Sie sind auf Seite 1von 26

A.

JUDUL

PENERAPAN

MENGGUNAKAN METODE

MODEL

QUANTUM

LEARNING

INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA PADA KONSEP LISTRIK


DINAMIS DI SMA NEGERI 1 BANDA ACEH
B. LATAR BELAKANG MASALAH
SMA Negeri Negeri 1 Banda Aceh adalah salah satu SMA yang melakukan
kegiatan pembelajaran fisika sebagaimana SMA lainnya. Berdasarkan hasil observasi
penulis, guru di sekolah tersebut menerapkan model pembelajaran yang masih
berpusat pada guru, sehingga membuat siswa pasif dan bosan dalam mengikuti
proses belajar fisika. Guru-guru fisika sudah mengetahui tentang model-model
pembelajaran, tetapi mereka jarang menerapkannya. Alasannya membutuhkan waktu
untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran, terbatasnya kemampuan mereka
sendiri tentang cara melaksanakannya di kelas dan terbatasnya fasilitas yang dimiliki
sekolah.
Disamping itu prestasi siswa dalam bidang fisika sangat rendah, hal ini di
buktikan dengan

nilai yang dicapai siswa rata-rata dibawah kriteria ketuntasan

minimal (kkm) setiap mengikuti ulangan pada materi-materi fisika. Dari hasil ulangan
rata-rata hanya

10 orang siswa yang tuntas sehingga guru fisika harus melakukan

remedial. Selain itu minat belajar siswa pada pembelajaran fisika sangat rendah, hal
ini bisa dipantau dari setiap tugas yang diberikan guru fisika hanya sebagian kecil
dari siswa yang mau mengerjakan tugas. Setiap pembelajaran fisika banyak siswa
yang minta izin dengan berbagai alasan untuk tidak mengikuti pelajaran. Siswa juga
cendrung menganggap pelajaran fisika sebagai salah satu pelajaran yang penuh
dengan hafalan-hafalan rumus tanpa memahami kaitannya.Hal ini seperti yang
dikatakan oleh Suparno (1995:35 ), Materi fisika dianggap sulit oleh siswa karena
banyak rumus dan hitungan .

Permasalahan yang dikemukakan tersebut dapat diatasi dengan membenahi


dan peningkatan profesional guru yaitu dengan menerapkan model pembelajaran
yang tepat. Dalam hal ini guru harus menguasai materi yang diajarkan dengan
memiliki keterampilan dan teknik-teknik tertentu selama proses belajar mengajar
fisika. Kenyataan menunjukkan bahwa strategi pembelajaran sangat berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (2008:3),
Pemilihan dan penggunaan satu metode dan teknik pendekatan ditentukan oleh
tujuan pelajaran yang hendak dicapai dan materi yang hendak diajarkan.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan
pemahaman siswa

adalah dengan menerapkan model quantum learning

menggunakan metode inkuiri. Model ini diduga dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa. Dengan menerapkan model quantum learning siswa dapat belajar dengan lebih
nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan bebas dalam menemukan berbagai
pangalaman baru dalam belajarnya. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai
penggerak atau pembimbing siswa, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau
yang dibimbing. Selain itu perpaduannya dengan metode inkuiri dapat membuat
siswa mengembangkan potensinya secara optimal sebagaimana yang dinyatakan oleh
Gulo (2002:84), Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis logis dan analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Oleh karena itu dengan menerapkan model quantum learning menggunakan
metode inkuiri diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif dalam mengikuti proses
belajar mengajar fisika. Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin

melakukan

perbaikan proses pembelajaran dengan meneliti meneliti lebih lanjut dengan judul:
Penerapan Model Quantum Learning Menggunakan Metode Inkuiri Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Siswa Pada konsep listrik dinamis di
SMA Negeri 1 Banda Aceh

