Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENGUJIAN SUBSTANTIF
HUTANG JANGKA PENDEK & JANGKA PANJANG
KELOMPOK 9
Famila Febri K.
Arina Manasika
Anggi Anggraini A.
Petriana Heski
Danik Tri Purwanti
(13.0102.0113)
(13.0102.0137)
(13.0102.0148)
(13.0102.0156)
(13.0102.0158)
FAKULTAS EKONAMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MAGELANG
2016
A. Pengertian
Hutang usaha adalah kewajiban yang belum dibayar oleh perusahaan atas
kegiatan perusahaan dalam usaha normalnya. Dalam pelaksanaan audit, seorang
auditor akan berusaha untuk melakukan pengujian pengendalian secara efektif.
Dalam pengujian akun hutang usaha ini sangat menentukan keberhasilan auditor
untuk untuk mengaudit investasi atau siklus pembayaran. Apabila pengujian ini
berhasil maka auditor akan mengurangi prosedur analitik dan pengujian terinci
atas saldo hutang usaha.
Huang usaha biasanya merupakan kewajiban lancar terbesar dalam neraca
dan merupakan faktor yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka
pendek perusahaan. Hutang usaha juga biasanya dipengaruhi oleh volume
transaksi yang tinggi dan karenanya sangat rentan terhadap salah saji. Akan tetapi,
bila dibandingkan dengan audit atas saldo aktiva, audit atas hutang lebih
ditekankan pada asersi kelengkapan daripada asersi eksistensi atau kejadian.
Alasannya adalah bahwa manajemen termotivasi untuk memanipulasi hutang,
maka ia cenderung menetapkan hutang terlalu rendah agar dapat melaporkan
posisi keuangan yang lebih menguntungkan. Metode pengujian terinci atas hutang
usaha yaitu :
1. Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi hutang usaha
2. Menilai resiko pengendalian serta merancang dan melaksanakan pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
3. Merancang dan melaksanakan prosedur analitik
4. Merancang dan melaksanakan pengujian terinci atas saldo hutang usaha
Pengujian Substantif Sebelum Tanggal Neraca
Pengujian audit pada tanggal interim memungkinkan pertimbangan dini atas
hal-hal signifikan yang mempengaruhi laporan keuangan akhir tahun (sebagai
contoh, transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa, kondisi yang
berubah, pernyataan standar akuntansi yang baru, dan pos laporan keuangan yang
mungkin memerlukan penyesuaian). Di samping itu, banyak bagian perencanaan
audit, termasuk upaya memperoleh pemahaman atas pengendalian intern,
penentuan tingkat risiko pengendalian, dan penerapan pengujian substantif atas
transaksi, dapat dilakukan sebelum tanggal neraca.
utama
pengujian
subtantif
terhadap
utang
usaha
adalah
membuktikan bahwa saldo akun utang usaha yang dicantumkan dalam neraca
mencerminkan saldo akun utang usaha yang sesungguhnya pada tanggal neraca
tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian subtantif yang
digolongkan ke dalam lima kelompok: (1) prosedur audit awal, (2) prosedur
analitik, (3) pengujian terhadap transaksi rinci, (4) pengujian terhadap saldo akun
rinci, (5) verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan.
Kelima kelompok pengujian subtantif tersebut untuk memverifikasi lima
asersi manajemen yang terkandung dalam akun Utang Usaha : (1) keberadaan dan
keterjadian, (2) kelengkapan, (3) penilaian, (4) kewajiban, dan (5) penyajian dan
pengungkapan.
a. Memperoleh
keyakinan
tentang
keandalan
catatan
akuntansi
yang
usaha.
Pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan utang usaha.
Konfirmasi piutang usaha.
Rekonsiliasi utang yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan piutang yang
usaha.
Konfirmasi piutang usaha.
Rekonsiliasi utang yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan piutang yang
bahwa
saldo
utang
jangka
panjang
mencerminkan
Pengujian Substantif
10
Prosedur-prosedur awal
Prosedur analitis
Pengujian detil transaksi 4. Cocokkan ayat jurnal dalam rekening utang jangka
panjang dan rekening laba-rugi yang bersangkutan.
Pengujian detil saldo
11
Penyajian dan
pengungkapan
3. Prosedur-Prosedur Awal
Prosedur-prosedur awal sebagaimana berlaku untuk pengujian substantif atas
saldo rekening yang lain, juga berlaku untuk utang jangka panjang. Auditor harus
memahami bisnis dan bidang usaha klien, menentukan kebutuhan perusahaan
akan pembelanjaan dari luar, dan kemampuan untuk membayar utang-utangnya.
Oleh karena aktivitas pembelanjan jelas sangat berkaitan erat dengan aktivitas
investasi, maka auditor bisa melakukan kegiatan tersebut untuk kedua aktivitas ini
secara bersamaan.
Dalam prosedur inisial, hal yang pertama dilakukan auditor ialah memriksa
ketepatan matematis skedul pendukung dengan cara merekonsiliasi saldo dalam
skedul dengan saldo buku besar dan buku pembantu utang jangka panjang. Skedul
yang umum adalah daftar jumlah obligasi yang dipegang pemilik dengan register
yang disiapkan oleh bond trustee.
