Sie sind auf Seite 1von 49

LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTIK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2013 DAN 2014 PADA PPPTMGB


LEMIGAS JAKARTA

Dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam


menyelesaikan
Program Strata Satu Pada Program Studi Manajemen Keuangan
Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur

Disusun Oleh :
1. Fikih Fitria
2. Heni Zulia Sari
3. Candra Asmorowati
Nomor laporan :

/KKP/FE/UBL/

1331500080
1331500908
1331502508
/Desember/2015

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA
2015

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kuliah Kerja Praktik yang disusun oleh :


1. Fikih Fitria
2. Heni Zulia Sari
3. Candra Asmorowati

Nim. 1331500080
Nim. 1331500908
Nim. 1331502508

Dengan Judul :Analisis Laporan Keuangan Tahun 2013 dan 2014 pada
PPPTMGB LEMIGAS Jakarta
Berdasarkan kegiatan pada instansi / lembaga / perusahaan : PPPTMGB
LEMIGAS. Sejak tanggal 11 Juli 2015 sampai dengan 11 Agustus 2015.

Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing

Pembimbing Lapangan

Tanggal

Tanggal

(Yuwono, S.E, M.Si)

( Komarudin, S.T)

Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur


Ketua Program Studi,

(Mia Laksmiwati, S.E, M.M)

KATA PENGANTAR
2

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah
Kerja Praktik (KKP).Sebagaimana ketentuan yang berlaku untuk memenuhi salah
satu syarat kelulusan dalam menempuh program studi Manajemen pada Fakultas
Ekonomi Universitas Budi Luhur Jakarta. Laporan Kuliah Kerja Praktik ini berjudul
Analisis Laporan Keuangan Tahun 2013 dan Tahun 2014 Pada Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS.
Dalam menyusun Laporan Kuliah Kerja Praktik ini, penulis dibantu oleh pihakpihak yang dengan senang hati memberikan semangat dan memberi dorongan baik
secara langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dalam menyelesaikan Laporan
Kuliah Kerja Praktik (KKP)
2. Orang tua yang selalu mendukung serta memberikan dorongan dan doa
kepada penulis untuk menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Praktik ini.
3. Ir. Ratnaningsih Asmara Wulan, M.B.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Budi Luhur.
4. Mia Laksmiwati, S.E, M.M selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Budi Luhur.
5. Yuwono, S.E, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan
Laporan KKP ini.
6. Komarudin, S.T selaku Pembimbing Lapangan di Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Kuliah Kerja
Praktik.

7. Ir. Daru Siswanto selaku Kepala Bidang Afiliasi dan Informasi PPPTMGB
LEMIGAS yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan Kuliah Kerja Praktik.
8. Dian, Indah, Siska, Reza, Rizki, Kyuhyun, Imarul selaku keluarga dan teman
dekat yang tidak pernah lupa untuk memberikan semangat, doa serta berbagai
informasi kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Kuliah Kerja praktik ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat menerima
segala saran dan kritikan yang bersifat membangun.
Akhir kata penulis berharap Laporan Kuliah Kerja Praktik ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, khususnya bagi Sub Bidang Afiliasi dan Informasi Pusat Penelitian
dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS dan Mahasiswa/i
Universitas Budi Luhur Jakarta.
Jakarta,

2015
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................vi
4

DAFTAR TABEL..........................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................viii
BAB I.............................................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan....................................................................................... 3
1.2.1 Maksud Kuliah Kerja Praktik (KKP) :........................................................3
1.2.2 Tujuan Kuliah Kerja Praktik......................................................................3
1.3 Metode Pengumpulan Data..........................................................................3
1.4 Sistematika Penyusunan............................................................................... 5

BAB II............................................................................................................................6
2.1 Sejarah PPPTMGB LEMIGAS.......................................................................6
2.2 Profil PPPTMGB LEMIGAS.........................................................................11
2.2.1 Visi dan Misi LEMIGAS...........................................................................11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

: Struktur organisasi PPPTMGB LEMIGAS

DAFTAR TABEL

Tabel 1

: Tabel Analisis Perbandingan Tahun 2013 dan Tahun 2014


Rasio Likuiditas, Rasio solvabilitas,Rasio Profitabilitas, Rasio
Aktivitas Pada PPTMGB LEMIGAS

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Surat Keterangan Magang

Lampiran 2

: Surat Keterangan Kuliah Kerja Praktik

Lampiran 3

: Laporan Posisi Keuangan PPTMGB LEMIGAS

Lampiran 4

: Laporan Aktivitas

Lampiran 5

: Laporan Arus Kas

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Program Kuliah

Kerja

Praktik

(KKP)

merupakan

program

yang

diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur yang harus


dilakukan oleh mahasiswa/i sebagai salah satu syarat menyelesaikan Strata 1 (S-1).
Melalui Program Kuliah Kerja Praktik (KKP) ini diharapkan mahasiswa/i mampu
menerapkan teori-teori yang diterima selama perkuliahan ke dalam praktik yang
dilaksanakan di lapangan. Sehingga mahasiswa/i dapat memahami langsung
pekerjaan dalam suatu organisasi,perusahaan atau instansi pemerintah.KKP dapat
dilakukan pada perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung dapat
terpengaruh oleh kondisi ekonomi baik secara nasional maupun global.
Keadaan
perekonomian
indonesia
sedang
dilanda
krisis

yang

berkepanjangan sejak tahun 1997, sehingga sangat berpengaruh terhadap


perkembangan dunia usaha baik perusahaan swasta maupun Badan Usaha Milik
Negara (BUMN). Perusahan yang mengalami kebangkrutan, dikarenakan tidak
mampu lagi mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, salah satu
penyebab yaituterjadinya peningkatan harga produk dan terjadinya penurunan daya
beli konsumen. Sedangkan tujuan dari pada perusahaan pada umumnya adalah
memperoleh laba, sehingga perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan
yang lainnya, maka hal tersebut mendorong perusahaan untuk meningkatkan
kualitas baik kualitas jasa maupun kualitas produk.
Salah satu alat yang digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan
perusahaan dapat berwujud laporan keuangan. Laporan keuangan menyajikan
gambaran mengenai posisi keuangan dari kinerja perusahaan dalam menghasilkan
laba. Posisi keuangan perusahaan ditunjukkan dalam laporan neraca, yaitu untuk

mengetahui kekayaan atau aset perusahaan yang dimiliki (sisi aktiva), dan dari sisi
pasiva dapat diketahui dari mana dana-dana untuk membiayai aktiva tersebut (dari
modal sendiri atau hutang), sedangkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan
laba dapat dilihat dari laporan laba rugi perusahaan. Analisis laporan keuangan
merupakan

proses

yang

penuh

pertimbangan

dalam

rangka

membantu

mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang
dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan selisih perbandingan dan prediksi
yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa datang.
Analisis rasio laporan keuangan yang digunakan adalah analisis rasio
likuiditas atau rasio modal kerja, analisis rasio solvabilitas dan analisis rasio
profitabilitas. Analisis rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek
perusahaan.

Analisis

rasio

solvabilitas

merupakan

rasio

untuk

mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang perusahaan.


Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis memberikan judul Laporan
Kuliah Kerja Praktik ini

Analisis Laporan Keuangan Tahun 2013 dan Tahun

2014 pada PPPTMGB LEMIGAS.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud Kuliah Kerja Praktik (KKP) :

a. Mengaplikasikan teori yang didapat selama perkuliahan dengan dunia


kerja sebenarnya.
b. Penulis dapat menambah wawasan dan mengembangkan ilmu yang
didapat selama perkuliahan khususnya Ilmu Ekonomi yang dijadikan
pedoman dalam dunia kerja.
1.2.2 Tujuan Kuliah Kerja Praktik
a. Memberikan penjelasan tentang Laporan Keuangan
b. Menjelaskan macammacam Rasio Laporan Keuangan
c. Analisis dan pembahasan laporan keuangan PPPTMGB LEMIGAS
1.3 Metode Pengumpulan Data
Adapun cara yang dilakukan dalam pengumpulan data yang diperlukan
penyusun dalam menyusun Laporan Kuliah Kerja Praktik sebagai berikut:
a. Penelitian Lapangan (PPPTMGB LEMIGAS)
Penelitian Lapangan adalah Penelitian yang
PPPTMGB

LEMIGAS

Jakarta

untuk

dilakukan

pada

mendapatkan

dan

mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penyusunan dan


pembahasan Laporan Kuliah Kerja Praktik ini. Adapun cara yang
dilakukan yaitu:

1) Wawancara (Interview)
Dengan berdialog langsung dan kemudian di catat hal-hal yang
diperlukan wawancara ini untuk memperoleh informasi tertulis
atau lisan dari karyawan perusahaan. Informasi itu antara lain
neraca, arus kas dan laporan keuangan lainnya yang akan
digunakan untuk menyusun Laporan Kerja Praktik ini.
2) Dokumen

Yaitu pengumpulan data mengenai hal-hal yang berhubungan


dengan catatan dan laporan yang digunakan
b. Penelitian Kepustakaan
Dengan mengumpulkan dan mempelajari data teoritis berupa data dari
bagian Tata Usaha PPPTMGB LEMIGAS Jakarta, buku, modul, serta
bahan lain yang berhubungan dengan materi pembahasan.

1.4 Sistematika Penyusunan


Berdasarkan data yang diperoleh dan setelah dikelompokkan maka
sistematika Penyusunan Laporan Kuliah Kerja Praktik ini dibagi menjadi
beberapa bagian yang secara singkat digambarkan sebagai berikut :
BAB I

: PENDAHULUAN
Di dalam bab ini diuraikan tentang Latar Belakang, Maksud, dan
Tujuan, Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Penyusunan
Laporan Kuliah Kerja Praktik.

BAB II

: GAMBARAN UMUM
Bab ini menguraikan Sejarah singkat PPPTMGB LEMIGAS, Profil
PPPTMGB

LEMIGAS

dan

LEMIGAS
4

Struktur

Organisasi

PPPTMGB

BAB III

: LAPORAN KEGIATAN KULIAH KERJA PRAKTIK


Bagian ini dibagi menjadi beberapa Sub Bab :
Sub bab landasan teori penjelasan tentang Laporan Keuangan,
Menjelaskan macam macam Rasio Laporan Keuangan
Sub bab Analisis dan pembahasan laporan keuangan PPPTMGB
LEMIGAS

BAB IV

: PENUTUPAN
Bab ini merupakan bab terakhir dalam Laporan Kuliah Kerja Praktik ini.
Pada bab ini penulis menyampaikan kesimpulan atas Laporan Kuliah
Kerja Praktik ini dan memuat sedikit saran.
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah PPPTMGB LEMIGAS


Kelahiran Lembaga Minyak dan Gas Bumi, atau disingkat LEMIGAS,
merupakan perwujudan keinginan Pemerintah untuk memiliki suatu badan
yang menghimpun pengetahuan teknik tentang perminyakan dan dapat
menyediakan

data

dan

informasi

yang

diperlukan

sebagai

bahan

pertimbangan bagi para pengambil keputusan.


Kebutuhan

ini

muncul

sebagai

konsekuensi

langsung

dari

diundangkannya Undang-Undang Migas yang pertama di Republik Indonesia,


yaitu Undang-Undang No. 44 Prp Tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak
dan Gas Bumi yang murni berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945,
5

khususnya Pasal 33 ayat (3) yang berbunyi:Bumi dan air dan kekayaan alam
yang

terkandung

di

dalamnya

dikuasai

oleh

Negara

dan

dipergunakansebesar-besarnyauntuk kemakmuran rakyat.


Penjabarannya dalam Undang-Undang No. 44 Prp Tahun 1960
tersebut ditemukan pada Pasal 2 yang menegaskan bahwa:Segala bahan
galian minyak dan gas bumi yang ada di dalam wilayah hukum pertambangan
Indonesia merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh Negara.
Ir. Sjarif A. Loebis yang pada tanggal 1 Juli 1961 diangkat sebagai
Kepala Bagian Pengolahan dan Research Laboratorium yang diberi tugas
untuk membuat naskah rencana pembangunan Pusat Pendidikan-Percobaan
dan Latihan Masalah Minyak dan Gas Bumi. Beliau ditunjuk sebagai
Koordinator Panitia Persiapan Research Laboratorium Minyak dan Gas Bumi
yang beranggotakan Ir. Soediono, Ir. Soedarno, Ir. Soembarjono, Dr. Wahjudi
Wisaksono, Zainal Rasjid dan Ir. Omar Hassan Asaari, sedangkan sebagai
Penasehat ditunjuk Ir. Hantoro dan Ir. Harsono berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Biro Minyak dan Gas Bumi Deperdatam No. 301/Kep/BMBG/62
tanggal 26 Oktober 1962.
Sejak tahun 1961 telah dimulai pengadaan lahan yang berlokasi di
Cipulir (Kebayoran Lama, Jakarta Selatan) seluas sekitar 5 ha dan di Grogol,
Jakarta Barat dengan luas sekitar 3 ha.Pada tahun 1963 telah dilakukan
pembangunan gedung-gedung kantor administrasi dan laboratorium di
Cipulir.Tahun 1963 Pemerintah juga menyekolahkan 55 orang pemuda
tamatan Sekolah Menengah Atas ke luar negeri, terutama ke Baku (Uni
Soviet) yang dipersiapkan sebagai tenaga ahlki di berbagai bidang
perminyakan.
6

September

1963

Panitia

Persiapan

Research

Laboratorium

mengusulkan pembentukan suatu Institut Minyak dan Gas Bumi Indonesia


dengan

tiga

kegiatan

pokok,

yaitu

di

bidang

penelitian,

bidang

pendidikan/pelatihan, serta bidang dokumentasi/informasi, ketiganya meliputi


eksplorasi, produksi, pengolahan dan aplikasi, serta marketing.
Tanggal 20 Agustus 1964 terbit Surat Keputusan Menteri Perindustrian
Dasar dan Pertambangan No. 478/Perdatam/ 64 diputuskan pembentukan
Proyek

Persiapan

Lembaga

Minyak

dan

Gas

Bumi

dengan

tugas

mendirikan/membentuk Lembaga Minyak dan Gas Bumi dalam waktu


sesingkat-singkatnya
Tanggal 11 Juni 1965 terbit Surat Keputusan Menteri Urusan Minyak
dan

Gas

Bumi

No.