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah
a. Apakah penerapan model quantum learning dengan menggunakan metode inkuiri
dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas X3 di SMA Negeri 1 Banda Aceh
Semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011 pada konsep listrik dinamis?
b. Bagaimanakah interaksi belajar siswa di dalam kelas selama kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan model quantum learning dengan menggunakan
metode inkuiri?
c. Bagaimana

kemampuan

guru

dalam

pengelolaan

pembelajaran

dengan

menerapkan model quantum learning dengan menggunakan metode inkuiri?


d. Bagaimana tanggapan siswa terhadap model quantum learning dengan
menggunakan metode inkuiri?
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
a. Untuk mengetahui ada/tidaknya peningkatan pemahaman
konsep listrik dinamis

fisika siswa pada

yang di capai setelah menyelesaikan pembelajaran

dengan menerapkan model quantum learning menggunakan metode inkuiri.


b. Untuk mengetahui

interaksi siswa selama kegiatan pembelajaran dengan

menerapkan model quantum learning menggunakan metode inkuiri berlangsung.


c. Untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan model quantum
learning dengan menggunakan metode inkuiri.
d. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan
model quantum learning dengan menggunakan metode inkuiri.

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN


Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah berkisar tentang penerapan model
quantum learning menggunakan metode inkuiri pada pokok bahasan listrik dinamis
pada SMA Negeri 1 Banda Aceh. Penelitian dilakukan pada kelas X 3 dengan jumlah
siswa 32 orang. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran
2012/2013. Pada pokok bahasan listrik dinamis. Jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas dengan 3 siklus.
F. DEFENISI OPERASIONAL
Untuk mempermudah pemahaman isi karya tulis ini, maka didefinisikan
istilah-istilah penting yang menjadi pokok pembahasan utama dalam karya tulis ini
yaitu sebagai berikut:
Menurut Johar (2006:8), Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan
atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan

untuk menentukan perangkat-

perangkat pembelajaran. Model pembelajaran yang akan dipakai dalam penelitian


ini adalah model Quantum Learning.
Menurut Porter dan Hernacki (2005:16), Quantum learning didefinisikan
sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. sebagai pelajar
tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi, hubungan, inspirasi
agar menghasilkan energi cahaya. Semua interaksi yang terjadi dalam kegiatan
belajar dapat bermanfaat dan bermakna bagi siswa. Model pembelajaran ini akan
dikombinasikan dengan metode inkuiri.

Menurut Gulo (2002: 93), Metode inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan
belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis logis dan analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Metode ini yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar.
Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan usaha, kegiatan, dan
sebagainya. http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php diakses 5 mei 2010.
Peningkatan dalam penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php
diakses 5 mei 2010. Prestasi belajar yang dimaksud adalah prestasi belajar siswa
pada pelajaran fisika kelas X3 SMA Negeri 1 Banda Aceh.
G. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang dapat di gunakan
untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap mata pelajaran fisika
mengikuti pelajaran fisika.
2. Bagi guru fisika sebagai bahan pertimbangan guru dalam memilih strategi
pembelajaran yang bervariasi agar pembelajaran menarik.
3. Bagi sekolah sebagai masukan dalam menentukan kebijakan untuk meningkatkan
mutu pendidikan.

4. Bagi peneliti merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai calon guru yang
profesional.
H. LANDASAN TEORI
Lahirnya Konsep Quantum Learning
Menurut Porter dan Hernacki (2005:15), Quantum Learning adalah
seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis
untuk semua tipe orang dan segala usia. Quantum Learning pertama kali digunakan
di Supercamp. Di Supercamp ini menggabungkan rasa percaya diri, keterampilan
belajar, dan keterampilan berkomunikasi dalam lingkungan yang menyenangkan.
Lebih lanjut (Porter dan Hernacki 2005: 16) menyatakan:
Quantum Learning didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang mengubah
energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal
dalam fisika kuantum adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama
dengan energi. Atau sudah biasa dikenal dengan E=mc. Tubuh kita secara
materi di ibaratkan sebagai materi, sebagai pelajar tujuan kita adalah meraih
sebanyak mungkin cahaya; interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan
energi cahaya.
Quantum Learning berakar dari upaya Lozanov, seorang pendidik yang
berkebangsaan Bulgaria yang

