Sie sind auf Seite 1von 32

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Hyperemesis Gravidarum merupakan mual dan muntah yang berlebihan disaat
kehamilan, yang menyebabkan dehidrasi, defisiensi nutrisi, penurunan berat badan dan
mengganggu pekerjaan sehari-hari. Ibu hamil membutuhkan nutrisi yang baik agar pertumbuhan
dan perkembangan bayi secara sempurna, namun bila ibu hamil mengalami Hyperemesis
Gravidarum, nutrisi ibu berkurang sehingga mengancam pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Masalah ini perlu diatasi dan ditanggulangi, dalam menangani ibu hamil yang mengalami hal ini
harus sesuai dengan keadaan ibu.
Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan
HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini
belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung lambung yang
berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian
gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari hari
menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis
gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit.
(Prawirohardjo, 2002)
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan
muda dan dikemukakan oleh 50 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih
66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual dan 44% mengalami muntah
muntah. Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat
badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan
ini disebut hiperemesis gravidarum dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Perbandingan
insidensi hiperemesis gravidarum 4 : 1000 kehamilan. (Sastrawinata, 2004)
Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira kira 5% dari
ibu hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi ketidakseimbangan
elektrolit. Mual dan muntah khas kehamilan terjadi selama trimester pertama dan paling mudah

disebabkan oleh peningkatan jumlah HCG. Mual juga dihubungkan dengan perubahan dalam
indra penciuman dan perasaan pada awal kehamilan. (Walsh, 2007) Hiperemesis gravidarum
didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masahamil, yang
menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atu defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat
badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000 kelahiran.
Walaupun kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari setiap
1000 wanita hamil akanmenjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya hilang dengan
sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat dan relaps sering umum terjadi.
Kondisi sering terjadi diantara wanita primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan
berikutnya. (Lowdermilk, 2004)
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa memahami tentang hyperemesis gravidarum
2. Tujuan khusus
Yaitu agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :
1. Definisi hiperemesis gravidarum
2. Etiologi hiperemesis gravidarum
3. Patofisiologi hiperemesis gravidarum
4. Gejala dan tanda hiperemesis gravidarum
5. Asuhan keperawatan hiperemesis gravidarum

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep KDM Nutrisi


1. Saluran Pencernaan Makanan
Sistem

pencernaan

berurusan

dengan

penerimaan

makanan

dan

mempersiapkannya untuk diasimilasi tubuh. Saluran pencernaan terdiri atas bagianbagian berikut:
a. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua
bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang di antara gusi, bibir, pipi, dan
bagian dalam, yaitu rongga mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami proses
mekanis melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat hancur sampai
merata, dibantu oleh enzim amylase yang akan memecah amilium yang
terkandung dalam makanan menjadi maltose.
Proses mengunyah ini merupakan kegiatan terkoordinasi antara lidah, gigi,
dan otot-otot mengunyah. Di dalam mulut, juga terdapat kelenjar saliva yang
menghasilkan saliva untuk proses pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang,
khususnya amylase, melicinkan bolus sehingga mudah ditelan, menetralkan, serta
mengecerkan bolus.
Kelenjar tersebut terdiri atas: kelenjar parotis, merupakan kelenjar
penghasil saliva terbesar yang terletak di sebelah kiri dan kanan bagian depan
agak ke bawah; kelenjar submandibularis, merupakan penghasil saliva nomer dua
setelah kelenjar parotis, terletak dibawah sisi tulang rahang; dan kelenjar
sublingualis, penghasil saliva terkecil, letaknya di bawah lidah.
Dalam proses sekresi, saliva dipengaruhi oleh beberapa factor, di
antaranya factor mekanis (seperti adanya benda bolus dalam mulut), factor psikis
(seperti bila mencium atau mengingat makanan yang enak), dan factor kimiawi
(seperti bila makanan terasa asam atau asin).
b. Faring
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang
hidung, mulut, dan laring. Faring terbentuk kerucut dengan bagian terlebar di
bagian atas hingga vertebra servikal keenam. Faring langsung berhubungan
dengan esophagus, sebuah tabung yang memiliki otot dengan panjang kurang
lebih 20-25 cm dan terletak di belakang trakea, di depan tulang punggung,

kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang berhubungan


langsung dengan abdomen serta menyambung dengan lambung.
Esophagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan
dari faring menuju lambung. Esophagus berbentuk seperti silinder yang berongga
dengan panjang kurang lebih 2 cm dengan kedua ujungnya dilindungi oleh
sfingter. Dalam keadaan normal, sfingter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila
ada makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini bertujuan untuk mencegah
gerakan balik sisi ke porgan bagian atas, yaitu esophagus. Proses penghantaran
makanan dilakukan dengan cara peristaltic, yaitu lingkaran serabut otot di depan
makanan mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi.
c. Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang etrdiri atas bagian
atas (disebut fundus), bagian utama dan bagian bawah berbentuk horizontal
(antrum pilorik). Lambung berhubungan dengan esophagus melalui orifisium atau
kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Lambung terletak di
bawah diafragma dan di depan pancreas, sedangkan limpa menempel pada
sebelah kiri fundus.
Lambung memiliki fungsi, yaitu fungsi motoris serta fungsi sekresi dan
pencernaan. Fungsi motoris lambung adalah sebagai reservoir untuk menampung
makanan sampai dengan sedikit demi sedikit dan sebagai pencampur adalah
memecah makanan menjadi partikel-partikel kecil yang dapat bercampur dengan
asam lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah mensekresi pepsin dan HCI
yang akan memecah protein menjadi pepton, amylase memecah amilium menjadi
maltose. Lipase memecah lemak menjadi asam lemak, dan gliserol membentuk
B12 yaitu di ileum, dan mensekresi mucus yang bersifat protektif. Makanan berada
pada lambung selama 2-6 jam, kemudian bercampur dengan getah lambung
(cairan asam bening tak berwarna) yang mengandung 0.4 % HCl untuk
mengasamkan semua makanan serta bekerja sebagai antiseptic dan desinfektan.
Dalam getah lambung terdapat beberapa enzim diantaranya pepsin, dihasilkan
oleh pepsinogen serta berfungsi mengubah makanan menjadi bahan yang lebih
mudah larut. Berfungsi membekukan susu atau membentuk kasein kasinogen
yang dapat larut.
d. Usus halus

Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih


2,5 m dalam keadaan hidup. Kemudian akan bertambah panjang menjadi kurang
lebih 6m pada orang yang telah meninggal, akibatnya adanya relaksasi otot yang
telah kehilangan tonusnya. Usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi
oleh usus besar yang memanjang dari lambung hingga katup ileo kolika.
Usus halus terdiri atas 3 bagian, duodenum dengan panjang kurang lebih
25 cm, jejunum dengan panjang kurang lebih 2m dan illeum dengan panjang
kurang lebih 1m atau 3/5 akhir dari usus. Lapisan dinding dalam usus halus
mengandung berjuta-juta vili kira-kira sebanyak 4,5 juta, yang membentuk
mukosa menyerupai beludru. Pada permukaan setiap villi terdapat tonjolan yang
menyerupai jari-jari, yang disebut mikrovili. Villi bersama-sama dengan
mikrovilli dan valvula kaniventes menambah luasnya permukaan sekresi dan
absorpsi serta menghalangi agar isinya tidak terlalu cepat berjalan sehingga
absorpsi lebih banyak terjadi.
Pada dinding usus halus, khususnya mukosa, terdapat beberapa nodula
jaringan limpe yang disebut kelenjar soliter, berfungsi sebagai perlindungan
terhadap infeksi. Di dalam ileum, nodula ini membentuk tumpukan kelenjar yang
terdiri atas 20-30 kelenjar soliter.
Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan mengabsorpsi di
dalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan di sini terjadi absorpsi besi, kalsium
dengan bantuan vitamin B, vitamin A,D,E, dan K dengan bantuan empedu dan
asam folat.
e. Usus besar
Usus besar atau juga disebut sebagai kolon, merupakan sambungan dari
usus halus yang dimulai dari katup ileokolik atau ileosaekal yang merupakan
tempat lewatnya makanan. Usus besar memiliki panjang kurang lebih 1,5 m.
kolon terbagi atas asenden, transversum, desende, sigmoid, dan berakhir di rectum
yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar. Dimulai dari kolon sigmoideus
dan berakhir pada saluran anal. Tempat kolon asenden membentuk belokan tajam
di abdomen atas bagian kanan disebut fleksura hepatis, sedang tempat kolon

transversum membentuk belokan tajam di abdomen atau bagian kiri disebut


fleksura lienalis.
Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air (kurang lebih 90%),
elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas absorpsi air kurang lebih
5000cc/hari. Flora yang terdapat dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis
vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan.
2. Pengertian Nutrisi
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab GIZAWI yang berarti nutrisi. Oleh para
ahli diubah menjadi gizi. Gizi adalah subtansi organik dan non organik yang ditemkan
dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik.
Manusia memerlukan asupan makanan guna memperoleh zat-zat penting yang
di kenal istilah nutrisi. Nutrisi berfungsi untuk memperbaiki jaringan tubuh, mengatur
proses dalam tubuh, sebagai sumber energi, serta untuk melindungi tubuh dari
serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan
energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka, dan jaringan, serta
mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh.
Dalam konsep dasar nutrisi di kenal istilah nutrien. Nutrien adalah substansi
organik dan anorganik khusus yang terdapat dalam makanan yang diperlukan tubuh
agar dapat menjalankan fungsinya. Nutrien mempunyai 3 fungsi utama:
1. Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh.
2. Menyediakan struktur material utuk jaringan tubuh seperti tulang dan otak.
3. Mengatur proses tubuh.
(sumber: Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep, 2007.
Kebutuhan Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek Gresik)
3. Status Nutrisi Optimal
Sering disebut energi balance yaitu jumlah energi yang di konsumsi di kurangi
energi yang dikeuarkan. Positif energy balance (input>Output, Negative energy
balance, Input<Output)
a. Energi Input
Yang dimaksud energi input mencangkup:
a) Sumber energi: karbohidrat, protein, lemak
b) Alat ukur: calori/joule

c) Calori, panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 10 C dari 1 gram