17/M/Migas/65

yang

didalamnya

menyebutkan

keberadaan Lembaga Minyak dan Gas Bumi sebagai organisasi eksekutif di


lingkungan Departemen Urusan Minyak dan Gas Bumi bersama dengan
Direktorat Pembinaan Minyak dan Gas Bumi dan Direktorat Pengawasan
Minyak dan Gas Bumi.Tanggal 19 Agustus 1965 terbit Surat Keputusan
Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi No. 63/M/Migas/65 yang menetapkan
Ir. Sjarif A. Loebis Sebagai Kepala LEMIGAS yang pertama.
Tanggal 16 Desember 1965 terbit Surat Keputusan Menteri Urusan
Minyak dan Gas Bumi No. 208a/M/Migas/65 tentang Susunan organisasi dan
tugas LEMIGAS dirumuskan secara resmi untuk pertama kali.Peraturan
Pemerintah No. 9 Tahun 1966, Pemerintah melikuidasi perusahaan negara
PERMIGAN, kilang minyaknya di Cepu serta lapangan-lapangan minyak di
sekitar Cepu diserahkan kepada LEMIGAS untuk dijadikan pusat pendidikan
dan pelatihan lapangan di bidang minyak dan gas bumi.
Surat Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi No.
322a/DD/Migas/1967 menetapkan kepada keseluruhan LEMIGAS dilakukan

Peraturan Gaji Pegawai Perusahaan Minyak (PGP2M), dan semua pegawai


LEMIGAS diberi pangkat dan golongan gaji sesuai dengan PGP2M tersebut.
Tanggal 24 Oktober 1966 Surat terbit Keputusan Direktur Jenderal
Minyak dan Gas Bumi No. 91/DD/Migas/1966 menetapkan Akademi Minyak
dan

Gas

Bumi

(Akamigas)

Cepu

sebagai

bagian

dari

Pusat

Pendidikan/Latihan Lapangan Minyak dan Gas Bumi (Pusdik Migas) dalam


lingkungan LEMIGAS.Tanggal 22 Agustus 1968 terbit Surat Keputusan
Menteri Pertambangan No.61/Kpts/M/Pertamb/1968 tentang Pembentukan
Lembaga Minyak dan Gas Bumi, dan tanggal 22 Agustus 1968 terbit juga
Surat Keputusan Menteri Pertambangan No. 262/Kpts/M/Pertamb/1968 dan
mengangkat Ir. Sjarif A. Loebis sebagai Direktur Lembaga Minyak dan Gas
Bumi.
Tanggal 6 September 1968 terbit Surat Keputusan Direktur Jenderal
Minyak dan Gas Bumi No. 245/DD/Migas/1968, tentang Organisasi LEMIGAS
ditetapkan dan pelantikan pejabat- pejabatnya pada tanggal 12 November
1968 oleh Menteri Pertambangan di LEMIGAS. Surat Keputusan Menteri
Pertambangan No. 261/Kpts/M/Pertamb/1968 yang, 1972 LEMIGAS menjalin
kerja sama dengan perusahaan jasa teknik lapangan Amerika Serikat yaitu
Core Laboratories Inc
Surat persetujuan Menteri Keuangan No. S-656/MK.03/1992 tanggal 4
Juni 1992, yang mengacu kepada Keputusan Presiden No. 38 Tahun 1991
tentang Unit Swadana dan Tatacara Pengelolaannya.Undang-Undang No. 20
Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).Semua
penerimaan negara hasil pelayanan jasa teknologi harus disetorkan terlebih
dahulu ke kas negara.
Surat
Keputusan

Menteri

Pertambangan

No.

293/

Kpts/M/Pertamb/1971, tertanggal 9 Juni 1971 tentang Penunjukan LEMIGAS

untuk membentuk Study Group Pencemaran.Tahun 1974 Pemerintah


menerbitkan Peraturan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi No.
137/DJ/Migas/1974 tanggal 22 Mei 1974 tentang Susunan Organisasi serta
Tugas dan Kewajiban Lembaga Minyak dan Gas Bumi. Dalam susunan
organisasi ini Direktur LEMIGAS dibantu oleh dua orang Deputi Direktur,
masing-masing membawahi Urusan Pendidikan dan Latihan, dan Urusan
Penelitian, Pengembangan dan Jasa Teknik.
Penyempurnaan Organisasi Lembaga Minyak dan Gas Bumi melalui
Peraturan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi No. 137/DJ/Migas/1974
tanggal 22 Mei 1974 diubah menjadi Pusat Pengembangan Teknologi Minyak
dan Gas Bumi LEMIGAS (PPTMGB LEMIGAS) dalam lingkungan
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dengan Keputusan Menteri
Pertambangan No. 646 Tahun 1977 tertanggal 26 Desember 1977. Prof. Dr.
Wahjudi Wisaksono diangkat sebagai Kepala Pusat dengan Keputusan
Menteri Pertambangan No. 84/Kpts/M/Pertamb/1978 tanggal 6 Februari 1978.
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 1092 Tahun 1984
tanggal 5 November 1984, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS (PPPTMGB LEMIGAS) ditetapkan
sebagai unit pelaksanaan teknis di bidang penelitian dan pengembangan
teknologi minyak dan gas bumi dan panas bumi di lingkungan Direktorat
Jenderal Minyak dan Gas Bumi.
Penyempurnaan
Kembali

Organisasi

Keputusan

Menteri

pertambangan dan Energi No. 1748 Tahun 1992 tertanggal 31 Desember


1992. Dalam penyempurnaan ini LEMIGAS dinyatakan sebagai pelaksana
tugas Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi di bidang penelitian dan
pengembangan, dokumentasi dan informasi ilmiah, serta pelayanan jasa

teknologi di bidang pertambangan minyak dan gas bumi dan pengusahaan


panas bumi.
Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.1915
Tahun 2001 tanggal 23 Juli 2001, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS pindah dari Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi ke Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan
Sumber Daya Mineral. Tahun 2001 LEMIGAS menjadi salah satu pusat
penelitian dan pengembangan pada Balitbang ESDM.

2.2 Profil PPPTMGB LEMIGAS


2.2.1 Visi dan Misi LEMIGAS
Visi dari BLU PPPTMGB "LEMIGAS" adalah terwujudnya LEMIGAS
sebagai lembaga penelitian dan pengembangan yang unggul, professional
dan bertaraf internasional di bidang minyak dan gas bumi.
Penjelasan visi tersebut di atas adalah sebagai berikut
a. Unggul adalah bahwa LEMIGAS senantiasa unggul dalam persaingan yang
semakin ketat di bidang pelayanan jasa teknologi dan riset. Untuk itu semua
program dan kebijakanLEMIGAS diarahkan untuk mewujudkan pusat
keunggulan (center of excellence ) melalui peningkatan kompetensi SDM,
kelengkapan sarana dan prasarana serta perbaikan sistem.
b. Profesional yang berarti dalam melaksanakan tugasnya selalu berpegang
teguh pada kompetensi dan etika profesi serta mengedepankan pelayanan
prima kepada pelanggan dan stakeholder.

10

c. Bertaraf internasional artinya kegiatan litbang dan pelayanan jasa teknologi


yang dilakukan LEMIGAS dapat diterima dan diakui oleh masyarakat industri
migas internasional.

Untuk mencapai visi tersebut, LEMIGAS memiliki misi sebagai berikut:


a. Meningkatkan

peran

LEMIGAS

dalam

memberikan

masukan

bagi

penyusunan kebijakan pemerintahan guna meningkatkan iklim yang kondusif


bagi pengembangan industri minyak dan gas bumi.
b. Meningkatkan kualitas jasa penelitian dan pengembangan untuk memberikan
nilai

tambah

bagi

pelanggan.

