Sie sind auf Seite 1von 102

ASUHAN KOMPREHENSIF IBU HAMIL BERSALIN NIFAS BAYI BARU LAHIR

DAN NEONATUS NORMAL DAN MASA ANTARA (SUNTIK 3 BULAN)


PADA NY. R UMUR 26 TAHUN G3P1A1
DI KABUPATEN WONOSOBO

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

Disusun oleh:
NOVITASARI
1111030066

PROGRAM STUDI KEBIDANAN D.III FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2014

SURAT PERNYATAAN
Yang menyatakan dibawah ini

Nama

: Novitasari

NIM

: 1111030066

Program studi

: Kebidanan DIII

Fakultas/Universitas : Ilmu Kesehatan/ Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini adalah
hasil karya saya dan bukan hasil penjiplakan dari karya orang lain. Demikian
pernyataan ini saya buat dan apabila kelak dikemudian hari terbukti dari unsur
penjiplakan.

Saya

bersedia

mempertanggung

jawabkan

sesuai

dengan

ketentuan yang berlaku

Purwokerto, 10 Juli 2014


Yang menyatakan

Novitasari
1111030066

RIWAYAT HIDUP SINGKAT


Nama Lengkap

: Novitasari

Umur

: 22 tahun

Tempat,Tanggal Lahir

: Wonogiri, 11 November 1993

Agama

: Islam

Kebangsaan

: Indonesia

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: jl. Gn. Singgalang 02/02 purwokerto utara

Riwayat Pendidikan
MI muhammadiyah Wonogiri

Lulus Tahun 2005

MTS Attarmasie pacitan

Lulus Tahun 2008

MA Miftahussalam Banyumas

Lulus Tahun 2011

Purwokerto, 10 Juli 2014


Hormat Saya,
(novitasari)

MOTTO

Jangan menunda sampai hari esok tetapi kerjakan hari ini apa
yang engkau bisa kerjakan dan kegagalan hanya tejadi bila kita
menyerah
Maka teguhLah untuk melangkahKan kaki kita menyeLesaikan
setiap tahapan,dan harapan bukan munDur atau beRhenti
Karena Lari dari peRjuangan adalah pengkhianatan
beRkompRomi dengan kedzaliman adaLah kebiadaban
biaRlah sejarah mencatat dengan tinta emas atas peRjuangan
kita, bukan dicemooh kaRena kita menjadi pecundang

Persembahan

Ku persembahkan karya kecilku ini


untuk :

Allah SWT yang telah memberikan


begitu besar anugerah kepadaku dan
masih mempercayakanku untuk
menjalankan perintahNya
Bapak dan ibu yang senantiasa
mendoakan, memberi petunjuk dan
selalu mendukung semua citaku,
Kakak2ku dan adikku tercinta yang tak
pernah lelah membantu,
Ibu citra yang sudah dengan sabar
membimbing dan mau direpotkan
Keluarga Ibu Rofingatun yang telah
mau menjadi pasien dan banyak
membantu dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini,
Kawan-kawan seperjuangan prodi
Kebidanan UMP angkatan ke 5, kalian
merupakan teman yang aku sayangi
dan aku banggakan, semoga
persahabatan kita tak akan pernah
putus sampai kelak kita punya
kehidupan masing-masing....

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb
Alkhamdulillahirobilalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat
dan karuniaNya, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir kuliah
berupa Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Kebidanan Komprehensif dari
Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir Normal dan Masa Antara di
Kabupaten Wonosobo tanpa suatu halangan yang berarti.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
atas dukungan, bantuan dan bimbingan yang telah diberikan selama penulis
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada :
1. Drs. H. Syamsuhadi Irsyad, SH, MH., selaku Rektor Universitas
Muhammadiayah Purwokerto,
2. Ns. Jebul suroso, S.Kp., M. Kep, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiayah Purwokerto,
3. Khamidah Achyar, M. Keb selaku Kaprodi D.III Kebidanan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiayah Purwokerto,
4. Willis Dwi Pangesti, M. Keb selaku pembimbing akademik

5. Citra Hadi Kurniati, M. Keb selaku Pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang
telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran serta semangat
selama penulis menyusun Karya Tulis Ilmiah ini,
6. Seluruh Dosen Prodi Kebidanan D.III yang telah memberikan ilmu selama
penulis menempuh studi,
7. Seluruh karyawan Universitas Muhammadiayah Purwokerto yang telah
memberi banyak bantuan selama penulis menempuh studi,
8. Keluarga tercinta terutama orang tua yang dengan sabarnya memberi
dukungan dan doa yang begitu tulus,
9. Kawan-kawan angkatan kelima Prodi Kebidanan D III Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Penulis menyadari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan mengingat keterbatasan ilmu pengetahuan, pengalaman, serta
waktu. Penulis berharap semogaKarya Tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamualaikum wr wb
Purwokerto, 10 Juli 2014
Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................

Lembar Persetujuan...........................................................................................

ii

Lembar Pengesahan.......................................................................................... iii


9

Surat pengesahan............................................................................................... iv
Riwayat hidup singkat.......................................................................................... v
Motto................................................................................................................... vi
Persembahan..................................................................................................... vii
Kata Pengantar................................................................................................. viii
Daftar Isi.............................................................................................................. x
Daftar Tabel....................................................................................................... xii
Daftar Lampiran................................................................................................ xiii
Bab I

Bab II

Pendahuluan
A.

Latar belakang..

B.

Rumusan masalah...

C.

Tujuan penulisan..

D.

Ruang lingkup..

E.

Manfaat penulisan

F.

Metode pengumpulan data.

G.

Sistematika penulisan.

Tinjauan Pustaka
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

BAB III

Tinjauan teori kehamilan......


TinjauanTeori Persalinan.....
TinjauanTeori Masa Nifas....
TinjauanTeori Bayi Baru Lahir.....
TinjauanTeori Masa Antara.....
Landasan Hukum Kewenangan Bidan...
Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan.....

9
20
28
33
38
39
40

Tinjauan Kasus
A
B
C

Kehamilan.......
Persalinan ......
Nifas ........

10

47
55
72

Bayi Baru Lahir.......

77

Masa Antara........

88

BAB IV

Pembahasan................................................................................ 90

BAB V

Penutup
A. Kesimpulan.......................................................................... 105
B. Saran................................................................................... 109

Daftar pustaka
Lampiran

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1

Nilai APGAR skor

Tabel 3.1

Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu.

Tabel 3.2

Pola kebutuhan sehari-hari

Tabel 3.3
Tabel 3.4

SOAPIE Kehamilan..
SOAPIE Persalinan..

5
5

Tabel 3.5
Tabel 3.6

SOAPIE Masa Nifas.


SOAPIE Bayi Baru Lahir ..

7
8

Tabel 3.7

SOAPIE Masa Antara..

11

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Perijinan dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik wonosobo


Surat Persetujuan
Surat Pengambilan Kasus
Surat Kunjungan Rumah
Lembar Konsultasi
Lembar buku KIA
Lembar partograf
Lembar SAP

12

13

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dapat
dilakukan

secara

lengkap

dengan

adanya

pemeriksaan

laboratorium

sederhana dan konseling atau asuhan yang diberikan. Asuhan kebidanan


Komprehensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan berkesinambungan
diantaranya adalah asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi
baru lahir. (Varney, 2006).
Kehamilan atau disebut

juga

konsepsi

adalah pertemuan dari

spermatozoa dan sel telur di ampula tuba dan dilanjutkan dengan fertilisasii
dan nidasi.Hasil konsepsi meliputi janin, selaput ketuban, cairan ketuban, dan
plasenta. Plasenta terbentuk pada usia kehamilan kurang dari16 minggu, dan
berfungsi untuk menghantarkan nutrisi, oksigenke janin. Kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan, dalam kehamilan
terdapat tiga trimester yaitu trimester I sampai trimester III. Kehamilan
merupakan kejadian yang fisiologis, akan tetapi bisa menjadi patologis
(Sarwono. 2009; h. 213). Suatu kehamilan akan berakhir dengan persalinan.
persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan atau 37-42 minggu, lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam waktu 18-24 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin, proses ini dimulai dengan
adanya kontraksi persalinan, yang ditandai dengan perubahan servik secara
progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta. Persalinan dibagi beberapa
tahapan yaitu, kala I sampai kala IV (Sarwono, 2009; h. 526). Setelah bayi
dan plasenta lahir maka proses selanjutnya adalah masa nifas.

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah plasenta lahir
sampai dengan 6 minggu atau 42 hari. Masa nifas memerlukan pengamatan
dan perawatan yang ketat seperti:keadaan umum,pemantauan tanda vital,
kontraksi uterus, tinggi fundus uteri, perdarahan pasca tindakan, perineum,
dan kandung kemih. Pengaruh terensio plasenta pada masa nifas bisa
terjadinya perdarahan pascapersalinan primer dan sekunder, infeksi, serta
anemia pada masa nifas. Pada masa nifas terdapat 4 kunjungan untuk
mengetahui kesehatan ibu dan juga bayi (Sulistyawati, 2010; h. 181).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37
minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram,
nilai Apgar >7 dan tanpa cacat bawaan (Ai yeyeh, 2010; h. 26). Masa antara
adalah masa peurpurium selesai dan masa akan menggunakan KB yang ibu
inginkan, maka dari itu tugas sebagai bidan untuk memberikan konseling
tentang semua jenis KB sehingga ibu bisa memilih.
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan kebidanan dimasyarakat,
bidan diberi wewenang oleh pemerintah sesuai dengan wilayah pelayanan
yang diberikan. Wewenang tersebut berdasarkan peraturan Permenkes
1464/MENKES/ PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan Bagaimana
Asuhan Kebidanan Komprehensif Hamil Bersalin Nifas Bayi baru lahir Normal
dan Masa Antara di Wilayah Kabupaten Wonosobo dengan pendekatan
menejemen kebidanan varney?
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Penulis mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif hamil
bersalin nifas bayi baru lahir normal dan masa antara secara komprehensif
berdasarkan dengan metode SOAPIE.
2

2. Tujuan khusus
1) Melakukan pengkajian subyektif secara lengkap dan teliti pada ibu hamil
bersalin nifas bayi baru lahir dan masa antara.
2) Melakukan pengkajian obyektif secara lengkap dan teliti pada ibu hamil
bersalin nifas bayi baru lahir dan masa antara.
3) Menentukan suatu assessment pada ibu hamil bersalin nifas bayi baru
lahir normal dan masa antara.
4) Menyusun rencana tindakan atau palnning yang akan dilakukan pada
ibu hamil bersalin nifas bayi baru lahir dan masa antara.
5) Melakanakan rencana tindakan yang telah disusun dalam kebutuhan
pelaksanaan tindakan pada ibuhamil bersalin nifas bayi baru lahir dan
masa antara.
6) Melakukan evaluasi terhadap tindakan kebidanan dengan teliti pada ibu
hamil bersalin nifas bayi baru lahir dan masa antara.
D. RUANG LINGKUP
1. Sasaran
Pada ibu hamil trimester III Ny. R umur 26 tahun,umur kehamilan 39
minggu.
2. Tempat
Pengambilan kasus ini dilakukan di Puskesmas Selomerto II dan di rumah
Ny R Selomerto, Wonosobo
3. Waktu
a. Penyusunan proposal dimulai dari bulan November 2013 sampai
Februari 2014
b. Pengambilan Kasus di laksanakan pada bulan Februari sampai Maret
2014
c. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah dilaksanankan pada bulan Maret sampai
Juli 2014
E. MANFAAT
1. Teoritis
Laporan KTI ini diharapkan bisa mengembangkan ilmu pengetahuan
dan ketrampilan yang didapat selama di bangku kuliah serta dapat
menerapkan menerapkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan secara

asuhan koprehensif dari hamil, bersalin, nifas, masa antara, bayi baru lahir
dan neonatal.
2. Praktis
a. Bagi Pelayanan Kesehatan
1) Memberikan masukan pada lahan praktik dalam manajemen
kebidanan pada asuhan koprehensif dari hamil, bersalin, nifas, masa
antara, bayi baru lahir dan neonatal.
2) Sebagai bahan koreksi untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan kebidanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi
serta dapat memberikan kepuasan bagi pasien dengan menjaga
penampilan, komunikasi, serta suasana yang nyaman bagi pasien.
3) Diharapkan studi kasus ini dapat digunakan sebagai arahan
pertimbangan dalam melaksanakan asuhan koprehensif dari hamil,
bersalin, nifas, masa antara, bayi baru lahir dan neonatal.
b. Bagi institusi
Diharapkan dapat dijadikan masukan untuk menambah bahan pustaka
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan.
c. Bagi penulis
Diharapkan dari hasil asuhan kebidanan dapat memperluas dan
menambah pengetahuan serta wawasan bagi mahasiswa tentang
asuhan koprehensif dari hamil, bersalin, nifas, masa antara, bayi baru
lahir dan neonatal.
d. Bagi pasien
Dapat dijadikan sebagai pembelajaran tentang asuhan komprehensif
pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan neonatus, nifas normal
sampai masa antara
F. PENGUMPULAN DATA
1. Pengumpulan Data Primer
a. Wawancara
Adalah suatu metode dengan mengumpulkan data yang valid dengan
cara melalui bercakap-cakap atau berhadapan muka dengan responden
atau pasien (Imron, 2010; h.90).

b. Observasi atau pengamatan


Teknik pengumpulan data

ini

dengan

ada

rangsangan

indra,

menggunakan mendengar, mencatat dan mengamati perilaku manusia,


proses kerja, gejala-gejala yang ada di sekitar dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar (Sugiono, 2011; h. 145).
c. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
Inspeksi dapat dibagi menjadi inspeksi umum dan lokal. Pada
inspeksi umum pemeriksa melihat perubahan yang terjadi secara
umum, sehingga dapat diperoleh kesan keadaan umum pasien. Pada
inspeksi lokal, dilihat perubahan-perubalan lokal yang sampai yang
sekecil-kecilnya.

Untuk

bahan

pembanding

perlu

diperhatikan

keadaan sisi lainnya.


2) Palpasi
Yaitu pemeriksaan dengan meraba, dengan menggunakan telapak
tangan dan memanfaatkan alat peraba yang terdapat pada telapak
dan jari tangan.
3) Perkusi
Suatu pemeriksaan di lakukan dengan cara ketukan di bagian-bagian
tertentu untuk mengetahui batas- batas yang normal.
4) Auskultasi
Yaitu suatu pemeriksaan dengan cara mendengar menggunakan
stetoskop.
d. Pemeriksaan Penunjang (Ultrasonografi)
Pemeriksaan ultrasonografi merupakan metode untuk diagnostik dengan
menggunakan gelombang ultrasonik untuk mengetahui fungsi suatu
organ di lihat dari gambaran dan gelombang ultrasonik yang di
pantulkan oleh organ (Sarwono, 2008; h 247)
2. Pengumpulan Data Sekunder
a. Studi Pustaka

Penulis menggunakan buku, media cetak, maupun tulisan ilmiah


yang berhubungan dengan ibu bersalin patologidengan retensio
plasenta (Imron, 2009; h. 46).
b. Media elekrtonika
Dengan membuka situs/website yang ada kaitannya dengan studi
kasus yang dilakukan.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I

Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penulisan, ruang lingkup, manfaat penulisan,
metode memperoleh data, dan sistematika penulisan.

BAB II

Tinjauan Teori
Bab ini berisi tentang tinjauan teori yang berisi asuhan
komprehensif dari kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru
lahir normal dan masa antara yang meliputi: pengertian,
tanda dan gejala, klasifikasi, faktor yang mempengaruhi,
komplikasi yang terjadi.

BAB III

Tinjauan Kasus
Berisi tentang asuhan kebidanan koprehensif dari hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir normal dan masa antara
secara sistematis dengan metode SOAPIE.

BAB IV

Pembahasan
Berisi

tentang

menjelaskan

tentang

masalah

atau

kesenjangan antara teori dan kasus yang penulis temukan


dilapanagan tentang asuhan koprehensif dari hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir normal dan masa antara.
6

BAB V

Penutup
Berisi

tentang

kesimpulan

dan

saran.

Kesimpulan

merupakan jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari


pembahasan asuhan koprehensif dari hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir normal dan masa antara. Sedangkan
saran merupakan alternatif pemecahan dan tanggapan
dari kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
Pengertian Kehamilan
Menurut Hutahaean (2013) proses kehamilan diawali dengan
proses konsepsi (pembuahan). Konsepsi ini sering juga disebut fertilisasi.
Fertilisasi adalah penyatuan sperma laki-laki dengan ovum perempuan
dituba fallopi. Proses pembuahan tidak lepas dari sistem reproduksi pria
dan wanita. Reproduksi atau seksualitas adalah suatau karakter yang
menjadi bagian dari manusia dan dipengaruhi oleh faktor biologis dan
psikologis individu.