air.
d) Kilo calori, jumlah energi panas yang diperlukan untuk meningkatkan
suhu 10C dari 1 kilogram air.
b. Energi Output
Energi output meliputi:
a) Energi output merupakan energi yang dikeluarkan oleh tubuh agar
jaringan dan organ berfungsi
b) Sumber energi: ikatan molekul-molekul phosphat ATP dari hasil proses
metabolisme tubuh yang mengandung tinggi energi
c. Keperluan Energi
Keperluan energi ditentukan 2 hal, sebagai berikut:
a) BMR (Basal Metabolisme Rate)
Merupakan reaksi kimia yang terjadi saat tubuh dalam keadaan istirahat.
BMR adalah jumlah calori yang dihabiskan setiap jam oleh tubh
dalamkeadaan istirahat.
BMR = calori/meter/jam
Pria = 1,0 Kcal/Kgbb/jam
Wanita = 0,9 Kcal/Kgbb/jam (sumber= internet)
b) Jumlah energi lain yang dihabiskan dalam keadaan aktif.
Fungsi energi adalah:
1) Menyediakan energi untuk proses dalam tubuh dan latihan aktifitas.
2) Menyediakan struktur materi untuk jaringan tubuh misalnya tulang
dan otot tubuh.
3) Mengatur proses tubuh lainnya.
d. Elemen Nutrisi
Elemen nutrisi terdiri atas
a) Air
Air merupakan komponen terbesar yang diperlukan oleh tubuh. Air
meliputi 60%-80% berat badan individu dewasa dan 80% berat badan
bayi(Potter dan Pery,1992). Individu dewasa dapat kehilangan cairan 2-3
liter/hari melalui keringat, urine, dan pernafasan. Individu dewasa rata-rata
memerlukan 6-8 gelas air/ hari. Fungsi air bagi tubuh untuk membantu
proses atau reaksi kimia dalam tubuh serta berperan mengontrol
temperature tubuh.
Tabel keseimbangan cairan pada pria deawasa di daerah iklim sedang
Asupan(input)

Ml/hari

Haluran
(output)

Ml/hari

Minuman
Makanan
Oksidasi nutrisi

1300
900
300

Uine
Keringat
Penguapan

1500
550
350

Total

2500

Tinja
Total

100
2500

b) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan kelompok nutrien yang berfungsi sebagai sumber
energy bagi tubuh, sebagai penghasil lemak, sebagai pasangan protein.
Jenis-jenis karbohidrat:
1) Monosakarida (C6H12O6)
2) Laktosa
:terdapat pada buah-buahan
3) Fruktosa
:terdapat pada buah-buahan, madu, tebu
4) Galaktosa
:tidak ditemukan dalam keadaan aslinya. Akan di
5)
6)
7)
8)

temukan jika laktosa dipecah.


Disakarida (C12H22O11)
Sukrosa
:terdapat dalam tebu
Laktosa
:terdapat pada susu
Maltosa
:tidak terdapat dialam bebas, diperoleh dari hindolisis

amilum dengan bantuan enzim diatase.


c) Protein
Protein adalah kimia hasil hidrolis dari pencernaan yang merupakan unsur
pokok untuk membangun kembali asam amino. Asam amino disimpan
dalam jaringan dalam bentuk hormon. Protein berfungsi mempertahankan
dan menganti sel-sel yang rusak. Setiap 1 gram proten menghasilkan 4
Kkal. 12 jenis asam amino yang umum ditemukan dalam protein 8
diantaranya merupakan asam amino esensial. Asam amino yang tidak
dapat disintensis oleh tubuh. oleh karena itu di dapat dari makanan.
Sumber protein antara lain daging, telur, ayam, ikan dll. Masalah defisien
protein yang hebat menyebabkan penyakit yang disebut kwashiokor.
d) Lemak
Lemak adalah kelompok zat kimi organic yang berminyak dan tidak bias
tercampur dengan air tetapi bisa tercampur dengan alcohol. Zat kimia ini
adalah lipid. Elemen yang terdapat pada lemak adalah karbon, hydrogen,
oksigen. Lemak tunggal disebut Tri gliserit. 1 gr lemak akan menghasilkan
9 kkal/38kJ. Proses terbentuknya lemak disebut lipogenesis. Fungsi lemak
antara lain sebagai sumber energy, sumber asam lemak esensial, menyerp

vitamin larut lemak. Sumber lemak bisa didapat dalam metega, keju,
daging sapi, kacang tanah, ikan cord, susu.

e) Vitamin
Vitamin ialah senyawa organic yang idak dapat dibuat oleh tubuh dan
diperlukan dalam jumlah besr sebagai katalisator dalam proses etabolisme.
Vitamin secara umum dikelompokan dalam:
1) Vitamin yang dapat larut dlam lemak
:Vit A,D,E,dan K.
2) Vitamin Vitamin yang larut dalam air
: Vit B dan C
f) Mineral
Mineral adalah unsur kimia selain karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen
yang dibutuhkan oleh tubuh. Mineral dikategorikan menjadi dua:
1) Makromineral
Yaitu seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah lebih 100 mg.
Contohnya: Kalsium, pospor, sodium, potassium.
2) Mikromineral
Yaitu seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah kurang lebih 100
mg Contohnya: Besi, mangan, seng, sodium, iodium, cobalt, dll.
Mineral dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori:
1) Bagian struktur jaringan.
2) Membantu keseimbangan air dan asam basa.
3) Bentuk komponen yang pnting molekul organic, beberapa enzim,
hormon, mengatur proses tubuh.
4) Saraf tranmisi impulse saraf dan kontraksi otot.
4. Kebutuhan Nutrisi sesuai tingkat perkembangan usia
a. Bayi
Yang dimaksud bayi adalah usia 0-12 bulan. Kalori yang dibutuhkan sekitar
110-120 kalori/kg/hari. Kebutuhan cairan sekitar 140-160 ml/kg/hari. Bayi
sebelu usia 6 bulan pemberian nutrisi yang pokok adalah air susu ibu. ASI
sangat cocok diberikan sampai umur minimal 4 bulan. Adapun keuntungan
pemberian ASI adalah :
a) ASI merrupakan nutrisi yang komplit.
b) Dalam ASI terdapat laktobasilus bilidus adalah mikroorganisme dalam
ASI yang bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme
yang berbahaya dalam intesnial.

c) Protein dalam ASI banyak.