Menciptakan

produk

unggulan

dan

mengembangkan produk andalan.


c. Meningkatkan iklim kerja yang kondusif melalui sinergi, koordinasi serta
penerapan sistem manajemen secara konsisten
2.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi LEMIGAS
Tugas Pokok dan Fungsi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi
LEMIGAS adalah salah satu unit pelaksana teknis pemerintah, di bawah
Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Sebagaimana dicantumkan
dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 18 tahun 2010 tentang Organisasi
11

dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang telah
dirubah dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
22 tahun 2013, LEMIGAS mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

a. Tugas
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi
LEMIGAS mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengembangan,
perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei serta pelayanan jasa di
bidang minyak dan gas bumi.
b. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS
menyelenggarakan fungsi:
1) penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian,
pengembangan, perekayasaan teknologi, dan pengkajian survei di bidang
minyak dan gas bumi;
2) pelaksanaan
penelitian,

pengembangan,

perekayasaan

teknologi,

pengkajian dan survei serta pelayanan jasa, pengelolaan pengetahuan dan


inovasi bidang minyak dan gas bumi;

12

3) pemantauan,

evaluasi

dan

pelaporan

pelaksanaan

penelitian,

pengembangan, dan perekayasaan teknologi, dan pengkajian di bidang


minyak dan gas bumi;
4) pelaksanaan administrasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS".

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi


LEMIGAS dalam menjalankan tugas dan fungsinya memiliki struktur
organisasi antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.

Bagian Tata Usaha;


Bidang Penyelenggaraandan Sarana Penelitian dan Pengembangan;
Bidang Program;
Bidang Afiliasi dan Informasi; dan
Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional di LEMIGAS disebut sebagai Kelompok
Pelaksana Penelitian dan Pengembangan (KPPP) berada di bawah dan
bertanggung

jawab

kepada

Kepala

Pusat.KPPP

mempunyai

tugas

melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi,


pengkajian, survei dan/atau pemetaan serta pelayanan jasa di bidang minyak
dan

gas

bumi.Masing

masing

Kelompok

Jabatan

Fungsional

ini

dikoordinasikan oleh seorang Koordinator yang diangkat oleh Kepala Badan


litbang ESDM.Koordinator KPPP dipilih dari Pejabat Fungsional Tertentu yang
memenuhi persyaratan kompetensi untuk mengkoordinasikan kegiatan KPPP.
Pejabat Fungsional adalah seorang Pegawai Negeri Sipil yang
melakukan penelitian dan pengembangan berdasarkan keahlian dan/atau
13

keterampilan tertentu serta mandiri. KPPP pada Pusat Penelitian dan


Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS berdasarkan
Keputusan Kepala Badan Litbang ESDM Nomor 230.K/73/BLB/2011 tentang
Pedoman Tata Kerja dan Hubungan antar Kewenangan pada Badan Litbang
ESDM terdiri dari :

a.
b.
c.
d.
e.

KPPP Teknologi Eksplorasi;


KPPP Teknologi Eksploitasi;
KPPP Teknologi Proses;
KPPP Teknologi Aplikasi Produk; dan
KPPP Teknologi Gas.

2.2.3 Kegiatan usaha dan perkembangan LEMIGAS


a. KP3T EKSPLOITASI
Kelompok Pelaksana Penelitian Pengembangan Teknologi Eksploitasi
(KP3T

Eksploitasi)

mempunyai

tugas

melaksanakan

penelitian

dan

pengembangan teknologi pemboran, evaluasi formasi, reservoir, produksi,


dan peningkatan pengurasan tahap lanjut atau EOR.Sasaran penelitian yang
ingin dicapai adalah peningkatan cadangan dan produksi minyak dan gas
bumi; pengembangan gas non-konvensional colbed methane (CBM) dan
shale gas; serta pengembangan teknologi penyimpanan gaskarbon dioksida
yang dikaitkan dengan EOR.
Kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan KP3 Teknologi
Eksploitasi antara lain :
1) CBM to Power.
2) Inventarisasi dan Anilisa Cadangan Migas Indonesia.
3) Pembuatan Surfaktan MES untuk peningkatan Perolehan Minyak.
14

4) Aplikasi

Konvergensi

nanoteknologi-Bioengineering

untuk

Peningkatan

Perolehan Minyak.
5) Pengembangan Teknologi Ultrasonography untuk Aplikasi Inspeksi Sumur
Minyak dan gas Bumi.
6) Pengembangan Metode karakterisasi Reservoir melalui Integrasi Seismik,
petrofisika, dan Teknik Reservoir.
7) Pengembangan Teknologi Pemodelan penyimpanan Gas CO2 pada formasi
Geologi.
b. KP3T EKSPLORASI
Kelompok Pelaksana Penelitian Pengembangan Teknologi Eksploitasi
(KP3T Eksploitasi) merupakan pelaksana teknis yang melaksanakan
penelitian

dan

pengembangan

teknologi

dibidang

eksplorasi.Program

penelitian KP3 Teknologi Eksplorasi diarahkan untuk menemukan sumber


daya migas baru dan untuk meningkatkan cadangan migas baik yang
konvensional maupun non konvensional, serta membantu memberikan solusi
kepada pemerintah dan industri migas yang terkait dengan kegiatan
eksplorasi migas.
Salah satu kegiatan untuk membantu memberikan solusi kepada
industri migas adalah dengan memberikan pelayanan jasa penelitian dan
pengembangan dalam bidang eksplorasi, antara lain melalui Jasa Analisis
Laboratorium

dan

Jasa

Studi

KP3 Teknologi Eksplorasi berperan aktif memberikan masukan untuk


menunjang kebijakan pemerintah dan kemajuan industri dalam rangka
meningkatan sumber daya migas nasional.

15

Kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan KP3 Teknologi


Eksplorasi antara lain :
1) Rekayasa instrumentasi geofisika untuk menghasilkan peralatan yang dapat
mengidentifikasi cadangan migas di reservoir dangkal.
2) Studi evaluasi lahan migas untuk mengetahui potensi sumber daya migas di
suatu cekungan.
3) Studi Potensi gas metana batubara (CBM) dan share gas untuk mendapatkan
energi non-konvensional.
4) kaji ulang wilayah kerja migas untuk me-review blok wilayah kerja migas yang
telah ditawarkan tetapi tidak diminati oleh insvestor.
c. KP3T PROSES
Kelompok Pelaksana Penelitian Pengembangan Teknologi Proses
(KP3T

Proses)

merupakan

unit

pelaksana

teknis

yang

bertugas

melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi proses


minyak dan gas bumi. Program penelitian yang dilaksanakan, diupayakan,
untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan
energi nasional melalui diversifikasi dan pemanfaatan teknologi baru.
Kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan KP3 Teknologi
Proses antara lain :
1) Penelitian dan penguasaan teknologi proses biodisel, bioteknologi, dan
pengelolaan lingkungan.
2) Penelitian tentang proses desulfurisasi bahan bakar minyak dengan metode
membran dan adsorpsi.
3) Penelitian dan pengembangan bahan bakar hijau (green fuel) berbasis bahan
nabati dengan optimasi proses produksi biodisel.
16

4) Penelitian

pemanfaatan

mikroalga

untuk

mereduksi

CO2

dan

hasil

sampingnya berupa bahan baku energi alternatif.