Menurut kusmiyati, dkk (2010) kehamilan normal biasanya


berlangsung kira-kira 9 bulan kalender, atau 40 minggu atau 280 hari
dihitung dari hari pertama haid terakhir.
2. Menurut Manuaba (2010; h. 75) Peristiwa terjadinya kehamilan di
antaranya yaitu:
Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
system hormonal yang kompleks.Selama masa subur yang berlangsung
20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti
proses pematangan dan terjadi ovulasi. Dengan pengaruh FSH, folikel
primer mengalami perubahan menjadi folikel de graf yang menuju ke
permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel.
Selama pertumbuhan menjadi folikel de graaf, ovarium mengeluarkan
hormone estrogen yang dapat mempengaruhi gerak dari tuba yang
makin mendekati ovarium, gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi,
sehingga peristaltic tuba makin9 aktif, yang mengalir menuju uterus.
Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang
mendadak, karena terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi.
Ovum yang dilepaskan akan ditangkap oleh fimbriae.
b. Fertilisasi dan konsepsi
Pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum
dibuahi oleh sperma yang akan membentuk zigot.
c. Nidasi dan implantasi
Proses penanaman blastula endometrium dinamakan implantasi
atau nidasi yang berlangsung pada hari ke 6 sampai 7 setelah konsepsi,
(Manuaba, 2010. H ;)
d. Bembentukan plasenta
Setelah nidasi terjadi, mulailah deferensiasi sel blastula. Lapisan
desidua yang meliputi hasil konsepsi kearah kavum uteri disebut
desidua kapsularis; yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding

uterus disebut desidua basalis. Di dalam lapisan tersebut plasenta akan


dibentuk. Desidua yang meliputi dinding uterus yang lain adalah desidua
parietalis. Hasil konsepsi sendiri diselubungi oleh jonjot jonjot yang
dinamakan villi koriales (Hanum, 2011.h; 75)
e. Pembentukan kantong amnion
Segera setelah membaran chorion dihampiri amnion, telah
tumbuh untuk membungkus seluruh janin bersama umbilicus, yang
kemudian di tempatkan dalam cairan yang memenuhi kantong amnion.
3. Perubahan Anatomi dan adaptasi fisiologis pada kehamilan
Menurut ai yeyeh, dkk (2009) perubahan-perubahan akibat kehamilan
pasti dialami oleh wanita yang hamil, terutama pada perubahan system
genetalia

mengalami

perubahan

yang

mendasar

sehingga

dapat

menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Dalam hal


ini hormon esterogen dan progesteron mempunyai peranan penting.
a. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawa
pengaruh esterogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pada
kehamilan 8 minggu uterus membesar, sebesar telur bebek,pada
kehamilan 12 minggu sebesar telur angsa. Pada kehamilan 16 minggu
sebesar kepal bayi, dan semakin esar sesuai dengan usia kehamilan
dan ketika usia kehamilan sudah aterm dan pertumbuhan janin normal,
pada kehamilan 28 minggu tinggi fundus uteri 25 cm, pada 32 minggu
27 cm, pada kehamilan 36 minngu 30 cm. pada kehamilan 40 minggu
TFU turun kembali dan terletak 3 jari dibawah prosessus xyfoideus.
Berat menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan, ukurannya untuk
pertumbuhan janin rahim menjadi besar, trimester I yang aktif tumbuh
oleh pengaruh hormone estrogen, bentuk yang awalnya seperti buah
alpokat pada bulan pertama, bentunya bulat pada kehamilan 4 bulan,

akhir hamil bentuknya seperti bujur telur. Minggu pertama istmus rahim
bertambah panjang dan hipertropi sehingga terasa lebih lunak (tanda
hegar) dan pada kehamilan 5 bulan rahim teraba berisi cairan ketuban
dinding rahim tipis karena itu bagian-bagian anak dapat diraba melalui
dinding perut dan rahim.Posisi rahim dalam kehamilan: awal kehamilan
Ante atau Retrofleksi, akhir bulan kedua uterus teraba satu sampai dua
jari diatas simpisis pubis keluar dari rongga panggul. Akhir 36 minngu 3
jari dibawah procesus xypidieus, utrus yang hamil sering berkontraksi
tanpa rasa nyeri juga kalau diesntuh pada waktu pemeriksaan palpasi
konsistensi lunak kembali, kontraksi ini disebut kontraksi baxton hics
merupakan tanda kehamilan munkin dan untuk menentuka anak dalam
kandungan atau tidak, kontraksi sampai akhir kehamilan mejadi his.
b. Serviks uteri
Serviks yang terdiri terutama atas jaringan ikat dan hanya sedikit
mengandung jaringan otot tidak mempunyai fungsi sebagai sfingter
pada multipara dengan porsio yang bundar, porsio tersebut mengalami
cedera lecet dan robekan, sehingga post partum tampak adanya porsio
yang terbelah-belah dan menganga. Perubahan ditentukan sebulan
setelah konsepsi perubahan kekenyalan, tanda Goodel serviks menjadi
lunak warna menjadi biru, membesar pembuluh darah meningkat, lendir
menutupi oesteum uteri serviks menjadi lebih menkilap.
Glandula servikalis mensekresikan lebih banyak mucus dan plak bahan
mucus yang akan menutupi kanalis servikalis. Fungsi utama dari plak
mucus adalah untuk menutup kanalis servikalis dan untuk memperkecil
risiko infeksi genital yang akan meluas keatas. Menjelang akhir
kehamilan kadar hormone relaksin memberikan pengaruh perlukaan
kandungan kolagen pada serviks.Dalam persiapan persalinan, estrogen
10

dan hormone plasenta relaksin membuat serviks lebih lunak. Sumbat


mucus yang disebut operculum terbentuk dari sekressi kelenjar serviks
pada kehamilan minggu ke 8. Sumbat mucus tetap berada dalam
serviks sampai persalinan dimulai, dan pada saat itu dilatasi serviks
menyebabkan sumbat tersebut terlepas. Terlihat mucus serviks
merupakan slah satu tanda dini persalinan.
c. Segmen bawah rahim
Segmen bawah uterus berkembang dari bagian atas kanalis
servikalis setinggi ostium interna bersama-sama istmus uteri. Segmen
bawah lebih ti[is dari pada segmen atas dan menjadi lunak serta
berdilatasi

selama

minggu-minggu

terakhir

kehamilan

sehingga

memungkinkan segmen tersebut menampung presenting part janin.


Serviks sebagian bawah baru menipis dan menegang setelah persalinan
terjadi.
d. Vagina dan vulva
Vagina dan

serviks

akibat

hormone

estrogen

mengalami

perubahan juga. Adanya hipervaskularisasi sampai minggu ke-8


mengakibatkan vagina dan vulva tampak leih merah, agak kebiruan
disebut tanda Chadwick. Pada wal kehamilan vagina dan serviks
memiliki warna merah yang hmapir biru, warna kebiruan ini disebabkan
oleh

dilatasi

vena

progesterone.Hormone

yang

terjadi

kehamilan

akibat

mempersiapkan

kerja
vagina

hormone
supaya

distensi selama persalinan dengan memproduksi mukos vagina yng


tebal,jaringan ikat longgar, hipertropi otot polos dan pemanjangan
vagina. Deskuamasi sel-sel vagina kaya glikogen terjadi akibat stimulasi
estrogen. Sel-sel yang tinggal ini membentuk bs vagina yang kental dan
berwarna keputihan disebut leukore. Selama masa hamil pH sekresi

11

vagina mejdi lebih asam. Keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5.


Penigkatan pH ini membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi
vagina, khususnya jamur. Diet yang mengandung gula dalam jumlah
besa dapat membuat lingkungan vagina lebih cocok untuk infeksi jamur.
4. Perubahan psikologis dalam kehamilan
Menurut kusmiyati, dkk 2010 perubahan psikologis pada masa kehamilan,
yaitu:
a. Trimester I
Pada

trimester

pertama

sering

dikatakan

sebagai

masa

penentuan. Penentuan untuk membuktikan bahwa wanita dalam


keadaan hamil. Pada saat inilah tugas psikologi pertama sebagai calon
ibu untuk dapat menerima kenyataan akan kehamilannya. Selain itu
karena meningkatnya hormon estrogen dan progesteron pada tubuh ibu
hamil yang akan mempengaruhi perubahan pada fisik sehingga banyak
ibu hamil yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan,
kesedihan dan ketidaknyamanan trimester pertama berupa mual, lelah,
perubahan selera, serta emosional.
Bertambahnya berat badan adalah bagian yang signifikan pada wanita
selama trimester pertama. Bertambahnya berat badan dijadikan bukti
awal perkembangan bayi meskipun sebenarnya bukanlah kejadian
secara fisik.
b. Trimester II
Trimester II umumnya wanita sudah merasa baikdan terbebas dari
ketidaknyamanan kehamilan. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar
hormon lebih tinggi. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum
dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai
dapat menggunakan energi dan pikiranya secara lebih konstruktif. Pada
trimester ini ibu sudah merasakan gerakan janinnya, ibu juga tidak

12

cemas lagi. Janin menjadi semakin jelas, yang terlihat dengan adanya
gerakan dan denyut jantung.
c. Trimester III
Trimester III sering disebut sebagai periode penantian. Pada
periode ini wanita menantikan kehadiran bayinya sebagai bagian dari
dirinya, ibu menjadi tidak sabar untuk segera melihat bayinya.
Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada
kehadiran bayi. Ibu mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik
yang akan timbul waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman timbul kembali
karena perubahan body image yaitu merasa dirinya aneh dan jeleg. Ibu
memerlukan dukungan suami, keluarga, dan bidan.
5. Tanda gejala kehamilan
a. Tanda tidak pasti kehamilan menurut Varney:
1) Amenorrhea
2) Mual dan Muntah
3) Mastodinia
4) Quickening
5) Keluhan Kencing
6) Konstipasi
7) Perubahan Berat Badan
8) Perubahan Temperatur Basal
9) Perubahan Warna Kulit
10) Perubahan Payudara
11) Perubahan uterus
12) Tanda Piskaceks
13) Perubahan-perubahan pada Serviks
a) Tanda hegar
b) Tanda goodells
c) Tanda Chadwick
d) Tanda Mc Donald
e) Terjadi pembesaran abdomen
f) Kontraksi uterus
g) Pemeriksaan test biologis kehamilan
b. Tanda pasti kehamilan
Menurut Kusmiati (2010) tanda pasti hamil adalah
1) Denyut jantung janin
Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18.
Dengan stetoskop ultrasonic (doppler) dapat didengar sekitar 12
13

minggu. Melakuka auskultasi pada janin bisa mengidentifikasi bunyibunyi yang lain seperti bising usus, bising talipusat, bising uterus, dan
nadi ibu.
2) Palpasi
Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi
jelas setelah 22 minggu. Gerakan janin bisa dirasakan dengan jelas
setelah 24 minggu.
3) Pemeriksaan penunjang dengan USG
6. Pembesaran uterus pada tinggi fundus uteri
a. Tidak hamil / normal sebesar telur ayam
b. 8 minggu
: telur bebek
c. 12 minggu : telur angsa
d. 16 minggu : pertengahan simfisis ke pusat
e. 20 minggu : pinggir bawah pusat
f. 24 minggu
: pinggir atas pusat
g. 28 minggu : sepertiga pusat ke xyphoid
h. 32 minggu : pertengahan pusat ke xyphoid
i. 36-42 minggu
: 3 jari dibawah xyphoid
7. Tahapan dalam kehamilanmenurut Varney:
a. Trimester pertama adalah periode kehamilan dari mulai terjadinya
konsepsi sampai dengan usia kehamilan (antenatal) belum mencapai
14 minggu (0-3 bulan). Antenatal atau masa kehamilan merupakan
keadaan yang fisiolois yang dapat diikuti proses patologis yang
mengancam keadaan ibu dan janin. Uterus akan membesar pada
bulan-bulan pertama dan pada minggu ke-8plasenta sudah mulai
terbentuk dibawa pengaruh esterogen dan progesteron yang
kadarnya meningkat.
b. Trimester kedua adalah periode kehamilan dari usia 14 mingu sampai
dengan kuranag dari 29 minggu (4-7 bulan).Pada usia kurang dari 16
minggu plasenta sudah mulai terbentuk lengkap. Ukuan rata-rata
bergaris tengah 185 mm dan ketebalan 23 mm dengan volume 497
ml dan berat 508 gram, untuk ukuran bervariasi. Fungi dari plasenta

14

adalah sebagai perfusi dan transfer nutrisi, respirasi, imunologi dan


ekskresi (Hutahaean, 2013; h.34).
c. Trimester tiga adalah periode kehamilan tiga bulan terakhir atau pada
sepertiga masa kehamilan terakhir. Trimester tiga merupakan periode
kehamilan dari bulan ketujuh sampai sepuluh bulan (29-40 minngu).
TFU pada 32 minggu 27 cm, kehamilan 36 minngu 30 cm. pada
kehamilan 40 minggu TFU turun kembali dan terletak 3 jari dibawah
prosessus xyfoideus.
8. Komplikasi dalam kehamilan (Kusmiyati et al.2009 hal;154)
a. Hiperemesis gravidarum
b. Mola hidatidosa
c. Kehamilan ektopik terganggu
d. Plasenta previa
e. Solusio plasenta
f. Pandangan kabur
g. Keluar cairan yang berbau anyir
h. Bengkak pada muka dan tangan
i. Gerakan janin kurang.
j. Perdarahan pada kehamilan muda
1) Salah satunya adalah abortus. Abortus adalah berakhirnya suatu
kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) sebelum kehamilan tersebut
berusia 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram atau buah
kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan (Khumaira,
2012).
2) Etiologi dari abortus
a) Faktor genetik
b) Kelainan kongenital
c) Infeksi
3) Faktor predisposisi
a) Faktor dari luar
b) Faktor ibu
(1) Penyakit
(2) Umur
c) Pola kebutuhan sehari
(1) Nutrisi
(2) Aktifitas
(3) Pekerjaan
d) Macam-macam abortus
(1) Spontan antara lain:
15

(a) Iminens
(b) Insipiens
(c) Inkomplit
(d) Komplit
(e) Missed obortion
(f) Abortus habitualis
(2) Provokatus ada dua, yaitu abortus kriminalis dan medisinalis
(Prawiriharjo S, 2008; h. 136)
B. Persalinan
1. Definisi
Menurut Sulistyawati dan Nugraheny (2010) persalinan adalah
proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Menurut Sumarah, dkk (2010) persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu),

lahir

spontan

dengan

presentasi

belakang

kepala

yang

berlangsung dalam waktu 18-24 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin.
Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman
selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan
komplikasi terutama perdarahan persalinan, hipotermia, asfiksia bayi baru
lahir. (JNPK- KR 2008)
2. Macam-macam persalinan
a. Persalinan spontan
Persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, melalui jalan
lahir ibu tersebut.
b. Persalinan buatan
Persalinan dibantu dengan tenaga dari luara seperti ekstrasi
vakum, forceps, bahkan dilakukan operasi sectio caesaria.

c. Persalinan anjuran

16

Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru


berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian Pitocin atau
prostaglandin.
3. Etiologi persalinan
Menurut Sulistyawati dan Nugraheni (2010; h.05) etiologi persalinan, yaitu :
a. Teori penurunan hormone
Saat 1-2 minggu sebelum proses melahirkan dimulai, terjadi
penurunan kadar estrogen dan progesterone. Progesterone bekerja
sebagai penenang otot-otot polos rahim, jika kadar progesterone turun
akan menyebabkan tegangnya pembuluh darah dan menimbulkan his.
b. Teori plasenta menjadi tua
Matangnya usia kehamilan, villi chorialis dalam plasenta
mengalami beberapa perubahan, hal ini menyebabkan turunya kadar
estrogen dan progesterone yang mengakibatkan tegangnya pembuluh
darah sehingga menimbulkan kontraksi uterus.
c. Teori distensi rahim.
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu. Setelah melewati itu, terjadilah kontraksi sehingga persalinan
dapat mulai. Dalam kehamilan gameli, sering terjadi kontraksi karena
uterus teregang oleh ukuran janin ganda, sehingga terkadang kehamilan
gameli mengalami persalinan lebih dini.
d. Toeri oksitosin
1) Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior
2) Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat merubah
sensiivitas otot rahim, sehingga terjadi Braxton hicks.
3) Menurunya konsentrasi progesterone karena matangnya

usia

kehamilan menebabkan oksitosin meningkatkan aktivitasnya dalam


merangsang otot rahim untuk berkontraksi, dan terjadilah persalinan.
4. Teori hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis
1) Glandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya persalinan.

17

2) Teori ini menunjukkan, pada kehamilan dengan bayi anensefalus sering


terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuknya hipotalamus.
5.

Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua sebagai salah satu penyebab
terjadinya permulaan persalinan, dan kadar prostaglandin yang tinggi baik
didalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu hamil sebelum
melahirkan atau selama proses persalinan.
6. Faktor faktor yang mempengaruhi persalinan menurut Sarwono:
a. Powers (tenaga)
Merupakan kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang teridiri dari his
atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga
primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi
otot otot rahim.
b. Passages
Merupakan jalan lahir yang terbagi atas: Bagian tulang yang keras:
tulang tulang panggul dan Bagian tulang yang lunak: otot otot, jaringan
jaringan dan ligament ligament.
c. Passenger
Merupakan factor janin, yang meliputi sikap janin, letak janin, presentasi
janin, bagian terbawah janin dan posisi janin.
7. Tahapan persalinan
a. Kala I (pembukaan)
Dikatakan kala I jika pembukaan serviks dan kontraksi terjadi
teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.Kala I adalah kala
pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 1-10 cm atau lengkap.
Proses ini dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten (8 jam) dimana serviks
membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) dimana serviks membuka
dari 3-10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering terjadi selam fase aktif.
Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan pada
multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan Kurve Friedman, diperhitungkan

18

pembukaan pada primigravida 1 cm per jam dan pembukaan multigravida


2 cm per jam,sehingga waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.
b. Kala II (pengeluaran)
Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan
lengkap sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan his yang bertambah
dan kekuatan ibu meneran akan mendorong bayi hingga lahir. Proses ini
berlangsung 2 jam pada primigarvida dan pada multigravida 1 jam.
Diagnosis persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan
dalam untuk memasikan pembukaan lengkap

dan penurunan kepala.