d) ASI mengandung lipose untuk membantu bayi yang imatur dalam
pencerrnaan lemak.
b. Masa anak tolder (1-3 th) dan pra sekolah (3-5 th)
Masa anak penting untuk mendidik pola makan yang benar. Kebiasaan yang
sebaiknya diajarkan pada usia ini antara lain:
a) Penyediaan makanan dalam berbagai variasi.
b) Membatasi makanan manis.
c) Konsumsi diet yang seimbang
Kebutuhan kalori pada anak usia 1 tahun = 100kcal/hari dan anak usia 3
tahun 300-500 kcal/hari.
c. Anak sekolah (6-12 th)
Pola makanan pada usia ini perlu diperhatikan, karena pada sia ini anak-anak
senang makanan yang dijual di luar rumah.
Kebutuhan nutrisi anak berdasarkan golongan umur dalam tahun :
Usia
10-12
7-9
5-6
Tahun

Kalori
1900
1600
1400
Cal

Protein
60
50
40
dr

Cal
0,75
0,75
0,50
dr

Fe
8
7
6
Mg

Vit A
2500
2500
2500
U

Vit B
0,7
0,6
0,6
Mg

Vit C
25
25
25
Mg

d. Masa adolescents remaja (13-21 th)


Kebutuhan kalori, protein, mineral, dan vitamin sangat tinggi berkaitan
dengan proses pertumbuhan. Lemak tubuh meningkatkan akan mengakibatkan
obesitas sehingga akan menimbulkan stress terhadap body image yang
terdapat mengakibatkan masalah kesehatan.
e. Masa dewasa muda (23-30 th)
Kebutuhan nutrisi pada usia ini un tuk proses pertumbuhan, proses
pemeliharaan dan pebaikan tubuh, mempertahankan keadaan gizi.
f. Masa dewasa (31-45 th)
Masa dewasa masa produktif kususnya terkait dengan aktifitas fisik, karena
umur ini merupakan puncak untuk aktifitas hidup terutma dalam aktifitas
bekerja. Kebutuhan nutrisi dibedakan antara tingkat pekerjaan ringan, berat,
sedang.
g. Dewasa tua (46 th keatas)
Kebutuhan unsur-unsur gizi sudah jauh berkurang, pada usia lanjut maka
BMR akan berkurang 10-30%. Maka aktifitas mengalami degenerative.
h. Wanita masa kehamilan menyusui

Wanita hamil dan ibu menyusui sangat memerlukan makanan yang baik dan
cukup. Sebagai bahan pertimbangan untuk dapat menghasilkan 1 liter ASI
harus menyediakan kalori sebanyak 150 kal sedangkan ASI meagandung 75
kal,12 gr protein, 45 gr lemak laktosa vitamin dll.
Kebutuhan gizi untuk ibu hamil dan menyusui
Jenis kebutuhan
Kalori
Protein
Calsium
Ferum
Vit A
Vit B
Vit C
Riboflavin
Vit D
Air

Ibu hamil
2500 gr
85gr
1,5 gr
15 gr
8000 U.I
1,8 mg
100 mg
2,5 mg
400-800 U.I
6-8 gelas

Ibu menyusui
300 gr
100 gr
2gr
15 gr
8000 U.I
2,8 mg
150 mg
3 mg
400-800 U.I
6-8 gelas

5. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi


a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumsi makanan.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
mempengaruhi status gizi seseorang.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu
juga dapat mempengaruhi ststus gizi.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya vaiasi makanan sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang
dibutuhkan secara cukup.
e. Ekonomi
Status ekonomi seseorang dapat merubah status gizi seseorang karena
penyediaan makanan bergizi, menbutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
B. Asuhan Keperawatan Nutrisi

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama proses keperawatan, pengkajian data terhadap
pasien harus sistematis dan akurat. Dengan pengkajian dapat menentukan aktifitas untuk
memecahkan masalah klien dan digunakan sebagai sumber data dasar yaitu data
fisiologis, psikologis, sosiobudaya, perkembangan, dan spiritual. Untuk mengkaji status
nutrisi pasien dipaparkan pendekatan ABCD, yaitu:
a. Anthropolometric measurement
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan mengkaji status nutrisi
serta ketersediaan energi tubuh. Pengukuran anthopometrik terdiri atas:
a) Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita dilakukan dalamposisi
berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi pada posisi terbaring. Satuan tinggi
badan adalah cm atau inchi.
b) Berat badan
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan manual, meskipun
ada alat ukur yang mengunakan sistem digital elektrik. berat badan yang ideal:
(TB-100) 10&. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengukur berat badan:
1) Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap kali menimbang.
2) Menimbang tanpa alas kaki.
3) Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali
menimbang.
4) Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan
(menurut Wanit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns Nurul Chayati, S.Kep, 2007.
Buku ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik)
c) Tebal lipatan kulit
Bertujuan untuk

menentukan

presentase

lemak

pada

tubuh,

mengkaji

kemungkinan malnutrisi, berat badan normal, atau obesitas. Area yang sering
digunakan untuk pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep (trisep skinfold [TSF]
skapula, dan suprailiaka. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran
antara lain:
1) Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil
pengukuran.
2) Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.
3) Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan.
4) Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara akronim dan
olekranon.
5) Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran.

6) Alat ukur yang digunakan adalah kapiler.