5) Pengolahan Oil sludge di Industri Perminyakan dengan menggunakan teknik
BIOS.
6) Pemanfaatan Lateks Alam sebagai bahan baku aditif peningkat Indeks
Viskiotas untuk minyak pelumas otomotif.
d. KP3T APLIKASI PRODUK
Kelompok Pelaksana penelitian Pengembangan Teknologi Aplikasi
Produk (KP3T Aplikasi Produk) melaksanakan penelitian terapan dan
pengembangan produk minyak dan gas bumi. Program penelitian yang
dilakukan, diupayakan untuk memberikan sumbangan pemikiran dan
pengetahuan dalam menentukan kebijakan disektor hilir migas antara lain:
pengembangan

spesifikasi

dan

penetapan

SNI produk

migas serta

melakukan monitoring mutu bahan bakar dan pelumas yang beredar di


pasaran.
Kegiatan Aplikasi Produk telah memotori pembangunan LOBP
percontohan di LEMIGAS. LOBP tersebut mampu memberikan jasa formulasi
dan blending kepada perusahaan pelumas pemerintah dan swasta yang
membutuhkan.
Kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan KP3 Teknologi
Aplikasi
1) Penelitian terapan dan pengembangan bahan bakar ramah lingkungan.
2) Penelitian tentang efisiensi energi dan penurunan emisi CO2.
3) Penelitian penerapan dan pengembangan kinerja bahan bakar alternatif
seperti biofuel, Dimethyl Ether sebagai bahan bakar rumah tangga industri
maupun transportasi.
17

4) penelitian dan pengembangan formula pelumas untuk transportasi dan


industri dari bahan baku fosil, sintesis maupun nabati.
5) penelitian Gemuk lumas ramah lingkungan untuk alat dan mesin pertanian.
e. KP3T GAS
Kelompok Pelaksana Penelitian Pengembangan Teknologi Gas (KP3T
Gas) melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan terkait dengan
teknologi gas bumi mulai pada tahap operasi produksi, pengolahan, hingga
pemanfaatannya.selain itu, kelompok ini bekerja sama denga Ditjen Migas
baik dalam pengkajian kebijakan maupun pengkajian teknis pemanfaatan
gas.
Kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan KP3 Teknologi
Gas antara lain :
1) penelitian terkait pemanfaatan gas dan penyimpanannya.
2) Pengkajian Kebijakan pemerintah yang meliputi kajian pemanfaatan gas
untuk sektor transportasi, industri, komersial dan rumah tangga.
3) penyusunan konsep standarisasi perlatan yang digunakan dalam proses
produksi, transportasi dan pemanfaatan gas bumi.
4) Pengembangan dan rancang bangun peralatan dalam proses produksi,
transportasi, dan pemanfaatan gas bumi.
5) pengkajian kelayakan proyek terkait dengan gas bumi.
6) pelayanan jasa pengujian material pipa PoliEtilen (PE, HPE), Tabung bahan
Bakar Gas dan analisis kandungan gas serta jasa bantuan teknis.

f.

LABORATORIUM KALIBRASI

18

Laboratorium

Kalibrasi

LEMIGAS

mampu

melakukan

kalibrasi

peralatanpengukuran suhu, tekanan dan volume dan telah mendapat akreditasi dari
Komite Akreditasi Nasional (KAN) sejak tahun 2007.
Untuk Pelayanan kalibrasi yang professional labortorium Kalibrasi
LEMIGAS ditunjang dengan :
1) Personil kalibrasi terlatih.
2) Standar acuan yang tertelusur ke tingkat standar nasional atau
internasional.
3) Pedoman teknis yang mengacu kepada ISO/IEC - 17025 - 2008.
4) Pedoman teknis yang mengacu kepada standar Amerika (ASTM) dan
British (BSEN).
5) Ruang kalibrasi yang memadai dengan suhu dan kelembaban
terkondisi.

2.3 Struktur organisasi PPPTMGB LEMIGAS

Gambar 1 : Struktur organisasi PPPTMGB LEMIGAS

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral


Republik Indonesia Nomor 3917 K/73/MEM/2014 tanggal 17 Oktober 2014,

19

maka susunan pejabat pengelola BLU PPPTMGB "LEMIGAS" tahun 2014


adalah sebagai berikut:
a. Kepala BLU PPPTMGB "LEMIGAS":Dr. Ir. Bambang Widarsono, M.Sc. DIC.
b. Kepala Bagian Tata Usaha
: Ratu Ulfiati, S.Si, M.Eng.
c. Kepala Bidang
1) Penyelenggaraan dan Sarana Litbang: Abdul Haris, M.Si.
2) Program
: Dr. Ir. Usman, M.Eng.
3) Afiliasi dan Informasi
: Ir. Daru Siswanto
d. Koordinator Kelompok Pelaksana Penelitian dan Pengembangan (KP3)
1) Teknologi Eksplorasi
: Ir. Eko Budi Lelono, PhD.
2) Teknologi Eksploitasi
: Dr. Ir. Bambang Widarsono, M.Sc. DIC.
3) Teknologi Proses
: Drs. Chairil Anwar, M.Si.
4) Teknologi Aplikasi Produk : Ir. Sugeng Riyono, M.Sc.
5) Teknologi Gas
: Ir. Bambang Wicaksono Teguh Mulyo, M.Sc.
BAB III
LAPORAN KEGIATAN KULIAH KERJA PRAKTIK
3.1 Landasan Teori
3.1.1 Pengertian Laporan keuangan
Menurut Sutrisno (2009:9), Laporan Keuangan merupakan hasil akhir
dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni neraca dan
laporan laba rugi. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk
menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam mengambil
keputusan.
Harahap (2004:190), Analisa Laporan Keuangan adalah menguraikan
pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu
dengan yang lain, baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif.

20

Analisis rasio merupakan salah satu alat ukur dalam menentukan dan
mengukur hubungan antara pos-pos yang satu dengan pos-pos yang lain
yang ada di dalam laporan keuangan sehingga dapat diketahui perubahan
dari masing-masing pos tersebut.
Munawir (2007:37), Analisis Rasio adalah suatu metode analisa untuk
mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba
rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

Sutrisno (2009:215), untuk keperluan evaluasi perlu dihubungkan


elemen-elemen yang ada dalam laporan keuangan agar bisa diinterpretasikan
lebih lanjut. Menghubung-hubungkan elemen-elemen yang ada di laporan
keuangan ini sering disebut analisis rasio keuangan.Dari pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan adalah suatu metode
analisa yang membandingkan pos laporan keuangan dengan pos lainnya
untuk menilai kinerja perusahaan.
Tujuan dari rasio keuangan adalah membantu manajer dalam
memahami apa yang

perlu dilakukan perusahaan sehubungan dengan

informasi yang berasal dari keuangan yang sifatnya terbatas. Dengan


menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu informasi
tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan. Dari
informasi tersebut, manajer dapat membuat keputusan-keputusan penting di
masa yang akan datang. Bagi pihak ekstern, rasio keuangan bertujuan untuk

21

memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan.


Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah membeli, menahan
atau menjual saham perusahaan tersebut.
3.1.2 Keunggulan dan keterbatasan analisis rasio
Menurut Harahap (2008:298), keunggulan analisa rasio adalah sebagai berikut:
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar yang lebih mudah dibaca dan
ditafsirkan;
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dan informasi yang disajikan
laporan keuangan;
c. Mengetahui posisi keuangan di tengah industri lain;
d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model prediksi (Z-Score);
e. Menstandarisasi size perusahaan;
f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain;
g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang
akan datang.

Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Harahap (2008:299), adalah sebagai


berikut:
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya;
b. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan;
c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan
menghitung rasio;
d. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron;

3.1.3 Macam-macam ratio


a. Rasio menurut sumber darimana rasio dibuat, terdiri dari:

22

1) Rasio-rasio neraca, merupakan rasio yang menghubungkan elemen-elemen


yang ada pada neraca saja, seperti current ratio dan cash ratio.
2) Rasio-rasio laporan laba-rugi, yaitu rasio yang menghubungkan elemenelemen yang ada pada laporan laba rugi saja, seperti profit margin,
operating ratio, dan lain-lain.
3) Rasio-rasio antar laporan, yaitu rasio yang menghubungkan elemen-elemen
yang ada pada dua laporan, neraca dan laporan laba rugi seperti return in
investment, return on equity, dan lainnya.
b. Rasio menurut tujuan penggunaan rasio yang bersangkutan terdiri dari:
1) Rasio likuiditas, yaitu rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan

perusahaan

dalam

membayar

hutang-hutang

jangka

pendeknya.
2) Rasio solvabilitas, yaitu rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur sampai
seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang.
3) Rasio aktivitas, yaitu rasio-rasio yang mengukur efektivitas perusahaan
dalam memanfaatkan sumber dananya.
4) Rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas, yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.
5) Rasio penilaian, yaitu rasio-rasio untuk mengukur kemampuan manajemen
untuk menciptakan nilai pasar agar melebihi biaya modalnya
a. Rasio Likuiditas
Menurut
perusahaan

Sutrisno

untuk

(2009:215),

membayar

Likuiditas

adalah

kewajiban-kewajibannya

kemampuan
yang

segera

dipenuhi.Menurut Munawir (2007:31), Likuiditas menunjukkan kemampuan


suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang segera
harus dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih.
Perusahaan dikatakan likuid apabila memiliki kemampuan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan jika tidak mampu disebut
23

unlikuid. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan


dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek yang segera harus
dipenuhi. Rasio likuiditas ini terdiri dari:

1) Current Ratio
Current ratio inimenunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek
atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut.
Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu
menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo
karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan.
Kelemahan dari current ratio adalah bahwa rasio ini tidak membedakan
antara jenis aktiva lancar yang berbeda dimana sebagian dari aktiva ini jauh
lebih likuid daripada lainnya.

Current Ratio =

aktivalancar
utang lancar

2) Cash Ratio
Rasio ini adalah rasio yang paling likuid. Semakin tinggi rasio ini
semakin tinggi pula kemampuan likuiditas perusahaan yang bersangkutan
namun dalam prakteknya akan mempengaruhi profitabilitasnya. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa likuiditas adalah suatu ukuran kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang tampak pada
posisi aliran kas yang merupakan alat penyaluran kegiatan-kegiatan
keuangan yang direncanakan untuk perusahaan pada masa yang akan

24

datang agar menunjukkan suatu kekayaan yang meyakinkan apabila


kewajiban-kewajiban keuangan yang jatuh tempo dibutuhkan maka uang kas
akan tersedia.
kas+ sekuritas
Cash Ratio = hutang lancar

3) Quick Ratio
Kasmir (2012:136),merupakan

rasio

yang

menunjukan

kemampuan

perusahaan dalam memenuhi, membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka
pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory).

Quick Ratio =

aktivalancar persediaan
hutanglancar

b. Rasio Solvabilitas
Djarwanto

(2004:162),

Rasio

Solvabilitas

adalah

rasio

yang

menunjukkan kapasitas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi


kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Besarnya ukuran umum yang
dipakai adalah 200% atau 2:1 yang berarti dua kali dari total hutang
perusahaan dikatakan solvable bila rasionya kurang dari 200%. Solvabilitas
perusahaan dapat dihitung dengan cara beberapa analisis rasio yaitu sebagai
berikut:
1) Total Debt to Assets Ratio (Rasio Hutang Terhadap Aktiva)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya. Semakin
25

tinggi total debt semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. (Syamsudin, 2007:54).

Total Debt to Assets Ratio =

total hutang
total aktiva

2) Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang Terhadap Modal)


Rasio ini untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibelanjai oleh pihak
kreditur. Semakin besar rasio ini berarti semakin besar dana yang di ambil dari luar.

Total Debt to Equity Ratio =

total hutang
total ekuitas

c. Rasio Profitabilitas
Menurut

Sutrisno

(2009:222),

Profitabilitas

adalah

hasil

dari

kebijaksanaan yang diambil oleh manajemen. Rasio keuntungan untuk


mengukur seberapa besar tingkat keuntungan menunjukkan semakin baik
manajemen dalam mengelola perusahaan.Menurut Husnan dan Pujiastuty
(2002:73), Rasio Profitabilitas yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva
perusahaan atau mungkin sekelompok aktiva perusahaan.
Oleh karena, profitabilitas merupakan pencerminan efisiensi suatu
perusahaan di dalam menggunakan modal kerja, maka cara menggunakan
tingkat profitabilitas untuk ukuran efisiensi suatu perusahaan merupakan cara
yang baik. Rasio profitabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut:
26

1) Return on Assets
Return on assets juga disebut sebagai rentabilitas ekonomis
merupakan ukuran kemampuan perusahaan dengan menghasilkan laba
dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang
dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak. Semakin besar ROA maka
semakin besar tingkat keuntungan dan semakin baik posisi perusahaan dari
segi penggunaan aktiva.

Return on Assets =

laba bersih sesudah pajak


total aktiva

2) Return on Equity
Menurut Sutrisno (2009:223), Return on equity ini seringdisebut dengan rate
of return on net worth yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang
menyebut sebagai profitabilitas modal sendiri. Rasio ini menunjukkan kemampuan
modal pemilik yang ditanamkan oleh pemilik atau investor untuk menghasilkan laba
bersih yang menjadi bagian dari pemilik. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi
keuntungan investor karena semakin efisien modal yang ditanamkannya. Rasio ini
27

digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan


keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham
preferen.

Return on Equity =

laba bersih sesudah pajak


modal sendiri

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas


adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan dengan menggunakan aktiva atau modal yang menghasilkan
laba tersebut dan berguna untuk mengetahui besarnya kembalian yang
diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik.
3) Net Profit Margin
Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)Rasio ini mengukur laba bersih
setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin
baik operasi suatu perusahaan.

