Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
JUDUL
PENERAPAN
MENGGUNAKAN METODE
MODEL
QUANTUM
LEARNING
minimal (kkm) setiap mengikuti ulangan pada materi-materi fisika. Dari hasil ulangan
rata-rata hanya
remedial. Selain itu minat belajar siswa pada pembelajaran fisika sangat rendah, hal
ini bisa dipantau dari setiap tugas yang diberikan guru fisika hanya sebagian kecil
dari siswa yang mau mengerjakan tugas. Setiap pembelajaran fisika banyak siswa
yang minta izin dengan berbagai alasan untuk tidak mengikuti pelajaran. Siswa juga
cendrung menganggap pelajaran fisika sebagai salah satu pelajaran yang penuh
dengan hafalan-hafalan rumus tanpa memahami kaitannya.Hal ini seperti yang
dikatakan oleh Suparno (1995:35 ), Materi fisika dianggap sulit oleh siswa karena
banyak rumus dan hitungan .
menggunakan metode inkuiri. Model ini diduga dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa. Dengan menerapkan model quantum learning siswa dapat belajar dengan lebih
nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan bebas dalam menemukan berbagai
pangalaman baru dalam belajarnya. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai
penggerak atau pembimbing siswa, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau
yang dibimbing. Selain itu perpaduannya dengan metode inkuiri dapat membuat
siswa mengembangkan potensinya secara optimal sebagaimana yang dinyatakan oleh
Gulo (2002:84), Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis logis dan analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Oleh karena itu dengan menerapkan model quantum learning menggunakan
metode inkuiri diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif dalam mengikuti proses
belajar mengajar fisika. Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin
melakukan
perbaikan proses pembelajaran dengan meneliti meneliti lebih lanjut dengan judul:
Penerapan Model Quantum Learning Menggunakan Metode Inkuiri Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Siswa Pada konsep listrik dinamis di
SMA Negeri 1 Banda Aceh
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah
a. Apakah penerapan model quantum learning dengan menggunakan metode inkuiri
dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas X3 di SMA Negeri 1 Banda Aceh
Semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011 pada konsep listrik dinamis?
b. Bagaimanakah interaksi belajar siswa di dalam kelas selama kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan model quantum learning dengan menggunakan
metode inkuiri?
c. Bagaimana
kemampuan
guru
dalam
pengelolaan
pembelajaran
dengan
Menurut Gulo (2002: 93), Metode inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan
belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis logis dan analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Metode ini yang akan
digunakan dalam proses belajar mengajar.
Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan usaha, kegiatan, dan
sebagainya. http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php diakses 5 mei 2010.
Peningkatan dalam penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php
diakses 5 mei 2010. Prestasi belajar yang dimaksud adalah prestasi belajar siswa
pada pelajaran fisika kelas X3 SMA Negeri 1 Banda Aceh.
G. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang dapat di gunakan
untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap mata pelajaran fisika
mengikuti pelajaran fisika.
2. Bagi guru fisika sebagai bahan pertimbangan guru dalam memilih strategi
pembelajaran yang bervariasi agar pembelajaran menarik.
3. Bagi sekolah sebagai masukan dalam menentukan kebijakan untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
4. Bagi peneliti merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai calon guru yang
profesional.
H. LANDASAN TEORI
Lahirnya Konsep Quantum Learning
Menurut Porter dan Hernacki (2005:15), Quantum Learning adalah
seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis
untuk semua tipe orang dan segala usia. Quantum Learning pertama kali digunakan
di Supercamp. Di Supercamp ini menggabungkan rasa percaya diri, keterampilan
belajar, dan keterampilan berkomunikasi dalam lingkungan yang menyenangkan.
Lebih lanjut (Porter dan Hernacki 2005: 16) menyatakan:
Quantum Learning didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang mengubah
energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal
dalam fisika kuantum adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama
dengan energi. Atau sudah biasa dikenal dengan E=mc. Tubuh kita secara
materi di ibaratkan sebagai materi, sebagai pelajar tujuan kita adalah meraih
sebanyak mungkin cahaya; interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan
energi cahaya.
Quantum Learning berakar dari upaya Lozanov, seorang pendidik yang
berkebangsaan Bulgaria yang
De
Porter
dan
Hernacki
(2001:16),
Quantum
Learning
interaksi antara siswa dan sumber belajar dengan materi, kondisi ruangan, fasilitas,
penciptaan suasana dan kegiatan belajar yang tidak monoton diantaranya melalui
penggunaan musik pengiring. Interaksi ini berupa keaktifan siswa dalam mengikuti
proses belajar.
Menurut De Porter dan Hernacki (2005:13) dengan belajar menggunakan
quantum learning akan didapatkan berbagai manfaat yaitu:
1) Bersikap positif.
Sikap positif ini dapat berkembang apabila seseorang yakin bahwa ia mampu
melakukan hal yang baginya sangat tidak mungkin dapat ia lakukan .
2) Meningkatkan motivasi.
Quantum learning mampu membangkitkan motivasi dari tiap orang yang
menerapkannya.
3) Keterampilan belajar seumur hidup.
