuk merekam dari proses yang terjadi pada
silkus adsorpsi dan desoprsi. Rekorder ini mempunyai dua daerah batas
pengukuran yaitu 0 s/d 200 mmHg, dan0 s/d 800 mmHg.
Saklar Pendingin ( S )
Sakelar Pendingin digunakan untuk mengontrol ketinggian nitrogen cair dalam
redaman pendingin.
(Sugeng Rianto, dkk., 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Aslina Br.Ginting, dkk., 2007, Karakterisasi Komposisi Kimia Luas Permukaan Pori dan
Sifat Termal dari Zeolit Bayah , Tasikmalaya dan Lampung, Pusat Teknologi
Bahan Bakar Nuklir : Batan, Serpong
Gregg,S.J.andSing,K.S.W.,1982.Adsorpsi,SurfaceandPorosity,2ed,AcademicPress,
London.
Jankwoska,H.,Swiatkowski,A.,andChoma,J.,1991.ActivatedCarbon,EllisHowood
Limited,England.
Martin.A.Swarbrik,J.,dabCammarata,A,1993.FarmasiFisikDasarDasarFarmasiFisik
dalamIlmuFarmasi,PenerbitUniversitasIndonesia,Jakarta.
Sugeng Rianto, dkk., 2007, Analisis Kerusakan Sistem Alat Surface Area Sorptoatic 1800
Penentu Luas Muka Serbuk.