7) Nilai normal
wanita
: 16,5-18 cm
Pria
: 12,5-16,5cm
d) Lingkar Tubuh
Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini kepala, dada, dan
otot bagian lengan atas.
b. Biochemical data
Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium. Klien
diperiksa darah dan urinnya yang meliputi pemeriksaan hemoglobin, hemaktokrit,
albumin. Albumin berfungsi untuk memelihara kesembangan cairan dan elektrolit
serta untuk transportasi nutrisi dan hormone.
1. Hemoglobin normal
Pria
: 13-16 g/dl
Wanita
: 12-14 g/dl
2. Hematokrit normal
Pria
: 40-48 vol %
Wanita
: 37-43 vol%
3. Albumin normal
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl
c. Clinical sign of nutrional status
Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda abnormal tersebut
bukan saja pada organ-organ fisiknya tetapi juga fisiologisnya. Tanda-tanda klinik
untuk mengetahui status individu:
Organ

sistem Tanda normal

tubuh
Rambut

Licin,

Tanda abnormal

berkilau, Kusam,

rontok,

baik kering atau tumbuh

tidak

Kulit

berminyak
sempurna
Halus,
sedikit Kering,

Mata

basah, tugor baik


pecah, bersisik
Bersih an bersinar, Tidak bercahaya,

Cardiovaskuler

pecah-

konjuntiva

tidak konjungtiva pucat

pucat
HR, tensi,

nadi, HR,

irama
teratur

tensi

tidak

jantung normal,

irama

jantung

tidak

teratur

Otot-otot

Kuat

dan Lembek

berkembang biak
Gastrointestinal

dan

berkembang tidak

baik
Nafsu makan baik, Nafsu

makan

BAB/BAK teratur kurang, diare, sulit


dan normal

menelan,

Aktifitas

konstipasi
Bersemangat, giat Energi
kurang,

Neurologi

dan tidur normal


lemah, susah tidur
Refleks
normal, Refleks
kurang,
emosi
perhatian baik

dan iritable, perhatian


kurang, dan emosi
labil

Clinikal singn gangguan nutrisi di golongkan sebagai berikut:


a) Protein calorie malnutrision (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kekurangan kualitas dan kuantitas
konsumsi nutrisi, dengan kateggori sebagai berikut:
1) PCM/PEM ringan
BB kurang dari 80% dari BB normal sesuai umur
2) PCM/PEM sedang
60% dari BB normal sesuai umur Sd 80% dari BB normal
3) PCM/PEM berat
BB kurang dari 60% dari BB normal sesuai umur
b) Kwashior
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi ketika
sudah tidak mendapatkan ASI. Defisiensi protein dapat berakibat: retardasik
metal, kemunduran, apatis, edema, otot-otot tidak tumbuh dll. Tanda klinis
kwashiokor:
1) Odem
2) Gangguan pertumbuhan
3) Perubahan kejiwaan
4) Otot tumbuh terlihat lemah
c) Marasmus
Sindrom akibat defisiensi calorie d protein. Defisiensi kalori dan protein
berakibat: kelaparan, hilangnya jaringan-jaringan tubuh, BB < dari normal,

diare. PCM juga berakibat kurang baiknya penanganan klien selama menjalani
proses perawatan di berbagai fasilitas kesehatan.
d) Obesitas
Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih dari normal (2030%>normal).
e) Over weight
Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan ideal
f) Dietery history
Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi cara ini hanya
merangsang pengeluaran cairan, bukan perubahan kebiasaan makanan (Moore
Courney, Mary, 1997). Pola makan dan kebiasaan makan dipengaruhi oleh
budaya, latar belakang, status sosial ekonomi, aspek psikologi. Faktor yang
perlu dikaji dalam riwayat konsumsi nutrisi/diet klien:
Pola diet/makan
Pengetahuan

Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll


Penentuan tingkat pengetahuan klien

tentang nutrisi
Kebiasaan

mengenai kebutuhan nutrisi


MI melihat bersama-sama, makan sambil

Makanan

mendengarkan

Makanan

melihat televisi
Suka makan lalap, suka sambel, suka

kesukaan
Pemasukan cairan

coklat, suka roti


Jumlah cairan tiap hari yang diminum,

Problem diet
Tingkat aktivitas

jenis minuman, jarang minum


Sukar menelan, kesulitan mengunyah
Jenis
pekerjaan,
waktu
bekerja

musik,

makan

sambil

siang/malam, perlu makanan tambahan


Riwayat

atau tidak
Adanya riwayat penyakit diabetus melitus,

kesehatan/

adanya alergi

pengkomsumsian
obat
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah:
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: keadaan dimana intake nutrisi kurang dari keadaan metabolism tubuh
Kemungkinan ditemukan data:

a) Meningkatkan kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara berkelanjutan


b)
c)
d)
e)

akibat penyakit infeksi, luka bakar, ataupun kanker.


Disfagia akibat kelumpuhan serebral.
Penurunan absorpsi nutrisi akibat toleransi laktosa.
Penurunan nafsu makan.
Sekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun pengeluaran

lainnya.
f) Ketidakcukupan absorpsi akibat efek samping obat atau lainnya.
g) Kesulitan mengunyah.
Masalah klinik yang berhubungan dengan:
a) Anoreksia nervosa
b) AIDS
c) Pembedahan
d) Kehamilan
e) Kanker
f) Anemia
g) Marasmus
b. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan nutrisi
Definisi: klien dengan risiko atau actual mengkonsumsi makanan melebihi dari
kebutuhan metabolism tubuh.
Kemungkinan data yang ditemukan:
a) Perubahan pola kenyang akibat efek obat atau radiasi.
b) Penurunan fungsi pengecap atau penciuman.
c) Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi.
d) Penurunan kebutuhan metabolism.
e) Kelebihan asupan.
f) Perubahan gaya hidup.
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a)
b)
c)
d)

Obesitas
Hipotiroidesme
Klien dengan pemakaian kortikosteroid
Imobilisasi

3. Perencanaan
Tujuan:
a. Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang.
b. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi.
c. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parental.
Rencana tindakan:

1) Monitor perubahan factor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan


2)
3)
4)
5)
6)

nutrisi atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisi.