bereksperimen dengan apa yang disebut sebagai

Suggestology atau Suggestopedia. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan


pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apa pun memberikan
sugesti positif ataupun negatif. Prinsipnya bawalah dunia mereka ke dunia kita dan
hantarkan dunia kita ke dunia mereka. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan
untuk memberikan sugesti positif yaitu mendudukan murid secara nyaman,
memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu,

menggunakan media pembelajaran untuk memberikan kesan besar sambil


menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih.
Menurut

De

Porter

dan

Hernacki

(2001:16),

Quantum

Learning

menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP (Program


neurolinguistik) dengan teori, keyakinan dan metode kami sendiri. Termasuk
diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar yang lain
seperti:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Teori otak kanan atau kiri.


Teori otak 3 in 1.
Pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinetik).
Teori kecerdasan ganda.
Pendidikan holistic (menyeluruh).
Belajar berdasarkan pengalaman.
Belajar dengan simbol (metaphoric learning).
Simulasi atau permainan.
Suatu proses pembelajaran akan menjadi efektif dan bermakna apabila ada

interaksi antara siswa dan sumber belajar dengan materi, kondisi ruangan, fasilitas,
penciptaan suasana dan kegiatan belajar yang tidak monoton diantaranya melalui
penggunaan musik pengiring. Interaksi ini berupa keaktifan siswa dalam mengikuti
proses belajar.
Menurut De Porter dan Hernacki (2005:13) dengan belajar menggunakan
quantum learning akan didapatkan berbagai manfaat yaitu:
1) Bersikap positif.
Sikap positif ini dapat berkembang apabila seseorang yakin bahwa ia mampu
melakukan hal yang baginya sangat tidak mungkin dapat ia lakukan .

2) Meningkatkan motivasi.
Quantum learning mampu membangkitkan motivasi dari tiap orang yang
menerapkannya.
3) Keterampilan belajar seumur hidup.
Dengan quantum learning maka dapat mengembangkan semua potensi yang
dimiliki
4) Kepercayaan diri.
Kepercayaan diri seseorang dapat terjadi jika ia yakin mampu melakukan hal
yang tersulit yang tak pernah dilakukan. Dalam quantum learning kita dapat
menumbuhkan rasa percaya diri, layaknya orang bisa melakukan, maka kita pun
dapat melakukannya.
5) Sukses atau hasil belajar yang meningkat.
Rasa percaya diri yang dibawa dalam quantum learning

otomatis dapat

membawa pengaruh positif terhadap prestasi belajar.


Penerapan Quantum Learning Dalam Pembelajaran
Dalam pembelajaran quantum learning siswa dikatakan aktif jika ikut serta
mempersiapkan pelajaran, gembira dalam belajar, mempunyai kemauan dan
kreativitas dalam belajar, keberanian menyampaikan gagasan dan minat, sikap kritis
dan ingin tahu, kesungguhan bekerja sesuai dengan prosedur.
Adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui
konsep quantum learning dengan cara:
1) Kekuatan Ambak

Menurut (De Potter dan Hernacki 2001: 49), Ambak adalah motivasi yang
didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu
keputusan. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena dengan adanya motivasi
maka keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini siswa akan diberi
motivasi oleh guru dengan memberi penjelasan tentang manfaat apa saja setelah
mempelajari suatu materi.
2) Penataan lingkungan belajar
Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan penataan lingkungan yang
dapat membuat siswa merasa betah dalam belajarnya, dengan penataan lingkungan
belajar yang tepat juga dapat mencegah kebosanan dalam diri siswa.
3) Memupuk sikap juara
Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam belajar
siswa, seorang guru hendaknya jangan segan-segan untuk memberikan pujian pada
siswa yang telah berhasil dalam belajarnya, tetapi jangan pula mencemooh siswa
yang belum mampu menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini siswa akan
lebih dihargai.
4) Bebaskan gaya belajarnya
Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh siswa, gaya belajar
tersebut yaitu: visual, auditorial dan kinestetik. Dalam quantum learning guru
hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar pada siswanya dan janganlah
terpaku pada satu gaya belajar saja.
5) Membiasakan mencatat

Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika sang siswa
tidak hanya bisa

menerima, melainkan bisa mengungkapkan kembali apa yang

didapatkan menggunakan bahasa hidup dengan cara dan ungkapan sesuai gaya belajar
siswa itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan simbol-simbol
atau gambar yang mudah dimengerti oleh siswa itu sendiri, simbol-simbol tersebut
dapat berupa tulisan.
6) Membiasakan membaca
Salah satu aktivitas yang cukup penting adalah membaca. Karena dengan
membaca akan menambah perbendaharaan kata, pemahaman, menambah wawasan
dan daya ingat akan bertambah. Seorang guru hendaknya membiasakan siswa untuk
membaca, baik buku pelajaran maupun buku-buku yang lain.
7) Jadikan anak lebih kreatif
Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba dan senang
bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa akan mampu menghasilkan
ide-ide yang segar dalam belajarnya.
8) Melatih kekuatan memori anak
Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga anak perlu
dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik.

Kekuatan materi dapat

dilatih dengan berbagai cara antara lain dengan mengulangi materi, memperbanyak
jeda ketika belajar dan membuat peta pikiran untuk pelajaran.
Pembelajaran quantum learning lebih mengutamakan keaktifan peran serta
siswa dalam berinteraksi dengan situasi belajarnya melalui panca inderanya baik

melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan, sehingga


hasil penelitian quantum learning terletak pada modus berbuat yaitu katakan dan
lakukan, dimana proses pembelajaran quantum learning mengutamakan keaktifan
siswa, siswa mencoba mempraktekkan media melalui kelima

inderanya dan

kemudian melaporkannya dalam laporan praktikum dan dapat mencapai daya ingat
90%. Semakin banyak indera yang terlibat dalam interaksi belajar, maka materi
pelajaran akan semakin bermakna.
Pengertian Metode Inkuiri
Ada beberapa pendapat tentang metode pembelajaran inkuiri, antara lain:
Surachman (1996:3) menyatakan bahwa, Metode pembelajaran inkuiri adalah
suatu pola untuk membantu para siswa belajar merumuskan dan menguji
pendapatnya sendiri dan memiliki kesadaran akan kemampuannya.
Menurut

Sanjaya

(2007:194), Strategi pembelajaran inkuiri adalah

rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari sutu masalah yang
dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab
antara guru dan siswa.
Gulo (2002:93) menyatakan bahwa:
Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh
potensi yang ada termasuk pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri
merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data menganalisis data dan membuat
kesimpulan

Senada dengan pendapat diatas Johar (2006:131) menyatakan bahwa, Inkuiri


mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya seperti merumuskan
masalah, merencanakan eksperimen, mengumpulkan , menganalisa data dan menarik
kesimpulan. Sedangkan menurut Sumantri (1999:164), Metode pembelajaran
inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa
untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru.
Kajian lain Nasution, 1992:128) menyatakan bahwa, Metode pembelajaran
inkuiri adalah merupakan proses belajar yang memberikan kesempatan pada
siswa

untuk

menguji

dan

menafsirkan problema

secara

sistematika

yang

memberikan konklusi berdasarkan pembuktian. Berdasarkan uraian di atas dapat


disimpulkan bahwa metode pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan
belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa secara optimal sehingga siswa
mampu membangun pemahaman sendiri tentang konsep yang dipelajarinya.
Proses Pembelajaran Dengan Metode Inkuiri
Pada penelitian ini tahapan pembelajaran yang digunakan mengadaptasi dari
tahapan pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Sudjana dalam Trianto
(2007:142) ada lima tahapan yang ditempuh dalam pembelajaran inkuiri. Adapun
tahapan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:
1. merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa
2. menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan hipotesis
3. mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab hipotesis
atau permasalahan
4. menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi
5. mengaplikasikan kesimpulan.