Dengan quantum learning maka dapat mengembangkan semua potensi yang
dimiliki
4) Kepercayaan diri.
Kepercayaan diri seseorang dapat terjadi jika ia yakin mampu melakukan hal
yang tersulit yang tak pernah dilakukan. Dalam quantum learning kita dapat
menumbuhkan rasa percaya diri, layaknya orang bisa melakukan, maka kita pun
dapat melakukannya.
5) Sukses atau hasil belajar yang meningkat.
Rasa percaya diri yang dibawa dalam quantum learning
otomatis dapat
Menurut (De Potter dan Hernacki 2001: 49), Ambak adalah motivasi yang
didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu
keputusan. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena dengan adanya motivasi
maka keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini siswa akan diberi
motivasi oleh guru dengan memberi penjelasan tentang manfaat apa saja setelah
mempelajari suatu materi.
2) Penataan lingkungan belajar
Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan penataan lingkungan yang
dapat membuat siswa merasa betah dalam belajarnya, dengan penataan lingkungan
belajar yang tepat juga dapat mencegah kebosanan dalam diri siswa.
3) Memupuk sikap juara
Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam belajar
siswa, seorang guru hendaknya jangan segan-segan untuk memberikan pujian pada
siswa yang telah berhasil dalam belajarnya, tetapi jangan pula mencemooh siswa
yang belum mampu menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini siswa akan
lebih dihargai.
4) Bebaskan gaya belajarnya
Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh siswa, gaya belajar
tersebut yaitu: visual, auditorial dan kinestetik. Dalam quantum learning guru
hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar pada siswanya dan janganlah
terpaku pada satu gaya belajar saja.
5) Membiasakan mencatat
Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika sang siswa
tidak hanya bisa
didapatkan menggunakan bahasa hidup dengan cara dan ungkapan sesuai gaya belajar
siswa itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan simbol-simbol
atau gambar yang mudah dimengerti oleh siswa itu sendiri, simbol-simbol tersebut
dapat berupa tulisan.
6) Membiasakan membaca
Salah satu aktivitas yang cukup penting adalah membaca. Karena dengan
membaca akan menambah perbendaharaan kata, pemahaman, menambah wawasan
dan daya ingat akan bertambah. Seorang guru hendaknya membiasakan siswa untuk
membaca, baik buku pelajaran maupun buku-buku yang lain.
7) Jadikan anak lebih kreatif
Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba dan senang
bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa akan mampu menghasilkan
ide-ide yang segar dalam belajarnya.
8) Melatih kekuatan memori anak
Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga anak perlu
dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik.
dilatih dengan berbagai cara antara lain dengan mengulangi materi, memperbanyak
jeda ketika belajar dan membuat peta pikiran untuk pelajaran.
Pembelajaran quantum learning lebih mengutamakan keaktifan peran serta
siswa dalam berinteraksi dengan situasi belajarnya melalui panca inderanya baik
inderanya dan
kemudian melaporkannya dalam laporan praktikum dan dapat mencapai daya ingat
90%. Semakin banyak indera yang terlibat dalam interaksi belajar, maka materi
pelajaran akan semakin bermakna.
Pengertian Metode Inkuiri
Ada beberapa pendapat tentang metode pembelajaran inkuiri, antara lain:
Surachman (1996:3) menyatakan bahwa, Metode pembelajaran inkuiri adalah
suatu pola untuk membantu para siswa belajar merumuskan dan menguji
pendapatnya sendiri dan memiliki kesadaran akan kemampuannya.
Menurut
Sanjaya
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari sutu masalah yang
dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab
antara guru dan siswa.
Gulo (2002:93) menyatakan bahwa:
Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh
potensi yang ada termasuk pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri
merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data menganalisis data dan membuat
kesimpulan
untuk
menguji
dan
menafsirkan problema
secara
sistematika
yang
Prestasi belajar merupakan hasil evaluasi belajar yang diperoleh atau dicapai
oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu.
Bentuk konkrit dan prestasi belajar adalah dalam bentuk skor akhir dari evaluasi yang
dimasukkan dalam nilai raport. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dilakukan
evaluasi. Prestasi belajar merupakan wujud yang menggambarkan usaha belajar yang
melibatkan interaksi antara guru dan siswa, ataupun orang lain dan lingkungannya.
Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang
dicapai siswa setelah melalui proses belajar yang ditunjukkan dalam bentuk angka,
huruf ataupun tindakan yang mencerminkan prestasi anak dalam periode tertentu
dalam belajar.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Menurut Slameto
(1995: 54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan
dalam dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal
dari luar diri siswa. Faktor-faktor ekstern itu antara lain :
1) Latar belakang pendidikan orang tua
Latar belakang pendidikan orang tua paling mempengaruhi prestasi belajar.
Semakin tinggi pendidikan orang tua, maka anak dituntut harus lebih berprestasi
dengan berbagai cara dalam pengembangan prestasi belajar anak.
2) Status ekonomi sosial orang tua
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang
sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya. Jika anak hidup dalam
keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan
anak terganggu. Akibatnya, belajar anak juga terganggu.