Kurangi factor yang mempengaruhi perubahan nutrisi.
Ajarkan untuk merencanakan makanan.
Kaji tanda vital dan bising usus.
Monitor glukosa, elektrolit, albumin, dan hemoglobin.
Berikan pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau tindakan lainnya.

Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara:
1) Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu makan.
2) Memberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit tetapi sering memperhatikan
3)
4)
5)
6)
7)

jumlah kalori dan tanpa kontraindikasi.


Menata ruangan senyaman mungkin.
Menurunkan stress psikologis.
Menjaga kebersihan mulut.
Menyajikan makanan mudah dicerna.
Hindari makanan yang mengandung gas.

Tindakan pada gangguan obstruksi mekanis secara umum dapat dilakukan dengan cara:
1) Lakukan kebersihan mulut segera dengan kumur-kumur menggunakan minuman
bikarbonat rendah kalori atau 1/2 atau 1/4 larutan hiderogen peroksida dan air sebagai
pembersih mulut.
2) Ajarkan teknik mempertahankan nafsu makan dengan mengubah variasi dan
kepadatan seperti jus atau sop kental.
3) Gunakan suplemen tinggi kalori atau protein.
Tindakan pada gangguan kesulitan makan secara umum dapat dilakukan dengan cara:
1) Atur posisi seperti duduk tegak 60-90 derajat pada kursi atau ditepi tempat tidur.
2) Pertahankan posisi selama 10-15 menit.
3) Fleksikan kepala ke depan pada garis tengah tubuh 45 derajat untuk mempertahankan
kepatenan esophagus.
4) Mulai dari jumlah yang kecil.
5) Anjurkan untuk membersihkan mulut, hindari makanan yang pedas atau asam,
makanan berserat (sayuran mentah), dan rendam makanan kering agar lunak.
Tindakan pada gangguan kelebihan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara:
1) Hindari makanan yang mengandunf lemak.
2) Berikan motivasi untuk menurunkaanberat badan.
3) Lakukan program olah raga.

4. Implementasi
a. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nutrisi melaui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara
membantu memberikan makan.nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada klien.
Alat dan Bahan:
a) Piring
b) Sendok
c) Garpu
d) Gelas
e) Serbet
f) Mangkok cuci tangan
g) Pengalas
h) Jenis diet
Prosedur kerja:
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Cuci tangan
Jelasksn prosedur yang akan dilakukan
Atur posisi klien
Pasang pengalas
Anjurkan klien untuk berdoa sebelum makan
Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan sedikit demi

sedikit dan berikan minum sesudah makan.


g) Setelah selesai, bersihkan mulut klien dan anjurkan untuk duduk sebentar.
h) Cacat hasil atau respon pemenuhuan terhadap makan.
i) Cuci tangan
b. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan pada klien yang tidak mampu menelan dengan cara memberi makan
melalui pipa lambung atau pipa penduga. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi klien.
Alat dan Bahan:
a) Pipa penduga dalam tempatnya
b) Corong
c) Spuit 20 cc
d) Pengalas
e) Bengkok
f) Plester, gunting
g) Makanan dalam bentuk cair

h)
i)
j)
k)
l)
m)

Air matang
Obat
Stetoskop
Klem
Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
Vaselin

Prosedur kerja:
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Cuci tangan.
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
Atur posisi klien dengan posisi semiflower.
Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
Letakkan bengkok di dekat klien.
Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari
epigastinum sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telinga dan beri tanda

batasnya.
g) Berikan vaselin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu masukkan
melalui hidung secara perlahan-lahan sambil klien dianjurkan untuk menelannya.
h) Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara:
1) Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem
dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk ke paru, dan jika
tidak ada gelembung maka pipa masuk ke lambung. Setelah itu diklem atau
dilipat kembali.
2) Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan
dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa
tersebut sudah masuk, setelah itu keluarkan udara yang ada didalam sebanyak
jumlah yang dimasukkan.
i) Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara pasang
corong atau spuit pada pangkal pipa.
j) Masukkan air matang 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat
pinggirnya.
k) Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila ada masukkan
obat dan beri minum lalu pipa penduga diklem.
l) Catat hasil tau respons klien selama pemberian makanan.
m) Cuci tangan.
c. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan
infuse yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena, baik secara sentral
(untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer (untuk nutrisi parental parsial).

Pemberian nutrisi melalui parental dilakukan pada klien yang tidak bias makan
melalui oral atau pipa nasograstik dengan tujuan untuk menunjang nutrisi sentral
yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan harian.
a) Nutrisi Parenteral Parsial
Merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian
kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat di penuhi melalui enteral. Cairannya
yang biasa digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.
b) Nutrisi Parenteral Total
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan nutrisi
sepenuhannya melalui cairan infuse karena keadaan saluran pencernaan klien
tidak dapat digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang
mengandung karbohidrat seperti Triofusin E 1000, cairan ini yang mengandung
asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti
intralipid.
c) Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk jangka waktu
lama dan melalui vena perifer. (Hidayat, AAA & Uliyah, M, 2005)
5. Evaluasi
a. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan
serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
b. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan
atau kelebihan berat badan.
c. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya
proses pencernaan makanan yang adekuat.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga
pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono
Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 1999).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20
minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan
sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun,
dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis,
Pielitis dan sebagainya.
Dalam buku obstetri patologi (1982) Hiperemesis Gravidarum adalah suatu
keadaan dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di
minum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan
timbul aseton dalam air kencing.
Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai
dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus-menerus pada minggu
kelima sampai dengan minggu kedua belas Penyuluhan Gizi Rumah Sakit A. Wahab
Sjahranie Samarinda.

B. Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahanperubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh
kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi. Beberapa faktor predisposisi dan
faktor lain yang ditemukan :
1. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa
dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan
ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada
kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat
hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan
faktor organik.
3. Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut sebagai
salah satu faktor organik.
4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun
hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan
pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik
mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar
terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup.
Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu
mengurangi frekwensi muntah klien
C. Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya
kadar

estrogen,

oleh

karena

keluhan

ini

terjadi

pada

trimester

pertama.

Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf
pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada
kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung
berbulan-bulan.
Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada
hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini

hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor
utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah
menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami
emesis gravidarum yang berat.Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi
lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik,
asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan
kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer
dan plasma berkurang. Natrium dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air
kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke
jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan
berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai
akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi
muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan
yang sulit dipatahkan.
D. Tanda Dan Gejala
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3
(tiga) tingkatan yaitu :
1. Tingkatan I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa
lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi
meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit
berkurang, lidah mengering dan mata cekung.
2. Tingkatan II
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah
mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan
mata sedikit ikterus. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendah,
hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas
dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
3. Tingkatan III

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun.
Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati
Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah
tanda adanya payah hati.
E. Komplikasi
Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan gangguan
emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga, menarik diri dan
depresi
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat): mengkaji usia gestasi janin dan
adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta
2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
3. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
G. Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi
lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan
untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.Makanan yang berminyak dan
berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam
keadaan panas atau sangat dingin.
1. Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan
Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin
hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti
Dramamin, Avomin
2. Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara
yang baik. Tidak diberikan makan/minuman selama 24 -28 jam. Kadang-kadang
dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah
dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4. Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu
dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C.
Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
5. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit
diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain
pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
6. Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III
Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama makanan tetapi 1 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam
semua zat zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama
beberapa hari.
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman
tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi
kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan.
Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
H. Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis gravidarum sangat memuaskan.

Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat,
penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
I. WOC

Peningkatan hormon
estrogen dan progesteron

Vili khoriales masuk


kesirkulasi maternal

Alergi

psikologis

Penurunan
peristaltic gaster

peningkatan
tekanan gaster
Mual dan muntah

Kehilangan cairan
yang berlebihan

Nafsu makan
menurun

Intake nutrisi
menurun

Penurunan volume
cairan

Mk: perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh

Metabolism
tubuh menurun

Dehidrasi

Perlambatan
pertumbuhan
dalam kandungan

Kematian janin

Kelosis

Mk: defisit volume


cairan

Kelemahan

Mk: 1. Intoleransi
aktivitas.

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN


HIPEREMESIS GRAVIDARUM
2. Kelemahan
A.
Tgl/jam MRS

Pengkajian Keperawatan
: 28-01-2014 / 02.45 WIB

Ruang
No. Register
Diagnosa Medis
Tgl/jam Pengkajian

: R. Nifas Kelas IIIA


: 172493
: Hiperemesis Gravidarum
: 28-01-2014 / 12.00 WIB

1.

Identitas
Nama
: Ny. H
Umur
: 18 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama
: Islam
Suku/bangsa : Madura/Indonesia
Bahasa
: Indonesia
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Status
: Menikah
Alamat
: Kedung Dowo, Rt/Rw 01/02, Arjasa
2.
Keluhan Utama
Klien mengatakan mual dan muntah sering.
3.
Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan 2 hari sebelum dibawa ke RS, klien mual muntah lebih dari 10
kali/hari, nyeri ulu hati, badan terasa lemas. Kemudian klien dibawa ke RS dengan
keluhan mual dan muntah lebih dari 10 kali/hari, nyeri ulu hati (+), nyeri kepala (+). Dan
pada saat dikaji pasien mengatakan mual dan muntah 8 kali/hari, nyeri ulu hati, sesak
4.

nafas, tidak bisa makan (setiap makan langsung muntah).


Riwayat Kesehatan Dahulu
Tidak ada riwayat HEG, HT, Asma.

5.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Dari keluarga pasien tidak ada riwayat penyakit menurun dan menular.
6.
Pola Fungsi Kesehatan
a.
Pola persepsi dan tatalaksana kesehatan
Saat klien merasakan sakit pasien tidak langsung kepetugas kesehatan, tetapi ketika
kondisi klien semakin buruk keluarga langsung membawa klien ke petugas kesehatan
atau RS.
b.

Pola nutrisi dan metabolism


a) Pola makan
Sebelum sakit nafsu makan klien baik, makan per oral 3x/hari dengan jumlah
kalori 2100 kkal (terpenuhi). Klien tidak mempunyai alergi makanan dan
makanan pantangan.
Setelah sakit nafsu makan klien meurun, mulut terasa pahit, tenggorokan sakit
untuk menelan, makan per oral 1x/hari dengan jumlah kalori 1740 kkal (tidak

terpenuhi). Klien saat ini mempunyai makanan pantantangan yang merangsang


terjadinya mual dan muntah, seperti berlemak, manis dan asin.
b) Pola minum
Sebelum sakit klien dapat minum air putih, teh, susu, jus, air gula, sirup, dll.
dalam jumlah minum >8 gelas/hari.
Setelah saikit klien hanya dapat minum air putih dan teh, dalam jumlah minum <
4 gelas/hari.
c.

Pola eliminasi
a) Eliminasi urine
Sebelum sakit klien BAK secara lancar, frekuensi > 3x/hari, warna urin kening
jernih dengan bau khas urin.
Setelat sakit BAK klien kurang lancar dalam frekuansi 1x/hari, warna urin bening
atau jernih dengan bau bercampur obat. Namun tidak ada keluhan dari klien.
b) Eliminasi alvi
Sebelum sakit BAB klien lancar, frekuensi 2x/hari, warna kuning kecoklatan,

konsistensi lunak berbentuk dengan bau kas feses.