Gejala kala II antara lain :


1) His semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 40-45
detik.
2) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan
meneran karena tertekannya fleksus frankenhoser.
3) Lama nya kala II untuk primgravida 50 menit dan multigravida 30
menit.
c. Kala III (pelepasan plasenta atau kala uri)
Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran
plasenta.Setelah kala II yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit,
kontraksi uterus berhenti sekitar

5-10 menit. Permulaan proses

pemisahan diri dari dinding uterus. Menurut Duncan, yaitu pelepasan


dimulai dari bagian pinggir (marginal) disertai dengan adanya tanda darah
yang keluar dari vagina apabila plasenta mulai terlepas. Sedangkan
menurut Schultz, yaitu plasenta mulai terlepas dari bagian tengah
(sentral) dengan tanda adanya pemanjangan tali pusat yang terlihat di
vagina.Terjadi kombinasi dari keduanya. Tanda-tanda pelepasan plasenta
adalah :
1) Uterus menjadi berbentuk bundar.
2) Uterus terdorong keatas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah
rahim.
19

3) Tali pusat bertambah panjang


4) Adanya semburan darah
Teknik pengecekan pelepasan plasenta, adalah:Selain mengamati
tanda-tanda klinis diatas,bidan dapat juga melakukan perasat untuk
mengecek pelepasan plasenta, tiga perasat yang dapat dilakukan
sebagai berikut :
a) Perasat kustner
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali
pusat, sementara tangan kiri menekan atas simfisis.Bila tali pusat
masuk kembali kedalam vagina berarti plasenta belum lepas, bila
plasenta tetap atau tidak masuk kedalam vagina berarti plasenta
sudah lepas.
b) Perasat strassman
Perasat ini dilakukan dengan mengetok-ngetok fundus
uteri dengan tangan kiri dan tangan kanan meregangkan tali pusat
sambil merasakan apakah ada getaran yang ditimbulkan dari
gerakan tangan kiri.Jika terasa ada getaran berarti plasenta belum
lepas dari dinding uterus, jika tidak ada getaran berarti plasenta
sudah lepas.
c) Perasat klien
Untuk melakukan perasat ini, meminta pasien untuk
meneran jika tali pusat tampak turun atau bertambah panjang
berarti plasenta telah lepas, tetapi jika belum turun atau tidak
bertambah panjang maka belum lepas.
Manajamemen aktif kala III adalah untuk membuat kontraksi uterus
lebih efektif.Syaratnya janin tunggal, keuntungan dari manajemen
aktif kala III adalah untuk mengurangi terjadinya perdarahan post
partum, dan menurunkan kejadian retensio plasenta.Manajemen
aktif kala III terdiri dari :

20

(1) pemberian oksitosin, di lakukan pada 1/3 paha bagian luar. Bila
15 menit plasenta tidak lahir maka berikan oksitosin ke dua,
evaluasi kandung kemih apakah penuh. Jika penuh lakukan
kateterisasi.
(2) penegangan tali pusat terkendali, klem dipindahkan 5-10 cm
dari vulva. Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta, saat ada
kontraksi uterus tangan diatas perut melakukan dorsokranial
dengan sedikit tekanan. Cegah agar tidak terjadi inversio uteri.
(3) masase fundus uteri, tangan diletakkan diatas fundus uteri.
Gerakan tangan dengan pelan, sedikit ditekan,emutar searah
jarum jam selama 15 detik. Evaluasi kontraksi uterus setiap 15
menit selama 1 jam pertama dan 30 menit pada jam ke-2.
Kesalahan tindakan manajemen aktif kala III yaitu : terjdinya
inversio uteri atau uterus tertarik keluar dan berbalik, tali pusat
terputus, dan syok (Sumarah, dkk 2009; h. 149).
d. Kala IV (observasi)
Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada kala
IV dilakukan observasi terhadap perdarahan pascapersalinan, paling
sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan adalah :
1) Tingkat kesadaran pasien.
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu,
pernafasan.
3) Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap normal bila jumlahnya
tidak melebihi 400-500 cc (JNPK- KR 2008).

8. Tanda-tanda inpartu
a. Terjadinya his persalinan.
b. Pengeluaran lendir dan darah (blody show).
c. Pengeluaran cairan
d. Pada pemeriksaan dalam : servik mendatar dan pembukaan telah ada.
9. Mekanisme persalinan

21

Terdapat tiga faktor yang penting dalam persalinan yaitu :


kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan mengejan, keadaan
jalan lahir, dan janinnya sendiri.
Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam
keadaan sinklitismus, adalah bila arah sumbu kepala janin agak lurus
dengan bidang pintu atas panggul.Dapat pula kepala masuk dalam
keadaan asinklitismus, yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan
bidang pintu atas panggul. Akibat sumbu kepala janin yang tidak simetris,
dengan sumbu lebih mendekati suboksiput,maka jaringan dibawahnya
terhadap kepala yang akan menurun mengakibatkan kepala mengadakan
fleksi didalam rongga panggul. Kepala yang sedang turun menemui
diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas kebawah depan, maka
kepala mengadakan rotasi atau putaran paksi dalam, dengan suboksiput
sebagai hipomoklion, kepala melakukan gerakan defleksi untuk dilahirkan.
Dengan kekuatan his bregma, dahi, muka, dan akhirnya dagu terlahir.
Setelah kepala lahir maka kepala segera mengadakan rotasi yang disebut
putar paksi luar untuk menyesuaikan punggung bayi (sarwono, 2009;
h.310).
10. Komplikasi pada persalinan
a. Luka jalan lahir
Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan
kontraksi Rahim baik. Perlukaan jalan lahir terdiri dari:
1) Robekan perineum
2) Robekan serviks
3) Rupture uteri
b. Infeksi
Infeksi adalah infeksi yang terjadi dalam persalinan infeksi dapat juga
terjadi sebelum persalinan berupa korioamnionitis.
C. Masa nifas
1. Pengertian
22

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah plasenta


lahir sampai dengan 6 minggu atau 42 hari. Yang diharapkan pada periode
6 minggu setelah melahirkan adalah semua system dalam tubuh akan pulih
drai berbagai pengaruh kehamilan dan kembali pada keadaansebelum
hamil (Sukarni dan Margareth, 2013; h. 315).
2. Perubahan sistem reproduksi
a. Involusi uteru
Pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembli
kekondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram, atau suatu
proses kembalinya uterus pada keadaan sebelum hamil.
b. Involusi tempat plasenta
Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan
permukaan kasar, tidak rat dan kira-kira sebesar telapak tangan.
Dengan cepat akan mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 34 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.
c. Perubahan ligament
Ligament-ligamen dan diafragma

pelvis

serta

fasia

yang

meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsurangsur menciut kembali seperti sediakala.
d. Perubahan pada serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Perubahan
yang terdapat pada serviks yang akan menganga seperti corong.
e. Perubahan pada vulva, vagina, dan perineum
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan sangat
besar selama proses melahirkan bayi, setelah 3 minggu akan kembali
f.

seperti sebelum hamil.


Lochea
1) Lochea rubra
Muncul pada hari pertama sampai hari ketiga, berwarna merah.
2) Lochea sanguinolenta
Muncul pada hari ketiga sampai ketujuh, berwarna merah
kekuningan.
3) Lochea serosa
23

Muncul pada hari kelima sampai kesembilan postpartum, berwarna


kekuningan.
4) Lochea alba
Muncul pada hari kesepuluh, berwarna putih kekuningan.
3. Tujuan asuhan kebidanan masa nifas:
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah
komplikasi yang terjadi pada ibu dan bayi.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada
bayinya.
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana (Sarwono, 2009; h. 123).
4. Menurut mansjoer (2002), nifas dibagi dalam 3 periode:
a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih
dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan

menyeluruh

alat-alat

genetalia yang lamanya 6-8 minggu.


c. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai

komplikasi.

Waktu

untuk

sehat

sempurna

bisa

berminggu-minggu atau berbulan atau tahunan.


5. Kunjungan masa nifas
Dalam masa nifas ada 4 kali kunjungan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan.yaitu sebagai berikut:
1) 6-8 jam setelah persalinan
a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b) Mendeteksi dan merawat penyebab lalin perdarahan, rujuk bila
perdarahan berlanjut.
c) Memberikan konseling pada ibu atau pada keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d) Pemeberian ASI awal
e) Melakukan hubungan sehat antara ibu dan bayi
f) Menjaga agar bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermi.
2) 6 hari setelah persalinan
24

a) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,


fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak
ada bau.
b) Menilai adanya tanda tanda demam, infeksi dan perdarahan
abnormal.
c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan
istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak adanya tanda
tanda penyulit.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi dan
tali pusat, serta menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi
sehari hari.
3) 2 minggu setelah persalinan
Memastikan Rahim sudah kembali normal dengan mengukur dan
meraba bagian rahim.
4) 6 minggu setelah persalinan
a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit penyulit yang dialami ibu
maupun bayi.
b) Memberikan konseling KB secara dini.
6. Adaptasi psikologi masa nifas
Fase Fase dalam masa nifas pasca persalinan
a. Taking in
b. Taking hold
c. Letting go
7. Kebutuhan masa nifas
a. Informasi dan konseling tentang :
1) Perawatan bayi dan pemberian ASI.
2) Apa yang terjadi termasuk gejala adanya masalah yang mungkin
timbul.
3) Kontrasepsi
b. Dukungan dari petugas kesehatan, kondisi emosional dan psikologis
suami serta keluarga.
c. Pelayanan kesehatan untuk kecurigaan dan munculnya tanda terjadi
komplikasi.
8. Komplikasai masa nifas
a. Perdarahan hebat yang tiba-tiba meningkat dari vulva atau vagina
b. Pengeluaran dari vagina yang berbau busuk
c. Rasa nyeri dibagian bawah abdomen
25

d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Sakit kepala terus menerus, nyeri epigastrium


Pembengkakan tangan
Demam, muntah, sakit ketika BAB
Payudara tampak merah, panas dan nyeri
Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
Rasa nyeri, warna merah dan bengkak serta lembek pada kaki
Merasa sangan letih dan sesak nafas
Infeksi masa nifas

D. Bayi baru lahir


1. Definisi bayi baru lahir
Menurut Ai yeyeh dan Yulianti (2010) definisi bayi baru lahir
adalahBayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan
genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 25004000 gram, nilai Apgar >7 dan tanpa cacat bawaan.
Neonatus adalah bayi yang baru lahir mengalami proses kelahiran
dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan
ekstra uterine.
2. Penanganan bayi baru lahir
Tujuan utama perawatan bayi baru lahir menurut Sarwono (2009) adalah :
a. Membersihkan jalan nafas
b. Memotong dan merawat tali pusat
c. Mempertahankan suhu tubuh bayi
d. Pencegahan infeksi
3. Adaptasi fisiologis bayi baru lahir terhadap dunia luar
Setelah tali pusat dipotong maka bayi melakukan segala kegiatannya
dilakukan sendiri untuk mempertahankan kehidupannya. Yang paling
utama adalah menjaga kesehatan bayi dan menjaga agar bayi tetap
hangat, pernafasan secara spontan, dan bayi bisamenyusui sendiri pada
ibunya (Sumarah, dkk2009; h.173).
4. Inisiasi Menyusui Dini
Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin dan secara
eksklusif. Segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat, meletakkan bayi
tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung kekulit ibu.
Kontak kulit ini berlangsung 1 jam atau lebih, bahkan sampai bayi dapat

26

menyusu sendiri jika sebelumnya belum berhasil. Bayi diberi topi dan
diselimuti. Keuntungan IMD ini dapat merangsang oksitosin dan prolaktin
pada ibu sedangkan pada bayi memberikan kekebalan pasif karena
kolostrum adalah imunisasi pertama bayi (JNPK-KR, 2008; h. 127-128)
5. Perlindungan termoregulasi
Menurut Sumarah (2010) termoregulasi adalah suatu mekanisme
pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir belum berfungsi
a.
b.
c.
d.
6.

sempurna,mekanisme kehilangan panas bayi antara lain:


Konduksi adalah kontak langsung dengan permukaan dingin.
Konveksi adalah terpapar dengan benda sekitar.
Evaporasi adalah penguapan cairan ketuban.
Radiasi adalah berdekatan dengan benda yang suhunya lebih rendah.
Mencegah kehilangan panas
a. Keringkan bayi segera setelah bayi lahir dengan menggunakan handuk

bersih.
b. Menyelimuti badan bayi dengan kain yang hangat dan bersih.
c. Mentelimuti bagian kepala bayi dengan kain atau memakaikan topi.
d. Menganjurkan pada ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
7. Tanda-tanda kegawatan pada bayi baru lahir
Semua bayi baru lahir harus dinilai tanda-tanda kelainan yang
menunjukkan suatau penyakit, antara lain : sesak nafas, malas minum,
kurang aktif, panas atau suhu badan bayi rendah, berat badan rendah.
Tanda-tanda bayi sakit berat, apabila terdapat salah satu tanda seperti:
sulit minum, perut kembung, merintih, perdarahan, kejang.
8. Penilaian bayi baru lahir
Segera setelah bayi lahir letakkan bayi diatas kain bersih dan kering
yang disiapkan diatas perut ibu, keringkan dan hangatkan dan melakukan
penilaian sekilas apakah menagis kuat dan apakah bergerak aktif atau
tidak (Sumarah, dkk 2009; h. 177).
Table 2.1 Nilai Apgar Skor
Skor

Appearance color

Pucat

Badan merah,

Seluruh

Pulse

Tidak ada

ekstremitas biru
<100 x / menit

tubuhkemerah-

Grimace

Tida ada

Activity

Lumpuh

Sedikit gerakan mimik


Ekstremitas dalam fleksi

27

merahan
>100 x / menit
Menangis, batuk
Gerakan aktif

Respiration

Tidak ada

sedikit
Lemah, tdak teratur

Menangis kuat

Sumber : Sumarah, 2009


9. Pemantuan 2 jam setelah bayi lahir
Melihat kemampuan bayi menghisap dengan kuat, bayi tampak aktif
atau lunglai, dan warna kulit bayi kemerahan atu biru. Seorang bidan
sebelum meninggal kan pasien terutama bayi harus melihat apakah
terdapat gangguan pernafasan, hipotermi, infeksi dan cacat bawaan
(Prawiroharjo S, 2008: h. 136).
10. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir
a. Asuhan bayi baru lahir pada 0-6 jam
1) Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir,
dan diletakkan didekat ibu serta dalam ruangan yang sama.
2) Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu
ruangan dengan ibu nya atau diruang khusus.
3) Pada saat proses persalinan, ibu dapat didampingi suami
(Direktorat Kesehatan Khusus, 2010; h. 20)
b. Asuhan pada bayi usia 2-6 hari
Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir diantaranya:
1) Menilai pertumbuhan
Cara yang paling mudah dan paling sering digunakan untuk
memantau dan menilai pertumbuhan adalah kenaikan berat badan
2) Pemberian minum dan cairan
a) Pemberian minum
b) Pemberian ASI Ekslusif (Sudarti, 2010; h. 32).
b. Asuhan bayi baru lahir 6-28 hari
1) Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan di
pelayanan kesehatan atau melalui kunjungan rumah untuk tenaga
kesehatan.
2) Pemeriksaan neonatus dilakukan didekat ibu, bayi didampingin ibu
atau keluarga pada saat diperiksa atau diberikan pelayanan
kesehatan (Direktorat Kesehatan Khusus, 2010; h. 20).
b. Pelayanan kesehatan neonatus sedikitnya 3 kali
1) KN I pada 6 - 48 jam
2) KN II pada 3 - 7 hari
3) KN III pada 8 - 28 hari
c. Asuhan pada bayi 6 minggu pertama
28

Asuhan yang diberikan pada bayi berusia 6 minggu pertama yaitu


dengan cara mempertahankan suhu normal bayi. Mempertahankan
suhu bayi agar tetap normal yaitu dengan cara Kangaroo Mother Care
(KMC) atau yang disebut perawatan bayi lekat. KMC adalah kontak
kulit diantara ibu dan bayi secara dini, terus menerus dan
dikombinasikan dengan pemberian ASI ekslusif. Tujuannya adalah
agar bayi tetap hangat. Kunjungan bayi ini diberikan pendidikan
kesehatan tentang imunisasi (Sudarti, 2010; h. 32).
E. Masa Antara
a. Pengertian
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah atau menunda suatu
kehamilan, dan keluaraga berencana merupakan satu pelayanan preventif
untuk wanita.
a. Metode sederhana
1) Kondom
2) Pantang berkala
3) Lendir serviks
4) Kalender
b. Metode amenorhea laktasi
Adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI, bila terdapat
keadaan-keadaan berikut:
1) Menyusui secara penuh tanpa susu formula dan makan pendamping,
lebih efektif diberikan 8 kali sehari.
2) Belum mendapatkan haid.
3) Umur bayi kurang dari 6 bulan
c. Pil progestin (mini pil)
Metode ini cocok untuk digunakan oleh ibu menyusui yang ingin
memakai pil KB karena sangat efektif pada masa laktasi.Efek samping
utama adalah mual-mual, dan gangguan perdarahan.
d. Suntik progestin
Metode ini sangataman, efektif dapat

dipakai

semua

perempuandalam usia reproduksi, kembalinya kesuburan lebih lambat


rata-rata 4 bulan sertacocok untuk masa laktasi karena tidak menekan
29

produksi ASI. Jadwal kunjungan berikutnya diperhitungkan dalam


pedoman Depoprovera (interval 12 minggu), Norigest (interval 8
minggu), dan cyclofem (interval 4 minggu).
e. Kontrasepsi implant
Kontrasepsi ini dapat digunakan oleh semua perempuan dalam
penggunaan selama 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk jadema, efek
samping dengan metode ini adalah hipermenorhea. Untuk kunjungan
ulang 1 minggu setelah pemasanagan atau jika ada keluhan.
f. Alat kontrasepsi dalam rahim
Jenisnya yaitu CuT-380A, yang dipasang di luar hamil dan saat
selesai menstruasi.Metode ini memiliki evektifitas tinggi, tidak banyak
menimbulkan komplikasi, dan kembalinya kesuburan cepat setelah
pencabutan. Untuk kunjungan ulang setelah pemasangan dua minggu
setelah pemasangan
g. Kontrasepsi mantap wanita dan pria
Kontrasepsi mantap atau sterilisasi merupakan metode yang
paling efektif, murah dan aman, hanya dilakukan pembedahan sedikit
(Manuaba, 2010; h. 614).
F. Landasan Hukum
1. Kewenangan bidan
a. Wewenang bidan yang

diatur dalam

permenkes berdasarkan

permenkes No. 1464/ MENKES/ PER/ X/ 2010 tentang izin dan


penyelenggaraan praktik bidan:
Pada pasal 9 seorang bidan dalam menjalankan prakteknya memiliki
wewenang untuk memberikan pelayanan pada kesehatan ibu, anak dan
keluarga berencana. Sedangkan pada pasal 10 menjelaskan tentang
memberikan pelayanan kesehatan ibu meliputi masa pra hamil,
kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa
antara, dua kehamilan, yang didalamnya memberikan konseling tentang
30

masa pra hamil, pelayanan antenatal pada hamil normal, persalinan


normal, nifas normal, pelayanan ibu menyusui dan konseling antara
kehamilan dan pasal 11 tentang memberikan pelayanan kesehatan pada
bayi baru lahir tentang melakukan asuhan bayi baru lahir normal, dan
untuk memberikan penyuluhan serta konseling tentang keluarga
berencana diatur dalam pasal 12.
b. Wewenang bidan yang
diatur dalam kepmenkes berdasarkan
kepmenkes No. 900/ MENKES/ SK/ VII/ 2002 tentang registrasi dan
praktek bidan:
Pada pasal 14 dan 15 dalam memberikan pelayanan konseling hampir
sama yang diatur didalam permenkes 1464/2010, hanya pada pasal 16
seorang bidan memiliki wewenang dalam memberikan pertolongan
kehamilan abnormal, pertolongan persalinan abnormal, pelayanan ibu
nifas abnormal, dan memberikan pelayanan kepada anak.
G. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah suatu pendekatan yang dugunakan oleh
seorang bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis dimulai dari langkah pengkajian dan analisa data, diagnosa
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (PP IBI, 2006; h. 135).
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebutuhan/ masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa
persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (PP IBI, 2006; h.
136).
Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan manajemen
kebidanan yaitu 7 langkah Varney meliputi : pengkajian, interpretasi data,
diagnosa potensial, identifikasi akan tindakan segera atau kolaborasi dan
konsultasi, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
31

1. Pengkajian
Yaitu suatu pengumpulan data tentang status kesehatan klien atau pasien
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Data yang diperoleh
dicatat dan dianalisis (PP IBI, 2006; h.136).
a. Data Subjektif
Yaitu data yang didapatkan dari pasien atau orang lain yang menjadi
saksi dalam kasus ini (Sayuti, 2009; h.54).
1) Biodata yang menyangkut identitas pasien
a) Nama
Nama jelas atau nama lengkap, jika tidak memakai nama
panggilan sehari-hari agar tidak keliru.
b) Umur
Dicacat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko tinggi,
seperti kurang dari 20 tahun atau alat reproduksi belum matang,
sedangkan umur lebih dari 35 tahun sangat rentan terjadinya
pedarahan masa nifas.
c) Agama
Untuk mengetahui dalam membimbing dan mengarahkan dalam
berdoa.
d) Suku bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.
e) Pendidikan
Mempengaruhi terhadap tindakan kebidanan dan untuk menilai
seberapa jauh tingkat intelektualnya, sehingga dalam memberikan
f)

kionseling sesuai dengan pendidikannya.