3) Ketersediaan sarana dan prasarana di rumah dan sekolah
Sarana dan prasarana mempunyai arti penting dalam pendidikan dan sebagai
tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Sekolah harus mempunyai ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, halaman sekolah
dan
bermain, agar anak dapat berkeasi sesuai apa yang diinginkan. Semua tujuan untuk
memberikan kemudahan pelayanan anak didik
4) Media yang di pakai guru
Media digunakan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di
sekolah tergantung dari baik tidaknya media yang digunakan dalam pendidikan yang
dirancang. Bervariasi
1) Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan
belajar. Siswa yang kesehatannya baik akan lebih mudah dalam belajar dibandingkan
dengan siswa yang kondisi kesehatannya kurang baik, sehingga hasil belajarnya juga
akan lebih baik.
2) Kecerdasan / intelegensia
Kecerdasan/intelegensia besar pengaruhnya dalam menentukan seseorang
dalam mencapai keberhasilan. Seseorang yang memiliki intelegensi yang tinggi akan
lebih cepat dalam menghadapi dan memecahkan masalah, dibandingkan dengan
orang yang memiliki intelegensi rendah. Dengan demikian intelegensi memegang
peranan dalam keberhasilan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Demikian pula dalam prestasi belajar. Siswa yang memiliki tinggi, prestasi belajarnya
juga akan tinggi, sementara siswa yang memiliki intelegensia rendah maka prestasi
yang diperoleh juga akan rendah.
3) Cara belajar
Cara belajar seseorang mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar
tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis dan ilmu kesehatan akan
memperoleh hasil yang kurang memuaskan.
4) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Siswa yang belajarsesuai dengan bakatnya
akan lebih berhasil dibandingkan dengan orang yang belajar di luar bakatnya.
5) Minat
Seorang siswa yang belajar dengan minat yang tinggi maka hasil yang akan
dicapai lebih baik dibandingkan dengan siswa yang kurang berminat dalam belajar.
6) Motivasi
Motivasi sebagai faktor intern
mengarahkan perbuatan belajar. Dengan adanya motivasi maka siswa akan memiliki
prestasi yang baik, begitu pula sebaliknya.
I. METODELOGI PENELITIAN
Tempat dan waktu penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Banda Aceh Jalan Prof. A. Majid
Ibrahim No. 7 Banda
c.Observasi
Peneliti
mengkaji,
melihat
dan
b.
c.
Membentuk kelompok.
d. Menerima lks dari guru
e.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
perbaikan kegiatan-kegiatan yang masih belum berjalan dengan baik pada siklus
I. Begitu seterusnya untuk siklus ke III
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Tes tertulis yang berbentuk objectif dengan lima pilihan yaitu a, b, c, d, dan e. Tes
ini diberikan pada saat pretest dan post test untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung dengan jumlah soal
sebanyak 10 soal.
2. Lembaran pengamatan interaksi siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan
model quantum learning menggunakan metode inkuiri. Lembar pengamatan
digunakan untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan guru dan siswa selama
PBM dengan menerapkan model quantum learning menggunakan metode inkuiri
3. Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan Quantum
Learning menggunakan metode inkuiri. Lembar pengamatan ini digunakan untuk
mengetahui keterampilan guru dalam mengelola PBM sesuai dengan apa yang
terdapat pada rencana pelaksanaan pembelajaran
4. Lembar respon siswa terhadap PBM dengan penerapan Quantum Learning
menggunakan metode inkuiri. Lembar pengamatan ini digunakan untuk melihat
bagaimana tanggapan
pengamatan ini disusun dalam bentuk angket yang di dalamnya berisi pertanyaan
f
100%
N
.................................................. (1)
Keterangan :
P = presentase yang dicari
F = frekuensi jawaban yang benar
N = Jumlah soal
digunakan
DAFTAR PUSTAKA
DePorter, B. Dkk. 2005. Quantum Learning. Alih Bahasa: Alwiyah Abdurrahman.
Bandung: Kaifa.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Balai Pustaka.
Hamalik, Oemar.2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta :Bumi Aksara
_____________.2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Johar, Rahmah. 2006. Stategi Belajar Mengajar . Banda Aceh : Universitas Syiah
Kuala
Mulyasa
Nasution. 1992. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung: Tarsito.
S. Winataputra, Udin .2004. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : Universitas Terbuka
Sanjaya, wina. 2007. Strategi Pembelajaran Beorientasi Standard Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana
Surachman, J. Richard. 1996. Developing Inquiry. IIIlinois-USA: Science Research
Associetes.
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suparno, Paul. 2009. Kajian Kurikulum Fisika SMA/MA Berdasarkan KTSP.
Jakarta :Universitas Sanata Darma
Sudijono, Anas. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan . Jakarta :Grafindo Persada
Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action
Research). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Trianto, 2007. Model- Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Model Pembelajaran,
Jakarta : Prestasi Pustaka Publiser
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php . Kamus Besar Bahasa Indonesia
Online
http://www.sasterpadu.tripod.com/sas_store/Fisika.pdf (diakses tanggal 5 april 2010).