Kelebihan Dan Kelemahan Metode Inkuiri


Adapun kelebihan metode inkuiri menurut Johar (2006 :135) adalah sebagai
berikut
a. Dapat membentuk dan mengembangakn self concept pada diri siswa, sehingga
anak dapat mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik
b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar
yang baru.
c. Mendorong anak didik untuk bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif,
jujur dan terbuka.
d. Mendorong anak didik untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya
sendiri.
e. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik
f. Situasi proses belajar menjadi lebih teransang
g. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu
h. Memberi kebebasan kepada anak didik untuk belajar sendiri
i. Dapat menghindarkan anak didik dari cara belajar tradisional.
j. Dapat memberikan waktu kepada anak didik secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Selain memiliki kelebihan, inkuiri juga memiliki kelemahan. Adapun
kelemahan metode inkuiri adalah sebagai berikut:
a. Anak didik memerlukan waktu untuk berpikir dan memperoleh pengertian tentang
konsep.
b. Perlu adannya kesiapan mental pada diri anak didik.
Prestasi Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya
Untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran tersebut berhasil dilaksanakan
maka dapat diukur dari tingkat prestasi belajar siswa karena setiap proses belajar
mengajar selalu menghasilkan prestasi belajar. Menurut Winkel (1991:182 ) bahwa,
Prestasi belajar adalah hasil proses belajar mengajar yang berupa perubahan dalam
bidang pengetahuan atau pengalaman, bidang keterampilan, bidang nilai dan bidang
siswa dalam belajar.

Prestasi belajar merupakan hasil evaluasi belajar yang diperoleh atau dicapai
oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu.
Bentuk konkrit dan prestasi belajar adalah dalam bentuk skor akhir dari evaluasi yang
dimasukkan dalam nilai raport. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dilakukan
evaluasi. Prestasi belajar merupakan wujud yang menggambarkan usaha belajar yang
melibatkan interaksi antara guru dan siswa, ataupun orang lain dan lingkungannya.
Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang
dicapai siswa setelah melalui proses belajar yang ditunjukkan dalam bentuk angka,
huruf ataupun tindakan yang mencerminkan prestasi anak dalam periode tertentu
dalam belajar.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Menurut Slameto
(1995: 54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan
dalam dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal
dari luar diri siswa. Faktor-faktor ekstern itu antara lain :
1) Latar belakang pendidikan orang tua
Latar belakang pendidikan orang tua paling mempengaruhi prestasi belajar.
Semakin tinggi pendidikan orang tua, maka anak dituntut harus lebih berprestasi
dengan berbagai cara dalam pengembangan prestasi belajar anak.
2) Status ekonomi sosial orang tua
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang
sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya. Jika anak hidup dalam

keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan
anak terganggu. Akibatnya, belajar anak juga terganggu.
3) Ketersediaan sarana dan prasarana di rumah dan sekolah
Sarana dan prasarana mempunyai arti penting dalam pendidikan dan sebagai
tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Sekolah harus mempunyai ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, halaman sekolah
dan

ruang kepala sekolah. Sedangkan di rumah diperlukan tempat belajar dan

bermain, agar anak dapat berkeasi sesuai apa yang diinginkan. Semua tujuan untuk
memberikan kemudahan pelayanan anak didik
4) Media yang di pakai guru
Media digunakan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di
sekolah tergantung dari baik tidaknya media yang digunakan dalam pendidikan yang
dirancang. Bervariasi

potensi yang tersedia melahirkan media yang baik dalam

pendidikan yang berlainan untuk setiap sekolah.