Pekerjaan
Untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi, karena mempengaruhi

gizi pasien
g) Alamat
Mungkin memiliki nama yang sama dengan alamat yang berbeda.
2) Keluhan utama
Keluhan apa yang dirasakan pada ibu saat datang untuk periksa.
3) Riwayat menstruasi
Perlu dikaji untuk mengetahui tentang usia saat menarche, frekuensi,
lamanya, sifat darah yang keluar, dismenorhe, HPHT dan HPL

32

(Varney, 2006; h.33) Umur kehamilan dapat diketahui berdasarkan


HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) dan HPL digunakan untuk
mengetahui perkiraan persalinan (Varney, 2006; h.790).
4) Riwayat perkawinan
Yang dikaji antara nya tentang nikah berapa kali, syah atau tidak,
karena jika melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan
dengan psikologisnya, dan akan berlanjut sampai masa nifas.
5) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Ditanyakan untuk mengetahui jumlah kehamilan yang lalu dan
apakah ada riwayat seksio cesarea, riwayat curetase, dan riwayat
manual plasenta.
6) Riwayat kehamilan sekarang
Dilakukan untuk mengetahui

dan

mengawasi

perkembangan

kehamilan dengan pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan


fisik, pemeriksaan obstetri.
7) Riwayat persalinan dahulu dan sekarang
Dikaji untuk mengetahui cara persalinan, penolong persalinan, lama
persalinan, penyulit yng menyertai dan lamanya dalam pada kala II.
8) Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan ibu, usia perkawinan kurang
dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun yang akan terjadi penurunan
desidua.
9) Riwayat kb
Perlu dikaji karena kontrasepsi hormonal dapat mempengaruhi
penetapan tanggal perkiraan kelahiran EDD (Estimated date of
delivery). (Wheleer, 2010; h.37).
b. Data Objektif
Yaitu data yang dapat diperiksa oleh medik dengan menggunakan
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (Sayuti, 2009; h.55).
2. Interpretasi Data
Diagnosa kebidanan yang dirumuskan berdasarkan analisis data yang telah
dikumpulkan (PP IBI, 2006; h.136).
3. Diagnosa Potensial

33

Mengantisipasi masalah atau diagnosis yang akan tejadi lainnya, yang dapat
menjadi tujuan yang diharapkan, karena telah ada masalah atau diagnosis
yang teridentifikasi (Varney, 2007; h. 26)
4. Identifikasi akan tindakan segera atau kolaborasi dan konsultasi
Kolaborasi adalah bidan dan dokter bersama-sama mengatur perawatan
kesehatan wanita atau bayi baru lahir yang mangalami komplikasi medis,
ginekologis, atau obstetrik.
Konsultasi adalah nasehat atau pendapat seorang dokter atau anggota lain
tim perawatan kesehatan dicari sementara bidan memegang tanggung
jawab utama perawatan kesehatan wanita (Varney, 2007; h.25).
5. Perencanaan
Suatu rencana asuhan kebidadan yang dibuat berdasarkan diagnosa
kebidanan (IPI IBI, 2006;h.137).
6. Pelaksanaan
Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasatkan rencana dan perkembangan
keadaan klien : tindakan kebidanan dilanjutkan dengan evaluasi keadaan
klien atau pasien (IPI IBI, 2006;h.137).
7. Evaluasi
Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus seiring dengan
tindakan kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah
dirumuskan (IPI IBI, 2006;h.138).
8. Metode SOAPIE
Metode SOAPIE terdiri dari S adalah Subjektif, O adalah data Objektif, A
adalah Analyisis/Assesment dan P adalah planning I adalah Implementsi E
adalah Evaluasi. Merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis
dan singkat. Prinsip dari metode SOAPIE ini merupakan proses pemikiran
penatalaksanaan manajemen kebidanan
a. S (Subjektif)
Apa yang dikatakan oleh ibu pasiendiperoleh melalui anamnesis
b. O (Objektif)
Apa yang dilihat dan dirasakan bidan sewaktu melakukan pemirksaan.
c. A (Assesment)

34

Kesimpulan apa yang dibuat dari data-data subjektif atau objektif


tersebut.
d. P (planning)
Rencana dari tindakan yang akan dilakukan (Muslihatun, dkk, 2009; h.
12).
e. Implementasi
Bidan bekerja dengan dokter dan pasien untuk melaksanakan rencana
f.

asuhan yang menyeluruh dan kolaboratif


Evaluasi
Mengevaluasi tindakan asuhan secara menyeluruh sesuai dengan yang
dibutuhkan pasien. Apabila tindakan yang telah dilakukan dianggap tidak
efektif, maka dilakukan penyesuaian rencana asuhan selanjutnya.

BAB III
TINJAUAN KASUS

I.
A.

Pengkajian tanggal

: 03 April 2014

Jam

: 10.00 wib

Tempat

: Puskesmas Selomerto II, Wonosobo

Kehamilan
Data Subyektif
35

1. Identitas Klien
Nama ibu
Umur
Suku bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

: Ny.R
: 26 th
: jawa
: Islam
: SMA
: IRT
: Balekambang 9/3

Nama Suami
Umur
Sukubangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

: Tn.S
: 32 th
: jawa
: Islam
: SMA
: swasta
:Balekambang

Selomerto, Wonosobo
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan terkadang kenceng-kenceng
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan dahulu tidak sedang menderita penyakit menular
seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS, dan penyakit menurun seperti
darah tinggi, asma, gula, dan jantung.
b. Riwayat kesahatan sekarang
Ibu mengatakan kesehatan sekarang tidak sedang menderita
penyakit menular seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS, dan penyakit
menurun seperti darah tinggi, asma, gula, dan jantung.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan kesehatan keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menular seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS, dan penyakit
menurun seperti darah tinggi, asma, gula, dan jantung serta

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

keturunan kembar dan riwayat penyakit jiwa.


5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche
: 14 tahun
Siklus
: 28 hari
Lamanya
: 7 hari
Banyaknya
: 2-3 kali ganti pembalut setiap hari
Sifat darah
: cair
Dismenorhea : tidak ada
Fluor albus
: sebelum dan sesudah menstruasi
HPHT
:03-07-2013
HPL
:10- 04- 2014
b) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Table 3.1 riwayat kehamilan, pesalinan, nifas yang lalu

36

Hamil ke

Umur

Jenis

Penolong

Penyulit

Pertama

kehamilan
1 bulan

partus
Curetase

dr.Spog

Kedua

9 bulan

Spontan

Bidan

BB/PB

Jenis
Kelamin

Kea.

Nifas

Anak
AB

3200

Laki2

sehat

normal

48
Hamil ini

a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.

c) Riwayat kehamilan sekarang


1. G3P1A1
Usia Kehamilan 39 minggu 1 hari
2. Frekuensi ANC TM I
Tempat, berapa kali : di bidan 1 kali
Keluhan
: mual, pusing
Terapi
: vitamin C, asam folat.
Penkes
:makan sedikit tapi sering dan istirahat
cukup
3. Frekuensi ANC TM II
Tempat, berapa kali
:bidan, 4 kali
Gerakan janin pertama kali dirasakan ibu pada usia kehamilan
4bulan.
Keluhan
: tidak ada
Terapi
: tablet Fe, kalk, vit C
Penkes
:nutrisi ibu hamil
4. Frekuensi ANC TM III
Tempat, berapa kali :bidan, 2 kali
Gerakan janin semakin bertambah sering
Keluhan
: tidak ada
Terapi
: tablet Fe, kalk, vit C
Penkes
:persiapan persalinan
6. Riwayat Perkawinan
a. Status perkawinan
: sah secara agama dan negara
b. Lama perkawinan
: 4 tahun
c. Usia kawin
: 22 tahun
7. Riwayat Kontrsepsi
a. Riwayat kontrasepsi yang pernah dipakai : implant
b. Lamanya penggunaan
: 1.5 tahun
c. Keluhan
: tidak ada
d. Alasan berhenti
: ingin mempunyai
anak
e. Rencana KB selanjutnya
8. Pola Kebutuhan sehari-hari

: suntik 3 bulan

Table 3.2 Pola kebutuhan sehari-hari


Sebelum hamil
a.

Pola nutrisi

37

ket

Selama hamil

2th

1)

2)
b.

Makan

Minum

Frekuensi: 3x/ hari

Frekuensi: 3x/ hari

Jenis: nasi, sayur, lauk

Jenis: nasi, sayur, lauk

Porsi: 1 piring

Porsi: 1 piring

Pantangan: tidak ada


Frekuensi: 4-5x/hari

Pantangan: tidak ada


Frekuensi: 6-7x/hari

Jenis: air putih

Jenis: air putih,susu

Frekuensi: 1x/ hari

Frekuensi: 1x/ hari

Konsistensi: lembek

Konsistensi: lembek

Warna: kuning

Warna: kuning

Keluhan: tidak ada


Frekuensi: 4x/hari

Keluhan: tidak ada


Frekuensi: 5-6x/hari

Konsistensi: cair

Konsistensi: cair

Warna: kuning jernih

Warna: kuning jernih

Keluhan: tidak ada

Keluhan: tidak ada

pola eliminasi
1)

2)

c.

BAB

BAK

Pola aktivitas

d.

Pola istirahat

e.

Pola personal hygiene

f.

Pola seksual

Aktivitas:

melakukan

pekerjaan

ibu

Aktivitas:melakukan

pekerjaan

rumah tangga

rumah tangga

Olahraga: tidak pernah

Olahraga: jalan-jalan

Keluhan: tidak ada


Tidur siang : 2 jam

Keluhan: tidak ada


Tidur siang : 2 jam

Tidur malam : 8 jam

Tidur malam : 8 jam

Keluhan : tidak ada


Frekuensi mandi: 2x/hari

Keluhan : tidak ada


Frekuensi mandi: 2x/hari

Gosok gigi: 3x/hari

Gosok gigi: 3x/hari

Ganti baju: 2x/hari

Ganti baju: 2x/hari

Keramas: 3x/minggu
Aktifitas: 2x/minggu

Keramas: 3x/minggu
Aktifitas: 2x/minggu

Keluhan: tidak ada

Keluhan: tidak ada

9. Psikologi, kultural, spiritual


a. Psikososial
Ibu sangat menjaga dan berhati hati terhadap kehamilannya, dan
keluarga ibu mendukung terhadap kehamilan dan kelahiran bayi.
b. Kultural
Ibu mengatakan tidak ada pantangan terhadap kehamilannya dan
tidak mengkonsumsi jamu-jamuan ataupun obat-obatan.
Pengambilan keputusan dalam keluarga yaitu suami.
c. Spiritual
Ibu mengatakan taat dalam menjalankan ibadah.
10. Data pengetahuan ibu tentang kehamilan
Ibu sudah mengetahui tentang kehamilan dan permasalahnya.
11. Data Sosial Ekonomi
38

ibu

Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan minuman keras dalam


keluarga dan ibu hanya mengkonsumsi obat yang diberi dari
puskesmas. ibu tidak merokok sedangkan suami seorang perokok.
12. Lingkungan yang berpengaruh
a. Kondisi tempat tinggal
: tinggal serumah dengan suami dan
anaknya.
b. Hewan peliharaan
B. Data Obyektif
1. Keadaan umum
2. Tingkat kesadaran
3. TTV
TD
Nadi
4. BB sekarang
5. Tinggi Badan
6. Lingkar lengan
7. Status Present
a. Kulit kepala
b. Rambut
c. Muka
d. Mata
putih.
e. Mulut
gusi.
f. Telinga
g. Hidung
h. Leher

: tidak ada
:baik
:composmetis
: 110/70 mmHg Respirasi
: 22x/menit
: 82x/menit
suhu
: 36,50 C
: 71 kg
BB sebelum : 63 kg
: 150 cm
: 27 cm
:
:
:
:

bersih, tidak ada ketombe


lurus, hitam
terlihat tidak pucat, tidak oedem
simetris, conjungtiva merah muda, sclera

: simetris, tidak caries gigi, tidak oedem


: simetris, bersih tidak ada serumen.
: simetris, bersih tidak ada secret.
: tidak ada pembengkakan kelenjar limfe

dan tyroid, tidak ada pelebaran vena jugularis.


i. Dada
dan

axila

:mamaesimetris.membesar,areola
hiperpigmentasi,puting susu menonjol,
kelenjar

montgomeri

terlihat

jelas,ASI/kolostrum belum keluar.Tidak


ada retraksi dinding dada.Tidak ada
j.

pembengkakan kelenjar limfe.


Abdomen : Ada linea nigra, ada striae
gravidarum,
39

tidak

ada

Pembesaran

kelenjar limpa,tidak ada luka bekas


operasi.
k. Genetalia : tidak oedem,tidak varises,
l.

Anus

tidak ada pengeluaran darah.


: tidak hemorroid
m. Ekstermitas
: Atas
oedem,tidak

varises,

: tidak
tidak

sianosis,kuku bersih.
Bawah : tidak oedem,tidak varises,

1)
2)

tidak sianosis,kuku bersih.


8. Status Obstetrikus
a. Inspeksi
Dada
1) Mamae membesar
2) Areola hiperpigmentasi
3) Putting susu menonjol
4) Kelenjar montgemeri terlihat jelas
5) ASI/kolostrum belum keluar
Abdomen
Ada linea nigra
Tidak ada luka bekas operasi
b. Palpasi
1) Leopold I
: TFU 30 cm, fundus teraba satu bagian
bulat, lunak, tidak melenting.
2) Leopold II
: teraba satu bagian keras memanjang
seperti papan disebelah kanan, teraba bagian kecil putusputus disebelah kiri.
3) Leopold III
: teraba bagian keras, bulat, dan melenting
janin.
4) Leopold IV
TFU

: kepala sudah masuk panggung (divergen).


: 30 cm, TBJ : 2945 gr

Genetalia

: tidak oedem, tidak varises, tidak ada

pengeluaran darah
c. Auskultasi
Djj
: 138x/m
9. Pemeriksaan penunjang
Hb
: 13,7 g%
Protein urine
:(-)
40

Tabel 3.3 SAOPIE Kehamilan


Tgl/ jam
03.04.14
10.00 wib

S
Terlampir diatas

O
Terlampir diatas

Implementasi
a.
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
a.
b.
Memberikan pedkes tentang tanda-tanda persalinanb.
seperti: keluarnya lendir disertai darah, kenceng-kenceng
yang menjalar dari perut sampai kepunggung, dan
keluarnya cairan dari jalan lahir.
c.
Memberikan pedkes tentang persiapan persalinan
seperti: menyiapkan pakaian dan perlengkapan bayi dan ibu
di masukkan kedalam tas yang nantinya sewaktu-waktu bisa
langsung dibawa
c.
d.
Memberikan pengetahuan pada ibu tentang tanda
bahaya pada TM III seperti: bengkak pada muka, tangan
sampai kaki, demam yang tinggi, pusing yang hebat
e.
Memberikan penkes tentang P4K yaitu: saat
bersalin nanti siapa rencana penolongnya, keluarga yang
pendonor jika ada komplikasi, tempatnya bersalin dimana,
uang dan kendaran apakah sudah disiapkan.
d.
f.
Menganjurkan pada ibu untuk kunjungan ulang 1
minggu lagi atau jika ada tanda-tanda persalinan

a.
Beritahu hasil pemeriksaan
pada ibu.
umur kehamilan 39 minggu
b.
Berikan penkes tentang
tanda-tanda persalinan.
dalam kehamilan normal
c.
Berikan penkes tentang
persiapan persalinan.
d.
Berikan pengetahuan pada
ibu tentang tanda bahaya TM III
e.
Berikan penkes tentang P4K
f.
Anjurkan pada ibu untuk
kunjungan ulang 1 minggu lagi atau
jika ada tanda-tanda persalinan
Evaluasi

Bidan

Ny.R G3P1A1 umur 26 tahun

Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan nya dengan hasil sehat


Ibu sudah mengerti tentang tanda-tanda persalinan.