Setelah sakit pasien belum pernah BAB.
d.
Pola aktivitas dan kebersihan diri
Sebelum MRS klien bisa mandi 2x/hari, keramas 1x/hari, sikat gigi 2x/hari, tanpa
bantuan.
Setelah MRS klien hanya diseka, gosok gigi 1x/hari dengan bantuan dan belum
keramas.
e.

Pola istirahat-tidur
Sebelum MRS klien tidur siang 2 jam dan tidur malam selama 9 jam.
Setelah MRS klien sulit untuk tidur.
f.
Pola kognitif dan persepsi sensori
Sebelum MRS dan setelah MRS Klien tidak mengalami gangguan sensori
(pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan dan penciuman), karena klien dapat
memahami dan merespon apa yang diinstrusikan baik secara tindakan maupun
pemberian obat oleh petugas kesehatan.
g.
Pola konsep diri
Gambaran diri: klien merasa malu dengan keadaannya sekarang, tetapi klien ingin
cepat sembuh supaya bisa kumpul keluarga.
Identitas diri: klien dapat mengenali dirinya sendiri, keluarga dan lingkungan
disekitarnya.
h.

Pola hubungan peran


Peran klien terhadap pasangannya (suami) kurang baik (adanya masalah dalam
keluarga).

i.

Pola fungsi sexual-sexualitas

Sebelum sakit klien mengatakan bahwa klienjarang berhubungan dengan suami


karena sering ada masalah dalam keluarga, dan suaminya sangat keras terhadap klien.
j.
Pola mekanisme koping
Klien hanya bisa mengeluh sakit dengan dirinya sendiri dan hanya bisa berbaring
k.

lemah, diam. Klien sangat tidak nyaman dengan kehidupannya dengan suami.
Pola nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit klien melakukan sholat 5 waktu. Saat sakit klien hanya bisa berdoa
diatas tempat tidur.

7.

Pemeriksaan Fisik
a.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
n)

Status kesehatan umum


Kesadaran
: komposmetis, GCS 4, 5, 6
Tekanan darah
: 90/70 mmhg
Nadi
: 100 x/menit
Suhu
: 36,5 0C
RR
: 21 x/menit
Turgor
: kembali < 1 detik
BB sebelum sakit
: 50 kg
BB saat ini
: 42 kg
TB
: 145 cm
BBI
: 50 kg
Prosentase penurunan BB saat ini terhadap awal
: 16 %
Prosentase penurunan BB saat ini terhadap BBI
: 84% (normal)
Status deidrasi
: dehidrasi normal
Jumlah intake / out put
Intake
:
50
cc
makan
800
cc
minum
291,66
cc
infuse
61,25
cc
air metabolism
Total intake :
1202,91
cc
Out put

Total out put :

12,25
300
183,75
496

cc
cc
cc
cc
cc

BAB
BAK
muntah
IWL

Balance cairan = intake out put


= 1202,91 496
= 706,91 cc
b.
Kepala leher
a) Kepala
Bentuk
: mesocepal tidak terdapat benjolan.

Rambut

: berwarna hitam, kebersihan kurang, terdapat rontok, dan sedikit


ketombe.

b) Kulit
Turgor baik, warna kulit sawo matang, tidak ada lesi.
c) Mata
Sclera tidak ikterik, pupil kanan dan kiri bereaksi teradap cahaya, konjungtiva
tidak anemis.
d) Hidung
Bentuk simetris, agak sedikit kotor, tidak terdapat polip.
e) Mulut
Mukosa bibir kering.
f) Telinga
Telinga kanan dan kiri normal dalam pendengaran, dank lien tidak menggunakan
alat bantu pendengaran.
g) Leher
Palpasi : tidak terdapat benjolan atau pembbesaran kelenjar tiroid.
c.
Dada
Inspeksi : simetris, tidak ada benjolan.
Palpasi
: tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : bunyi jantung pekak dan bunyi paru sonor.
Auskultasi : tidak terdengar weezhing dan ronky.
d.
Abdomen
Inspeksi : flat (datar)
Palpasi
: terdapat nyeri tekan pada perut bagian kanan atas.
Perkusi : bunyi timpani.
Auskultasi : bising usus normal.
e.
Ekstermitas atas dan bawah
Kekuatan otot normal, dan tidak ada luka.
f.
Tulang belakang atau punggung pinggang
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada punggung.
g.
Anus genetalia
Keluar cairan pervagina (keputihan).
h.
Pemeriksaan neurologi
GCS 4, 5, 6.
8.
Pemeriksaan Diagnostic
a.
Labolatorium
Darah lengkap
HGB
: 12,2 g/dl
WBC
: 9,3 x 10 ^3/ul
RBC
: 4,62 x 10 ^6/ul
9.
Terapi
Oral
: vomceran
1 x 1 / hari
Ofsit dha
2 x 1 / hari
Parenteral
: infuse RL
Injeksi metoclo
3 x 1 / hari

Injeksi ranitidine

2 x 1 / hari

BAB III
KESIMPULAN
III.1 Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika terjadi
keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi
organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan
pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia, maka
akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.

DAFTAR PUSTAKA
A. Aziz alimul H,2009. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan
jilid 2. Jakarta: Salemba Medika
Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1 Jakarta: EGC
Tarwoto wartonah, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawata. Jakarta: Salemba
Medika
Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep, 2007. Kebutuhan Manusia Teori
dan Aplikasi dalam Praktek Gresik

Das könnte Ihnen auch gefallen