Net Profit Margin =

1)

laba bersih sesudah pajak


penjualan

d. Ratio Aktivitas
Fixed Assets Turnover
Perputaran Aktiva Tetap adalah rasio antara penjualan dengan aktiva
tetap neto. Rasio ini menunjukkan bagaimana penjualan perusahaan
dikaitkan dengan penggunaan aktiva tetapnya, seperti gedung, kendaraan,
mesin-mesin, dan perlengkapan kantor.
28

Fixed Assets Turnover =

penjualan
aktiva tetap bersih

Dari formulanya dapat diketahui bahwa perputaran aktiva tetap


menunjukkan sebarapa besar nilai penjualan yang diperoleh perusahan untuk
setiap aktiva tetap yang dimilikinya.
2) Total Assets Trunover
Perputaran Total Aktiva adalah rasio keuangan yang mereprentasikan
kemampuan perusahaan untuk menciptakan penjualan dengan menggunakan
seluruh aktiva yang dimilikinya. Rasio ini juga memperlihatkan efektivitas
perusahaan dalam mengelola perputaran komponen atau elemen aktiva itu
sendiri. Formula untuk menghitung Perputaran Aktiva Total adalah sebagai
berikut:
Total Assets Turnover =

penjualan
aktiva total

Dari formulanya dapat diketahui bahwa perputaran aktiva total


menunjukkan seberapa besar perusahaan telah melakukan penjualan dengan
menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Rasio ini memberikan
informasi seberapa besar kontribusi setiap aktiva
penjualan.
3) Working Capital Turn over
Perputaran Modal Kerja

merupakan

rasio

untuk menciptakan

keuangan

yang

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mandaya-gunakan modal kerja


untuk menciptakan penjualan. Rasio ini merepresentasikan seberapa banyak
modal kerja berputar dalam satu tahun. Formula untuk menghitung
Perputaran Modal Kerja adalah sebagai berikut:
sales
Working Capital Turn Over = net working capital

29

Dari formulanya diketahui bahwa perputaran modal kerja menjelaskan


besarnya kontribusi modal kerja dalam mendapatkan penjualan bersih. Rasio
ini menunjukkan berapa kali modal kerja berputar dalam satu tahun.
4) Inventory Turnover
Menurut

Bambang

Riyanto

(2001:70),

menerangkan

bahwa

Inventory merupakan persediaan barang yang sesuai dalam perputaran,


yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjut di
dalam perusahaan tersebut yang mengakibatkan perubahan bentuk dari
barang yang bersangkutan.

Inventory Turnover =

penjualan
persediaan

Dibutuhkan konsistensi dalam penggunaan harga pokok penjualan


sebagai pembilang karena, seperti juga persediaan, akun ini disajikan
berdasarkan biaya perolehan. Sebaliknya, penjualan, mencakup margin laba.
Persediaan rata rata dihitung dengan menambah saldo awal dan saldo
akhir persediaan, dan membaginya dengan dua. Perhitungan rata rata ini
dapat diperhalus dengan rata rata angka persediaan kuartalan atau
bulanan.

30

3.2 Analisis dan pembahasan laporan keuangan PPPTMGB LEMIGAS


3.2.1 Analisis laporan keuangan
Dikarenakan terbatasnya laporan keuangan yang telah diperoleh dari
PPTMGB LEMIGAS Jakarta, maka rasio keuangan yang dapat dianalisis dalam
laporan keuangan tersebut dengan menggunakan analisis rasio keuangan adalah
sebagai berikut :
a. Rasio Likuiditas
1) Current Ratio
Current Ratio =

aktivalancar
utang lancar

Current Ratio 2013 =

48.444 .066 .569


= 50,14kali
966.068.820

Current Ratio 2014 =

94.787.508 .165
1.258.710 .772 = 75,30 kali

2) Cash Ratio

kas+ sekuritas
Cash Ratio = hutang lancar

Cash Ratio 2013 =

36.775 .862 .947


966.068 .820

50,14 kali

Cash Ratio 2014 =

73.997 .469 .621


1.258 .710 .772

58,78kali

3) Quick Ratio
31

Quick Ratio =

aktivalancar persediaan
hutanglancar

Quick Ratio 2013 =

48.444 .066 .5591.889 .349 .387


966.068 .820

= 48,18kali

Quick Ratio 2014 =

94.787.508 .1653.532.811 .321


1.258.710 .772

= 72,49kali

b. Rasio Solvabilitas
1) Total Debt to Assets Ratio
Total Debt to Assets Ratio =

total hutang
total aktiva

Total Debt to Assets Ratio 2013 =

966.068 .820
1.439 .230 .986 .982 =

0,067 %

Total Debt to Assets Ratio 2014 =

1.258 .710 .772


1.560 .758 .536 .772 =

0,080 %

2) Total Debt to Equity Ratio


Total Debt to Equity Ratio =

total hutang
total ekuitas

Total Debt to Equity Ratio2013 =

966.068 .820
1.438 .264 .918 .108 = 6,71%

Total Debt to Equity Ratio2014 =

1.258 .710 .772


1.559 .499 .826 .000 = 8,07%

c. Rasio Profitabilitas
1) Return On Assets
Return on Assets =

laba bersih sesudah pajak


total aktiva

32

Return on Assets2013 =

112.726 .752.287
1.439 .230 .986 .928 = 0,078 %

Return on Assets 2014 =

87.707 .796 .954


1.560 .758 .536 .772 = 0,056 %

d. Rasio Aktivitas
1) Fixed Assets Turnover
Fixed Assets Turnover2013 =

307.417 .826 .140


41.250.438 .770 = 7,45kali

Fixed Assets Turnover2014 =

190.578 .275 .896


94.526 .176 .038 = 2,01 kali

2) Total Assets Turnover

Total Assets Turnover =

penjualan
aktiva total

Total Assets Turnover2013 =

307.417 .826 .140


1.439 .230 .986 .928 = 0,213kali

Total Assets Turnover2014 =

190.578 .275 .896


1.560 .758 .536 .772 =0,122 kali

3) Inventory Turnover
Inventory Turnover =

penjualan
persediaan

Inventory Turnover2013 =

190.578 .275 .896


3.532 .811.321 =

53,94 kali

Inventory Turnover2014 =

307.417 .826 .140


1.889 .349 .387 =

162,71 kali

33

3.3 Hasil analisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas
pada laporan keuangan PPPTMGB LEMIGAS tahun 2013 dan 2014

Hasil Analisis
Perubahan dari
Alat Analisis

Tahun

Tahun
tahun 2013 terhadap

2013

2014
2014

Rasio Likuiditas
1. Current Ratio

50,14 kali

75, 30 kali

25,16 kali

2. Cash Ratio

50,14 kali

58,78 kali

8,64 kali

3. Quick Ratio

48,18 kali

72,49 kali

24,31 kali

Rasio Solvabilitas
1. Total Debt to Total
0,067%

0,080%

0,013%

6,71%

8,07%

1,36%

Assets Ratio
2. Total Debt to Equity
Ratio
Rasio Profitabilitas
1. Return on Assets

0,078%

0,056 %

Rasio Aktivitas
34

-0,022%

1. Fix Assets Turn Over

0,213kali

0,122 kali

-0,091 kali

53,94 kali

162,71 kali

108,77 kali

2. Total assets Turn


Over
Tabel 1 : Tabel Analisis Perbandingan Tahun 2013 dan Tahun 2014 Rasio Likuiditas,
Rasio solvabilitas,Rasio Profitabilitas, Rasio Aktivitas Pada PPTMGB LEMIGAS