Ibu sudah mempersiapkan semua perlengkapan ibu dan bayi

Ibu sudah mengetahui tentang tanda bahaya TM III

41

Bidan

e. Ibu sudah mempersiapkan semua dari rencana bersalin, tempat, uang,


kendaran, dan pendonor.

f.

Ibu besedia datang untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi atau jika ada
tanda-tanda persalinan

Tabel 3.4 SOAPIE Persalinan


Tgl/ jam

03.04.14
21.00 wib

a.
Ibu
datang ingin
bersalin dan
merasa
kencengkenceng
b.
Ibu
mengatakan
kencengkenceng yang
teratur dari jam
19.00 wib dan

O
1.
2.
3.

Keadaan umum:
Cukup
Kesadaran:
Composme
TTV :
TD
:
110/80

Ny.R umur 26 tahun umur kehamilan 39

a.
Beritahu ibu hasil pemeriksaan
b.
Beritahu ibu bahwa ibu tidak boleh
mengejan terlebih dahulu sebelum pembukaan
lengkap.
c.
Ajarkan ibu untuk teknik relaksasi pada saat
ada his.
d.
Anjurkan ibu untuk miring ke kiri.
e.
Anjurkan ibu untuk makan dan minum
f.
Beri dukungan mental dan spiritual untuk
ibu.
g.
Anjurkan suami atau keluarga untuk
mendampingi ibu saat bersalin

minggu 2 hari janin tunggal hidup intra


uterin presentasi belakang kepala, puka,
dalam persalinan kala I fase aktif

mmHg
N : 84x/men
R : 24x/menit
S : 36,5 0C

42

Bidan

mengeluar kan
lendir beserta
darah

4.

5.
6.

Djj 137x/menit, 1
Punctum
Maksimum perut
sebelah kanan di
bawah pusat
His 4x10 dalam
>40
VT : vulva/uretra
tenang, porsio
tipis lunak,
pembukaan 5
cm, pendataran
50%, kk positif,
bagian terendah
kepala, POD
UUK, penurunan
kepala hodge II,
bagian
menumbung
tidak ada,
moulage tidak
ada, STLD
positif.

h.
Persiapkan partus set dan perlengkapan ibu
dan bayi
i.
Observasi kemajuan persalinan.

Implementasi

Evaluasi

43

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan


a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang sehat
KU: Baik, Kesadaran: composmentis
TD: 110/70 mmHg Nadi: 82x/menit
RR: 22x/menit
Suhu: 36,5 0C
Pembukaan 5cm, presentasi belakang
kepala, puka
b. Memberitahu ibu bahwa ibu tidak boleh
mengejan terlebih dahulu sebelum
pembukaan
lengkap
karena
akan
menyebabkan bengkak pada jalan lahir
c. Mengajarkan ibu untuk teknik relaksasib.
pada saat ada his yaitu dengan cara
mengambil nafas dari hidung dan
dikeluarkan melalui mulut
d. Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri,
untuk memberikan oksigen ke janin yangc.
ada di dalam kandungan ibu
e. Menganjurkan ibu untuk makan dan
minum supaya ibu ada tenaga untukd.
mengejan pada saat pembukaan sudah
lengkap
f. Memberi dukungan mental dan spirituale.
untuk ibu
g. Menganjurkan suami atau keluarga untuk
mendampingi ibu
f.
h. Menyiapkan partus set dan perlengkapan
ibu dan bayi, bak instrument, kocher,
gunting episiotomy, klem tali pusat,g.
gunting tali pusat, klem umbilical, spuit 3
cc dan 5 cc, kateter, sarung tangan,h.
jarum, benang catgut, chromic, pinset
anatomis dan sirurgis, kassa, betadine,
oxytocin 8 ampul, lidokain 2 % dan
akuabides untuk mengencerkan lidocain,
perlengkapan Ibu dan bayi
i. Mengobservasi kemajuan persalinan Djj,
his, nadi, setiap 30 menit, pembukaani.

Ibu bersedia untuk tidak mengejan sebelum pembukaan lengkap

Ibu sudah latihan cara relaksasi yang benar saat ada kontraksi
Ibu bersedia dan sudah miring kiri
Ibu bersedia untuk makan dan minum saat tidak ada his karena untuk tenaganya nanti
Ibu nampak tenang
Suami sudah disamping ibu
Partus set, perlengkapan bayi, dan ibu sudah disiapkan

Hasil observasi kemajuan persalinan :

44

penurunan kepala, tekanan darah, setiap


4 jam

tgl

Ja

TD

Na

su

RR

djj

His

Vt

o
1

3.4.

m
21.

110/

di
80

hu
36,

22x/

3/10/

Portio

14

00

x/

35

pembukaan

70
mmh

cm,

lunak,
5

ketuban

g
utuh, tidak ada
penyusupan,
STLD (+)
2

21.

82

30
3

22.

80

00
4

22.

80

30
5

23.

83

00
6

23.

80

30

45

22x/

3/10/

35

20x/

9
1

3/10/

35

21x/

0
1

4/10/

40

20x/

2
1

4/10/

45

20x/

7
1

5/10/

45

2
7

24.

82

00

22x/

5/10/

Ketuban pecah

45

spontan jernih,

0
8

kepala

24.

23x/

5/10/

30

45

0
9

di

hodge III
Portio
tidak
teraba,pembu
kaan 10,STLD
(+)
Bayi

lahir

01.
spontan

00
menangis
kuat,

jenis

kelamin

laki-

laki BB: 3000


gr dan PB : 47
cm

46

Data Perkembangan
Tgl/ jam
4.4.14

S
1.

24.30 wib

Ibu mengatakan ingin


meneran

2.

Ibu mengatakan ingin


BAB

O
1. Keadaan umum: Cukup
2. Kesadaran: Composmentis
3. TTV
:
TD : 110/80 mmHg
N : 84x/menit
R
:
24x/menit
S : 36,5 0C
4. Djj 137x/menit, 1 Punctum

A
Ny.R

umur

26

P
tahun

Bidan

umur 1. Memastikan partus set telah

kehamilan 39 minggu 2 hari janin

disiapkan dengan lengkap.


Hasil : Partus set sudah lengkap.
tunggal
hidup
intra
uterin
2. Memakai APD
presentasi belakang kepala, puka,
Hasil : APD telah dipakai.
3. Memasukan oxitocin ke dalam
dalam persalinan kala II
spuit.
Hasil : Oxitocin telah disiapkan

Maksimum perut sebelah

ke

kanan di bawah pusat


5. His 4x10 dalam >40
6. Inspeksi tanda dan gejala kala

dalam

letakakan
4.

II : Dorongan untuk

spuit

dan

di

bak

instrumen.
Melakukan VT untuk memastikan
pembukaan lengkap.
Hasil: Vulva dan uretra tidak ada

meneran,tekanan pada
anus,perineum

kelainan,

menonjol,vulva membuka.

portio

tidak

teraba, Pembukaan 10cm,


Penipisan

7. Pemeriksaan Dalam : Vulva

(sudah

dan uretra tidak ada

47

100%
pecah

KK

warna

kelainan, portio tidak teraba,

jernih), Bagian terendah

Pembukaan 10cm,

kepala,

Penipisan 100% , KK (sudah

sucsadenum (-), moulage

pecah warna jernih), Bagian

(-), preskep, penurunan

terendah kepala, caput

kepala Hodge IV, STLD

sucsadenum (-), moulage


5.

(-), preskep, penurunan

caput

(+)
Memberitahu ibu bahwa
pembukaan lengkap
Hasil: ibu telah mengetahui

kepala Hodge III + (1/5


bagian), STLD (+)

bahwa pembukaam sudah


6.

lengkap.
Meminta keluarga membantu ibu
menyiapkan posisi mengejan
Hasil: Suami berada disamping
ibu,

7.

ibu

sudah

dalam

posisi mengejan.
Melaksanakan bimbingan
meneran saat ada kontraksi.
Hasil: Ibu mengikuti bimbingan
untuk meneran saat ada

8.

kontraksi.
Meletakan handuk / kain bersih
diatas perut ibu saat kepala
terlihat 5-6 cm didepan vulva.
Hasil:
Kain
bersih
sudah
diletakakan di atas perut

9.

48

ibu.
Meletakan underpad dibawah

bokong ibu.
Hasil : Underpad sudah dipasang
dibawah bokong ibu.
10. Membuka partus set dan periksa
kelengkapannya.
Hasil: Partus set sudah dibuka
dan sudah lengkap
11. Memakai sarung tangan panjang
Hasil: sarung tangan telah
dipakai.
12. Setelah nampak didepan vulva
5-6cm, tangan kanan melindungi
perineum dan tangan kiri berada
diatas vulva untuk menahan
kepala bayi agar tidak terjadi
defleksi maksimal menganjurkan
ibu mengejan perlahan sambil
bernafas pendek- pendek.
Hasil:
Perineum
dilindungi
dengan

popok

dan

bersedia mengejan sambil


bernafas perlahan- lahan
13. Mengecek lilitan tali pusat.
Hasil: tidak ada lilitan.
14. Menunggu kepala bayi putar
paksi luar
Hasil: Kepala bayi melakukan
putar paksi luar.
15. Memegang biparietal

49

menggerakan kepala bayi ke


bawah sehingga bahu depan
keluar dan menggerakan ke atas
untuk melahirkan bahu belakang.
Hasil: bahu depan dan bahu
belakang lahir.
16. Menggeser tangan kanan ke
bawah ke arah perineum untuk
menyangga kepala lengan dan
siku sebelah bawah
menggunakan tangan kiri
menelusuri dan memegang
lengan siku sebelah atas.
Hasil: Tubuh bayi dan lengan
sudah lahir.
17. Setelah tubuh dan lengan bayi
lahir penelusuran tangan
berlanjut ke punggung, bokong,
tungkai serta kaki dan kedua
tangan memegang kedua mata
kaki.
Hasil: Semua bagian bayi sudah
lahir, bayi lahir spontan tanggal
4-4-14 pukul 01:00 WIB, jenis
kelamin laki-laki.
18. Melakukan penilalian sekilas

50

pada bayi
Hasil: Bayi menangis spontan,
warna

kulit

kemerahan,

dan gerak aktif


19. Mengeringkan dan
memposisikan tubuh bayi diatas
perut ibu.
Hasil: Bayi telah dikeringkan dan
berada di atas perut ibu.
20. Menjepit tali pusat 3cm dari
umbilicus bayi, lakukan
penjepitan kedua 2 cm dari
klem pertama.
Hasil: tali pusat sudah dijepit.
21. Memotong dan mengikat tali
pusat.
Hasil: tali pusat telah dipotong
dan

di

ikat

dengan

benang tali pusat


22. Melakukan IMD 1 jam.
Hasil: telah dilakukan IMD
23. Menyelimuti bayi dan ibu
dengan kain hangat dan
memasang topi dikepala bayi.
Hasil: Bayi telah diselimuti ,
topi terpasang dikepala bayi.

Data perkembangan II
Tgl/ jam

51

Bidan

4.4.14
1.0
ib

1. Ibu mengatakan bahagia


w

tanda-tanda

pelepasan

dan lega dengan kelahiran

plasenta

bayinya dengan selamat

ada semburan darah secara

dan sehat.
2. Ibu mengatakan perutnya
tegang dan terasa mules.

Ny.R umur 26 tahun P2A1dalam

1.

persalinan kala III.

Melakukan

palpasi

untuk

memastikan janin tunggal


Hasil: Janin tunggal

tiba-tiba

2.

Memberitahu ibu bahwa akan

tali pusat bertambah panjang

disuntik

dan uterus globuler

Hasil: Ibu mengetahui bahwa


dirinya akan disuntik.
3.

Menyuntik
secara

IM

oxytocin
pada

10

1/3

IU
paha

bagian atas bagian luar


Hasil: oxytocin telah disuntikan
4.

Memindahkan

klem

dengan

jarak 5- 10 cm di depan vulva.


Hasil: Klem telah dipindahkan
dengan jarak 5-10cm di depan
vulva.
5.

Mengobservasi
uterus

setelah

kontraksi

kontraksi
adanya

tangan

kanan

memegang tali pusat sambil


tangan kiri dorso kranial.
Hasil: tali pusat ditegangkan.
6.

Melihat tanda- tanda pelepasan


plasenta, setelah terlihat tandatanda

52

pelepasan

plasenta,

meregangkan

ke

bawah

kemudian ke atas mengikuti


poros jalan lahir.
Hasil: Plasenta sudah terlihat
di vulva.
7.

Setelah
terlihat

plasenta
vulva,

plasenta
jarum

sudah
meangkap

memutar

searah

sampai

seluruh

jam

selaput ketuban terpilin dan


plasenta lahir.
Hasil: plasenta lahir spontan
pukul 01:10 WIB
8.

Melakukan masase uterus 15


detik
Hasil:

9.

uterus

teraba keras
Mengecek

berkontraksi
kelengkapan

plasenta dan selaput ketuban


Hasil: Bagian plasenta dan
selaput ketuban lahir lengkap
10. Mengobservasi
perdarahan
dan laserasi jalan lahir
Hasil: jumlah perdarahan 100
cc, tidak ada laserasi jalan
lahir.

Data perkembangan III

53

Tgl/ jam
4.4.14
01.10 wib

1. Ibu

S
mengatakan

pada

perut

bawah, dan
2. ibu mengatakan
merasa

lega

bahagia

mules
bagian

O
TFU 2 jari bawah pusat,

A
Ny. R umur 26 tahun, P2A1

kontraksi uterus keras

dalam persalinan kala IV

1.

P
Memastikan uterus berkontraksi
dengan baik dan tidak terjadi

sudah

kandung kemih kosong

perdarahan pervaginam
Hasil: uterus berkontraksi

dan

dengan baik dan pervaginam

karena

normal

persalinannya

2.

Memberikan cukup waktu untuk


melakukan IMD
Hasil: diberikan waktu 1 jam

3.

untuk IMD
Melakukan penimbangan
pengkajian

bayi,

dan

pemberian

salep mata,vitamin K di paha kiri


sebelah luar
Hasil: BB: 3000 gram, PB: 47
cm, LILA: 11 cm, LK: 33 cm,
LD: 32 cm, dan sudah diberi
salep mata dan suntik vitamin
4.

K
Mengajarkan ibu cara masase
uterus dan menilai kontraksi
Hasil: Ibu mengetahui cara
masase uterus dan dapat
menilainya

5.

dengan

teraba

bulat dan keras


Mengevaluasi kontraksi uterus,
jumlah perdarahan, TFU, Nadi

54

Bidan

Hasil: Jumlah darah yang keluar


100 cc, TFU 2 jari bwh pusat,
6.

Nadi: 80 x/menit
Memantau kontraksi,PPV, TFU,
TD, Nadi setiap 15 menit 1 jam
pertama, dan 30 menit pada jam
kedua,suhu setiap 2 jam hasil :

Jam ke
1

Waktu
03.15

TD
110/70

Nadi
82x/mnt

Suhu

TFU

36,5 C

2 jari bwh

Kontraksi

Kandung

Perdarahan

uterus

kemih

Keras

Kosong

100 cc

Keras

Kosong

Keras

Kosong

5 cc

Keras

Kosong

Keras

Kosong

10 cc

pst
03.30

110/70

82x/mnt

2 jari bwh
pst

03.45

110/70

80x/mnt

2 jari bwh
pst

04.00

110/70

80x/mnt

2 jari bwh
pst

04.30

110/70

83x/mnt

36,60C

2 jari bwh
pst

55

05:00

110/70

80x/mnt

2 jari bwh

Keras

Kosong

pst

Tabel 3.5 SOAPIE Masa Nifas


Tgl/ jam

04.04.14
06.00 wib

1. Ibu mengatakan tidak

ada keluhan.
2. Ibu mengatakan ASI nya
sudah keluar sedikit
3.Ibu mengatakan keluar
darahnya
waktu haid.

normal

seperti

1.
Ku :baik
2.
Kesadaran : CM
3.
TD : 110/70 mmHg
4.
N : 80x/m
5.
S : 36,60 C
6.
R : 22x/m
7.
Tfu : 2 jari bwh pusat
8.
Kontraksi keras
9.
Payudara tidak ada
pembengkakan,
benjoln,
dan perubahan warna
10.
ASI kolostrum sudah
keluar lancar.
11.
Lochea : rubra 10 cc
12.
Luka perineum : tidak
ada tanda-tanda infeksi

A
Ny. R P2A1 umur 26 tahun dalam
nifas 6 jam normal.

P
a.
Beritahu
ibu
hasil
pemeriksaan
b.
Anjurkan pada ibu untuk
mobilisasi
c.
Ajarkan ibu cara masase
dan menilai kontraksi yang baik
d.
Anjurkan pada ibu untuk
memberikaan ASI eksklusif saja
sampai usia 6 bulan dilanjut
sampai 2 tahun
e.
Beritahu
ibu
tentang
manfaat ASI eksklusif

Implementsi
Evaluasi
a. Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan, yaitu :
a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang baik
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/m
S : 36.6 0C
R : 22x/m
TFU :2 jari dibawah pusat
Ppv : lochea rubra 10 cc
Kontraksi :keras
Kolostrum sudah kluar
b. Menganjurkan pada ibu untuk mobilisasi dengan miring kiri

56

Bidan

kanan, duduk, dan jalan-jalan


c. Mengajarkan pada ibu cara masase fundus dengan cara
sirkular arah kedalam seperti obat nyamuk, dan menilai
kontraksi yang baik yaitu teraba keras dan bulat
d. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif
sampai bayi usia 6 bulan dan dilanjut sampai usia 2 tahun
e. Memberitahu ibu tentang manfaat ASI eksklusif, yaitu: nutrisi,b. Ibu sudah mulai latihan hasil mobilisasi dari miring kiri, kanan, duduk, dan
meningkatkan kecerdasan, sebagai daya tahan tubuh
jalan.
c. Ibu sudah bisa cara masase dan menilai kontraksi yang baik.

d. Ibu bersedia memberikan ASI sampai usia 6 bulan dan dilanjutkan sampai
usia 2 tahun
e. Ibu sudah mengetahui tentang manfaat ASI.

