Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
B.
ETIOLOGI
Penyebab-penyebabnya antara lain:
1. Trombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak).
Merupakan penyebab stroke yang paling sering di temui yaitu 40% dari
semua kasus stroke yang telah dibuktikan oleh ahli patologis. Biasanya
berkaitan erat dengan kerusakan lokal dinding pembuluh darah akibat
aterosklerosis.
2. Embolisme cerebral (bekuan darah atau material lain)
Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal (thrombus, emboli,
perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (Hypoksia
karena gangguan paru dan jantung). Arterosklerosissering/cenderung sebagai
faktor penting terhadap otak. Thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik atau
darah dapat beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau
terjadi turbulensi. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus
menyebabkan oedema dan nekrosis diikuti thrombosis dan hypertensi pembuluh
darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan menyebabkan kematian
dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebrovaskuler. Anoksia serebral dapat
reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversible dapat anoksia
lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang
bervariasi, salah satunya cardiac arrest.
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Pujianto (2008), stroke dapat menyebabkan berbagai defisit
neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat),
ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral
(sekunder atau aksesori). Tanda dan gejala ini muncul pada penderita stroke antara
lain :
1. Kehilangan motorik : hemipelgi (paralisys pada suatu sisi) karena lesi
pada sesi otak yang berlawanan,hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi
tubuh.
2. Kehilangan komunikasi:disartria (kesulitan bicara),disfasia atau afasia
(bicara deektif atau kehilangan bicara), apraksia (ketidakmampuan untuk
melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya).
3. Gangguan persepsi: disfungsi persepsi visual,gangguan hubungan visual
spasial,kehilangan sensori.
4. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis.
5. Disfungsi kandung kemih.
Asosiasi pemulihan stroke di New South Wales tampil dengan suatu
akronim untuk membuat orang tahu bila mereka dalam bahaya akan terkena
serangan stroke, atau telah mengalaminya tanpa menyadarinya yaitu DANGER
(Henderson,2002:10)
a. Dizziness or unsteadiness (rasa pening atau rasa tidak tetap pada
tangan atau pada tangan dan atau pandangan mata).
5
2. KEPERAWATAN
a. Phase Akut :
Pertahankan fungsi vital seperti : jalan nafas, pernafasan, oksigenisasi
dan sirkulasi.
Pencegahan peningkatan TIK. Dengan meninggikan kepala 15-30
menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan, pemberian
dexamethason.
Pasien di tempatkan pada posisi lateral atau semi telungkup dengan
kepala tempat tidur agak ditinggikan sampai tekanan vena serebral
berkurang.
b. Post phase akut :
Pencegahan spatik paralisis dengan antispasmodik
Program fisiotherapi
Penanganan masalah psikososial
F. KOMPLIKASI
akan membantu
II.
Tomografi
Scan)
Pembidaian
ini
dengan
keterlibatan
sengaja
10
C. RENCANA TINDAKAN
1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan.dengan terputusnya
aliran darah : penyakit oklusi, perdarahan, spasme pembuluh darah
serebral, edema serebral
Tujuan dan kriteria hasil :
- Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK
- Peningkatan fungsi kognitif, motorik, sensorik
- Tingkat kesadaran membaik
Intervensi:
a. Pantau status neurologis tiap beberapa jam(ukur GCS)
b. Ukur TTV
c. Letak agak ditn kepala klien agak tegak ditinggikan
d. Kolaborasi pemberian obat
2. Kerusakan mobilitas
fisik berhubungan dengan
keterlibatan
masalah
komunikasi.
11
Intervensi
a.
b.
c.
d.
Defisit
perawatan
diri
berhubungan
dengan
kerusakan
perawatan diri
Dapat melakukan
aktivitas
perawatan
diri
dalam
tingkat
kemampuannya
Intervensi
a. Kaji tingkat katergantungan
b. Berikan bantuan pada klien sesuai kebutuhan
c. Berikan umpan balik positif untuk setiap usaha
D. PELAKSANAAN
Implementasi Keperawatan adalah pengolahan dan perwujutan dari recana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.
Yang perlu diperhatikan pada pelaksanaan tindakan keperawatan yaitu :
1. Tepat waktu.
2. Pelaksaan tindakan keperawatan sesuai dengan program terapi.
3. Dalam pelaksanaan tindakan privasi pasien harus dijaga.
E. EVALUASI
Hasil Evaluasi yang mungkin didapat adalah :
12
13