Pembahasan :
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan, maka dapat dibuat pembahasan
mengenai keadaan likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas
a. Current ratio
Current Ratio menunjukkan sejauh mana kewajiban lancar yang dijamin
pembayarannya oleh aktiva lancar yang dimiliki perusahaan tersebut. Dari
analisis terlihat bahwa Current Ratio perusahaan PPPTMGB LEMIGAS
tahun 2013 sebesar 50,14 kali

mengalami kenaikan pada tahun 2014

menjadi 75,30 kali dengan selisih perbandingan 25,16 kali. Sehingga


dapat

disimpulkan,

bahwa

kenaikan

Current

ratio

menunjukkan

perusahaan memiliki kinerja yang baik karena perusahaan masih mampu


untuk mampu membayar kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar yang
dimiliki.
b. Cash Ratio
Cash Ratio menunjukkan perbandingan antara kas dan aktiva lancar yang
bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Dari hasil analisis
terlihat bahwa cash ratio mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar
50,14 kali dan 2014 sebesar 58,78 kali dengan selisih perbandingan 8,64
kali. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kenaikan cash ratio menunjukkan
kondisi perusahaan dalam keadaan likuid dan peningkatan tingkat rasio

35

menunjukkan

peningkatan

kinerja

perusahaan

yang

baik

karena

perusahaan masih mampu membayar kewajiban lancarnya dengan aktiva


liquid yang dimiliki.
c. Quick Ratio
Quick Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban financial jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar
yang lebih liquid. Dari hasil analisis terlihat bahwa Quick Ratio tahun 2013
sebesar 48,18 kali dan tahun 2014 sebesar 72,49 kali

mengalami

kenaikan dengan selisih perbandingan sebesar 24,31 kali sehingga dapat


disimpulkan bahwa kenaikan Quick Ratio menunjukkan perusahaan
mampu

membayar

kewajiban

financial

jangka

pendek

dengan

menggunakan aktivitas lancar yang lebih liquid.


2. Rasio Solvabilitas
a. Total Debt to Total Assets Ratio
Total Debt to Total Assets Ratio menunjukkan sejauh mana perusahaan
mampu menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva yang
dimilikinya. Dari hasil analisis terlihat bahwa Total Debt to Total Assets
Ratio Tahun 2013 sebesar 0,067% dan 2014 sebesar 0,080% mengalami
kenaikan

dengan selisih 0,013%sehingga dapat disimpulkan bahwa

kenaikan Total Debt to Total Assets Ratio disebabkan oleh kenaikan


hutang yang lebih besar daripada kenaikan total aktiva, yang berarti
kemampuan ekonomi perusahaan dalam memenuhi kewajiban dengan
menggunakan aktiva dalam keadaan baik.

b. Total Debt to Total Equity Ratio


Total Debt to Total Equity Ratio untuk mengukur seberapa jauh
perusahaan dibelanjai oleh pihak kreditur. Dari hasil analisis terlihat bahwa
36

Total Debt to Total Equity Ratio tahun 2013 sebesar 6,71% dan tahun
2014 sebesar 8,07% dengan selisih perbandingan sebesar 1,36%.
Sehingga dapat disimpulkan antara tahun 2013 dan 2014 Total Debt to
Total

Equity

Ratio

menunjukan

kenaikan

signifikan

yang

berarti

perusahaan menanggung risiko financial yang semakin besar dari


bertambahnya hutang atau kewajiban setiap tahunnya.
3. Rasio Profitabilitas
a. Return on Assets
Return on Assets memberikan gambaran tentang hasil yang didapatkan
dari investasi yang dilakukan perusahaan pada total aktiva. Dari hasil
analisis terlihat bahwa Return on Assets tahun 2013 sebesar 0,078% dan
tahun 2014 sebesar 0,056% dengan selisih perbandingan sebesar
-0,022%, sehingga dapat disimpulkan bahwa penurunan Return on assets
antara 2013 dan tahun 2014 menunjukkan kinerja perusahaan yang
kurang baik karena pendapatan atau laba perusahaan mengalami
penurunan antara tahun 2013 dan tahun 2014.

4. Rasio Aktivitas
a. Fix Assets Turn Over
Fix Assets Turn Over menunjukkan perbandingan antara aktiva tetap yang
dimiliki terhadap penjualan dan mengukur seberapa besar tingkat
kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktiva tetap yang dimiliki
secara efisien. Dari hasil analisis terlihat bahwa Fix Assets Turn Over pada
tahun 2013 sebesar 21,35kali dan tahun 2014 sebesar 12,21 kali dengan
selisih perbandingan

sebesar -9,14 kali

37

yang

berarti

mengalami

penurunan yang mengakibatkan kurang baiknya kinerja perusahaan dan


menurunnya volume penjualan perusahaan pada tahun tersebut.
b. Total Assets Turn Over
Total Assets Turn Over menunjukkan efektivitas penggunaan aktiva
operasi perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Dari analisis terlihat
bahwa Total Assets Turn Over pada tahun 2013 sebesar 5394,5 kali dan
tahun 2014 sebesar 16271 kali dengan selisih perbandingan sebesar
10876,5 kali yang berarti perusahaan mengalami penurunan yang
menggambarkan bahwa perusahaan belum mampu mempertahankan
kemampuannya dalam mengefektifkan total asset yang dimiliki.

BAB IV
PENUTUPAN
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan analisa yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :


1. Rasio Likuiditas pada PPPTMGB LEMIGAS dari tahun 2013 ke tahun
2014 mengalami kenaikan yang berarti perusahaan semakin baik dan
dalam kondisi sehat.
2. Rasio Solvabilitas pada PPPTMGB LEMIGAS dari tahun 2013 ke tahun
2014 mengalami kenaikan yang berarti semakin baik kemampuan

38

perusahaan

untuk

membayar

kewajiban

jangka

pendeknya

dan

memungkinkan perusahaan meningkatkan keuntungan.


3. Rasio Profitabilitas pada PPPTMGB LEMIGAS dari tahun 2013 ke tahun
2014

mengalami

penurunan

yang

berarti

menunjukkan

kinerja

perusahaan yang kurang baik karena laba pendapatan pada tahun 2013
ke tahun 2014 mengalami penurunan dan aktiva nya mengalami
peningkatan, sehingga perusahaan kurang maksimal dalam menghasilkan
keuntungan dengan semua aktiva yang dimilikinya.
4. Rasio Aktivitas pada PPPTMGB LEMIGAS dari tahun 2013 ke tahun
2014 mengalami penurunan yang menggambarkan bahwa perusahaan
belum mampu mempertahankan kemampuannya dalam mengefektifkan
total asset yang dimiliki dan penjualan per tahun.

4.2 SARAN
1. PPPTMGB LEMIGAS harus meningkatkan kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka panjangnya dan meningkatkan
kinerja perusahaan.
2. PPPTMGB LEMIGAS harus lebih meningkatkan kinerja manajemen
dalam mengelola penjualan dan mengefektifkan asset yang dimiliki.

39

DAFTAR PUSTAKA
Djarwanto.

2004.Pokok-Pokok

Analisis

Laporan

Keuangan,Edisi

Kedua.

BPFE.Yogyakarta.
Munawir.2007. Analisis Laporan keuangan, Cetakan Keempat Belas. Liberty.
Yogyakarta
Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi, Cetakan Ketujuh.
Ekoisia. Yogyakarta
Drs. Lukas Setia Atmaja, M.Se.1999. Manajemen Keuangan, Edisi Revisi.
Yogyakarta

40

Dr. Dermawan Sjahrial, M.M. 2007. Manajemen Keuangan Lanjutan. Mitra Wacana
Media

41

Das könnte Ihnen auch gefallen