4. Prosedur Analitis
Bagian terpenting pengauditan utang jangka panjang panjang adalah
penentuan bahwa informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan
prakiraan auditor. Pemahaman auditor atas bisnis dan bidang usaha klien serta
risiko prosedur analitis bisa mengarahkan pada prosedur-prosedur yang bisa
dilakukan auditor untuk menetapkan kewajaran informasi keuangan yang
berkaitan dengan utang jangka panjang dan biaya bunga. Auditor juga harus
menilai pengungkapan tentang saat jatuh tempo dan hal-hal penting lainnya sesuai
dengan isi perjanjian.
Sebagai bagian dari pertanggungjawaban auditor untuk menilai kelangsungan
hidup perusahaan klien, auditor harus mengevaluasi kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan aliran kas yang cukup untuk membayar bunga, utang yang
12
jatuh tempo, dan hal-hal lain sesuai dengan perjanjian. Pada waktu melaksanakan
prosedur analitis, auditor harus selalu bersikap skeptis professional dan
menyelidiki hal-hal yang tidak normal.
5. Pengujian Detail Transaksi
Dalam pengujian obligasi, auditor harus mendapatkan bukti mengenai nilai
nominal obligasi dan hasil bersih yang diperoleh dari penerbitan obligasi.
Penerbitan surat-surat utang harus ditelusur ke penerimaan kas yang dibuktikan
dengan tanda terima pembayaran dari broker. Pembayaran pokok pinjaman utang
jangka panjang dapat diverifikasi dengan memeriksa voucher atau bukti
pengeluaran kas. Pembayaran untuk pelunasan utang dapat diperiksa juga dengan
menginspeksi sertifikat wesel atau sertifikat obligasi untuk memastikan bahwa
sertifikat-sertifikat tersebut telah diberi tanda LUNAS atau telah dibatalkan.
Apabila pembayaran pokok utang dilakukan secara angsuran, maka ketepatan
pengangsuran harus diperiksa juga ke daftar angsuran. maka ketepatan
pengangsuran harus diperiksa juga ke daftar angsuran. Obligasi mungkin juga
dikonversi menjadi saham. Apabila hal ini terjadi, maka auditor harus memeriksa
transaksi konversi tersebut dengan menginspeksi sertifikat obligasi yang
dibatalkan dan sertifikat saham yang bersangkutan.
Apabila bunga obligasi dibayar melalui pajak luar yang independen, maka auditor
harus memeriksa laporan pembayaran bunga yang dibuat agen. Pencocokan ayatayat jurnal yang diposting ke dalam rekening utang jangka panjang ke dokumen
pendukungnya akan memberi bukti mengenai 4 asersi yaitu : 1) keberadaan atau
keterjadian 2) kelengkapan 3) hak dan kewajiban 4) penilaian atau pengalokasian
Dalam hal ini asersi kelengkapan yang dibuktikan melalui pencocokan ke
dokumen, hanya terbatas pada pembuktian bahwa ayat-ayat jurnal yang telah
mengurangi utang jangka panjang adalah pendebetan (pengurangan) yang sah dan
benar. Namun pencocokan ke dokumen atas ayat-ayat jurnal tidak bisa
menemukan adanya utang jangka panjang yang tidak dicatat.
6. Pengujian Detail Saldo
a. Konfirmasi utang
Auditor dapat melakukan konfirmasi mengenai keberadaan dan termin
utang jangka panjang dengan pihak yang meminjamkan dana, seperti bank
13
dan bond trustee. Disamping itu auditor juga dapat meminta klien membuat
surat permintaan kepada pihak-pihak tersebut untuk menjawab konfirmasi
kepada auditor. Pengiriman surat dan penerimaan jawaban konfirmasi harus
dilakukan oleh auditor. Pengujian ini berkaitan dengan asersi keberadaan
atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, dan penilaian atau
pengalokasian.
b. Review otorisasi dan kontrak
Bukti adanya otorisasi dapat dilihat dalam notulen rapat dewan komisaris.
Otorisasi pengeluaran utang jangka panjang meliputi referensi ke pasal
aturan hukum yang berkaitan dengan pembiayaan dengan pinjaman. Auditor
juga harus menelaah mengenai aspek hukum yang dapat terjadi apabila ada
masalah dengan pinjaman. Prosedur pengujian ini berkaitan erat dengan
asersi keberadan atau keterjadiaan, hak dan kewajiban.
c. Vouching penjurnalan rekening utang jangka panjang
Auditor pertama kali melihat penjurnalan utang jangka panjang, dimana
selanjutnya
auditor
menelusuri
keberadaan
dokumen-dokumen
14
15
Kesimpulan
Utang lancer memiliki karakteristik yang berbeda dengan karakteristik aktiva
lancar, yang berdampak terhadap pengujian substantive terhadap utang lancar.
Dalam menyajikan aktiva lancar, klien cenderung untuk menyajikan aktiva
tersebut lebih tinggi dari jumlah yang seharusnya. Di lain pihak, dalam
menyajikan utang lancar, klien cenderung umum untuk menyajikan utang tersebut
lebih rendah dari jumlah yang seharusnya. Kecenderungan ini di dorong oleh
keinginan untuk menyajikan gambaran modal kerja perusahaan yang lebih baik.
Oleh karena itu, pengujian substantive terhadap utang lancar di tujukan untuk
menemukan adanya penyajian utang lancar yang lebih rendah dari jumlah yang
seharusnya.
Pengujian substantive terhadap utang usaha di tujukan untuk memperoleh
keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi bersangkutan dengan utang usaha,
membuktikan keberadaan utang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan utang usaha yang dicantumkan di neraca, membuktikan kelengkapan
transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi serta membuktikan kewajaran
penyajian dan pengungkapan utang usaha di neraca.
16