S
10-04-14

1.

15.00 wib

2.
3.
4.
5.

Ibu mengatakan tidak 1.


keluhan.
2.
Ibu mengatakan ASI
nya lancer
Ibu mengatakan
payudaranya normal
tidak ada keluhan
3.
Ibu mengatkan jahitan
luka sudah mulai kering4.
dan tidak ada keluhan. 5.
Ibu mengatakan sehari 6.
ganti 2-3x ganti
pembalut
7.
8.

Ku :baik
Kesadaran : CM
TD : 120/70 mmHg
N : 82x/m
S : 36,70 C
R : 24x/m
Lochea : sanguilenta 15 cc
2-3x ganti pembalut
Tfu : tidak teraba
Kontraksi baik
Payudara
tidak
ada
pembengkakan,
benjolan,
dan perubahan warna
ASI keluar lancar
Luka perineum : tidak ada

Ny. R P2A1 umur 26 tahun dalam


nifas 6 hari normal

57

P
a.
Beritahu
ibu
hasil
pemeriksaan
b.
Beritahu ibu tanda bayaha
nifas
c.
Berikan penkes tentang
nutrisi ibu nifas dan anjurkan tidak
ada pantangan
d.
Berikan penkes tentang
cara menyusui yang benar

Bidan

tanda-tanda
mulai kering

infeksi

sudah

Implementsi
a. Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan, yaitu:
a.
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/m
S : 36.6 0C
R : 22x/m
Ppv : lochea sanguilenta 15 cc (2-3x ganti pembalut)
Asi lancar
Perineum tidak ada tanda-tanda infeksi
b. Memberitahu pada ibu tentang tanda bahaya ibu nifas, yaitu:
perdarahan yang hebat, pengeluaran yang berbau busuk,
gampang lelah, nyeri pada perut, demam yang tinggi, dan
kehilangan nafsu makan
c. Berikan pedkes tentang kebutuhan nutrisi pada masa nifas
yaitu porsi hampir sama saat hamil, dan banyak makan
makanan sayuran yang berwarna hijau seperti bayam daun
katub
untuk
memperbanyak
produksi
ASI,
danb.
menganjurkan pada ibu untuk tidak ada pantangan dalam
makanan
d. Memberikan penkes tentang cara menyusui yang benar,
yaitu: posisi harus senyaman mungkin, oleskan sedikit ASI
pada putting kemudian topang bayi pada lengan ibu usahanc.
perut bayi menempel pada perut ibu, saat bayi membuka
mulutnya masukkan putting sampai ke areola agar tidak
lecet, stelah selesai oleskan sedikit ASI pada putting sampai
hitam-hitamnya.
d.

Tgl/ jam
18-4-14
09.00 wib

Evaluasi
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksan yang sehat

Ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya masa nifas

Ibu bersedia makan makan sayuran dan tidak ada pantangan

Ibu sudah paham dan mengerti tentang cara menyusui yang benar.

1. Ibu mengatakan tidak1. Ku :baik


2. Kesadaran : CM
ada keluhan
TD : 110/70 mmHg
N : 84x/m
2. Ibu mengatakan ASI nya
S : 36,50 C

Ny. R P2A1 umur 26 tahun dalam

a.
Beritahu
ibu
hasil
pemeriksaan
b.
Anjurkan pada ibu untuk
tetap cukup istirahat karena dapat
mempengaruhi produksi ASI

nifas 2 minggu normal

58

Bidan

masih normal

R : 22x/m
3. Payudara
tidak
ada
3.
Ibu
mengatakan
pembengkakan,
dan
perubahan warna
payudara
tidak
ada4. ASI keluar lancar.
5. Lochea : serosa10 cc (2x ganti
keluhan
pembalut)
6. luka perineum : kering
4. Ibu mengatakan jahitan

c.
Anjurkan pada untuk tetap
nutrisi yang cukup dan tidak ada
pantangan.

sudah benar-benar kering


5. Ibu mengatakan 1 hari
ganti 2-3x ganti pembalut
Implementsi
a. Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan, yaitu:
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/m
R : 22x/m

Evaluasi
a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang sehat

Asi keluar lancar


Robekn perineum sudah kering, tidak ada tanda-tanda
infeksi
b. Mengnjurkan pada ibu untuk tetap istirahat disaat bayi tidur
sebaiknya ibu juga tidur disamping bayi, karena kurang
istirahat dapat mengganggu produksi ASI
c. Menganjurkan pada ibu untuk tetap dapat nutrisi yang cukupb. Ibu mengerti tentang anjuran untuk istirahat
dan tidak ada pantangan selama menyusui
c. Ibu sudah paham tentang asupan nutrisi yang cukup dan tidak ada
pantangan

S
24-4-14

1.
Ibu
1. Ku :baik
mengatakan tidak2. Kesadaran : CM

A
Ny. R umur 26 tahun P2A1 dalam

59

P
a.
Beritahu
pemeriksaan

Bidan
ibu

hasil

16.00 wib

a.

b.

c.
d.

ada keluhan
TD : 110/70 mmHg
2.
Ibu
N : 84x/m
mengatakan ASI
S : 36,50 C
nya lancar, tidak
R : 22x/m
ada keluhan
3. Payudara
tidak
ada
3.
Ibu
pembengkakan,
benjolan
mengatakan
dan perubahan warna
payudaranya tidak4. ASI keluar lancar.
ada keluhan
5. Lochea : alba 10 cc (2x ganti
4.
Ibu
pembalut
mengatakan sehi6. Luka perineum : kering
ganti pembaut 23x perhari
Implementsi
Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan,a.
yaitu:
TD : 110/80 mmHg
N : 82x/m
R : 22x/m
Asi lancar
Perineum sudah kering
Memberikaan pedkes tentang KB, yaitu KB jangka panjang
(3 th), spiral (8th), suntik tidak boleh lebih dari 4 tahun. Kb
sederhana tanpa alat seperti kondom, kalender, suhu basal,
KB mantap seperti mow dan mop.
Menanyakan pada ibu alat kontrasepsi yang akan dipakai,
yaitu suntuk tiga bulan
Menganjurkan pada ibu untuk memakai KB kondom disatb.
akan melakukan hubungan seksual, karena ibu akan
pasang kb menunggu 40 hari
c.

nifas 3 minggu normal

b.
Berikan penkes tentang KB
c.
Tanyakan pada ibu alat KB
yang akan dipakai
d.
Anjurkan pada ibu untuk
memakai
alat
kontrasepsi
sederhana karana ibu selama 40
hari belum memakai KB

Evaluasi
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

Ibu sudah paham tentang KB


Ibu sudah paham tentang KB yang ditanyakan

d. Ibu sudah mengerti tentang penjelasan KB

60

Bayi Baru Lahir


A. Data Subjektif
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama pasien
Tanggl lahir
Jam
Jenis kelamin
b. Identitas orang tua
Nama ibu
Umur

: Bayi Ny. R
: 04 pril 2014
: 24.30 WIB
: laki-laki
: Ny. R
: 26 Tahun

Nama ayah
Umur

: Tn. S
:
42

Tahun
Suku bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan

: Jawa
: Islam
: SMA
: IRT

Suku bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan

: Jawa
: Islam
: SMK
:

Swasta
Alamat

: Balekambang 9/3

Alamat

Balekambang Selomerto, Wonosobo


2. Keluhan utama : ibu mengatakan tidak ada keluhan
3. Riwayat kesehatan bayi
Riwayat kesehatan sekarang (bayi)
Ibu mengatakan bayinya lahir pada tanggal 4 April 2014, pukul
00.30 WIB dengan berat badan 3000 gr, bayi lahir spontan
menangis kuat, warna kemerahan dan tidak ada masalah.
4. Riwayat persalinan sekarang
Ibu mengatakan mulai kenceng-kenceng dari jam 19.00 wib tanggal
03 april 2014, pada jam 21.00 wib dilakukan pemeriksan dalam
dengan hasil vulva/uretra tenang, porsio lunak, dilatasi 5 cm,
pendataran 50%, kk (+), bagian terendah kepala, POD uuk, STLD
(+).
Pada jam 00.30 dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil
pembukaan lengkap, penipisan 100%, POD uuk jam 12, bagian
terendah kepala, kk (-) jernih, STLD (+).
Keadaan bayi lahir jam 01.00 lahir secara spontan menangis kuat
bergerak aktif warna kemerahan.
61

5. Riwayat ASI
Bayi dilakukan IMD setelah 1 jam, dan hasil nya berhasil, bayi
menemukan putting susu ibu dalam waktu 1 jam dan sudah mulai
mampu menghisap kurang baik. Setelah 3 jam baru dilakukan
pencegahan infeksi.
6. Pola kebutuhan sehari-hari
a. Pola intake nutrisi
1) Minum ASI/ PASI
a) Frekuensi
: 2x
b) Jenis minuman
: ASI
c) Gumoh
: tidak
b. Pola aktivitas
Bayi terlihat labih banyak tertidur dan menangis jika lapar.
c. Pola istirahat
Bayi lebih banyak tertidur dan terbangun jika BAB, BAK atau jika
ingin menyusu.
d. Pola eliminasi
1) BAB
a) Frekuensi
: 1x sejak lahir
b) Konsistensi : lunak
c) Terakhir
: 05. 30 WIB
d) Warna
: hitam pekat
e) Keluhan
: tidak ada
2) BAK
a) Frekuensi
: 1x sejak lahir
b) Konsistensi : cair
c) Terakhir
: 06. 00 WIB
d) Keluhan
: tidak ada
e. Personal hygiene
Tali pusat diikat dan terbungkus kassa steril, popok diganti jika
BAB/ BAK, bayi belum dimandikan.
B. Data Obyektif
1. Keadaan umum
: baik
2. Tingkat kesadaran
: Composmentis
3. Tanda vital
a. Bunyi jantung
: 126 x/ menit
b. Suhu
: 36,6 C
c. RR
: 60 x/ menit
4. Antropomentri
a. Berat badan lahir
: 3000 gram
b. Panjang badan
: 47 cm
c. Lingkar kepala
: 33 cm
d. Lingkar dada
: 32 cm
e. Lila
: 11 cm
62

5. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
1) Bentuk

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

: mesocephal, tidak ada caput


sucedenum, tidak ada cephal
hematom
: tebal, distribusi merata
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada moulage

2) Rambut
3) Benjolan
4) Luka
5) Sutura
Muka
1) Bentuk
: bulat
2) Warna
: kemerahan
3) Oedema
: tidak ada
4) Tanda lahir
: tidak ada
5) Lanugo
: tidak ada
6) Simetris
: ya
Mata
1) Simetris
: ya
2) Konjungtiva
: merah muda
3) Sclera
: putih
4) Kelenjar air mata
: ada
5) Kelainan bentuk mata : tidak ada
Telinga
1) Simetris
: ya
2) Serumen
: sedikit sisa air ketuban
3) Kelainan
: tidak ada
4) Tulang rawan
: lunak
Mulut
1) Bibir simetris
: ya
2) Warna bibir
: merah muda
3) Celah
: tidak ada
4) lidah
: normal
Hidung
1) Bentuk
: normal
2) Sekret
: tidak ada
3) Gerakan cuping hidung : tidak ada
4) Kelainan
: tidak ada
Leher
1) Pembesaran kelenjar lymfe
: tidak ada
2) Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
3) Kaku kuduk
: tidak ada
4) Bendungan vena jugularis
: tidak ada
Dada
1) Auskultasi
: tidak ada bunyi ronkhi
2) Palpasi
: tidak teraba benjolan
3) Inspeksi
: simetris, ada puting susu
Abdomen
1) Bentuk
: bulat
2) Kembung
: tidak
3) Peristaltik usus
: tidak terlihat
63

4) Kondisi tali pusat

: basah, tidak ada tanda-

tanda infeksi, terbungkus kassa


5) Pembesaran lien dan limpa
: tidak ada
j. Punggung
1) Integritas kulit
: utuh
2) Bentuk tulang belakang
: normal
3) Kelainan
: tidak ada
4) Lanugo
: tidak ada
k. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas
a) Jumlah jari
: lengkap
b) Gerakan fleksi
: ada, kuat
c) Warna kuku
: normal, tidak sianosis
2) Ekstremitas bawah
a) Jumlah jari
: lengkap
b) Gerakan fleksi
: ada, kuat
c) Warna kuku
: normal, tidak sianosis
l. Genetalia
1) Jenis kelamin
: laki-laki
2) Lak-laki
: testis sudah turun
skorotum, lubang uretra di ujung penis.
m. Anus
1) Lubang anus
: ada
2) Reflek anal
: ada
3) Kelainan
: tidak ada
n. Kulit
1) Warna kullit
: kemerahan
2) Vernic caseosa
: ada sedikit
3) Lanugo
: tidak ada
4) Tanda lahir
: tidak ada
o. Refleks
1) Morro
saat

ekstensi.
2) Rooting

dalam

: ada, kuat pada

menepuk

tidurbayisecara
ekstremitas

ke

bayi

tempat
mendadak
abduksi

dan

: ada kuat pada saat

meletakkan putting di sudut mulut


bayi atau dengan meletakkan jari

64

didekat mulut bayi, dan bayi mulai


mencari.
3) Sucking

: ada, kuat pada saat

meletakkan putting disudut mulut


bayi, maka bayi mulai menghisap.
4) Walking
: ada, tapi masih
lemah karena usia bayi baru 6 jam
dan tulang bayi belum mampu
untuk melangkah.
5) Grasping
: ada,

kuat

pada

meletkkan jari telunjuk petugas


kedalam tangan bayi, maka bayi
akan reflek menggenggam.
6) Tonick neck : ada, kuat pada saat
tangan petugas menyentuh dekat
dengan leher pada satu sisi, maka
bayi seakan-akan menoleh.
7) Babinsky
: ada, kuat pada saat
sebagian

telapak

kaki

bayi

disentuh (dari arah jari kaki menuju


tumit)

maka

bayi

merentangkan jari-jarinya.

65

akan

Tabel 3.6 SOAPIE Bayi Baru Lahir


Tgl/ jam
04-4-14

S
Terlampir diatas

O
Terlampir diatas

06.00 wib

Bidan

Bayi ny.R umur 6 jam normal

a.
Beritahu
ibu
hasil
pemeriksaan
b.
Berikan pedkes tentang
tanda bahaya BBL
c.
Anjurkan pada ibu untuk
tetap menjaga kehangatan pada
bayinya
d.
Ajarkan pada ibu cara
merawat tali pusat
Evaluasi
a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bayinya yang sehat

Implementsi
a. Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan, yaitu:
Frekuensi jntung: 137x/m
Suhu : 36.50 C
RR :40x/m
Muntah (-)
b. Memberikan pedkes tentang tanda bahaya pada BBL,
yaitu: suhu tubuh kurang dari 360 C, atau suhu tubuh lebih
dari 370 C, muntah terus menerus, dehidrasi, tali pusat
yang berbau busuk dan terdapat tanda-tanda infeksi. Jika
terdapat salah satu tanda bahaya diatas maka segerab. Ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya pada BBL dan bersdia datang
untuk dating ke tenaga kesehatan terdekat
ketenaga kesehatan jika ada salah satu tanda bahaya tersebut
c. Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kehangatan
pada bayi agar bayi tidak hipotermi atau kedinginan
d. Mengajarkan pada ibu cara merawat talipusat, yaitu setiap
basah atau habis mandi dengan mengganti kassa steril
(bentuk segitiga) tanpa dibumbuhi betadine atau apapunc. Ibu bersedia untuk tetap menjaga kehangatan pada bayinya
dan ikat dengan cara lipatkan
d. Ibu sudah mengetahui tentang perawatan tali pusat pada bayinya

Tgl/ jam

66

Bidan

10.4.14

1.

15.00 wib

Ibu

mengatakan1. Frekuensi jntung: 137x/m


2. Suhu : 36.50 C
bayinya tidak ada keluhan3. RR :40x/m
2.
ibu
mengatakan4. BB: 3000 gr
5. PB: 47 cm
bayinya
BAB
3x/hr,6. Talipusat sudah kering
7. Warna kemerahan
konsistensi lembek tidak8. Gerakan aktif
9. Menangis kuat
berbiji
10. Reflek pada bayi normal tidak
3.
ibu
mengatakan
ada penyulit
bayinya

BAK

Bayi ny.R umur 6 hari normal

a.
Beritahu
ibu
hasil
pemeriksaan
b.
Anjurkan pada ibu untuk
tetap menjemur bayi di bawah
jam 09.00
c.
Anjurkan pada ibu untuk
menyusui bayinya semau bayi

6x/hr,

konsistensi cair tidak ada


penyulit
Implementsi
Evaluasi
a. Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan, yaitu :
a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
Frekuensi jntung: 137x/m
Suhu : 36.50 C
RR :40x/m
b. Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjemur bayinya
dibawah jam 09.00 agar tidak kuning
c. Menganjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya semau
bayi minimal tiap 2 jam agar bayi cukup nutrisi dan sehat b. Ibu bersedia untuk menjemur bayinya dibawah jam 09.00 wib

Tgl/ jam

18-4-14

1.

Ibu

09.00 wib

bayinya
keluhan

mengatakan 1.
2.
tidak
ada 3.
4.
5.

O
Frekuensi jntung: 137x/m
Suhu : 36.50 C
RR :42x/m
BB:
TB:

c. Ibu bersedia menyusui bayinya minimaltiap 2 jam


A
Bayi ny.R umur 2 minggu normal

67

a.
Beritahu
ibu
hasil
pemeriksaan
b.
Anjurkan pada ibu untuk
tetap menjemur bayi di bawah jam
09.00

Bidan

2.

