Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Zat kimia
Zat-zat kimia (misal benzene, arsen, pestisida, kloramfenikol, fenilbutazon) diduga dapat
meningkatkan risiko terkena leukemia.Sebagian besar obat-obatan dapat menjadi penyebab
leukemia (misalnya Benzene), pada orang dewasa menjadi leukemia nonlimfoblastik akut.
Virus
Beberapa virus tertentu sudah dibuktikan menyebabkan leukemia pada binatang.Ada
beberapa hasil penelitian yang mendukung teori virus sebagai salah satu penyebab leukemia
yaitu enzyme reserve transcriptase ditemukan dalam darah penderita leukemia.Seperti
diketahui enzim ini ditemukan di dalam virus onkogenik seperti retrovirus tipe C yaitu jenis
RNA yang menyebabkan leukemia pada binatang.
Pada manusia, terdapat bukti kuat bahwa virus merupakan etiologi terjadinya leukemia.
HTLV (virus leukemia T manusia) dan retrovirus jenis cRNA, telah ditunjukkan oleh
mikroskop elektron dan kultur pada sel pasien dengan jenis khusus leukemia/limfoma sel T
yang umum pada propinsi tertentu di Jepang dan sporadis di tempat lain, khususnya di antara
Negro Karibia dan Amerika Serikat.
Patofisiologi
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan kita dengan infeksi.
Sel ini secara normal berkembang sesuai dengan perintah, dapat dikontrol sesuai dengan
kebutuhan tubuh kita.Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum tulang
yang lebih dari normal.Mereka terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi
seperti biasanya. Sel leukemia memblok produksi sel darah putih yang normal, merusak
kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel lekemia juga merusak produksi sel darah lain pada
sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai
oksigen pada jaringan.
Menurut Smeltzer dan Bare (2001) analisa sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan
mengenai aberasi kromosomal yang terdapat pada pasien dengan leukemia. Perubahan
kromosom dapat meliputi perubahan angka, yang menambahkan atau menghilangkan seluruh
kromosom, atau perubahan struktur, yang termasuk translokasi ini, dua atau lebih kromosom
mengubah bahan genetik, dengan perkembangan gen yang berubah dianggap menyebabkan
mulainya proliferasi sel abnormal.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih
mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan tersebut
seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang
kompleks).Penyusunan
kembali
kromosom
(translokasi
kromosom)
mengganggu
pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah tak terkendali dan menjadi
ganas.Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari selsel yang menghasilkan sel-sel darah yang normal.Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam
organ lainnya, termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal dan otak.
Jika penyebab leukemia virus, virus tersebut akan masuk ke dalam tubuh manusia jika
struktur antigennya sesuai dengan struktur antigen manusia. Bila struktur antigen individu
tidak sama dengan struktur antigen virus, maka virus tersebut ditolaknya seperti pada benda
asing lain. Struktur antigen manusia terbentuk oleh struktur antigen dari berbagai alat tubuh,
terutama kulit dan selaput lendir yang terletak di permukaan tubuh (kulit disebut juga antigen
jaringan ). Oleh WHO terhadap antigen jaringan telah ditetapkan istilah HL-A (Human
Leucocyte Lucos A). Sistem HL-A individu ini diturunkan menurut hukum genetika sehingga
adanya peranan faktor ras dan keluarga dalam etiologi leukemia tidak dapat diabaikan.
Leukemia merupakan proliferasi dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan
biasanya berakhir fatal.Leukemia dikatakan penyakit darah yang disebabkan karena
terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu sumsum tulang.Penyakit ini sering
disebut kanker darah.Keadaan yang sebenarnya sumsum tulang bekerja aktif membuat sel-sel
darah tetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang tidak normal dan sel ini mendesak
pertumbuhan sel darah normal.
Proses patofisiologi leukemia dimulai dari transformasi ganas sel induk hematologis
dan turunannya. Proliferasi ganas sel induk ini menghasilkan sel leukemia dan
mengakibatkan penekanan hematopoesis normal, sehingga terjadi bone marrow failure,
infiltrasi sel leukemia ke dalam organ, sehingga menimbulkan organomegali, katabolisme sel
meningkat, sehingga terjadi keadaan
GAMBARAN KLINIS
Leukemia limfoblastik kronik mempunyai bermacam-macam jenis. Banyak pasien yang tidak
menunjukkan gejala menderita LLK. Gambaran klinis diantaranya letih lesu, infeksi,
hilangnya berat badan, keringat malam, limfadenopati dan hepatosplenomegali. Gambaran
klinis
yang
lain
diantaranya
adalah
Infeksi,
fatigue,
limfadenopati
(80%),
Klasifikasi RAI
Stadium Penemuan Survival
0 : Hanya limfositosis (>120 bulan)
I : Limfositosis plus limfodenopati (95 bulan)
Klasifikasi BINET
Stadium Penemuan Survival
A Hb> 10, trombosit >100 , <3 area yang terpengaruh (>120 bulan)
B Hb> 10, trombosit >100 , >3 area yang terpengaruh (84 bulan)
C Hb< 10, trombosit <100 , <3 area yang terpengaruh termasuk cervical, nodul axila atau
inguinal, spleen atau hati (24 bulan)
GAMBARAN MIKROSKOPIS LLK
DIAGNOSA
Diagnosa ditegakkan berdasarkan pemeriksaan darah biasanya ditemukan secara tidak
sengaja dengan hitung limfosit yang sangat tinggi atau disebut juga limfositosis. Menurut
Mulligan (2008), penegakkan diagnosa dapat disimpulkan dari fitur pemeriksaan klinis dan
fitur pemeriksaan laboratorium.