5) Kompetensi guru
Kompetensi guru adalah cara guru dalam pembelajaran yang dilakukannya
terhadap siswa dengan metode atau program tertentu

Metode atau program disusun

untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah


tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Bervariasi potensi
yang tersedia melahirkan metode pendidikan yang berlainan untuk setiap sekolah.
Faktor Intern adalah faktor yang mempengaruhi pretasi belajar yang
berasal dari dalam diri siswa. Faktor-faktor intern itu antara lain :

1) Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan
belajar. Siswa yang kesehatannya baik akan lebih mudah dalam belajar dibandingkan
dengan siswa yang kondisi kesehatannya kurang baik, sehingga hasil belajarnya juga
akan lebih baik.
2) Kecerdasan / intelegensia
Kecerdasan/intelegensia besar pengaruhnya dalam menentukan seseorang
dalam mencapai keberhasilan. Seseorang yang memiliki intelegensi yang tinggi akan
lebih cepat dalam menghadapi dan memecahkan masalah, dibandingkan dengan
orang yang memiliki intelegensi rendah. Dengan demikian intelegensi memegang
peranan dalam keberhasilan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Demikian pula dalam prestasi belajar. Siswa yang memiliki tinggi, prestasi belajarnya
juga akan tinggi, sementara siswa yang memiliki intelegensia rendah maka prestasi
yang diperoleh juga akan rendah.
3) Cara belajar
Cara belajar seseorang mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar
tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis dan ilmu kesehatan akan
memperoleh hasil yang kurang memuaskan.
4) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Siswa yang belajarsesuai dengan bakatnya
akan lebih berhasil dibandingkan dengan orang yang belajar di luar bakatnya.

5) Minat
Seorang siswa yang belajar dengan minat yang tinggi maka hasil yang akan
dicapai lebih baik dibandingkan dengan siswa yang kurang berminat dalam belajar.
6) Motivasi
Motivasi sebagai faktor intern

berfungsi menimbulkan, mendasari,

mengarahkan perbuatan belajar. Dengan adanya motivasi maka siswa akan memiliki
prestasi yang baik, begitu pula sebaliknya.
I. METODELOGI PENELITIAN
Tempat dan waktu penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Banda Aceh Jalan Prof. A. Majid
Ibrahim No. 7 Banda

Aceh kelas X3 semester genap tahun ajaran 2012-2013.

Dilaksanakan mulai tanggal .2013 sampai dengan tanggal ..2013.


Penelitian ini mengambil pokok bahasan listrik dinamis. Penelitian dilaksanakan
diakhir semester karena materi yang dipilih diajarkan bertepatan pada akhir semester.
Subjek dan Objek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas
X3 SMA Negeri 1 Banda Aceh tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 32 orang
yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 20 orang perempuan, sedangkan yang menjadi
objek penelitian adalah hasil belajar fisika kelas X3 pada materi listrik dinamis
melalui penerapan model quantum learning menggunakan metode inkuiri.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian


tindakan kelas (Classroom Action Research). Metode penelitian tindakan kelas
terdiri dari 4 komponen, yaitu:
a.Rencana

Tindakan apa yang akan dilakukan untuk

memperbaiki, meningkatkan atau perubahan prilaku dan sikap


sebagai solusi.
b. Tindakan

Apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti


35
sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang
diinginkan.

c.Observasi

Mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan

yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.


d. Refleksi

Peneliti

mengkaji,

melihat

dan

mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari


berbagai kriteria.

Teknik Pengumpulan Data


Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan
persiapan sebagai berikut :
Tahap perencanaan
Adapun yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan meliputi :
1. Menentukan jumlah siklus pertemuan yaitu 3 kali tatap muka yang terdiri dari
satu sub pokok bahasan.