Ibu

mengatakan 6.
7.
bayinya BAB atau BAK 8.
9.
normal tidak ada keluhan. 10.
3.
Ibu
mengatakan

Talipusat sudah kering


Warna kemerahan
Gerakan aktif
Menangis kuat
Reflek pada bayi normal
tidak ada penyulit

c.
Anjurkan pada ibu untuk
tetap menjaga kesehatan bayi

bayinya menyusu sangat


kuat
Implementsi

Evaluasi

Bidan

a. Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan, yaitu :


a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
Frekuensi jntung: 137x/m
Suhu : 36.50 C
RR :40x/m
b. Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjemur bayinya
dibawah jam 09.00 agar tidak kuning
c. Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kesehatan
bayi
b. Ibu bersedia untuk menjemur bayinya dibawah jam 09.00 wib
c. Ibu sudah menjaga bayinya dengan sebaik mungkin dan sehat

Tabel 3.7 SOAPIE Masa Antara


Tgl/ jam

Bida
n

68

15.05.14 1. Ibu mengatakan tidak ada1.


keluhan
2.
2. Ibu datang ingin
menggunakan KB suntik
3 bulan
3. Ibu mengatakan tidak ada
riwayat penyakit kangker3.
payudara dan tidak ada 4.
keturunan gula
5.

Ku :baik
Kesadaran : CM
TD : 120/70 mmHg
N : 82x/m
S : 36,50 C
R : 22x/m
BB : 65 kg
TB :150 cm
Payudara
:
tidak
benjolan,
tidak
perubahan warna
6. Betis tidak ada oedem

ada
ada

Ny. R umur 26 tahun P2A1 dalama. Beritahu ibu hasil pemeriksaan


b. Jelaskan ibu pengertian kb suntik
akseptor KB suntik 3 bulan
3 bulan
c. Jelaskan keuntungan kb suntik 3
bulan
d. Jelaskan kerugian kb suntik 3
bulan
e. Jelaskan efek samping dari suntik
3 bulan
f. Jelaskan cara kerja kb suntik 3
bulan
g. Siapkan alat dan bahan untuk
menyutik
h. Beritahu ibu akan disuntik pada
sepertiga bokong
i. Lakukan suntikan pada ibu
j. Anjurkan untuk kunjungan ulang
tanggal 3 juli 2014

Implementsi
Evaluasi
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, yaitu:
a. Ibu sudah mengetahui hasilpemeriksaan yang sehat
Ku :baik
Kesadaran : CM
TD : 120/70 mmHg
N : 82x/m
S : 36,50 C
R : 22x/m
b. Menjelaskan pada ibu tentang pengertian kb suntik 3 bulan,
yaitu : jenis kb suntik yang tidak mengandung hormone
progestine
c. Menjelaskan keuntungan kb suntik 3 bulan, yaitu: tidak
berpengaruh terhadap ASI, melindungi penyakit kanker
endometrium, dan kangker jinak payudara.
d. Menjelaskan kerugian dari kb suntik bulan, yaitu: harus
b. Ibu sudah paham tentang pengertian kb suntik 3 bulan
ketenaga kesehatan setiap 3 bulan sekali, tidak
melindungi penyakit IMS, hepatitis, HIV
e. Menjelaskan tentang efek samping dari kb suntik 3 bulan, c. Ibu mengerti tentang keuntungan dari kb suntik tiga bulan
yaitu: spooting atau bercak, tidak haid,kenaikan atau

69

penurunan berat badan.


Menjelaskan cara kerja kb suntik 3 bulan, yaitu:
mengentalkan lendir servik sehingga antara sperma dan
sel telur tidak bisa ketemu.
g. Menyiapkan alat dan bahan untuk penyuntikan
h. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik pada sepertiga
bokong
i. Melakukan suntikan pada ibu
j. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 03
juli 2014

d. Ibu mengerti juga tentang kerugian kb suntik 3 bulan

f.

e. Ibu paham tentang efek smping dari kb suntik 3 bulan


f.

Ibu mengerti tentang cara kerja kb suntik 3 bulan

g. Semua alat sudah disiapkan


h. Ibu sudah mengetahui bahwa akan disuntik
i.
j.

Ibu sudah di suntik


Ibu bersedia untuk kunjungan ulang tanggal 3 juli 2014

70

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas ada tidaknya kesenjangan antara
teori

dan

praktek.

Pembahasan

yang

dilakukan

sesuai

dengan

menejemen kebidanan menurut metode SOAPIE, antara lain: Data


Subyektif, Data Obyektif, Assessment, dan Planning, Implementasi,
Evaluasi.
Pembahasan ini dimaksudkan agar dapat diambil kesimpulan dan
pemecahan masalah dari kesimpulan serta pemecahan masalah dari
kesenjangan teori dengan praktek, sehingga dapat digunakan sebagai
tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang tepat, efektif dan
efisien khususnya pada pasien.
I.

Kehamilan
A. Usia ibu
Menurut teori Sayuti (2009), usia dicacat dalam tahun untuk mengetahui
adanya resiko tinggi, seperti kurang dari 20 tahunalat reproduksi belum
matang, sedangkan umur lebih dari 35 tahun sangat rentan terjadinya
pedarahan masa nifas. Pada kasus Ny. R usia 26 tahun, sehingga tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.
B. Riwayat kesehatan ibu
Menurut teori Matondang (2009),riwayat

kesehatan

dikaji

riayat

kesehatan dahulu, sekarang, dan keluarga untuk mengetahui terdapat


riwayat penyakit menurun seperti hipertensi, gula dan penyakit menular
seperti hepatitis, HIV/AIDS, serta penyakit keturunan seperti keturunan
kembar dan penyakit gila.
Pada kasus Ny. Rdari keluarga, sekarang, dan dahulu tidak pernah
menderita penyakit menurun, menular, serta keturunan. Sehingga teori dan
kasus tidak ada kesenjangan.

9
1
71

C. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu


Menurut teori Manuaba (2010) ditanyakan untuk mengetahui jumlah
kehamilan yang lalu dan apakah ada riwayat seksio cesarea, dan riwayat
manual plasenta. Sedangkan Menurut teori Atikah (2010) jarak kelahiran
yang terlalu dekat atau pendek ( kurang dari 1 tahun) bisa menyebabkan
terjadinya BBLR. Pada kasus Ny. R tidak ada riwayat seksio cesarea, dan
jarak anak ke 2 dengan hamil ini 2 tahun, sehingga antara teori dan kasus
tidak ada kesenjangan.
D. Riwayat kehamilan sekarang
Menurut teoriMitayani (2010) HPHT, diperlukan untuk menentukan
taksiran persalinan, ditentukan dari hari pertama haid terakhir dan untuk
mengetahui pertumbuhan janinnya sesuai dengan umur kehamilan pasien
106
atau tidaknya. Sedangkan pada kasus pengawasan
antenatal yang cukup
baik terlihat dengan ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak 7kali.
Menurut teori (FKUI, 2007; h.1052) pengawasan antenatal yang kurang
merupakan penyebab terjadinya komplikasi-komplikasi yang menyertai
persalinan. Pada kasus Ny. R umur kehamilan sesuai dengan pertumbuhan
janin dan Ny. R melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 7x, sehingga
antara teori dan kasus tidak ada kesenjang.
E. Umur kehamilan
Untuk menentukan usia kehamilan dapat dilakukan dengan menghitung
hari pertama haid terakhir dengan rumus naegle, menghitung dengan TFU,
menghitung gerakan janin pertama kali dirasakan, mendengarkan denyut
jantung janin, memperhitungkaan masuknya kepala ke pintu atas panggul
dan mempergunakan USG, dan antara umur kehamilan dan TFU sesuai
atau tidak (Manuaba, 2010; h.128)
Pada kasus Ny. R umur kehamilan 39 minggu diketahui dari haid terakhir
ibu, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
F. Tinggi fundus uteri
72

TFU untuk mengukur tinggi janin dan memberikan informasi tentang


pertumbuhan progesif janin dan untuk mendeteksi masalah yang terkait
dengan tinggi fundus (Varney, 2006; h.527). Memperkirakan usia kehamilan
dengan menggunakan Mc.Donald (Manuaba, 2008; h.163). Menurut Walsh,
Linda V (2007) dari usia 36 minggu sampai lahir, tinggi fundus sangat
bervariasi sebagai akibat dari berat janin dan efek masuknya bagian janin ke
rongga pelvis. Pada kasus Ny. R pembesaran uterus sesuai dengan usia
kehamilanya. TFU Ny. R adalah 30 cm. Sehingga pada kasus Ny. R tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.
G. Tanda-tanda bahaya kehamilan
Menurut Kusmiati (2010; h. 154) tanda-tanda bahaya pada kehamilan
muda seperti perdarahan pervaginam, hipertensi gravidarum, dan nyeri
perut pada umur kehamilan 22 minggu atau kurang. Pada kasus Ny. R pada
kehamilan muda tidak ada tanda-tanda seperti yang dijelaskan, sehingga
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Menurut Varney (2007)
tanda bahaya kehamilan lanjut seperti: sakit kepala yang hebat, perdarahan,
penglihatan kabur, bengkak pada muka dan tangan, keluar cairan
pervaginam, gerakan janin kurang. Pada Ny. R tidak ada tanda-tanda
bahaya kehamilan lanjut, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
Dari hasil data subyektif dan obyektif menunjukan bahwa pasien tersebut
dalam kehamilan normal. Sehingga kasus ini dapat disimpulkan diagnosa
sebagai kehamilan normal, dan pada kasus Ny. R diberikan asuhan sesuai
umur kehamilan ibu seperti: tanda bahaya trimester III, tanda-tanda
persalinan, dan anjuran untuk kunjungan ulang. Sehingga antara teori dan
kasus tidak ada kesenjangan.
II.

Persalinan
73

A. Keluhan utama
Menurut teori Sarwono (2009) tanda-tanda dari persalinan adalah
keluarnya lendir beserta darah dari jalan lahir, kenceng-kenceng semakin
lama semakin sering yang menjalar di perut sampai ke pungung, keluar
cairan dari jalan lahir diikuti pembukaan. Pada kasus Ny. R mengeluh
kenceng-kenceng sering dan menjalar sampai ke punggung serta
mengeluarkan lendir dan darah dari jalan lahir, sehingga antara teori dan
praktek tidak ada kesenjangan.
B. Tenaga
Kekuatan yang mendorong janin keluar dalam persalinan adalah his,
kontraksi otot=otot perut, kontraksi diafragma. Tenaga ini serupa denagn
tenaga mengejan waktu BAB tapi jauh lebih kuat, tenaga mengejan ini
hanya dapat berhasil jika pembukaan sudah lengkap dan paling efektif
sewaktu ada his. His normalnya semakin lama semakin sering intervalnya
dan semakin kuat disertai ada kemajuan persalinan. Pada kasus Ny. R tidak
ada kesenjangan antara teori dan praktek
C. Pemeriksan dalam
Menurut teori Sarwono (2010) pemeriksaan dalam dilakukan salah satu
untuk menegakkan diagnosis dan untuk mendeteksi terdapat komplikasi
yang dapat membahayakan janin dan juga ibu. Pada kasus Ny. R hasil dari
pemeriksaan dalam adalah vulva/uretra tenang, porsio tipis lunak,
pembukaan 5 cm, pendataran 50%, kk positif, bagian terendah kepala, POD
UUK, penurunan kepala hodge II, bagian menumbung tidak ada, moulage
tidak ada, STLD terdapat lendir. Menurut teori varney (2006) bahwa
pembukaan dan penipisan serviks dipengaruhi oleh kontraksi uterus. Proses
penipisan terjadi karena serabut otot yang mengelilingi osteum interna
memanjang karena ditarik ke dalam segmen bawah Rahim sehingga
menyebabkan plak lendir yang terdorong keluar, Pembukaan osteium
74

serviks eksternal akibat kontraksi sebagai daya pendorong utama, dan


difasilitasi oleh hidrostatik cairan amnion yang utuh berperan sebagi bayi
untuk mencapai pembukaan yang efektif. Sehingga pada kasus Ny. R tidak
ada kesenjangan antara teori dan kasus.
D. Presentasi
Menurut Varney (2008) presentasi untuk menentukan bagian bawah janin
yang dijumai saat palpasi atau pada pemeriksaan dalam. Normalnya
presentasi bawah janin adalah belakang kepala. Pada kasus Ny. R
presentasi terbawah janin adalah kepala, sehingga tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktek.
E. Detak jantung janin
Denyut jantung janin, normalnya 120 sampai 160 detak permenit,
didengarkan dengan dopler atau dengan linek menyesuaikan pungtum
maksimum dan letak punggung janin disebelah kanan atau sebelah kiri
(Prawirohardjo, 2009; h.95), dari data diatas tidak ada keenjangan antara
teori dan kasus.
F. Penipisan dan pembukaan
Menurut Varney (2008; h. 676-677) penipisan pada primigravida 50-60%
dan membuka selebar ujung jari sampai 1 sentimeter sebelum mencapai
persalinan. Sedangkan pada multigravida yang memasuki persalianan
biasanya berdilatasi 1-2 cm dan diikuti penipisan atau pada primigravida
lamanya 12 jam sedang pada multigravida 8 jam. Pada kasus Ny. R lama
kala I kurang lebih 6 jam, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
G. Robekan perineum
Menurut Sumarah, dkk (2009; h. 158) robekan perineum terbagi 4 derajat,
wewenang seoarang bidan yag diatur kepmenkes 1464 dalam melakukan
penjahitan robekan perineum hanya derajat 1 dan 2, derajat 3 dan 4 harus
rujuk. Robekan derajat 1 dan 2 mulai dari mukosa vagina, komisura
75

posterior, kulit perineum sampai otot perineum. Dari data diatas tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktek.
H. Langkah proses persalinan
Menurut (JNPK-KR, 2008; h. 77) langkah-langkah persalinan terdapat 58
langkah APN. Pada kasus Ny. R terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus diantaranya: kain sepertiga bokong diganti dengan underpad karena
underpad lebih gampang menyerap darah dari pada kain. Kemudian pada
saat stenen pada teori menggunakan kain sepertiga bokong tetapi pada
kasus Ny. R stenen menggunakan popok, karena lebih simple. Sehingga
pada Ny. R terjadi ruture derajat 2 karena stenen menggunakan popok
bukan kain sepertiga. Kain sepertiga lebih kuat untuk menahan perineum
karena dari kain tebal sedangkan popok tidak bisa menahan kuat karena
dari kain tipis.
Dari hasil data subyektif dan obyektif menunjukan bahwa pasien tersebut
dalam persalinan normal. Sehingga kasus ini dapat disimpulkan diagnosa
sebagai persalinan normal, dan pada kasus Ny. R diberikan asuhan sayang
ibu seperti memilih posisi yang nyaman, memberikan nutrisi disaat tidak ada
his, dan pencegahan infeksi Karena hal ini antara teori dan kasus tidak
terdapat kesenjangan.
Implementasi atau pelaksanaanya pada Ny. R sesuai asuhan yang
direncanakan, dan ibu sudah mengerti tentang asuhan yang diberikan.
III.

Nifas
A. TFU masa nifas
Menurut teori Varney (2008; h. 959) TFU normalnya setelah bayi lahir
setinggi pusat, kemudian setelah plasenta lahir TFU 2-3 jari dibwah pusat, 1
minggu TFU pertengahan pusat simpisis, 2 minggu TFU tidak teraba diatas
simpisis, 6 minggu TFU bertambah kecil, 8 minggu TFU sebesr normal.

76

Pada kasus Ny. R TFU setelah plasenta lahir 2 jari bawah pusat, sehingga
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek
B. Lochea
Menurut teori Varney (2008) Lochea adalah istilah untuk secret dari
uterus yang keluar melalui vagina selama puerperium. Karena perubahan
warna, maka lochea dapat dibagi menjadi:
1. Lochea rubra
Lochea yang berwarna merah karena mengandung darah. Lochea
pertama yang mulai keluar setelah kelahiran dan terus berlanjut selama
dua hingga tiga hari pertama pasca partum.
2. Lochea sanguilenta
Lochea yang berwarna merah muda. Lochea sanguilenta berhenti pada
hari tiga sampai tujuh.
3. Lochea serosa
Lochea yang berwarna kekuningan. Lochea serosa berhenti pada hari
ketujuh sampai sembilan hingga hari kedelapan.
4. Lochea alba
Lochea alba mulai terjadi sekitar hari kesepuluh pascapartum hingga
sekitar dua hingga empat minggu. Tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dan kasus karena pada kasus Ny. R jenis lochea normal.
C. Vagina dan perineum
Segera setelah prosese kelahiran, vagina masih terbuka lebar, mungkin
mengalami oedem adan memar. Setelah satu hingga dua hari pertama
pascapartum tonus otot vagina sudah kembali, dinding vagina menjadi
lunak, leih besar dari biasanya, dan umumnya longgar.

Ruang vagina

sedikit lebih besar dari pada sebelum proses kelahiran. Akan tetapi latihan
pengencangan

otot

perineum

memungkinkan

wanita

akan

secara

mengembalikan

berlahan

tonus

mengencangkan

dan
vagina

(varney,2008; h. 959-979). Sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara


teori dan kasus.
D. Payudara

77

Laktasi dimulai pada semua wanita dengan perubahan hormone saat


melahirkan. Wanita memilih menyusui atau tidak, dia dapat mengalami
kongesti pada payudara selama beberapa hari pertama pascapartum karena
tubuhnya mempersiapkan untuk nutrisi pada bayi. Ketika bayi menghisap
puting, maka refleks saraf merangsang untuk menyekresi hormon oksitosin
dan akan menghasilkan ASI lebih banyak. Pengkajian payudara pada awal
pascapartum meliputi putting susu, iritasi pada puting, kolostrum, tandatanda infeksi. Pada kasus Ny. R tidak ditemukan abnormalitas pada
payudara

dan

tidak

ada

tanda-tanda

infeksi,

sehingga

tidak

ada

kesenjangan antara teori dan praktek.