lain
yang
dibutuhkan
dan
cukup
bermanfaat
adalah:
1. Direct Antiglobulin Test (DAT) pemeriksaan ini sangat penting pada semua pasien
anemik dan sebelum terapi dilaksanakan.
2. Hitung Retikulosit
3. Fungsi ginjal dan hati
4. Serum protein elektroporesis adanya peningkatan. Tingkat serum imunoglobulin dalam
darah Hipogammaglobulinemia, hampir setengah populasi menderita, pada stadium lanjut
hampir semua pasien menderita. Bila seseorang tingkat antibodinya rendah, orang tersebut
dapat lebih mudah menderita sakit. Oleh karena itu transfusi imunoglobulin mungkin
bermanfaat bagi pasien. Adanya mutasi pada imunoglobin rantai berat (heavy chain) prognosa buruk.
5. Meningkatnya jumlah limfosit 2 kali lipat dalam satu tahun mempunyai surival yang lebih
rendah dibandingkan dengan meningkatnya limfosit 2 kali lipat lebih dari 1 tahun
6. Pemeriksaan Xray pada paru-paru
7. Biopsi nodul limfa dalam beberapa kasus pemeriksaan biopsi pada limfa mungkin
dibutuhkan untuk membedakannya dengan limfoma atau bila dicurigai telah bertransformasi
ke limfoma.
8. CT (Computerisec Axial Tomography) Scan berguna bila dicurigai adanya splenomegali
pada pemeriksaan fisik untuk mengkonfirmasikannya.
PROGNOSA
Prognosa tergantung dari area yang terpengaruh serta hasil pemeriksaan sel darah merah dan
tidak memperlihatkantrombosit. Stadium A, merupakan stadium awal gejala, nil terapi.
Stadium B dan C membutuhkan terapi. Sepertiga dari LLK tidak membutuhkan terapi dan
dapat hidup lebih dari 10 tahun, sedangkan sepertiga lagi berproses ke stadium berikutnya
dan membutuhkan terapi, sisanya agresif dan membutuhkan terapi setelah didiagnosa. Tidak
ada terapi dapat menyembuhkan LLK. Tujuan utama adalah mengkontrol simptom dan
kemungkinan memperpanjang usia. Berkisar 5% Penderita LLK berkembang menjadi Large
Cell Lymphoma yang sangat agresif. Prognosa pada pasien ini buruk dan hanya 5 bulan
survival.
BINET A & B) dibutuhkan terapi. Terapi termaksud kemoterapi baik single maupun
kombinasi, monoklonal antibodi, transplantasi sumsum tulang dan dosis rendah radioterapi.
Pada pasien ini imun sistem mungkin terganggu, oleh karena itu antibiotik dan anti jamur
mungkin dibutuhkan. Selain itu penggunaan immunoglobulin juga diberikan untuk
meningkatkan sistem imunitas dan mencegah infeksi.
Chlorambucil(Leukeran) : adalah kemoterapi oral jenis alkylating yang mana dipergunakan
lebih dari 40 tahun dalam mengobati LLK.
Fludarabine : adalah terapi standar yang dipergunakan untuk mengatasi LLK yang
berprogresif.
Alemtuzumab (Campath) : adalah recombinant antibodi monoklonal yang secara langsung
melawan CD52. CD52 adalah ekspresi normal pada lapisan luar (surface) limfosit B dan T
yang malignan, sel natural killer, monosit.
Rituximab : recombinant antibodi monoklonal yang secara langsung ke reseptor CD20.
Terapi radiasi : Pada dosis rendah, radiasi pada spleen menolong mengkontrol simptom dari
LLK dari beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Transplantasi sumsum tulang : Pasien yang berusia lebih muda mungkin mendapatkan
manfaat dari terapi ini dengan memungkinkan untuk sembuh total, baik dengan regim
mieoblatif maupun non mieoblatif.