2. Menentukan kelas penelitian yaitu kelas X 3


3. Menentukan materi yaitu pada pokok bahasan listrik dinamis.
4. Menyusun RPP sesuai dengan materi listrik dinamis yang dibagi dalam 3 kali
pertemuan.
5. Menyusun LKS model quantum learning menggunakan metode inkuiri pada
materi listrik dinamis.
6. Menyusun lembaran pengamatan aktivitas guru dan siswa dan lembaran
pengamatan pengelolaan kelas melalui penerapan model quantum learning
menggunakan metode inkuiri
7. Menyusun alat evaluasi berupa tes objektif.
Tahap pelaksanaan
Sebelum melakukan tindakan-tindakan untuk siklus pertama, terlebih
dahulu dilakukan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan juga
memberikan pengarahan kepada siswa bagaimana proses belajar mengajar melaui
penerapan model quantum learning menggunakan metode inkuiri. Adapun prosedur
penelitiannya terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Pada tahap perencanaan peneliti telah menyusun langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut:
1. Aktivitas Guru
a. Guru memberikan Pre-test pertama kepada siswa.
b. Guru menginformasikan kepada siswa materi yang akan dipelajari.

c. Guru membagi siswa dalam 6 kelompok belajar, setiap anggota kelompok


terdiri dari 5 dan 6 orang
d. Guru membagikan lks kepada siswa.
e. Guru membimbing siswa menyusun rumusan masalah.
f. Guru membimbing siswa menentukan hipotesis
g. Guru meminta siswa melakukan kegiatan sesuai dengan lks
h. Guru membimbing siswa berdiskusi kelompok secara quantum learning
i. Guru membimbing mempresentasikan hasil kerja kelompok.
j. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling baik
k. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
menanggapi pertanyaan.
l. Guru membimbing siswa menarik kesimpulan
m. Memberikan post test.
1. Aktivitas Siswa
a.

Mengerjakan pre test

b.

Mendengarkan penjelasan guru.

c.

Membentuk kelompok.
d. Menerima lks dari guru

e.

Menyusun rumusan masalah sesuai dengan bimbingan guru.


f.

Menyusun hipotesis sesuai dengan bimbingan guru.

g. Melakukan kegiatan sesuai dengan lks

h.

Berdiskusi kelompok secara quantum learning.

i.

Mempresentasikan hasil kerja kelompok.

j.

Siswa menerima penghargaan dari guru

k.

Bertanya dan menanggapi pertanyaan dari teman

l.

Menarik kesimpulan materi

m.

Mengerjakan post test.


Pada tahap perencanaan, peneliti juga mempersiapkan RPP-1 . Disamping
itu, peneliti juga menyiapkan berbagai perangkat pembelajaran lainnya yang
dibutuhkan pada RPP-1.
Selanjutnya peneliti melakukan tindakan yaitu melaksanakan KBM
berdasarkan RPP-l. Pada saat KBM berlangsung dilakukan pengamatan terhadap
aktivitas guru dan siswa serta kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
dengan menerapkan model quantum learning menggunakan metode inkuiri oleh
dua orang pengamat. Setelah KBM berlangsung, kepada siswa diberikan post-test.
Kemudian guru dan pengamat melaksanakan kegiatan refleksi terhadap
pelaksanaan RPP-l. Hasil refleksi yang diberikan oleh pengamat dijadikan
pedoman oleh guru dalam merevisi berbagai kelemahan pada RPP-l dalam
menyusun RPP-2.
Pada siklus kedua, peneliti menyiapkan perencanaan untuk RPP-2
berdasarkan hasil refleksi dari siklus I. Secara umum langkah-langkah
pelaksanaan siklus II sama dengan pelaksanaan pada siklus I, akan tetapi akan ada

perbaikan kegiatan-kegiatan yang masih belum berjalan dengan baik pada siklus
I. Begitu seterusnya untuk siklus ke III

Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Tes tertulis yang berbentuk objectif dengan lima pilihan yaitu a, b, c, d, dan e. Tes
ini diberikan pada saat pretest dan post test untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung dengan jumlah soal
sebanyak 10 soal.
2. Lembaran pengamatan interaksi siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan
model quantum learning menggunakan metode inkuiri. Lembar pengamatan
digunakan untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan guru dan siswa selama
PBM dengan menerapkan model quantum learning menggunakan metode inkuiri
3. Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan Quantum
Learning menggunakan metode inkuiri. Lembar pengamatan ini digunakan untuk
mengetahui keterampilan guru dalam mengelola PBM sesuai dengan apa yang
terdapat pada rencana pelaksanaan pembelajaran
4. Lembar respon siswa terhadap PBM dengan penerapan Quantum Learning
menggunakan metode inkuiri. Lembar pengamatan ini digunakan untuk melihat
bagaimana tanggapan

siswa terhadap proses belajar mengajar. Lembar

pengamatan ini disusun dalam bentuk angket yang di dalamnya berisi pertanyaan

tentang komponen-komponen pembelajaran yaitu materi yang diajarkan, suasana


kelas, cara mengajar guru, minat belajar siswa dan bimbingan guru terhadap siswa

Teknik Pengolahan Data


Adapun teknik pengolahan data yang digunakan adalah menggunakan statistik
deskriptif dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Analisis tes hasil belajar siswa
Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa melalui penerapan quantum
learning menggunakan metode inkuiri dianalisis dengan menggunakan presentase.
Data ini diperoleh dari hasil pre test dan post test. Menurut Mulyasa (2004:99),
Berdasarkan teori belajar tuntas, maka seorang peserta didik dipandang tuntas
belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan
pembelajaran minimal 65 % dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan
keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau
mencapai minimal 65 %, sekurang-kurangnya 85 % dari jumlah peserta didik yang
ada di kelas tersebut.
P

f
100%
N

.................................................. (1)

Keterangan :
P = presentase yang dicari
F = frekuensi jawaban yang benar
N = Jumlah soal

(Sudijono 2005: 43)

Analisis data aktivitas guru dan siswa


Untuk menganalisis data aktifitas siswa selama pembelajaran

digunakan

statistik deskriptif dengan presentase menggunakan persamaan 1


Analisis respon siswa terhadap KBM dan perangkat
Untuk mengetahui respon siswa terhadap KBM dan perangkat pembelajaran
yang diperoleh melalui angket dianalisis dengan persentase dengan menggunakan
persamaan 1.
Analisis data keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran
Untuk menganalisis data keterampilan guru dalam mengelola pembelajran
melalui penerapan model quantum learning menggunakan metode inkuiri
menggunakan statistik deskriptif dan rata-rata skor sesuai dengan yang dikemukakan
oleh Arikunto (2002:96) sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Skor 1 = jelek sekali


Skor 2 = jelek
Skor 3 = cukup
Skor 4 = bagus
skor 5 = sangat bagus

DAFTAR PUSTAKA
DePorter, B. Dkk. 2005. Quantum Learning. Alih Bahasa: Alwiyah Abdurrahman.
Bandung: Kaifa.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Balai Pustaka.
Hamalik, Oemar.2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta :Bumi Aksara
_____________.2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Johar, Rahmah. 2006. Stategi Belajar Mengajar . Banda Aceh : Universitas Syiah
Kuala
Mulyasa
Nasution. 1992. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung: Tarsito.
S. Winataputra, Udin .2004. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : Universitas Terbuka
Sanjaya, wina. 2007. Strategi Pembelajaran Beorientasi Standard Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana
Surachman, J. Richard. 1996. Developing Inquiry. IIIlinois-USA: Science Research
Associetes.
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suparno, Paul. 2009. Kajian Kurikulum Fisika SMA/MA Berdasarkan KTSP.
Jakarta :Universitas Sanata Darma
Sudijono, Anas. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan . Jakarta :Grafindo Persada

Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action
Research). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Trianto, 2007. Model- Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Model Pembelajaran,
Jakarta : Prestasi Pustaka Publiser
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php . Kamus Besar Bahasa Indonesia
Online
http://www.sasterpadu.tripod.com/sas_store/Fisika.pdf (diakses tanggal 5 april 2010).

Das könnte Ihnen auch gefallen