Dari hasil pengkajian data subyektif dan obyektif menunjukan bahwa Ny.
R dalam kasus ini merupakan dalam masa nifas normal, sehingga dapat
didiagnosa sebagai ibu nifas normal, dan asuhan yang diberikan antra lain:
tanda-tanda bahaya ibu nifas, tentang ASI eksklusi, nutrisi ibu nifas, dan
perdarahannya. Sehingga antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan.
Implementasi atau pelaksanaan pada Ny. R sesuai apa yang sudah di
rencanakan, dan Ny. R mengerti dan paham tentang asuhan yang diberikan
serta Ny. R melaksanakan apa yang sudah dianjurkan.

IV. Bayi Baru Lahir


A. Pola Eleminasi
BAB: 1 kali BAK: 1 kali, menurut Matondang (2008) pola eleminasi pada
bayi lahir 24 jam pertama harus sudah BAB dan BAK. Pada BAB warna
masih kehitaman dan frekuensi belum teratur. Pada BAK warna jernih dan
frekuensi lebih sering. Pola eleminasi ini tergantung pada asupan nutrisi
yang diperoleh. tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
B. Tanda-tanda vital

78

Berdasarkan kasus bayi Ny. R tanda vital: suhu 36,60 C, pernafasan: 60 x/


menit, bunyi jantung: 126 x/ menit. Menurut teori Matondang (2009) suhu
bayi normal 36,5-37,50C, frekuensi pernafasan normalnya 40-60x/m, dan
frekuensi jantung 120-160x/m, sehingga antara teori dan praktek tidak ada
kesenjangan.
C. Antropometri
Hasil pemeriksaan antropometri bayi Ny. R didasarkan berat badan 3000
gram, panjang badan 47 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 32 cm,
lingkar lengan atas 11 cm. menurut teori Matondang (2009) pengukuran
antropometri pada bayi baru lahir normal berat badan 2500-4000 gram,
panjang badan 45-54 cm, lingkar dada biasanya 2 cm lebih kecil dari pada
lingkar kepala, lingkar kepala 33-37 cm, lingkar lengan atas lebih dari 11,
sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
D. Kulit bayi
Warna kulit bayi baru lahir normal kemerah-merahan, vernick bertambah
seiring usia kehamilan, sedangkan pada lanugo semakin sedikit seiring
bertambahnya usia kehamilan dan kulit teraba hangat (suhu aksila 35,536,50 C) tanda lahir tidak ada (Varney, 2007; h. 1198). Pada kasus bayi Ny. R
warna kulit kemerahan, vernic sedikit, lanogo tidak ada, sehingga antara
teori dan kasus tidak ada kesenjangan.
E. Reflek bayi
1. Reflek Moro (terkejut)
Pada pemeriksaan bayi Ny. R reflek moro ada dan kuat. Menurut teori
Matondang (2009) reflek moro suatu reaksi dengan menimbulkan
perasan

jatuh

pada

bayi.

Reaksinya

bayi

akan

kaget

lengan

direntangkan dalam posisi abduksi ekstensi, dan tangan terbuka disusul


dengan gerakan lengan abduksi dan fleksi. Jika pada bayi premature
tidak diikuti fleksi, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
kasus.
79

2. Reflek Rooting (mencari)


Pada kasus bayi Ny. R reflek tonicneck ada dan kuat. Menurut teori
Matondang (2009) Menyentuh pipi atau menekan dagu sepanjang sisi
mulut akan merangsang ayi membalikkan kepala kearah sisi tersebut
untuk mencari putting susu. berdasarkan
3. Reflek Sucking (menghisap)
Pada kasus bayi Ny. R reflek sucking ada dan kuat. Menurut teori
Matondang (2009) bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada
area sikomoral sebagai respon terhadap rangsangan atau dengan
memasukkan jari kedalam mulut bayi, dan bayi akan menghisap jari
tersebut, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
4. Reflek Walking
Bayi Ny. R reflek walking ada akan tetapi masih lemah karena dalam
teori menurut Matondang (2009) bayi baru lahir reflek berjalan masih
lemah karena tulang yang belum begitu kuat menopang tubuhnya,
sehingga antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan.
5. Reflek Grasping (mengenggam)
Pada kasus bayi Ny. R reflek grasping ada dan kuat. Menurut teori
Matondang (2009) reflek menggenggam adalah sentuhan telapak tangan
menyebabkan fleksi tangan dan jari, sehingga tidak ada kesenjangan
antara teori dan kasus.
6. Reflek Tonicneck (miring)
Pada kasus bayi Ny. R reflek tonicneck ada dan kuat. Menurut teori
Matondang (2009) bayi diletakkan dalam posisi terlentang, kepala digaris
tengah dan anggota gerak dalam posisi fleksi, kemudian kepala
ditengokkan kekanan maka akan terjadi ekstensi padaanggota gerak
sebelah kanan, dan fleksi pada anggota gerak sebelah kiri. Berdasarkan
data diatas tidak ada kesenjangan antara teori kasus.
7. Reflek Babynsky

80

Pada kasus bayi Ny. R reflek babynsky ada dan kuat. Menurut teori
Matondang (2009) reflek babynsky tekanan pada kaki dalam bagian
bawah menyebabkan jari-jari kaki fleksi. Berdasarkan data diatas tidak
ada kesenjangan antra teori dan kasus.
F. Kunjungan pada bayi baru lahir dan neonatal
Menurut Direktorat Kesehatan Khusus dan Prawiroharjo kunjungan yang
dilakukan pada saat 0-2 jam dan 6-28 hari. Pada kasus Ny. R kunjungan 2
jam tidak dilakukan karena bayi masih dilakukan pemantauan lanjutan IMD,
sehingga antara teori dan kasus terdapat kesenjangan.
Dari hasil pengkajian data subyektif dan obyektif menunjukan
bahwa bayi Ny. R ini merupakan dalam bayi baru lahir normal, sehingga
dapat didiagnosa sebagai bayi baru lahir normal. Pada kasus bayi Ny. R
telah diberikan asuhan seperti: tentang tanda bahaya pada bayi baru
lahir, perawatan tali pusat, dan perawatan bayi sehai-hari. Sehingga
antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan.
Implementasi atau pelaksanaan pada Ny. R sesuai apa yang
sudah di rencanakan, dan Ny. R mengerti dan paham tentang asuhan
yang diberikan serta Ny. R melaksanakan apa yang sudah dianjurkan
V. KB suntik 3 bulan
A. Keluhan utama
Perlu dikaji merupakan dasar utama untuk memulai evaluasi masalah
pasien (Wlliams, 2005 h.23) pada kasus Ny. R ibu mengatakn tidak ada
keluhan apapun. Sehigga antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan.
B. Riwayat kesehatan
Menurut Manuaba (2012) salah satu kontra indikasi menggunakan KB
hormonal salah satunya KB suntik 3 bulan, yaitu seorang ibu dengan
riwayat penyakit kangker payudara, gula, darah tinggi tidak diperbolehkan
untuk mengunakan kb hormonal. Pada kasus Ny. R tidak ada riwayat

81

penyakit kangker payudara, gula, darah tinggi, sehingga antara eori dn


kasus tidak ada kesenjangan.
C. Riwayat menstruasi
Perlu dikaji untuk mengetahui tentang usia saat menarche, frekuensi,
lamanya, sifat darah yang keluar, dismenorhe, HPHT (Varney, 2006; h.33)
pada kasus Ny. R menarche usia 14 tahun, siklus normal, dan lamanya 7
hari.
D. Tekanan darah
Salah satu kontra indikasi pengguna KB suntik 3 bulan adalah tekanan
darah tinggi tidak di anjurkan untuk menggunakan kb hormonal salah
satunya kb suntik 3 bulan. Pada kasus Ny. R tekanan darah 110/70 mmHg,
sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
E. Berat Badan
Salah satu dari kerugian menggunakan kb suntik 3 bulan adalah
meningkatnya berat badan (Manuaba 2010), sehingga pada ibu dengan
berat badan yang over tidak dianjurkan menggunakan kb hormonal salah
satunya kb suntik 3 bulan. Pada kasus Ny. R berat badan 64 kg, sehingga
tidak kesenjangan antara teori dan praktek.
F. Payudara
Seseorang
penderita
kangker
payudara

tidak

diperbolehkan

menggunakan kb hormonal, salah satunya suntik 3 bulan karena dapat


menumbuhkan kangker. Pada kasus Ny. R dari hasil pemeriksaan palpasi
tidak teraba benjolan, tidak ada perubahan warna, sehingga tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus.
G. Ekstremitas
Salah satu syarat untuk menggunakan Kb suntik 3 bulan adalah tidak
bengkak pada ekstremitas, karena suntik mengandung hormon. Pada Ny. R
ekstremitas tidak mengalami pembengkakan, sehingga antara teori dan
kasus tidak ada kesenjangan

82

Dari hasil data subyektif dan obyektif menunjukan bahwa


merupakan pasien akseptor KB suntik 3 bulan,

Ny. R

karena dari hasil

pemeriksaan semua normal dan tidak ada kontraindikasi untuk tidak boleh
menggunakan KB suntik 3 bulan ini.

BAB V
PENUTUP

83

I. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan komprehensif dari mulai hamil,
bersalin, nifas, masa antara, dan bayi baru lahir pada Ny. R umur 26 tahun di
Kabupaten Wonosobo dan berdasarkan berdasarkan pembahasan antara teori
dengan kasus, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
A. Kehamilan
2. Subyektif
Hasil data yang dilakukan melalui anamnesa pada Ny. R tidak ditemukan
kesenjangan atau abnormalitas pada kehamilan, hanya Ny. R pernah
abortus 1 kali pada hamil pertama.
3. Obyektif
Hasil yang dilakukan melalui pemeriksaan Ny. R tidak ditemukan kelainan
pada kehamilannya, semua sesuai dengan usia kehamilan.
4. Asessment
Dari hasil pengkajian anamnesa dan pemeriksaan Ny. R diagnosa hamil
normal karena tidak ditemukan kelainan dan kesenjangan pada
kehamilannya.
5. Planning
Rencana asuhan yang diberikan pada Ny. R adalah sesuai umur
kehamilan dan kebutuhan Ny. R.
6. Implementasi
Melaksanakan rencana-rencana asuhan yang diberikan pada Ny. R
sehingga semua rencana telah disampaikan pada Ny. R
7. Evaluasi
Mengevaluasi dari semua hasil rencana yang disampaikan, pada Ny. R
sudah faham dan bersedia melakukan apa yang dianjurkan.
B. Persalinan
1. Subyektif
Hasil data dari anamnesa Ny. R mengeluh kenceng-kenceng dan
mengeluarkan darah beserta darah, dalam teori hal yang dialami Ny. R
adalah normal karena itu termasuk tanda persalinan.
2. Obyektif
Hasil data pemeriksaan Ny. R tidak ada kelainan dan penyulit selama
persalian, lamanya kala I-IV sesuai dengan teori, hanya terdapat
beberapa kesenjangan dengan teori yang tidak sesuai dengan APN.
84

3. Asessment
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan Ny. R diagnosa persalinan normal
karena tidak ada penyulit atau komplikasi yang menyertainya.
4. Planning
Rencana asuhan yang diberikan pada Ny. R adalah sesuai keluhan dan
kebutuhan Ny. R, seperti asuahan sayang ibu.
5. Implementasi
Melaksanakan rencana-rencana asuhan yang diberikan pada Ny. R
sehingga semua rencana telah disampaikan pada Ny. R
6. Evaluasi
Mengevaluasi dari semua hasil rencana yang disampaikan, pada Ny. R
sudah faham dan bersedia melakukan apa yang dianjurkan.
C. Masa Nifas
1. Subyektif
Hasil dari data anamnesa Ny. R tidak ada keluhan yang dirasakan selama
masa postpartum
2. Obyektif
Hasil dari pemeriksaan pada Ny. R tidak ditemukan kesenjangan dan
kelainan yang dialaminya, dari pemeriksaan semua berjalan normal dan
sesuai dengan teori.
3. Asessment
Dari hasil pemeriksaan subyektif dan obyektif pada Ny. R diagnosa nifas
normal, karena tidak ada kesenjangan yang ditemukan.
4. Planning
Rencana asuhan yang diberikan pada Ny. R adalah sesuai kebutuhannya.
5. Implementasi
Melaksanakan rencana-rencana asuhan yang diberikan pada Ny. R
sehingga semua rencana telah disampaikan pada Ny. R
6. Evaluasi
Mengevaluasi dari semua hasil rencana yang disampaikan, pada Ny. R
sudah faham dan bersedia melakukan apa yang dianjurkan.
D. Bayi Baru Lahir
1. Subyektif
Hasil dari anamnesa Ny. R bayi nya tidak ada keluhan dan tidak
mengalami penyulit-penyulit yang menyertainya
2. Obyektif

85

Hasil data obyektif bayi Ny. R tidak ada kelainan, hanya terdapat
kesenjangan saat kunjungan 2 jam tidak dilakukan karena bayi masih
dilakukan pemantuan IMD.
3. Asessment
Dari hasil data subyektif dan obyektif bayi Ny. R diagnosa normal
4. Planning
Rencana asuhan yang diberikan pada bayi Ny. R adalah sesuai
kebutuhan bayi Ny. R
5. Implementasi
Melaksanakan rencana-rencana asuhan yang diberikan pada Ny. R
sehingga semua rencana telah disampaikan pada Ny. R
6. Evaluasi
Mengevaluasi dari semua hasil rencana yang disampaikan, pada Ny. R
sudah faham dan bersedia melakukan apa yang dianjurkan.
E. KB Suntik 3 bulan
1. Subyektif
Hasil data anamnesa pada Ny. R mengatakan baru menggunakan KB
suntik 3 bulan dan tidak ada riwayat penyakit kangker payudara, darah
tinggi, oedem kerena itu adalah syarat menggunakan KB suntik kb 3
bulan
2. Obyektif
Hasil dari pemeriksaan pada Ny. R normal, tidak ada kelainan atau
kesenjangan yang tidak memperbolehkan menggunakan KB suntik 3
bulan.
3. Asessment
Dari data subyektif dan obyektif Ny. R boleh menggunakan KB ini karena
normal, sehingga diaognosa pada Ny. R akseptor KB suntik 3 bulan.
4. Planning
Rencana asuhan yang diberikan pada bayi Ny. R adalah sesuai seputar
KB suntik 3 bulan dan kebutuhan Ny. R
5. Implementasi
Melaksanakan rencana-rencana asuhan yang diberikan pada Ny. R
sehingga semua rencana telah disampaikan pada Ny. R
6. Evaluasi
Mengevaluasi dari semua hasil rencana yang disampaikan, pada Ny. R
sudah faham dan bersedia melakukan apa yang dianjurkan.
86

II. Saran
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus penulis akan memberikan saran
yang mungkin berguna, bagi pembaca khususnya
A. Bagi tenaga kesehatan (Bidan)
Untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan dan memberikan asuhan sesuai
kebutuhan yang dibutuhkan sehingga kualitas antenatal jauh lebih baik lagi.
Disamping meningkatkan perawatan untuk ibu hamil, bersalin, nifas, masa
antara, dan bbl, seorang tenaga kesehatan memberikan konseling tentang
deteksi dini mulai dari masa hamil, bersalin, nifas, bbl, dan masa antara
untuk meningkatnya pengetahuan pasien serta memberikan kunjungan
antara ibu dan bayi harus sesuai dengan teori karena untuk mendeteksi lebih
dini suatu kelainan.
B. Bagi pasien
Untuk meningkatkan pengetahuan pasien, sehingga lebih mengetahui
informasi kehamilan, persalinan, nifas, bbl dan masa antara serta melakukan
kunjungan ANC secara rutin minimal 4x kunjungan sehingga mudah
terdeteksi komplikasi yang mungkin terjadi.
C. Bagi penulis
Diharapkan bagi para mahasiswa dapat menimba ilmu yang dapat dilahan
praktik serta dapat memberikan asuhan sesuai ilmu yang didapat dibangku
kuliah agar mahasiswa dapat menjadi lulusan terbaik berkualitas dan
berkompeten.

87

DAFTAR PUSTAKA
Fatni Sulani, 2010. Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir, Jakarta :
Direktorat Kesehatan Anak Khusus
Hutahaean, serri. 2013. Perawatan antenatal. Jakarta : Salemba medika.
Handayani, setyo. 2011. Asuhan kebidanan ibu masa nifas. Yogyakarta : gosyen
publishing.
JNPK-KR, 2008. Asuhan Persalinan Normal, Jakarta
Kusmiati, dkk. 2010. Perawatan ibu hamil (asuhan ibu hamil). Yogyakarta :
Fitramaya.
Munif, impron. 2010. Metodologi penelitian bidang kesehatan. Jakarta : CV.
Sagung seto.
Mutaqin, arif. 2011. Pengkajian keperawatan aplikasi pada praktik klinik. Jakarta :
Salemba medika.
Manuaba, I.B.G. 2010. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan KB. Jakarta :
EGC.
Nur Muslihatun, dkk. 2009. Dokumentasi kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.

88

Sumarah, dkk. 2009. Perawatan ibu bersalin (asuhan kebidanan pada ibu
bersalin). Yogyakarta : Fitramaya.
Sukarni, Margareth. 2013. Kehamilan, persainan dan nifas. Yogyakarta : Nuha
Medika
Sulistyawati, Nugraheny. 2010. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Jakarta:
Salemba Medika
T. nugroho. 2010. Buku ajar Obstetri untuk mahasiswa kebidanan. Yogyakarta :
nulia medika.
Varney Helen, kriebs, carolyin, Buku ajar asuhan kebidanan edisi 4 (Vol
2).EGC.jakarta.2008
William R. Forte, Harry. 2010. Ilmu kebidanan : patologi dan fisiologi persalinan.
Yogyakarta : yayasan essentia (YEM).
Yeyeh, yulianti. 2010. Asuhan neonatus bayi baru lahir dan anak balita. Jakarta :
TIM.
Yeyeh, yulianti. 2010. Asuhan kebidanan 4 patologi kebidanan. Jakarta : TIM.

89

Das könnte Ihnen auch gefallen